BUKU PANDUAN KETRAMPILAN KLINIS SKILLS L
a.
Ber-Ketuhanan yang Maha Esa /Yang Maha Kuasa
BUKU PANDUAN
b.
Bermoral, beretika dan disiplin
KETRAMPILAN KLINIS
c.
Sadar dan taat hukum
( SKILLS LAB )
d.
Berwawasan sosial budaya
BLOK I
e.
HUMANIORA DAN BIOETIK
Berperilaku profesional
2. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
a. Menerapkan mawas diri
b. Mempraktikan belajar sepanjang hayat
c. Mengembangkan pengetahuan
3. Area Komunikasi Efektif
Edisi Revisi
Kode
:
a.
Berkomunikasi
dengan
Berkomunikasi
dengan
Berkomunikasi
dengan
pasien dan keluarga
13130111
Kredit
: 5 SKS
b.
mitra
Semester : I
c.
masyarakat
TIM
BLOK I
4. Area Pengelolaan Informasi
HUMANIORA DAN BIOETIK
a.
Mengakses dan menilai informasi pengetahuan
FAKULTAS KEDOKTERAN
b.
Mendiseminasikan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014
A. AREA KOMPETENSI BLOK
1. Area Profesionalitas yang Luhur
informasi
dan
pengetahuan
secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat
dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Penjabaran Kompetensi
1. Profesionalitas yang luhur
1.1 Kompetensi Inti
2) Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan ketertiban
Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesua
masyarakat
dengan nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin,
3) Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlku
hukum dan sosial budaya.
4) Membantu penegakkan hukum serta keadilan
1.2 Lulusan Dokter mampu
a.
d.
Ber
-Ketuhan-an ( Yang Maha Esa Yang Maha Kuasa )
1) Mengenali sosial budaya ekonomi masyarakat yang dilayani
2) Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama,
1) Bersikap dan berperilaku yang ber-Ketuhan-an dalam praktik
usia, gender. Etnis, difabilitas, dan sosial budaya ekonomi dalam
kedokteran
menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat
2) Bersikap bahwa yang dilakukan dalam pratik kedokteran
merupakan upaya maksimal
b.
Berwawasan sosial budaya
3) Menghargai dan melindungi kelompok rentan
4) Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang
Bermoral, beretika, dan berdisiplin
1) Bersikap dan berperilaku sesua dengan standar nilai moral yang
luhur dalam praktik kedokteran
2) Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode
etik edokteran Indonesia
3) Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi
berkembang di masyarakat multikultural
e.
1) Menunjukkan karakter sebagai dokteryang profesional
2) Besikap dan berbudaya menolong
3) Mengutamakan keselamatan pasien
4) Mampu bekerja ama intra dan interprofesional dalam tim
pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
4) Bersikap disiplin dalam praktik kedokteran dan bermasyarakat
Berperilaku profesional
pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien
5) Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam rangka sistem
keehatan nasional dan global
b.
c.
Sadar dan Taat Hukum
1) Mengidentifikasi masalah hukum dan pelayanan kedokteran dan
memberikan saran cara pemecahannya
Mawas Diri dan pengembanga Diri
2.1 Kompetensi inti
Mampu
melakukan
praktik
kedokteran
dengan
menyadari
keterbatasan, mengatasi masalah personal, mengembangkan diri,
mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non
berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi
verbal denan pasien pada semua usia, anggota keluarga,
keselamatan pasien.
masyarakat, kolega, dan profesi lain.
2.2 Lulusan dokter mampu :
3.2 Lulusan Dokter Mampu
a.
a.
Menerapkan mawas diri
1) Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial
dan budaya diri sendiri
2) Tanggap terhadap tantangan profesi
1) Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan non verbal
2) Berempati secara verbal dan nonverbal
3) Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat
3) Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang
lebih mampu
dimengerti
4) Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan keehtan
4) Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain untuk
pengembangan diri
b.
secara holistik dan komprehensif
5) Menyampakan informasi yang terkait kesehatan ( termasuk berita
Mempraktikan belajar sepanjang hayat
buruk, informed consent ) dan melakukan konseling dengan cara
1) Menyadari kinerja profesionalitas diri dn mengidentifikasi
kebutuhan belajar untuk mengatasi kelemahan
yang santun, baik dan benar
6) Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultual dan
2) Berperan aktif dlam upaya pengembangan profesi
3) Mengembangkan pengetahuan baru
4) Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat serta
mendisemunasikan hasilnya
c.
Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
Komunikasi Efektif
3.1 Kompetensi inti
spiritual pasien dan keluarga
b.
Berkomunikasi dengan mitra kerja ( sejawat dan
profesi lainnya )
1) Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukkan yang baik dan
benar
2) Membangun
kesehatan
komunikasi
interprofesional
dalam
pelayanan
3) Memberian informasi yang sebenarnya dan relevan kepada
Memanfaatkan
penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan
ketrampilan
pengelolaan
informasi
untuk
diseminasi informai dalam bidang kesehatan
pihak lainnya jika diperlukan
4) Mempresentasikan informasi ilmiah seca efekif
c.
Berkomunikasi dengan masyarakat
1) Melakukan
komunikasi
mengidentifikasi
denan
masalah
masyarakat
kesehatan
dan
dalam
rangka
memecahkannya
1.
bersama-sama
2) Melakukan
advokasi
dengan
pihak
terkait
dalam
Tingkat
rangka
pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
d.
Daftar Ketrampilan
No.
Ketrampila
n
Pengelolaan Informasi
Menyelenggarakan
1.
4.1 Kompetensi inti
2.
informasi kesehatan dalam praktik kedokteran
komunikasi
lisan maupun tulisan
Edukasi, nasihat dan
Mampu memanfaatkan teknologi informaasi komunikasi dan
kesehatan (teknik dasar )
Komunikasi lisan dan
Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
3.
4A
tulisan
kepada teman sejawat atau petugas
1) Mengakses dan menilai informasi komunikasi dan informasi
4A
melatih
individu dan kelompok mengenai
4.2 Lulusan Dokter mampu
a.
Komunikasi
4A
lainnya ( rujukan atau konsultasi )
kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2) Memanfaatkan ketrampilan pengelolaan informai kesehatan untuk
1. Sesi Terbimbing
dapat belajar sepanjang hayat
b.
Mendiseminasikan
METODE PEMBELAJARAN
informasi
dan
pengetahuan
secara efektif kepada profesi kesehatan lain, pasien, masyarakat
dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
( mahasiswa akan diberikan ketrampilan kliis dipandu oleh Instruktur)
2. Sesi belajar mandiri
( mahasiswa aktif berlatih sendiri di rumah maupun di ruang skills lab
dengan ijin kepala skills lab )
3. Sesi Responsi
yang berlangsung secara dinamis dan transaksional demikian hal
( mahasiswa akan dievaluasi kemampuan ketrampilan
komunikasi massa diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada
publik yang lebih luas untuk mencapai khalayak luas.
Seperti semua jenis komunikasi antar manusia,
komunikasi kesehatan dapat mengambil berbagai bentuk dan
terjadi dalam konteks yang berbeda. Perbedaan dasar dalam semua
komunikasi
SKILLS LAB I
antara
manusia
seperti,
komunikasi
verbal
(bahasabased) dan non-verbal. Masing-masing dapat terjadi di
TEKNIK KOMUNIKASI
sejumlah tingkatan kontekskomunikasi yang berbeda. Komunikasi
verbal, proses berkomunikasi berlangsung dalam konteks tingkatan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu melakukan teknik komunikasi lisan dan tulisan
diri-sendiri (komunikasi intrapersonal) atau dengan orang.
Indonesian patients still feel reluctant to be actively
involved in a communication with health professional; which will
B. DASAR TEORI
pesan
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan
lead to ineffective and inefficient communication session, (Kim
dari
YM, et al, 2002)
seseorang
yang
dibagi
kepada
orang
lain.
Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan pesan untuk
Komunikasi kesehatan melibatkan dokter, pasien, dan
kemudian diketahui dan pahami bersama. Pesan dalam komunikasi
keluarga adalah komunikasi. Seorang pasien yang datang berobat
digunakan dalam memilih dan pengambilan keputusan.( Ariyanto )
memiliki harapan akan kesembuha penyakitnya, yang tidak dapat
Komunikasi
dihindari dalam kegiatan kesehatan atau klinikal. Pasien datang
melibatkan
hubungan
antar
manusia
dan
mengharuskan memiliki
merobat menyampaikan keluhannya, didengar, dan ditanggapi oleh
peserta komunikasi dan persamaan pemahaman. Persamaan bahasa
dokter sebagai respon dari keluhan tersebut sedangkan seorang
dan gerak tubuh adalah sarana utama yang orang mempengaruhi
dokter mempunyai kewajiban memberikan pengobatan sebaik
orang lain. Dalam komunikasi antarpribadi proses komunikasi
mungkin.
Komunikasi dalam lingkup kesehatan begitu penting. Hasil
clinician has learned the relevant techniques. (Dianne Berry,
konferensi tentang komunikasi kesehatan yang berlangsung di
2007:31)
Toronto menghasilkan ‘Toronto Consensus”, menghasilkan 8
Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter
(delapan) point pernyataan hubungan antara praktek komunikasi
dan pasien di tempat praktik diartikan tercapainya pengertian dan
dan kesehatan sebagai berikut :
kesepakatan yang dibangun dokter bersama pasien pada setiap
1. Communication problems in medical practice are important
langkah penyelesaian masalah pasien. Untuk sampai pada tahap
and common.
tersebut, diperlukan berbagai pemahaman seperti pemanfaatan
2. Patient anxiety and dissatisfaction are related to uncertainty
jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal), menjadi
and lack of information, explanation and feedback.
pendengar yang baik (active listener), adanya penghambat proses
3. Doctors often misperceive the amount and type of information
komunikasi (noise), pemilihan alat penyampai pikiran atau
that patients want to receive.
informasi yang tepat (channel), dan mengenal mengekspresikan
4. Improved quality of clinical communication is related to
perasaan dan emosi.
positive health outcomes.
