Pengembangan Merek melalui Personalisasi dan

Pengembangan Merek melalui Personalisasi, Kustomisasi dan Komunikasi Kreatif

Suharyanti, Ajeng Harista, Dessy Kania dan Mirana Hanathasia Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie, Jakarta Email: suharyan3in1@gmail.com

Abstract

In today’s hypercompetitive era, a small and medium enterprise (SME) should increase the added values of its business through appropriate branding strategy. During this time, branding is synonymous with the companies and big brands. In fact, branding should start from the early stages of a business so that the brand has a strong foundation. Brand development-based entrepreneurship strategy is called Branderpreneurship. Using case study method through the lens of circle of values development model in the Wijaya’s theory of Branderpreneurship, the authors analyzed an SME brand that provides creative medium services for young people in creating expressive fashion branded Duo Langit. Data collected by observation, document searches and in-depth interviews with the owner of Duo Langit and triangulate it with consumers. The results showed that Duo Langit is very prominent in identifying values, creating values and communicating values by personalizing and customizing the products as well as an intuitive understanding of the young people insights, while lack in maintaining and evaluating values due to less sharply in warying the competitors.

Keywords: Branderpreneurship, SME, Duo Langit, Personalization, Customization

Abstrak

Di era hiperkompetitif dewasa ini, sebuah usaha kecil dan menengah (UKM) harus meningkatkan nilai tambah usahanya melalui strategi pemerekan (branding) yang tepat. Selama ini branding identik dengan perusahaan-perusahaan dan merek-merek besar. Padahal, branding justru harus dimulai dari tahap awal sebuah usaha agar memiliki pondasi yang kuat. Strategi kewirausahaan berbasis pengembangan merek ini disebut Branderpreneurship. Dengan menggunakan metode studi kasus melalui lensa model circle of values development yang merupakan inti teori Wijaya tentang Branderpreneurship, penulis menganalisis sebuah merek UKM jasa medium kreasi fesyen ekspresif anak muda bermerek Duo Langit. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, penelusuran dokumen dan wawancara mendalam terhadap pemilik Duo Langit dan mentriangulasikannya dengan konsumen Duo Langit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Duo Langit sangat menonjol dalam identifying values, creating values dan communicating values dengan personalisasi dan kustomisasi produk serta pemahaman yang intuitif terhadap insights anak muda, sementara lemah dalam maintaining values dan evaluating values karena kurang tajam dalam mewaspadai kompetitor.

Kata kunci: Branderpreneurship, UKM, Duo Langit, Personalisasi, Kustomisasi

88 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 15, Nomor 2, Mei - Agustus 2017, halaman 87-105

Pendahuluan

wirausahawan yang bersaing satu sama lain Indonesia merupakan negara yang untuk mengembangkan usaha mereka, sehingga memiliki sumber daya alam dan sumber daya dibutuhkan strategi khusus agar tidak terdepak manusia yang sangat kaya. Hal ini menjadi dari arena pertarungan. Salah satu strategi potensi besar yang mendorong masyarakat untuk penting yang memberi kontribusi signiikan meningkatkan ekonomi Indonesia melalui Usaha bagi energi persaingan tersebut adalah dengan Kecil dan Menengah atau yang biasa disebut menaruh perhatian serius pada pengembangan sebagai UKM. Di negara lain, UKM memiliki nilai merek dalam usaha mereka. peran yang signiikan dalam perkembangan

Wirausahawan perlu memperhatikan ekonomi baik secara mikro maupun makro keberlangsungan usahanya dari semua aspek seperti di Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan baik itu manajemen, pemasaran dan produk. Jika Italia. Pemerintahan di negara-negara tersebut berkaitan dengan produk maka perlu strategi sangat mendukung kebijakan mengenai UKM menyusun branding atau pemerekan Usaha karena UKM juga dianggap sebagai penopang Kecil Menengah (UKM) untuk produk-produk ekonomi di saat terjadi krisis global.

dan layanan yang ditawarkan. Wirausahawan UKM di Indonesia sendiri setiap harus mengetahui setiap detil produk mulai tahun mengalami pertumbuhan yang sangat dari kemasan hingga standar kualitas produk pesat dengan penyerapan tenaga kerja yang itu sendiri. Pemerekan UKM akan menaikkan besar, yang mayoritas anak muda dan wanita. kepercayaan masyarakat terhadap produk UKM, Mengutip dari laman www.depkop.go.id, peran memberi makna bagi kehidupan konsumen, penting UKM dalam perekonomian suatu negara karena merek atau brand adalah tanda jejak diindikasikan oleh tiga hal, pertama, jumlah yang tertinggal di benak dan hati konsumen usaha yang banyak dan terdapat di setiap sektor yang menimbulkan makna dan perasaan tertentu atau bidang usaha. Kedua, mempunyai potensi (Wijaya, 2013: 55). besar dalam penyerapan tenaga kerja. Ketiga,

Menurut Sadat (2009: 19), merek tidak memberi kontribusi yang signiikan terhadap dapat dipisahkan dari eksistensi sebuah produk.

pendapatan negara (Rachman, 2016). Data BPS Akan tetapi, hal ini masih kurang disadari (www.bps.go.id) 2007 menunjukkan jumlah oleh sebagian besar pemasar. Merek sebagai UKM mencapai 99,99% dari total unit usaha di pembentuk karakter produk lebih berfungsi saat Indonesia, sementara hingga 2013, sektor UKM ditawarkan kepada konsumen dalam lingkungan di Indonesia mampu menyerap 99,8% dari total persaingan yang ketat. Banyaknya jumlah produk angkatan kerja.

sejenis membuat konsumen kesulitan dalam Dari setiap rupiah investasi di UKM melakukan identiikasi secara tepat dan akurat secara signiikan menciptakan lebih banyak terhadap atribut dan manfaat yang ditawarkan lapangan kerja dibandingkan investasi yang (Keller, 2013). Di sinilah peran strategis merek sama di usaha besar, sementara di sisi lain, sebagai guide bagi konsumen terkait kualitas, UKM juga menyumbang 56% dari total Produk daya tahan, nilai, citra atau gaya yang tidak Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun dimiliki merek lainnya. Wijaya (2012) menyebut 2013. Sumbangan UKM di Indonesia terhadap fenomena ini sebagai shifted paradigm dalam kemajuan pertumbuhan ekonomi nasional komunikasi pemasaran di mana awalnya fokus terutama didorong oleh kegiatan ekspornya yang pada penjualan menjadi fokus pada pemerekan terus meningkat.

