Analisis Biaya Pembangunan dan Dimension

Analisis Biaya Pembangunan dan Dimensioning Jaringan
Layanan Broadband Berbasis Long Term Evolution (LTE) area
Jakarta Barat

TESIS

Oleh
USMIATI
55412110009

PROGRAM MAGISTER TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2014

Analisis Biaya Pembangunan dan Dimensioning Jaringan
Layanan Broadband Berbasis Long Term Evolution (LTE) area
Jakarta Barat

TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan

Program Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro
Oleh
USMIATI
55412110009

UNIVERSITAS MERCU BUANA
PROGRAM PASCASARJANA

ABSTRAK

Filosofi umum dari desain jaringan telekomunikasi adalah mendapatkan performansi
terbaik dengan biaya implementasi yang minimal. Perkembangan teknologi informasi
dan telekomunikasi mengarah ke layanan mobile broadband (MBB). Disamping itu
persaingan bisnis operator 3G di Indonesia sangat ketat dengan hadirnya beberapa
operator ditambah dengan peningkatan jumlah subscriber data yang signifikan sejak
diluncurkannya teknologi 3G, sehingga setiap operator harus mampu meningkatkan
kualitas layanan baik dari segi kecepatan, kapasitas maupun jangkauan agar dapat
menghadapai tantangan-tantangan tersebut. Upaya peningkatan layanan yaitu dengan
mengimplementasikan teknologi yang lebih handal dari segi kecepatan akses maupun
kapasitas serta ekspansi jangkauan. Teknologi Long Term Evolution(LTE) dapat

menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut. LTE Release 8 merupakan standard
teknologi mobile broadband berbasis all-IP yang dikeluarkan oleh 3GPP.
Pada tesis ini dianalisa secara teknologi dan ekonomi terhadap implementasi LTE
release 8 pada jaringan operator existing dengan menggunakan skenario co-existance.
Model analisa yang digunakan berdasarkan prinsip tekno ekonomi dengan
menggunakan metoda capacity and coverage estimation untuk menentukan
perancangan teknologi LTE dan metoda DCF untuk menganalisa secara ekonomi dan
mengukur kelayakan biaya yang dikeluarkan untuk implementasi LTE tersebut.
Kata Kunci:
LTE, tekno-ekonomi, capacity and coverage estimation, DCF

ABSTRACT

General philosophy of the design of telecommunications networks are getting the best
performance with minimal implementation costs. The development of information
technology and telecommunication services

leading to mobile broadband

(MBB).Besides, the 3G operator business competition in Indonesia is very strict with

the presence of several operators coupled with an increasing number of subscriber
data is significant since the launch of 3G technology, so that each operator must be
able to improve service quality both in terms of speed, capacity and coverage to face
these challenges . Efforts to improve service by implementing technology is more
reliable in terms of access speed and capacity and coverage expansion. Technology
Long Term Evolution (LTE) can be the answer to that need. LTE Release 8 is the
standard technology-based mobile broadband all- IP issued by the 3GPP.
This thesis analyzed the technology and economics of the implementation of LTE
Release 8 on existing network operators using the scenario of co-existance. Analysis
model used, based on techno-economic principles by using the capacity and coverage
estimation methods to determine the design of LTE technology and DCF methods to
analyze and measure the economic feasibility of costs incurred for the
implementation of these LTE.
Key Words:
LTE, tekno-ekonomi, capacity and coverage estimation, DCF.

PENGESAHAN TESIS

Judul


: Analisis Biaya Pembangunan dan Dimensioning Jaringan Layanan
Broadband Berbasis Long Term Evolution (LTE) area Jakarta Barat

Nama

: Usmiati

NIM

: 55412110009

Program

: Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro

Konsentrasi

: Manajemen Telekomunikasi

Tanggal


: 21 Juli 2014

Mengesahkan
Pembimbing

(Dr. Iwan Krisnadi, MBA)

Direktur Pascasarjana

(Prof. Dr. Didik J. Rahbini)

Ketua Program Studi

(Dr. -Ing. Mudrik Alaydrus)

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa
seluruh tulisan dan pernyataan dalam Tesis ini:

Judul
Nama

: Analisis Biaya Pembangunan dan Dimensioning Jaringan
Layanan Broadband Berbasis Long Term Evolution (LTE) area Jakarta
Barat
: Usmiati

NIM

: 55412110009

Program

: Pascasarjana Program Magister Teknik Elektro

Kosentrasi

: Manajemen Telekomunikasi


Merupakan hasil studi pustaka, penelitian lapangan, dan karya saya sendiri dengan
bimbingan Pembimbing yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua Program
Studi Magister Teknik Elektro Universitas Mercu Buana.
Tesis ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister pada program
sejenis di perguruan tinggi lain. Semua informasi, data, dan hasil pengolahannya yang
digunakan, telah dinyatakan secara jelas sumbernya dan dapat diperiksa
kebenarannya.

Jakarta, Agustus 2014

Usmiati

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat,
taufik dan hidayah hingga penulis dapat merampungkan penyusunan Usulan
Penelitian dengan judul “Analisis Biaya Pembangunan dan Dimensioning
Jaringan Layanan Broadband Berbasis Long Term Evolution (LTE) area
Jakarta Barat” ini dapat diselesaikan.
Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister Jurusan Manajemen Telekomunikasi di Fakultas Teknik
Elektro Universitas Mercu Buana. Penulis menyadari bahwa penyusunan Tesis ini
terlaksana dengan adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1.

Dr. Iwan Krisnadi, MBA selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan kami dalam penyusunan tesis

2.

ini.
Bapak

Dr. Ing. Mudrik Alaydrus, selaku Ketua Program Studi Magister

Telekomunikasi yang telah memberikan dukungan moril, dan arahan hingga
3.


terselesainya penulisan tesis ini.
Seluruh rekan-rekan mahasiswa Magister Telekomunikasi angkatan 11 yang
telah

4.

memberikan

masukan

dan

motivasi

sehingga

penulis

dapat


menyelesaikan tesis ini
Seluruh civitas Pascasarjana Magister Telekomunikasi Universitas Mercu
Buana atas semua ilmu yang bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis.

