FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI PROVINSI ACEH

  

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI

ANGGARAN BELANJA PENDIDIKAN DI PROVINSI ACEH

1 2 3 1)

Ruwaida , Darwanis , Syukriy Abdullah

Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

  The purpose of this study was to determine the effect of factors (1) Planning (2) Abstract

regulation (3) human resources, (4) technical (5) coordination and (6) the procurement of

goods and services towards the realization of the education budget in the province of Aceh.

  

The population in this study are all recipients are sourced from APBA fiscal year 2011-2012

as many as 453 people, as well as employees who are in the scope LPSDMA and associated

with the process of education and scholarship aid delivery as many as 82 people. Simultaneous

research results show that the planning, regulation, human resources, technical, coordination

and procurement of goods and services affect the realization of the education budget in the

province of Aceh, while the partial planning, regulatory, human resources, technical,

coordination and procurement of goods and services also affect the realization of education

budgets in Aceh Province.

  

Keywords : Planning, Regulatory, Human Resources, Technical, Coordination, Procurement

Goods, Services and Realization of Education Budget

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor (1) perencanaan (2) peraturan

(3) SDM, (4) teknis (5) koordinasi dan (6) pengadaan barang dan jasa terhadap realisasi anggaran

belanja pendidikan di Provinsi Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penerima beasiswa

yang bersumber dari APBA tahun anggaran 2011-2012 yaitu sebanyak 453 orang, serta pegawai yang

berada di lingkup LPSDMA dan terkait dengan proses penyaluran bantuan pendidikan dan beasiswa

sebanyak 82 orang. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa perencanaan, peraturan,

sumber daya manusia, teknis, koordinasi dan pengadaan barang dan jasa berpengaruh terhadap realisasi

anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh, sedangkan secara parsial perencanaan, peraturan,

sumber daya manusia, teknis, koordinasi dan pengadaan barang dan jasa juga berpengaruh terhadap

realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh.

Kata kunci : Perencanaan, Peraturan, Sumber Daya Manusia, Teknis, Koordinasi, Pengadaan Barang,

Jasa dan Realisasi Anggaran Pendidikan.

  

PENDAHULUAN nasional, yang meningkatkan keimanan dan

  ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk dapat mencapai mencerdaskan kehidupan bangsa, yang di atur kemakmuran suatu Negara, sebagaimana diatur dengan undang undang. secara tegas dalam pasal 31 ayat (1) Undang Sedangkan ayat (4) menugaskan Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang Negara untuk memprioritaskan anggaran menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari mendapat pendidikan. Ayat (2) menegaskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional bahwa setiap warga Negara wajib mengikuti (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan pendidikan dasar dan pemerintah wajib Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi membiayainya. Ayat (3) menetapkan bahwa kebutuhan penyelenggaraan pendidikan pemerintah mengusahakan dan nasional. Dalam upaya meningkatkan menyelenggarakan suatu system pendidikan aksesibilitas dan mutu pendidikan nasional, sejak beberapa tahun lalu pemerintah telah mengucurkan bantuan dana pembangunan pendidikan dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan.

  Sejalan dengan yang telah diamanatkan oleh UUD 1945, pemerintah daerah juga menerbitkan kebijakan-kebijakan untuk mendukung pelaksanaan pendidikan nasional. Provinsi Aceh telah mengatur kewenangan Pemerintah Aceh dalam bidang pendidikan melalui Qanun Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Dalam Qanun ini Aceh, termasuk kewenangan Pemerintah Aceh dalam mengatur alokasi dana pendidikan serta penyediaan bantuan biaya pendidikan (pasal 17 huruf c dan d).

  Seperti yang terdapat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), bantuan pendidikan dan beasiswa masuk ke dalam pos anggaran biaya pendidikan yang merupakan bagian dari belanja tidak langsung. Besaran anggaran yang dialokasikan untuk pendidikan berikut beasiswa dan bantuan pendidikan dilandasi oleh peraturan perundangan, baik yang diterbitkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah Aceh.

