Analisis konflik dan penyelesaian konfli

Analisis konflik dan penyelesaian konflik berdasarkan alur.
Bagian Pertama
N
o
1
2
3
4

Alur

Konflik dan Penyelesaian

Pada alur ini belum terjadi konflik, masih dalam tahap perkenalan tokoh dan
menceritakan tentang kebiasaan baru anaknya “aku” yaitu bercerita dalam
keadaan tidur, bisa dikatakan mengigau.
Bagian alur ini belum terjadi konflik. Bagian ini bercerita tentang suasana
Alur Mimpi
duka yang dialami sultan atas meninggalnya ayahandanya Yusuf Al-Ahmadi
Masih belum terjadi konflik. Masih menceritakan tentang mimpi anaknya
Alur Nyata “Aku” kali ini kelihatannya lebih panjang dibandingkan mimpi-mimpi

sebelumnya.
Alur Mimpi Konflikk 1 :
“Mengapa ananda sultan, mengapa? Mengapa ananda menangis seperti
ini? Tidakkah anand ingat pesan ayahanda? Ingatkah ananda? Ingatkah?”
(hal 7-8)
Konflik ini merupakan konflik antara individu dengan individu. Yaitu
konflik antara Tengku Embong dengan anaknya sultan. Ia sangat marah
kepada anaknya mengapa sebagai sultan ia tidak bisa tampak tegar bak
seorang pemimpin, sebagaimana yang dipesan ayahandanya agar tetap tegar
supaya rakyatnya tidak ikut larut dalam kesedihan atas kepergiannya.
Alur Nyata

Penyelesaian 1:
“Ampun bunda, jangan risaukan adinda. Biarkan ia menangis agar beban
berat yang berada di pundaknya sekarang setelah ayahanda wafat,
bersebati dengan seluruh bagian tubuhnya, sehingga semakin cintalah ia
kepada rakyat” (hal 9)
Datanglah Ali Bukit, abang dari Sultan memberikan pengertian
kepada bundanya agar tidak mempermasalahkan apa yang dilakukan Sultan.
“Tiga anak beranak itu kemudian berangkulan, seolah-olah berusaha

menyatukan kesedihan mereka menjadi suatu kekuatan.”(hal 9)
Akhirnya mereka berpelukan untuk melepaskan rasa kesedihan yang
ada pada diri mereka masing-masing dan menyatukan kekuatan untuk
melajutkan kehidupan kedepan
Konflik 2 :
“Tidak sedikit orang yang menolaknya sebagai Sultan”(hal 9)
Konflik ini merupakan konflik antara individu dengan masyarakat
yaitu Sultan dan masyarakatnya. Banyak masyarakatnya yang menolak Anak
Kedua Yusuf Al-ahmadi menjadi Sultan, karena selama ini kedudukan Sultan
atau Yang Dipertuan Besar merupakan hak orang melayu dari keturunan
ayah, sedangkan ia keturunan melayu dari ibu. Tetapi untung saja ibunya
bukan keturan melayu asli sembarangan, tetapi anak sultan Mahmud

5

6

7

8


9

Muzafar syah yang sangat berjasa untuk riau.
Konflik 3:
“Belum habis rasanya kalimat tersebut menyeruak dari benaknya, lukisan
kegundahan lain muncul pula di hadapan matanya yakni tentang bagaimana
Hindia Belanda terus-menerus menekan kerajaan” (hal 10)
Konflik yang terjadi adalah konflik antara individu dengan individu
yang mana antara residen belanda dengan Sultan, residen belanda berusaha
menguasai riau, tampak dari sebagian hak cukai dan kebijaksanaan negeri
tidak lagi dikuasai kerajaan.
Pada alur ini beluum ada konflik, hanya tentang menjelaskan mimpi anaknya
Alur Nyata yang bukan mimpi biasa. Mimpi ananknya ini merupakan suatu cerita yang
jalan ceritanya lurus seperti tertulis jelas.
Pada alur ini tidak terjadi konflik, hanya menceritakan bagaimana proses
pemakaman Yusuf Al-ahmadi dilaksanakan bak raja pada umumnya. Walau
sebelum beliu meninggal pernah perpesan agar janazahnya dimakamkan
Alur Mimpi
seperti Raja Abdullah Mursyid yang tidak memakai permadani yang indah,