5.

Keluarga

dan

sahabat

atas

dukungannya,

sehingga

6.


menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Rifki Nandhi Wardana, yang penulis kasihi dan sayangi.

penulis

dapat

Semoga semua ilmu yang penulis dapatkan bisa menjadi berkah bagi semua.
Kritik dan saran membangun dapat menghubungi penulis melalui email
usmie89@yahoo.com.

Jakarta, Agustus 2014

Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................ i
ABSTRACT..................................................................................................... ii
PENGESAHAN TESIS.................................................................................... iii
PERNYATAAN................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
DAFTAR ISI..................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
I.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
I.2 Pengenalan LTE (Long Term Evolution).................................................... 2
I.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
I.4 Batasan Masalah ......................................................................................... 5
I.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6

I.6 Metodologi Penelitian ................................................................................ 7
I.7 Hipotesis ..................................................................................................... 7
BAB 2 LANDASAN TEORI.......................................................................... 8
2.1 Long Term Evolution (LTE) ........................................................................... 8
2.1.1 Pendahuluan ............................................................................................ 8
2.1.2 Arsitektur Jaringan LTE .......................................................................... 8
2.1.2.1 User Equipment (UE) .......................................................................... 9
2.1.2.2 E-UTRAN Node B (eNodeB) .............................................................. 9
2.1.2.3 Mobility Management Entity (MME) ................................................. 9
2.1.2.4 Serving Gateway (S-GW) .................................................................... 10
2.1.2.5 Packet Data Network Gateway (P-GW) .............................................. 10
2.1.2.6 Policy and Charging Resource Function (PCRF) ................................ 11
2.1.2.7 Home Subscription Server (HSS) ........................................................ 11
2.1.3 Interface dan Protokol pada konfigurasi arsitektur jaringan .................. 12
2.1.4 Teknik Multiple Akses ............................................................................ 13
2.1.4.1 Downlink ............................................................................................. 13
2.1.4.2 Uplink .................................................................................................. 14
2.1.5 Struktur Radio Frame ............................................................................. 14

2.1.5.1 Parameter Modulasi ............................................................................. 15
2.1.6 Konsep MIMO ........................................................................................ 16
2.2 Teori forecasting ............................................................................................. 17
2.2.1 Model Gompertz ..................................................................................... 18
2.3 Teori Cost Ekonomi......................................................................................... 18
2.3.1 NPV ........................................................................................................ 19
2.3.2 IRR .......................................................................................................... 19
2.3.3 PBP ......................................................................................................... 19
BAB 3 MODEL SISTEM ................................................................................... 20
3.1 LTE.................................................................................................................. 20
3.2 Jenis user dan layanan .................................................................................... 20
3.2.1 Jenis user.................................................................................................. 21
3.2.2 Jenis layanan ........................................................................................... 22
3.3 Arsitektur jaringan LTE Co-existance dengan 3G UMTS .............................. 22
3.4 Co-existance LTE dengan jaringan 3G UMTS................................................ 23
3.5 Data Populasi Potential Penduduk................................................................... 26
3.6 Jumlah Pelanggan ........................................................................................... 27
3.7 Prediksi Pasar.................................................................................................. 27

3.8 Perencanaan Teknologi LTE ........................................................................... 28
3.8.1 Frequensi.................................................................................................. 29
3.8.2 Capacity dan Coverage Estimation.......................................................... 29
3.8.3 Prediksi Trafik......................................................................................... 32
3.8.4 Luas Geografis......................................................................................... 32
3.8.5 Dimensioning Jaringan ........................................................................... 32
3.9 Cost Estimation............................................................................................... 33
3.10 Model Tekno-Ekonomi.................................................................................. 35
3.10.1 Prediksi Revenue Implementasi LTE..................................................... 36
3.10.2 CAPEX.................................................................................................. 37
3.10.3 OPEX..................................................................................................... 37
3.10.4 Discount Rate......................................................................................... 38
3.10.5 Output Economic................................................................................... 38
3.10.6 Sensitivitas Economi............................................................................. 39
BAB 4 ANALISIS DATA DAN SIMULASI ..................................................... 40
4.1 Analisis Teknologi Jaringan ............................................................................ 40
4.1.1 Forecasting Pertumbuhan Pelanggan....................................................... 40
4.1.2 Forecasting Perhitungan trafik................................................................. 41

4.1.3 Capacity Planning.................................................................................... 45
4.1.3.1 Perhitungan Kapasitas per BTS............................................................ 45
4.1.3.2 Perhitungan Jumlah BTS...................................................................... 46
4.1.4 Analisis Coverage.................................................................................... 47
4.1.5 Perhitungan Link Budget ........................................................................ 48
4.1.6 Perhitungan Area Sel .............................................................................. 50
4.1.7 Perhitungan Jumlah Site berdasarkan Coverage...................................... 51
4.1.8 Penentuan Tipe dan jumlah BTS ............................................................ 53
4.2 Network Design .............................................................................................. 53
4.2.1 Kebutuhan Perangkat............................................................................... 53
4.3 Analisa Tekno Ekonomi .................................................................................. 54
4.3.1 Penyediaan Layanan................................................................................ 54
4.3.2 Cakupan Area Layanan ........................................................................... 55
4.3.3 Rencana Pembangunan dan Pengembangan Infrastruktur ..................... 55
4.3.4 Metode Parameter Input ......................................................................... 56
4.3.4.1 Komponen Biaya.................................................................................. 57
4.3.4.2 CAPEX................................................................................................. 57
4.3.4.3 OPEX.................................................................................................... 57

4.3.4.4 Revenue................................................................................................ 60
4.3.5 Analisa Cost Ekonomi............................................................................. 62
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 65
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 65
5.2 Saran ............................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 66
LAMPIRAN.........................................................................................................68

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arsitektur dasar jaringan LTE ........................................................... 9
Gambar 2.2 Control plane Interface and Protocol ................................................ 12
Gambar 2.3 User plane Interface and Protocol .................................................... 12