Selanjutnya definisi tersebut menjadi dasar model proses
5. Explaining and understanding patient concerns, even when they
komunikasi yang berfokus pada pengirim pikiran-pikiran atau
cannot be resolved, results in a fall in anxiety.
informasi (sender/source), saluran yang dipakai (channel) untuk
6. Greater participation by the patient in the encounter improves
menyampaikan pikiran-pikiran atau informasi, dan penerima
satisfaction, compliance and treatment outcomes.
pikiran-pikiran atau informasi (receiver). Model tersebut juga akan
7. The level of psychological distress in patients with serious
adanya penghambat pikiran-pikiran atau informasi sampai ke
illness is less when they perceive themselves to have received
penerima (noise), dan umpan balik (feedback) yang memfasilitasi
adequate information.
kelancaran komunikasi itu sendiri.
8. Beneficial clinical communication is routinely possible in
clinical practice and can be achieved during normal clinical
encounters, without unduly prolonging them, provided that the
KOMUNIKASI LISAN/ VERBAL
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga
dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005).
Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol
tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau
labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
1.
Penamaan
atau
penjulukan
merujuk
pada
usaha
mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan
menyebut
namanya
sehingga
dapat
dirujuk
dalam
komunikasi.
2.
tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter
bersama pasien pada setiap langkah penyelesaian masalah pasien.
Diperlukan pemahaman :
- jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal),
- menjadi pendengar yang baik (active listener),
- penghambat proses komunikasi (noise),
- pemilihan channel yang tepat
- mengenal mengekspresikan perasaan dan emosi.
Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi,
yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau
kemarahan dan kebingungan.
3.
Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada
orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa.
Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi
informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa
lalu,
masa
kini,
dan
masa
depan,
kesinambungan budaya dan tradisi kita.
memungkinkan
Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication:
merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas,
Principles,
agar
tetapi buka realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata-kata
komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi
pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu
tiga fungsi, yaitu:
secara eksak.
1.
Contexts,
and
Skills, mengemukakan
Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa
3.
Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat
kita mempelajari apa saja yang menarik minat kita, mulai
dikotomis, misalnya baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh,
dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu sampai
dsb.
pada kemajuan teknologi saat ini.
2.
Berhubungan
dengan
orang
lain.
Bahasa
4.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.
5.
Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata
memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk
merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang
kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk
berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang
mencapai
dapat
berbeda pula. Kata berat, yang mempunyai makna yang
mengendalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang di
nuansanya beraneka ragam*. Misalnya: tubuh orang itu berat;
sekitar kita.
kepala sayaberat; ujian itu berat; dosen itu memberikan sanksi
3.
tujuan
kita.
Melalui
bahasa
kita
Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan
yang berat kepada mahasiswanya yang nyontek.
kita. Bahasa memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling
6.
Kata-kata mengandung bias budaya.
memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita,
7.
Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di
dan tujuan-tujuan kita.
dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya
Keterbatasan Bahasa:
dan subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan bila
1.
terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk
mewakili objek.
2.
Kata-kata
tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda
adalah
kategori-kategori
untuk
merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat,
perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia untuk
namun dimaknai secara sama.
8.
Konsekuensinya, dua orang yang berasal dari
budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman
ketiaka mereka menggunakan kata yang sama. Misalnya
Kedua, apa pekerjaan tetap orang itu untuk mencari nafkah?
kata awak untuk
Minang
…. Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan pekerjaan
adalah saya atau kita, sedangkan dalam bahasa Melayu (di
tetap untuk mencari nafkah, maka orang itu memang sedang
Palembang dan Malaysia) berarti kamu.
bekerja. Akan tetapi, bila pekerjaan tetap orang itu adalah
9.
orang
Komunikasi sering dihubungkan dengan kata
sebagai
dosen,
yang
pekerjaannya
adalah
membaca,
Latin communis yang artinya sama. Komunikasi hanya terjadi
berbicara, menulis, maka membelah kayu bakar dapat kita
bila kita memiliki makna yang sama. Pada gilirannya, makna
anggap bersantai baginya, sebagai selingan di antara jam-jam
yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki pengalaman
kerjanya. (dwiuwiq, 2012 )
yang sama. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman
Komunikasi Lisan dibagi tiga tahap :
masa
4.
lalu
atau
kesamaan
struktur
disebut isomorfisme.Isomorfisme terjadi
bila
kognitif
komunikan-
Komunikasi personal
Hilangkan ambiguitas, bertanya untuk memastikan, catat
komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang
point-point
sama, pendidikan yang sama, ideologi yang sama; pendeknya
rangkuman
mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama. Pada
5.
kenyataannya tidak ada isomorfisme total.
Persiapan
10.
penting,
gunakan
alat
bantu,
sampaikan
Presentasi atau beretorika
yang
matang,
pembukaan
yang
menarik,
Percampuranadukkan fakta, penafsiran, dan
memberikan penekanan pada point-point yang penting,
penilaian.Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan
gunakan fakta, gunakan alat bantu, perhatikan bahasa tubuh
fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Masalah
dan intonasi, kontak mata, libatkan audiensi.
ini berkaitan dengan dengan kekeliruan persepsi. Contoh: apa
6.
yang ada dalam pikiran kita ketika melihat seorang pria
dewasa sedang membelah kayu pada hari kerja pukul 10.00
pagi? Kebanyakan dari kita akan menyebut orang itu
sedang bekerja.
Akan
tetapi,
jawaban
sesungguhnya
bergantung pada: Pertama, apa yang dimaksudbekerja?
Diskusi grup
Sehingga dapat memahami yang dialami pasien, menunjukkan rasa
hormat, dan terus terpusat pada satu atau dua perhatian
KOMUNIKASI NON VERBAL
tertentu.Karena ketiga hal tersebut dapat menolong pasien dalm
Komunikasi non verbal dokter yaitu kinesik berupa ekspresi wajah
memahami masalah dan keluhannya.
dan kontak mata, haptik contoh berupa sentuhan dan mengelus-
Cara memperhatikan secara efektif yaiutu :
ngelus kepala anak/ bayi atau memegang anggota tubuh pasien,
a. Menjaga kontak mata. Kontak mata menunjukka anda sedang
proksemik berupa proksemik jarak, proksemik ruang, dan
mendengarkan apa yang dikatakan pasien dan membuat kita dapat
proksemik waktu, paralinguistik berupa cara berbicara, dan artifak
dipercaya. Perhatikan kapan pasien membuang pandangannya ,
yang ditunjukkan berupa pakaian yang dikenakan oleh dokter.
maka kitan akan mengetahu apa yang membuat dia malu, terancam
Hambatan yang terjadi ketika dokter berkomunikasi dengan pasien
dan mencuri perhatiannya.
adalah hambatan psikologis karena kondisi atau keadaan pasien,
b. Gunakan bahasa tubuh dengan fasih. Untuk menunjukkan
seperti rewel, cengeng, dalam keadaan sakit dan perasaan takut
keterlibatan kita,dengan menghadapkan badan ke arah kita.
pasien. Hambatan ekologis disebabkan oleh gangguan lingkungan
Pakailah gerakan yang mengekspresikan semangat.
dalam proses berlangsungnya komunikasi. Hambatan tersebut
c. Iktilah apa yang dikatakan pasien, dengan demikian ia melihat kita
adalah lingkungan fisik yang berupa kondisi ruangan dan suasana
tertaik dan memberi perhatian terhadap perkataanya. Jangan
ruangan yang kurang memadai. (Pratiwi dkk , 2010 )
pernah memotong pembicaraan pasien atau melompat dari satu
pokok ke pokok yang lainnya dan jangan menceritakan pribadi dan
MENDENGAR AKTIF
Hal mendengar aktif adalah salah satu unsur penting
pengalaman endiri
2. Respon-respon selanjutnya
dalam proses komunikasi terutama proses konseling. Hal-hal yang
Setelah mendengarkan pasien, berikan espon yng mendorong
perlu diperhatikan dalam mendengar aktif adalah :
pasien untuk terus menceritakan keluhannya. Respon tersebut
1. Perhatian
Adalah suatu usaha yang serius dan kerja keras , tidak hanya
mendengarkan tetapi mengkomunikasikan keterlibatan yang aktif.
seperti “ O,ya?” , “ Hmmm” , “Lalu”, “Oke saya mengerti. Dan
bijak dalam menggunakannya.
diluar waktu diam. Tetapi kembalilah kepada pokok yang menjadi
3. Menyatakan kembal
Setelah pasien menceritakan keluhannya, ada baiknya mengulangi
apa
yang
dibicarakannya.
Dengan
demikian
pasien
bisa
perhatian pasien.
5. Fokus
mengulangi maksud penjelasan/ ceritanya, dan merupakan sarana
Pendengar yang aktif akan mempengaruhi apa yang akan
yang baik untuk meminta informasi yang lebih banyak, sambil
dibicarakan lawan bicaranya. Respon pemeriksa terhadap suatu
tetap tinggal pada poko yang sama seperti yang dikemukkan
pernyataan akan membuat respon pasien terfokus pada pemeriksa.
pasien.
