PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS KEUANGAN, DAN PENGAWASAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA LHOKSEUMAWE
PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS
KEUANGAN, DAN PENGAWASAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS
PENGELOLAAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA
LHOKSEUMAWE
1) 2) 3) 1)Achmad Faisal Daulay , Muhammad Arfan , Hasan Basri
Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)
Staf Pengajar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Abstract:. The purpose of this research is to examine the effect of budgetary goal clarity, financial accountability
and internal control on the effectivenness finance management local governments agencies (SKPD) in
Lhokseumawe. The research methods used is cencus method, and the analysis method used is multiple linear
regression. Respondents are chiefs of Lhokseumawe local governments agencies (SKPD) as budget user. The
result show that: budgetary goal clarity, financial accountability and internal control has influences on
effectivenness finance management local government agencies in partially and simultaneously.
Key word: Budgetary Goal Clarity, Financial Accountability, Internal Control, Local Finance Government
effectivenness
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kejelasan sasaran anggaran, akuntabiltas keuangan,
dan pengawasan intern terhadap efektivitas pengelolaan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota
Lhokseumawe. Metode yang digunakan adalah sensus, yaitu seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu
dalam pengumpulan data. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Responden penelitian
Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran,
akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern secara bersama-sama dan sendiri-sendiri berpengaruh terhadap
efektivitas pengelolaan keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Kota Lhokseumawe.Kata kunci: Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Keuangan, Pengawasan Intern, dan Efektivtas Pengelolaan Keuangan.
PENDAHULUAN diungkapkan Koordinator Masyarakat
Efektivitas pengelolaan keuangan Transparansi Aceh (MaTA) banyak proyek yang merupakan jembatan untuk mengantarkan sudah dikerjakan dengan menelan anggaran pemerintah daerah mencapai good governance. besar, tapi tidak bermanfaat bagi masyarakat. Anggaran pemerintah daerah terbatas, Sejumlah proyek mubazir senilai puluhan sedangkan kebutuhan pemerintah daerah tidak milyar itu, di bawah kendali Dinas terbatas, semua aspek dalam pengelolaan Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan dan keuangan harus dilaksanakan secara efektif Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi sehingga tujuan dari program dan kegiatan (Disperindagkop) Kota Lhokseumawe. SKPD dapat tercapai. Terdapat beberapa faktor yang diduga
Pemerintah Kota Lhokseumawe mempengaruhi efektivitas pengeloaan keuangan sebagai salah satu kota di Indonesia, dalam SKPD, faktor pertama adalah kejelasan sasaran pengelolaan keuangannya masih belum efektif. anggaran SKPD. Hasil penelitian Suhartono Hal tersebut dapat dilihat dari hal yang dan Solichin (2006) menyatakan bahwa adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Kenis (1979) kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran dinyatakan secara jelas dan rinci serta dimengerti oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap pencapaiannya Adanya sasaran anggaran yang untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas SKPD dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Faktor kedua yang diduga mempengaruhi efektivitas pengelolaan keuangan adalah akuntabilitas keuangan. Salah satu dimensi akuntabilitas publik yang utama adalah akuntabilitas keuangan (Mardiasmo, 2006). Menurut Adisasmita (2011:81) “Akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan”. Sasaran pertanggungjawabannya adalah laporan keuangan yang mencakup penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran keuangan instansi pemerintah (LAN dan BPKP, 2001) dalam Adisasmita (2001 :82).
Faktor ketiga yang diduga mempengaruhi efektivitas pengelolaan keuangan adalah pengawasan intern.
Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Hasil penelitian Tuasikal (2006) menunjukkan bahwa pengawasan intern mempunyai pengaruh terhadap pengelolaan Siregar (2011) menemukan bahwa pengawasan berpengaruh terhadap pengelolaan APBD Kota Pemerintah Kota Pematang Siantar.
Tujuan dari paper ini adalah untuk menguji pengaruh kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD di Kota Lhokseumawe baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri. Pembahasan paper ini dimulai dengan kajian pustaka mengenai efektivitas pengelolaan keuangan SKPD, kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern dan hipotesis. Selanjutnya, metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, kemudian pembahasan mengenai hasil penelitian. Terakhir, penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan dan saran.