  Beragam permasalahan yang dihadapi dalam penyaluran beasiswa Pemerintah Aceh, termasuk adanya indikasi kecurangan dalam proses penyaluran beasiswa dalam dan luar negeri. Hal ini disampaikan Tgk. Mahyaruddin Yusuf, salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang dikutip Warta Aceh (15 Januari 2013). Dalam suatu wawancara, beliau mengakui telah banyak menerima informasi yang di sampaikan oleh masyarakat terkait permasalahan penyaluran beasiswa. Data yang diperoleh dari LPSDMA menyebutkan bahwa ada calon penerima beasiswa yang tidak lulus dalam tahap seleksi. Selain itu ada juga calon penerima beasiswa yang dinyatakan gugur oleh universitas yang dituju, baik karena kelengkapan administrasi maupun dikarenakan tidak liniernya jenjang pendidikan sebelumnya. Bahkan ada calon penerima beasiswa yang mengundurkan diri

  Secara umum realisasi anggaran disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor perencanaan anggaran, peraturan/kebijakan pemerintah, sumber daya manusia, teknis, koordinasi, pengadaan barang dan jasa. Masing masing faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor administrasi, organisasi, psikologis serta kultur pengelolaan anggaran (Nugroho, 2013; Heriyanto, 2012; Miliasih, 2012; Suhipna dan Winarti, 2013). Proses perencanaan anggaran yang sering memakan waktu lama dan menyebabkan keterlambatan pada pengesahannya menjadikan target realisasi anggaran tidak tercapai. Kebijakan yang berubah-ubah serta koordinasi antar instansi/lembaga yang kurang solid juga memberikan dampak pada realisasi anggaran. Adanya revisi dan tanda bintang terhadap anggaran yang telah direncanakan menyebabkan tim penyusun anggaran harus merencanakan kembali penganggaran sehingga menambah waktu dalam penyusunan anggaran. Selanjutnya sumber daya yang menangani proses penganggaran merupakan hal yang menentukan bagi tercapainya realisasi anggaran yang telah ditetapkan.

  Perencanaan anggaran yang kurang tepat akan menyulitkan dalam hal pembahasan anggaran, dengan demikian akan ada revisi dan menyusunan kembali yang tentunya membutuhkan waktu yang ekstra dalam sebuah proses penentapan anggaran. Kebijakan dan regulasi yang berubah juga akan ikut mempengaruhi proses penyusunan anggaran. tentu akan berdampak pada proses penyerapan anggaran yang mengakibatkan anggaran tidak dapat terserap penuh bagi program-program yang telah diusulkan.

  KAJIAN KEPUSTAKAAN Belanja Daerah

  Pengeluaran pemerintah daerah berperan untuk mempertemukan permintaan masyarakat dengan penyediaan sarana dan prasarana yang tidak dipenuhi oleh swasta. Sedangkan pengeluaran pemerintah itu sendiri tidak begitu saja dilaksanakan oleh suatu pemerintah daerah, tapi harus direncanakan terlebih dahulu dalam anggaran.

  Pada ketentuan UU No 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, telah diatur beberapa aspek yang berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Menurut UU tersebut, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam priode tahun bersangkutan. Rinciannya bisa dibagi dalam dua bentuk yaitu berdasar sifat dan berdasar fungsinya. Berdasar sifat ekonominya belanja daerah terdiri atas belanja pegawai dan belanja barang, subsidi, hibah dan bantuan sosial. Sedangkan berdasar fungsinya belanja daerah terdiri dari belanja untuk pembangunan perumahan dan fasilitas umum, peningkatan kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan serta perlindungan sosial.

  (Kepmendagri) Nomor 29/2002 membagi belanja daerah kedalam belanja aparatur dan belanja pelayanan publik. Belanja aparatur daerah adalah belanja administrasi umum, belanja operasi pemeliharaan, serta belanja modal/yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik). Sedangkan belanja pelayanan publik adalah belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta belanja modal/yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik).

