SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI IMPLE

Tugas Sistem Informasi
Sistem Informasi Geografis Sebagai Implementasi Pemetaan Jenis Hak Atas Tanah
Studi kasus : Kecamatan Sukolilo, Surabaya

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI IMPLEMENTASI PEMETAAN JENIS HAK
ATAS TANAH
STUDI KASUS : Kecamatan Sukolilo, Surabaya
Sarvatra Eva Yullyan

[1]

, Juwita Arfaini [I]

InstitutTeknologi Sepuluh Nopember (ITS),
Geomatics Engineering Department, Surabaya 60111 Indonesia
[1]

Abstrak
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk pertanahan. Meskipun bidang pertanahan merupakan bidang yang sangat penting, akan
tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh, dari sebagian banyak kantor

pertanahan diseluruh Indonesia belum seluruhnya mengadopsi sistem komputerisasi. Masih
banyak kantor pertanahan di tanah air yang masih menggunakan sistem analog. Dan kebanyakan
masih bersifat paper oriented. Disisi lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi
marupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi sebagian masalah
derasnya arus manajemen informasi. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah bagian
penting dalam manajemen informasi. Pada tugas ini akan dibangun aplikasi web SIG Pemetaan
Jenis Hak Atas Tanah. Saat ini untuk mengetahui informasi dari suatu bidang tanah maka harus
datang terlebih dahulu ke instansi yang bersangkutan, maka dengan membangun aplikasi yang
berbasis web ini akan sangat membantu. Pada aplikasi ini user dapat melakukan pencarian
informasi dengan memasukkan NIB(Nomer Identitas Bidang Tanah) atau dengan memilih posisi
bidang tanah pada peta, maka aplikasi ini akan memberikan informasi yang diinginkan. Untuk
mendapatkan informasi akan lebih muda, cepat dan efisien.
Kata Kunci :Hak Atas Tanah, NIB, web GIS.

Tugas Sistem Informasi
Sistem Informasi Geografis Sebagai Implementasi Pemetaan Jenis Hak Atas Tanah
Studi kasus : Kecamatan Sukolilo, Surabaya

2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Tanah

Tanah dalam artian lahan (site) adalah permukaan daratan dengan kekayaan benda padat,
cair dan gas, sedangkan tanah (soil) yang dimaksud dalam hal ini adalah benda yang berwujud
padat, cair dan gas yang tersusun oleh bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam tanah.
Tanah banyak dijadikan sebagai barang investasi yang menguntung kan dan sekaligus
mendorong untuk melakukan spekulasi karena di satu aspek ketersediaan lahan tersebut,
sedangkan di aspek lain permintaan akan lahan semakin bertambah terus, sehingga
mengakibatkan nilai tanah menjadi mahal terutama bila berdekatan dengan pusat-pusat kota
(Eckert 1990).
Tanah mempunyai kekuatan ekonomis di mana nilai atau harga tanah sangat tergantung
pada penawaran dan permintaan. Dalam jangka pendek penawaran sangat inelastis, ini berarti
harga tanah pada wilayah tertentu akan tergantung pada faktor permintaan, seperti kepadatan
penduduk dan tingkat pertumbuhannya, tingkat kesempatan kerja dan tingkat pendapatan
masyarakat serta kapasitas sistem transportasi dan tingkat suku bunga (Eckert 1990).
Tanah dan bangunan sebagai benda yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia
memiliki nilai yang membuatnya menjadi berarti bagi manusia.Nilai tanah dan bangunan bagi
manusia dapat ditandai adanya 5 ciri tanah dan bangunan, yang dapat disingkat sebagai DUST +
V (Marihot P. Siahaan 2003). Ciri ini meliputi adanya permintaan akan tanah dan bangunan
(demand), adanya kegunaan tanah dan bangunan bagi pemiliknya (utility), tanah dan bangunan
memiliki kelangkaan (scarcity), tanah dan bangunan dapat dipindahtangankan atau dialihkan
(transferability), serta tanah dan bangunan dapat dinilai dengan uang (valuable).


