Statistika Analisis Data Di Indonesia

BAB 4
ANALISIS DATA

4.1 Analisis Data
Pada tahap analisis data, penelitian ini melakukan dua metode analisis yaitu analisis
Structural Equation Modelling (SEM) untuk menentukan faktor apa saja yang mempengaruhi
kesiapan KM pada PTS dan selanjutnya penilaian kesiapan PTS dengan menggunakan metode
ROA. Structural Equation Modelling (SEM) dapat memodelkan secara kuantitatif interaksi dan
kontribusi antara variabel dan menguji hipotesis -hipotesis dari teori yang bersifat kualitatif
melalui data kuantitatif, termasuk mengukur nilai kesalahan (error), signifikansi dan besaran
regresi dari masing-masing interaksi di dalam sebuah model (Latan dan Ghazali, 2012). Structural
Equation Modelling (SEM) secara esensial merupakan suatu metode yang mampu melakukan
analisis jalur (path analysis) dengan variabel laten (Chin 1998).
Teknik analisis ini merupakan gabungan dari dua metodologi disiplin ilmu yaitu perspektif
ekonometrika yang fokus pada prediksi dan psykometrika yang mampu menggambarkan konsep
model dengan variabel laten (Latan dan Ghazali, 2012). Menurut Latan dan Ghozali (2012),
tahapan analisis pada PLS-SEM setidaknya harus melalui lima proses tahapan dimana setiap
tahapan akan berpengaruh terhadap tahapan selanjutnya. Tahapan analisis PLS-SEM dijelaskan
sebagai berikut:
1. Konseptualisasi Model
Pada tahap ini dilakukan pengembangan dan pengukuran konstruk, dengan langkah-langkah

yaitu spesifikasi domain konstruk, menentukan item yang merepresentasikan konstruk,
mengumpulkan data untuk uji pre-test, melakukan purifikasi konstruk, mengumpulkan data
baru, uji reliabilitas, uji validitas, dan menentukan skor pengukuran konstruk.
2. Menentukan Metode Analisis Algoritma
Setelah tahap pertama, melakukan konseptualisasi model, maka tahap berikutnya adalah
menentukan metode analisis algoritma yang akan digunakan untuk estimasi model. Pada
software SmartPLS 2.0 M3, metode analisis algoritma yang tersedia yaitu factorial,
STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

centroid, dan path weighting. Langkah berikutnya adalah menentukan jumlah sampel
yang harus dipenuhi. Jumlah sampel yang direkomendasikan antara 30 sampai 100 kasus.
3. Menentukan Metode Resampling
Metode resampling merupakan metode menggandakan data yang digunakan untuk
melihat signifikansi data. Terdapat dua metode resampling yang digunakan, yaitu
bootstrapping dan jackkniffing. Metode jackkniffing hanya menggunakan subsampel dari
sampel asli yang dikelompokkan dalam grup untuk melakukan resampling kembali.
Metode bootstrapping menggunakan seluruh sampel asli yang untuk melakukan
resampling kembali.
4. Menggambar Diagram Jalur

Pada tahap ini dilakukan proses menggambar diagram jalur dari model yang akan
diestimasi. Diagram jalur merupakan representasi model ke dalam bentuk susunan
variabel yang dapat dipahami oleh PLS-SEM.
5. Evaluasi Model
Pada tahap ini dilakukan evaluasi model. Dengan menggunakan software Smart PLS 2.0
M3, evaluasi model dilakukan dengan dua tahap, yaitu: mengevaluasi model pengukuran
atau outer model yaitu melalui analisis faktor konfirmatori atau confirmatory factor
analysis (CFA) dan mengevaluasi model struktural atau inner model yaitu uji signifikansi
untuk menguji pengaruh antar variabel atau konstruk (Latan, H., dan Ghozali, 2012).
4.2 Instrumen Penelitian
Pengertian Instrumen Penelitian
Setelah model penelitian dibangun dan ditentukan indikator-indikator penelitian, langkah
berikutnya adalah menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
kuesioner, disusun dengan beberapa referensi sumber literature yang terangkum dalam Tabel 4.1.

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Tabel 4.1 Pernyataan Kuisioner pada Instrumen Penelitian
Organizational Culture

No

Pernyataan

Sumber

1.

Saya merasakan adanya sikap saling percaya untuk berbagi data,
informasi, dan pengetahuan antara pegawai/dosen

2.