  Sebagai sebuah daerah otonom, pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus kebijakan yang menyangkut daerahnya. Hal ini diatur dalam UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah

  pasal 1 (6) yang berbunyi “daerah otonom, selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas- batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

  Demikian juga halnya yang menyangkut penganggaran serta pelaksanaan anggaran, daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan besaran anggaran belanja daerah seperti yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Pasal 151(1) PP No.58/2005 menyebutkan bahwa “ketentuan tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan ketentuan perundang- undangan”. Selanjutnya pada pasal 151 (2) PP No.58/2005 menegaskan bahwa kepala daerah dapat menetapkan peraturan kepala daerah tentang sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan perataruran daerah.

  Pemerintah Aceh menerbitkan beberapa kebijakan yang mengatur penggunaan anggaran dalam bentuk Qanun Aceh dan Peraturan Gubernur (Pergub). Beberapa kebijakan terkait belanja daerah antara lain Qanun Aceh No.2/2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus yang mengatur bagaimana penggunaan dana bagi hasil minyak dan gas bumi. Dalam pasal 4 disebutkan 30% dana bagi hasil minyak dan gas bumi yang diperoleh Pemerintah Aceh dialokasikan untuk pendidikan, serta sisanya sebesar 70% digunakan untuk membiayai program pembangunan lainnya.

  Alokasi Anggaran Pendidikan

  Alokasi anggaran dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah anggaran yang disediakan untuk membiayai suatu kegiatan. Dalam proses penganggaran daerah, alokasi anggaran pendidikan diartikan sebagai besaran anggaran yang disediakan untuk membiayai pendidikan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat dan pendapatan daerah. mengharuskan dialokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD.

  Tindak lanjut dari proses penganggaran adalah pelaksanaan atas anggaran yang telah dialokasikan per satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sesuai dengan apa yang telah disusun menjadi APBD. Dalam hal ini, yang ditindaklanjuti adalah realisasi terhadap kegiatan yang sudah direncanakan untuk dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan realisasi anggaran pendidikan adalah menindak lanjuti rencana keuangan yang tertuang dalam angaran pendidikan sesuai dengan alokasi dana yang telah tertuang di dalam APBD.

  Dalam Qanun No.5/2008 tentang penyelenggaraan Pendidikan Aceh, Pemerintah Aceh mengatur pengelolaan dana pendidikan. Sumber pendanaan pendidikan di Aceh berasal dari transfer pemerintah pusat dan pendapatan asli daerah, selain itu Pemerintah Aceh juga mengalokasikan dana yang bersumber dari bagi hasil migas sebesar 30% sebagai dana pendidikan. Selanjutnya pada pasal 51 Qanun No.5/2008 Pemerintah Aceh juga mengalokasikan pemanfaatan dana otonomi khusus sekurang-kurangnya 20% dari anggaran yang di terima untuk membiayai program pembangunan pendidikan dalam rangka pelaksanaan Rencana Strategis Pendidikan Aceh.

  Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran

  mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi penyerapan anggaran yaitu faktor individu, organisasi dan psikologis. Faktor individu terkait pada bagaimana seorang pegawai yang menangani langsung anggaran memberikan kinerja dalam pelaksanaan tugasnya. Seringkali pegawai yang tidak memiliki kompetensi yang memadai menduduki jabatan penting dan diberikan tanggungjawab terhadap realisasi anggaran. Faktor organisasi juga menentukan bagaimana anggaran itu disusun melalui perencanaan yang tepat sehingga dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya. Faktor psikologis ikut mempengaruhi penyerapan anggaran. Dimana tekanan dari pihak luar juga memberikan kontribusi terhadap penyerapan anggaran.