bunga tujuh rupa, payung kuning, tembakan kehormatan dan jenazah pun di
bungkus dengan kain putih biasa 3 lapis.
Alur ini menceritakan tentang pendapat istri “aku” untuk mengambil alat
perekam suara yang akan digunakan untuk merekam cerita yang terlontar
Alur Nyata
dari mulut anaknya yang sedang dalam keadaan tidur. Agar dapat didengan
saat diperlukan
Konflik 4:
“Beberapa hari setelah pemakaman Yusuf Al-ahmadi, Residen A.L. Van
Hasselt datang ke Daik dikawal 10 orang tentara yang bersenjata lengkap.
Hanya satu kalimat Van Hasselt saja yang diingat Sultan bahwa ia diminta
menunda pemengkatan Yang Dipertuan Muda atau Yamtuan untuk
Alur mimpi
menggantikan pejebat lama yakni Yusuf Al-Ahmadi yang baru saja
meninggal.”(Hal 21)
Residen belanda itu datang hanya meminta kepada Sultan agar
menunda pengangkatan jabatan Yang Dipertuan Muda atau Yamtuan untuk
menggantikan jabatan ayahandanya.
Pada alur ini menceritakan anak “Aku” terbangun dan meminta minum
kepada ibunya. Setelah itu anak “Aku” teringat akan sesuatu dan

Alur Nyata
memberitahu ayahnya bahwa tadi siang ia mendapat pesan dari oom boi
yang lupa ia sampaikan kepada ayahnya.

Bagian Kedua
No
1

Alur
Alur Mimpi

Konflik dan Penyelesaian
Penyelesaian 2:
“Sudah puas hati orang Daik sekarang?, kata Sultan. Sedikit kemarahan
terlempar sebagaimana ia melihat orang-orang Daik lainnya akhir-akhir
ini.” (Hal 29)
Karena Sultan bukan keturunan Melayu dari ayah melainkan

2


Alur Nyata

keturunan Melayu dari ibu, maka tidak sedikit masyarakat yang menolaknya
menjadi Sultan atau Yang Dipertuan Besar. Akhirnya Sultan pindah ke
Penyengat dan memimpin di sana.
Alur ini menceritakan tentang “Aku”, istri, dan anaknya menyaksikan berita
di TV tentang Kahar yang mempertahankan tanahnya. Pikir “Aku” saat
menonton tak ubah halnya cerita dalam mimpi anaknya yang mana Sultan
dan kawan-kawan yang mempertahankan Riau dari Hiindia Belanda.

Bagian Ketiga
No

Alur

1

Alur Mimpi

2


Alur Nyata

3

Alur Mimpi

Konflik da Penyalesaian
Pada alur ini menceritakan tentang peniknya Khalid Hitam yang merupakan
penyelia pengawas sekaligus penanggung jawab perpustakaan, saat melihat
sebuah buku hilang. Ternyata buku yang hilang adalah buku “Wustan walQubra”, buku yang ditulis Raja Ali Haji.
Konflik 1:
”Inilah pak,” kata Sudin sambil terbatuk-batuk.
”Jasa baik Bapak, tidak akan kami lupakan. Cuma saja...”
“Cuma saja bagaimana?”
“Cuma saja, Pak Kahar dan orang-orang kampung minta agar Bapak
meralat tulisan itu?” (Hal 60)
Konflik yang terjadi antara Individu dengan individu yaitu “Aku”
dengan Sudin, salah satu penduduk desa Kahar yang datang ke rumah
“Aku” yang merupakan seorang wartawan yang menulis masalah sengketa

tanah yang terjadi di desa Kahar yang merupakan desa Sudin juga. Sudin
datang dengan maksud tujuan meminta “Aku” untuk meralat tulisannya
tentang laporan kasus sengketa tanah antara masyarakat desa Kahar dengan
perusahaan nasional yang merebut paksa tanah rakyat. Sudin meminta atas
dasar permintaan Kahar dan orang-orang kampung. Dan mencoba
menyogok “Aku” dengan sejumlah uang.
Penyelesaian 1:
“Din, dengarkan perkataan saya. Tinggalkan rumah ini segera!” kataku
sambil berdiri,
“Tinggalkan rumah ini segera!” (Hal 65)
Melihat sudin yang mengeluarkan sejumlah uang dari kantongnya,
yang bertujuan untuk menyogak. “Aku” menjadi geram dan sangat marah.
Akhirnya Sudin enyah dari hadapan “Aku” setelah diusir “Aku” berkalikali. Saat Sudin pergi dari rumah “Aku” , ia memperhatikan Sudin yang
sampai masuk ke sebuah mobil yang di parkir sekitar 100 meter dari rumah
“Aku”. “Aku” berpikir bahwa sudin dan kawan-kawannya telah
mendapatkan tekanan dari perusahaan nasional iit, sehingga ia dipaksa
melakukan hal seperti ini.
Pada alur ini menceritakan tentang sultan yang menghadiri pesta yang
bebrapa hari yang lalu diundang oleh Bellina yang merupakan salah satu


