Pengaruh Merek Terhadap Minat Beli

PROPOSAL
PENGARUH MEREK TERHADAP MINAT BELI DAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK KOMESTIK
WARDAH DI TULUNGAGUNG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Seminar Proposal Skripsi
DosenPengampu:
Rokhmat Subagiyo, M.EI

Disusun Oleh :
NAMA

: IMMA NUR FITTRIANIS

KELAS

: ES 6A

NIM

: 17402153022


EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2018

A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan dimana segala sesuatu yang
dibutuhkan oleh setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Kebutuhan
dari setiap manusia pasti berbeda-beda terlebih kebutuhan untuk mempercantik
dirinya dengan menggunakan berbagai jenis kosmetik. Kosmetik merupakan
salah satu dari kebutuhan sekunder yang selalu dibutuhkan oleh kebanyakan
perempuan agar terlihat lebih cantik dan menarik. Seorang konsumen dituntut
untuk selalu selektif dalam memilih merek kosmetik yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Industri kosmetik di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Karena
bagi kebanyakan perempuan berdandan dan merawat kulit menjadi satu
kebutuhan yang mendasar. Data kementerian perindustrian menunjukkan pada
tahun 2016 penjualan kosmetik dalam negeri mencapai Rp. 36 triliun
meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding pada tahun 2015 yaitu sebesar

Rp. 14 triliun. Peningkatan tersebut membuat persaingan diantara industri
kosmetik menjadi suatu peluang yang bisa meningkatkan pendapatan dari
perusahaan atau industri kosmetik tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan
berusaha untuk menjadi pemimpin dari pasar kosmetik. Perusahaan yang
produknya diterima dengan baik akan membawa keuntungan baik pula pada
perusahaan.
Di era saat ini persaingan bisnis sangatlah ketat, sehingga mendorong
perusahaan-perusahaan untuk lebih siap dalam menghadapi para pesaingpesaingnya. Disini strategi pemasaran dibutuhkan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bagi produk ataupun jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan. Namun hal lain yang harus diperhatikan oleh
perusahaan yaitu mengenai kualitas barang. Kualitas barang pun akan
mempengaruhi bagaimana produk itu tetap berada di pasaran.
Perusahaan perlu meningkatkan kesadaran konsumen mengenai mereknya
sebagai suatu cara untuk memperluas mereknya. Merek merupakan suatu
identitas dari perusahaan. Dengan adanya merek tersebut akan mempermudah
perusahaan untuk mempromosikan kepada para konsumennya. Dengan

perusahaan membuat suatu merek juga akan mendapatkan perlindungan hukum
dan juga tidak akan ada perusahaan lain atau pesaing yang bisa menggunakan
merek tersebut atau meniru nama merek dari perusahaan.

Merek sebagai satu-satunya yang diingat dan menjadi indentitas dari suatu
produk. Dalam banyak hal, sikap terhadap suatu merek sering memengaruhi
apakah konsumen akan membeli atau tidak. Suatu perusahaan harus bisa
menciptakan citra yang positif terhadap mereknya, karena seorang konsumen
akan melakukan pembelian produk, mereka akan melihat terlebih dahulu
bagaimana kualitas dari merek tersebut. Ketika citra produk tersebut baik maka
konsumen akan yakin untuk membeli produk tersebut. Namun sebaliknya,
ketika citra tersebut buruk maka konsumen akan menjahui atau bahkan tidak
akan membeli produk dari perusahaan tersebut.
Keputusan seseorang untuk membeli suatu produk selalu didahului dengan
minat beli. Ketika seorang konsumen mempunyai minat untuk membeli produk
maka langkah selanjutnya yaitu konsumen memutuskan untuk membeli produk
atau tidak. Minat beli merupakan sesuatu kekuatan psikologis yang ada di
dalam individu yang berdampak pada melakukan sebuah tindakan. Suatu
produk dikatakan telah dikonsumsi apabila telah diputuskan konsumen untuk
dibeli. Suatu penelitian menyebutkan bahwa semakin tertariknya seseorang
terhadap suatu merek, maka semakin kuat keinginan seseorang itu untuk
memiliki dan memilih merek tersebut. Sikap merek dikatakan mendapat nilai
positif apabila merek tersebut lebih disukai dan merek lebih diingat.
Para konsumen sangat kritis dalam memilih dan membuat keputusan untuk