Gambar 2.4 Resource block fisik downlink LTE ................................................. 13
Gambar 2.5 Alokasi subcarrier OFDM dan OFDMA .......................................... 14
Gambar 2.6 Struktur radio frame FDD ................................................................. 15
Gambar 2.7 Prameter Modulasi OFDM ............................................................... 15
Gambar 2.8 Durasi cyclic prefix .......................................................................... 16
Gambar 2.9 Mode akses kanal radio .................................................................... 17
Gambar 3.1 Arsitektur jaringan U/L ..................................................................... 23
Gambar 3.2 Tipikal konfigurasi co-existance site ................................................ 24
Gambar 3.3 Skenario konfigurasi 1 ...................................................................... 25
Gambar 3.4 Skenario konfigurasi 2 ...................................................................... 25
Gambar 3.5 Model Prediksi Pasar ........................................................................ 28
Gambar 3.6 Perencanaan Teknologi LTE ............................................................. 28
Gambar 3.7 Konfigurasi sel hexagonal dengan 3 sektor ...................................... 31
Gambar 3.8 Proses Capacity Estimation .............................................................. 33
Gambar 3.9 Proses Coverage Estimation ............................................................. 33
Gambar 3.10 Model Tekno Ekonomi.................................................................... 36
Gambar 4.1 Flowcart Parameter Input LTE.......................................................... 55
Gambar 4.2 Pemodelan Dimensioning Network................................................... 55

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Parameter sistem LTE ........................................................................... 20
Tabel 3.2 Parameter link budget ........................................................................... 20

Tabel 3.3 Hasil Sensus Penduduk.......................................................................... 26
Tabel 3.4 Hasil Clutter wilayah............................................................................. 27
Tabel 3.5 Luas Wilayah Jakarta Barat .................................................................. 32
Tabel 3.6 Harga Perangkat..................................................................................... 34
Tabel 3.7 Biaya Operational.................................................................................. 34
Tabel 3.8 Ketetapan Layanan dan Tarif H3I.......................................................... 36
Tabel 4.1 Data rate eNodeB berdasarkan MCS .................................................... 45
Tabel 4.2 Parameter dan perhitungan Link Budget Uplink................................... 47
Tabel 4.3 Parameter dan perhitungan Link Budget Downlink.............................. 48
Tabel 4.4 MAPL LTE............................................................................................ 49
Tabel 4.5 Parameter Perhitungan Area Sel............................................................ 49
Tabel 4.6 Jangkauan Sel LTE................................................................................ 49
Tabel 4.7 Luas Area Sel ........................................................................................ 50
Tabel 4.8 Luas Wilayah Tiap Area........................................................................ 50
Tabel 4.9 Total Plan LTE based on Coverage Analysis......................................... 51
Tabel 4.10 Kebutuhan Perangkat Upgrade LTE.................................................... 53
Tabel 4.11 Estimasi OPEX SDM........................................................................... 57
Tabel 4.12 Estimasi Cost OPEX............................................................................ 58
Tabel 4.13 Pentarifan untuk Tiap Layanan............................................................ 59
Tabel 4.14 Prediksi Pelanggan DENSE URBAN pada jam sibuk........................ 59
Tabel 4.15 Prediksi Pelanggan URBAN pada jam sibuk...................................... 60
Tabel 4.16 Parameter Ekonomi............................................................................. 62

Tabel 4.17 Analisis Kelayakan Ekonomi............................................................... 63

DAFTAR SINGKATAN

ARPU

Average Revenue Per unit

CAPEX

Capital Expenditure

DCF

Discounted Cash Flow

EPC

Evolved Packet Core

EPS

Evolved Packet System

IRR

Internal Rate of Return

LTE

Long Term Evolution

MAPL

Maximum Allowable Power Loss

MME

Mobility Management Entity

NPV

Net Present Value

OPEX

Operational Expenditure

OFDMA

Orthogonal Frequency Division MultipleAccess

PBP

Pay Back Period

SAE

System Architecture Evolution

SC-FDMA

Single Carrier Frequency Division Multiple Access

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Telekomunikasi data mobile saat ini sangat diminati oleh masyarakat karena

mereka dapat dengan mudah mengakses data dimana saja dan kapan saja. Semakin

banyak penggunanya maka semakin banyak kebutuhan bandwidth yang digunakan.
Penggunaan bandwidth yang sama dengan pengguna yang berbeda dalam waktu
bersama akan mempengaruhi kecepatan akses data. Sementara bandwidth atau
frekuensi merupakan sumber daya yang terbatas. Untuk mengimbangi kebutuhan
akan akses data yang cepat dan berkualitas bagus maka diperlukan teknologi baru
yang lebih handal agar efisiensi penggunaan frekuensi dapat dipertahankan.
Salah satu teknologi backbone generasi ke-4 (4G) yang menawarkan efisiensi
dan akses data berkecepatan tinggi adalah teknologi Long term Evolution (LTE).
Long term Evolution (LTE) merupakan salah satu teknologi jaringan telekomunikasi
generasi keempat (4G) yang masih dalam tahap pengembangan oleh 3GPP dengan
kemampuan pengiriman data mencapai kecepatan secara teoritis 100 Mbps untuk
downlink dan 50 Mbps untuk uplink. (wikipedia).
Teknologi LTE menawarkan layanan data secara mobile berkecepatan tinggi
yaitu mencapai 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink. Operatoroperator seluler besar di Indonesia tertarik dengan teknologi LTE agar pelanggannya
mendapatkan layanan berkualitas bagus. Dengan demikian diharapkan dapat
memberikan dampak semakin bertambah pelanggan sehingga dapat menaikkan
revenue.
Kesiapan operator seluler dalam menerapan teknologi LTE memberikan
pengaruh bagi pemerintah, industri dan masyarakat. Kurang siapnya operator akan
mempengaruhi kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah. Pemerintah belum
akan mengeluarkan kebijakan penggelaran teknologi LTE apabila operator
telekomunikasi atau operator seluler di Indonesia belum siap untuk menerapkannya.
Bagi industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kesiapan operator seluler
memberikan pengaruh produk TIK yang akan dihasilkan. Industri TIK akan berusaha
membuat produk yang menunjang teknologi LTE apabila operator seluler sudah siap
menerapkan teknologi tersebut dan pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan

penggelaran LTE. Penggelaran LTE sangat diinginkan masyarakat karena teknologi
LTE memberikan kualitas pengiriman data yang handal dan cepat melebihi kualitas
yang ditawarkan teknologi 3,5 G (WCDMA dan CDMA- 2000). Dengan demikian
semakin banyak peluang bagi masyarakat untuk mengakses data sehingga kebutuhan
informasi dapat terpenuhi.
Teknologi LTE mampu menawarkan kecepatan data yang lebih tinggi dengan
kualitas yang lebih bagus dari teknologi sebelumnya. Pemerintah saat ini belum
menggelar teknologi tersebut karena untuk menetapkannya diperlukan persiapan yang
sangat matang terutama dari operator seluler.Untuk mengetahui seberapa besar
kesiapan operator maka dilakukan penelitian ini. Namun, dalam hal ini penulis ingin
memfokuskan pada area tertentu sebagai study kasus. Permasalahan penelitian dalam
tesis ini adalah “Analisis Biaya Pembangunan dan Dimensioning Jaringan
Layanan Broadband Berbasis Long Term Evolution (LTE) area Jakarta Barat”.

1.2

Pengenalan LTE (Long Term Evolution)
3GPP Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah

standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada jaringan
GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan antarmuka-nya tidak cocok dengan jaringan
2G dan 3G, sehingga harus dioperasikan melalui spektrum nirkabel yang terpisah.
Teknologi ini mampu download sampai dengan tingkat 300mbps dan upload 75mbps.
Layanan LTE pertama kali dibuka oleh perusahaan TeliaSonera di Stockholm dan
Oslo pada tanggal 14 desember 2009.
3GPP Long Term Evolution, atau lebih dikenal dengan sebutan LTE dan
dipasarkan dengan nama 4G LTE adalah sebuah standard komunikasi nirkabel

berbasis jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk aksess data kecepatan tinggi
menggunakan telepon seluler mau pun perangkat mobile lainnya. LTE pertama kali
diluncurkan oleh TeliaSonera di Oslo dan Srockholm pada 14 Desember 2009. LTE
adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan UMTS/HSDPA. LTE diperkirakan
akan menjadi standarisasi telepon selular secara global yang pertama.
Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang
belum dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP
pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R. Teknologi LTE
Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai
teknologi 4G.
Teknologi LTE secara teoritis menawarkan kecepatan downlink hingga 300
Mbps dan Uplink 75 Mbps. LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division
Mutiplexing (OFDM) yang mentransmisikan data melaului banyak operator spektrum
radio yang masing-masing nya sebesar 180 kHz. OFDM melakukan transmisi dengan
cara membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang
ditransmisikan secra serentak. Dengan menggunakan OFDM memperekecil
kemungkinan terjadinya efek multi path.
Meningkatakan kecepatan transmisi secara keseluruhan, channel transmisi
yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatan kuantitas jumlah operator
spectrum radio tanpa mengganti parameter channel spectrum radio itu sendiri. LTE
harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia. LTE mengadopsi
pendekatan all-IP. Menggunakan arsitektur jaringan all-IP ini menyederhanakan
rancangan dan implementasi dari antar muka LTE, jaringan radio dan jaringan inti,
hingga memungkinkan industri wireless untuk beroprasi layaknya fixed-line network.
Agar menjadi universal, perangkat mobile yang berbasis LTE harus mampu

menyokong GSM, GPRS, EDGE dan UMTS. Jika dilihat dari sisi jaringan, antar
muka dan protocol di tempatkan di tempat yang memungkinkan terjadinya
perpindahan data selancar mungkin jika pengguna berpindah tempat ke daerah yang
memiliki teknologi antar muka yang berbeda.
Adapun langkah yang akan dilakukan dalam tesis ini adalah sebagai berikut :
1.

Mengumpulkan data existing 3G HCPT

2. Melakukan analisis kebutuhan pelanggan, meliputi semua kebutuhan
pelanggan yg telah diidentifikasin dan dianalisa berdasarkan beberapa asumsi
yang digunakan.
3. Menentukan Arsitektur, dimensioning network, dan perencanaan jaringan
(BTS counting dan general configuration).
4. Melakukan analisa engineering berdasarkan standar traffic demand.
5. Penentuan capacity dibutuhkan dengan menggunakan skema distribusi.
6. Menentukan jumlah perangkat yang akan dipasang guna menggelar jaringan
LTE tersebut dengan perhitungan teknis di atas (Point 1, 2, 3, 4, dan 5).
7. Melakukan analisis Budget Cost dengan mempertimbangkan beberapa
parameter seperti revenue, CAPEX, OPEX, dengan parameter output seperti
NPV, IRR, dan Payback Period untuk mendapatkan kelayakan implementasi
LTE di area Jakarta Barat.

1.3

Rumusan Masalah

Dalam Implementasi LTE, perlu dilakukan kajian-kajian mengenai hal berikut :
1.

Kajian Teknologi LTE secara umum.

2.

Menentukan kelas layanan dan jenis pelanggan area Jakarta Barat.

3.

Estimasi Demand

yang akan terjadi sesuai dengan pertumbuhan pelanggan

layanan LTE.
4.

Estimasi kapasitas dan cakupan jaringan LTEsehingga dapat ditentukan jumlah
perangkat yang akan dipasang untuk mendukung jaringan LTE tersebut

5.

Analisa Biaya Pembangunan yang digunakan mempertimbangkan beberapa
parameter seperti revenue, CAPEX, OPEX, NPV, IRR, Profitable Index, dan
Payback Period sehingga diperoleh nilai kelayakan antara implementasi
teknologi dengan perhitungan ekonomi.

6.

Analisis perhitungan cost pembangunan, cost, SDM cost perizinan dan
perhitungan break event point dan analisa perbandingan dengan pembangunan
inftrastruktur 3G.

