PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DAN DEWAN KOMISARIS DALAM MENGUNGKAPKAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Lakharis Inuzula, Hasan Basri,Shabri

PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DAN DEWAN

  

KOMISARIS DALAM MENGUNGKAPKAN ISLAMIC SOCIAL

REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

1 2 3 1)

Lakharis Inuzula , Hasan Basri , Shabri

2,3)

Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Prodi Magister Akuntansi Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia

P_haasan@yahoo.com, hannanan@gmail.co m

  

Abstract: The objectives of this research are to examine (1) the effect of sharia supervisory

board, commissioner board, and bank size simultaneously on islamic social reporting

disclosure simultaneously on islamic social reporting disclosure and (2) the effect of sharia

supervisory board, commissioner board, and bank size partially on islamic social reporting

disclosure. Research method used in this research is census method and unbalanced panel

data.The population in this research are Islamic Banks (BUS) for 4 periods during 2010-2013.

There are 42 bank observations fulfill the population criterias during 4 years. Data collection

technique is by using secondary data gotten from financial report and annual report. The

analysis method used in this research is multiple linear regression. The results of this research

are (1) sharia supervisory board, commissioner board, and bank size, simultaneously have an

effect on islamic social reporting disclosure and (2) sharia supervisory board have not affect

on islamic social reporting disclosure, whereas commissioner board, and bank size partially

have an effect on islamic social reporting disclosure.

  

Keywords : Sharia supervisory board, commissioner board, bank size, and islamic social

reporting disclosure.

  

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (1) peran dewan pengawas syariah, peran dewan

komisaris, dan pengaruh ukuran bank secara simultan dalam mengungkapkan islamic social reporting,

dan (2) peran dewan pengawas syariah, peran dewan komisaris, dan pengaruh ukuran bank secara

parsial terhadap pengungkapan islamic social reporting. Metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode sensus dengan unbalanced panel data. Populasi sasaran dalam penelitian

ini adalah Bank Umum Syariah (BUS), dengan periode 4 tahun, yaitu 2010-2013. Ada 42 observasi

perbankan yang memenuhi kriteria populasi selama empat tahun pengamatan. Adapun teknik

pengumpulan data menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang telah di audit dan

laporan tahunan terpublikasi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) secara simultan dewan pengawas syariah, dewan

komisaris, dan ukuran bank memiliki peran dan pengaruh dalam mengungkapkan islamic social

reporting , dan (2) secara parsial, variabel dewan pengawas syariah tidak memiliki peran yang signifikan

dalam mengungkapkan islamic social reporting, sedangkan dewan komisaris dan ukuran bank

memiliki peran dan pengaruh yang signifikan dalam mengungkapkan islamic social reporting.

  

Kata kunci : Dewan pengawas syariah, dewan komisaris, ukuran bank, dan pengungkapan islamic

social reporting . PENDAHULUAN

  dengan cara membangun dan mengembangkan Era globalisasi memicu seluruh perusahaan baik prinsip tanggung jawab sosial perusahaan atau nasional maupun multinasional untuk semakin dikenal dengan istilah CSR (Corporate Social kompetitif dalam memaksimalkan laju Responsibility ). pertumbuhan dan kelangsungan hidup

  Konsep CSR mengimplikasikan bahwa perusahaannya. Salah satu upaya perusahaan perusahaan harus lebih mengutamakan kepentingan

  2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 BUS 3 3 5 6 11 Kantor BUS 349 401 581 711 1215 1401 1745 1920 11 11 11* Jumlah 352 404 586 717 1226 1412 1756 1931 UUS 20 26 27 25 23 Kantor UUS 183 196 241 287 262 336 517 554 24 24 24* Jumlah 203 222 268 312 285 360 541 578 BPRS 105 114 131 138 150 155 156 160* Kantor BPRS 105 185 202 225 286 364 401 398 Jumlah 210 299 333 363 436 519 557 558 TAHUN KETERANGAN *sampai bulan Agustus 2013 (Sumber: Statistik Perbankan Syariah (Islamic Banking Statistics), 2013 stakeholder (semua pihak yang terlibat atau terkena