4

Alur Nyata

dari orang-orangnya Hindia Belanda. Dalam pesta tersebut Sultan melihat
bayangan orang berjubah putih dan bersorban putih yang sering beliau lihat
melintas di depan Istana kantor.
Alur ini menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang berjubah putih dan
bersorban putih dalam cerita mimpi anaknya itu sama persis dengan ciri-ciri
orang yang berjubah putih dan bersorban putih yang sering “Aku” lihat
lewat di depan rumahnya, sama-sama memiliki tahi lalat berbulu didagunya.

Bagian Empat
No

1

2

3


Alur

Konflik dan Penyelesaian
Pada alur ini menceritakan tentang sultan menaikan bendera Riau di atas
Kapal “Sri Daik” tanpa bendera Belanda. Dan tentang semangatnya rakyat
yang bersatu dan siap untuk berperang serta meminta kepada Sultan untuk
memberi perintah berperang dengan Hindia Belanda. Namun Sultan
Alur Mimpi mengatakan hal itu mustahil kita lakukan saat ini dan bukan sekarang waktu
yang tepat untuk berperang, karena kita tidak memiliki tentara, bahkan
peralatan perang. Sedangkan Belanda punya segalanya. Sultan suatu cara
melawan Belanda, yaitu dengan mengatakan keberadaan kita. Mengibarkan
bendera Riau itu di dalam pikiran dan hati kita.
Alur ini menceritakan bagaimana anak “Aku” tidur dengan gelisah dan tidak
Alur nyata bercerita dua hari setelah bercerita tentang pengibaran bendera Riau di kapal
“Sri Daik”.
Pada alur ini mencerikan tentang seorng tauke gambir dan arang yang
bernama Ong mengundang Raden Cedo, Cik Sul, dan Raja Bakir yang
Alur Mimpi merupakan anggota mahkamah untuk membantunya menyelesaikan masalah
kria sebagai orang pribumi yang tidak mau membayar hutang kepada ong

dan masalah hak mlik tanah warisan ayah Ong yang di klem oleh Tan A Bie.

Bagian Lima
No

Alur

1

Alur Mimpi

Konflik dan Penyelesaian
Alur ini menceritakan tentang suasana Penyengat dan mengibarkan bendera
Riau tanpa bendera Hindia Belanda. Dengan kibaran tersebut tak kalah
semangat rakyat untuk menjaga Sultan terhadap tindakan belanda karena
berani mengibarkan bendera Riau tanpa bendera Belanda. Rakyat Sultan
dengan semangat dan suka rela meronda, seperti yang dilakukan empat
orang yaitu Kadi, Ancil,Kohar, dan Rajab. Datanglah Ali Bukit bersama
Abdulrahman Kecik untuk memberikan semangat kepada empat orang yang
suka rela berjaga-jaga.