1.4 Batasan Masalah

Pada tesis ini akan digunakan beberapa batasan masalah sebagai berikut :
1. Analisis teknologi yang dilakukan dengan menggunakan metode capacity and
coverage estimation sebagai penentu rancangan jaringan LTE
2. Beberapa parameter yang digunakan dalam analisis menggunakan data operator
H3I (Hutschison 3 Indonesia).
3. Analisis tekno ekonomi yang dilakukan di area Jakarta Barat yang memiliki
jaringan berbasis WCDMA.
4. Strategi implementasi LTE yang digunakan yaitu secara Co-existence BTS
dengan BTS 3G.
5. Wilayah cakupan yang dimaksud adalah Jakarta Barat.
6. Penentuan capacity dibutuhkan dengan menggunakan skema distribusi per
modulation scheme.

7. Dimensioning jaringan yang diperhitungkan adalah pada sisi BTS dan BSC,
sedangkan pada sisi transmisi (penambahan E1) dan sisi core tidak
diperhitungkan.
8. Analisis cost budget

menggunakan metode DCF (Discounted Cash Flow)

dengan mempertimbangkan beberapa parameter seperti revenue, CAPEX
(Capital Expenditure), OPEX (Operational Expenditure), dengan parameter
output seperti NPV, IRR, dan Payback Period untuk mendapatkan kelayakan
implementasi LTE di area Jakarta Barat.
1.5

1.

Tujuan Penelitian

Membuat

suatu

perencanaan

pembangunan

jaringan

LTE,

yang

akan

diimplementasikan pada operator berdasarkan, cost budget , Kebutuhan SDM,
kebutuhan demand akan layanan broadband&analisa break event point
implentasi LTE.
2.

Analisa perhitungan cost budget ekonomi untuk implementasi teknologi LTE
sehingga dapat digunakan sebagai strategi untuk pengambilan keputusan
implementasi pada operator - operator terkini.

1.6

Metodologi Penelitian

Pada Tesis ini dilakukan metodologi penelitian sebagai berikut :
1. Identifikasi permasalahan
2. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dari sumber data yang berupa tulisan,
angka, gambar atau grafik serta rekaman gambar yang dilakukan melalui

pengamatan langsung terhadap obyek penelitian dengan menggukana alat
indera pendengaran dan penglihatan terhadap fenomena sosial yang terjadi di
lokasi penelitian.
Pengamatan pada kondisi sebenarnya seperti kondisi pengguna layanan saat
ini, geografis wilayah dan sebaran penduduk dan regulasi-regulasi yang
berlaku saat ini.
3. Studi Pustaka
Studi literatur tentang teknologi LTE dan teori tekno ekonomi yang diperoleh
dari buku, ebook, paper, jurnal, maupun data online di internet yaitu
Wikipedia.
4. Perancangan
Perancangan tentang teknologi LTE yang akan diimplementasikan baik dari
sisi capacity maupun coverage. Juga perancangan model tekno ekonomi yang
akan digunakan.
5. Analisis dan kesimpulan
Analisis dan kesimpulan dari simulasi model tekno ekonomi yang dilakukan
pada skenario yang sudah ditentukan.

1.7

Hipotesis

Hipotesis pada Tesis ini adalah sebagai berikut :
Berdasarkan analisis cost budget dan perbandingan dengan cost budget
generasi sebelumnya serta perhitungan break event point skenario implementasi LTE
pada jaringan existing area Jakarta Barat dengan pendekatan demand, cost
pembangunan infrastruktur, kebutuhan SDM, dengan melakukan analisis cost budget

bottom up dengan nilai NPV yang diperoleh adalah NPV positif sehingga diharapkan
hasil yang diperoleh adalah layak untuk diimplementasikan.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Long Term Evolution (LTE)
2.1.1 Pendahuluan
LTE merupakan pengembangan standard teknologi 3GPP dengan menggunakan
skema multiple access OFDMA pada sisi downlink dan SC-FDMA pada sisi uplink
dengan orthogonalitas antar user sehingga mengurangi interferensi dan meningkatkan
kapasitas. LTE mempresentasikan standar teknologi wireless masa depan dari UMTS
yang berevolusi dari arsitektur yang mendukung circuit switch maupun packet switch
menjadi arsitektur jaringan berbasis all-IP.
Teknologi LTE dapat memenuhi persyaratan sebagai teknologi 4G bahkan lebih.
Dimana persyaratan tersebut sebagai berikut :
1. Bit Rate mencapai 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink,
sedangkan LTE mampu mencapai 300 Mbps untuk downlink dan 75 Mbps untuk
uplink.
2. Round Trip Time (RTT) 10 ms, sedangkan LTE membutuhkan 5 ms untuk satu arah
antara terminal dan base station.
3. Bandwidth fleksibel mendukung untuk : 20 MHz, 15 MHz, 10 MHz, 5 MHz, dan
1.25 MHz.

4. Mendukung mode duplex FDD dan TDD.
2.1.2 Arsitektur Jaringan LTE
LTE release 8 sangat terkait dengan evolusi arsitektur 3GPP yang disebut proyek
system architecture evolution (SAE) yang menghasilkan Evolved Packet System
(EPS). EPS terdiri atas evolved packet core (EPC) dan Evolved UTRAN (EUTRAN).
EPC dapat pula terhubung ke jaringan radio akses lain baik yang menggunakan
standar 3GPP maupun bukan 3GPP.
Berikut ini merupakan gambar arsitektur dan jaringan dasar dari LTE. Logical Nodes
dan koneksi interface antar node yang diperlukan untuk menggelar jaringan LTE.
Beberapa node dan element interface lain diperlukan untuk koneksi antara LTE
dengan jaringan lain seperti interoperability ke jaringan 2G/3G.

