BUKU PANDUAN KETRAMPILAN KLINIS SKILLS L

a.

Ber-Ketuhanan yang Maha Esa /Yang Maha Kuasa

BUKU PANDUAN

b.

Bermoral, beretika dan disiplin

KETRAMPILAN KLINIS

c.

Sadar dan taat hukum

( SKILLS LAB )

d.

Berwawasan sosial budaya


BLOK I

e.

HUMANIORA DAN BIOETIK

Berperilaku profesional

2. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
a. Menerapkan mawas diri
b. Mempraktikan belajar sepanjang hayat
c. Mengembangkan pengetahuan
3. Area Komunikasi Efektif

Edisi Revisi
Kode

:


a.

Berkomunikasi

dengan

Berkomunikasi

dengan

Berkomunikasi

dengan

pasien dan keluarga

13130111
Kredit

: 5 SKS


b.
mitra

Semester : I
c.

masyarakat

TIM
BLOK I

4. Area Pengelolaan Informasi

HUMANIORA DAN BIOETIK

a.

Mengakses dan menilai informasi pengetahuan


FAKULTAS KEDOKTERAN

b.

Mendiseminasikan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2014
A. AREA KOMPETENSI BLOK
1. Area Profesionalitas yang Luhur

informasi

dan

pengetahuan

secara efektif kepada profesional kesehatan, pasien, masyarakat
dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan
Penjabaran Kompetensi

1. Profesionalitas yang luhur

1.1 Kompetensi Inti

2) Menyadari tanggung jawab dokter dalam hukum dan ketertiban

Mampu melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesua

masyarakat

dengan nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin,

3) Taat terhadap perundang-undangan dan aturan yang berlku

hukum dan sosial budaya.

4) Membantu penegakkan hukum serta keadilan

1.2 Lulusan Dokter mampu
a.


d.
Ber

-Ketuhan-an ( Yang Maha Esa Yang Maha Kuasa )

1) Mengenali sosial budaya ekonomi masyarakat yang dilayani
2) Menghargai perbedaan persepsi yang dipengaruhi oleh agama,

1) Bersikap dan berperilaku yang ber-Ketuhan-an dalam praktik

usia, gender. Etnis, difabilitas, dan sosial budaya ekonomi dalam

kedokteran

menjalankan praktik kedokteran dan bermasyarakat

2) Bersikap bahwa yang dilakukan dalam pratik kedokteran
merupakan upaya maksimal
b.


Berwawasan sosial budaya

3) Menghargai dan melindungi kelompok rentan
4) Menghargai upaya kesehatan komplementer dan alternatif yang

Bermoral, beretika, dan berdisiplin

1) Bersikap dan berperilaku sesua dengan standar nilai moral yang
luhur dalam praktik kedokteran
2) Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode
etik edokteran Indonesia
3) Mampu mengambil keputusan terhadap dilema etik yang terjadi

berkembang di masyarakat multikultural
e.

1) Menunjukkan karakter sebagai dokteryang profesional
2) Besikap dan berbudaya menolong
3) Mengutamakan keselamatan pasien

4) Mampu bekerja ama intra dan interprofesional dalam tim

pada pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
4) Bersikap disiplin dalam praktik kedokteran dan bermasyarakat

Berperilaku profesional

pelayanan kesehatan demi keselamatan pasien
5) Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dalam rangka sistem
keehatan nasional dan global
b.

c.

Sadar dan Taat Hukum

1) Mengidentifikasi masalah hukum dan pelayanan kedokteran dan
memberikan saran cara pemecahannya

Mawas Diri dan pengembanga Diri


2.1 Kompetensi inti
Mampu

melakukan

praktik

kedokteran

dengan

menyadari

keterbatasan, mengatasi masalah personal, mengembangkan diri,

mengikuti penyegaran dan peningkatan pengetahuan secara

Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non


berkesinambungan serta mengembangkan pengetahuan demi

verbal denan pasien pada semua usia, anggota keluarga,

keselamatan pasien.

masyarakat, kolega, dan profesi lain.

2.2 Lulusan dokter mampu :

3.2 Lulusan Dokter Mampu

a.

a.

Menerapkan mawas diri

1) Mengenali dan mengatasi masalah keterbatasan fisik, psikis, sosial
dan budaya diri sendiri

2) Tanggap terhadap tantangan profesi

1) Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan non verbal
2) Berempati secara verbal dan nonverbal
3) Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat

3) Menyadari keterbatasan kemampuan diri dan merujuk kepada yang
lebih mampu

dimengerti
4) Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan keehtan

4) Menerima dan merespons positif umpan balik dari pihak lain untuk
pengembangan diri
b.

secara holistik dan komprehensif
5) Menyampakan informasi yang terkait kesehatan ( termasuk berita

Mempraktikan belajar sepanjang hayat

buruk, informed consent ) dan melakukan konseling dengan cara

1) Menyadari kinerja profesionalitas diri dn mengidentifikasi
kebutuhan belajar untuk mengatasi kelemahan

yang santun, baik dan benar
6) Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultual dan

2) Berperan aktif dlam upaya pengembangan profesi
3) Mengembangkan pengetahuan baru
4) Melakukan penelitian ilmiah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat serta
mendisemunasikan hasilnya
c.

Berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya

Komunikasi Efektif

3.1 Kompetensi inti

spiritual pasien dan keluarga
b.

Berkomunikasi dengan mitra kerja ( sejawat dan
profesi lainnya )

1) Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukkan yang baik dan
benar
2) Membangun
kesehatan

komunikasi

interprofesional

dalam

pelayanan

3) Memberian informasi yang sebenarnya dan relevan kepada

Memanfaatkan

penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan

ketrampilan

pengelolaan

informasi

untuk

diseminasi informai dalam bidang kesehatan

pihak lainnya jika diperlukan
4) Mempresentasikan informasi ilmiah seca efekif
c.

Berkomunikasi dengan masyarakat

1) Melakukan

komunikasi

mengidentifikasi

denan

masalah

masyarakat

kesehatan

dan

dalam

rangka

memecahkannya
1.

bersama-sama
2) Melakukan

advokasi

dengan

pihak

terkait

dalam

Tingkat

rangka

pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
d.

Daftar Ketrampilan

No.

Ketrampila
n

Pengelolaan Informasi

Menyelenggarakan

1.

4.1 Kompetensi inti

2.

informasi kesehatan dalam praktik kedokteran

komunikasi

lisan maupun tulisan
Edukasi, nasihat dan

Mampu memanfaatkan teknologi informaasi komunikasi dan

kesehatan (teknik dasar )
Komunikasi lisan dan

Mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan

3.

4A

tulisan

kepada teman sejawat atau petugas

1) Mengakses dan menilai informasi komunikasi dan informasi

4A

melatih

individu dan kelompok mengenai

4.2 Lulusan Dokter mampu
a.

Komunikasi

4A

lainnya ( rujukan atau konsultasi )

kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
2) Memanfaatkan ketrampilan pengelolaan informai kesehatan untuk

1. Sesi Terbimbing

dapat belajar sepanjang hayat
b.

Mendiseminasikan

METODE PEMBELAJARAN

informasi

dan

pengetahuan

secara efektif kepada profesi kesehatan lain, pasien, masyarakat
dan pihak terkait untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan

( mahasiswa akan diberikan ketrampilan kliis dipandu oleh Instruktur)
2. Sesi belajar mandiri
( mahasiswa aktif berlatih sendiri di rumah maupun di ruang skills lab
dengan ijin kepala skills lab )

3. Sesi Responsi

yang berlangsung secara dinamis dan transaksional demikian hal

( mahasiswa akan dievaluasi kemampuan ketrampilan

komunikasi massa diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada
publik yang lebih luas untuk mencapai khalayak luas.
Seperti semua jenis komunikasi antar manusia,
komunikasi kesehatan dapat mengambil berbagai bentuk dan
terjadi dalam konteks yang berbeda. Perbedaan dasar dalam semua
komunikasi

SKILLS LAB I

antara

manusia

seperti,

komunikasi

verbal

(bahasabased) dan non-verbal. Masing-masing dapat terjadi di

TEKNIK KOMUNIKASI

sejumlah tingkatan kontekskomunikasi yang berbeda. Komunikasi
verbal, proses berkomunikasi berlangsung dalam konteks tingkatan

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu melakukan teknik komunikasi lisan dan tulisan

diri-sendiri (komunikasi intrapersonal) atau dengan orang.
Indonesian patients still feel reluctant to be actively
involved in a communication with health professional; which will

B. DASAR TEORI
pesan

Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan

lead to ineffective and inefficient communication session, (Kim

dari

YM, et al, 2002)

seseorang

yang

dibagi

kepada

orang

lain.

Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan pesan untuk

Komunikasi kesehatan melibatkan dokter, pasien, dan

kemudian diketahui dan pahami bersama. Pesan dalam komunikasi

keluarga adalah komunikasi. Seorang pasien yang datang berobat

digunakan dalam memilih dan pengambilan keputusan.( Ariyanto )

memiliki harapan akan kesembuha penyakitnya, yang tidak dapat

Komunikasi

dihindari dalam kegiatan kesehatan atau klinikal. Pasien datang

melibatkan

hubungan

antar

manusia

dan

mengharuskan memiliki

merobat menyampaikan keluhannya, didengar, dan ditanggapi oleh

peserta komunikasi dan persamaan pemahaman. Persamaan bahasa

dokter sebagai respon dari keluhan tersebut sedangkan seorang

dan gerak tubuh adalah sarana utama yang orang mempengaruhi

dokter mempunyai kewajiban memberikan pengobatan sebaik

orang lain. Dalam komunikasi antarpribadi proses komunikasi

mungkin.

