Mrk 03 Laporan Seminar Kitab Suci 2011 .
Laporan Seminar Kitab Suci 2011
Marcellius Ari Christy (09.09042.000071)
YESUS DAN BEELZEBUL
Markus 3:20-30
Pada perikop ini kita kembali melihat adanya konflik antara Yesus dengan para ahli
Taurat. Kali ini persoalannya ialah otoritas dan kuasa Yesus dalam menjalankan karya-Nya.
Tampaknya lagi-lagi Markus menyatukan begitu saja kisah ini dengan kisah pada bagian
pertama yaitu tentang kedatangan keluarga Yesus untuk menjemput-Nya karena ada yang
mengatakan Yesus sudah gila. Dalam perikop ini ada dua kelompok yang mendatangi Yesus,
dan kedua-duanya sama-sama beranggapan salah tentang Yesus, baik oleh keluarga-Nya
maupun oleh para ahli Taurat.
20 Masuk ke sebuah rumah dalam bahasa aslinya tertulis eivj oi=kon\ Hal ini bagi Morna
menimbulkan kebingungan, entah Yesus pulang atau sekadar masuk ke sebuah rumah. Yang
jelas para pendengar-Nya bersiap di dalam sebuah rumah. Kata ‘orang banyak’ muncul lagi
dan dengan keterangan yang sama dengan Mrk 6:31.
21 “Keluarga” di sini kurang begitu jelas juga kalau kita melihat bahasa aslinya oi` parV
auvtou/ bisa juga berarti para teteangga, sahabat atau keluarga. Sebagian besar ahli sepakat
bahwa yang dimaksud adalah keluarga Yesus, yang juga disebutkan pada ay. 31. Kata
‘mengambil’ di sini dalam bahasa aslinya krath/sai dan memiliki nuansa yang memaksa
(Yesus untuk pulang). Ketidakwarasan yang diduga oleh keluarga Yesus bisa jadi muncul
karena mereka memiliki pemikiran yang hampir serupa dengan para ahli Taurat yaitu
pengaruh roh jahat, namun bukan dalam artian ‘kerasukan’.
22 Lagi-lagi Markus menyebutkan ahli-ahli Taurat dengan keterangan bahwa mereka datang
dari Yerusalem. Markus hendak menunjukkan adanya otoritas tertinggi dari para pemuka
agama Yahudi, karena mereka berasal dari Yerusalem. Tuduhan pertama para ahli Taurat
terhadap Yesus pernah ditulis juga oleh Yoh 7:20; 8:48; 10:20. Beelzebul di sini berasal dari
nama dewa Baal, dewa orang Filistin. Dalam perkembangannya, nama Baal dijadikan sebutan
untuk iblis. Tuduhan yang kedua menunjukkan bahwa para ahli Taurat melihat mukjizat
Yesus sebagai karya setan, perbuatan nabi palsu. Mereka melihat bahwa Yesus tidak
mengajarkan Taurat dengan benar. Ia mengajarkan ajaran baru yang berbeda dari Taurat,
meskipun ajaran Yesus sebenarnya justru meradikalkan hukum Taurat.
23 Yesus menjawab tuduhan mereka dengan perumpamaan. Kata ‘perumpamaan’ sendiri
dalam Mrk baru muncul pertama kalinya. Pertanyaan pertama Yesus memang sangat logis.
Beelzebul yang disebut para ahli Taurat langsung diganti dengan kata ‘iblis’ oleh Yesus.
1
Dalam konteks ayat ini, iblis dilihat sebagai satu pribadi, jadi jika iblis menyerang dirinya
sendiri, iblis tidak akan bertahan. Tuduhan para ahli Taurat sangat lemah.
24 Selanjutnya Yesus menyambung dengan pernyataan-pernyataan pendukung yang sejajar
dengan pernyataan pertama-Nya. Kerajaan-kerajaan yang disebutkan Yesus bisa jadi
merupakan hasil inspirasi Kitab Dan 2, di mana digambarkan kerajaan-kerajaan dunia runtuh
karena dasar yang tidak kuat.
25 Perumpamaan tentang ‘rumah tangga’ juga dapat dengan mudah dijadikan pendukung
pernyataan sebelumnya. Hal ini semakin memperkuat pernyataan Yesus dan melemahkan
tuduhan para ahli Taurat.