(branding) melalui komunikasi yang membentuk Dengan perkembangan UKM yang persepsi. sangat pesat di setiap tahunnya, menunjukkan

Ada sebagian dari penggerak UKM bahwa dunia kewirausahaan di Indonesia di Indonesia yang sudah menerapkan strategi sedang bergairah. Banyak entrepreneur atau pengembangan merek dalam usaha mereka.

Suharyanti, Ajeng Harista, Dessy Kania dan Mirana Hanathasia, Pengembangan Merek melalui Personalisasi, Kustomisasi dan Komunikasi Kreatif

Namun demikian, tidak bisa dipungkiri juga yang sangat tinggi. Karena itu, agar tidak sekadar masih ada beberapa penggerak UKM yang menjadi barang cemilan, keripik singkong masih kurang, bahkan tidak menerapkan strategi Maicih dibubuhi spirit tantangan melalui level pengembangan merek dalam usaha mereka. kepedasannya. Karena itu pelaku UKM perlu mengenal dan

Maicih juga sukses menciptakan dan memiliki sikap Branderpreneurship. Menurut melakukan delivering atau pendistribusian nilai Wijaya (2011), Branderpreneurship adalah suatu mereknya melalui sistem penjualan mobile penerapan strategi pengembangan merek yang dan berjejaring yang sangat kreatif dengan terarah dan terpadu dengan memaksimalkan penamaan-penamaan yang unik, sesuai dengan sumber-sumber daya yang ada dalam menunjang target konsumen. Penjualan melalui social pengembangan usaha sehingga memberikan media juga merupakan cara yang cerdas seperti nilai tambah bagi kewirausahaan.

melalui twitter, karena selain nyaris tanpa biaya, Branderpreneurship

dapat juga sangat fokus sebagai medium favorit anak dipahami sebagai sikap mental atau mindset muda saat ini. Maicih juga berinovasi dengan yang menyinergikan semangat kewirausahaan menciptakan varian baru seperti keripik bakso dan strategi pengembangan merek (Wijaya, goreng (basreng), seblak original, seblak keju, 2011). Beberapa kajian mengenai strategi dan lainnya, yang kemudian merambah ke pasar pengembangan nilai merek UKM di antaranya global melalui merek Spicy Granny (Wijaya & UKM keripik singkong Maicih dan salon Waxing Sutawidjaya, 2015). Corner (Wijaya & Hanathasia, 2012; Wijaya &

juga

Penelitian kedua adalah UKM Waxing Sutawidjaya, 2015; Wijaya, et al., 2016).

Corner yakni UKM yang menawarkan jasa Dalam mengembangkan nilai merek, perawatan kecantikan berupa waxing atau Maicih berawal dari ide menciptakan keripik pencabutan bulu menggunakan cara moderen. singkong yang beda dari keripik singkong Maksud dari kata “moderen” di sini adalah proses pada umumnya. Perbedaan Maicih dengan pencabutan bulu yang menggunakan wax atau keripik lainnya terletak pada rasa keripik yang lilin yang dicampur dengan bahan–bahan alami kaya akan rempah-rempah Indonesia. Keripik seperti ekstrak melon, biji matahari dan pisang. singkong Maicih memiliki tingkat kepedasan Waxing Corner tidak hanya menawarkan layanan produk dan cara mengomunikasikan merek. berupa waxing, tetapi juga memperhatikan dan Maicih fokus pada pengembangan nilai merek bertanggungjawab bagaimana kelanjutan dari secara terarah, sehingga inovasi bukan semata- kulit yang telah di-waxing tersebut (Wijaya & mata pada produk, melainkan lebih kepada Hanathasia, 2012). cara komunikasi dan pemasarannya (Wijaya &

Namun, nilai yang disampaikan oleh Sutawidjaya, 2015; Wijaya, et al, 2016).

Waxing Corner hanya sebatas fungsional dari Maicih melakukan terobosan pada cara bahan baku yang digunakan untuk waxing, belum komunikasi dan pemasaran produk dengan menyentuh sisi emosional, simbolik, apalagi menggunakan social media dan menciptakan sosial. Dalam mengkomunikasikan nilainya, nilai merek berdasarkan insight konsumen anak Waxing Corner menggunakan media sosial, muda yang senang tantangan. Maicih terbukti blog, brosur, situs belanja daring Deal Keren, sukses mengidentiikasi nilai apa yang dapat serta memberikan diskon melalui member card

ditawarkan kepada konsumennya, agar mereka kepada para pelanggan yang merupakan strategi tidak sekadar mengonsumsi keripik. Termasuk, untuk mempertahankan loyalitas pelanggan. mengidentiikasi sasaran konsumennya dengan Guna menambah nilai mereknya, Waxing Corner

tepat, yakni anak muda, yang kebanyakan pun berencana membuka waxing khusus pria. memang doyan jajan, ngemil, suka tantangan Di sini, baik Maicih maupun Waxing Corner dan punya rasa keingintahuan atau penasaran telah berusaha mengembangkan nilai mereknya

90 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 15, Nomor 2, Mei - Agustus 2017, halaman 87-105

(meskipun ada yang belum maksimal) yang dari konsep branderpreneurship yakni dengan perspektif branderpreneurship disebut sebagai menganalisis data dan informasi melalui lensa kewirausahaan berbasis pengembangan (dan model the circle of values development yang komunikasi) nilai merek (Wijaya, et al, 2016).

merupakan inti dari branderpreneurship. Tak dapat dipungkiri bahwa dalam dunia Strategi branderpreneurship memiliki berbagai pemasaran, banyak pemasar yang menggunakan dimensi dalam pengembangan nilai merek, berbagai strategi pemasaran dalam memasarkan yakni identifying values (mengidentiikasi produknya. Menurut Assauri (2010: 168), nilai), creating values (menciptakan nilai), strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan delivering/ distributing values (mengantarkan/ dan sasaran, kebijakan dan aturan yang mendistribusikan nilai), communicating values memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran (mengomunikasikan nilai), maintaining values perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing- (merawat/ menjaga nilai), evaluating values masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, (mengevaluasi nilai), dan updating values terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam (memperbarui nilai) (Wijaya, 2011). Dengan menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan demikian, pendekatan branderpreneurship yang selalu berubah. Karena itu, penentuan sangat tepat digunakan untuk menganalisis strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis pengembangan nilai suatu merek UKM lingkungan dan internal perusahaan melalui yang memiliki semangat kewirausahaan, analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, dikarenakan elemen-elemen yang dimiliki serta analisis kesempatan dan ancaman yang oleh branderpreneurship merupakan elemen- dihadapi perusahaan dari lingkungannya elemen yang terhubung satu sama lain dan sudah (Suharyanti, 2011). Salah satu dari sekian banyak mewakili strategi pemerekan yang lengkap strategi pemasaran yang digunakan oleh pemasar untuk menganalisis pengembangan nilai merek adalah strategi sasaran pasar dan marketing mix. yang bersinergi dengan semangat kewirausahaan