Kita memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengarahkan
4. Waktu Diam
pembicaraan, bahkan hanya dengan jawaban-jawaban yang singkat
Dalam satu komunikasi pembicaraan, jika satu pihak diam, maka
sekalipun. Pemeriksa sebainya memberikan beberpa pandangan
pihak yang lain akan bicara. Apabila keduanya diam, maka
pada pasien. Akan tetapi jangan berusaha menolong pasien jika
suasana akan tegang, dalam situasi seperti ini jangan langsung
ternyata pasien kembali tidak fokus dan seperti menolak
memberikn pertanyaan, menawarkan jaminan atau memberikan
pandangan pemeriksa.
usulan solusi. Coba untuk memandang saat idam itu dari sudut
6. Pertanyaan
pandang pasien. Bisa jadi pasien sedang merenungkan kembali apa
Pertanyaan bertujuan menfokuskan pasien supaya pemeriksa
yang telah diceritakannya kepada pemeriksa. Ketika kita
mampu menggali berbagai informasi dari pasien. Ada cara agar
memberikan jeda untuk bicara ini adalah langkah positif , bawa
pertanyaan kita efektif yaitu :
pemeriksa menghormati pasien dan memberikan wakt kepadanya
a. Jangan menggunakan dua puluh pertanyaan, artinya jangan
untuk memikirkan masalahnya. Tetapi jangan berlama karena
mengubah proses edukasi atau konseling menjadi tanya jawab
pasien akan menanti reaksi pemeriksa setelah mendengarkan
yang hanya menjawab ya dan tidak. Pertanyaan yang panjang juga
keluhannya. Dan gunakanlah saat diam inipada waktu awal-awal
akan membantu untuk memahami kasus yang dihadapi dengan
pasien mengungkapkan isi hatinya dan bukan pada perakapan
lebih baik.
selanjutnya. Hindari konfrontasi yag tidak berguna, jika pasien
tidak tahu harus berkata apa maka berikanlah nasehat atau edukasi
b. Mintalah jawaban satu persatu. Sehingga tidak membuat pasien
bingung.
c. Hindari pertanyaan yang memberikan pilihan terbatas, pertanyaan
ini akan membuat sikap defensif
d. Berhemat dengan pertanyaan yang memakai kata mengapa.
Komunikasi tertulis
Pertanyaan mengapa akan membuat orang merasa tertakan dan
Komunikasi Tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam
akan bersikap defensif
bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang
e. Berfikirlah sebelum bertanya, usahakan membuat percakapan yang
sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan
nyaman, dan pasien mau memberi informasi serta sukarela, bukan
maksud-maksud tertentu. Contoh- contoh komunikasi tertulis ini
seperti menginterogasi terdakwa.
antara lain:
f.Pencerminan isi. Pemeriksa harus menyaring informasi yang
1.naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita
diperolehnya dari pasien dan menyampaikan kembali apa yang
yang bersifat komplek.
dipahaminya dengan bahasa sendiri. Hal ini berbeda dengan
2.blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita
menyatakan kembali isi cerita. Jika pencerminan ini dilakukan
dalam suatu daftar.
dengan tepat dan peka akan membuat lancar percakapan dan
3.gambar clan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata
menunjukkan pemeriksa terlibt akktif dalam mendengarkan
atau kalimat.
masalah
4.spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan
pasien
dan
menolongnya
menjalankan
masalah-
masalahnya.
informasi kepada banyak orang.
Konsep Lasswell yang menggambarkan komunikasi secara
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan
sederhana menjawab pertanyaan” Siapa mengatakan ApaSaluran
maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu
Apa kepada Siapa Dengan pengaruh Bagaimana?” berikut :
perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya aman,
Who ( sender )
mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari
Say what ( massage )
yang dimaksud. ( Fauzi M.R, 2011)
In what Channel ( channel)
Kelebihan komunikasi tulis
To whom ( receiver )
With what effect ( effect )
Secara historis, komunikasi tertulis memiliki arti penting
bagi sejarah peradaban manusia. Tulisan merupakan titik awal
sejarah manusia. Dengan kata lain, manusia dapat dikatakan
memuat seperangkat aturan, cerita masa lalu, ancaman, kabar
memasuki zaman sejarah ketika mereka telah mengenal tulisan.
gembira tentang masa depan yang semuanya bertujuan melestarikan
Selain itu, komunikasi tertulis memiliki fungsi dokumentasi dan
dan mempertahankan tradisi (Suseno, 1997:17).
transformasi budaya.
Kedua, komunikasi tertulis berlangsung secara massive dan
Dibandingkan dengan komunikasi lisan, komunikasi tertulis
dinamis. Berkat jasa Gutenberg, informasi dapat diproduksi secara
memiliki beberapa kelebihan. Pertama, komunikasi tertulis lebih
massal dengan biaya yang lebih murah. Sehingga informasi dapat
tahan lama. Artinya, komunikasi tertulis memiliki bentuk fisik baik
tersebar dengan cepat dan mudah. Suseno (1997:27) menyebutkan
berupa kertas, kulit binatang maupun prasasti batu. Sedangkan
bahwa keberhasilan Reformasi Gereja Martin Luther di Jerman
komunikasi lisan tidak memiliki bentuk fisik. Kita tidak tahu
salah satunya dengan menggunakan sarana pencetakan. Mereka
kemana perginya kata atau kalimat setelah diucapkan.
melemparkan gagasan dan argumen melalui selebaran yang mereka
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa komunikasi
sebar. Dikatakan pula bahwa jika sebelumnya pikiran orang hanya
tertulis memiliki fungsi dokumentasi. Sehingga pesan atau
dapat dipengaruhi melalui orasi (yang terbatas pada beberapa ratus
informasi yang terkandung di dalamnya bisa tersampaikan meski
orang dan diucapkan sekali saja serta dengan mudah dikontrol), kini
pemberi pesan sendiri sudah meninggal. Sebagai contoh, pemikiran-
pikiran orang dapat dipengaruhi melalui leaflet, buku dan media
pemikiran Plato, Aristoteles dan filsuf lainnya hingga kini masih
cetak lain yang dapat dibaca dan didiskusikan berulang-ulang
bisa kita terima karena mereka memahatkan ajaran mereka pada
dengan angota masyarakat lain.
lempengan-lempengan batu. Meski jasad Karl Marx, Darwin, Max
Ketiga, komunikasi tertulis relatif lebih terstruktur dan
Weber sudah hancur dalam tanah, kita dan generasi sesudah kita
terencana. Sebagai sebuah tindakan strategis (Littlejohn, 2002:13),
masih bisa menerima informasi tentang pemikiran mereka selama
komunikasi lebih bisa direncanakan dan disusun ketika disampaikan
perpustakaan menyimpan buku-buku karya mereka. Bukti lain yang
melalui media tulisan. Komunikator dapat menyusun pesan,
tak kalah penting adalah bahwa kita masih bisa meneruskan tradisi
menggunakan kata-kata pilihan, memilih topik tertentu dan
dan ajaran agama karena adanya kitab-kitab suci. Semua agama
memperkirakan respon dari audience. Sehingga proses komunikasi
besar di dunia pasti memiliki kitab suci. Di sini kita bisa melihat
bisa dievaluasi dan dikembangkan.
bahwa kitab suci agama merupakan sarana komunikasi tertulis yang
Keempat, ketika kita tidak memahami sesuatu hal dari apa
berbeda. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan
yang kita baca atau kita menemui kata asing, kita bisa mengulangi
merupakan realitas itu sendiri. Kata hanya bisa mewakili sebagian
beberapa paragraf sebelumnya, menggunakan kamus atau bertanya
dari realitas, bukan keseluruhan realitas. Keterbatasan bahasa dalam
kepada
dengan
mewakili realitas tampak pada penggunaan kata sifat. Kata sifat
komunikasi lisan yang berlangsung hanya sekali, kita tentu tak bisa
cenderung dikotomis, maksudnya membagi sesuatu hanya dalam
serta merta meminta pembicara untuk mengulangi kalimat yang
dua kategori, semisal kaya-miskin, bahagia-sengsara, pandai-bodoh,
tidak kita pahami.
baik-buruk dan lain sebagainya. Namun perlu disadari bahwa
Kelemahan komunikasi tertulis
realitas sesungguhnya tidaklah sekaku itu. Kita tidak bisa memvonis
seseorang
untuk
memahaminya.
Berbeda
Sebagai bagian dari komunikasi verbal, komunikasi tertulis
bahwa kalau tidak hitam berarti putih atau sebaliknya. Antara warna
tak bisa lepas dari penggunaan bahasa sebagai sarana bertukar
hitam dan putih terdapat puluhan bahkan ratusan warna abu-abu
makna. Oleh karena itu, kelemahan unsur kebahasaan dalam proses
yang pasti beda. Seringkali agar kata yang kita ungkapkan lebih
komunikasi tentunya menjadi kelemahan dari komunikasi tertulis.
tepat, kita menggunakan tambahan ‘agak’ atau ‘sangat’.
Larry L. Barker sebagaimana dikutip Dedy Mulyana dalam
Untuk mengukur makna yang lebih akurat, Charles E.
Pengantar Ilmu Komunikasi menyebutkan tiga fungsi bahasa:
Osgood, George Suci dan Percy Tannenbaum merancang suatu
penamaan (labeling), interaksi dan transmisi informasi. Penamaan
instrumen yang disebut Semantic Differential. Mereka mengukur
merupakan usaha manusia untuk mengidentifikasi objek, tindakan
makna suatu konsep dalam skala 1 sampai 7. dalam hal ini 1
dan perasaan yang berbeda dengan memberi nama pada objek,
menunjukkan
tindakan dan perasaan tersebut.
menunjukkan kecenderungan positif (Mulyana,2002:246).