membeli sebuah produk. Dengan banyaknya pilihan yang banyak memudahkan
para konsumen untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan seleranya. Oleh
karena itu dengan menjaga mutu dan model, perusahaan dapat memikat dan
membuat konsumen untuk membeli dan loyal terhadap produk tersebut.
Keputusan seorang konsumen untuk membeli suatu produk dipengaruhi
oleh penilaian mengenai kualitas dari produk. Oleh karena itu sebuah
perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas produknya dan bisa
mempertahhankan brand image atau citra merek. Merek merupakan suatu ciri

khas dari perusahaan, sehingga hal ini lah yang akan membedakan antara
produk yang satu dengan produk yang lainnya.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah banyaknya jenis kosmetik yang
berada di pasaran yang kebanyakan dibuat oleh produsen non-muslim. Sebagai
konsumen muslim pasti akan mencari suatu produk kecantikan khususnya yang
berbahan halal dan juga yang telah mendapatkan sertifikasi halal. Dengan
adanya fenomena tersebut, maka PT Paragon technology innovation (PTI)
membuat suatu produk kosmetik yang terjamin kehalalannya yaitu produk
kosmetik yang bermerek wardah. Dengan kemunculan kosmetik halal tersebut
membuat banyak konsumen muslim yang tertarik untuk menggunakannya
terutama konsumen muslim. Hal ini perlu bagi perusahan atau pihak pemasar

untuk meningkatkan keyakinan kepada konsumen muslim khususnya terhadap
kehalalan dari kosmetik merek Wardah ini. Hasil penelitian Rambe dan
Afifudin membuktikan bahwasanya keyakinan konsumen tentang kehalalan
dari suatu produk akan meningkatkan keinginan konsumen untuk
menggunakan produk tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Semakin banyak merek kosmetik yang beredar di pasaran sehingga
membuat persaingan antar perusahaan semakin ketat.
2. Produsen terus membangun merek dengan berbagai upaya agar konsumen
mempercayai bahwa mereknya yang paling unggul
3. Banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian
konsumen, salah satu diantaranya adalah merek yang dibuat oleh perusahaan
4. Setiap merek berupaya untuk mengembangkan pasar dan meningkatkan
keloyalan konsumen terhadap produknya melalui berbagai macam promosi
5. Merek yang baik dan menarik akan membuat konsumen lebih tertarik untuk
melakukan pembelian
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian sebagai berikut
1. Apakah terdapat pengaruh antara merek dengan minat beli konsumen?

2. Apakah terdapat pengaruh antara merek dengan keputusan pembelian
produk?
3. Apakah terdapat pengaruh merek terhadap minat beli dan keputusan
pembelian?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara merek terhadap minat beli
konsumen dalam pembelian produk kosmetik
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara merek terhadap keputusan
pembelian konsumen pada produk kosmetik
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh merek terhadap minat beli dan
keputusan pembelian
E. Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan berguna antara lain:
1. Manfaat teoritis
Kegunaan dari penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan
kontribusi pengetahuan tentang manajemen merek dalam pemasaran produk

di daerah Tulungagung.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat antara lain:
a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan bagi para peneliti selanjutnya
b. Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penerapan strategi
pemasaran yang efektif
c. Sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dalam
membeli sebuah produk
F. Batasan Masalah
Dalam penelitian perlu adanya pembatasan masalah supaya tujuan penelitian
ini bisa efektif, sehingga batasan masalah disini yaitu hanya terbatas pada
pengaruh merek terhadap minat beli dan keputusan pembelian produk kosmetik
wardah. Subjek penelitian disini terbatas pada mahasiswa FEBI IAIN
Tulungagung.
G. Penegasan Istilah
1. Penegasan Istilah secara konseptual
a. Merek
Merek diyakini mempunyai kekuatan yang dapat memikat orang agar
membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Menurut Fadli Keputusan