Assauri (2010: 175) menjelaskan bahwa (Wijaya & Hanathasia, 2012; Wijaya et al., penetapan strategi sasaran pasar merupakan 2016). hasil perkembangan terakhir dari pendekatan

Sementara itu, Duo Langit sebagai obyek atau pandangan pimpinan perusahaan dalam studi ini merupakan merek UKM yang bergerak memasarkan produknya, di mana perusahaan di bidang jasa printing atau sablon t-shirt dengan dapat mengembangkan produk yang tepat untuk sistem direct to garment (DTG). DTG merupakan masing-masing pasar sebagai sasaran pasar, dan suatu proses printing/ sablon obyek atau image hanya berfokus pada sasaran pasar produk yang ke media kain (t-shirt), menggunakan printer perusahaan ciptakan. Adapun marketing mix yang dirancang khusus dengan menggunakan merupakan kombinasi variabel atau kegiatan tinta khusus textile sehingga hasil printing tidak yang merupakan inti dari sistem pemasaran, luntur ketika t-shirt dicuci, dan gambar yang variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan tercetak tidak timbul ke permukaan baju. Ide untuk mempengaruhi reaksi konsumen. Variabel yang ditawarkan oleh Duo Langit ke konsumen marketing mix adalah strategi produk, harga, adalah jasa cetakan t-shirt di mana Duo Langit distribusi, dam promosi.

tidak menjual desain atau motif t-shirt melainkan Dari berbagai contoh strategi pemasaran ide dalam membuat desain t-shirt berasal dari yang sudah ada, strategi pemasaran yang konsumen. spesiik mengaitkan komunikasi merek dan

memiliki hak untuk pola pikir kewirausahaan dalam pengembangan menentukan ide atau desain yang mereka usaha belum terlalu banyak diulas. Karena miliki untuk dituangkan ke media kain (t-shirt). itu, pendekatan yang digunakan dalam Dengan demikian, nilai yang ditawarkan penelitian ini adalah studi kasus dari kacamata oleh Duo Langit adalah mengajak konsumen

Konsumen

Suharyanti, Ajeng Harista, Dessy Kania dan Mirana Hanathasia, Pengembangan Merek melalui Personalisasi, Kustomisasi dan Komunikasi Kreatif

untuk bercerita dan berkreasi melalui t-shirt. the way of consuming maupun the way of getting Konsumen dapat membuat t-shirt yang sesuai involved. Pendek kata, value yang diciptakan dengan keinginan mereka dan kesukaan mereka. berdasarkan consumer insights dapat berkaitan T-shirt tersebut dapat menjadi media konsumen dengan konten maupun konteks produk. untuk menunjukkan, mengenalkan atau Dalam tahap ini juga seorang wirausahawan mengomunikasi pesan-pesan yang mewakili mendialogkan hasil temuan dengan situasi kepribadian konsumen yang ditujukan kepada kompetisi, sehingga apa yang diputuskan untuk orang lain. Dari paparan ini, peneliti kemudian ditawarkan kepada konsumen tidak hanya sesuai berusaha meneliti lebih lanjut mengenai strategi dengan insights konsumen, tetapi juga memiliki pengembangan nilai merek UKM “Duo Langit” diferensiasi yang tajam serta keunggulan yang ditinjau dari pendekatan branderpreneurship.

kompetitif (competitive advantage). Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,

Ketiga, Delivering values. Setelah Branderpreneurship adalah suatu penerapan modiikasi ide dan kreasi penawaran dari strategi pengembangan merek yang terarah dan usaha/ produk/ servis telah inal, maka seorang terpadu dengan memaksimalkan sumber-sumber wirausahawan kemudian mengemas dan daya yang ada dalam menunjang pengembangan menyampaikannya kepada konsumen melalui usaha sehingga memberikan nilai tambah berbagai saluran distribusi yang sesuai dengan bagi kewirausahaan (Wijaya, 2011). Terdapat insights konsumen. Di sini fungsi distribusi langkah-langkah strategis dalam pengembangan dan saluran penjualan/ pengantaran nilai merek dan pengelolaan nilai (values development) memegang peran utama. Dengan memahami yang merupakan inti branderpreneurship, kebiasaan konsumen dan tempat-tempat maupun sehingga merek yang dikelola dapat menunjang cara penyampaian yang membuat nyaman pengembangan suatu usaha. Yang pertama konsumen (baik online maupun ofline, tangible adalah Identifying Values. Sebelum memulai maupun intangible), seorang wirausahawan usaha atau menelurkan sebuah produk/ servis, dapat menjalankan bisnisnya secara lebih seorang wirausahawan sebaiknya menggali eisien dan efektif, karena wirausahawan informasi dari konsumen atau pasar mengenai tidak perlu melakukan trial and error untuk apa yang sesungguhnya diinginkan, dibutuhkan, mendapatkan dampak atau respons yang baik didambakan, diobsesikan, baik secara sadar dari konsumen. Sekali lagi, peran consumer maupun tanpa sadar oleh konsumen berkaitan insights di tahap identifying values sangat dengan ide usaha/ produk/ servis yang akan penting dalam menunjang kesuksesan di setiap diluncurkan. Proses ini disebut consumer tahap pengembangan nilai. insights. Pemahaman yang baik dan mendalam

Tahap keempat adalah Communicating terhadap konsumen akan meminimalisir Values. Jika penyampaian produk/ servis telah the failure of product launching, sekaligus pasti dan lancar, yang tak kalah pentingnya berpotensi menimbulkan emotional bond adalah komunikasi. Nilai-nilai berupa penawaran secara efektif, karena konsumen merasakan apa dan beneit yang akan diperoleh konsumen yang ditawarkan seolah mengerti dirinya yang dikomunikasikan secara tepat dan kreatif, sesungguhnya.