Meski bahasa merupakan unsur yang sering kita gunakan
dalam
komunikasi
sehari-hari,
bahasa
memiliki
kecenderungan
negative
sedang
angka
7
Kedua, kata bersifat ambigu dan kontekstual. Setiap kata
sejumlah
(meskipun sama) berpotensi untuk dimaknai secara berbeda oleh
keterbatasan. Mulyana (2002:245-255) menguraikan keterbatasan
orang yang berbeda. Perbedaan makna tersebut dipengaruhi oleh
bahasa sebagai sarana komunikasi. Pertama, keterbatasan jumlah
latar belakang tiap orang yang tentunya berbeda. Pemaknaan kata
kata yang tersedia untuk mewakili objek atau perasaan. Tidak
juga perlu memperhatikan konteks kalimatnya.
semua benda, peristiwa, perasaan dapat diwakili oleh kata yang
Ketiga, kata-kata mengandung bias budaya. Budaya sangat
yang baik. Kita harus memperhatikan struktur kalimat yang njelimet
mempengaruhi bahasa. Menurut hipotesis Sapir-Whorf (Griffin,
agar bisa dipahami oleh pembaca. Sedangkan dalam komunikasi
2003:30) menyatakan bahwa struktur bahasa suatu budaya
lisan pembicara bisa memakai kalimat-kalimat pendek tanpa harus
membentuk persepsi dan perilaku manusia. Dengan kata lain,
mematuhi aturan kalimat yang baik dengan alasan efisien.
struktur bahasa menunjukkan budaya suatu masyarakat. Misalnya,
(Maulinni’am MA , 2008)
penggunaan tenses yang memperhitungkan waktu dalam struktur
C. ALAT DAN BAHAN
bahasa masyarakat Eropa menunjukkan penghargaan mereka atas
1. Meja dan kursi
waktu. Penggunaan bahasa yang bertingkat dalam budaya Jawa
2. Check List
menunjukkan sistem sosial masyarakat yang terbagi dalam kelas-
3. Bolpoint
kelas tertentu. Oleh sebab itu, sangat mungkin terjadi kita tidak
menemukan padanan yang tepat untuk kata tertentu dalam bahasa
D. PRASYARAT :
asing.
1.Pemakaian Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Disamping kelemahan-kelemahan bahasa dalam komunikasi tertulis
2. Memakai Jas Skills lab dengan rapi
tersebut, Beebe and Beebe (1997:257) menyebutkan kelemahan dari
3. Mematuhi tata tertib dan aturan bagian laboratorium ketrampilan
komunikasi tertulis adalah hubungan antarpartisipan komunikasi
klinis
berjarak. Komunikator tidak bisa merinteraksi dengan audien secara
4. Mahasiswa wajib membawa alat tulis sendiri
langsung, melihat perubahan sikap yang terjadi atau merespon sikap
audien. Sehingga feedback dalam proses komunikasi tersebut
bersifat tidak langsung dan tertunda (no immediate interaction).
Sedang dalam komunikasi lisan, hubungan pembicara dengan
audien berlangsung akrab, hangat dan lebih personal.
Komunikasi tertulis bersifat lebih formal daripada komunikasi lisan.
Dalam komunikasi tertulis kita terikat dengan konsep atau aturan
ejaan tertentu untuk memenuhi syarat sebagai komunikasi tertulis
E.
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mahasiswa mempersilahkan pasien masuk , dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Mahasiswa mengucapkan :
a. Basmallah “Bismillahirrahmanirrahiim”
b. salam “ assalamu’alaikum” dan menjabat tangan
pasien ( Islam : menjabat tangan pasien yang sama
dan harus dirawat di Rumah sakit “
jenis kelaminnya/ orangtua) ,
Keluhan tambahan : susah tidur, memikirkan anaknya apakah
c. menyapa pasien “ Selamat pagi/siang/sore”,
d. Mempersilahkan pasien duduk
e. Menjaga kontak mata, senyum dan tenang
3. Mahasiswa memperkenalkan diri : nama “ dr....” dan
menanyakan identitas pasien dan menuliskan pada lembar
medis pasien:
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Pekerjaan
e. No telp yang bisa dihubungi
f.
yang lalu setelah anaknya mengalami kecelakan lalu lintas
Pendidikan terakhir
4. Mahasiswa menanyakan maksud kedatangan pasien
akan sebuh atau cacat
6. Mahasiswa sebagi dokter menjaga kontak mata, sesekali
mengangguk, atau menegaskan dengan kata ya atau baiklah
ketika pasien selesai menceritakan keluhannya
7. Mahasiswa yang berperan sebagi Dokter menanyakan
kesedian nya untuk diperiksa, hasil pemeriksaan normal
( tidak memeriksa fisik )
8. Dokter mengumpulkan informasi :
Cemasnya datang pada saat apa saja ? ( pasien
menjawab : tidur )
Cemas berkurang pada saat apa? ( pasien menjawab :
saat aktivitas atau kegiatan , atau tidak sedang
sendirian )
a. Keluhan utama : ingin konsultasi
Apakah anaknya sudah pulang ? jawabnya sudah
b. Keluhan tambahan : sesuai skenario
Apakah anaknya sudah berangkat sekolah? Belum,
5. Mendengar aktif ketika pasien mengungkapkan keluhannya
“ skenario : seorang Ibu umur 34 tahun, bekerja sebagai ibu
rumah tangga, datang ke dokter Fahmi untuk berkonsultasi,
merasa lelah, jantung selalu berdetak, nafas seperti tertahan,
kencing terus jika minumnya banyak sudah sejak tiga hari
masih bengkak kakinya, dokter berpesan jangan
untuk jalan terlalu lama.
Apakah ananya dioperasi atau di gips? Jawabnya
tidak
9. Mahasiswa sebagai Dokter mengulang kembali dan
Mengantar dan membukakan pintu
menegaskan apa yang didapat saat mengumpulkan informasi
dengan membuat ringkasan
Ringkasan dalam bentuk tulisan dilembar medis
pasien
10. Mahasiswa sebagai dokter menanyakan kembali apakah ada
Penilaian Ketrampilan Klinis “ Teknik Komunikasi”
yang terlewat?
11. Mahasiswa sebagai dokter memberikan edukasi / saran
kepada pasien
No Ketrampilan
Bobo Skor
Tota
.
t
l
Bahwa pasien sehat
Nila
Pasien hanya diharapkan lebih tenang dan ikhlas
dalam menghadapi kejadiannya yang menimpa
i
3
1
anaknya
masuk , dengan menggunakan bahasa
Pasien disarankan tidak berfikir yang belum terjadi ,
misal anaknya pasti nanti jalannya jadi pincang,
Mahasiswa mempersilahkan pasien
2
Indonesia yang baik dan benar
Mahasiswa mengucapkan :
karena dokter yang memeriksa tidak melakukan
a.Basmallah
tindakan diarea kaki anaknya
“Bismillahirrahmanirrahiim”
Dokter menegaska kembali pasien sehat dan tidak
perlu diberikan resep obat.
12. Mengakhiri dengan :
b.salam “ assalamu’alaikum” dan
menjabat tangan pasien ( Islam :
menjabat tangan pasien yang sama
Mengucapkan Hamdallah
jenis kelaminnya/ orangtua) ,
Mengucapkan salam
c.menyapa pasien “ Selamat
Menjabat tangan pasien
pagi/siang/sore”,
3
d.Mempersilahkan pasien duduk
kontak mata, sesekali mengangguk,
e,Menjaga kontak mata, senyum dan
atau menegaskan dengan kata ya atau
tenang
baiklah ketika pasien selesai
menceritakan keluhannya
3
Mahasiswa memperkenalkan diri
dan menanyakan kesediaan utuk
3
7
Mahasiswa yang berperan sebagi
wawancara: nama “ dr....” dan
Dokter menanyakan kesedian nya
menanyakan identitas pasien dan
untuk diperiksa, hasil
menuliskan pada lembar medis
pemeriksaan normal ( tidak
pasien:
memeriksa fisik )
a.Nama
b.Umur
8
Dokter mengumpulkan informasi :
c.Alamat
Cemasnya datang pada saat apa
dPekerjaan
saja ? ( pasien menjawab : tidur )
e.No telp yang bisa dihubungi
Cemas berkurang pada saat apa?
f.Pendidikan terakhir
( pasien menjawab : saat aktivitas
atau kegiatan , atau tidak sedang
4
Mahasiswa menanyakan maksud
sendirian )
kedatangan pasien
Apakah anaknya sudah pulang ?
a.Keluhan utama : ingin konsultasi
jawabnya sudah
b.Keluhan tambahan : sesuai skenario
Apakah anaknya sudah
5
Mendengar aktif ketika pasien
6
mengungkapkan keluhannya
Mahasiswa sebagi dokter menjaga
berangkat sekolah? Belum, masih
bengkak kakinya, dokter berpesan
jangan untuk jalan terlalu lama.
3
Apakah ananya dioperasi atau di
gips? Jawabnya tidak
karena dokter yang memeriksa
tidak melakukan tindakan diarea
kaki anaknya
9
Mahasiswa sebagai Dokter
mengulang kembali dan menegaskan
apa yang didapat saat mengumpulkan
Dokter menegaska kembali pasien
sehat dan tidak perlu diberikan
resep obat.
informasi dengan membuat ringkasan
Ringkasan dalam bentuk
12 Mengakhiri dengan :
3
Mengucapkan
tulisan dilembar medis pasien
Hamdallah
10 Mahasiswa sebagai dokter
Mengucapkan
menanyakan kembali apakah ada
salam
yang terlewat?
11 Mahasiswa sebagai dokter
Menjabat tangan
pasien
memberikan edukasi / saran kepada
Mengantar dan
pasien
membukakan pintu
Bahwa pasien sehat
Pasien hanya diharapkan lebih
tenang dan ikhlas dalam
menghadapi kejadiannya yang
menimpa anaknya
Pasien disarankan tidak berfikir yang
belum terjadi , misal anaknya
pasti nanti jalannya jadi pincang,
Penilaian : Total nilai x100%
50
dr..............................................................................