Gambar 2.1 Arsitektur dasar jaringan LTE

2.1.2.1 User Equipment (UE)
UE merupakan peralatan di sisi pengguna untuk melakukan akses ke jaringan LTE
dan berkomunikasi. Biasanya UE berupa handphone/smart-phone, data card ataupun
yang terintegrasi pada perangkat, misalnya laptop. UE terdiri atas Universal
Subscriber Identity Module (USIM) dan Terminal equipment (TE). USIM merupakan
sebuah aplikasi yang digunakan untuk melakukan identifikasi dan autentifikasi
pelanggan ketika mengakses jaringan, bentuk fisik dari USIM adalah Universal
Identity Circuit Card (UICC).
2.1.2.2 E-UTRAN Node B (eNodeB)
Node yang berada pada E-UTRAN adalah eNodeB. eNodeB merupakan radio base

station yang melakukan kontrol segala bentuk sumber daya link radio. Setiap eNodeB
terdiri atas antena RF untuk memberikan resource berdasarkan coverage area
tertentu.
Berdasarkan fungsi, eNodeB berlaku sebagai bridge layer 2 antara EPC dan UE
sebagai tempat termination semua radio protocol dari dan ke UE yang berhubungan
secara IP dengan EPC. Pada eNodeB, terdapat proses ciphering/deciphering, juga
proses IP header compression/decompression, yang berarti mencegah pengulangan
pengiriman data header yang sama. Selain itu eNodeB juga bertugas sebagai Radio
Resources Management (RRM).
Misalnya, mengontrol penggunaan radio interface yaitu mengatur alokasi resource,
melakukan prioritas dan penjadwalan trafik, serta melakukan monitoring penggunaan
resource.
2.1.2.3 Mobility Management Entity (MME)
MME merupakan elemen kontrol utama di EPC, berfungsi untuk mengatur masalah
mobilitas, identitas UE, dan parameter-parameter keamanan.
• Authentification and Security : ketika UE melakukan registrasi ke jaringan pertama
kali, MME melakukan inisiasi dan autentifikasi identitas UE.
• Mobility Management : MME melakukan pengecekan tentang lokasi layanan UE
dengan mengupdate ke HSS di jaringan asal UE. MME juga bertanggung jawab
untuk mengontrol signaling process untuk handover UE antar eNodeB, S-GW
ataupun MME yang lainnya.
• Pengaturan profile pelanggan dan konektivitas : Pada saat UE terhubung ke
jaringan, MME akan meminta dan menyimpan data profile pelanggan selama proses
layanan berlangsung.
2.1.2.4 Serving Gateway (S-GW)

Selama mobilitas UE antar eNodeB, S-GW berperan sebagai anchor point local/intra
3GPP. MME akan memberikan perintah ke S-GW untuk mengubah tunnel dari satu
eNodeB ke eNodeB lainnya. MME juga dapat me-request S-GW untuk menyediakan
resource tunnel ketika mengirimkan data forwarding, ketika terdapat data forward
dari eNodeB sumber ke eNodeB tujuan.
Untuk proses data, ketika UE terkoneksi ke jaringan, SGWmeneruskan data tersebut
antara eNodeB ke P-GW, dan ketika UE dalam kondisi idle, resource tunnel di
eNodeB diputuskan dari S-GW. Ketika S-GW menerima data packet dari P-GW, SGW akan membuffer data tersebut kemudian mengirimkan data request ke MME
untuk melakukan paging ke UE yang dituju. Paging tersebut akan membuat UE dan
tunnel connect lagi ke jaringan dan data buffer dikirimkan. S-GW juga berfungsi
untuk memonitor tunnel dan mengumpulkan data UE yang berkaitan dengan
accounting and user charging.
2.1.2.5 Packet Data Network Gateway (P-GW)
Pakcet Data Network Gateway juga dapat disingkat PDN-GW, merupakan edge
router antara EPS dengan jaringan paket data eksternal. P-GW berperan sebagai
traffic gating dan IP pool bagi UE. P-GW akan memberikan alamat IP ke UE ketika
UE melakukan request koneksi PDN ke jaringan. P-GW melakukan fungsionalitas
DHCP atau mencarikan dari DHCP server
eksternal yang kemudian dapat digunakan oleh UE. P-GW adalah anchor point
tertinggi dalam sisi mobilitas UE. Ketika UE berpindah dari satu S-GW ke S-GW
lainnya, maka P-GW juga melakukan switch flow ke S-GW yang baru tersebut.
2.1.2.6 Policy and Charging Resource Function (PCRF)
PCRF merupakan elemen jaringan yang bertanggung jawab mengontrol policy dan
charging. Mengambil keputusan mengenai bagaimana menangani suatu service

berdasarkan kelas layanan (Qos).
2.1.2.7 Home Subscription Server(HSS)
HSS merupakan server yang menyimpan semua data pelanggan permanen. Data
informasi tersebut berupa lokasi dari pelanggan, profil pelanggan, layanan-layanan
yang dapat diakses pelanggan, termasuk koneksi PDN dan skema roaming yang
diperbolehkan untuk suatu pelanggan. Bersamaan dengan HSS adalah AuC yang
berfungsi untuk menyediakan permanent key untuk perhitungan dan autentifikasi
pelanggan.
2.1.3 Interface dan Protokol pada konfigurasi arsitektur jaringan
Pada LTE, arsitektur interface dan protokol hanya mendukung jaringan packet-switch
dan terbagi atas 2 struktur yaitu user plane dan control plane. Pada gambar arsitektur
interface dan protokol LTE berikut, terdapat protokol-protokol yang berdasar warna
putih yang dikembangkan oleh 3GPP, dan yang berdasar warna abu-abu adalah
protokol yang dikembangkan oleh IETF.

Gambar 2.2 Control plane Interface and Protocol

Gambar 2.3 User plane Interface and Protocol

2.1.4 Teknik Multiple Akses
Untuk teknik multiple akses, LTE menggunakan orthogonal frequency-division
multiple access (OFDMA) pada sisi downlink dan Single Carrier Frequency Division
Multiple Access (SC-FDMA) pada sisi uplink.
2.1.4.1 Downlink
Pada sisi downlink, LTE menggunakan OFDMA yang merupakan varian dari
Othogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) untuk versi Multi User akses
dimana OFDM sangat cocok untuk komunikasi data rate tinggi dan pada kondisi
lingkungan multi path yang menyebabkan delay spread. Pada OFDMA, Multiple
access dicapai dengan mengalokasikan subset dari subcarrier untuk masing-masing
satu user. Skema tersebut memungkinkan low data rate transmission dari beberapa
user. OFDM menggunakan sejumlah subcarrier yang sempit untuk transmisi multicarrier, seperti dijelaskan pada gambar berikut. Pada domain frekuensi, jarak antar
subcarrier yaitu _f adalah sebesar 15 KHz ditambah dengan cyclic prefic yang
berfungsi menjaga orthogonalitas antar subcarrier.