sehingga merek lebih cepat dikenal (brand Kedua, Creating Values. Berdasarkan awareness), diketahui lebih banyak (brand consumer insights yang baik, seorang knowledge), dipersepsikan bagus (brand image) wirausahawan kemudian mulai mengembangkan dan dirasakan/ dialami secara baik (brand bisnis/ produk/ servisnya dengan melakukan experience), sehingga membuat konsumen modiikasi dari ide awal. Hal ini dapat berupa menjadi pelanggan yang setia (brand loyalty) penambahan atau penggantian itur dan atribut dan bahkan membantu menjualkan nilai-nilai produk, modiikasi lokasi, waktu, kemasan atau yang dirasakannya kepada konsumen lain dan

92 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 15, Nomor 2, Mei - Agustus 2017, halaman 87-105

masyarakat secara luas melalui berbagai medium bagaimana kiprah competitor, pengikut, merek- (baik online berupa social media dan personal merek duplikat atau KW, dan sebagainya. media maupun ofline berupa traditional word- Lalu, bagaimana respon konsumen, respon of-mouth serta media-media komunikasi lainnya) masyarakat secara keseluruhan, respon media, (Wijaya, 2013). Pemilihan media tentunya tak respon mitra dan karyawan. Semua memerlukan terlepas dari consumer insights. Jika konsumen evaluasi berupa audit merek dan riset konsumen. pengguna atau calon pengguna produk kita lebih Menurut Wijaya, fungsi ini dapat diintegrasikan sering dan nyaman menggunakan social media, dengan fungsi consumer insights dan tidak maka media tersebutlah yang sebaiknya menjadi harus berbiaya besar. Seorang wirausahawan media utama.

dapat melakukannya sendiri atau memanfaatkan Jadi brand communication tidak sumber daya yang ada. harus menggunakan traditional mass media

Tahap terakhir dari values development seperti televisi, koran, radio dan sebagainya. adalah Updating values. Dari hasil evaluasi Sementara itu, alat komunikasi pemasaran dan tersebut kemudian dilakukan pembaruan, merek yang dapat digunakan pun tidak harus pengkinian dan peningkatan nilai produk/ servis/ berupa iklan konvensional di media massa yang usaha sehingga konsumen senantiasa memperoleh cenderung berbiaya besar. Pemilik merek dapat sesuatu yang baru dan menyenangkan. Hal- menggunakan iklan-iklan di media alternatif dan hal baru dan menyenangkan dari apa yang kreatif seperti iklan ambient media, online direct ditawarkan kepada mereka pada akhirnya akan mail, creative publicity, sponsorships, brand membuat hidup mereka pun lebih segar dan placement, guerilla advertising, dan banyak lagi. bernilai, sehingga menguatkan ikatan emosional Menurut Wijaya, kuncinya adalah fokus, kreatif dengan merek yang mereka gunakan. Updating dan terpadu berdasarkan consumer insights yang values dapat berupa penambahan itur dan beneit baik.

fungsional, emosional, simbolik dan sosial, Tahap kelima adalah Maintaining atau dapat berupa pembaruan kemasan, lay- Values. Jika nilai-nilai yang ditawarkan merek out ruangan, penambahan cabang, franchising, telah dikomunikasikan dan berhasil menggaet maupun cara komunikasi baru yang lebih kreatif sejumlah konsumen, maka tugas berikutnya bagi sehingga memberi nilai tambah baru (new added pemilik merek adalah menjaga konsumen agar values) bagi konsumen (Wijaya, 2011; Wijaya & tetap menikmati nilai-nilai yang telah ditawarkan Hanathasia, 2012; Wijaya & Sutawidjaya, 2015; oleh merek. Ini berarti, strategi yang harus Wijaya, et al, 2016). dikembangkan adalah mengubah konsumen

Proses pengembangan nilai merek dalam menjadi pelanggan (consumer to customer). teori Wijaya mengenai Branderpreneurship Berbagai program dapat dibuat oleh pemilik dapat dilihat pada gambar 1. merek/ usaha, dapat berupa retention program,

Menurut Wijaya (2011), langkah-langkah loyalty program hingga brand community dalam lingkaran pengembangan nilai-nilai program.

tidak bersifat deterministik dan linier namun Tahap keenam, Evaluating Values. merupakan rangkaian yang saling berhubungan. Dalam periode tertentu, seorang wirausahawan Hal ini seperti beberapa jenis rangkaian yang harus melakukan evaluasi terhadap apa yang menghubungkan setiap titik dari strategi telah dilakukannya. Melihat sejauh mana pengembangan nilai. Karena itu, dalam kondisi tawaran-tawaran yang diberikan masih relevan, tertentu, strategi untuk Creating Values mungkin melihat perkembangan baru (teknologi, dapat langsung menuju ke Communicating bencana, dan lain-lain) yang mengubah cara Values. Sementara itu, Delivering/ Distributing pandang konsumen dalam memaknai apa yang Values dapat dijalankan secara paralel dengan ditawarkan produk/ servis/ usaha, melihat Maintaining Values, serta Communicating

Suharyanti, Ajeng Harista, Dessy Kania dan Mirana Hanathasia, Pengembangan Merek melalui Personalisasi, Kustomisasi dan Komunikasi Kreatif

Gambar 1. Sirkuit pengembangan nilai yang merupakan inti Branderpreneurship

(sumber: Wijaya, 2011)

Values dapat berjalan beriringan dengan atau Menurut Wijaya (2011), elemen-elemen secara langsung ke Evaluating Values. Adapun dalam branderpreneurship di antaranya adalah: Maintaining Values mungkin dapat bekerja

1) Identifying Values mencakup kegiatan dan pada saat yang sama dengan Updating Values, proses consumer insights, market insights, dan dan Evaluating Values dapat secara bersamaan brand insights, 2) Creating Values mencakup melakukan peran Identifying Values yang nilai-nilai merek dari segi functional, emotional, bisa langsung pada Creating Values. Terakhir, symbolic, social values, 3) Delivering Values tentu saja, Updating Values terkait erat dengan mencakup pendistribuan dan penyampaian nilai kegiatan Creating Values.

kepada konsumen melalui channel atau saluran distribusi yang bersifat online maupun ofline,