2. Kajian Pustaka
Efektivitas menurtut Intosai (2004:62) adalah “the extent to which objectives are
achieved and the relationship between the
intended impact and the actual impact of an activity”. Menurut Bastian (2001:280)
efektivitas adalah “keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumny a”. Mardiasmo (2002:132) dan Halim (2007) sependapat menyatakan bahwa efektivitas adalah “suatu ukuran keberhasilan atau kegagalan dari organisasi dalam mencapai tujuan”. Pengertian lain efektivitas menurut Munir et al. (2004:19) “ merupakan perbandingan a ntara outcome dengan output”, Negeri Nomor 13 Tahun 2006 efektif adalah “ pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil”.
Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, efektivitas menurut Devas, dkk. (1989:279-280) dalam Munir (2004:44) adalah “hasil guna kegiatan pemerintah dalam mengurus keuangan daerah haruslah sedemikian rupa, sehingga memungkinkan program dapat direncanakan untuk mencapai tujuan pemerintah dengan biaya serendah- rendahnya dan dalam waktu yang secepat- cepatnya”.
Anggaran sebagai sarana menerjemahkan seluruh kegiatan organisasi secara rinci harus direncanakan secara jelas sesuai dengan sasaran dan misi sasaran organiasi. Menurut Kenis (1979) kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran dinyatakan secara jelas dan rinci serta dimengerti oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap pencapaiannya.
Sasaran anggaran (target) pada SKPD adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan (Permendagri No. 13 Tahun 2006). Adanya sasaran anggaran yang jelas pada SKPD, maka akan mempermudah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas SKPD dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sasaran yang tidak jelas dapat menjadi tidak jelas sehingga efektivitas pengelolaan keuangan pada SKPD tidak dapat dicapai.
Kejelasan sasaran anggaran pada SKPD dapat dilihat pada RKA-SKPD karena RKA-SKPD merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan Satuan Kerja Perangkat Kota yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang bersangkutan dalam 1 (satu) tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya. Kemudian pelaksanaan anggaran SKPD dilaksanakan menurut DPA-SKPD sebagai dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran.
Akuntabilitas menurut Intosai (2004:58) adalah “The process whereby public
service bodies and the individuals within them are held responsible for their decisions and actions, including their stewardship of public
funds and all aspects of performance”.
berdasarkan definisi tersebut akuntabilitas merupakan suatu proses dimana lembaga dan orang bertanggungjawab atas keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan pengelolaan dana publik dan kinerja mereka atas pengelolaan tersebut.
Dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh lembaga-lembaga publik tersebut antara lain (Hopwood dan Tomkins, 1984, Elwood, 1993 dalam Mahmudi, 2011,19) yaitu: Akuntabilitas manajerial, Akuntabilitas program, Akuntabilitas kebijakan dan Akuntabilitas finansial. Jenis akuntabilitas menurut Gray and Jenkins (1985; 1993) dalam Steccolini (2002) yaitu, (1) Akuntabilitas keuangan (2) Akuntabilitas manajerial (3) Akuntabilitas profesional.
Munir, et al. (2004:18) akuntabilitas keuangan daerah adalah “kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang terkait dengan penerimaan dan penggunaan uang publik kepada pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Mahmudi (2011:20) menyatakan bahwa akuntabilitas keuangan adalah pertanggungjawaban lembaga- lembaga publik untuk menggunakan uang publik (public money) secara ekonomis, efisien dan efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana serta korupsi. Laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah adalah salah satu bentuk akuntabilitas dalam mewujudkan good governance atau kepemerintahan yang baik (Solikin, 2006).
Menurut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 Pengawasan intern adalah “seluruh proses kegiatan audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lainnya berupa asistensi, sosialisasi dan konsultansi terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan kep emerintahan yang baik”. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan yang berasal dari lingkungan internal organisasi pemerintah (Baswir, 1999:124).
Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good
governance dan clean government dan
mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan formulasi regresi linier berganda
(multiple linier regression)
Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer.