  Data statistik perbankan syariah diatas menunjukkan bahwa perkembangan perbankan syariah terus meningkat, akan tetapi pada tiap tahunnya mengalami fluktuatif. Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa perbankan syariah telah diterima oleh masyarakat secara umum dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga atau institusi syariah semakin besar dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini digunakan pengukuran Indeks

  gharar

  Indeks ISR mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip Islam seperti zakat, status kepatuhan syariah (sharia compliance) dan transaksi yang sudah terbebas dari unsur riba dan

  dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti mengenai item-item standar CSR yang seharusnya diungkapkan oleh suatu entitas Islam (Haniffa, 2002; Maali et al., 2006; 2006; Othman et al., 2010; Fitria dan Hartanti, 2010;; Widiawati dan Raharja, 2012; Raditya, 2012; Khoirudin, 2013).

  (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions) yang kemudian

  Indeks ISR berisi kompilasi item-item standar CSR yang ditetapkan oleh AAOIFI

  ISR (Islamic Social Reporting Index) untuk mengukur pengungkapan CSR yang lebih mencerminkan prinsip-prinsip syariah.

  Tabel 1. Perkembangan Institusi Perbankan Syariah

  dampak dari kegiatan yang dilakukan perusahaan) daripada kepentingan shareholders (pemegang saham) . Penegasan mengenai CSR tersebut telah dijelaskan dalam Islam, seperti Firman Allah SWT dalam Al- qur’an, surat Al- ‘Araf: 56 (Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, 2005): “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. ”

  Islamic Bank (1977), Kuwait Finance House (1977), Abu Dhabi Islamic Bank, Qatar International Islamic Bank (Majalah Peradilan Agama, Edisi 3,2014).

  (1972), Islamic Development Bank (1975), Dubai

  Saving Bank di Mesir (1963), Nasser Social Bank

  Keberadaan bank syariah semakin menguat dan diakui dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang memberikan landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Pada awal berdirinya perbankan syariah di dunia ditandai dengan berdirinya Mit Ghamr Local

  konvensional dan bank syariah adalah adanya larangan bunga dalam bank syariah sebagaimana sistem bunga yang dianut oleh bank konvensional. Ahmad (2002) dalam Fitria dan Hartanti (2010) menjelaskan bahwa lembaga yang menjalankan bisnisnya berdasarkan syariah pada hakekatnya mendasarkan pada filosofi dasar Al- qur’an dan Sunnah.

  shareholder menjadi manajemen kepada seluruh stakeholder . Perbedaan mendasar antara bank

  Saat ini industri Perbankan juga turut mengambil peran akan pentingnya CSR, hal tersebut dikarenakan adanya paradigma pertanggungjawaban dari manajemen kepada

  serta aspek-aspek sosial seperti sadaqah,

  waqaf, qard hasan, sampai dengan pengungkapan peribadahan di lingkungan perusahaan.

  Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengungkapan ISR ini, diantaranya profitabilitas, ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan pengawas syariah, tipe industri, dan jenis bank [Widiawati dan Raharja (2012), Khoiruddin (2013), Assegaf, Falikhatun, dan Wahyuni (2012), Lestari (2013), dan Rahman dan Bukair (2013)].

KAJIAN KEPUSTAKAAN

  Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Rahman dan Bukair (2013) dengan menambahkan variabel lainnya seperti yang disarankan guna melengkapi keterbatasan penelitian yang dilakukan oleh mereka. Dewan pengawas syariah yang dipercayakan dengan tugas mengarahkan perevisi dan pemantauan transaksi bank syariah satu persatu untuk memastikan bahwa transaksi tersebut telah sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip syariah (AAOIFI, 2005). DPS dan dewan komisaris memiliki posisi yang sejajar dalam struktur organisasi perusahaan serta tugas dan tanggung jawab yang hampir sama.

  Gambar 1. Struktur Organisasi pada Perbankan Syariah Sumber: Bank Muamalat, 2014

  Selain itu penelitian ini menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran bank, yang dilihat dari total aset. Semakin besar total aset maka akan mencerminkan keadaan perusahaan yang semakin kuat (Basyaib, 2007).

  Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran dewan pengawas syariah, dewan komisaris, dan ukuran bank sebagai variabel kontrol, dalam mengungkapkan islamic social reporting pada bank umum syariah di Indonesia.

  ISR (Islamic Social Reporting)

  Haniffa (2002) menemukan bahwa terdapat keterbatasan dalam pelaporan tanggung jawab sosial konvensional sehingga ia mengemukakan kerangka konseptual Islamic Social Reporting yang berdasarkan ketentuan syariah. Terkait indeks ISR merujuk pada Othman et al. (2009) dengan mengkombinasikan beberapa penelitian terkait yaitu menjadi enam indikator pengungkapan diantaranya: (1). Investasi dan Keuangan; (2). Produk dan Jasa; (3). Tenaga kerja; (4). Sosial; (5). Lingkungan, dan; (6). Tata kelola organisasi.

  Masing-masing item pengungkapan memiliki nilai 1 apabila item dalam indeks ISR terdapat dalam data perusahaan, dan nilai 0 diberikan apabila sebaliknya. Berikut rumus untuk menghitung pengungkapan ISR, setelah pemberian nilai dilakukan (Widiawati dan Raharja, 2012).

  DPS (Dewan Pengawas Syariah)

  DPS atau disebut juga sebagai SSB (Sharia

  Supervisory Board ), atau Sharia Committee, atau Sharia Council merupakan istilah untuk pengawas

  internal syariah dari institusi perbankan syariah. Otoritas Syariah tertinggi di Indonesia berada pada DSN (Dewan Syariah Nasional) dan MUI (Majelis Ulama Indonesia), yang merupakan lembaga jawab untuk mengelola perusahaan secara efektif. independen dalam mengeluarkan fatwa yang Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside berhubungan dengan semua masalah Syariah direktur yang akan memiliki akses informasi khusus agama Islam. yang berharga dan sangat membantu dewan

  Di Indonesia DPS bertanggungjawab kepada komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif DSN (Dewan Syariah Nasional) dan Bank dalam keputusan pengendalian (Mutia, Zuraida, Indonesia. DPS memegang peranan penting dalam dan Andriani, 2011). Untuk itu, peneliti mencoba proses pengawasan di bank syariah. Menurut DSN menggunakan lima atribut yang pernah diteliti oleh MUI No. Kep-98/MUI/III/2001 tentang Susunan Rahman dan Bukair (2013) dalam mengukur DPS. Pengurus DSN MUI Masa Bhakti Th. 2000-2005

  Ukuran Bank

  bahwa DSN memberikan tugas pada DPS untuk: Suatu skala dimana pengklasifikasiannya 1. Melakukan pengawasan secara periodik diukur menurut besar kecilnya ukuran perusahaan pada lembaga keuangan syariah; 2. Mengajukan usul-usul pengembangan tersebut. Semakin besar ukuran pendapatan, total lembaga keuangan syariah kepada aset, jumlah karyawan dan total modal maka akan pimpinan lembaga yang bersangkutan dan mencerminkan keadaan perusahaan yang semakin kepada DSN; 3. Melaporkan perkembangan produk dan kuat (Basyaib, 2007). Dalam penelitian ini ukuran operasional lembaga keuangansyariah perusahaan dilihat dari: yang diawasinya kepada DSN sekurag-

  UB = Ln. Total Aset

  kurangnya dua kali dalam satu tahun anggaran;

METODE PENELITIAN

  4. permasalahan yang Merumuskan memerlukan pembahasan dengan DSN.