Metode Penelitian

4) Communicating Values mencakup strategi- Metode yang digunakan dalam penelitian strategi yang dilakukan mulai dari perancangan ini adalah metode studi kasus mengenai

hingga eksekusi kreatif pesan (what-to-say), Branderpreneurship. Studi Branderpreneurship taktik atau tools strategi yang digunakan untuk merupakan pendekatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan (how-to-say), media atau menganalisis sebuah strategi pengembangan vehicle yang digunakan untuk menyampaikan merek yang menyinergikan spirit kewirausahaan pesan (where-to-say), dan strategi timing dan dan mindset pemerekan (Wijaya, 2011; Wijaya & momen yang digunakan untuk menyampaikan Hanathasia, 2012; Wijaya & Sutawidjaya, 2015; pesan (when-to-say), 5) Maintaining Values Wijaya et al., 2016). Upaya yang bisa dilakukan mencakup

program-program aktivitas untuk menganalisis sebuah merek usaha adalah yang dijalankan untuk membuat konsumen menggunakan pendekatan branderpreneurship, melakukan pembelian ulang (retention), yang dilakukan dengan cara menganalisis data untuk membuat konsumen loyal dan menjadi dan informasi dari kacamata konsep the circle pelanggan tetap (loyalty), dan untuk membuat of values development yang merupakan inti dari konsumen mencintai merek karena memiliki branderpreneurship.

sense of belonging sehingga membentuk suatu

94 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 15, Nomor 2, Mei - Agustus 2017, halaman 87-105

komunitas penyuka merek (brand community), Untuk mendapatkan data yang memadai,

6) Evaluating Values mencakup evaluasi diri penulis mewawancarai pemilik Duo Langit, (self-audit) dan evaluasi reaksi kompetitor yakni Seto dan Rizaq, sekaligus mengobservasi terhadap nilai yang ditawarkan merek baik dari kiprah usaha mereka dalam mengembangkan sisi nilai produk, konsumen maupun saluran dan nilai merek melalui pengamatan langsung strategi yang digunakan (competitive audit), juga dan pengumpulan dokumen-dokumen yang evaluasi reaksi konsumen terhadap nilai merek relevan. Selain itu, untuk memvalidasi data (consumer audit), serta evaluasi perkembangan yang diperoleh, maka penulis juga melakukan tren perilaku dan gaya hidup masyarakat secara wawancara triangulatif terhadap dua orang umum terkait nilai merek yang ditawarkan konsumen Duo Langit sekaligus mengobservasi (trend audit), dan 7) Updating Values mencakup sepak terjang mereka dalam mengkspresikan langkah-langkah inovatif yang dilakukan untuk merek Duo langit melalui media sosial. meningkatkan nilai merek, baik dari aspek

Dari data-data yang terkumpul, penulis produk (on product), aspek konsumen (on kemudian menganalisis dengan melakukan consumer), aspek distribusi (on channel), aspek seleksi, kategorisasi, validasi, teorisasi dan strategi komunikasi (on communication) maupun proposisi sebagaimana lazimnya teknik analisis dari aspek pengembangan usaha (on business).

data kualitatif (Wijaya, 2009 dalam Lestari, 2015). Dalam penelitian ini, obyek yang diteliti Seleksi dan kategorisasi dilakukan berdasarkan adalah merek UKM Duo Langit, sebuah usaha elemen-elemen dalam branderpreneurship kecil yang bergerak di bidang jasa kreatif sebagai panduan, sedangkan validasi dilakukan bermedia kaos yang dapat dikatakan sebagai dengan menganalisis data-data dari informan merek fesyen ekspresif. Berdirinya Duo Langit triangulator. Adapun teorisasi dilakukan dengan didasari oleh adanya kegemaran pemiliknya menganalisis secara kesuluruhan, mengangkat mengenakan kaos santai (t-shirt) dan terlebih temuan-temuan unik dan bermakna (insightful), lagi t-shirt dapat digunakan sebagai media cetak. lalu mendialogkannya dengan teori-teori dan Desain-desain pribadi dapat dituangkan ke atas konsep-konsep yang relevan untuk membangun kaos tersebut sehingga tidak terjadi kesamaan argumen propositif. Dari hasil analisis ini desain dengan baju yang dimiliki oleh orang lain. dapat diketahui kekuatan dan kelemahan

Hal itulah yang menggerakkan pendiri obyek dengan menggunakan kacamata circle Duo Langit untuk mendirikan Duo Langit. of values development dari teori Wijaya tentang Awal terbentuknya Duo Langit tepat pada tahun Branderpreneurship. 2014, ide tersebut muncul saat kedua pemilik

yang sedang duduk di bangku perkuliahan Hasil Penelitian dan Pembahasan mendapatkan pembelajaran tentang dunia bisnis Analisis Branderpreneurship

yang mengharuskan kedua pemilik tersebut Wijaya (2011) menyebut ada beberapa merancang dan meramu sebuah ide segar dalam faktor dapat dilihat dalam mengidentiikasi berbisnis dan berusaha. Sebagai sebuah usaha nilai merek, yaitu market insights, consumer jasa cetakan t-shirt, Duo Langit menggunakan insights dan brand insights. Dari segi market, sistem direct to garment (DTG). DTG merupakan dengan banyaknya jasa percetakan baju yang proses printing obyek atau image ke media kain tersebar, masih sedikit yang menggunakan (t-shirt) menggunakan printer yang dirancang strategi branding dalam usaha mereka. Hal khusus dan menggunakan tinta khusus tekstil inilah yang membuat Duo Langit berani untuk yang membuat obyek yang dituangkan ke t-shirt menjadi salah satu jasa percetakan t-shirt tidak luntur untuk dicuci. Hasil printing akan dengan mengaplikasikan strategi branding menjadikan obyek yang dicetak meresap ke di dalam usahanya. Bagi mereka, konsumen dalam bahan baju.

merupakan kunci dari berkembangnya usaha.