2.2 Pengertian Hak Atas Tanah
Pada pasal 33 ayat (1) UUD 1945, dikatakan bahwa “bumi air dan ruang
angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada
tingkatan

tertinggi

dikuasai

oleh

Negara”. Negara sebagai organisasi

kekuasaan seluruh rakyat. Hak menguasai dari Negara termaksud dalam
UUPA (pasal 1 ayat 2) memberi wewenang kepada Negara untuk :


mengatur


dan

menyelenggarakan

peruntukan,

memeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;

penggunaan,

persediaan

dan

Tugas Sistem Informasi
Sistem Informasi Geografis Sebagai Implementasi Pemetaan Jenis Hak Atas Tanah
Studi kasus : Kecamatan Sukolilo, Surabaya




menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan
bumi, air dan ruang angkasa;



menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam pasal 2 ditentukan

adanya macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat
diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri maupun bersama-sama
dengan orang lain serta badan-badan hukum (UUPA, pasal 4 ayat 1). pasal ini memberi
wewenang untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan demikian pula tubuh bumi dan air
serta ruang yang ada diatasnya, sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung
berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-batas menurut undang-undang ini
dan peraturan-peraturan hukum lain yang lebih tinggi.
2.3 Jenis jenis Hak Atas Tana
2.3.1

Hak milik, hak milik digambarkan sebagai “hak yang paling penuh dan paling kuat yang

bisa dimiliki atas tanah dan yang dapat diwariskan turun temurun”. Suatu hak milik dapat
dipindahkan kepada pihak lain. Hanya warga negara Indonesia (individu) yang bisa
mendapatkan hak milik, sedangkan jika menyangkut korporasi maka pemerintah akan
menentukan korporasi mana yang berhak mendapatkan hak milik atas tanah dan syarat
syarat apa yang harus dipenuhi oleh korporasi untuk mendapatkan hak ini.
Terjadinya dan cara mendapatkan hak milik bisa diakibatkan karena (Sarah, 1978) :

1. Peralihan, beralih atau dialihkan (warisan, jual beli, hibah).
2. Menurut hukum adat, karena penetapan pemerintah dan undang-undang (konversi).
2.3.2

Hak guna usaha, suatu hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang
dikontrol secara langsung oleh negara untuk waktu tertentu, yang dapat diberikan kepada
perusahaan yang berusaha dibidang pertanian, perikanan atau peternakan. Suatu hak guna
usaha hanya dapat diberikan atas tanah seluas minimum 5 ha, dengan catatan bahwa jika
tanah yang bersangkutan lebih luas dari 25 hektar, investasi Sistem Penguasaan Tanah

Tugas Sistem Informasi
Sistem Informasi Geografis Sebagai Implementasi Pemetaan Jenis Hak Atas Tanah
Studi kasus : Kecamatan Sukolilo, Surabaya


dan Konflik yang cukup akan dilakukan dan pengelolaan usaha secara baik akan
diberlakukan. Hak guna usaha bisa dipindahkan ketangan pihak lain. Jangka waktu
pemberian hak guna usaha diberlakukan dengan ketat (maksimum 25 tahun). Hanya
warga negara Indonesia dan badan usaha yang dibentuk berdasar undang undang
Indonesia dan berdomisili di Indonesia dapat memperoleh hak guna usaha. Hak guna
usaha dapat digunakan sebagai kolateral pinjaman dengan menambahkan hak tanggungan
(security title).
2.3.3 Hak pakai, hak pakai adalah hak untuk memanfaatkan, dan/atau mengumpulkan hasil dari
tanah yang secara langsung dikontrol oleh negara atau tanah yang dimiliki oleh individu
lain yang memberi pemangku hak dengan wewenang dan kewajiban sebagaimana
dijabarkan didalam perjanjian pemberian hak. Suatu hak pakai dapat diberikan untuk
jangka waktu tertentu, atau selama tanah dipakai untuk suatu tujuan tertentu, dengan
gratis, atau untuk bayaran tertentu, atau dengan imbalan pelayanan tertentu. Selain
diberikan kepada warga negara Indonesia, hak pakai juga dapat diberikan kepada warga
negara asing yang tinggal di Indonesia. Dalam kaitannya dengan tanah yang langsung
dikontrol oleh negara, suatu hak pakai hanya dapat dipindahkan kepada pihak lain jika
2.3.4