Komunikasi dalam lingkup kesehatan begitu penting. Hasil

clinician has learned the relevant techniques. (Dianne Berry,

konferensi tentang komunikasi kesehatan yang berlangsung di

2007:31)

Toronto menghasilkan ‘Toronto Consensus”, menghasilkan 8

Aplikasi definisi komunikasi dalam interaksi antara dokter

(delapan) point pernyataan hubungan antara praktek komunikasi

dan pasien di tempat praktik diartikan tercapainya pengertian dan

dan kesehatan sebagai berikut :

kesepakatan yang dibangun dokter bersama pasien pada setiap

1. Communication problems in medical practice are important

langkah penyelesaian masalah pasien. Untuk sampai pada tahap

and common.

tersebut, diperlukan berbagai pemahaman seperti pemanfaatan

2. Patient anxiety and dissatisfaction are related to uncertainty

jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal), menjadi

and lack of information, explanation and feedback.

pendengar yang baik (active listener), adanya penghambat proses

3. Doctors often misperceive the amount and type of information

komunikasi (noise), pemilihan alat penyampai pikiran atau

that patients want to receive.

informasi yang tepat (channel), dan mengenal mengekspresikan

4. Improved quality of clinical communication is related to

perasaan dan emosi.

positive health outcomes.

Selanjutnya definisi tersebut menjadi dasar model proses

5. Explaining and understanding patient concerns, even when they

komunikasi yang berfokus pada pengirim pikiran-pikiran atau

cannot be resolved, results in a fall in anxiety.

informasi (sender/source), saluran yang dipakai (channel) untuk

6. Greater participation by the patient in the encounter improves

menyampaikan pikiran-pikiran atau informasi, dan penerima

satisfaction, compliance and treatment outcomes.

pikiran-pikiran atau informasi (receiver). Model tersebut juga akan

7. The level of psychological distress in patients with serious

adanya penghambat pikiran-pikiran atau informasi sampai ke

illness is less when they perceive themselves to have received

penerima (noise), dan umpan balik (feedback) yang memfasilitasi

adequate information.

kelancaran komunikasi itu sendiri.

8. Beneficial clinical communication is routinely possible in
clinical practice and can be achieved during normal clinical
encounters, without unduly prolonging them, provided that the

KOMUNIKASI LISAN/ VERBAL
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga
dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005).
Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol
tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau
labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
1.

Penamaan

atau

penjulukan

merujuk

pada

usaha

mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan
menyebut

namanya

sehingga

dapat

dirujuk

dalam

komunikasi.
2.
tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun dokter
bersama pasien pada setiap langkah penyelesaian masalah pasien.
Diperlukan pemahaman :
- jenis komunikasi (lisan, tulisan/verbal, non-verbal),
- menjadi pendengar yang baik (active listener),
- penghambat proses komunikasi (noise),
- pemilihan channel yang tepat
- mengenal mengekspresikan perasaan dan emosi.

Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi,

yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau
kemarahan dan kebingungan.
3.

Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada

orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa.
Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi
informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa
lalu,

masa

kini,

dan

masa

depan,

kesinambungan budaya dan tradisi kita.

memungkinkan

Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication:

merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas,

Principles,

agar

tetapi buka realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata-kata

komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi

pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu

tiga fungsi, yaitu:

secara eksak.

1.

Contexts,

and

Skills, mengemukakan

Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa

3.

Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat

kita mempelajari apa saja yang menarik minat kita, mulai

dikotomis, misalnya baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh,

dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu sampai

dsb.

pada kemajuan teknologi saat ini.
2.

Berhubungan

dengan

orang

lain.

Bahasa

4.

Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.

5.

Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata

memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk

merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang

kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk

berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang

mencapai

dapat

berbeda pula. Kata berat, yang mempunyai makna yang

mengendalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang di

nuansanya beraneka ragam*. Misalnya: tubuh orang itu berat;

sekitar kita.

kepala sayaberat; ujian itu berat; dosen itu memberikan sanksi

3.

tujuan

kita.

Melalui

bahasa

kita

Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan

yang berat kepada mahasiswanya yang nyontek.

kita. Bahasa memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling

6.

Kata-kata mengandung bias budaya.

memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita,

7.

Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di

dan tujuan-tujuan kita.

dunia ini terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya

Keterbatasan Bahasa:

dan subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan bila

1.

terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama

Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk

mewakili objek.
2.

Kata-kata

tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda
adalah

kategori-kategori

untuk

merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat,
perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia untuk

namun dimaknai secara sama.
8.

Konsekuensinya, dua orang yang berasal dari

budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalahpahaman

ketiaka mereka menggunakan kata yang sama. Misalnya

Kedua, apa pekerjaan tetap orang itu untuk mencari nafkah?

kata awak untuk

Minang

…. Bila yang dimaksud bekerja adalah melakukan pekerjaan

adalah saya atau kita, sedangkan dalam bahasa Melayu (di

tetap untuk mencari nafkah, maka orang itu memang sedang

Palembang dan Malaysia) berarti kamu.

bekerja. Akan tetapi, bila pekerjaan tetap orang itu adalah

9.

orang

Komunikasi sering dihubungkan dengan kata

sebagai

dosen,

yang

pekerjaannya

adalah

membaca,

Latin communis yang artinya sama. Komunikasi hanya terjadi

berbicara, menulis, maka membelah kayu bakar dapat kita

bila kita memiliki makna yang sama. Pada gilirannya, makna

anggap bersantai baginya, sebagai selingan di antara jam-jam

yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki pengalaman

kerjanya. (dwiuwiq, 2012 )

yang sama. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman

Komunikasi Lisan dibagi tiga tahap :

masa

4.

lalu

atau

kesamaan

struktur

disebut isomorfisme.Isomorfisme terjadi

bila

kognitif
komunikan-

Komunikasi personal

Hilangkan ambiguitas, bertanya untuk memastikan, catat

komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang

point-point

sama, pendidikan yang sama, ideologi yang sama; pendeknya

rangkuman

mempunyai sejumlah maksimal pengalaman yang sama. Pada

5.

kenyataannya tidak ada isomorfisme total.