Saya percaya rekan kerja di universitas ini memiliki pengetahuan dan
kompetensi pada bidang mereka masing-masing

3.

Saya merasa senang jika bisa berbagi pengetahuan (Knowledge
Sharing) dan skill dengan pegawai/dosen lain dengan berbagai cara


4.

Pimpinan selalu mendukung proses terciptanya pengetahuan dan
berbagi pengetahuan di lingkungan universitas

5.

Pimpinan memberikan bantuan dan sumber daya yang diperlukan
pada proses terciptanya pengetahuan dan berbagi pengetahuan di
lingkungan universitas

(Choi, Lee and Choi,
2002)

Organizational Structure
No

Pernyataan


Sumber

6.

Pertimbangan dari pimpinan menjadi pertimbangan utama
pengambilan keputusan di unit saya bekerja

dalam

7.

Saya memahami penjelasan struktur organisasi, tugas, dan tanggung
jawab dari setiap anggota organisasi dengan mudah
Saya memahami penjelasan struktur organisasi, tugas, dan tanggung
jawab dari setiap anggota organisasi dengan mudah

8.

(Choi, Lee and Choi,
2002)


Saya mematuhi peraturan yang mengikat dalam setiap pekerjaan saya

9.

Pimpinan membantu Saya
berdasarkan pengalamannya.

menyelesaikan masalah pekerjaan

10.

Saya mendapatkan reward/promosi/pendapatan yang lebih tinggi atas
keterlibatan saya pada proses terbentuknya pengetahuan dan berbagi
pengetahuan / sharing Knowledge
IT Infrastructure

No

STATISTIKA

Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Pernyataan

Sumber

11.

Saya mendapat dukungan layanan teknologi informasi untuk saling
berkomunikasi antara antar dosen dan pegawai

12.

Saya dapat berkomunikasi antar sesama pegawai/dosen melalui portal,
forum, atau grup khusus untuk para pegawai/dosen yang disediakan
oleh universitas

13.

Saya dapat melakukan pencarian dan pengaksesan terhadap informasi

dan pengetahuan yang diperlukan dengan mudah

14.

Saya memanfaatkan Teknologi Informasi sebagai sarana untuk
mempublikasikan jurnal maupun melalui jaringan sosial dan lain-lain

(Choi, Lee and Choi,
2002)

Common Knowledge
No

Pernyataan

15.

Saya memahami konsep SAP dan Silabus sebagai pedoman dalam
mengajar


16.

Saya dapat membuat SAP, dan Silabus sendiri untuk mata kuliah yang
akan saya ajarkan di awal semester sebagai pedoman dan persiapan
dalam mengajar

17.

Saya membuat silabus materi mata kuliah yang saya ajarkan sendiri
tanpa bantuan orang lain

18.

Saya memahami cara membuat modul pembelajaran untuk mata kuliah
yang saya ajarkan.

Sumber

(Becerra-Fernandez and
Rajiv Sabherwal, 2010)


Physical Environment
No

Pernyataan

19.

Saya melakukan kegiatan diskusi di ruangan khusus yang berada di
Universitas

20.

Saya sering berbagi pengetahuan bersama teman saat istirahat makan
siang

21.

Saya senang bersosialisasi dengan teman di water cooler/ruang makan
saat pergantian jam mengajar


22.

Saya merasa nyaman berinteraksi dengan teman di ruangan tempat
saya bekerja

Sumber

(Becerra-Fernandez and
Rajiv Sabherwal, 2010)

KM Process (SECI)
No

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Pernyataan

Sumber

23.

Saya ingin terlibat dalam pengumpulan informasi, pengetahuan dan
pengalaman dari pihak lain di lingkungan universitas

24.

Saya ingin menemukan strategi dan peluang baru di lingkungan universitas

25.

Saya ingin terlibat dalam dialog kreatif ataupun diskusi dengan rekan kerja

26.

Saya ingin memikirkan mengenai formulasi strategi untuk proses belajar
mengajar, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat yang tepat

27.

Saya ingin menggunakan literatur umum, simulasi komputer dan prediksi
untuk mendukung kegiatan belajar mengajar

28.

Saya ingin membuat dokumentasi yang benar dan teratur dalam setiap mata
kuliah yang saya ajarkan

29.

Saya ingin terlibat dalam pencarian dan berbagi pemikiran baru dengan rekan
kerja

30.