26 Kembali Yesus menerapkan perumpamaan-perumpamaan-Nya pada tuduhan para ahli
Taurat. Jika perumpamaan tentang ‘kerajaan’ dan ‘rumah tangga’ diterapkan pada iblis, maka
benarlah bahwa iblis akan sampai pada kesudahannya.
27 Pada ayat ini, Yesus mau menunjukkan bahwa inilah yang Yesus lakukan terhadap roh-roh
jahat. Ketika Yesus hendak melepaskan manusia dari cengekeraman iblis, Yesus menangkap
dan mengikat roh-roh jahat itu. Dengan demikian, Yesus menyembuhkan orang-orang dari
kuasa kegelapan.
28 Ayat ini merupakan konsekuensi logis dan keras atas tuduhan para ahli Taurat. Dalam teks
aslinya, kata ‘sesungguhnya’ ditulis Amh.n (Amen). Sungguh menarik bahwa kata-kata
penutup dalam liturgi Yahudi, digunakan pada awal kalimat. Hal ini menunjukkan otoritas
Yesus sebagai guru yang mengajar. Pengampunan di sini tidak berarti bahwa semua dosa
tanpa kecuali. Dosa yang tidak disesali justru dosa yang tak terampuni yang dijelaskan pada
ayat berikutnya.
29 Hujat terhadap Roh Kudus tidak terampuni karena dengan demikian para ahli Taurat
melihat Terang sebagai kegelapan, maka sungguh gelaplah diri mereka. Mereka menolak
karya Roh Kudus sendiri yang hendak menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus. Hujat
terhadap Roh Kudus dikatakan dosa kekal karena orang yang menolak Roh Kudus dengan
keras, sudah pasti membinasakan dirinya dan mencampakkan dirinya dalam kegelapan.
30 Ayat ini merupakan kesimpulan yang dibuat oleh Markus untuk meyakinkan kembali para
pembaca maksud Yesus sesungguhnya, yaitu dosa besar jika mengatakan Yesus bekerja
dengan kuasa setan. Yesus sungguh-sungguh menjalankan karya-Nya dengan kekuatan dan
kuasa Bapa-Nya, kuasa Roh Kudus.
Kepustakaan
Hooker, Morna D. The Gospel According to St. Mark. London: A & C Black, 1991.
Leks, Stefan. Tafsir Injil Markus. Yogyakarta: Kanisius, 2003.
2
Marcellius Ari Christy (09.09042.000071)
YESUS DAN BEELZEBUL
Markus 3:20-30
Pada perikop ini kita kembali melihat adanya konflik antara Yesus dengan para ahli
Taurat. Kali ini persoalannya ialah otoritas dan kuasa Yesus dalam menjalankan karya-Nya.
Tampaknya lagi-lagi Markus menyatukan begitu saja kisah ini dengan kisah pada bagian
pertama yaitu tentang kedatangan keluarga Yesus untuk menjemput-Nya karena ada yang
mengatakan Yesus sudah gila. Dalam perikop ini ada dua kelompok yang mendatangi Yesus,
dan kedua-duanya sama-sama beranggapan salah tentang Yesus, baik oleh keluarga-Nya
maupun oleh para ahli Taurat.
20 Masuk ke sebuah rumah dalam bahasa aslinya tertulis eivj oi=kon\ Hal ini bagi Morna
menimbulkan kebingungan, entah Yesus pulang atau sekadar masuk ke sebuah rumah. Yang
jelas para pendengar-Nya bersiap di dalam sebuah rumah. Kata ‘orang banyak’ muncul lagi
dan dengan keterangan yang sama dengan Mrk 6:31.
21 “Keluarga” di sini kurang begitu jelas juga kalau kita melihat bahasa aslinya oi` parV
auvtou/ bisa juga berarti para teteangga, sahabat atau keluarga. Sebagian besar ahli sepakat
bahwa yang dimaksud adalah keluarga Yesus, yang juga disebutkan pada ay. 31. Kata
‘mengambil’ di sini dalam bahasa aslinya krath/sai dan memiliki nuansa yang memaksa
(Yesus untuk pulang). Ketidakwarasan yang diduga oleh keluarga Yesus bisa jadi muncul
karena mereka memiliki pemikiran yang hampir serupa dengan para ahli Taurat yaitu
pengaruh roh jahat, namun bukan dalam artian ‘kerasukan’.