pembelian lebih sering didasarkan pada pertimbangan merek daripada
hal-hal lain.1
b. Minat Beli
Menurut Kotler yang dimaksud dengan minat beli konsumen adalah
sebuah perilaku konsumen yang mempunyai keinginan dalam membeli
atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih,
menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu
produk.2
c. Keputusan pembelian
Menurut Schiffman dan Kanuk, keputusan pembelian adalah perilaku
yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, memberi menggunakan
mengevaluasi dan menghabiskan suatu produk dan jasa yang
diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya.3
2. Penegasan istilah secara operasional
a. Merek
Merek merupakan suatu nama yang diberikan oleh suatu perusahaan
untuk produk yang dihasilkannya guna untuk memberikan manfaat
kepada konsumen atau pembelinya.
b. Minat beli

Minat beli disini merupakan sifat yang dimiliki oleh masyarakat
konsumen mengenai suatu produk yang diinginkannya.
c. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian merupakan sikap yang diambil oleh konsumen
untuk melakukan proses pembelian suatu produk yang diinginkannya.
H. Landasan Teori
1. Merek
1 Marco Dirgahadi Lukman, “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan
Pembelian dan Kepuasan Konsumen Produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak”, Jurnal
Administrasi Bisnis (2014), Vol.10, No.1: hal. 64–81, (ISSN:0216–1249) 2014 Center for Business
Studies. FISIP - Unpar, hal. 65
2 Hatane Semuel dan Adi Suryanata Lianto, “Analisis eWOM, Brand Image, Brand Trust Dan
Minat Beli Produk Smartphone Di Surabaya”, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 1,
Oktober 2014: 47-54, hal. 49
3 Suri Amilia dan M. Oloan Asmara Nst, “Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa” Jurnal Manajemen
Dan Keuangan, Vol.6, No.1, Mei 2017, hal. 664

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang/logo, desain,
warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang

diharapkan dapat memberikan identitas yang membedakannya dengan
produk pesaing. Pada dasarnya merek juga merupakan janji produsen untuk
secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri/fitur, manfaat, dan
layanan tertentu kepada para konsumen.4
Menurut Kotler, yang dimaksud dengan merek adalah janji penjual untuk
selalu konsisten dalam memberikan feature, manfaat maupun jasa tertentu
pada pembeli atau pedagang. Dari sisi pelanggan atau pembeli sendiri,
jumlah penawaran yang tertinggi sudah dapat diperkirakan. Oleh karena itu,
pelanggan pasti menginginkan hasil yang maksimal, karena budget
(anggaran) yang dipunyai terbatas. Dengan cara berusaha untuk mencari
informasi terkait produk yang ditawarkan. Merek yang dianggap bernilai
tinggi, yang akan dihargai oleh konsumen dan dianggap bisa merefleksikan
karakter pemakai merek tersebut.5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Merek dan Indikasi Geografis Pasal 1 menyatakan bahwa, Merek adalah
tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata,
huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3
(tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur
tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh
orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.6

Penggunaan suatu merek oleh perusahaan mempunyai empat macam
tujuan yaitu:
4 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Prinsip dan Dinamika Pemasaran, (Yogyakarta: J&J
Learning, 2000), hal. 39
5 Rokhmat Subagiyo, M. Aqim Adlan, “Analisis Dampak Brand Loyalty, Brand Awareness,
Perceived Quality Dan Brand Association Terhadap Customer Value Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung”, An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah
Volume 04, Nomor 02, April 2018, hal. 202