Saya ingin berbagi dan memahami visi misi universitas melalui komunikasi
dengan rekan kerja

(Jalaldeen, Shahriza
Abdul Karim and
Mohamed, 2009)

Human Orientation
No
31.

Pernyataan
Saya, mudah mendapatkan saran secara langsung dan tatap muka dari para
ahli di kantor saya..

32.

Saya menerima proses mentoring dalam memperoleh pengetahuan dari para
ahli di kantor saya.

33.

Saya dengan mudah memperoleh pengetahuan dari rekan kerja dan para ahli
di kantor saya

34.

Melalui percakapan informal saat bertemu rekan kerja, saya dapat dengan
mudah memeproleh pengetahuan.

Sumber

(Wu, 2012)

System Orientation
No
35.

Pernyataan
Saya, mudah mendapatkan saran secara langsung dan tatap muka dari para
ahli di kantor saya..

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Sumber
(Calabrese and Orlando,
2010)

36.

Saya menerima proses mentoring dalam memperoleh pengetahuan dari para
ahli di kantor saya.

37.

Saya dengan mudah memperoleh pengetahuan dari rekan kerja dan para ahli
di kantor saya

38.

Melalui percakapan informal saat bertemu rekan kerja, saya dapat dengan
mudah memeproleh pengetahuan.
Kesiapan Penerapan KM

No
39.

Pernyataan
Jika universitas tempat saya bekerja memiliki pilihan untuk
mengimplementasikan proses-proses KM, maka saya ingin organisasi
mengimplementasikan proses-proses KM .

40.

Jika universitas tempat saya bekerja memiliki pilihan untuk
mengimplementasikan proses-proses KM, maka saya akan mendukung
organisasi mengimplementasikan proses-proses KM .

41.

Jika universitas tempat saya bekerja memiliki pilihan untuk
mengimplementasikan proses-proses KM, maka saya ingin
mengimplementasikan proses-proses KM

42.

universitas tempat saya bekerja memiliki pilihan untuk
mengimplementasikan proses-proses KM, saya prediksi bahwa universitas
akan mengimplementasikan proses-proses KM

Sumber

(Kaveh Mohammadi,
Amir Khanlari, 2009)

4.3 Deskripsi Umum Responden
Pada umumnya ketiga PTS telah memiliki portal yang berisi tentang informasi umum PTS, namun
portal tersebut belum dapat dikatakan sebagai repositori KM untuk masing-masing PTS mengingat
fungsi dan penggunaan yang belum optimal. Saat ini PTS A memiliki portal khusus untuk para
Dosen yang berisi tentang kegiatan belajar mengajar, termasuk e-learning untuk masig-masing
mata kuliah yang diampuh. Begitu juga portal khusus mahasiswa yang berisi tentang kegiatan
akademik, administrasi, e-learning masing-masing mata kuliah yang diambil serta kritik dan saran
sebagai umpan balik terhadap Dosen dan Tenaga Pengajar, Implementasi dan pengembangan
portal yang belum maksimal menimbulkan beberapa masalah di lapangan terkait dokumentasi
yang merupakan masalah utama dalam pemberkasan suatu repositori. Begitu pula dengan PTS B
dan PTS C yang juga telah memiliki portal sebagai media informasi juga belum mengoptimalkan
kegunaannya sebagai repositori yang dapat mempermudah PTS menyimpan dan menggunakan
datanya kembali sehingga dapat membantu PTS. Melalui regulasi yang baik dan pengelolaan

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

pengetahuan yang benar diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya proses
dokumentasi di PTS.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menyebar kuesioner kepada 105 orang
responden yang merupakan dosen sekaligus staf yang berada di tiga PTS di wilayah Palembang.
Jumlah responden tersebut dibagi secara proporsional kepada ketiga PTS yaitu sebesar 35% dari
Jumlah Dosen Tetap yang ada.
Tabel 4.2 Rincian Sebaran Responden
No

PTS

Rektor

1.

Universitas A

xxxxxxxx

Jumlah Dosen
Tetap
121

2.

Universitas B

xxxxxxxx

116

41

3.

Universitas C

xxxxxxxx
62
Total
Sumber: https://forlap.ristekdikti.go.id/perguruantinggi

22
105

Sampel
42

Dari penyebaran 105 kuesioner tersebut, sebanyak 99 kuesioner yang kembali. Jumlah kuesioner
yang dapat diolah sebagai sampel sebanyak 98 kuesioner. Satu kuesioner tidak dapat digunakan
karena jumlah missing value pada kuesioner tersebut sebanyak 21 item dari 42 item pertanyaan.
Menurut Schlomer dkk., jika jumlah missing value pada suatu sampel lebih dari 5%, maka sampel
itu sebaiknya tidak digunakan. Hal tersebut ditunjukkan secara rinci pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Kondisi Penyebaran Kuesioner di PTS
No.