Persiapan

10.

penting,

gunakan

alat

bantu,

sampaikan

Presentasi atau beretorika
yang

matang,

pembukaan

yang

menarik,

Percampuranadukkan fakta, penafsiran, dan

memberikan penekanan pada point-point yang penting,

penilaian.Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan

gunakan fakta, gunakan alat bantu, perhatikan bahasa tubuh

fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Masalah

dan intonasi, kontak mata, libatkan audiensi.

ini berkaitan dengan dengan kekeliruan persepsi. Contoh: apa

6.

yang ada dalam pikiran kita ketika melihat seorang pria
dewasa sedang membelah kayu pada hari kerja pukul 10.00
pagi? Kebanyakan dari kita akan menyebut orang itu
sedang bekerja.

Akan

tetapi,

jawaban

sesungguhnya

bergantung pada: Pertama, apa yang dimaksudbekerja?

Diskusi grup

Sehingga dapat memahami yang dialami pasien, menunjukkan rasa
hormat, dan terus terpusat pada satu atau dua perhatian
KOMUNIKASI NON VERBAL

tertentu.Karena ketiga hal tersebut dapat menolong pasien dalm

Komunikasi non verbal dokter yaitu kinesik berupa ekspresi wajah

memahami masalah dan keluhannya.

dan kontak mata, haptik contoh berupa sentuhan dan mengelus-

Cara memperhatikan secara efektif yaiutu :

ngelus kepala anak/ bayi atau memegang anggota tubuh pasien,

a. Menjaga kontak mata. Kontak mata menunjukka anda sedang

proksemik berupa proksemik jarak, proksemik ruang, dan

mendengarkan apa yang dikatakan pasien dan membuat kita dapat

proksemik waktu, paralinguistik berupa cara berbicara, dan artifak

dipercaya. Perhatikan kapan pasien membuang pandangannya ,

yang ditunjukkan berupa pakaian yang dikenakan oleh dokter.

maka kitan akan mengetahu apa yang membuat dia malu, terancam

Hambatan yang terjadi ketika dokter berkomunikasi dengan pasien

dan mencuri perhatiannya.

adalah hambatan psikologis karena kondisi atau keadaan pasien,

b. Gunakan bahasa tubuh dengan fasih. Untuk menunjukkan

seperti rewel, cengeng, dalam keadaan sakit dan perasaan takut

keterlibatan kita,dengan menghadapkan badan ke arah kita.

pasien. Hambatan ekologis disebabkan oleh gangguan lingkungan

Pakailah gerakan yang mengekspresikan semangat.

dalam proses berlangsungnya komunikasi. Hambatan tersebut

c. Iktilah apa yang dikatakan pasien, dengan demikian ia melihat kita

adalah lingkungan fisik yang berupa kondisi ruangan dan suasana

tertaik dan memberi perhatian terhadap perkataanya. Jangan

ruangan yang kurang memadai. (Pratiwi dkk , 2010 )

pernah memotong pembicaraan pasien atau melompat dari satu
pokok ke pokok yang lainnya dan jangan menceritakan pribadi dan

MENDENGAR AKTIF
Hal mendengar aktif adalah salah satu unsur penting

pengalaman endiri

2. Respon-respon selanjutnya

dalam proses komunikasi terutama proses konseling. Hal-hal yang

Setelah mendengarkan pasien, berikan espon yng mendorong

perlu diperhatikan dalam mendengar aktif adalah :

pasien untuk terus menceritakan keluhannya. Respon tersebut

1. Perhatian
Adalah suatu usaha yang serius dan kerja keras , tidak hanya
mendengarkan tetapi mengkomunikasikan keterlibatan yang aktif.

seperti “ O,ya?” , “ Hmmm” , “Lalu”, “Oke saya mengerti. Dan
bijak dalam menggunakannya.

diluar waktu diam. Tetapi kembalilah kepada pokok yang menjadi

3. Menyatakan kembal
Setelah pasien menceritakan keluhannya, ada baiknya mengulangi
apa

yang

dibicarakannya.

Dengan

demikian

pasien

bisa

perhatian pasien.

5. Fokus

mengulangi maksud penjelasan/ ceritanya, dan merupakan sarana

Pendengar yang aktif akan mempengaruhi apa yang akan

yang baik untuk meminta informasi yang lebih banyak, sambil

dibicarakan lawan bicaranya. Respon pemeriksa terhadap suatu

tetap tinggal pada poko yang sama seperti yang dikemukkan

pernyataan akan membuat respon pasien terfokus pada pemeriksa.

pasien.