6
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan Indikasi
Geografis, www.hukumonline.com/pusatdata, diakses pada tanggal 18 Maret 2018 pada pukul
10.48 WIB

a. Sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan produk
pesaing, sehingga pelanggan mudah mengenali dan melakukan
pembelian ulang.
b. Sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk (misalnya
dengan bentuk desain dengan warna-warna yang menarik).
c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan
kualitas, serta citra prestise tertentu kepada konsumen.
d. Untuk mengendalikan dan mendominasi pasar. Artinya, dengan
membangun merek yang terkenal, dengan bercitra baik, dan telah
dilindungi hak eksklusif berdasarkan hak cipta/paten, maka perusahaan
dapat meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.7
Dalam suatu merek juga terkandung enam macam makna yaitu:
a. Atribut. Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu, misalnya produk
tahan lama (awet), mahal, desain berkualitas, nilai jual kembali yang
tinggi, dan sebagainya.
b. Manfaat. Merek bukanlah sekadar sekumpulan atribut, sebab yang dibeli
konsumen adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut harus diterjemahkan
ke dalam manfaat fungsional dan emosional/psikologis. Misalnya atribut
mahal dapat diungkapkan dalam manfaat emosional seperti “Mobil ini
dapat menaikkan gengsiku”. sedangkan atribut tahan lama dapat
dicerminkan dalam manfaat fungsional seperti “Saya tidak perlu membeli
mobil baru lagi selama beberapa tahun mendatang”.
c. Nilai-Nilai. Merek juga menyatakan nilai-nilai yang dianut produsennya.
Contohnya Mercedes (sebagaimana umumnya produk-produk buatan
Jerman) mencerminkan kinerja tinggi, keamanan dan prestise.
d. Budaya. Dalam merek terkandung pula budaya tertentu. Mercedes
mencerminkan budaya Jerman, seperti terorganisasi rapi, efisien, dan
berkualitas tinggi.
e. Kepribadian. Merek bisa pula memproyeksikan kepribadian tertentu.
Apabila suatu merek divisualisasikan dengan orang, binatang, atau suatu
obyek, apa yang akan terbayangkan? Mercedes memberi kesan pimpinan

7
Cecep Hidayat, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1998), hal. 39

yang berwibawa (orang), singa yang berkuasa (binatang), atau istana
yang megah (obyek).
f. Pemakai. Merek juga menyiratkan tipe konsumen yang membeli atau
menggunakan produknya. Contohnya, mobil Mercedes kerap kali
dipersepsikan sebagai mobil untuk eksekutif puncak paruh baya.
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin
disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan yaitu:
a. Merek harus khas atau unik
b. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai produk dan
pemakaiannya
c. Merek harus menggambarkan kualitas produk
d. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat
e. Merek tidak boleh mengandung arti yang bumk di negara dan dalam
bahasa lain.
f. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produk-produk
baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
Kemampuan merek sebagai alat untuk menarik konsumen untuk membeli
barang yang terkenal mereknya, akan menghambat perusahaan-perusahaan
baru untuk mengembangkan usaha yang sama. Sebagai alternatif perusahaan
lain akan mengembangkan barang generik, yaitu barang yang sama jenisnya
yang adakalanya tidak bermerek, tetapi dijual dengan harga yang jauh lebih
murah dari barang yang terkenal mereknya. 8
2. Minat Beli
Menurut Keller minat konsumen adalah seberapa besar kemungkinan
konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan
konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya.
Minat beli konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.9

8
Sadono Sukirno dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004), hal.
217

Swastha dan Irawa mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang
merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan
memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat.
Super dan Crites menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi minat, yaitu :
a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan
seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pekerjaan yang
ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu
senggangnya, dan lain-lain.
b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial
ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkannya
daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang
menggunakan waktu senggangnya.
d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan
minat pria, misalnya dalam pola belanja.
e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orangtua
akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan
seseorang.
3. Keputusan Pembelian
Menurut Schiffman dan Kanuk, keputusan pembelian adalah perilaku
yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, memberi menggunakan
mengevaluasi dan menghabiskan suatu produk dan jasa yang diharapkan
dapat memuaskan kebutuhannya. Sedangkan menurut Tjiptono (2008),
keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal
masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan
mengevaluasi seberapa baik dari masing-masing alternatif tersebut dapat