Nama PTS

Jumlah Penyebaran

Jumlah Kembali

1.

Universitas A

42

41

2.

Universitas B

41

37

3.

Universitas C

22

21
99

Total Responden

105

Sumber: data yang diolah

4.4 Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan bertujuan untuk memastikan bahwa kuesioner yang akan disebar dapat dipahami
dengan baik oleh responden. Penulis melakukan beberapa tahapan dalam pelaksanaan uji
keterbacaan.

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

1.

Tahap awal

Pada tahap ini, uji keterbacaan dilakukan dengan meminta perwakilan dari pihak dosen (Tetap
maupun Tidak Tetap) pada setiap PTS (masing-masing 1 orang expert) untuk mengulas kuesioner
yang akan disebarkan dan memberikan saran perbaikan terhadap struktur kalimat, penggunaan
kata dan pemahaman terhadap maksud dari kuesioner tersebut, untuk selanjutnya dilakukan
perbaikan terhadap kuesioner, yang dapat dilihat pada lampiran 2.
2.

Tahap Perbaikan

Pada tahap ini, penulis melakukan perbaikan dengan menambahkan penjelasan tentang tujuan
kuesioner, pemahaman tentang masing-masing variabelmemperbaiki penggunaan struktur dan
kata-kata dalam kalimat dengan menggunakan kata-kata yang sifatnya lebih umum sehingga lebih
mudah dimengerti.
3.

Tahap Penyebaran Sampel Kuesioner

Pada tahap ini penulis menyebarkan kuesioner yang telah diperbaiki kepada enam orang dosen
yang berbeda melalui cara pendampingan langsung dengan maksud untuk melihat responden
tersebut sudah memahami isi kuesioner. Hasil uji keterbacaan ini menunjukkan bahwa secara
umum kuesioner sudah cukup dipahami oleh responden dan siap untuk disebarkan kepada
responden lainnya.
4.5 Data Survei
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara untuk mengetahui kondisi PTS menyangkut
penerapan KM, urgency KM dan Kesiapan PTS terkait penerapan KM. Selanjutnya dilakukan
penyebaran kuesioner kepada pada masing-masing PTS. Dari 105 kuesioner yang disebar, penulis
hanya menerima 99 kuesioner yang terisi. Satu dari 99 kuesioner tidak dapat digunakan untuk
pengolahan data selanjutnya karena terdapat lebih dari 50% missig value di dalamnya. Sehingga
hanya 98 kuesioner yang dapat diolah.

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Tabel 4.1. Demografi Keseluruhan Responden
Demografi Responden Keseluruhan
Jenis kelamin

%

Laki-laki

35

37,1

Perempuan

63

63,9

Usia

%

45 tahun

40

41

Pendidikan

%

S1

0

0,0

S2

92

94,6

S3

6

5,4

Lainnya

0

0,0

Masa Kerja

%

10 tahun

58

59

Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang berpartisipasi pada penelitian ini
adalah perempuan, yaitu sebanyak 63 orang atau sebanyak 63,9 %. Sedangkan responden dengan
jenis kelamin laki-laki sebanyak 35 orang atau sebanyak 37,1 %. Berdasarkan data responden yang
diperoleh, dapat dilihat bahwa lebih dari 50% dosen yang menjadi responden pada penelitian ini
adalah perempuan. Berdasarkan demografi usia, terlihat bahwa responden yang merupakan dosen
dengan usia kurang dari 35 tahun memiliki jumlah yang paling sedikit yaitu sebanyak 26 orang,
dosen dengan kisaran usia 35 sampai 45 tahun berjumlah 32 orang, sedangkan dosen dengan usia
di atas 45 tahun memiliki jumlah paling banyak yaitu 40 orang. Berdasarkan pendidikan, diperoleh
bahwa lebih dari sebagian responden yang turut berpartisipasi merupakan lulusan S2 yaitu
sebanyak 94,6%, sedangkan lulusan S3 sebnayak 5,4%. Diikuti dengan masa kerja yang berada di
atas 10 tahun sebanyak 58%, masa kerja dengan kisaran 5 sampai 10 tahun sebanyak 16% dan
yang berada pada masa kerja kurang dari lima tahun sebanyak 24%. Sehingga diperoleh informasi
bahwa sebagian besar dosen yang bekerja pada PTS di wilayah Palembang merupakan dosen
senior yang telah memiliki pengalaman mengajar rata-rata di atas 10 tahun.