Suharyanti, Ajeng Harista, Dessy Kania dan Mirana Hanathasia, Pengembangan Merek melalui Personalisasi, Kustomisasi dan Komunikasi Kreatif

Nilai merek yang terkandung dalam Duo satu cara untuk mendekatkan kegemaran atau Langit sangat menjunjung tinggi nilai identitas hobi konsumen dalam mewujudkan cita-cita konsumen itu sendiri atau biasa disebut dengan atau ide mereka melalui media cetak baju t-shirt. nilai individualitas konsumen. Membicarakan Sementara how-to-Say atau cara mengomunikasi konsumen, maka tipologi konsumen Duo Langit nilai mereknya, Duo Langit membuat suatu adalah anak muda baik wanita maupun pria program kampanye yaitu Show It. Show It adalah dengan SES A dan B, usia berkisar antara 16 program kampanye Duo Langit yang bertujuan hingga 30 tahun.

untuk mengajak orang-orang mau menunjukkan Sementara itu, terciptanya nama merek identitas diri mereka tanpa mereka merasa malu. Duo Langit memiliki arti yang begitu unik dan

atau media yang ilosois, yakni dua pemimpi. Nama Duo Langit digunakan untuk mengomunikasikan nilai merek juga berhubungan dengan tagline Duo Langit Duo Langit melalui program Show It adalah yang bermakna melangit sampai bumi, di mana media sosial Instagram. Dipilihnya Instagram nilai yang terkandung dari tagline tersebut karena Instagram sendiri memiliki kelebihan adalah melangit itu diartikan seperti ide atau dalam pengunggahan gambar. Di luar program mimpi yang mengawang di atas awan dan bumi tematik Show It, secara rutin dan reguler Duo itu diartikan sebagai wadah dari implementasi Langit memang sering mengomunikasikan ide-ide atau mimpi-mimpi tersebut sesuai jati nilai merek mereka melalui media sosial, di diri konsumennya.

Where-to-Say

samping melalui event, yang ditunjang dengan Adapun nilai fungsional Duo Langit tools promo lainnya seperti Banner, Poster, adalah sebagai merek penyedia jasa kreasi Flyer , dan Pamlet. Adapun strategi when-to- fesyen ekspresif anak muda. Kualitas bahan, Say atau momen dan waktu yang tepat untuk dapat dilihat dari material bajunya yang mempromosikan program Show It adalah satu menggunakan kaos keluaran produk Gildan kali setiap minggunya. Jadi, ada empat kali yang diimpor langsung dari Bangladesh. Jika promo program di setiap bulannya dan hal ini dipakai, jenis kaos ini memiliki kenyamanan berlaku juga untuk bulan-bulan berikutnya dan yang memberi rasa adem, tidak cepat molor, seterusnya. dan tidak cepat mengkerut. Jika ditinjau dari

Terkait Customer Retention, Duo Langit segi nilai emosional yang ditawarkan merek ke memiliki strategi yang kreatif untuk membuat konsumen, Duo Langit menawarkan nilai lebih konsumennya melakukan pembelian ulang dari sisi individualitas, kebanggaan diri, dan nilai yaitu dengan cara membuat program Invasi. aktualisasi diri. Nilai simbolik yang ditawarkan Invasi merupakan kegiatan direct ke konsumen, ke konsumen adalah gaya hidup anak muda yang dalam bentuk kegiatan di mana Duo Langit santai, bebas, suka berekspresi sebagai simbol mengirimkan desain baju yang telah mereka anak muda yang kreatif. Nilai sosial dapat buat ke konsumen-konsumen tertentu. Desain dilihat pada kepedulian Duo Langit terhadap hak baju yang mereka kirimkan tentunya sesuai konsumen untuk mengaktualisasikan diri, yang dengan kegemaran masing-masing konsumen berdampak pada meningkatnya rasa percaya diri, ataupun hal-hal yang disenangi oleh konsumen membuat bangga akan diri sendiri dan merasakan tersebut. Sementara untuk mengubah konsumen kebebasan berekspresi. Untuk mendistribusikan menjadi pelanggan, Duo Langit belum memiliki dan mengantarkan nilai mereknya, Duo Langit program customer loyalty khusus yang diberikan menggunakan strategi online yaitu melalui media ke konsumen mereka. Demikian pula dalam sosial Instagram dan ofline melalui events.

membentuk brand community, Duo Langit Sementara itu, what-to-Say atau masih belum memiliki program khusus yang pesan yang ingin disampaikan Duo Langit ke dapat merangsang terciptanya komunitas merek konsumen bahwa Duo Langit merupakan salah Duo Langit sebagai merek jasa kreasi fesyen

96 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 15, Nomor 2, Mei - Agustus 2017, halaman 87-105

ekspresif anak muda. fashion yang sedang in. Hal ini dikarenakan Duo Untuk self-audit, cara yang dilakukan Langit justru selalu ingin mengajak orang-orang Duo Langit untuk mengevaluasi nilai merek untuk tampil beda, mencoba untuk melawan arus mereka adalah dengan melihat jumlah konsumen alias tidak mainstream. Duo Langit yang melakukan posting di Instagram

Terkait Updating values, Duo Langit mengenai kegemaran mereka. Sementara dalam berencana memperbarui atau menambahkan competitive audit, meskipun Duo Langit sudah beberapa produk yaitu berupa tote bag dan bantal. melakukan kegiatan branding, rupanya mereka Duo Langit juga berencana menambahkan jenis masih belum paham dan mengerti siapa direct bahan printing baru seperti rubber dan plastisol. competitor mereka, bahkan mereka tidak terlalu Sementara jika ditinjau dari target market, maka mempedulikan adanya kompetitor. Salah satu Duo Langit masih tetap ingin mempertahankan alasan Duo Langit belum dapat menganalisis segmen anak muda, baik laki-laki maupun kompetitor mereka dengan baik dikarenakan perempuan dengan SES A dan B. kurang maksimalnya perhatian pemiliknya pada

Untuk komunikasi, Duo Langit berencana lingkungan usaha mengingat saat penelitian ini menambah media yang digunakan untuk dilakukan, mereka masih berstatus mahasiswa mengomunikasikan sekaligus mendistribusikan tingkat akhir yang banyak disibukkan tugas nilai merek secara khusus ke konsumen berupa akhir, sehingga perhatian merek pun terbelah.

oficial webstore. Sementara dalam memperbarui Consumer audit atau evaluasi konsumen bisnisnya, Duo Langit belum memiliki rencana

Duo Langit, dilakukan dengan melihat dari pengembangan besar, karena masih merupakan seberapa banyak konsumen yang menggunakan merek baru di mana Duo Langit masih fokus jasa mereka. Terlebih lagi kalau yang dicetak pada pengenalan ke target market mereka. di kaos itu merupakan desain yang berasal dari

Hasil penelitian secara keseluruhan konsumen sendiri dan bukan desain dari orang mengenai strategi pengembangan nilai merek lain atau mengambil desain di sekitar mereka. berdasarkan analisis branderpreneurship yaitu Adapun trend audit tidak dilakukan oleh Duo kewirausahaan berbasis branding yang dilakukan Langit karena nature bisnisnya yang memang dan yang tidak dilakukan oleh Duo Langit dapat cenderung menghindari untuk mengikuti tren dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Strategi Branderpreneurship Duo Langit

Strategi Temuan Penelitian

Aspek

• Dengan banyaknya jasa percetakan baju yang tersebar, masih sedikit yang menggunakan strategi

branding dalam usaha mereka.