Ber-Ketuhanan yang Maha Esa /Yang Maha Kuasa
BUKU PANDUAN
b.
Bermoral, beretika dan disiplin
KETRAMPILAN KLINIS
c.
Sadar dan taat hukum
( SKILLS LAB )
d.
Berwawasan sosial budaya
BLOK I
e.
HUMANIORA DAN BIOETIK
Berperilaku profesional
2. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
a. Menerapkan mawas diri
b. Mempraktikan belajar sepanjang hayat
c. Mengembangkan pengetahuan
3. Area Komunikasi Efektif
Edisi Revisi
Kode
:
a.
Berkomunikasi
dengan
Berkomunikasi
dengan
Berkomunikasi
dengan
pasien dan keluarga
13130111
Kredit
: 5 SKS
b.
mitra
Semester : I
c.
masyarakat
TIM
BLOK I
4. Area Pengelolaan Informasi
HUMANIORA DAN BIOETIK
a.
Mengakses dan menilai informasi pengetahuan
FAKULTAS KEDOKTERAN
b.
Mendiseminasikan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014
A. AREA KOMPETENSI BLOK
1. Area Profesionalitas yang Luhur
informasi
dan
pengetahuan
secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat
dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Penjabaran Kompetensi
1. Profesionalitas yang luhur
1.1 Kompetensi Inti
2) Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan ketertiban
Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesua
masyarakat
dengan nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin,
3) Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlku
hukum dan sosial budaya.
4) Membantu penegakkan hukum serta keadilan
1.2 Lulusan Dokter mampu
a.
d.
Ber
-Ketuhan-an ( Yang Maha Esa Yang Maha Kuasa )
1) Mengenali sosial budaya ekonomi masyarakat yang dilayani
2) Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama,
1) Bersikap dan berperilaku yang ber-Ketuhan-an dalam praktik
usia, gender. Etnis, difabilitas, dan sosial budaya ekonomi dalam
kedokteran
menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat
2) Bersikap bahwa yang dilakukan dalam pratik kedokteran
merupakan upaya maksimal
b.
Berwawasan sosial budaya
3) Menghargai dan melindungi kelompok rentan
4) Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang
Bermoral, beretika, dan berdisiplin
1) Bersikap dan berperilaku sesua dengan standar nilai moral yang
luhur dalam praktik kedokteran
2) Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode
etik edokteran Indonesia
3) Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi
berkembang di masyarakat multikultural
e.
1) Menunjukkan karakter sebagai dokteryang profesional
2) Besikap dan berbudaya menolong
3) Mengutamakan keselamatan pasien
4) Mampu bekerja ama intra dan interprofesional dalam tim
pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
4) Bersikap disiplin dalam praktik kedokteran dan bermasyarakat
Berperilaku profesional
pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien
5) Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam rangka sistem
keehatan nasional dan global
b.
c.
Sadar dan Taat Hukum
1) Mengidentifikasi masalah hukum dan pelayanan kedokteran dan
memberikan saran cara pemecahannya
Mawas Diri dan pengembanga Diri
2.1 Kompetensi inti
Mampu
melakukan
praktik
kedokteran
dengan
menyadari
keterbatasan, mengatasi masalah personal, mengembangkan diri,
mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non
berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi
verbal denan pasien pada semua usia, anggota keluarga,
keselamatan pasien.
masyarakat, kolega, dan profesi lain.
2.2 Lulusan dokter mampu :
3.2 Lulusan Dokter Mampu
a.
a.
Menerapkan mawas diri
1) Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial
dan budaya diri sendiri
2) Tanggap terhadap tantangan profesi
1) Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan non verbal
2) Berempati secara verbal dan nonverbal
3) Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat
3) Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang
lebih mampu
dimengerti
4) Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan keehtan
4) Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain untuk
pengembangan diri
b.
secara holistik dan komprehensif
5) Menyampakan informasi yang terkait kesehatan ( termasuk berita
Mempraktikan belajar sepanjang hayat
buruk, informed consent ) dan melakukan konseling dengan cara
1) Menyadari kinerja profesionalitas diri dn mengidentifikasi
kebutuhan belajar untuk mengatasi kelemahan
yang santun, baik dan benar
6) Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultual dan
2) Berperan aktif dlam upaya pengembangan profesi
3) Mengembangkan pengetahuan baru
4) Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat serta
mendisemunasikan hasilnya
c.
Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya
Komunikasi Efektif
3.1 Kompetensi inti
spiritual pasien dan keluarga
b.
Berkomunikasi dengan mitra kerja ( sejawat dan
profesi lainnya )
1) Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukkan yang baik dan
benar
2) Membangun
kesehatan
komunikasi
interprofesional
dalam
pelayanan
3) Memberian informasi yang sebenarnya dan relevan kepada
Memanfaatkan
penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan
ketrampilan
pengelolaan
informasi
untuk
diseminasi informai dalam bidang kesehatan
pihak lainnya jika diperlukan
4) Mempresentasikan informasi ilmiah seca efekif
c.
Berkomunikasi dengan masyarakat
1) Melakukan
komunikasi
mengidentifikasi
denan
masalah
masyarakat
kesehatan
dan
dalam
rangka
memecahkannya
1.
bersama-sama
2) Melakukan
advokasi
dengan
pihak
terkait
dalam
Tingkat
rangka
pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
d.
Daftar Ketrampilan
No.
Ketrampila
n
Pengelolaan Informasi
Menyelenggarakan
1.
4.1 Kompetensi inti
2.
informasi kesehatan dalam praktik kedokteran
komunikasi
lisan maupun tulisan
Edukasi, nasihat dan
Mampu memanfaatkan teknologi informaasi komunikasi dan
kesehatan (teknik dasar )
Komunikasi lisan dan
Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan
3.
4A
tulisan
kepada teman sejawat atau petugas
1) Mengakses dan menilai informasi komunikasi dan informasi
4A
melatih
individu dan kelompok mengenai
4.2 Lulusan Dokter mampu
a.
Komunikasi
4A
lainnya ( rujukan atau konsultasi )
kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2) Memanfaatkan ketrampilan pengelolaan informai kesehatan untuk
1. Sesi Terbimbing
dapat belajar sepanjang hayat
b.
Mendiseminasikan
METODE PEMBELAJARAN
informasi
dan
pengetahuan
secara efektif kepada profesi kesehatan lain, pasien, masyarakat
dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
( mahasiswa akan diberikan ketrampilan kliis dipandu oleh Instruktur)
2. Sesi belajar mandiri
( mahasiswa aktif berlatih sendiri di rumah maupun di ruang skills lab
dengan ijin kepala skills lab )
3. Sesi Responsi
yang berlangsung secara dinamis dan transaksional demikian hal
( mahasiswa akan dievaluasi kemampuan ketrampilan
komunikasi massa diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada
publik yang lebih luas untuk mencapai khalayak luas.
Seperti semua jenis komunikasi antar manusia,
komunikasi kesehatan dapat mengambil berbagai bentuk dan
terjadi dalam konteks yang berbeda. Perbedaan dasar dalam semua
komunikasi
SKILLS LAB I
antara
manusia
seperti,
komunikasi
verbal
(bahasabased) dan non-verbal. Masing-masing dapat terjadi di
TEKNIK KOMUNIKASI
sejumlah tingkatan kontekskomunikasi yang berbeda. Komunikasi
verbal, proses berkomunikasi berlangsung dalam konteks tingkatan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu melakukan teknik komunikasi lisan dan tulisan
diri-sendiri (komunikasi intrapersonal) atau dengan orang.
Indonesian patients still feel reluctant to be actively
involved in a communication with health professional; which will
B. DASAR TEORI
pesan
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan
lead to ineffective and inefficient communication session, (Kim
dari
YM, et al, 2002)
seseorang
yang
dibagi
kepada
orang
lain.
Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan pesan untuk
Komunikasi kesehatan melibatkan dokter, pasien, dan
kemudian diketahui dan pahami bersama. Pesan dalam komunikasi
keluarga adalah komunikasi. Seorang pasien yang datang berobat
digunakan dalam memilih dan pengambilan keputusan.( Ariyanto )
memiliki harapan akan kesembuha penyakitnya, yang tidak dapat
Komunikasi
dihindari dalam kegiatan kesehatan atau klinikal. Pasien datang
melibatkan
hubungan
antar
manusia
dan
mengharuskan memiliki
merobat menyampaikan keluhannya, didengar, dan ditanggapi oleh
peserta komunikasi dan persamaan pemahaman. Persamaan bahasa
dokter sebagai respon dari keluhan tersebut sedangkan seorang
dan gerak tubuh adalah sarana utama yang orang mempengaruhi
dokter mempunyai kewajiban memberikan pengobatan sebaik
orang lain. Dalam komunikasi antarpribadi proses komunikasi
mungkin.
Komunikasi dalam lingkup kesehatan begitu penting. Hasil
clinician has learned the relevant techniques. (Dianne Berry,
konferensi tentang komunikasi kesehatan yang berlangsung di
2007:31)
Toronto menghasilkan ‘Toronto Consensus”, menghasilkan 8
Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter
(delapan) point pernyataan hubungan antara praktek komunikasi
dan pasien di tempat praktik diartikan tercapainya pengertian dan
dan kesehatan sebagai berikut :
kesepakatan yang dibangun dokter bersama pasien pada setiap
1. Communication problems in medical practice are important
langkah penyelesaian masalah pasien. Untuk sampai pada tahap
and common.
tersebut, diperlukan berbagai pemahaman seperti pemanfaatan
2. Patient anxiety and dissatisfaction are related to uncertainty
jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal), menjadi
and lack of information, explanation and feedback.
pendengar yang baik (active listener), adanya penghambat proses
3. Doctors often misperceive the amount and type of information
komunikasi (noise), pemilihan alat penyampai pikiran atau
that patients want to receive.
informasi yang tepat (channel), dan mengenal mengekspresikan
4. Improved quality of clinical communication is related to
perasaan dan emosi.
positive health outcomes.