  Fator lainnya yang mempengaruhi penyerapan anggaran adalah faktor administrasi dan SDM, perencanaan, dan pengadaan barang dan jasa. Administrasi yang baik dan terorganisir akan membantu penyerapan anggaran yang lebih baik. Faktor perencanaan juga seringkali mengganggu penyerapan anggaran. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyusun anggaran, seringnya terjadi mutasi pejabat pengelola keuangan, serta seringnya terabaikan jadwal perencanaan anggaran yang ditetapkan dalam DIPA. Dari segi pengadaan barang dan jasa, hal yang seing menjadi kendala yaitu kurangnya kemauan pegawai untuk menjadi panitia pengadaan barang dan jasa yang disebabkankan besarnya tanggungjawab dan resiko yang ditanggung besarnya intervensi dari atasan membuat panitia kurang leluasa dalam menjalankan tugas (Priatno, 2013).

  METODE PENELITIAN Desain Penelitian

  Sekaran (2006:152) menyatakan bahwa desain penelitian merupakan rencana dan struktur peneliti yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Rencana penelitian merupakan program menyeluruh dari penelitian meliputi hal-hal yang akan dilakukan peneliti mulai dari membangun hipotesis dan implikasinya secara profesional sampai kepada analisis data. Desain penelitian melibatkan serangkaian pilihan yang sangat tergantung seberapa hati-hati peneliti memilih berbagai alternatif desain yang dapat memenuhi tujuan dari penelitian.

  Populasi dan Sampel Penelitian

  Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek HASIL PEMBAHASAN yang mempunyai kualitas dan karakteristik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Realisasi

  Anggaran Belanja Pendidikan di Provinsi

  tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

  Aceh

  mempelajari dan kemudian ditarik Realisasi anggaran belanja pendidikan kesimpulannya (Sugiyono, 2007:72). Populasi merupakan besaran anggaran yang terealisasi dalam penelitian ini adalah seluruh penerima dibandingkan dengan anggaran yang beasiswa yang bersumber dari APBA tahun dialokasikan. Penyerapan realisasi anggaran anggaran 2011-2012 yaitu sebanyak 453 orang, tidak hanya diukur berdasarkan seberapa besar serta pegawai yang berada di lingkup LPSDMA anggaran tersebut dapat terserap, namun juga dan terkait dengan proses penyaluran bantuan mengukur efesiensi anggaran serta efektivitas pendidikan dan beasiswa sebanyak 24 orang. anggaran tersebut. Untuk mengetahui pengaruh Sehingga populasi dalam penelitian ini variabel bebas yaitu perencanaan (X 1 ), faktor teknis (X 4 ), koordinasi (X 5 ) dan

  Peralatan Analisis Data

  Untuk menganalisis data digunakan Pengadaan barang dan jasa (X 6 ) terhadap metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pada realisasi anggaran belanja pendidikan di metode kualitatif, semua data yang terkumpul Provinsi Aceh Aceh (Y). dianalisis secara kualitatif berdasarkan pendapat

   Dalam penelitian diperoleh nilai konstanta para ahli sebagai landasan teori. Kuesioner sebesar 1,788, artinya bilamana faktor yang telah diisi oleh responden dikuantitatifkan perencanaan (X 1 ), peraturan (X 2 ), sumber terlebih dahulu sehingga menghasilkan daya manusia (X 3 ), Faktor teknis (X 4 ), keluaran-keluaran berupa angka yang koordinasi (X 5 ) dan Pengadaan barang dan selanjutnya dianalisis melalui program SPSS jasa (X 6 ), dianggap konstan, maka realisasi (Statistical Package for Sosial Science). Untuk anggaran belanja pendidikan di Provinsi menganalis data dilakukan pengujian data dan

  Aceh Aceh adalah sebesar 1,788 pada pengujian hipotesis. satuan skala likert atau realisasi anggaran

  Dalam menganalisis data perlu belanja pendidikan yang terjadi di di dilakukan uji validitas dan uji reabilitas. Kedua Provinsi Aceh masih rendah. pengujian ini dilakukan untuk mengetahui regresi untuk variabel