Gambar 2.4 Resource block fisik downlink LTE
Simbol

OFDM dikelompokan menjadi blok-blok resource, terdiri atas 12 resource

element pada domain frekuensi dan 7 resource element pada domain time sehingga
dengan total ukuran 1 resource block adalah 180 kHz pada domain frekuensi dan 0,5
ms pada domain waktu. Setiap user dialokasikan sejumlah resource block pada
domain waktu dan frekuensi. Lebih banyak resource block yang diperoleh user, dan
lebih tinggi modulasi yang digunakan dalam resource element , lebih tinggi pula bit
rate yang diperoleh. Jumlah dan resource block mana yang didapat user, pada suatu
waktu bergantung pada mekanisme scheduling dalam dimensi waktu dan frekuensi.

Gambar 2.5 Alokasi subcarrier OFDM dan OFDMA

2.1.4.2 Uplink
Pada sisi uplink, pertimbangan utama adalah keterbatasan daya di sisi terminal
sehingga dibutuhkan teknik yang dapat mengkompensasi nilai PAPR yang tinggi pada
teknik OFDM normal dimana hal tersebut membutuhkan penguat daya yang mahal
dan tidak efisien di sisi pengguna. LTE menggunakan versi pre-coded dari OFDM
yang disebut Single Carrier Frequency Division Multiple Access (SCFDMA). SCFDMA dapat mengelompokan sejumlah resource block dengan satu cara tertentu
sehingga mengurangi kebutuhan kelinieran dan juga konsumsi daya. Pada SCFDMA,

sinyal

direpresentasikan

oleh

subcarrier

diskrit

yang

merupakan

singlecarrier dan subcarrier tersebut tidak dimodulasikan secara independen.
Hasilnya PAPR pada SC-FDMA lebih rendah dibandingkan OFDM.
2.1.5 Struktur Radio Frame
Struktur Radio Frame LTE dapat digunakan pada mode TDD dan FDD. Untuk
struktur radio frame kedua mode tersebut adalah berbeda, namun masing masing
struktur radio frame adalah sama baik untuk downlink maupun uplink. Pada gambar
berikut dijelaskan tentang struktur radio frame untuk mode FDD.

Gambar 2.6 Struktur radio frame FDD

Pada struktur radio frame FDD, berdurasi 10 ms, terbagi atas 20 slot yang masingmasing berdurasi 0.5 ms, setiap slot terdiri atas 7 simbol OFDM termasuk cyclic
prefix (CP). Dan sebuah su-frame terdiri atas 2 slot.
2.1.5.1 Parameter Modulasi
Pada sisi downlink maupun uplink, parameter modulasi yang digunakan adalah sama.
seperti pada gambar berikut :

Gambar 2.7 Prameter Modulasi OFDM

Penggunaan long CP dan short CP tergantung dari delay spread kanal. Ketika short
CP digunakan, simbol OFDM yang pertama dalam sebuah slot memiliki CP yang
sedikit lebih panjang dibanding enam simbol OFDM yang tersisa. Hal ini bertujuan
untuk menjaga slot timing 0,5 ms.

Gambar 2.8 Durasi cyclic prefix

2.1.6 Konsep MIMO
Salah satu konsep unggulan dari LTE adalah teknik perkalian antena. Teknik ini
digunakan untuk meningkatkan ketahanan sinyal dan meningkatkan kapasitas sistem
serta data rate. Terdapat beberapa tipe mode akses kanal radio yaitu : SISO, MISO,
SIMO dan MIMO. Pada MIMO, menggunakan dua atau lebih antena di sisi pengirim
dan penerima. Karena
menggunakan lebih dari dua antena maka transmisi data untuk tiap antena adalah
unik dan dapat diidentifikasi di setiap penerima. Identifikasi ini biasanya digunakan
dengan sinyal pilot yang menggunakan pola orthogonal untuk setiap antena.

Gambar 2.9 mode akses kanal radio

2.2 Teori forecasting
Teori forecasting merupakan teori peramalan pasar atau pengguna. Forecasting
adopsi pasar yang tepat sangat penting dalam perencanaan sumber daya, investasi,
pendapatan, pemasaran dan penjualan yang optimal. Metode forecasting kuantitatif
untuk suatu produk yang baru digambarkan seperti dalam model kurva berbentuk S
(sigmoidal), salah satu model kurva S yang digunakan yaitu model Gompertz.
2.2.1 Model Gompertz
Model Gompertz adalah model yang baik digunakan untuk memprediksi
perkembangan adopsi pasar terhadap produk baru dimana terjadi adopsi pasar yang
lambat pada awal periode implementasi. Persamaan model Gompertz adalah sebagai

berikut :

a = tahun dimana terjadi penetrasi 37 %
b = koefisien pertumbuhan pelanggan
t = waktu perhitungan
Model Gompertz sangat mudah digunakan ketika sejarah penetrasi pelanggan
diketahui, sehingga dapat dengan mudah diperoleh prediksi pelanggan yang akan
datang.
2.3 Teori Ekonomi
Pengambilan keputusan investasi dalam suatu bisnis, perlu dipertimbangkan melalui
evaluasi berdasarkan ukuranukuran yang jelas. Kriteria yang digunakan untuk
mengukur rencana investasi akan menggunakan metoda Discounted Cash Flow
(DCF), yaitu terdiri dari :
1. Net Present Value (NPV)
2. Internal Rate Return (IRR)
3. Payback Period (PBP)
2.3.1 NPV
NPV digunakan untuk memberikan penilaian kepada pemasukan (cash inflow) dan
pengeluaran (cash outflow) yang didasarkan pada nilai sekarang. Dari estimasi cash
flow selama umur investasi dengan suku bunga tertentu, dapat dihitung nilai NPV
dengan menggunakan rumus berikut :