2

3

Alur Nyata

Alur Mimpi

Konflik 2:
“Seharusnya saudara memikirkan kepentingan negara terlebih dahulu
sebelum menulis seperti ini”.
“Maksud Bapak?”
“Kita sekarang kan sedang membangun, kita menggalakkan ekspor
nonmigas, ya kelapa sawit. Jadi kebun-kebun berskala besar dibuka untuk
itu, termasuk di sekitar 60.000 hektar sawit perkebunan swasta yang
saudara tulis tidak adil itu”.
“Tidak adil bagaimana?”(Hal 117-118)
“Saudara menuduh perusahaan itu mengambil hutan ulayat”.
Datanglah pagi-pagi dua orang yang mengaku oknum petugas yang
mengancam “Aku” agar tidak menulis tentang perusahan yang merampas
tanah rakyat. Kalau “Aku” tidak melakukannya maka sesuatu hal yang
buruk akan terjadi pada “Aku”. Dua orang oknum itu diduga orang suruhan
perusahaan nasional.
Penyelesaiaan 2:
“Saya sudah siap,” kataku. “Bapak sudah dengar kalimat dari anak saya
tadi. Kami sekeluarga sudah siap.”
“Tanganku lincah menekan nomor telepon. Tetapi belum sempat menekan
nomor terakhir, kedua okmun tersebut sudah meninggalkan aku dan
anakku.”(Hal 123)
Tidak takut dengan ancaman dua oknum yang mengaku petugas.
“Aku” menceritkan asal usul tanah dan sedikit menceritakan kisah Sultan
yang didengarnya saat anaknya bercerita dalam tidur beberapa malam ini.
Saat”Aku” menjelaskan cerita itu kepada dua orang oknum itu, tiba-tiba
anaknya datang dari belakang yang mendukung papanya agar tidak takut
dengan ancaman dua orang oknum itu. Dan memberikanku gagang telepon
agar aku menelpon Brigjen Katamso. Pada akhirnya dua oknum itu takut
dan meninggalkan “Aku” dan anaknya.
Alur ini menceritakan tentang diskusi yang dilaksanakan di Rusydiah Klab
yang membahas tentang keberadaan Turki dan membandingkan masalah
yang dihadapi Turki dengan masalah yang dihadapi Riau. Turkilah satusatunya yang memperjuangkan islam. Membandingkan hukum islam
dengan hukum dinasti Usmaniah serta membahas tentang undangan sultan
untuk rapat. Membahas tentang kedatangan Residen ke Penyengat.

Bagian Enam
No
1

Alur
Alur Nyata

Konflik dan Penyelesaian
Alur ini menceritakan tentang perjalanan “Aku” selaku wartawan yang
menulis kisah Kahar dan kawan-kawan yang terhambat karena kabut asap
yang sangat tebal. Mengharuskan ia menginap. Selama di penginapan

“Aku” teringat akan cerita anaknya yang dia dengar terakhir kalinya yaitu
tentang bagaimana penyambutan Residen Hindia Belanda yang
dipersiapkan sultan. Saat ia tertidur, ia bermimpi bagaimana suasana
penyambutan kedatangan Residen oleh Sultan. Paginya “Aku” mendapat
telepon dari istrinya. Dalam telepon istrinya menceritakan bagaimana
kelanjutan cerita dalam mimpi anaknya. Yang mana mimpi anaknya itu
sama persis dengan mimpi “Aku” tadi malam.
Konflik 5:
“Adakah yang salah?, tanya Sultan”
“Apakah bukan suatu kesalahan kalau Riau menaikkan benderanya lebih
tinggi dari bendera Hindia Belanda sendiri?”(Hal 145)
Residen marah kepada Sultan karena telah berani menaikan bendera
Riau lebih tinggi dari bendera Hindia Belanda. Lalu terjadilah penangkapan
sejumlah orang seperti Ali Bukit dan Khalid Hitam, karena Hindia Belanda
menyimpulkan kedua orang ini provokator atau penghasut yang menghasut
Sultan untuk melakukan penaikan bendera Riau yang lebih tinggi dari
bendera Hindia Belanda.
2

Alur Mimpi

3

Alur Nyata

4

Alur Mimpi

Penyelesaian 5:
“Baik, Residen menyentapkan tubuhnya dan segera keluar dari ruangan
itu”
“Naik kapal api dan menuju Tanjung Pinang.”
Setelah berdebat dengan Sultan tentang perjanjian pengibaran
bendera Riau yang di naikkan harus bawah bendera Hindia belada. Namun
Sultan tetap pada pendirian mengibarkan lebih tinggi dari bendera Hindia
Belanda dengan alasan Sultan mengibarkan bendera Riau di atas kapal kami
dan di kedaton kami. Karena geram dengan pernyataan sultan akhirnya
Residen pergi dari Penyengat menuju Tanjung Pinang.
Setelah sampai di kampung Kahar, “Aku” tidak dapat bertemu dengan
Kahar karena beberapa pekan terakhir Kahar selalu pergi dari rumah
selepas shalat subuh bahkan istrianya tidak tahu ia kemana dan taka tahu
kapan kapan pulangnya. Kadang-kadang sehari dua hari tidak pulang.
Orang-orang kampung pun mengunci mulutnya rapat-rapat karena ada suatu
desakan. “Aku” pun tak mendapatkan apa-apa.
Alur ini menceritakan tentang Rusydiah Klab mengadakan pertemuan antar
anggotanya dan memutuskan untuk menubuhkan tentara suka rela yang di
komandani oleh Abdulrahman Kecik dengan pangkat Lednan