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun 2010-

  Menurut Rahman dan Bukair (2013) 2013 yang berjumlah 11 bank pada setiap tahunnya. terdapat lima atribut dalam dewan pengawas

  Metode yang digunakan adalah metode sensus syariah dan kelima atribut tersebut menjadi dimana seluruh elemen populasi dijadikan sampel indikator dewan pengawas syariah yaitu: penelitian. Oleh karena itu, jumlah observasi pada 1. Jumlah Anggota Dewan Pengawas Syariah periode pengamatan selama 4 tahun sebanyak 44

2. Keanggotaan Lintas 3.

  Kualifikasi Pendidikan Dewan Pengawas observasi. Namun dari jumlah tersebut terdapat 2 Syariah bank yang tidak menerbitkan annual report,

  4. Reputasi Anggota Dewan Pengawas sehingga jumlah observasi untuk penelitian ini Syariah 5. menjadi 42 observasi. Maka panel data yang

  Keahlian Dewan Pengawas Syariah digunakan adalah unbalanced panel data.

  Dewan Komisaris

  Analisis data dilakukan dengan Dewan komisaris adalah mekanisme menggunakan metode regresi panel dan regresi pengendalian internal tertinggi yang bertanggung linier berganda. Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain:

  Pendekatan Common Effect : Ordinary Least Square

  diasumsikan bahwa intercept adalah variabel random atau stokastik. Model ini sangat berguna jika unit individual yang diambil sebagai sampel adalah dipilih secara random effect dapat ditulis sebagai berikut:

  Substitusi persamaan 3.1 ke persamaan 3.2 akan menghasilkan persamaan : (3.4)

  α i ) = dan var ( α i ) = σ 2 μ .

  (3.3) Sehingga E (

  E(μ i ) = 0 dan var(μ i ) = σ 2 μ

  mempunyai karakteristik sebagai berikut:

  μ i

  adalah variabel gangguan yang bersifat random yang menjelaskan adanya perbedaan perilaku individu. Dalam hal ini variabel gangguan

  μ i

  (nonstokastik) tetapi bersifat random sehingga dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut: dimana i = 1,... n (3.2) α adalah parameter yang tidak diketahui yang menunjukkan rata-rata intercept populasi dan

  (3.1) Dalam hal ini α i tidak lagi tetap

  intercept. Namun, dalam metode random effect

  Metode ini dikenal dengan estimasi

  Di dalam menjelaskan fixed effect diasumsikan setiap individu mempunyai perbedaan

  parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) dikenal sebagai metode random effect.

  freedom ) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi

  Dimasukkannya variabel dummy di dalam model Fixed Effect bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of

  Pendekatan Random Effect

  Metode ini memberikan perlakuan pada perilaku-perilaku antar unit cross-section , ditambahkan variabel-variabel dummy untuk “memunculkan” perbedaan perilaku yang dapat terjadi antar unit cross-section tersebut. Sebelumnya, mengasumsikan bahwa intercept maupun slope adalah sama, baik antar waktu maupun antar perusahaan.

  Pendekatan Fixed Effect

  section diasumsikan akan memiliki perilaku dan ciri-ciri yang sama.

  menggabungkan data, maka kita tidak dapat melihat perbedaan baik antar individu maupun antar waktu. Atau dengan kata lain, dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Disini dapat diamati bahwa untuk semua unit cross-section tidak ada perbedaan dalam perilakunya antar waktu. Oleh karena itu, dengan metode ini semua unit cross-

  Common Effect . Akan tetapi, dengan

  Persamaan 3.4 merupakan persamaan untuk metode random effect. Random effect berasal dari pengertian bahwa variabel gangguan terdiri dari dua komponen yaitu variabel gangguan secara menyeluruh yaitu kombinasi time series dan cross section dan variabel gangguan secara individu.

  • + σ
  • 2 e (3.6)

      2. Hausman test

      simultan variabel dewan pengawas syariah, dewan komisaris dan ukuran bank berpengaruh terhadap pengungkapan

    Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari keseluruhan model yang digunakan, secara

      dalam penelitian. Adapun hasil regresinya adalah sebagai berikut:

      common constant, fixed effect, dan random effect yang paling sesuai untuk digunakan

      Metode estimasi regresi panel digunakan untuk memilih manakah diantara ketiga pendekatan yang termasuk di dalamnya yaitu

      Hasil Estimasi Regresi Panel

      Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi untuk masing-masing variabel dengan jumlah sampel sebanyak 42 observasi.