Selanjutnya definisi tersebut menjadi dasar model proses
5. Explaining and understanding patient concerns, even when they
komunikasi yang berfokus pada pengirim pikiran-pikiran atau
cannot be resolved, results in a fall in anxiety.
informasi (sender/source), saluran yang dipakai (channel) untuk
6. Greater participation by the patient in the encounter improves
menyampaikan pikiran-pikiran atau informasi, dan penerima
satisfaction, compliance and treatment outcomes.
pikiran-pikiran atau informasi (receiver). Model tersebut juga akan
7. The level of psychological distress in patients with serious
adanya penghambat pikiran-pikiran atau informasi sampai ke
illness is less when they perceive themselves to have received
penerima (noise), dan umpan balik (feedback) yang memfasilitasi
adequate information.
kelancaran komunikasi itu sendiri.
8. Beneficial clinical communication is routinely possible in
clinical practice and can be achieved during normal clinical
encounters, without unduly prolonging them, provided that the
KOMUNIKASI LISAN/ VERBAL
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga
dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005).
Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol
tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau
labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
1.
Penamaan
atau
penjulukan
merujuk
pada
usaha
mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan
menyebut
namanya
sehingga
dapat
dirujuk
dalam
komunikasi.
2.
tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter
bersama pasien pada setiap langkah penyelesaian masalah pasien.
Diperlukan pemahaman :
- jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal),
- menjadi pendengar yang baik (active listener),
- penghambat proses komunikasi (noise),
- pemilihan channel yang tepat
- mengenal mengekspresikan perasaan dan emosi.
Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi,
yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau
kemarahan dan kebingungan.
3.
Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada
orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa.
Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi
informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa
lalu,
masa
kini,
dan
masa
depan,
kesinambungan budaya dan tradisi kita.
memungkinkan
Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication:
merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas,
Principles,
agar
tetapi buka realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata-kata
komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi
pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu
tiga fungsi, yaitu:
secara eksak.
1.
Contexts,
and
Skills, mengemukakan
Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa
3.
Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat
kita mempelajari apa saja yang menarik minat kita, mulai
dikotomis, misalnya baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh,
dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu sampai
dsb.
pada kemajuan teknologi saat ini.
2.
Berhubungan
dengan
orang
lain.
Bahasa
4.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.
5.
Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata
memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk
merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang
kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk
berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang
mencapai
dapat
berbeda pula. Kata berat, yang mempunyai makna yang
mengendalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang di
nuansanya beraneka ragam*. Misalnya: tubuh orang itu berat;
sekitar kita.
kepala sayaberat; ujian itu berat; dosen itu memberikan sanksi
3.
tujuan
kita.
Melalui
bahasa
kita
Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan
yang berat kepada mahasiswanya yang nyontek.
kita. Bahasa memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling
6.
Kata-kata mengandung bias budaya.
memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita,
7.
Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di
dan tujuan-tujuan kita.
dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya
Keterbatasan Bahasa:
dan subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan bila
1.
terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk
mewakili objek.
2.
Kata-kata
tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda
adalah
kategori-kategori
untuk
merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat,
perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia untuk
namun dimaknai secara sama.
8.
Konsekuensinya, dua orang yang berasal dari
budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman
ketiaka mereka menggunakan kata yang sama. Misalnya
Kedua, apa pekerjaan tetap orang itu untuk mencari nafkah?
kata awak untuk
Minang
…. Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan pekerjaan
adalah saya atau kita, sedangkan dalam bahasa Melayu (di
tetap untuk mencari nafkah, maka orang itu memang sedang
Palembang dan Malaysia) berarti kamu.
bekerja. Akan tetapi, bila pekerjaan tetap orang itu adalah
9.
orang
Komunikasi sering dihubungkan dengan kata
sebagai
dosen,
yang
pekerjaannya
adalah
membaca,
Latin communis yang artinya sama. Komunikasi hanya terjadi
berbicara, menulis, maka membelah kayu bakar dapat kita
bila kita memiliki makna yang sama. Pada gilirannya, makna
anggap bersantai baginya, sebagai selingan di antara jam-jam
yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki pengalaman
kerjanya. (dwiuwiq, 2012 )
yang sama. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman
Komunikasi Lisan dibagi tiga tahap :
masa
4.
lalu
atau
kesamaan
struktur
disebut isomorfisme.Isomorfisme terjadi
bila
kognitif
komunikan-
Komunikasi personal
Hilangkan ambiguitas, bertanya untuk memastikan, catat
komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang
point-point
sama, pendidikan yang sama, ideologi yang sama; pendeknya
rangkuman
mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama. Pada
5.
kenyataannya tidak ada isomorfisme total.
Persiapan
10.
penting,
gunakan
alat
bantu,
sampaikan
Presentasi atau beretorika
yang
matang,
pembukaan
yang
menarik,
Percampuranadukkan fakta, penafsiran, dan
memberikan penekanan pada point-point yang penting,
penilaian.Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan
gunakan fakta, gunakan alat bantu, perhatikan bahasa tubuh
fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Masalah
dan intonasi, kontak mata, libatkan audiensi.
ini berkaitan dengan dengan kekeliruan persepsi. Contoh: apa
6.
yang ada dalam pikiran kita ketika melihat seorang pria
dewasa sedang membelah kayu pada hari kerja pukul 10.00
pagi? Kebanyakan dari kita akan menyebut orang itu
sedang bekerja.
Akan
tetapi,
jawaban
sesungguhnya
bergantung pada: Pertama, apa yang dimaksudbekerja?
Diskusi grup
Sehingga dapat memahami yang dialami pasien, menunjukkan rasa
hormat, dan terus terpusat pada satu atau dua perhatian
KOMUNIKASI NON VERBAL
tertentu.Karena ketiga hal tersebut dapat menolong pasien dalm
Komunikasi non verbal dokter yaitu kinesik berupa ekspresi wajah
memahami masalah dan keluhannya.
dan kontak mata, haptik contoh berupa sentuhan dan mengelus-
Cara memperhatikan secara efektif yaiutu :
ngelus kepala anak/ bayi atau memegang anggota tubuh pasien,
a. Menjaga kontak mata. Kontak mata menunjukka anda sedang
proksemik berupa proksemik jarak, proksemik ruang, dan
mendengarkan apa yang dikatakan pasien dan membuat kita dapat
proksemik waktu, paralinguistik berupa cara berbicara, dan artifak
dipercaya. Perhatikan kapan pasien membuang pandangannya ,
yang ditunjukkan berupa pakaian yang dikenakan oleh dokter.
maka kitan akan mengetahu apa yang membuat dia malu, terancam
Hambatan yang terjadi ketika dokter berkomunikasi dengan pasien
dan mencuri perhatiannya.
adalah hambatan psikologis karena kondisi atau keadaan pasien,
b. Gunakan bahasa tubuh dengan fasih. Untuk menunjukkan
seperti rewel, cengeng, dalam keadaan sakit dan perasaan takut
keterlibatan kita,dengan menghadapkan badan ke arah kita.
pasien. Hambatan ekologis disebabkan oleh gangguan lingkungan
Pakailah gerakan yang mengekspresikan semangat.
dalam proses berlangsungnya komunikasi. Hambatan tersebut
c. Iktilah apa yang dikatakan pasien, dengan demikian ia melihat kita
adalah lingkungan fisik yang berupa kondisi ruangan dan suasana
tertaik dan memberi perhatian terhadap perkataanya. Jangan
ruangan yang kurang memadai. (Pratiwi dkk , 2010 )
pernah memotong pembicaraan pasien atau melompat dari satu
pokok ke pokok yang lainnya dan jangan menceritakan pribadi dan
MENDENGAR AKTIF
Hal mendengar aktif adalah salah satu unsur penting
pengalaman endiri
2. Respon-respon selanjutnya
dalam proses komunikasi terutama proses konseling. Hal-hal yang
Setelah mendengarkan pasien, berikan espon yng mendorong
perlu diperhatikan dalam mendengar aktif adalah :
pasien untuk terus menceritakan keluhannya. Respon tersebut
1. Perhatian
Adalah suatu usaha yang serius dan kerja keras , tidak hanya
mendengarkan tetapi mengkomunikasikan keterlibatan yang aktif.
seperti “ O,ya?” , “ Hmmm” , “Lalu”, “Oke saya mengerti. Dan
bijak dalam menggunakannya.
diluar waktu diam. Tetapi kembalilah kepada pokok yang menjadi
3. Menyatakan kembal
Setelah pasien menceritakan keluhannya, ada baiknya mengulangi
apa
yang
dibicarakannya.
Dengan
demikian
pasien
bisa
perhatian pasien.
5. Fokus
mengulangi maksud penjelasan/ ceritanya, dan merupakan sarana
Pendengar yang aktif akan mempengaruhi apa yang akan
yang baik untuk meminta informasi yang lebih banyak, sambil
dibicarakan lawan bicaranya. Respon pemeriksa terhadap suatu
tetap tinggal pada poko yang sama seperti yang dikemukkan
pernyataan akan membuat respon pasien terfokus pada pemeriksa.
pasien.