Berdasarkan kajian pustaka, hipotesis dapat dirumuskan, Kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD.
dalam bentuk persamaan. Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
dan nepotisme.
(validity) dan reliabilitas (reliability). Pengujian
Penelitian ini menggunakan seluruh populasi sehingga hanya dilakukan uji validitas
3. Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SKPD pada Pemerintah Kota Lhokseumawe yang terdiri dari 31 SKPD sebagai elemen populasi, responden penelitian ini kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran tiap-tiap SKPD yang berjumlah 31 orang. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Sensus yaitu meneliti seluruh elemen populasi (Indriantoro dan Supomo, 1999:115-117).
Waktu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah one shoot yaitu dimana data yang dikumpulkan merupakan data dalam periode tertentu (Sekaran, 2006: 177). unit analisis penelitian organisasional, yaitu peneliti akan melihat data dari setiap SKPD dan memperlakukan responden sebagai populasi untuk sumber data.
dan bersifat Kausalitas dengan berusaha melihat pengaruh dari kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan dan pengawasan intern terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD Kota Lhokseumawe. Tingkat intervensi dalam penelitian ini adalah intervensi minimal.
testing)
Penelitian ini dilakukan pada SKPD Pemerintah Kota Lhokseumawe. Penelitian ini
(independent variable) (dependent variable).
Persamaan regresi liner berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = α + β 1 X 1
- + β 2 X 2 + β 3 X 3<
- + ε
Keterangan : Y = Efektivitas pengelolaan keuangan SKPD α
= Konstanta β 1 β 2 β 3 = Koefisien regresi
X 1 = kejelasan sasaran anggaran
X 2 = Akuntabilitas Keuangan
X 3 = Pengawasan intern ε
= Error Penelitian ini merupakan penelitian sensus, sehingga tidak dilakukan pengujian signifikansi. Dalam pengujian hipotesis penelitian yang tidak menggunakan sampel, tidak ada istilah signifikansi, karena signifikan artinya hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat diberlakukan ke populasi (Sugiyono, 2009). Selanjutnya rancangan pengujian hipotesis dilakukan dua tahap, yaitu rancangan pengujian hipotesis secara bersama- sama (simultan) dan rancangan pengujian hipotesis secara terpisah (parsial). kejelasan sasaran anggaran terhadap efektivitas
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan pengelolaan keuangan SKPD dengan melihat
Hasil Penelitian 1 1koefisien regresi ( β ). Koefisien regresi ( β ) Pengujian hipotesis dilakukan untuk 1 kejelasan sasaran anggaran (X ) sebesar 0,420, menguji dan menganalisis rumusan hipotesis artinya setiap kejelasan sasaran anggaran naik 1 berdasarkan struktur model serta kesesuaian satuan pada skala interval, maka efektivitas dengan hipotesis yang telah dirumuskan pengelolaan keuangan daerah akan meningkat sebelumnya. Hasil pengujian hipotesis dapat
0,420 satuan pada skala interval. Pengujian dilihat pada Tabel 4.1. hipotesis ketiga yaitu pengaruh akuntabilitas
Tabel 4.1
keuangan terhadap efektivitas pengelolaan
Hasil Analisis Regresi Berganda
keuangan SKPD dengan melihat koefisien
Unstandaradized β β Coefficients
keuangan (X 2 ) sebesar 0,111, artinya setiap
Variabel Std.