mendapatkan ijin dari pejabat yang berwenang.

Hak sewa, suatu badan usaha atau individu memiliki hak sewa atas tanah berhak
memanfaatkan tanah yang dimiliki oleh pihak lain untuk pemanfaatan bangunan dengan
membayar sejumlah uang sewa kepada pemiliknya. Pembayaran uang sewa ini dapat
dilakukan sekaligus atau secara bertahap, baik sebelum maupun setelah pemanfaat lahan
tersebut. Hak sewa atas tanah dapat dimiliki oleh warga negara Indonesia, warga negara
asing, badan usaha termasuk badan usaha asing. Hak sewa tidak berlaku diatas tanah

2.3.5

negara.
Hak untuk membuka tanah dan hak untuk memungut hasil hutan, hak membuka tanah
dan hak memungut hasil hutan hanya bisa didapatkan oleh warga negara Indonesia dan
diatur oleh Peraturan Pemerintah. Menggunakan suatu hak memungut hasil hutan secara
hukum tidaklah serta merta berarti mendapatkan hak milik (right of ownership) atas tanah
yang bersangkutan. Hak untuk membuka lahan dan memungut hasil hutan merupakan

2.3.6

hak atas tanah yang diatur didalam hukum adat
Hak guna bangunan, hak guna bangunan digambarkan sebagai hak untuk mendirikan dan

memiliki bangunan diatas tanah yang dimiliki oleh pihak lain untuk jangka waktu
maksimum 30 tahun. Suatu hak guna bangunan dapat dipindahkan kepada pihak lain.
Kepemilikan hak guna bangunan juga hanya bisa didapatkan oleh warga negara

Tugas Sistem Informasi
Sistem Informasi Geografis Sebagai Implementasi Pemetaan Jenis Hak Atas Tanah
Studi kasus : Kecamatan Sukolilo, Surabaya

Indonesia dan perusahaan yang didirikan dibawah hukum Indonesia
2.3.7

yang berdomisili di Indonesia.
Hak Membuka Tanah Dan Memungut Hasil Hutan. Hak membuka tanah dan memungut
hasil hutan hanya dapat dipunyai oleh warganegara Indonesia dan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

2.4 Faktor terhapusnya Hak Atas Tanah
2.4.1

Menurut ketentuan Pasal 18 UUPA bahwa untuk kepentingan umum termasuk

kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah
dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur
dengan undang-undang. Ketentuan Pasal 18 UUPA ini selanjutnya dilaksanakan dengan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak atas Tanah dan
Benda-benda yang Ada di Atasnya.

2.4.2

Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya.Hapusnya hak atas tanah karena
penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya ini berhubungan dengan Keputusan
Presiden Nomor 55 Tahun 1993 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan Umum (Kepres No. 55/1993), yang dilaksanakan lebih
lanjut dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 1 Tahun 1994 tentang Ketentuan Pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 55
Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk
Kepentingan Umum (Permen No. 1/1994), penyerahan sukarela ini menurut Kepres No.
55/1993 sengaja dibuat untuk kepentingan negara, yang dalam hal ini dilaksanakan oleh
pemerintah.