Kita memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengarahkan
4. Waktu Diam
pembicaraan, bahkan hanya dengan jawaban-jawaban yang singkat
Dalam satu komunikasi pembicaraan, jika satu pihak diam, maka
sekalipun. Pemeriksa sebainya memberikan beberpa pandangan
pihak yang lain akan bicara. Apabila keduanya diam, maka
pada pasien. Akan tetapi jangan berusaha menolong pasien jika
suasana akan tegang, dalam situasi seperti ini jangan langsung
ternyata pasien kembali tidak fokus dan seperti menolak
memberikn pertanyaan, menawarkan jaminan atau memberikan
pandangan pemeriksa.
usulan solusi. Coba untuk memandang saat idam itu dari sudut
6. Pertanyaan
pandang pasien. Bisa jadi pasien sedang merenungkan kembali apa
Pertanyaan bertujuan menfokuskan pasien supaya pemeriksa
yang telah diceritakannya kepada pemeriksa. Ketika kita
mampu menggali berbagai informasi dari pasien. Ada cara agar
memberikan jeda untuk bicara ini adalah langkah positif , bawa
pertanyaan kita efektif yaitu :
pemeriksa menghormati pasien dan memberikan wakt kepadanya
a. Jangan menggunakan dua puluh pertanyaan, artinya jangan
untuk memikirkan masalahnya. Tetapi jangan berlama karena
mengubah proses edukasi atau konseling menjadi tanya jawab
pasien akan menanti reaksi pemeriksa setelah mendengarkan
yang hanya menjawab ya dan tidak. Pertanyaan yang panjang juga
keluhannya. Dan gunakanlah saat diam inipada waktu awal-awal
akan membantu untuk memahami kasus yang dihadapi dengan
pasien mengungkapkan isi hatinya dan bukan pada perakapan
lebih baik.
selanjutnya. Hindari konfrontasi yag tidak berguna, jika pasien
tidak tahu harus berkata apa maka berikanlah nasehat atau edukasi
b. Mintalah jawaban satu persatu. Sehingga tidak membuat pasien
bingung.
c. Hindari pertanyaan yang memberikan pilihan terbatas, pertanyaan
ini akan membuat sikap defensif
d. Berhemat dengan pertanyaan yang memakai kata mengapa.
Komunikasi tertulis
Pertanyaan mengapa akan membuat orang merasa tertakan dan
Komunikasi Tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam
akan bersikap defensif
bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang
e. Berfikirlah sebelum bertanya, usahakan membuat percakapan yang
sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan
nyaman, dan pasien mau memberi informasi serta sukarela, bukan
maksud-maksud tertentu. Contoh- contoh komunikasi tertulis ini
seperti menginterogasi terdakwa.
antara lain:
f.Pencerminan isi. Pemeriksa harus menyaring informasi yang
1.naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita
diperolehnya dari pasien dan menyampaikan kembali apa yang
yang bersifat komplek.
dipahaminya dengan bahasa sendiri. Hal ini berbeda dengan
2.blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita
menyatakan kembali isi cerita. Jika pencerminan ini dilakukan
dalam suatu daftar.
dengan tepat dan peka akan membuat lancar percakapan dan
3.gambar clan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata
menunjukkan pemeriksa terlibt akktif dalam mendengarkan
atau kalimat.
masalah
4.spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan
pasien
dan
menolongnya
menjalankan
masalah-
masalahnya.
informasi kepada banyak orang.
Konsep Lasswell yang menggambarkan komunikasi secara
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan
sederhana menjawab pertanyaan” Siapa mengatakan ApaSaluran
maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu
Apa kepada Siapa Dengan pengaruh Bagaimana?” berikut :
perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya aman,
Who ( sender )
mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari
Say what ( massage )
yang dimaksud. ( Fauzi M.R, 2011)
In what Channel ( channel)
Kelebihan komunikasi tulis
To whom ( receiver )
With what effect ( effect )
Secara historis, komunikasi tertulis memiliki arti penting
bagi sejarah peradaban manusia. Tulisan merupakan titik awal
sejarah manusia. Dengan kata lain, manusia dapat dikatakan
memuat seperangkat aturan, cerita masa lalu, ancaman, kabar
memasuki zaman sejarah ketika mereka telah mengenal tulisan.
gembira tentang masa depan yang semuanya bertujuan melestarikan
Selain itu, komunikasi tertulis memiliki fungsi dokumentasi dan
dan mempertahankan tradisi (Suseno, 1997:17).
transformasi budaya.
Kedua, komunikasi tertulis berlangsung secara massive dan
Dibandingkan dengan komunikasi lisan, komunikasi tertulis
dinamis. Berkat jasa Gutenberg, informasi dapat diproduksi secara
memiliki beberapa kelebihan. Pertama, komunikasi tertulis lebih
massal dengan biaya yang lebih murah. Sehingga informasi dapat
tahan lama. Artinya, komunikasi tertulis memiliki bentuk fisik baik
tersebar dengan cepat dan mudah. Suseno (1997:27) menyebutkan
berupa kertas, kulit binatang maupun prasasti batu. Sedangkan
bahwa keberhasilan Reformasi Gereja Martin Luther di Jerman
komunikasi lisan tidak memiliki bentuk fisik. Kita tidak tahu
salah satunya dengan menggunakan sarana pencetakan. Mereka
kemana perginya kata atau kalimat setelah diucapkan.
melemparkan gagasan dan argumen melalui selebaran yang mereka
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa komunikasi
sebar. Dikatakan pula bahwa jika sebelumnya pikiran orang hanya
tertulis memiliki fungsi dokumentasi. Sehingga pesan atau
dapat dipengaruhi melalui orasi (yang terbatas pada beberapa ratus
informasi yang terkandung di dalamnya bisa tersampaikan meski
orang dan diucapkan sekali saja serta dengan mudah dikontrol), kini
pemberi pesan sendiri sudah meninggal. Sebagai contoh, pemikiran-
pikiran orang dapat dipengaruhi melalui leaflet, buku dan media
pemikiran Plato, Aristoteles dan filsuf lainnya hingga kini masih
cetak lain yang dapat dibaca dan didiskusikan berulang-ulang
bisa kita terima karena mereka memahatkan ajaran mereka pada
dengan angota masyarakat lain.
lempengan-lempengan batu. Meski jasad Karl Marx, Darwin, Max
Ketiga, komunikasi tertulis relatif lebih terstruktur dan
Weber sudah hancur dalam tanah, kita dan generasi sesudah kita
terencana. Sebagai sebuah tindakan strategis (Littlejohn, 2002:13),
masih bisa menerima informasi tentang pemikiran mereka selama
komunikasi lebih bisa direncanakan dan disusun ketika disampaikan
perpustakaan menyimpan buku-buku karya mereka. Bukti lain yang
melalui media tulisan. Komunikator dapat menyusun pesan,
tak kalah penting adalah bahwa kita masih bisa meneruskan tradisi
menggunakan kata-kata pilihan, memilih topik tertentu dan
dan ajaran agama karena adanya kitab-kitab suci. Semua agama
memperkirakan respon dari audience. Sehingga proses komunikasi
besar di dunia pasti memiliki kitab suci. Di sini kita bisa melihat
bisa dievaluasi dan dikembangkan.
bahwa kitab suci agama merupakan sarana komunikasi tertulis yang
Keempat, ketika kita tidak memahami sesuatu hal dari apa
berbeda. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan
yang kita baca atau kita menemui kata asing, kita bisa mengulangi
merupakan realitas itu sendiri. Kata hanya bisa mewakili sebagian
beberapa paragraf sebelumnya, menggunakan kamus atau bertanya
dari realitas, bukan keseluruhan realitas. Keterbatasan bahasa dalam
kepada
dengan
mewakili realitas tampak pada penggunaan kata sifat. Kata sifat
komunikasi lisan yang berlangsung hanya sekali, kita tentu tak bisa
cenderung dikotomis, maksudnya membagi sesuatu hanya dalam
serta merta meminta pembicara untuk mengulangi kalimat yang
dua kategori, semisal kaya-miskin, bahagia-sengsara, pandai-bodoh,
tidak kita pahami.
baik-buruk dan lain sebagainya. Namun perlu disadari bahwa
Kelemahan komunikasi tertulis
realitas sesungguhnya tidaklah sekaku itu. Kita tidak bisa memvonis
seseorang
untuk
memahaminya.
Berbeda
Sebagai bagian dari komunikasi verbal, komunikasi tertulis
bahwa kalau tidak hitam berarti putih atau sebaliknya. Antara warna
tak bisa lepas dari penggunaan bahasa sebagai sarana bertukar
hitam dan putih terdapat puluhan bahkan ratusan warna abu-abu
makna. Oleh karena itu, kelemahan unsur kebahasaan dalam proses
yang pasti beda. Seringkali agar kata yang kita ungkapkan lebih
komunikasi tentunya menjadi kelemahan dari komunikasi tertulis.
tepat, kita menggunakan tambahan ‘agak’ atau ‘sangat’.
Larry L. Barker sebagaimana dikutip Dedy Mulyana dalam
Untuk mengukur makna yang lebih akurat, Charles E.
Pengantar Ilmu Komunikasi menyebutkan tiga fungsi bahasa:
Osgood, George Suci dan Percy Tannenbaum merancang suatu
penamaan (labeling), interaksi dan transmisi informasi. Penamaan
instrumen yang disebut Semantic Differential. Mereka mengukur
merupakan usaha manusia untuk mengidentifikasi objek, tindakan
makna suatu konsep dalam skala 1 sampai 7. dalam hal ini 1
dan perasaan yang berbeda dengan memberi nama pada objek,
menunjukkan
tindakan dan perasaan tersebut.
menunjukkan kecenderungan positif (Mulyana,2002:246).