      HASIL PEMBAHASAN Statistik Deskriptif

      effect .

      Pengujian ini digunakan untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan berdasarkan pertimbangan statistik ChiSquare, dengan degree of freedom sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel independen. Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari nilai kritisnya maka model fixed effect lebih tepat digunakan. Sebaliknya apabila nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai kritisnya maka model yang tepat adalah model random

      Pengujian ini digunakan untuk memilih apakah model fixed effect dan common effect yang paling tepat digunakan dengan berdasarkan pertimbangan statistik ChiSquare. Jika probabilitas dari hasil Chow test lebih besar dari nilai kritisnya maka Common Effect tidak dapat digunakan.

      Dalam hal ini variabel gangguan adalah berbeda- beda antar individu tetapi tetap antar waktu. Karena itu model random effect juga sering disebut dengan

      1. Chow test atau Likelyhood test

      Oleh karena itu, untuk memilih model yang paling tepat digunakan dalam mengelola data panel, terdapat 2 (dua) pengujian yang dapat dilakukan yakni:

      σ 2 μ (i ≠ j) (3.8)

      Variabel gangguan dari individu yang berbeda tidak berkorelasi Cov(

      σ 2 μ (t ≠ s) (3.7) 3.

      Variabel gangguan dari individu yang sama dalam periode yang berbeda saling berkorelasi. Cov(

      σ 2 μ

      Nilai harapan variabel gangguan nol E( (3.5) 2. Varian variabel gangguan homoskedastisitas var( =

      dengan variabel gangguan sebagai berikut: 1.

      Error Component Model (ECM). Asumsi berkaitan

      ISR. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi F-statistik < 5%, yaitu sebesar 0,0021 atau sebesar 0,21 % untuk model Fixed Effect dan nilai signifikansi sebesar 0,0022 atau sebesar 0,22% untuk model Random Effect.

    Tabel 4.2 menunjukkan bahwa secara parsial hanya dewan komisaris dan ukuran

      Keputusan: Tolak H jika nilai

      Hasil Regresi Linier Berganda

      dewan komisaris, dan ukuran bank dalam mengungkapkan ISR pada bank umum syariah di Indonesia adalah menggunakan model random effect atau Hausmann Test.

      Berdasarkan pengujian Chow dan Hausman di atas, maka model yang akan digunakan untuk menjelaskan peran dewan pengawas syariah,

      common effect.

      nilai signifikansi 0,4669 dimana nilai tersebut > 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model random effect lebih baik dari pada model

      common effect lebih baik dari pada model fixed effect . Sedangkan untuk uji Hausman diperoleh

      Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk uji Chow adalah sebesar 0,1018 dimana nilai tersebut > 0,05 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model

      Keputusan: Tolak H jika nilai Probability < 0,05

      dengan Random effect: H : model mengikuti random effect H 1 : model mengikuti fixed effect

      Fixed Effect

      b) Uji Hausman untuk memilih antara model

      Probability < 0,05

      H : model mengikuti common effect H 1 : model mengikuti fixed effect

      bank yang diukur dengan menggunakan model

      common effect dengan fixed effect:

      a) Uji Chow untuk memilih antara metode

      Untuk menentukan model mana yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka dilakukan beberapa uji sebagai berikut:

      20,98% untuk common constant, 0,4518 atau sebesar 45,18% untuk fixed effect, dan 0,2601 atau sebesar 26,01% untuk model random effect .

      untuk fixed effect, dan 0,3143 atau sebesar 31,43% untuk random effect. Sedangkan untuk Adj-R 2 memiliki nilai 0,2098 atau sebesar

      common constant, 0,6256 atau sebesar 62,56%

      2 ) untuk masing-masing model adalah 0,2483 atau sebesar 24,83% untuk

    Tabel 4.2 menunjukkan nilai koefesien determinasi (R

      pada model Random Effect tidak memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan variabel dependen mengungkapkan ISR. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi T-statistik > 5%.