Kita memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mengarahkan

4. Waktu Diam

pembicaraan, bahkan hanya dengan jawaban-jawaban yang singkat

Dalam satu komunikasi pembicaraan, jika satu pihak diam, maka

sekalipun. Pemeriksa sebainya memberikan beberpa pandangan

pihak yang lain akan bicara. Apabila keduanya diam, maka

pada pasien. Akan tetapi jangan berusaha menolong pasien jika

suasana akan tegang, dalam situasi seperti ini jangan langsung

ternyata pasien kembali tidak fokus dan seperti menolak

memberikn pertanyaan, menawarkan jaminan atau memberikan

pandangan pemeriksa.

usulan solusi. Coba untuk memandang saat idam itu dari sudut

6. Pertanyaan

pandang pasien. Bisa jadi pasien sedang merenungkan kembali apa

Pertanyaan bertujuan menfokuskan pasien supaya pemeriksa

yang telah diceritakannya kepada pemeriksa. Ketika kita

mampu menggali berbagai informasi dari pasien. Ada cara agar

memberikan jeda untuk bicara ini adalah langkah positif , bawa

pertanyaan kita efektif yaitu :

pemeriksa menghormati pasien dan memberikan wakt kepadanya

a. Jangan menggunakan dua puluh pertanyaan, artinya jangan

untuk memikirkan masalahnya. Tetapi jangan berlama karena

mengubah proses edukasi atau konseling menjadi tanya jawab

pasien akan menanti reaksi pemeriksa setelah mendengarkan

yang hanya menjawab ya dan tidak. Pertanyaan yang panjang juga

keluhannya. Dan gunakanlah saat diam inipada waktu awal-awal

akan membantu untuk memahami kasus yang dihadapi dengan

pasien mengungkapkan isi hatinya dan bukan pada perakapan

lebih baik.

selanjutnya. Hindari konfrontasi yag tidak berguna, jika pasien
tidak tahu harus berkata apa maka berikanlah nasehat atau edukasi

b. Mintalah jawaban satu persatu. Sehingga tidak membuat pasien
bingung.

c. Hindari pertanyaan yang memberikan pilihan terbatas, pertanyaan
ini akan membuat sikap defensif
d. Berhemat dengan pertanyaan yang memakai kata mengapa.

Komunikasi tertulis

Pertanyaan mengapa akan membuat orang merasa tertakan dan

Komunikasi Tertulis adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam

akan bersikap defensif

bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang

e. Berfikirlah sebelum bertanya, usahakan membuat percakapan yang

sifatnya singkat, jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan

nyaman, dan pasien mau memberi informasi serta sukarela, bukan

maksud-maksud tertentu. Contoh- contoh komunikasi tertulis ini

seperti menginterogasi terdakwa.

antara lain:

f.Pencerminan isi. Pemeriksa harus menyaring informasi yang

1.naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita

diperolehnya dari pasien dan menyampaikan kembali apa yang

yang bersifat komplek.

dipahaminya dengan bahasa sendiri. Hal ini berbeda dengan

2.blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita

menyatakan kembali isi cerita. Jika pencerminan ini dilakukan

dalam suatu daftar.

dengan tepat dan peka akan membuat lancar percakapan dan

3.gambar clan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata

menunjukkan pemeriksa terlibt akktif dalam mendengarkan

atau kalimat.

masalah

4.spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan

pasien

dan

menolongnya

menjalankan

masalah-

masalahnya.

informasi kepada banyak orang.

Konsep Lasswell yang menggambarkan komunikasi secara

Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan

sederhana menjawab pertanyaan” Siapa mengatakan ApaSaluran

maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu

Apa kepada Siapa Dengan pengaruh Bagaimana?” berikut :

perlu juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya aman,

Who ( sender )

mudah dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari

Say what ( massage )

yang dimaksud. ( Fauzi M.R, 2011)

In what Channel ( channel)

Kelebihan komunikasi tulis

To whom ( receiver )
With what effect ( effect )

Secara historis, komunikasi tertulis memiliki arti penting
bagi sejarah peradaban manusia. Tulisan merupakan titik awal

sejarah manusia. Dengan kata lain, manusia dapat dikatakan

memuat seperangkat aturan, cerita masa lalu, ancaman, kabar

memasuki zaman sejarah ketika mereka telah mengenal tulisan.

gembira tentang masa depan yang semuanya bertujuan melestarikan

Selain itu, komunikasi tertulis memiliki fungsi dokumentasi dan

dan mempertahankan tradisi (Suseno, 1997:17).

transformasi budaya.