9
Saikoo Muhammad, Hari dan Bulan, Pengaruh Promosi, Harga dan Kualitas Produk Terhadap
Minat Beli Konsumen Kerudung Rabbani

memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan
pembelian.10
Tipe dari keputusan pembelian konsumen dibagi menjadi dua dimensi
yaitu tingkat pembuatan keputusan dan tingkat keterlibatan dalam
pembelian. Dimensi pertama menghasilkan suatu rangkaian dari
pengambilan keputusan ke sebuah kebiasaan. Konsumen dapat mendasarkan
keputusan mereka pada suatu proses teori (pemikiran) dari pencarian
informasi dan evaluasi dari merek alternatif. Dimensi kedua, melukiskan
suatu keterlibatan pembelian dari tinggi ke rendah. Keterlibatan pembelian
tinggi merupakan hal yang penting bagi konsumen. beberapa pembelian
melekat pada ego konsumen dan gambaran diri mereka serta tenaga untuk
mempertimbangkan produk alternatif secara hati-hati. Sedangkan
keterlibatan pembelian rendah tidak begitu penting bagi konsumen dan
keuangan, sosial, dan risiko psikologi. Pada beberapa kasus, hal itu mungkin
tidak berharga bagi usaha dan waktu konsumen untuk mencari informasi
mengenai merek dan mempertimbangkan alternatif.
Loyalitas merek terbentuk melalui proses pembelajaran, yaitu suatu
proses dimana konsumen dengan pengalamannya berusaha mencari produk
yang paling sesuai untuknya, dalam arti produk tersebut dapat memberikan
kepuasan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhannya. Konsumen akan
terus menerus mencoba berbagai macam produk sebelum menemukan
produk yang benar-benar cocok. Kepuasan konsumen merupakan bagian
yang sangat penting dalam loyalitas merek. 11
Terdapat beberapa tingkatan dalam loyalitas merek yang setiap tingkat
mewakili tantangan pemasaran
a. Pembeli komit yaitu para pelanggan yang setia, dimana mereka
mempunyai suatu kebanggaan menjadi pengguna suatu merek.
10
Suri Amilia dan M. Oloan Asmara Nst, “Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di Kota Langsa” Jurnal Manajemen
Dan Keuangan, Vol.6, No.1, Mei 2017, hal. 664
11
Yani Restiani Widjaja dan Irpan Nugraha, “Loyalitas Merek Sebagai Dampak dari Kepuasan
Konsumen” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (Journal of Islamic Economics and Business)
Volume 1, Nomor 1, Mei 2016, hal. 1-2

b. Menyukai merek menganggap merek sebagai sahabat yaitu mereka yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut.
c. Pembeli yang puas dengan biaya peralihan yaitu orang-orang yang puas
namun memikul biaya peralihan (switching cost) biaya dalam waktu,
uang atau resiko kinerja berkenaan dengan tindakan beralih merek.
d. Pembeli yang puas/bersifat kebiasaan tidak ada masalah untuk beralih
yaitu para pembeli yang puas dengan produk atau setidaknya tidak
mengalami ketidakpuasan.
e. Berpindah-pindah/peka terhadap perubahan harga tidak ada loyalias
merek yaitu pembeli tidak loyal yang sama sekali tidak tertarik pada
merek tersebut, merek apapun dianggap memadai.12
I. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis
baca, diantaranya adalah sebagai berikut:
Penulis
Marco
Dirgahadi
Lukman

Judul
Analisis Pengaruh
Ekuitas Merek Terhadap
Keputusan Pembelian
dan Kepuasan Konsumen
Produk Teh Botol Sosro
Kemasan Kotak