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

4.6 Analisis Data
Pada analisis data, penelitian ini melalukan beberapa tahapan yaitu: pembentukan model,
pengujian realibilitas dan validitas model awal, lalu pengujian model akhir dilakukan dengan cara
yang sama pada model awal.
5.5.1. Pembentukan Model Awal
Model awal penelitian dibuat dengan menggunakan program Smart PLS 3.0 M3 dengan
memasukkan seluruh variabel laten beserta indikatornya dan menghubungkan masing-masing
variabel laten dan indikatornya berdasarkan teori kajian penelitian terdahulu yang ditemukan.
Model awal penelitian yang dibuat dalam penelitian ini memiliki 7 variabel laten dan 42 indikator.
Model awal penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Model Awal Penelitian
5.5.2 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
Model penelitian setelah dilakukan penghapusan indicator dengan nilai 0,70 sehingga indicator dengan nilai loading factor < 0,70 harus
dihapus. Dari Gambar 5.1 dapat dilihat keseluruhan nilai Loading Factor masing-masing
indicator, hasil perhitungan Smart PLS menunjukkan beberpa indicator dengan nilai
Loading Factor 0,50. Berdasarkan hasil run (calculate), terlihat bahwa seluruh
variabel memiliki nilai AVE dan communality> 0,50. maka semua indikator konstruk
merupakan indikator yang valid. Dapat disimpulkan bahwa nilai faktor loading, AVE dan
communality untuk semua indikator variabel di atas memenuhi persyaratan untuk validitas
konvergen.
Tabel 5.4 Nilai AVE dan communality
AVE

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Communality

Keterangan

CK

0,632

0,795

Valid

IT

0,621

0,788

Valid

OC

0,709

0,841

Valid

HO

1,000

1,000

Valid

SO

0,722

0,850

Valid

KMP

0,661

0,813

Valid

OS

0,754

0,868

Valid

PE

0,732

0,850

Valid

KMR

1,000

1,000

Valid

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa nilai AVE dan communality secara keseluruhan
memenuhi kriteria validitas.

2.

Uji Reliabilitas

Uji Realibilitas dilakukan untuk membuktikan akurasi, konsistensi, dan ketepatan instrumen dalam
mengukur konstruk. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten apabila pengukuran diulang. Uji reliabilitas diukur dengan memperhatikan nilai
Cronbachs Alpha dan Composite reliability. Menurut (Chin, 1998), nilai Cronbachs Alpha 0,90 memiliki
realibilitas sempurna. Selain itu, standar Composite reliability yang bias diterima adalah >0,70,
yang berarti bahwa suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila memiliki nilai koefisien
keandalan > 0,70. Hasil nilai Cronbachs Alpha dan Composite reliability dapat dilihat pada Tabel
5.5.
Tabel 5.5 Cronbachs Alpha dan Composite reliability

CK

Composite
Reliability
0,837

IT

0,830

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Tinggi

Cronbachs
Alpha
0,819

Tinggi

0,836

Reliabilitas

Keterangan
Reliable
Reliable

OC

0,829

Tinggi

0,820

Reliable

HO

1,000

Sempurna

0,706

Reliable

SO

0,837

Tinggi

0,749

Reliable

KMP

0,796

Tinggi

0,816

Reliable

OS

0,860

Tinggi

0,861

Reliable

PE

0,839

Tinggi

0,610

Reliable

KMR

1,000

Sempurna

-

Reliable

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa semua instrumen yang digunakan dalam mengukur
konstruk adalah akurat, konsisten dan tepat karena semua instrumen memiliki nilai koefisien>0,70.
Dalam uji reliabilitas, selain nilai Cronbachs Alpha, juga diperhatikan nilai Composite Reliability
(Chin, 1998). Nilai Cronbachs Alpha untuk variabel PE < 0,7 (0,610), tapi nilai composite
reliability variabel OP > 0,70 (0,839), sehingga masih memenuhi syarat reliabilitas. Nilai
Composite Reliability yang diperoleh semua konstruk > 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua indikator konstruk adalah reliabel atau memenuhi uji reliabilitas.
5.5.3 Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
Setelah melakukan uji outer model sehingga diperoleh konstruk yang valid dan reliabel. Langkah
berikutnya adalah evaluasi inner model, yaitu menguji signifikansi untuk mengetahui pengaruh
antar variabel. Menurut Latan & Ghozali, evaluasi model struktural dapat dilakukan dengan
melihat nilai R-Square (𝑅 2 ) dan effect size (𝑓 2 ). Nilai 𝑅 2 mempresentasikan jumlah variance dari