akuntabilitas keuangan naik 1 satuan pada skala
Error
Konstanta 0,331 0,483 interval, maka efektivitas pengelolaan keuangan Kejelasan 0,420 0,136 daerah akan meningkat 0,111 satuan pada skala
Sasaran Anggaran interval. Pengujian hipotesis keempat yaitu
Akuntabilitas 0,111 0,190 pengaruh pengawasan intern terhadap Keuangan Pengawasan 0,367 0,202 efektivitas pengelolaan keuangan SKPD dengan
Intern melihat koefisien regresi ( 3 ). Koefisien regresi β
Koefisien Korelasi (R) : 0,839 Koefisien Determinasi (R²) : 0,704
( 3 ) pengawasan intern (X 3 ) sebesar 0,367, β
F Hitung : 21,372 b artinya setiap pengawasan intern naik 1 satuan Sig. F : 0,000 Sumber: Data Primer Diolah (2015) pada skala interval, maka efektivitas pengelolaan keuangan daerah akan meningkat
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat ditulis 0,367 satuan pada skala interval. persamaan regresi linier berganda sebagai
4.1 Pembahasan
berikut:
4.1.1 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Keuangan, dan Y= 0,331 +0,420X +0,111X +0,367X
1 2 3 ε
- + Pengawasan Intern terhadap efektivitas
Dari persamaan regresi di atas dapat pengelolaan keuangan SKPD. konstanta sebesar 0,331 menunjukkan apabila
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel kejelasan sasaran anggaran, i pertama menunjukkan nilai koefisien regresi akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern
(i=1,2,3 ) ≠ 0, artinya dapat dinyatakan bahwa dianggap konstan, maka besarnya nilai kinerja Kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah adalah 0,331. keuangan, dan pengawasan intern berpengaruh
Pengujian hipotesis kedua yaitu pengaruh secara bersama-sama terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Hasil penelitian menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0,839 menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 83,9%. Artinya kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern mempunyai hubungan terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD sebesar 83,9%.
Selanjutnya pengaruh secara bersama- sama ditunjukkan oleh nilai koefisien 2 efektivitas pengelolaan keuangan SKPD dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan, dan pengawasan intern sebesar 70,4%, selebihnya sebesar 29,6% disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuangan dan pengawasan intern maka akan meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan SKPD pada Pemerintah Kota Lhokseumawe.
Kejelasan sasaran anggaran merupakan tahapan awal yang harus diterapkan dalam kegiatan pengelolaan anggaran SKPD, akuntabilitas keuangan bentuk dari pertanggungjawaban pengelolaan keuangan SKPD, dan pengawasan intern memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dalam mewujudkan pengelolaan keuangan yang baik yang berorientasi pada pencapaian hasil atau tujuan yang dapat dimanfaatkan demi kepentingan umum.
4.1.2 Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan SKPD
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa nilai koefisien β 1 ≠ 0, Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Artinya bahwa semakin sasaran anggaran dinyatakan dengan jelas maka semakin tinggi pula tercapainya Pemerintah Kota Lhokseumawe. Hal ini disebabkan karena dengan adanya sasaran anggaran yang jelas maka akan mempermudah SKPD untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Efektivitas adalah sejauh mana tujuan tercapai dan hubungan antara dampak yang diinginkan dan dampak yang sebenarnya dari suatu kegiatan. Dalam mencapai tujuan pengelolaan keuangannya SKPD harus memiliki perencanaan yang jelas dan rinci terhadap tujuan yang ingin dicapai sehingga tidak melenceng dan memiliki arah yang tepat sehingga hasilnya tepat dan tidak sia-sia. Perencanaan merupakan pokok dari bagaimana pelaksanaan kegiatan dapat berjalan secara efektif dan berhasil guna. Sasaran anggaran pada SKPD adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan (Permendagri No. 13 Tahun
2006). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhartono dan Solichin (2006) yang menunjukkan bahwa adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah mempertanggunjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
4.1.3 Pengaruh Akuntabilitas Keuangan terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan SKPD
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa β 2 ≠ 0, hal ini menunjukkan bahwa akuntabilitas keuangan berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Artinya bahwa dengan adanya akuntabilitas keuangan yang baik maka semakin baik pula efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Hal ini disebabkan karena SKPD berkewajiban melaporkan pertanggungjawaban pengelolaan keuangannya sehingga dapat dilihat sejauh mana sumber daya digunakan untuk tercapainya tujuan dari program kegiatan SKPD. Laporan keuangan merupakan wujud dari akuntabilitas keuangan kegiatan pengelolaan keuangan. Laporan keuangan merupakan gambaran pencapaian pengelolaan keuangan serta sebagai alat untuk menilai kinerja dari pengelolaan keuangan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Siregar (2011) dan Feronica (2011). Akan tetapi, hasil penelitian Suparno (2012) menunjukkan bahwa akuntabilitas keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan daerah.