2.4.3


Karena ditelantarkan. Pengaturan mengenai tanah yang terlantar diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah
Terlantar (PP No. 36/1998). Pasal 3 dan 4 PP No. 36/1998 mengatur mengenai kriteria
tanah terlantar yaitu; (i) tanah yang tidak dimanfaatkan dan/atau dipelihara dengan baik.
(ii) tanah yang tidak dipergunakan sesuai dengan keadaan, sifat atau tujuan dari
pemberian haknya tersebut.

Tugas Sistem Informasi
Sistem Informasi Geografis Sebagai Implementasi Pemetaan Jenis Hak Atas Tanah
Studi kasus : Kecamatan Sukolilo, Surabaya

2.4.4

Karena ketentuan Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2) UUPA. Pasal 21 ayat (3) UUPA
mengatur bahwa orang asing yang memperoleh hak milik karena pewarisan tanpa wasiat
atau pencampuran harta perkawinan, demikian pula warganegara Indonesia yang
mempunyai hak milik dan setelah berlakunya UUPA ini kehilangan kewarganegaraannya,
wajib melepaskan hak itu dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diperolehnya hak
tersebut atau hilangnya kewarganegaraan itu. Jika sesudah jangka waktu tersebut lampau
hak milik itu tidak dilepaskan, maka hak tersebut hapus karena hukum dan tanahnya jatuh
kepada negara, dengan ketentuan bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap
berlangsung..Kemudian Pasal 26 ayat (2) UUPA menyatakan bahwa setiap jual-beli,
penukaran, penghibahan, pemberian dengan wasiat dan perbuatan-perbuatan lain yang
dimaksudkan untuk langsung atau tidak langsung memindahkan hak milik kepada orang
asing, kepada seorang warga negara yang di samping kewarganegaraan Indonesianya
mempunyai kewarganegaraan asing atau kepada suatu badan hukum, kecuali yang
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu badan-badan hukum yang dapat mempunyai hak milik
dan syarat-syaratnya, adalah batal karena hukum dan tanahnya jatuh kepada Negara,
dengan ketentuan, bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya tetap berlangsung serta
semua pembayaran yang telah diterima oleh pemilik tidak dapat dituntut kembali.

2.4.5

Tanahnya musnah. Sebagaimana pemberian, peralihan dan pembebanan Hak Milik yang
wajib di daftar dalam buku tanah, pendaftaran hapusnya hak kepemilikan atas tanah juga
wajib untuk dilakukan. Hal ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah.

2.5

Pengertian GIS
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) adalah sistem informasi
khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan).
Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan
untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi
geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.

Tugas Sistem Informasi
Sistem Informasi Geografis Sebagai Implementasi Pemetaan Jenis Hak Atas Tanah
Studi kasus : Kecamatan Sukolilo, Surabaya

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah di bahas pada bab sebelumnya maka
dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Informasi yang ditampilkan berupa informasi yang terdapat pada suatu bidang tanah
2. User dapat melakukan pencarian dengan memasukkan keyword yaitu NIB (Nomor
3.

Identitas Bangunan) atau dengan memilih peta secara langsung.
Informasi bidang tanah yang di tampilkan yaitu : NIB (Nomor Identitas Bangunan),
Nomor hak, Jenis hak, tanggal pembuatan sertifikat,Alamat, kelurahan, proses pembuatan

sertifikat, luuas tanah dan nama pemegang hak tanah.
4. Dalam pembuatan aplikasi ini tidak dapat dilakukan proses update data spatial secara
langsung. Hal ini dikarenakan adanya data spasial yang membutuhkan beberapa proses
sebelum ditampilkan.
DAFTAR PUSTAKA




UNDANG-UNDANG No. 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR
POKOK-POKOK AGRARIA
Riyanto, Indelarko, Prilnali (2006), Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi
Geografis Berbasis Dekstop dan Web, Yogyakarta.
Noventina Situmorang, Arif Basofi, Ira Prasetyaningrum (2010), SIG PEMETAAN
JENIS HAK ATAS TANAH, Surabaya