22 Lagi-lagi Markus menyebutkan ahli-ahli Taurat dengan keterangan bahwa mereka datang
dari Yerusalem. Markus hendak menunjukkan adanya otoritas tertinggi dari para pemuka
agama Yahudi, karena mereka berasal dari Yerusalem. Tuduhan pertama para ahli Taurat
terhadap Yesus pernah ditulis juga oleh Yoh 7:20; 8:48; 10:20. Beelzebul di sini berasal dari
nama dewa Baal, dewa orang Filistin. Dalam perkembangannya, nama Baal dijadikan sebutan
untuk iblis. Tuduhan yang kedua menunjukkan bahwa para ahli Taurat melihat mukjizat
Yesus sebagai karya setan, perbuatan nabi palsu. Mereka melihat bahwa Yesus tidak
mengajarkan Taurat dengan benar. Ia mengajarkan ajaran baru yang berbeda dari Taurat,
meskipun ajaran Yesus sebenarnya justru meradikalkan hukum Taurat.
23 Yesus menjawab tuduhan mereka dengan perumpamaan. Kata ‘perumpamaan’ sendiri
dalam Mrk baru muncul pertama kalinya. Pertanyaan pertama Yesus memang sangat logis.
Beelzebul yang disebut para ahli Taurat langsung diganti dengan kata ‘iblis’ oleh Yesus.
1
Dalam konteks ayat ini, iblis dilihat sebagai satu pribadi, jadi jika iblis menyerang dirinya
sendiri, iblis tidak akan bertahan. Tuduhan para ahli Taurat sangat lemah.
24 Selanjutnya Yesus menyambung dengan pernyataan-pernyataan pendukung yang sejajar
dengan pernyataan pertama-Nya. Kerajaan-kerajaan yang disebutkan Yesus bisa jadi
merupakan hasil inspirasi Kitab Dan 2, di mana digambarkan kerajaan-kerajaan dunia runtuh
karena dasar yang tidak kuat.
25 Perumpamaan tentang ‘rumah tangga’ juga dapat dengan mudah dijadikan pendukung
pernyataan sebelumnya. Hal ini semakin memperkuat pernyataan Yesus dan melemahkan
tuduhan para ahli Taurat.
26 Kembali Yesus menerapkan perumpamaan-perumpamaan-Nya pada tuduhan para ahli
Taurat. Jika perumpamaan tentang ‘kerajaan’ dan ‘rumah tangga’ diterapkan pada iblis, maka
benarlah bahwa iblis akan sampai pada kesudahannya.
27 Pada ayat ini, Yesus mau menunjukkan bahwa inilah yang Yesus lakukan terhadap roh-roh
jahat. Ketika Yesus hendak melepaskan manusia dari cengekeraman iblis, Yesus menangkap
dan mengikat roh-roh jahat itu. Dengan demikian, Yesus menyembuhkan orang-orang dari
kuasa kegelapan.
28 Ayat ini merupakan konsekuensi logis dan keras atas tuduhan para ahli Taurat. Dalam teks
aslinya, kata ‘sesungguhnya’ ditulis Amh.n (Amen). Sungguh menarik bahwa kata-kata
penutup dalam liturgi Yahudi, digunakan pada awal kalimat. Hal ini menunjukkan otoritas
Yesus sebagai guru yang mengajar. Pengampunan di sini tidak berarti bahwa semua dosa
tanpa kecuali. Dosa yang tidak disesali justru dosa yang tak terampuni yang dijelaskan pada
ayat berikutnya.
29 Hujat terhadap Roh Kudus tidak terampuni karena dengan demikian para ahli Taurat
melihat Terang sebagai kegelapan, maka sungguh gelaplah diri mereka. Mereka menolak
karya Roh Kudus sendiri yang hendak menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus. Hujat
terhadap Roh Kudus dikatakan dosa kekal karena orang yang menolak Roh Kudus dengan
keras, sudah pasti membinasakan dirinya dan mencampakkan dirinya dalam kegelapan.
30 Ayat ini merupakan kesimpulan yang dibuat oleh Markus untuk meyakinkan kembali para
pembaca maksud Yesus sesungguhnya, yaitu dosa besar jika mengatakan Yesus bekerja
dengan kuasa setan. Yesus sungguh-sungguh menjalankan karya-Nya dengan kekuatan dan
kuasa Bapa-Nya, kuasa Roh Kudus.
Kepustakaan
Hooker, Morna D. The Gospel According to St. Mark. London: A & C Black, 1991.
Leks, Stefan. Tafsir Injil Markus. Yogyakarta: Kanisius, 2003.
2