4.1.4 Pengaruh Pengawasan Intern Keuangan terhadap Efektivitas Pengelolaan Keuangan SKPD
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa β 3 ≠ 0, hal ini menunjukkan bahwa pengawasan intern berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD.
Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good
governance dan clean government dan
mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Tuasikal (2006) dan Suparno (2012) yang menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD. Akan tetapi, berbeda dengan hasil penelitian Siregar (2011) yang menunjukkan bahwa pengawasan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengelolaan APBD.
5. Kesimpulan dan Saran
- – Rechnungshof (Austrian Court of Audit) Dampfschiffstrasse 2A-1033 Vienna. Austria.
Mahmudi (2009) Reformasi Keuangan Negara dan Daerah di Era Otonomi .
Kewo, Cecilia Lelly (2014) The Effect of Participative Budgeting, Budget Goal Clarity and Internal Control Implementation on Managerial Performance. Research Journal of Finance and Accounting . 5 (12):81-87.
Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawas Intern Pemerintah.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri
Pemerintah Daerah . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nogi S. Tangkilisan (2004) Kebijakan dan Manajemen Keuangan Daerah . Yogyakarta: YPAPI. Rahardjo, Adisasmita (2011) Manajemen
Yogyakarta: BPFE. Munir, Dasril, Henry Arys Djuanda, Hessel
Kenis, Izzetin (1979) The Effect Of Budgetary Goal Characteristic On Managerial Attitudes and Performance.
The Accounting Review . 54 (4), 707-721.
Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
INTOSAI General Secretariat
Aceh. Universitas Syiah Kuala. Intosai (2004) Fundamental principles of public sector auditing.
Akuntabilitas Keuangan Terhadap Kinerja Aparatur dan Dampaknya Terhadap Keefektifan Pengelolaan Keuangan Daerah . Tesis S2. Banda
Bastian, Indra (2006) Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Feronica: 2011. Pengaruh Profesionalisme dan
Hasil penelitian tentang efektivitas tidak hanya sebatas tercapainya tujuan yang telah ditetapkan tetapi sampai bagaimana hasil dari capaian tersebut dapat bermanfaat, sehingga tentang efektivitas pengelolaan keuangan. kemudian, penelitian selanjutnya dapat menambah variabel lain seperti komitmen organisasi, komitmen stakeholder, kompetensi sumber daya manusia, pengawasan melekat yang diduga berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan pada SKPD. Selain itu juga dapat melengkapi penelitian tentang efektivitas dengan menambah variabel efisiensi. Hasil penelitian ini juga diharapakan dapat menjadi masukan bagi SKPD untuk dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan SKPD, pemerintah daerah perlu meningkatkan kejelasan sasaran yang ingin dicapai, akuntabilitas keuangan dan pengawasan intern, serta melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran, akuntabilitas keuanagan, dan pengawasan intern secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan keuangan SKPD Kota Lhokseumawe.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Solikin, Akhmad (2006) Penggabungan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah:
Admin (2015) Pasar Kuliner Bernilai Miliaran Rupiah Terbengkalai. Politikita .
- Tanggal akses 14 Maret 2015.
Jurnal Akuntansi Pemerintahah 2(2):1-15.
Steccolini, Ileana (2002) Local Government Annual report: an Accountability Medium?. ELASM Conference on
Accounting and Auditing in Public Sector Reforms . Dublin.
Sugiyono (2009) Metode Penelitian kuantitatif
kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhartono, Ehrmann dan Mochammad Solichin (2006) Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah dengan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi.
Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 1-20.
Tuasikal, Askam. 2008. Pengaruh Pengawasan, Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Keuangan Terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi.
10 (1). Wanda, M (2014) Fasilitas Umum di
Lhokseumawe Terbengkalai. Harian Andalas. Tanggal akses
04 Desember 2014. Widjaja, HAW (2002) Otonomi Daerah dan Daerah Otonom . Jakarta: Rajawali Pers.