Kedua, komunikasi tertulis berlangsung secara massive dan

Dibandingkan dengan komunikasi lisan, komunikasi tertulis

dinamis. Berkat jasa Gutenberg, informasi dapat diproduksi secara

memiliki beberapa kelebihan. Pertama, komunikasi tertulis lebih

massal dengan biaya yang lebih murah. Sehingga informasi dapat

tahan lama. Artinya, komunikasi tertulis memiliki bentuk fisik baik

tersebar dengan cepat dan mudah. Suseno (1997:27) menyebutkan

berupa kertas, kulit binatang maupun prasasti batu. Sedangkan

bahwa keberhasilan Reformasi Gereja Martin Luther di Jerman

komunikasi lisan tidak memiliki bentuk fisik. Kita tidak tahu

salah satunya dengan menggunakan sarana pencetakan. Mereka

kemana perginya kata atau kalimat setelah diucapkan.

melemparkan gagasan dan argumen melalui selebaran yang mereka

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa komunikasi

sebar. Dikatakan pula bahwa jika sebelumnya pikiran orang hanya

tertulis memiliki fungsi dokumentasi. Sehingga pesan atau

dapat dipengaruhi melalui orasi (yang terbatas pada beberapa ratus

informasi yang terkandung di dalamnya bisa tersampaikan meski

orang dan diucapkan sekali saja serta dengan mudah dikontrol), kini

pemberi pesan sendiri sudah meninggal. Sebagai contoh, pemikiran-

pikiran orang dapat dipengaruhi melalui leaflet, buku dan media

pemikiran Plato, Aristoteles dan filsuf lainnya hingga kini masih

cetak lain yang dapat dibaca dan didiskusikan berulang-ulang

bisa kita terima karena mereka memahatkan ajaran mereka pada

dengan angota masyarakat lain.

lempengan-lempengan batu. Meski jasad Karl Marx, Darwin, Max

Ketiga, komunikasi tertulis relatif lebih terstruktur dan

Weber sudah hancur dalam tanah, kita dan generasi sesudah kita

terencana. Sebagai sebuah tindakan strategis (Littlejohn, 2002:13),

masih bisa menerima informasi tentang pemikiran mereka selama

komunikasi lebih bisa direncanakan dan disusun ketika disampaikan

perpustakaan menyimpan buku-buku karya mereka. Bukti lain yang

melalui media tulisan. Komunikator dapat menyusun pesan,

tak kalah penting adalah bahwa kita masih bisa meneruskan tradisi

menggunakan kata-kata pilihan, memilih topik tertentu dan

dan ajaran agama karena adanya kitab-kitab suci. Semua agama

memperkirakan respon dari audience. Sehingga proses komunikasi

besar di dunia pasti memiliki kitab suci. Di sini kita bisa melihat

bisa dievaluasi dan dikembangkan.

bahwa kitab suci agama merupakan sarana komunikasi tertulis yang

Keempat, ketika kita tidak memahami sesuatu hal dari apa

berbeda. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan

yang kita baca atau kita menemui kata asing, kita bisa mengulangi

merupakan realitas itu sendiri. Kata hanya bisa mewakili sebagian

beberapa paragraf sebelumnya, menggunakan kamus atau bertanya

dari realitas, bukan keseluruhan realitas. Keterbatasan bahasa dalam

kepada

dengan

mewakili realitas tampak pada penggunaan kata sifat. Kata sifat

komunikasi lisan yang berlangsung hanya sekali, kita tentu tak bisa

cenderung dikotomis, maksudnya membagi sesuatu hanya dalam

serta merta meminta pembicara untuk mengulangi kalimat yang

dua kategori, semisal kaya-miskin, bahagia-sengsara, pandai-bodoh,

tidak kita pahami.

baik-buruk dan lain sebagainya. Namun perlu disadari bahwa

Kelemahan komunikasi tertulis

realitas sesungguhnya tidaklah sekaku itu. Kita tidak bisa memvonis

seseorang

untuk

memahaminya.

Berbeda

Sebagai bagian dari komunikasi verbal, komunikasi tertulis

bahwa kalau tidak hitam berarti putih atau sebaliknya. Antara warna

tak bisa lepas dari penggunaan bahasa sebagai sarana bertukar

hitam dan putih terdapat puluhan bahkan ratusan warna abu-abu

makna. Oleh karena itu, kelemahan unsur kebahasaan dalam proses

yang pasti beda. Seringkali agar kata yang kita ungkapkan lebih

komunikasi tentunya menjadi kelemahan dari komunikasi tertulis.

tepat, kita menggunakan tambahan ‘agak’ atau ‘sangat’.

Larry L. Barker sebagaimana dikutip Dedy Mulyana dalam

Untuk mengukur makna yang lebih akurat, Charles E.

Pengantar Ilmu Komunikasi menyebutkan tiga fungsi bahasa:

Osgood, George Suci dan Percy Tannenbaum merancang suatu

penamaan (labeling), interaksi dan transmisi informasi. Penamaan

instrumen yang disebut Semantic Differential. Mereka mengukur

merupakan usaha manusia untuk mengidentifikasi objek, tindakan

makna suatu konsep dalam skala 1 sampai 7. dalam hal ini 1

dan perasaan yang berbeda dengan memberi nama pada objek,

menunjukkan

tindakan dan perasaan tersebut.

menunjukkan kecenderungan positif (Mulyana,2002:246).