konstruk yang dijelaskan oleh model. Nilai 𝑅 2 digunakan untuk melihat persentasekemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat . Menurut Chin, beberapa rentang nilai 𝑅 2

adalah sebagai berikut:
1.

Nilai 𝑅 2 berada di bawah 0,19, hal ini menunjukkan bahwa model tersebut termasuk dalam
kategori lemah

2.

Nilai 𝑅 2 berada pada rentang 0,19 sampai 0,33 hal ini menunjukkan bahwa model tersebut

termasuk dalam kategori moderat
3.

Nilai 𝑅 2 berada di atas 0,33 sampai 0,67 atau lebih hal ini menunjukkan bahwa model tersebut

termasuk dalam kategori kuat

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Hasil evaluasi nilai 𝑅 2 pada penelitan ini ditunjukkan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Nilai R-Square (đ‘č𝟐 )

Variabel
KMP
KMR

Nilai 𝑅 2
0,318
0,146

Pada tabel R-square di atas nilai R-Square untuk variabel endogen KMP adalah 0,318 dan nilai
variabel eksogen KMR adalah 0.146. Mengacu kepada Chin, maka nilai variabel endogen KMP
berarti kuat, sedangkan nilai variabel endogen KMR termasuk dalam kategori lemah. Semakin
tinggi nilai R-square (semakin mendekati nilai 1), maka semakin besar kemampuan variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen sehingga semakin baik persamaan struktural.
Variabel KMP memiliki nilai R-square sebesar 0,318 yang berarti 31,8% varibel OC, OS, IT, CK,
PE, HO, SO dapat menjelaskan variabel KMP, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di
luar model penelitian. Begitu juga dengan variabel KMR yang memiliki nilai R-square sebesar
0,146, berarti 14,6% varian KMP dapat menjelaskan variabel KMR sedangkan sisanya oleh
variabel lain di luar model penelitian.

5.6 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji apakah semua konstruk yang ada valid atau tidak untuk model secara keseluruhan,
dilakukan pengukuran dengan melihat nilai t-value. Nilai signifikansi akan dijadikan
pertimbangan untuk mengevaluasi model penelitian yang telah diusulkan. Untuk melihat nilai
signifikansi harus melakukan resampling terlebih dahulu dengan metode bootstrapping. Level
signifikansi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 5% (α = 0.05), sehingga t-valueyang
digunakan sebagai standar adalah >1,660. Hasil perhitungan bootstrapping ditunjukkan oleh Tabel
5.6.

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Tabel 5.6 Nilai Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis

Variabel

T Statistics
(|O/STERR|)

Kesimpulan

H1

OC -> KMP

1,604

Ditolak

H2

OS -> KMP

1,651

H3

IT -> KMP

2,204

Ditolak
Diterima

H4

CK -> KMP

3,332

Diterima

H5

PE -> KMP

1,799

Diterima

H6

SO -> KMP

0,379

Ditolak

H7

HO -> KMP

3,021

Diterima

H8

KMP-> KMR

3,484

Diterima

Berdasarkan hasil pengukuran signifikansi pada Tabel 5.6, dapat dilihat bahwa dari 8 hipotesis
yang dirumuskan pada penelitian ini hanya tiga hipotesis yang ditolak, yaitu H1, H2 dan H3. Dapat
diartikan bahwa variabel OC, OS dan SO tidak berpengaruh terhadap variabel KMP. Model akhir
penelitian setelah dilakukan perhitungan bootstrapping oleh Smart PLS 3.0. ditunjukkan oleh
Gambar 5.2.