Meski bahasa merupakan unsur yang sering kita gunakan
dalam
komunikasi
sehari-hari,
bahasa
memiliki
kecenderungan
negative
sedang
angka
7
Kedua, kata bersifat ambigu dan kontekstual. Setiap kata
sejumlah
(meskipun sama) berpotensi untuk dimaknai secara berbeda oleh
keterbatasan. Mulyana (2002:245-255) menguraikan keterbatasan
orang yang berbeda. Perbedaan makna tersebut dipengaruhi oleh
bahasa sebagai sarana komunikasi. Pertama, keterbatasan jumlah
latar belakang tiap orang yang tentunya berbeda. Pemaknaan kata
kata yang tersedia untuk mewakili objek atau perasaan. Tidak
juga perlu memperhatikan konteks kalimatnya.
semua benda, peristiwa, perasaan dapat diwakili oleh kata yang
Ketiga, kata-kata mengandung bias budaya. Budaya sangat
yang baik. Kita harus memperhatikan struktur kalimat yang njelimet
mempengaruhi bahasa. Menurut hipotesis Sapir-Whorf (Griffin,
agar bisa dipahami oleh pembaca. Sedangkan dalam komunikasi
2003:30) menyatakan bahwa struktur bahasa suatu budaya
lisan pembicara bisa memakai kalimat-kalimat pendek tanpa harus
membentuk persepsi dan perilaku manusia. Dengan kata lain,
mematuhi aturan kalimat yang baik dengan alasan efisien.
struktur bahasa menunjukkan budaya suatu masyarakat. Misalnya,
(Maulinni’am MA , 2008)
penggunaan tenses yang memperhitungkan waktu dalam struktur
C. ALAT DAN BAHAN
bahasa masyarakat Eropa menunjukkan penghargaan mereka atas
1. Meja dan kursi
waktu. Penggunaan bahasa yang bertingkat dalam budaya Jawa
2. Check List
menunjukkan sistem sosial masyarakat yang terbagi dalam kelas-
3. Bolpoint
kelas tertentu. Oleh sebab itu, sangat mungkin terjadi kita tidak
menemukan padanan yang tepat untuk kata tertentu dalam bahasa
D. PRASYARAT :
asing.
1.Pemakaian Bahasa Indonesia yang baik dan benar
Disamping kelemahan-kelemahan bahasa dalam komunikasi tertulis
2. Memakai Jas Skills lab dengan rapi
tersebut, Beebe and Beebe (1997:257) menyebutkan kelemahan dari
3. Mematuhi tata tertib dan aturan bagian laboratorium ketrampilan
komunikasi tertulis adalah hubungan antarpartisipan komunikasi
klinis
berjarak. Komunikator tidak bisa merinteraksi dengan audien secara
4. Mahasiswa wajib membawa alat tulis sendiri
langsung, melihat perubahan sikap yang terjadi atau merespon sikap
audien. Sehingga feedback dalam proses komunikasi tersebut
bersifat tidak langsung dan tertunda (no immediate interaction).
Sedang dalam komunikasi lisan, hubungan pembicara dengan
audien berlangsung akrab, hangat dan lebih personal.
Komunikasi tertulis bersifat lebih formal daripada komunikasi lisan.
Dalam komunikasi tertulis kita terikat dengan konsep atau aturan
ejaan tertentu untuk memenuhi syarat sebagai komunikasi tertulis
E.
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mahasiswa mempersilahkan pasien masuk , dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Mahasiswa mengucapkan :
a. Basmallah “Bismillahirrahmanirrahiim”
b. salam “ assalamu’alaikum” dan menjabat tangan
pasien ( Islam : menjabat tangan pasien yang sama
dan harus dirawat di Rumah sakit “
jenis kelaminnya/ orangtua) ,
Keluhan tambahan : susah tidur, memikirkan anaknya apakah
c. menyapa pasien “ Selamat pagi/siang/sore”,
d. Mempersilahkan pasien duduk
e. Menjaga kontak mata, senyum dan tenang
3. Mahasiswa memperkenalkan diri : nama “ dr....” dan
menanyakan identitas pasien dan menuliskan pada lembar
medis pasien:
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Pekerjaan
e. No telp yang bisa dihubungi
f.
yang lalu setelah anaknya mengalami kecelakan lalu lintas
Pendidikan terakhir
4. Mahasiswa menanyakan maksud kedatangan pasien
akan sebuh atau cacat
6. Mahasiswa sebagi dokter menjaga kontak mata, sesekali
mengangguk, atau menegaskan dengan kata ya atau baiklah
ketika pasien selesai menceritakan keluhannya
7. Mahasiswa yang berperan sebagi Dokter menanyakan
kesedian nya untuk diperiksa, hasil pemeriksaan normal
( tidak memeriksa fisik )
8. Dokter mengumpulkan informasi :
Cemasnya datang pada saat apa saja ? ( pasien
menjawab : tidur )
Cemas berkurang pada saat apa? ( pasien menjawab :
saat aktivitas atau kegiatan , atau tidak sedang
sendirian )
a. Keluhan utama : ingin konsultasi
Apakah anaknya sudah pulang ? jawabnya sudah
b. Keluhan tambahan : sesuai skenario
Apakah anaknya sudah berangkat sekolah? Belum,
5. Mendengar aktif ketika pasien mengungkapkan keluhannya
“ skenario : seorang Ibu umur 34 tahun, bekerja sebagai ibu
rumah tangga, datang ke dokter Fahmi untuk berkonsultasi,
merasa lelah, jantung selalu berdetak, nafas seperti tertahan,
kencing terus jika minumnya banyak sudah sejak tiga hari
masih bengkak kakinya, dokter berpesan jangan
untuk jalan terlalu lama.
Apakah ananya dioperasi atau di gips? Jawabnya
tidak
9. Mahasiswa sebagai Dokter mengulang kembali dan
Mengantar dan membukakan pintu
menegaskan apa yang didapat saat mengumpulkan informasi
dengan membuat ringkasan
Ringkasan dalam bentuk tulisan dilembar medis
pasien
10. Mahasiswa sebagai dokter menanyakan kembali apakah ada
Penilaian Ketrampilan Klinis “ Teknik Komunikasi”
yang terlewat?
11. Mahasiswa sebagai dokter memberikan edukasi / saran
kepada pasien
No Ketrampilan
Bobo Skor
Tota
.
t
l
Bahwa pasien sehat
Nila
Pasien hanya diharapkan lebih tenang dan ikhlas
dalam menghadapi kejadiannya yang menimpa
i
3
1
anaknya
masuk , dengan menggunakan bahasa
Pasien disarankan tidak berfikir yang belum terjadi ,
misal anaknya pasti nanti jalannya jadi pincang,
Mahasiswa mempersilahkan pasien
2
Indonesia yang baik dan benar
Mahasiswa mengucapkan :
karena dokter yang memeriksa tidak melakukan
a.Basmallah
tindakan diarea kaki anaknya
“Bismillahirrahmanirrahiim”
Dokter menegaska kembali pasien sehat dan tidak
perlu diberikan resep obat.
12. Mengakhiri dengan :
b.salam “ assalamu’alaikum” dan
menjabat tangan pasien ( Islam :
menjabat tangan pasien yang sama
Mengucapkan Hamdallah
jenis kelaminnya/ orangtua) ,
Mengucapkan salam
c.menyapa pasien “ Selamat
Menjabat tangan pasien
pagi/siang/sore”,
3
d.Mempersilahkan pasien duduk
kontak mata, sesekali mengangguk,
e,Menjaga kontak mata, senyum dan
atau menegaskan dengan kata ya atau
tenang
baiklah ketika pasien selesai
menceritakan keluhannya
3
Mahasiswa memperkenalkan diri
dan menanyakan kesediaan utuk
3
7
Mahasiswa yang berperan sebagi
wawancara: nama “ dr....” dan
Dokter menanyakan kesedian nya
menanyakan identitas pasien dan
untuk diperiksa, hasil
menuliskan pada lembar medis
pemeriksaan normal ( tidak
pasien:
memeriksa fisik )
a.Nama
b.Umur
8
Dokter mengumpulkan informasi :
c.Alamat
Cemasnya datang pada saat apa
dPekerjaan
saja ? ( pasien menjawab : tidur )
e.No telp yang bisa dihubungi
Cemas berkurang pada saat apa?
f.Pendidikan terakhir
( pasien menjawab : saat aktivitas
atau kegiatan , atau tidak sedang
4
Mahasiswa menanyakan maksud
sendirian )
kedatangan pasien
Apakah anaknya sudah pulang ?
a.Keluhan utama : ingin konsultasi
jawabnya sudah
b.Keluhan tambahan : sesuai skenario
Apakah anaknya sudah
5
Mendengar aktif ketika pasien
6
mengungkapkan keluhannya
Mahasiswa sebagi dokter menjaga
berangkat sekolah? Belum, masih
bengkak kakinya, dokter berpesan
jangan untuk jalan terlalu lama.
3
Apakah ananya dioperasi atau di
gips? Jawabnya tidak
karena dokter yang memeriksa
tidak melakukan tindakan diarea
kaki anaknya
9
Mahasiswa sebagai Dokter
mengulang kembali dan menegaskan
apa yang didapat saat mengumpulkan
Dokter menegaska kembali pasien
sehat dan tidak perlu diberikan
resep obat.
informasi dengan membuat ringkasan
Ringkasan dalam bentuk
12 Mengakhiri dengan :
3
Mengucapkan
tulisan dilembar medis pasien
Hamdallah
10 Mahasiswa sebagai dokter
Mengucapkan
menanyakan kembali apakah ada
salam
yang terlewat?
11 Mahasiswa sebagai dokter
Menjabat tangan
pasien
memberikan edukasi / saran kepada
Mengantar dan
pasien
membukakan pintu
Bahwa pasien sehat
Pasien hanya diharapkan lebih
tenang dan ikhlas dalam
menghadapi kejadiannya yang
menimpa anaknya
Pasien disarankan tidak berfikir yang
belum terjadi , misal anaknya
pasti nanti jalannya jadi pincang,
Penilaian : Total nilai x100%
50
dr..............................................................................