Meski bahasa merupakan unsur yang sering kita gunakan
dalam

komunikasi

sehari-hari,

bahasa

memiliki

kecenderungan

negative

sedang

angka

7

Kedua, kata bersifat ambigu dan kontekstual. Setiap kata

sejumlah

(meskipun sama) berpotensi untuk dimaknai secara berbeda oleh

keterbatasan. Mulyana (2002:245-255) menguraikan keterbatasan

orang yang berbeda. Perbedaan makna tersebut dipengaruhi oleh

bahasa sebagai sarana komunikasi. Pertama, keterbatasan jumlah

latar belakang tiap orang yang tentunya berbeda. Pemaknaan kata

kata yang tersedia untuk mewakili objek atau perasaan. Tidak

juga perlu memperhatikan konteks kalimatnya.

semua benda, peristiwa, perasaan dapat diwakili oleh kata yang

Ketiga, kata-kata mengandung bias budaya. Budaya sangat

yang baik. Kita harus memperhatikan struktur kalimat yang njelimet

mempengaruhi bahasa. Menurut hipotesis Sapir-Whorf (Griffin,

agar bisa dipahami oleh pembaca. Sedangkan dalam komunikasi

2003:30) menyatakan bahwa struktur bahasa suatu budaya

lisan pembicara bisa memakai kalimat-kalimat pendek tanpa harus

membentuk persepsi dan perilaku manusia. Dengan kata lain,

mematuhi aturan kalimat yang baik dengan alasan efisien.

struktur bahasa menunjukkan budaya suatu masyarakat. Misalnya,

(Maulinni’am MA , 2008)

penggunaan tenses yang memperhitungkan waktu dalam struktur

C. ALAT DAN BAHAN

bahasa masyarakat Eropa menunjukkan penghargaan mereka atas

1. Meja dan kursi

waktu. Penggunaan bahasa yang bertingkat dalam budaya Jawa

2. Check List

menunjukkan sistem sosial masyarakat yang terbagi dalam kelas-

3. Bolpoint

kelas tertentu. Oleh sebab itu, sangat mungkin terjadi kita tidak
menemukan padanan yang tepat untuk kata tertentu dalam bahasa

D. PRASYARAT :

asing.

1.Pemakaian Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Disamping kelemahan-kelemahan bahasa dalam komunikasi tertulis

2. Memakai Jas Skills lab dengan rapi

tersebut, Beebe and Beebe (1997:257) menyebutkan kelemahan dari

3. Mematuhi tata tertib dan aturan bagian laboratorium ketrampilan

komunikasi tertulis adalah hubungan antarpartisipan komunikasi

klinis

berjarak. Komunikator tidak bisa merinteraksi dengan audien secara

4. Mahasiswa wajib membawa alat tulis sendiri

langsung, melihat perubahan sikap yang terjadi atau merespon sikap
audien. Sehingga feedback dalam proses komunikasi tersebut
bersifat tidak langsung dan tertunda (no immediate interaction).
Sedang dalam komunikasi lisan, hubungan pembicara dengan
audien berlangsung akrab, hangat dan lebih personal.
Komunikasi tertulis bersifat lebih formal daripada komunikasi lisan.
Dalam komunikasi tertulis kita terikat dengan konsep atau aturan
ejaan tertentu untuk memenuhi syarat sebagai komunikasi tertulis

E.

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Mahasiswa mempersilahkan pasien masuk , dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Mahasiswa mengucapkan :
a. Basmallah “Bismillahirrahmanirrahiim”

b. salam “ assalamu’alaikum” dan menjabat tangan
pasien ( Islam : menjabat tangan pasien yang sama

dan harus dirawat di Rumah sakit “

jenis kelaminnya/ orangtua) ,

Keluhan tambahan : susah tidur, memikirkan anaknya apakah

c. menyapa pasien “ Selamat pagi/siang/sore”,
d. Mempersilahkan pasien duduk
e. Menjaga kontak mata, senyum dan tenang
3. Mahasiswa memperkenalkan diri : nama “ dr....” dan
menanyakan identitas pasien dan menuliskan pada lembar
medis pasien:
a. Nama
b. Umur
c. Alamat
d. Pekerjaan
e. No telp yang bisa dihubungi
f.

yang lalu setelah anaknya mengalami kecelakan lalu lintas

Pendidikan terakhir

4. Mahasiswa menanyakan maksud kedatangan pasien

akan sebuh atau cacat
6. Mahasiswa sebagi dokter menjaga kontak mata, sesekali
mengangguk, atau menegaskan dengan kata ya atau baiklah
ketika pasien selesai menceritakan keluhannya
7. Mahasiswa yang berperan sebagi Dokter menanyakan
kesedian nya untuk diperiksa, hasil pemeriksaan normal
( tidak memeriksa fisik )
8. Dokter mengumpulkan informasi :
 Cemasnya datang pada saat apa saja ? ( pasien
menjawab : tidur )
 Cemas berkurang pada saat apa? ( pasien menjawab :
saat aktivitas atau kegiatan , atau tidak sedang
sendirian )

a. Keluhan utama : ingin konsultasi

 Apakah anaknya sudah pulang ? jawabnya sudah

b. Keluhan tambahan : sesuai skenario

 Apakah anaknya sudah berangkat sekolah? Belum,

5. Mendengar aktif ketika pasien mengungkapkan keluhannya
“ skenario : seorang Ibu umur 34 tahun, bekerja sebagai ibu
rumah tangga, datang ke dokter Fahmi untuk berkonsultasi,
merasa lelah, jantung selalu berdetak, nafas seperti tertahan,
kencing terus jika minumnya banyak sudah sejak tiga hari

masih bengkak kakinya, dokter berpesan jangan
untuk jalan terlalu lama.
 Apakah ananya dioperasi atau di gips? Jawabnya
tidak