Gambar 5.2 Model Penelitian Setelah Bootstrapping

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

5.7 Pembahasan
Hasil penelitian direpresentasikan dengan hipotesis-hipotesis yang diterima atau ditolak
berdasarkan memenuhi nilai signifikansi> 1.660 (one tail) dengan α = 0,05. Berikut ini
pembahasan mengenai hipotesis penelitian yang diterima dan ditolak.
1. Dari hasil pengujian terdapat tiga Hipotesis yang ditolak yaitu: H1 (Organization Culture
(Budaya organisasi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap KM process), H2
(Organization Struture (Struktur organisasi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
KM process) dan H6 (System Oriented (Orientasi terhadap Sistem) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap KM process) dapat diartikan bahwa Budaya Organisasi, struktur
organisasi dan orientasi terhadap sistem pada tiga PTS di Palembang tidak berpengaruh
signifikan terhadap optimalisasi Proses KM. Hal ini cukup berseberangan dengan beberapa
hasil penelitian sebelumnya, mengingat status ketiga PTS yang menjadi objek penelitian
ini berada pada naungan suatu Yayasan memungkinkan adanya budaya organisasi dan
struktur organisai yang masih tradisional, hal tersebut juga mengakibatkan rendahnya
orientasi terhadap system pada proses KM.
2. Dari hasil pengujian terdapat lima Hipotesis yang diterima yaitu: H3, H4, H5, H7 dan H8.
Beberapa variabel yang dianggap mempengaruhi proses KM adalah IT Infrastructure,
Common Knowledge, Physical Environment, dan Human Oriented. Hal ini dapat diartikan
bahwa tiga PTS di Palembang dapat meningkatkan infrastruktur IT, Pengetahuan Umum
sebagai dosen, Lingkungan Fisik serta pengaruh Personal (Expert) untuk dapat
meningkatkan optimalisasi proses KM di lingkungan PTS. Semakin tinggi dukungan yang
diberikan oleh kelima variabel tersebut maka semakin tinggi manfaat yang dapat dirasakan
ketika proses KM optimal.

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

5.8 Implikasi Teori
Dari hasil pengujian instrument dan model, penelitian ini menghasilkan sebuah Model Kesiapan
Penerapan KM pada PTS di Palembang. Hal tersebut ditunjukkan oleh Gambar 5.3.
Organizational
Culture

KM Infrastructure

Organizational
Sturcture

IT Infrasturcture

KM Process (SECI)