Bagian Tujuh
No
1

Alur
Alur nyata

Konflik dan Penyelesaian
Alur ini menceritakan begitu banyak cerita mimpi anaknya yang harus ia
dengar dari istrinya, karena ia masih berada di kampung Kahar dan

menunggu Kahar sampai pulang.
Pada alur ini menceritakan nakhoda Ninggal menghantarkan empat orang
yang sudah lebih sebulan di riau, ke pelabuahan menunggu kapal “Delfi”
yang menuju ke Singapura. Mereka bercerita sedikit tentang suasana
penyengat yang semakin panas. Karena sana sini banyak orang berkumpul
membicarakan soal perjuangan melawan hindia Belanda.

2

Alur Mimpi

Alur ini juga menceritakan khalid Hitam yang baru pulang dari pertemuan
di Rusydiah Klab di sambut hangat istrinya yang sedang asyik menulis
tadinya. Mereka makan sambil berbicara soal hasil pertemuan dan sedikit
cerita tentang sikap Sultan yang selalu dekat dengan noni-noni belanda dan
sikapnya yang plin-plan. Namun kekurangan itu dapat dinilai sebagai
kelebihan. Paling tidak Sultan termasuk orang yang sulit ditebak. Mereka
juga bercerita tentang rencana meraka yang ingin ke Singapura. Yang mana
Khalid Hitam ingin berdagang dan istrinya ingin menyewa buku di Bandar.
Selain itu alur ini meceritakan kedatangan Van Ophuysen yang merupakan
pegawai bahasa Hindia Belanda, yang tertarik meneliti bahasa Melayu

Bagian Delapan
No

Alur

1

Alur Nyata

2

Alur Mimpi

3

Alur Nyata

Konflik dan Penyelesaia
“Aku” yang masih berada di rumah Kahar, sekitar pukul 04.15 mendengar
suara Kahar sedang menyanyikan syair. Sedangkan istri dan anak
bungsunya Sulaiman sibuk membentangkan alas sembahyang. Setelah
shalat, Kahar langsung bangkit dan pergi, “Aku” pun ikut walau awalnya
ditolak Kahar mengikutinya. “Aku” ingin tahu apa yang dilakukan Kahar
sehingga ia tidak pulang berhari-hari. Sampai di Tengah hutan Kahar duduk
dan berbicara dengan burung-burung. Kahar mengatakan “Kami telah
dikalahkan”.
Setelah siang Kahar mengantarkan “Aku” sampai ke ujung jalan. “Aku”
harus pulang sendiri ke kampung. Sesampai di rumah Kahar, Kadir telah
menunggu “Aku” dengan sebuah bungkusan yang berisi kaset rekaman
cerita mimpi anaknya yang ia minta kirimkan tadi malam dpada istrinya.
Alur ini menceritakan bagaimana rasa penyesalan sultan karena telah
menanda tangani kontrak politik baru dari Belanda. Untung saja para
menteri belum menandatangani sehingga kontrak politik baru tersebut tidak
sah. Dan juga bercerita tentang rencana pengiriman orang-orang Riau ke
Jepun, bekerjasama dengan Jeun-Turki untuk mempersiapkan menghalau
Hindia Belanda.
Setelah mendengar cerita mimpi anaknya dari rekaman dari istrinya itu,
dalam rekaman itu terdengar suara istrinya bercerita Alhadi Wan Anom