   Koefisien apakah alat ukur yang digunakan sesuai dengan 1 perencanaan (X ) sebesar 0,073, artinya yang diukur dan juga melihat konsistensi data setiap 100% perubahan dalam variabel yang dikumpulkan. Suatu penelitian yang dapat perencanaan akan meningkatkan realisasi dipercaya sangat ditentukan oleh alat anggaran belanja pendidikan pada di pengukuran yang digunakan untuk variabel

  Provinsi Aceh Aceh sebesar 7,3% dengan yang diteliti. 2 asumsi variabel peraturan (X ), sumber daya manusia (X 3 ), Faktor teknis (X 4 ), koordinasi (X 5 ) dan Pengadaan barang dan jasa (X 6 ) di anggap konstan.  Koefisien regresi untuk variabel peraturan

  (X 2 ) sebesar 0,036, artinya setiap 100% perubahan (perbaikan) dalam variabel peraturan secara relatif akan meningkatkan realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh sebesar 3,6% dengan asumsi variabel perencanaan (X 1 ), sumber daya manusia (X 3 ), Faktor teknis (X 4 ), koordinasi (X 5 ) dan Pengadaan barang dan jasa (X 6 ) di anggap konstan.  Koefisien regresi untuk variabel Sumber Daya Manusia (X 3 ) sebesar 0,155, artinya setiap 100% perubahan (perbaikan) dalam variabel sumber daya manusia secara relatif akan meningkatkan realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh sebesar 15,5% dengan asumsi perencanaan (X 1 ), peraturan (X 2 ), Faktor teknis (X 4 ), koordinasi (X 5 ) dan Pengadaan barang dan jasa (X 6 ) di anggap konstan.

   Koefisien regresi untuk variabel Faktor Teknis (X 4 ) sebesar 0,018, artinya setiap 100% perubahan (perbaikan) dalam variabel Faktor teknis secara relatif akan meningkatkan realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh sebesar 1,8%, dengan asumsi variabel perencanaan (X 1 ), peraturan (X 2 ), sumber daya manusia (X 3 ) dan koordinasi (X 5 ) di anggap konstan.  Koefisien regresi untuk variabel Koordinasi (X 5 ) sebesar 0,105. Artinya setiap 100% perubahan (perbaikan) dalam variabel koordinasi secara relatif akan meningkatkan realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh sebesar 10,5%, dengan asumsi variabel perencanaan (X 1 ), peraturan (X 2 ), sumber daya manusia (X 3 ) dan Faktor teknis (X 4 ) di anggap konstan.  Koefisien regresi untuk variabel pengadaan barang dan jasa (X 6 ) sebesar 0,168. Artinya setiap 100% perubahan (perbaikan) dalam variabel koordinasi secara relatif akan meningkatkan realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh sebesar 16,8%, dengan asumsi variabel perencanaan (X 1 ), peraturan (X 2 ), sumber daya manusia (X 3 ),

  Faktor teknis (X 4 ) dan koordinasi (X 5 ) di anggap konstan.  Koefisien Korelasi dan Determinasi

  Koefisien korelasi (R)

  Berdasarkan dari output komputer di atas maka diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,846 dimana dengan nilai tersebut terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebesar 84,6%. Artinya realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh erat hubungannya dengan faktor-faktor perencanaan (X 1 ), peraturan (X 2 ), sumber daya manusia (X 3 ), Faktor teknis (X 4 ), koordinasi (X 5 ) dan Pengadaan barang dan jasa (X 6 ). Hal ini mengindikasikan bahwa dari lima indikator pelayanan yang diteliti ternyata mempunyai hubungan yang erat terhadap realisasi anggaran belanja pendidikan pada di Provinsi Aceh.

  Koefisien Determinasi (R²) Sementara itu hasil dari koefisien 5.

  Faktor teknis berpengaruh terhadap determinasi yang diperoleh dengan nilai realisasi anggaran belanja pendidikan di sebesar 0,715 bermakna bahwa sebesar Provinsi Aceh. 71,5% perubahan-perubahan dalam variabel 6.