Yani Restiani
Widjaja dan
Irpan Nugraha

Loyalitas Merek Sebagai
Dampak Dari Kepuasan
Konsumen

Hasil Penelitian
Faktor-faktor ekuitas merek
berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian
dan kepuasan konsumen
produk Teh Botol Sosro
kategori kemasan kotak di kota
Bandung. Sedangkan
keputusan pembelian tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan konsumen
produk Teh Botol Sosro
kemasan kotak di kota
Bandung.
Berdasarkan hasil pengujian
dapat disimpulkan bahwa
kepuasan konsumen
berpengaruh positif terhadap
loyalitas merek. Artinya,
tingkat kepuasan konsumen
yang baik akan menciptakan
suatu loyalitas yang baik pula
pada sabun sapokalinus di PT

12
David A. Aaker, Manajemen Ekuitas Merek, (Jakarta: Mitra Utama, 1997), hal. 58-59

Hatane
Semuel1 dan
Adi Suryanata
Lianto

Analisis Ewom, Brand
Image, Brand Trust Dan
Minat Beli Produk
Smartphone Di Surabaya

Suri Amilia
dan M. Oloan
Asmara Nst

Pengaruh Citra Merek,
Harga, dan Kualitas
Produk terhadap
Keputusan Pembelian
Handphone Merek
Xiaomi di Kota Langsa

BRATACO Bandung.
eWOM berpengaruh positif
terhadap Brand Image produk
smartphone,juga berpengaruh
positif terhadap Brand Trust
produk smartphone, dan Minat
Beli produk smartphone.
Citra merek, harga, dan
kualitas produk secara parsial
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian
handphone Xiaomi di Kota
Langsa di mana masingmasing variabel bebas (citra
merek, harga, dan kualitas
produk) memiliki nilai t sig <
0,05.

J. Kerangka Konseptual
Pengaruh merek terhadap minat beli dan keputusan pembelian produk
kosmetik wardah pada mahasiswa FEBI IAIN Tulungagung. Pada dasarnya
baik atau buruknya sebuah merek tergantung pada baik dan buruknya kualitas
tersebut. Dalam pengambilan keputusan pembelian kosmetik terdapat beberapa
faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai kepuasan konsumen yaitu:
keunggulan, kekuatan dan keunikan merek. Berikut ini adalah bagan dari
kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu

MINAT BELI

MEREK
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
K. Hipotesis penelitian
Rumusan hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Terdapat pengaruh antara Merek terhadap minat beli konsumen
2. Terdapat pengaruh antara Minat beli dari konsumen terhadap keputusan
pembelian
3. Terdapat pengaruh antara Merek terhadap keputusan pembelian
4. Terdapat pengaruh antara merek terhadap minat beli dan keputusan
pembelian konsumen

L. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian eksplanatory
research yaitu jenis penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara
variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.13
M. Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek maupun
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti.14 Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
FEBI IAIN Tulungagung.
Begitu banyaknya populasi dalam penelitian ini, untuk mempermudah
pengumpulan data perlu dilakukan pengambilan sampel penelitian. Oleh
karena itu, pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan cara
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan didasarkan pada
pertimbangan tertentu.15 Pertimbangan yang dimaksud yaitu sesuai kriteria
yang sudah di tentukan peneliti. Kriteria tersebut antara lain Mahasiswa FEBI
IAIN Tulungagung angkatan 2017 dan responden yang menggunakan merek
kosmetik wardah.
N. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukuran
Sumber data yang digunakan penulis yaitu ada dua jenis yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh
peneliti dengn cara mencari data secara langsung dari sumbernya. Sumber
data penelitian ini diambil dengan cara penyebaran kuesioner terkait dengan
merek terhadap minat beli dan keputusan pembelian pada produk kosmetik
wardah. Sedangkan Data sekunder yaitu data yang diperoleh baik berupa
keterangan maupun literatur atau sumber yang sudah ada yang sifatnya untuk
melengkapi dari data primer. Sumber data ini diperoleh dari buku, jurnal, dan
juga dari penelitian terdahulu.
13
Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Alim’s Publishing, 2017), hal.
154
14
ibid.., hal. 154
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 124