orang Riau yang pernah menjadi perwakilan Rusydiah Klab di Makkah dan
tokoh-tokoh baru dalam mimpi anaknya yaitu Jamaludin yang pernah
menjadi guru agama islam di Riau, kedua tokoh ini memberikan semangat
di Riau lewat tulisan-tulisannyadan bersama Ali Bukit berniat untuk
mendirikan Majalah Al Imam dan sekolah pribumi di Singapura. Setelah itu
istri “Aku” bercerita tentang berdirinya di Singapura serikat dagang yang
bernama Asyarkatul Ahmadiah.
Konflik 3:
“ada apa ini, ada apa?” tanyaku sambil berusaha melepaskan pegangan
Kadir dari lenganku.
“Pak, Bapak harus keluar dari penginapan malam ini juga.”
“Ada apa?”
“Harus, Pak. Harus. Nanti saya jelaskan.”
“Mengapa?” tanyaku lagi””
“Begitulah kata Wustan Wal-Qubra.”
“Siapa?”
“Orang-orang perusahan mengerahkan lima preman untuk menghajar
Bapak,”katanya kemudian (Hal 216-217)
Konflik yang terjadi antara individu dengan kelompok yaitu Tokoh
“Aku” dalam cerita dengan lima orang suruhan perusahaan. “Aku” akan
dihajar oleh lima orang preman yang telah di bayar oleh perusahan.
Penyelesaian 3:
“Entah bagaimana kemudian, aku menurut permintaannya.” (Hal 217)
Kadir menceritakan bahwa ada seseorang yang mengenakan sorban
dan jubah putih bernama Wustan Wal_Qubra datang ke rumahnya
menyuruh Kadir supaya “Aku” yang merupakan wartawan pergi drai
penginapan kerna Wustan Wal-Qubra mengatakan bahwa ada lima orang
preman suruhan perusahaan yang ingin menghajar wartawan itu habishabisan. Wartawan itu kaget karena orang yang bersorban dan berjubah
putih sering mucul dalam mimpi anakku yang sering mwlintas di depan
Istana Kantor . dan sering lewat di depan rumah “Aku” yang dianggap ia
dan istrinya sebagai orang tabligh. Setahu wartawan itu nama Wustan WalQubra dalam mimpi anaknya merupakan nama sebuah buku, sedangkan
Wustan Wal-Qubra yang di ceritakan Kadir merupakan nama orang.
Dengan kejadian tersebut wartawan itu pun menuruti perkataan Kadir dan
wartawan itu dititipkan di rumah temannya yang bernama Suib.

Bagian Sembilan
No
1

Alur
Alur Nyata

Konflik dan Penyelesaian
Wartawan yang masih berada di Rumah Suib. Wartawan itu mendengar
Kadir dan Suib berbincang tentang rencana cara yang aman untuk wartawan
itu pergi maninggalkan kampung ini dengan selamat. Kadir dan Suib juga
menceritakan kepada wartawan itu tentang kejadian tadi malam saat

2

Alur Mimpi

3

Alur Nyata

4

Alur Mimpi

5

Alur Nyata

6

Alur Mimpi

7

Alur Nyata

wartawan dalam tertidur ternyata juga bercerita seperti hal yang dilakukan
anaknya selama ini.
Konflik 6:
“Sahaya begitu khawatir karena keinginan tersebut juga keinginan banyak
orang, kata Abu Muhammad Adnan.”
“Ini adalah taruhan sebagai bangsa yang bermarwah, balas Khalid
Hitam” (Hal 228)
Terjadi konflik antara individu dengan individu yakni antara Abu
Muhammad Adnan dengan Khalid Hitam. Abu Muhammad Adnan tidak
setuju dengan keinginan khalid Hitam dan keluarganya untuk pidah ke
Singapura. Menurut Abu Muhammad Adnan, Khalid Hitam melarikan diri
dan ingin menyelamatkan diri tanpa memikirkan rakyat.
Alur ini menceritaka tentang Kadir dan Suib menjelaskan bagaimana situasi
“Aku” bercerita dalam tidurnya. Saat “Aku” berhenti bercerita, tampak
suatu gerakan yang amat aneh. “Aku” seperti sangat gelisah. Setelah lama
berhenti bercerita dengan gambar kegelisahan, tak lama “Aku” punvercerita
kembali.
Alur ini menceritakan Abu Muhammad Adnan yang sedang duduk di tebing
menghadap ke Selat Setemu menikmati pantai sehingga bersatulah
kekeruhan di wajahnya dengan suasana alam yang muram dan Abu
Muhammad Adnan melihat istrinya Khatijah terong yang sedang menulis di
meja dekat jemdela yang menghadap ke laut.
Menceritakan keheranan “Aku”, mengapa bisa bertutur seperti yang
dilakukan anaknya selama ini? “Aku” juga sangat tercengang dengan
pernyataan Kadir yang mengatakan bahwa anaknya Mansur juga pernah
bertutur dalam tidurnya dengan topik yang sama. Ternyata yang bertutur
dalam tidur bukan terjadi pada “Aku” dan anaknya saja, tetapi juga terjadi
pada anak Kadir yang bernama Mansur.
Menceritakan tentang Ali Bukit dan Rusydiah Klab serta Sultan
mendapatkan sepucuk surat dari Khalid Hitam yang memberi tentang
keberangkatan Khalid Hitam bersama istrinya ke Jepun untuk memperoleh
dukungan bagi kemerdekaan Riau.
Dan diceritakan tentang kunjungan Raja Ahmad dan Tengku Bilik bersama
suaminyaTuan Said yang datang dari singapura. Mereka menyampaikan
salam darii Khalid Hitam serta pesan dari Jamaludin tentang dihentikannya
sementara penerbitan majalah Al-Imam karena belanda yang selalu berusaha
menghancurkan penerbit.lalu Raja Ahmad bercerita tentang Asyarkatul
Ahmadiah berencana membuka cabang usaha dagang di singapura, agar
penyalur hasil dagangan Asyarkatul Ahmadiah tidka jatuh pada pihak lain
terutama kalangan cina. Raja Ahmad juga meminta persetujuan Ali Bukit
karena sultan pun telah menyetujuinya
Alur ini menceritakan tentang rencana “Aku” dan istrinya untuk membawa
anak mereka ke psikiateruntuk mencari tahu apa yang sebenarnya yang
terjadi pada anak mereka sehingga ia berbicara dalam tidur yang ceritanya
bersambung-sambung