  Koordinasi berpengaruh terhadap realisasi terikat (realisasi anggaran belanja anggaran belanja pendidikan di Provinsi pendidikan di Provinsi Aceh Aceh) dapat Aceh. dijelaskan oleh perubahan-perubahan dalam 7. 1 terhadap realisasi anggaran belanja Pengadaan barang dan jasa berpengaruh faktor-faktor perencanaan (X ), peraturan (X 2 ), sumber daya manusia (X 4 5 3 ), Faktor pendidikan di Provinsi Aceh. teknis (X ), koordinasi (X ) dan Pengadaan 6 barang dan jasa (X ). Sedangkan selebihnya Keterbatasan sebesar 28.5% dijelaskan oleh faktor-faktor 1.

  Salah satu kelemahan penelitian ini adalah di atas. Dengan demikian dari lima berdasarkan anggaran belanja pendidikan, indikator tersebut mempunyai pengaruh dimama mereka memberikan jawaban yang kuat dalam meningkatkan realisasi berdasarkan pernyataan dalam bentuk anggaran belanja pendidikan pada di kuesioner. Provinsi Aceh.

  2. Data yang dianalisis dalam penelitian ini menggunakan instrumen, yaitu kuesioner

KESIMPULAN DAN SARAN

  sehingga kesimpulan yang diambil hanya

  Kesimpulan

  berdasarkan pada data yang dikumpulkan 1. Bahwa perencanaan, peraturan, sumber melalui kuesioner. Sehingga akan daya manusia, teknis, koordinasi dan menimbulkan masalah jika jawaban pengadaan barang dan jasa berpengaruh responden berbeda dengan keadaan terhadap realisasi anggaran belanja sesungguhnya. Keadaan seperti ini pendidikan di Provinsi Aceh. merupakan hal yang tidak dapat 2. Perencanaan yang dilakukan berpengaruh dikendalikan karena diluar kemampuan terhadap realisasi anggaran belanja peneliti pendidikan di Provinsi Aceh.

  Saran-saran 3.

  Peraturan berpengaruh terhadap realisasi

1. Untuk meningkatkan realisasi anggaran

  anggaran belanja pendidikan di Provinsi belanja pendidikan di Provinsi Aceh, maka Aceh. faktor mekanisme perencanaan perlu 4. Sumber daya manusia berpengaruh mendapatkan perhatian dari pimpinan, agar terhadap realisasi anggaran belanja realisasi anggaran belanja pendidikan di pendidikan di Provinsi Aceh.

  Provinsi Aceh dapat berjalan dengan baik.

  2. Variabel mekanisme perencanaan anggaran

  Priatno, A, P. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Pada Satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Blitar. Policy Paper Pusat Kebijakan APBN.

  Pemerintah Aceh. Warta Aceh. 2012. Nyan, Anggota Dewan Usul Bentuk Pansus Beasiswa.

  Bandung: CV.Alfabeta. The Globe Journal. 2012. Mahasiswa Aceh di Taiwan Keluhkan Pelayanan Beasiswa

  34 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis .

  Jurnal Ekonomi Volume XXV No. 2.Hal 15-

  Suhipna, D. dan Winarti, 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Penyerapan Anggaran Di Wilayah Kerja Kppn Sragen.

  Simanjuntak, J, Payaman. 2005, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

  Sekaran, Uma. 2006. Risearcch Methods for Bussines . Edisi 4 buku 1. Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: PT.Salemba Empat.

  Pedoman Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD.

  _____, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. _____, Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 tentang

  33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

  _____, Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor

  Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

  Jakarta: Bumi Aksara. Republik Indonesia,

  Rahayu, Ani Sri. 2011. Pengantar Kebijakan Fiskal.

  2012 tentang Pemberian Hibah dan Bantuan sosial.

  juga harus mendapatkan perhatian dari pimpinan agar realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh dapat berjalan dengan baik, karena tanpa adanya mekanisme anggaran yang baik dikhawatirkan realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh tidak akan tercapai.