Market insight

• Duo Langit lebih menonjolkan nilai identitas dari konsumen daripada nilai identitas Duo Langit.

• Duo Langit berusaha mengenali konsumen mereka secara mendalam dari segi geograis, demograis, lifestyle,

dan psikograis

Identifying Value

Consumer insight

• Duo Langit mengidentiikasi konsumen mereka berdasarkan NAIF yaitu Needs, Ambition,

Inspiration, dan Fear.

Duo Langit mampu mengidentiikasi dan menganalisis ornamen yang ada pada brand mereka yaitu logo, tagline, dan

Brand insight

nama merek untuk dijadikan brand positioning yang tepat sebagai fondasi merek mereka.

Suharyanti, Ajeng Harista, Dessy Kania dan Mirana Hanathasia, Pengembangan Merek melalui Personalisasi, Kustomisasi dan Komunikasi Kreatif

Strategi

Aspek

Temuan Penelitian

Nilai yang ditawarkan masih basic dari segi isik sebagai fesyen anak muda yang menjadi medium kreativitas dengan

Functional

kelebihan pada kualitas hasil cetak desain.

Manfaat nilai yang ditawarkan Duo Langit dari segi emosional

Emotional

adalah kebebasan, individualitas, dan aktualisasi diri.

Manfaat nilai yang ditawarkan Duo Langit dari segi simbolik

Creating Values

adalah seperti gaya hidup anak muda yang santai, bebas, suka

Symbolic

berekspresi, sebagai simbol anak muda yang kreatif.

Manfaat nilai yang ditawarkan Duo Langit dari segi sosial adalah kepedulian terhadap hak konsumen untuk mengaktualisasikan diri sehingga menambah rasa percaya

Social

diri, membuat bangga akan diri sendiri dan mengajak target market untuk lebih berekspresi.

Duo Langit menjual nilai mereknya melalui media sosial

Online Instagram.

Delivering/ Distributing

Duo Langit menjual nilai mereknya melalui beberapa event

Values

Ofline di Jabodetabek. Juga penjualan secara langusng ke personal

Duo Langit.

Duo Langit menyampaikan pesan nilai mereknya dengan mengajak target market Duo Langit untuk tidak lagi merasa

What-to-say

malu menunjukkan identitas mereka ke publik melalui desain yang dibuat oleh mereka.

Duo Langit mampu mengembangkan kreativitas komunikasi

How-to-say

mereka melalui program Show It.

Communicating Values

Program Show It dikomunikasikan melalui media sosial

Where-to-say

Instagram dan beberapa event. Program Show It yang dikomunikasikan melalui media sosial

When-to-say

Instagram satu kali di setiap minggu pada setiap bulannya. Duo Langit melakukan strategi Invasi untuk membuat

Customer

pelanggan mereka mau melakukan pembelian ulang.

Retention Customer Loyalty

Tidak ada program khusus customer loyalty.

Maintaining Values

Tidak ada program khusus yang dilakukan oleh Duo Langit

Brand Community

untuk membentuk brand community Duo Langit.

98 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 15, Nomor 2, Mei - Agustus 2017, halaman 87-105

Strategi

Aspek

Temuan Penelitian

Cara yang dilakukan Duo Langit untuk mengevaluasi nilai merek mereka adalah dengan melihat jumlah konsumen

Self Audit

Duo Langit yang melakukan posting di Instagram mengenai kegemaran mereka.

• Duo Langit masih belum mengevaluasi nilai merek mereka terhadap direct competitor.

• Mereka belum mengetahui siapa yang menjadi direct

Competitive Audit

competitor mereka.

• Duo Langit hanya mengetahui dan melihat gerakan dari beberapa indirect competitor mereka.

Evaluating Values

Dalam mengevaluasi konsumen Duo Langit, mereka melihat dari seberapa banyak konsumen yang menggunakan jasa

Consumer Audit

mereka dengan desain yang dibuat sendiri oleh konsumen tersebut.

Mengenai tren dan gaya hidup saat ini, nilai merek Duo Langit cenderung anti-mainstream (yang dapat dikonotasikan

Trend Audit sebagai ‘anti-tren’)

Duo Langit berencana menambahkan beberapa produk yaitu tote bag, bantal, dan jenis bahan printing baru seperti rubber

Product dan plastisol.

Duo Langit belum berencana untuk menambah atau

Market

memperluas target market mereka.

Updating Values

Duo Langit sedang mengembangkan webstore khusus yang

Communication

ditujukan ke target market mereka. Masih belum ada pengembangan bisnis maupun franchise.

Business

(Sumber: Hasil analisis)

Membangun Merek dengan Kustomisasi dan customizing dan personalizing produk sesuai

Personalisasi

target market mereka. Customize adalah di mana Menciptakan nilai merek dalam suatu para konsumen dapat dengan bebas menyalurkan usaha diperlukan kejelian terhadap keunikan ide-ide mereka melalui desain yang mereka buat sendiri yang sekiranya dapat ditawarkan ke dan dituangkan ke media baju t-shirt. konsumen. Hal ini sangat disadari oleh Duo

Bersama Duo Langit, konsumen bebas Langit, di mana Duo Langit berusaha menciptakan mengekspresikan ide mereka sesuka hati nilai merek yang menggabungkan kebutuhan mereka, membuat desain baju yang sesuai dan keinginan konsumen. Kebutuhan akan baju dengan keinginan mereka. Dengan demikian, t-shirt yang bisa didesain oleh konsumen serta Duo Langit mendorong konsumen untuk lebih keinginan menunjukkan identitas konsumen. berekspresi melalui media kaos. Selain nilai Sehingga, nilai merek yang terkandung dalam kustomisasi, (customized product), terdapat Duo Langit merupakan gabungan antara pula nilai personalisasi (personalized product)

Suharyanti, Ajeng Harista, Dessy Kania dan Mirana Hanathasia, Pengembangan Merek melalui Personalisasi, Kustomisasi dan Komunikasi Kreatif

yaitu desain baju yang diekspresikan oleh nilai-nilai individu konsumennya, yakni anak para konsumen Duo Langit merupakan bukti muda. Anak muda yang memiliki kebutuhan akan dari identitas mereka. Desain yang dibuat oleh suatu media yang dapat menyalurkan ide-ide konsumen merupakan bentuk dari ide-ide ataupun mimpi mereka, dan dapat meninggalkan konsumen yang bertujuan untuk menunjukkan tanda jejak identitas mereka melalui media siapa diri mereka secara personal ke publik.