Bagian Sepuluh
No

Alur

1

Alur Nyata

2

Alur Mimpi

3

Alur Nyata

Konflik dan Penyelesaian
Pada alur ini menceritakan tentang “Aku” datang ke tempat prakter Dr
Kamel dan menceritakan yang terjadi pada “Aku” dan anaknya. Ternyata
kasus yang di alami “Aku” dan anaknya ini bukan kasus yang
pertamakalinya yang dihadapi Dr Kamel. Sebelumnya sudah ada 51 kasus
yang sama telah dihadapi Kamel. Kamel juga memperlihatkan transkipsi
cerita dalam tidur Burhan salah satu pasien Kamel yang terakhir datang
kepada Kamel dengan topik yang sama dengan diceritakan “Aku”.
Konflik 7:
“Kini ia tidak mau menandatangani perjanjian baru”
“Hanya tindakan militer yang dapat menghancurkan Riau, kata Letnan
Bern”(Hal 262)
Konflik ini terjadi antara Sultan dengan Residen Belanda. Sultan
tidak mengakui perjanjian politik antara Hindia Belanda. Dan sekarang
Sultan tidak mau menandatangani perjanjian politik baru yang dibuat
Belanda. Hal ini membuat Residen Belanda geram dan membuat Letnan
Bern mengusulkan untuk menghancurkan Riau dengan tindakan militer.
Penyelesaian 7:
“ya, ya. Berkaitan dengan hal ini, Rabu nanti Residen akan pergi ke
Batavia, terutama berhubungan langsung dengan program khusus Hindia
Belanda terhadap krpulauan ini dalam rangka tujuan yang lebih besar tadi,
kata Letnan Bern” (Hal 264)
Akhirnya Residen menerima usulan Letnan Bern dan pergi ke Batavia
untuk membicarakan tentang program khusus Hindia Belanda.
Konflik 4:
“Apa yang Saudara lakukan dengan masyarakat?”
“Tidak ada,” kata ku”
“Mana mungkin. Saudara mengajak masyarakat menyerang perusahan
dengan cara membakar dan mebunuh orang, kan?”
“Aku” dipanggil oleh Brigjen Katamso ke kantornya. Sampai di sana
ia malah bertemu dengan orang yang berpangkat Mayor, Letnan Kolonel,
dan Kolonel di sebuah ruangan pelacakan. Di sana “Aku” mendapatkn
tuduhan bahwa ia orang yang menghasut masyarakat Kahar melakukan
penyerangan terhadap perusahaan.
Penyelesaian 4:
“Tiba-tiba saja Brigjen Katamso masuk ke dalam ruangan ini yang
langsung aku bom dengan kalimat, “Bagaimana ini Pak?”
“Lelaki berbintang satu di atas pundaknya hanya menggelengka kepala
seraya memandang Kolonel Haraharap dengan mata tajam”
Begini caranya anak buah Bapak menangkap orang?”
“Tanpa meperhatikan kalimatku, Katamso meraih tanganku dan megajak
aku pergi dari situ.”