  _____, Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Aceh. _____, Peraturan Gubernur Aceh Nomor 5 Tahun

  Pemerintah Aceh, Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus

  Policy Paper Pusat Kebijakan APBN.

  Nugroho, M, Adi. 2013. Analisis Faktor Faktor- Faktor Yang Menyebabkan Penumpukan Pencairan Dana APBN Di Akhir Tahun.

  Pendekatan Terapan , PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

  Tesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Malhotra K. Naresh, (2005) Riset Pemasaran

  1. No.2. Hal. 66-78 Miliasih, Retno. 2012. Analisis Keterlambatan Penyerapan Anggaran Belanja Satuan Kerja Kementerian/Lembaga TA 2010 di Wilayah Pembayaran KPPN Pekanbaru .

  Jurnal Manajemen Teori dan Terapan. Vol.

  Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta.

  Tesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kuncoro, Haryo. 2008. Variansi Anggaran dan Realisasi Anggaran Belanja Studi Kasus

  PPS-UNSYIAH. Tesis Herriyanto, Hendris. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlambatan Penyerapan Anggaran Belanja pada Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di Wilayah Jakarta .

   diakses 10 januari 2013) Andalia, Dian. 2012. Pengaruh Varian Pendapatan dan Varian Belanja Terhadap Sisa Anggaran di Kabupaten/Kota se Aceh.

  DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdullah, Syukriy. 2012. Variansi Anggaran Pendapatan dan Variansi Anggaran Daerah.

  Untuk mendukung realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh, maka variabel sumber daya manusia, faktor teknis penyaluran, koordinasi antara lembaga dan pengadaan barang dan jasa perlu dipertahankan, dalam rangka menjamin bahwa realisasi anggaran belanja pendidikan di Provinsi Aceh tepat sasaran dan tepat waktunya.

  eh.com/nyan-anggota- dewan-usul-bentuk-pansus beasiswa /index.php, diakses 1 februari 2013)

  Yustika, Ahmad Erani. 2012. Perekonomian Indonesia : Catatan Dari Luar Pagar. Malang: Bayumedia Publishing.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TENGGARA

0 0 13

ANALISIS PENGGUNAAN ANGGARAN BIAYA ADMINISTRASI UMUM DAN EFISIENSI TERHADAP PENINGKATAN KINERJA SUPERVISOR (Studi Kasus pada PT. Lautan Teduh Interniaga Bandar Lampung) Chairul Anwar, Universitas Bandar Lampung Yunita Sari, Universitas Bandar Lampung Tina

0 7 14

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN UTANG SEBAGAI PEMODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2008-2012 Dewi Maya Sari1 , Muhammad Arfan2 , Said Musnadi

0 0 9

PENGARUH PRINSIP BAGI HASIL,TINGKAT PENDAPATAN, RELIGIUSITAS DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN MENABUNG NASABAH PADA BANK SYARIAH DI BANDA ACEH

0 0 8

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE KEUANGAN DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP MANIPULASI AKTIVITAS RIIL (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014)

2 5 11

PENGARUH POLITIK ANGGARAN DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PROSES PENYUSUNAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Aceh)

0 0 10

PENGARUH POTENSI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH, PENETAPAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENGAWASAN PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PENCAPAIAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA INSTANSI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

0 1 9

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE BERBASIS E-GOVERNMENT DAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN KINERJA SATUAN KERJA PEMERINTAH ACEH

0 0 14

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, OTONOMI KERJA, DAN TEKANAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BANDAR LAMPUNG (Study Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Bandar Lampung) Yunus Fiscal , Universitas Bandar Lampung Syilvya, Universitas Ban

0 0 18

PENGARUH SISA ANGGARAN, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA MODAL BIDANG PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN PEKERJAAN UMUM (Studi pada Perubahan Anggaran Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Aceh)

1 1 14