Dengan :

CFt = aliran cash pertahun pada periode t
i = suku bunga
Co = investasi awal pada tahun ke-nol
n = jumlah tahun
t = tahun ke t
Kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah sebagai berikut :
1. NPV > 0 (positif); berarti proyek tersebut dapat menciptakan arus masuk kas
dengan prosentase lebih besar dibanding biaya peluang modal yang ditanamkan.
2. NPV = 0 ; proyek kemungkinan dapat diterima karena arus masuk kas sama
dengan peluang modal yang ditanamkan.
3. NPV < 0 (negatif); proyek tersebut tidak layak diimplementasikan.
2.3.2 IRR
Metode IRR adalah salah satu metode untuk mengukur tingkat investasi. Tingkat
investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh arus kas bersih setelah dikalikan
dengan discounted factor atau telah dibuat nilai sekarangnya (present value), yang
nilainya sama dengan biaya investasi. Nilai IRR dapat dihitung dengan mencari
tingkat bunga (discounted rate) yang akan menghasilan NPV sama dengan nol. IRR
dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dengan :
CFt = aliran cash pertahun pada periode t
Co = investasi awal pada tahun ke-nol
n = jumlah tahun
t = tahun ke t

2.3.3 PBP
PBP adalah suatu periode yang menunjukan berapa lama modal yang ditanamkan
dalam proyek tersebut dapat kembali. Dirumuskan sebagai berikut :
PBP = Co / C
Dengan :
PBP = payback period
Co = biaya investasi yag diperlukan
C = annual cash flow

BAB III
MODEL SISTEM
3.1 LTE
Teknologi LTE diprediksi akan menjadi teknologi pilihan bagi operator 2G/3G untuk
melakukan evolusi ke jaringan 4G. Sehingga menjadi sangat penting untuk dilakukan
analisis tekno ekonomi implementasi LTE release 8 pada operator 2G/3G existing.
Pada tesis ini digunakan skema MIMO 2x2 dengan parameter LTE sebagai berikut :
Tabel 3.1 Parameter sistem LTE
Parameter
Bandwidth sistem
Multiple Access
Modulasi
Frekuensi
FFT Size
F sampling
Resource block
Time Slot

Uplink
20 MHz
SC-FDMA
QPSK, 16 QAM
2530-2550 MHz
2048
30,72 MHz
100 RB
0,5 ms

Dowlink
20 MHz
OFDMA
QPSK, 16 QAM,64QAM
2630-2650 MHz
2048
30,72 MHz
100 RB
0,5 ms

dan parameter link budget adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Parameter link budget
Parameter
Tx power
Tx Antena Gain
Tx Cable loss
Rx Noise Figure
Rx SINR
Rx Cable loss
Rx Interference Margin

Uplink
23dBm
2 dBi
(-)
2 dB
(-) 7dB QPSK
2 dB
1 dB

Dowlink
46 dBm
18 dBi
2 dB
7 dB
(-) 7dB QPSK
(-)
4 Db

Rx Antenna Gain
MHA gain
Control channel overhead
Shadow Fading margin
Penetration loss

18 dBi
2 dB
(-)
5.13 dB
10dB

2 dBi
(-)
1 dB
5.13 dB
10dB

3.2 Jenis user dan layanan
Untuk menentukan jumlah kebutuhan trafik dengan jumlah pelanggan tertentu,
diperlukan pengelompokan jenis user dan layanan.
3.2.1 Jenis user
Jenis user diperlukan untuk menentukan kebutuhan trafik pada jaringan. Pada tesis
ini, terdapat dua jenis user sebagai asumsi yaitu :
1. Bisnis/pengusaha
Merupakan konsumen yang bekerja. Pada konsumen bisnis, kebanyakan konsumsi
pemakaian lebih besar karena disamping untuk keperluan pribadi, juga digunakan
untuk keperluan pekerjaan. Dengan pertimbangan tersebut, konsumen bisnis bersifat
boros. Karakteristik layanan yang digunakan biasanya membutuhkan data rate yang
tinggi mencapai > 4 Mbps.
2. Residensial
Merupakan konsumen selain konsumen bisnis. Penggunaan trafik lebih hemat dan
biasanya digunakan untuk layanan yang berorientasi untuk pribadi. Pada jenis
konsumen ini, jenis layanan yang digunakan membutuhkan data rate yang lebih
rendah dibandingkan jenis pelanggan bisnis berkisar 256 Kbps – 4 Mbps.
3.2.2 Jenis layanan
Klasifikasi layanan diperlukan untuk menentukan prediksi trafik yang dihasilkan dari
masing-masing jenis user. Berikut ini klasifikasi layanan yang diasumsikan dalam

tesis ini :
1. Layanan Gold
Spesifikasi layanan ini ditujukan untuk pelanggan bisnis dengan pendekatan beberapa
asumsi sebagai berikut :
• Diasumsikan kebutuhan layanan kecepatan data yang lebih tinggi dan penggunaan
lebih boros.
• Kontrak data atau Service Level Agreement(SLA) rate maksimum sebesar 2 Mbps.
• Distribusi pengguna layanan gold diasumsikan moderate dengan pertimbangan
bahwa tarif layanan
Gold lebih mahal.
Dari pendekatan asumsi tersebut, dimodelkan distribusi pelanggan untuk layanan
gold yaitu terdiri dari 70% total user bisnis dan 10% total user residensial. Sehingga
memenuhi asumsi bahwa pelanggan bisnis lebih tertarik menggunakan layanan gold
dikarenakan kemampuan mereka untuk membayar.
2. Layanan Silver
Layanan silver ditujukan untuk pelanggan residensial sehingga akan lebih murah.
Pendekatan asumsi yang digunakan yaitu :
• Kebutuhan layanan kecepatan data lebih rendah dan penggunaan bersifat moderate.
• SLA rate minimum yaitu 1Mbps.
• Distribusi pengguna layanan silver diasumsikan opti

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65