      Fixed Effect, serta dewan pengawas syariah

      ISR. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi T-statistik < 5%, yaitu sebesar 0,0488 atau sebesar 4,88% untuk dewan komisaris dan 0,0413 atau sebesar 4,13% untuk ukuran bank. Sedangkan untuk yang selebihnya, secara parsial seluruh variabel independen pada model Common Constant dan

      yang memiliki peran signifikan dalam mengungkapkan

      Random Effect

      Analisis linier berganda digunakan untuk mendapat koefisien regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak atas dasar hasil analisis regresi dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5%.

      Peran Dewan Pengawas Syariah, Dewan Komisaris, dan Ukuran Bank dalam Mengungkapkan

      ISR (Islamic Social Reporting)

      Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 4.1 terlihat F-statistik untuk variabel pengungkapan ISR sebesar 5,8062 dengan signifikansi sebesar 0,0022 lebih kecil dari nilai 0,05 (5%), dengan demikian model yang digunakan untuk menguji pengungkapan ISR adalah model yang fit, sehingga hipotesis pertama (H 1 ) yaitu dewan pengawas syariah, dewan komisaris, dan ukuran bank secara

      simultan berperan dalam mengungkapkan ISR diterima.

      Peran Dewan Pengawas Syariah dalam Mengungkapkan

      ISR (Islamic Social Reporting)

      Persamaan regresi linier berganda yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti yang terlihat pada Tabel 4.2 adalah:

      ISR it = -0,9870 + 0,1369DPS it + 0,3176DK it – 0,0753UB it

      Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa konstanta (α) sebesar - 98,70 %. Nilai konstanta negatif dapat diartikan bahwa rata-rata kontribusi variabel lain di luar model yang digunakan memiliki dampak negatif dalam mengungkapkan ISR. Variabel dewan pengawas syariah (X 1 ) memiliki nilai t sebesar 0,7865 dengan tingkat signifikansi 0,4364 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Tidak berperannya dewan pengawas syariah dalam pengungkapan ISR dikarenakan tidak memiliki keterkaitan secara langsung dalam laporan pengungkapan ISR, namun keterlibatan DPS dalam pengungkapan ISR dapat kita lihat lebih jelas dari tupoksinya, dimana menurut PBI No. 11/3/PBI/2009 dan DSN MUI No. Kep-98/MUI/III/2001 tupoksi dan mekanisme kerja DPS hanya terbatas kepada kesesuaian produk atau akad yang berlandaskan dengan sistem syariah. Hal ini terlihat jelas bahwa cakupan peran DPS sangat terbatas dalam pengungkapan ISR, padahal DPS itu merupakan perpanjangan tangan daripada DSN MUI dalam masing-masing institusi syariah, seharusnya andil daripada DPS cukup besar mulai dari operasional institusi syariah sampai kepada kebijakan yang menyangkut dengan cara institusi syariah baik dimata masyarakat maupun DSN MUI.

      Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Khoirudin (2013) yang menyatakan adanya pengaruh yang tidak signifikan tapi hanya berdasarkan besaran ukuran DPS. Penelitian Rahman dan Bukhair (2013) menunjukkan hasil yang tidak sejalan, dimana DPS berpengaruh terhadap pengungkapan ISR. Hal ini dimungkinkan perbankan syariah di negara-negara tersebut mempunyai kebijakan yang berbeda dengan Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia.

      Peran Dewan Komisaris dalam Mengungkapkan ISR (Islamic Social Reporting)

      Kesimpulan

      Islamic social reporting pada Bank Umum Syariah tahun 2010-2013.

      3) Dewan komisaris secara parsial memiliki peran yang signifikan dalam mengungkapkan

      2) Dewan pengawas syariah secara parsial tidak memiliki peran yang signifikan dalam mengungkapkan Islamic social reporting pada Bank Umum Syariah tahun 2010-2013.

      Islamic social reporting pada Bank Umum Syariah tahun 2010-2013.