Variabel adalah sesuatu hal yang telah ditetapkan oleh peneliti sehingga
bisa mendapatkan informasi yang kemudian bisa ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi yaitu
minat beli dan keputusan pembelian. Sedangkan variabel independen yaitu
variabel yang mempengaruhi yaitu merek.
Skala pengukuran yaitu penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel
berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel berdasarkan jenis data
yang melekat dalam variabel penelitian.16 Dalam penelitian ini menggunakan
skala pengukuran jenis skala ordinal karena menetapkan peringkat dari
masing-masing kategori dengan peringkat 1 sampai dengan 4 dimana 1:
sangat suka, 2 : suka, 3 : tidak suka, 4 : sangat tidak suka.
O. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh data yang nantinya digunakan untuk melakukan
penelitian. Teknik pengumpalan data yang dilakukan oleh penulis disini yaitu
dilakukan dengan cara wawancara dan dengan penyebaran kuesioner atau
angket. Sedangkan instrumen penelitian yaitu instrumen yanag digunakan
untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian. Disini instrumen yang

P.

digunakan atau yang perlu dibuat ada 3 yaitu
1. Instrumen untuk mengukur merek
2. Instrumen untuk mengukur minat beli
3. Instrumen untuk mengukur keputusan pembelian konsumen
Analisis Data
Analisis data merupakan langkah yang harus dilakukan oleh seorang
peneliti setelah menemukan data yang selanjutnya diolah dengan instrumen
statistik yang nantinya untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian.17
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis datanya yaitu
1. Wawancara, dilakukan dengan seseorang atau narasumber yang
berhubungan langsung dengan variabel atau keadaan dari penelitian ini

16
Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Alim’s Publishing, 2017), hal.
109
17
ibid.., hal. 100

2. Kuesioner, penyebaran kepada para mahasiswa FEBI IAIN Tulungagung
yang menggunakan atau pernah menggunakan produk pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A.1997.Manajemen Ekuitas Merek.Jakarta: Mitra Utama
Amilia, Suri dan M. Oloan Asmara Nst.“Pengaruh Citra Merek, Harga, dan
Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Xiaomi di
Kota Langsa”.Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol.6, No.1, Mei 2017
Hidayat, Cecep.1998.Manajemen Pemasaran.Jakarta: Badan Penerbit IPWI
Lukman, Marco Dirgahadi.“Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap
Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Produk Teh Botol Sosro
Kemasan Kotak”.Jurnal Administrasi Bisnis (2014), Vol.10, No.1: hal. 64–81,
(ISSN:0216–1249) 2014 Center for Business Studies. FISIP - Unpar
Muhammad, Saikoo Hari dan Bulan.Pengaruh Promosi, Harga dan Kualitas
Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Kerudung Rabbani
Semuel, Hatane dan Adi Suryanata Lianto.“Analisis eWOM, Brand Image,
Brand Trust Dan Minat Beli Produk Smartphone Di Surabaya”.Jurnal
Manajemen Pemasaran, Vol. 8, No. 1, Oktober 2014: 47-54
Subagiyo, Rokhmat, M. Aqim Adlan.“Analisis Dampak Brand Loyalty, Brand
Awareness, Perceived Quality Dan Brand Association Terhadap Customer
Value Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN
Tulungagung”. An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah Volume 04, Nomor 02,
April 2018
Subagiyo, Rokhmat.2017.Metode Penelitian Ekonomi Islam.Jakarta: Alim’s
Publishing
Sugiyono.2013.Metode Penelitian Kombinasi.Bandung: Alfabeta
Sukirno, Sadono dkk.2004.Pengantar Bisnis.Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana.2000.Prinsip dan Dinamika
Pemasaran.Yogyakarta: J&J Learning
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek
Dan Indikasi Geografis, www.hukumonline.com/pusatdata, diakses pada
tanggal 18 Maret 2018 pada pukul 10.48 WIB

Widjaja, Yani Restiani dan Irpan Nugraha.“Loyalitas Merek Sebagai Dampak
dari Kepuasan Konsumen”.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam (Journal of
Islamic Economics and Business) Volume 1, Nomor 1, Mei 2016