tersebut. Di sinilah peran Duo Langit sebagai Menurut Russell dalam Santoso (2013), media yang dapat mewujudkan ekspresi dan generasi konsumen yang berpengaruh dengan komunikasi identitas diri anak muda melalui memiliki rasa individualisme yang kuat dapat fesyen yang customized dan personalized. mengarahkan mereka untuk mencari produk

kustomisasi dan personalisasi. Selain itu, Membangun Merek dengan Menciptakan keterlibatan pelanggan tampaknya menjadi Kebanggaan Diri Konsumen

salah satu yang mendasar, yang merupakan cara

Mendari (2010) baru penciptaan dan pengembangan nilai, di mengatakan terdapat lima hierarki kebutuhan mana konsumen dilibatkan secara aktif dalam yaitu: Physiological needs, Safety needs, proses penciptaan nilai sehingga nilai tambah Belongingness and Love needs, Esteem needs, dapat bersama-sama disesuaikan secara pas dan Self-Actualization needs. Physiological (De Chernatony dan McDonald dalam Santoso, needs merupakan real needs yang secara 2013).

Maslow dalam

isiologis dapat dikatakan sebagai kebutuhan Dalam kasus ini produsen dan konsumen pokok manusia. Safety needs terkait kebutuhan bekerjasama dalam menghasilkan produk akan keamanan, baik isik maupun psikologis

akhir, sehingga memberi nilai tambah bagi seperti kebutuhan untuk diperlakukan adil dan produk. Menurut Santoso (2013), konsumen manusiawi. Belongingness and Love needs terkait tidak berperan sebagai pengguna pasif suatu kebutuhan akan kasih sayang dan rasa memiliki. produk/ layanan, tetapi juga aktif dalam proses Esteem needs terkait kebutuhan akan harga diri, pengembangan, sehingga pembeli dapat termasuk reputasi, prestise, dan pengakuan dari mengkonstruk identitas diri melalui produk yang orang lain. Terakhir, Self-Actualization needs melibatkan mereka.

terkait kebutuhan untuk pemenuhan diri menjadi Telah banyak jasa percetakan baju yang terbaik dari kemampuan, keterampilan dan yang menawarkan jasa yang sama dengan Duo potensi yang dimiliki. Langit. Meski demikian belum tentu nilai yang

Berdasarkan hirarki dari Maslow ditawarkan oleh mereka memiliki kesamaan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Duo dengan Duo Langit. Ada yang menawarkan nilai Langit berusaha memenuhi kebutuhan aktualisasi customized namun belum tentu menawarkan diri dari konsumen sekaligus memberikan nilai personalized, dan ada pula yang kebanggaan yang dapat meningkatkan harga diri menawarkan nilai personalized namun belum dan prestise konsumen melalui nilai customized tentu menawarkan nilai customized. Duo Langit dan personalized product yang memfasilitasi ide menggabungkan kedua nilai tersebut. Dengan asli konsumen. Hasil cetak desain yang sesuai demikian, bukan saja kebebasan dalam membuat dengan keinginan konsumen dapat pula menjadi desain yang konsumen dapatkan namun juga medium konstruksi identitas diri konsumen peluang untuk dapat menunjukkan identitas Duo Langit. Bukan itu saja, dengan memenuhi mereka secara personal melalui desain yang kebutuhan aktualisasi diri konsumen ternyata mereka custom.

memberi nilai tambah lebih bagi kehidupan Dalam konteks ini, dapat dikatakan personal dan sosial konsumen. bahwa Duo Langit merupakan UKM yang sangat

Pengaruh dalam hidup gw ya memperhatikan keselarasan nilai mereknya dan

paling gw nyaman sih pakai

100 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 15, Nomor 2, Mei - Agustus 2017, halaman 87-105

kaos itu dan gw juga lebih pede Langit dengan desain yang mereka buat. Mereka sih karena beda dan gw pribadi

mengunggah foto mereka melalui media sosial lebih suka kaos yang polos

Instagram atupun media sosial lainnya. Salah dengan tulisan yang gw mau

satu contoh posting yang dibuat oleh konsumen kayak tulisan aneh yang kadang

Duo Langit dapat dilihat pada gambar 2. orang mikir harus dua kali

Dengan upaya membuat kebanggaan baru ngeh kalau itu tulisan apa

tersebut, Duo Langit dan ya gw bangga, ini desain

diri konsumen

mencoba mengerti dan memahami keinginan bikinan gw sendiri (Wawancara

konsumennya. Desain serumit apapun, Duo dengan Richard pada tanggal

Langit selalu berusaha mewujudkan secara nyata

11 Maret 2015). sesuai harapan konsumen. Sehingga, melalui desain yang dibuat oleh konsumen dan dengan

Dari pernyataan salah satu konsumen hasil cetakan yang maksimal dapat memberi Duo Langit di atas, dapat dilihat bahwa Duo kepuasan dalam menampilkan identitas diri Langit mampu membawa pengaruh yang positif sebagaimana yang dirasakan oleh konsumen di dalam kehidupan konsumennya. Pengaruh Duo Langit. positif tersebut adalah menumbuhkan rasa

Bukan kebanggaan diri saja yang dapat percaya diri dan kebanggaan atas diri mereka dirasakan oleh konsumen, namun nilai Duo sendiri. Mereka bisa merasakan kebanggaan diri Langit juga mendorong konsumen untuk terus melalui kreasi desain yang mereka buat sendiri berkreasi dan berkarya melalui desain yang yang berasal dari ide-ide atau mimpi-mimpi mereka buat pada medium t-shirt yang disediakan mereka.

oleh Duo Langit. Hal ini membuat Duo Langit Kebanggaan diri yang dirasakan oleh menjadi sebuah merek yang memiliki tanggung konsumen biasanya terlihat dari keaktifan jawab sosial dalam memprovokasi secara positif mereka dalam mengunggah foto mereka ketika pertumbuhan kreativitas anak muda. Seperti menggunakan kaos yang dicetak oleh Duo pernyataan informan triangulator Intan yang

merupakan salah satu konsumen Duo Langit:

Gambar 2. Posting Konsumen di Instagram

Jadi, karena udah nyetak di Duo Langit jadi mempengaruhi gw untuk lebih pengen lagi berkarya, berekspresi dan mengaplikasikannya