      Dewan pengawas syariah, dewan komisaris, dan ukuran bank secara simultan memiliki peran yang signifikan dalam mengungkapkan

      Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: 1)

      Berpengaruhnya ukuran bank dalam mengungkapkan ISR menunjukkan bahwa semakin banyaknya pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu bank, maka semakin memacu bank dalam mengungkapkan informasi-informasi secara lebih baik lagi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Othman et al. (2009) dan Widiawati (2010), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan proxy total aset memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengungkapkan islamic social reporting.

      Variabel dewan komisaris (X 2 ) memiliki nilai t sebesar 2,0358 dengan tingkat signifikansi 0,0488 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris berperan dalam mengungkapkan

      Variabel ukuran bank (Z) memiliki nilai t sebesar 2,1117 dengan tingkat signifikansi 0,0413 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa ukuran bank berperan dalam mengungkapkan ISR. Dengan demikian, hipotesis keempat (H 4 ) yang menyatakan bahwa ukuran bank berperan dalam mengungkapkan ISR diterima.

      ISR (Islamic Social Reporting)

      Peran Ukuran Bank dalam Mengungkapkan

      Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Khoiruddin (2013), namun berbeda dengan penelitian Lestari (2012) yang menyatakan adanya pengaruh positif. Hanya saja pada penelitian Khoiruddin dan Lestari, dewan komisaris hanya dinilai berdasarkan besaran ukuran dewan komisaris dan komposisi dewan komisaris yang independen. Sedangkan pada penelitian ini, dewan komisaris diukur sesuai dengan indikator DPS pada penelitian Rahman dan Bukhair.

      ISR, sehingga dapat meminimalisir informasi yang mungkin dapat disembunyikan oleh manajemen.

      Berperannya dewan komisaris dalam mengungkapkan ISR dikarenakan semakin baik peran dewan komisaris maka semakin luas pula pengungkapan

      ISR. Dengan demikian, hipotesis ketiga (H 3 ) yang menyatakan bahwa dewan komisaris berperan dalam mengungkapkan ISR diterima.

      4) Ukuran bank secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengungkapkan

      Islamic social reporting pada Bank Umum Syariah tahun 2010-2013.

      Omar, M. (2002), “Shari’a internal control in Islamic institutions”, Proceedings of Second Annual Conference of AAOIFI, Bahrain, pp. 1-29. Raditya, Amalia Nurul. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan

      Widiawati, Septi., & Raharja, Surya. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting perusahaan-perusahaan yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011. Journal of

      2013. The Influence of the Shariah Supervision Board on Corporate Social Responsibility Disclosure by Islamic Banks of Gulf Co-Operation Council Countries . Asian Journal of Business and Accounting 6(2), 2013. ISSN:1985-4064. Vol.6 No.2.

      Determinants of Islamic Social Reporting Among Top Shariah-Approved Companies in Bursa Malaysia. Research Journal of International Studies – Issue 12(October, 2009). Rahman, Azhar Abdul. Bukair, Abdullah Awadh.

      Othman, R., Md. Thani, A., K. Ghani, E. (2009).

      Lestari, Puji. 2013. Determinants Of Islamic Social Reporting In Syariah Banks: Case Of Indonesia . International Journal of Business and Management Invention, Vol.1 Issues 10, PP.28-34.

      Islamic Perspective. Indonesian Management & Accounting Research 1 (2), pp.128-146.

      Prosiding Seminar Haniffa, R. 2002. Social Reporting Disclosure-An

      Skripsi . Universitas Indonesia.

      Rizkiningsih, Priyesta. 2012 . “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR): Studi Empiris pada Bank Syariah di Indonesia, Malaysia dan Negara-Negara Gulf Cooperation Council ”.

      Islamic Social Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah (DES). Skripsi.Universitas Indonesia.

      Accounting Analysis Journal 2 (2) (2013).

      Saran Bagi manajemen bank umum syariah, diharapkan dapat lebih reaktif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaanya, dikarenakan selain untuk menarik minat investor dalam menanamkan sahamnya, dapat menjadi daya tarik juga bagi masyarakat umum untuk lebih loyal terhadap produk-produk yang ditawarkan oleh bank yang dinilai memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi, dan dapat lebih melibatkan DPS dalam setiap pengambilan keputusan baik itu menyangkut penetapan kebijakan maupun prosedur penilaian suatu produk sesuai dengan prinsip syariah. DAFTAR KEPUSTAKAAN Buku Effendi, Muh.Arief,. 2009. The Power of Good

      Pada Perbankan Syariah di Indonesia.