Akhirnya Brigjen Katamso datang dan menbawa “Aku” ke
Ruangannya. Setelah berbincang “Aku” pun minta diri dan pulang.

Bagian Sebelas
No

Alur

1

Alur Mimpi

2

Alur Nyata

3

Alur Mimpi

4

Alur Nyata

Konflik dan Penyelesaian
Konflik 8:
“Tetapi belum sempat orang bener-bener paham dengan isi selebaran
maupun pengumuman tersebut, tak kurang dari 500 orang tentara
mendarat di Penyengat dengan sanapan terpampang.”
Konflik yang terjadi antara Riau dengan Hindia Belanda.
Datangnya Hindia Belanda ke penyengat dan akhirnya penyengat diduduki.
“Dikawal puluhan tentara, baru kemudian Residen datang ke istana.
Dengan amat sombong ia menyodorkan kertas yang disebutkan surat
pemberhentian Sultan dan Tengku Besar, sekaligus surat mengembalikan
kerajaan kepada Hindia Belanda itu kepada Sultan untuk ditandatangani.”
Selain itu Residen membacakan surat pemberhentian Sultan dan
Tengku Besar dari jabatannya masing-masing.
Alur ini menceritakan kamel dan “Aku” di kantornya mengamati beritaberita atau tulisan-tulisan “Aku” yang selama ini diklipingnya. Rata-rata
kasus dalam tulisan ini 98% kasus sengketa tanah. Tak lama datang seorang
perempuan yang bernama Rofi yang merupakan pasien Kamel mengeluh
dengan kejadian yang dialami suaminya. Dua pekan terakhir suami Rofi
sering bercerita dalam tidurnya dengan topik yang sama dengan cerita
dalam tidur “Aku” dan anaknya. Rofi pun memberikan rekaman cerita
dalam tidur suaminya yang sempat ia rekam.
Penyelesaian 8:
“Tak seorang pun yang sadar kalau Sultan dan pembesar kerajaan
meinggalkan Penyengat tadi malam?, tanyanya sendiri. Jadi, kata Residen,
siapa yang akan menandatangani surat penyerahan kerajaan dan
pemberhentian Sultan maupun Tengku Besar dari jabatannya yang
dijanjikan sultan pada pagi ini?”
Akhirnya Sultan meninggalkan Penyengat tanpa di ketahui seorang
pun dari orang-orang Belanda termasuk tentara yang berjaga di istana.
Sultan juga brpesan kepada masyarakat penyengat agar menghancurkan
istana dari pada diambil Hindia Belanda. Sultan juga menyuruh penduduk
menggambil alih tanah di atas bagunan istana itu.
Alur ini menceritakan tentang Kadir menelpon “Aku” untuk mengatakan
bahwa Kahar dan semua anggota keluarga Kahar menghilang entah kemana.
Selain itu Kadir juga menceritakan bahwa ia merupakan keturunan dari
Kria. Kria yang ada di dalam cerita mimpi anaknya itu. Kria merupakan
kakek buyutnya. Kria mempunyai lima anak, satu diantaranya bernama jali.
Jali ini memiliki anak bernama Mansyur, Mansyur memiliki anak bernama

Rusli. Rusli inilah ayahnya Kadir. Kadir juga menceritakan bahwa orang
yang memakai sorban dan jubah putih serta memiliki tahi lalat berbulu yang
bernama Wustan Wal-Qubra datang ke rumah Kadir. Kadir menyampaikan
pesan Wustan Wal-Qubra untuk “Aku”. Wustan Wal-Qubra mengatakan
bahwa sebagai buku yang belum selesai ditulis, ia meminta “Aku” yang
berprofesi wartawan penyalur ini, menyelesaikannya.
Dalam cerita ternyata ada kesamaan penyelesaian konflik antara konflik Riau dengan
Hindia Belanda dengan konflik Kahar dengan perusahaan Nasional. Dimana bisa dilihat dari
tindakan Sultan yang meninggalkan istana dan menyuruh masyarakat menghancurkan istana,
sedangkan Kahar menghilang setelah terjadinya penyerangan masyarakat pada perusahaan.
Selain itu diceritakan pula bahwa orang yang berjubah dan bersorban putih yang sering muncul
di cerita dalam mimpi dan yang sering melintas di depan rumah “Aku” merupakan jelmaan Kitab
Raja Ali Haji yang hilang di perpuskataan dalam cerita mimpi.

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65