9. Mahasiswa sebagai Dokter mengulang kembali dan

 Mengantar dan membukakan pintu

menegaskan apa yang didapat saat mengumpulkan informasi
dengan membuat ringkasan
 Ringkasan dalam bentuk tulisan dilembar medis
pasien
10. Mahasiswa sebagai dokter menanyakan kembali apakah ada

Penilaian Ketrampilan Klinis “ Teknik Komunikasi”

yang terlewat?
11. Mahasiswa sebagai dokter memberikan edukasi / saran
kepada pasien

No Ketrampilan

Bobo Skor

Tota

.

t

l

 Bahwa pasien sehat

Nila

 Pasien hanya diharapkan lebih tenang dan ikhlas
dalam menghadapi kejadiannya yang menimpa

i
3
1

anaknya

masuk , dengan menggunakan bahasa

 Pasien disarankan tidak berfikir yang belum terjadi ,
misal anaknya pasti nanti jalannya jadi pincang,

Mahasiswa mempersilahkan pasien

2

Indonesia yang baik dan benar
Mahasiswa mengucapkan :

karena dokter yang memeriksa tidak melakukan

a.Basmallah

tindakan diarea kaki anaknya

“Bismillahirrahmanirrahiim”

 Dokter menegaska kembali pasien sehat dan tidak
perlu diberikan resep obat.
12. Mengakhiri dengan :

b.salam “ assalamu’alaikum” dan
menjabat tangan pasien ( Islam :
menjabat tangan pasien yang sama

 Mengucapkan Hamdallah

jenis kelaminnya/ orangtua) ,

 Mengucapkan salam

c.menyapa pasien “ Selamat

 Menjabat tangan pasien

pagi/siang/sore”,

3

d.Mempersilahkan pasien duduk

kontak mata, sesekali mengangguk,

e,Menjaga kontak mata, senyum dan

atau menegaskan dengan kata ya atau

tenang

baiklah ketika pasien selesai
menceritakan keluhannya

3

Mahasiswa memperkenalkan diri
dan menanyakan kesediaan utuk

3
7

Mahasiswa yang berperan sebagi

wawancara: nama “ dr....” dan

Dokter menanyakan kesedian nya

menanyakan identitas pasien dan

untuk diperiksa, hasil

menuliskan pada lembar medis

pemeriksaan normal ( tidak

pasien:

memeriksa fisik )

a.Nama
b.Umur

8

Dokter mengumpulkan informasi :

c.Alamat

 Cemasnya datang pada saat apa

dPekerjaan

saja ? ( pasien menjawab : tidur )

e.No telp yang bisa dihubungi

 Cemas berkurang pada saat apa?

f.Pendidikan terakhir

( pasien menjawab : saat aktivitas
atau kegiatan , atau tidak sedang

4

Mahasiswa menanyakan maksud

sendirian )

kedatangan pasien

 Apakah anaknya sudah pulang ?

a.Keluhan utama : ingin konsultasi

jawabnya sudah

b.Keluhan tambahan : sesuai skenario

 Apakah anaknya sudah

5

Mendengar aktif ketika pasien

6

mengungkapkan keluhannya
Mahasiswa sebagi dokter menjaga

berangkat sekolah? Belum, masih
bengkak kakinya, dokter berpesan
jangan untuk jalan terlalu lama.

3

 Apakah ananya dioperasi atau di
gips? Jawabnya tidak

karena dokter yang memeriksa
tidak melakukan tindakan diarea
kaki anaknya

9

Mahasiswa sebagai Dokter
mengulang kembali dan menegaskan
apa yang didapat saat mengumpulkan

Dokter menegaska kembali pasien
sehat dan tidak perlu diberikan
resep obat.

informasi dengan membuat ringkasan
Ringkasan dalam bentuk



12 Mengakhiri dengan :

3

 Mengucapkan

tulisan dilembar medis pasien

Hamdallah
10 Mahasiswa sebagai dokter

 Mengucapkan

menanyakan kembali apakah ada

salam

yang terlewat?
11 Mahasiswa sebagai dokter

 Menjabat tangan
pasien

memberikan edukasi / saran kepada

 Mengantar dan

pasien

membukakan pintu

 Bahwa pasien sehat
 Pasien hanya diharapkan lebih
tenang dan ikhlas dalam
menghadapi kejadiannya yang
menimpa anaknya
Pasien disarankan tidak berfikir yang
belum terjadi , misal anaknya
pasti nanti jalannya jadi pincang,

Penilaian : Total nilai x100%
50
dr..............................................................................