      Hemaish, A. (2005), “The boards of fatwa and Shari’a control in Islamic banks – study and rectification”, Proceedings of the Conference of Islamic Financial Institutions: Current Features and Future Horizons, College of Shari’a and Law, University of UAE, Al-Ain, pp. 323-56. Khoirudin, Amirul. 2013. Corporate Governance dan Pengungkapan Islamic Social Reporting

    ISSN:2252-6765.

      Fitria, S., & Hartanti, D. 2010. Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Initiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto , 1-33.

      Corporate Governance terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus pada Bank Syariah di Asia. Diponegoro Journal of Accounting.

      Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Charles, & Chariri. 2012. Analisis Pengaruh Islamic

      Basyaib, Fachmi. 2007. Keuangan Perusahaan Pemodelan Menggunakan Microsoft Excell.

      Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Bank Syariah di Indonesia. Proceeding Seminar Nasional dan Calls for Papers Sancall. Surakarta.

      Ahzar, Fahri Ali dan Trisnawati, Rina. 2013.

      Auditing and Governance Standards for Islamic Financial Institutions , AAOIFI.

      Jurnal Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions. 2010. Accounting,

      Corporate Governance: Teori dan Implementas. Jakarta: Salemba Empat.

      Accounting.Vol.1, No.2, 2012 : 1 – 15.

      Web Al- Qur’an. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahan.

      Terjemahan Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsiran Al- Qur’an. Jakarta: Departemen Agama RI.

      Bank Indonesia, 2009. Peraturan Bank Indonesia No.11 tahun 2009 tentang Bank Umum Syariah. Melalui [19/12/15]. Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia, 2001. Fatwa DSN-MUI No.Kep-98 tentang

      Susunan Pengurus DSN MUI Masa Bhakti Th. 2000-2005. Melalui <www.dsnmui.or.id> [19/12/15].

      Republik Indonesia, Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Republik Indonesia, Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas .

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS KEUANGAN, DAN PENGAWASAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA LHOKSEUMAWE

0 0 10

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, OTONOMI KERJA, DAN TEKANAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BANDAR LAMPUNG (Study Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Bandar Lampung) Yunus Fiscal , Universitas Bandar Lampung Syilvya, Universitas Ban

0 0 18

PENGARUH SISA ANGGARAN, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA MODAL BIDANG PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN PEKERJAAN UMUM (Studi pada Perubahan Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Aceh)

1 1 14

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN MODUL PENERIMAAN NEGARA (MPN) TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA KEDATON (Study Kasus pada KPP Pratama Kedaton) Khomsiyah, Universitas Trisakti Rico Yanuar, Universitas Bandar Lampung Rosmiaty Tarmizy, Univ

0 0 14

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI PROVINSI ACEH

0 0 10

ANALISIS PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM MODUL PENERIMAAN NEGARA (MPN) TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP METRO (Study Kasus pada KPP Metro) Herry Goenawan Soedarsa, Universitas Bandar Lampung Fitriya Kasmawati, Universitas Bandar Lampung Rosmiaty

0 0 20

ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN BASIS AKRUAL DALAM LAPORAN KEUANGAN (Studi pada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat)

0 0 9

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PT. DAUR ULANG SEJAHTERA (DSA) DI BANDAR LAMPUNG (Study Kasus pada PT Daur Ulang Sejahtera (DSA) di Bandar Lampung) Thontowi, Universitas Bandar Lampung Yeni, Universitas Bandar Lampung Syamsu Rizal, Uni

0 6 14

LEVERAGE TERHADAP PERSISTENSI LABA, DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS LABA (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index)

1 5 13

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DI BANDAR LAMPUNG. (Study Kasus pada Perusahaan Industri di Bandar Lampung) Nuria Erisna, Universitas Bandar Lampung Ines Genevine, Universit

0 0 16