Common Knowledge

Physical
Environment

System Oriented

Human Oriented
KM Strategy

Gambar 5.3 Model Akhir Penelitian

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

KM Readiness

DAFTAR PUSTAKA
Becerra-Fernandez, I. and Rajiv Sabherwal (2010) Knowledge Manamgement Systems and
Processes, M.E. Sharpe, Inc.
Becerra-Fernandez, I. and Sabherwal, R. (2010) Knowledge management: Systems and processes.
Edited by C. Gibson. London, England;Armonk, New York.
Calabrese, F. A. and Orlando, C. Y. (2010) ‘Deriving a 12-step process to create and implement a
comprehensive knowledge management system’, Vine, 36(3), pp. 238–254. doi:
10.1108/03055720610703533.
Chin, W. (1998) ‘The partial least squares approach to structural equation modeling’, Modern
methods for business research, 295(2), pp. 295–336. doi: 10.1016/j.aap.2008.12.010.
Choi, B., Lee, H. and Choi, B. (2002) ‘Knowledge management strategy and its link to knowledge
creation process’, Expert Systems with Applications, 23, pp. 173–187. doi: 10.1016/S09574174(02)00038-6.
Endang Retnoningsih (2013) ‘Knowledge Management System (KMS) dalam Meningkatkan
Inovasi Lppm Perguruan Tinggi’, Evolusi, I(1).
Endang Retnoningsih, D. P. U. (2013) ‘Penerapan Knowledge Management pada Perguruan
Tinggi ( Studi Kasus AMIK BSI Purwokerto )’, Prosiding SNST, 4(1995), pp. 152–158.
Fajar Priyautama, Widijanto Satyo Nugroho, S. B. Y. (2014) Analisis Kesiapan Penerapan
Knowledge Management di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Universitas Indonesia.
Gold, A., Malhotra, A. and Segars, A. (2001) ‘Knowledge management: An organizational
capabilities perspective’, JOURNAL OF MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS, 18, pp.
185–214. doi: 10.1002/ceat.201000522.
Holt, D. T. et al. (2007) ‘The development of an instrument to measure readiness for knowledge
management’, Knowledge Management Research & Practice, 5(2), pp. 75–92. doi:
10.1057/palgrave.kmrp.8500132.
Holt, D. T. and Armenakis, A. A. e. al (2007) ‘Toward a Comprehensive Definition of Readiness
for Change: A Review of Research and Instrumentation’, Research in Organizational Change
and Development, pp. 289–336. doi: 10.1016/S0897-3016(06)16009-7.
Hsin-Jung Hsieh (2007) Organizational Characteristics, Knowledge Management Strategy,
Enablers, and Process Capability: Knowledge Management Performance In U.S. Software
Companies. Lynn University.
Hu, R. (2014) ‘Migrant knowledge workers: An empirical study of global Sydney as a knowledge
city’, Expert Systems with Applications, 41, pp. 5605–5613. doi: 10.1016/j.eswa.2014.02.011.
Jalaldeen, R., Shahriza Abdul Karim, N. and Mohamed, N. (2009) ‘Organizational Readiness and
its Contributing Factors to Adopt KM Processes: A Conceptual Model’, Communications of
the IBIMA (International Business Information Management Association), 8(2007), pp. 128–
136.
Jennex, M. (2011) ‘Knowledge Management Success Models.’, Encyclopedia of Knowledge
STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Management, (1998), pp. 32–40.
Kaveh Mohammadi, Amir Khanlari, B. S. (2009) ‘Organizational Readiness Assessment for
Knowledge Management’, Information Journal of Knowledge Management, 5(1), pp. 29–45.
Kebede, G. (2010) ‘Knowledge management: An information science perspective’, International
Journal
of
Information
Management,
30,
pp.
416–424.
doi:
DOI
10.1016/j.ijinfomgt.2010.02.004.
Latan, H., dan Ghozali, I. (2012) Partial Least Square Konsep Teknik dan Aplikasi Menggunakan
Program SmartPLS 2.0 M3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Lee, H. and Choi, B. (2003) ‘Knowledge management enablers, processes, and organizational
performance: an integrative view and empirical examination’, Journal of Management
Information Systems, 20, p. 179–228*. doi: 10.2307/40398621.
Mamaghani, N. D., Samizadeh, R. and Saghafi, F. (2011) ‘Evaluating the Readiness of Iranian
Research Centers in Knowledge Management Department of IT , ITRC , End of North Karegar
St ., Tehran , Iran Faculty of Engineering and Technology , Alzahra University , Tehran , Iran
Department of IT , ITRC , End of Nor’, 3(1), pp. 203–212.
Matin, E. K. and Kashani, B. H. (2012) ‘Comparing Degree of Readiness for Implementation of
Knowledge Management in Public and Private Universities in Iran’, Interdisciplinary Journal
of Contemporary 
, 4(4), pp. 623–635.
Ni Putu Ayu Yuliantini, Nyoman Natajaya, I. M. Y. (2013) ‘Determinasi Kompetensi, Komitmen,
dan Dukungan Organisasi terhadap Pengembangan Profesi Dosen di Lingkungan Yayasan
Triatma Surya Jaya Badung’, e-Jounal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha, 4(2).
Niculcar, D. C. E. (2012) ‘4.4.1 Nonaka-Takeuchi, 1995’, in Gestión del Conocimiento y
Aprendizaje Organizacional, p. 135.
Nonaka, I. and Takeuchi, H. (1995) Knowledge-Creating Company, Knowledge-Creating
Company.
Sadeghi, M. (2013) ‘Identifying and prioritizing of effective constructs in readiness of knowledge
management implementation by using fuzzy analytic hierarchy process (AHP)’, Journal of
Knowledge Management, 5(1), pp. 16–31. doi: 10.1108/17561411311320941.
Shahriza Abdul Karim, N., Jalaldeen Mohamed Razi, M. and Mohamed, N. (2012) ‘Measuring
employee readiness for knowledge management using intention to be involved with KM SECI
processes’, Business Process Management Journal, 18(5), pp. 777–791. doi:
10.1108/14637151211270153.
Suharti, L. H. (2009) ‘Identifikasi Kesiapan Penerapan Knowledge Management di Perguruan
Tinggi (Studi Terhadap Faktor Pemberdaya (Enablers) Knowledge Management)’, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, XV(2), pp. 181–196.
Wu, W. (2012) ‘Segmenting critical factors for successful knowledge management
implementation using the fuzzy DEMATEL method’, Applied Soft Computing Journal.
Elsevier B.V., 12(1), pp. 527–535. doi: 10.1016/j.asoc.2011.08.008.

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

STATISTIKA
Faradillah.hakim@uigm.ac.id

Dokumen yang terkait

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22