Pengaruh Imbangan Aquadest dalam Pembuatan Sabun Mandi Cair Berbahan Virgin Coconut Oil (VCO)

Pengaruh Imbangan Aquadest dalam Pembuatan Sabun Mandi Cair Berbahan Virgin Coconut Oil (VCO)

1 Asri Widyasanti 2

, Cindy Almas Ramadha

Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran Alamat : Jl. Bandung Sumedang km 21, Jatinangor, Sumedang, 40600 Email: asri.widyasanti@unpad.ac.id.

ABSTRAK

Sabun merupakan surfaktan yang digunakan bersama air untuk membersihkan atau mencuci yang tersedia dalam bentuk padat dan cair. Bahan baku sabun mandi cair menggunakan minyak kelapa murni (VCO) . Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun mandi cair, mencari jumlah imbangan aquadest yang terbaik dalam pembuatan sabun mandi cair, dan mengetahui perbandingan mutu sabun mandi cair yang dihasilkan terhadap karakteristik sabun mandi cair. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental desain laboratorium dengan analisis deskriptif dengan pembuatan sabun metode panas. Perlakuan pada penelitian ini dengan perbedaan imbangan aquadest yang diberikan untuk pembuatan sabun mandi cair berbahan minyak kelapa murni yaitu A = sabun mandi cair dengan imbangan aquadest : pasta sabun (1:1),

B = sabun mandi cair dengan imbangan aquadest : pasta sabun (2:1), dan C = sabun mandi cair dengan imbangan aquadest : pasta sabun (3:1) dari 200 gram basis sabun. Pengamatan pada sabun mandi cair antara lain sifat fisik sabun, sifat kimia sabun, dan uji organoleptik. Hasil analisis menunjukan bahwa semua formula sabun mandi cair memenuhi persyaratan berdasarkan SNI sabun mandi cair 06-4085-1996. Formula sabun mandi cair dengan perlakuan C (sabun mandi cair dengan imbangan aquadest : pasta sabun (3:1)) merupakan produk terbaik secara keseluruhan. Hasil analisis sabun mandi cair pada perlakuan C adalah bobot jenis 1,055, kadar alkali bebas 0,0073 %, nilai pH 9,07 , nilai angka lempeng total 1× 10 koloni/g, nilai viskositas 3400 cPs , dan nilai stabilitas busa 27,66%. Sehingga teknologi proses pembuatan sabun mandi cair dengan minyak kelapa murni dengan imbangan aquadest yang terbaik dapat dikembangkan dan diaplikasikan pada skala rumah tangga dan industri.

Kata kunci: Imbangan Aquadest, Minyak Kelapa Murni, Sabun Cair, Mutu Sabun

ABSTRACT

Soap is a surfactant that is used together with water to clean or wash in the form of solid and liquid. The raw material of liquid soap is virgin coconut oil (VCO). These research aims were to produce the formulation of liquid soap, to find the best aquadest addition in diluting liquid soap, and to compare the quality of liquid soap that being produced to its characteristics. The research methods used was an experimental laboratory with descriptive analysis using hot process soap making. The treatment of this research performed a different amount of aquadest in creating the liquid soap using virgin coconut oil based. There were three treatments applied, treatment A = liquid soap with aquadest ratio: based soap of 1:1, B = liquid soap with aquadest ratio: based soap of 2:1, and C = liquid soap with aquadest ratio: based soap of 3:1 from 200 grams of soap base. The parameter observed were included physical characteristics, chemical characteristics, and organoleptic. The result showed that all liquid soap formulas met the requirements according to liquid soap standards SNI 06-4085-1996. The liquid soap formulas with treatment C (liquid soap with aquadest ratio: based soap of 3:1) revealed the best liquid soap amongst all treatments. The organoleptic test indicated that treatment C had the high general preferences 43%. Meanwhile, the physicochemical characteristics of the treatment C were 1.055 of specific gravity, free alkaline value of 0.0073%, pH value of 9.07, the total plate count value of 1 CFU/g, viscosity value of 3400 cPs, and foam stability value of 27.66%. The technological process of liquid soap making using virgin coconut oil based with the best amount of an aquadest addition could be developed and be applied on soap handmade household and industrial scale.

Keywords : Aquadest ratio, Virgin Coconut Oil (VCO),Liquid Soap, Soap Quality

Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

1. PENDAHULUAN

reaksi saponifikasi (tersabunkan), yang Seiring

dimana gabungan antara lemak atau minyak pertumbuhan penduduk di Indonesia maka

dengan

meningkatnya

dengan senyawa alkali akan membentuk meningkat pula permintaan akan barang-

pasta sabun. Pasta merupakan sediaan semi barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-

padat yang mengandung satu atau lebih hari. Berdasarkan hasil Sunsenas September

bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian 2015 Badan Pusat Statistik, persentase rata-

topikal (Anief, 1993).

rata pengeluaran per kapita sebulan dalam VCO memiliki beberapa keunggulan yang rupiah dengan jenis pengeluaran bukan

dimiliki dan bersifat mudah tersaponifikasi makanan di wilayah perkotaan lebih besar

sehingga menjadi bahan baku yang akan dibandingkan jenis pengeluaran makanan

digunakan. VCO merupakan minyak kelapa yaitu sebesar 54,21% dari total pengeluaran.

murni yang berasal dari olahan buah kelapa Jenis barang kebutuhan bukan makanan

(Cocos nucifera). VCO dapat diekspor bermacam–macam salah satunya adalah

sebagai buah segar maupun produk sabun.

olahanya dengan nilai ekspor yang Sabun merupakan surfaktan yang

menjanjikan dan mempunyai peluang yang digunakan bersama air untuk membersihkan

besar untuk dikembangkan. Pembuatan VCO atau mencuci yang tersedia dalam bentuk

dilakukan pemurnian dengan cara pencucian padat dan cair. Dilihat dari segi kimia sabun

air, pengendapan, adalah garam dari asam lemak atau minyak

menggunakan

penyaringan, dan sentrifugasi. Beberapa dan basa (natrium hidroksida atau kalium

keunggulan minyak VCO yaitu kandungan hidroksida). Reaksi yang terjadi disebut

asam laurat tinggi mencapai 50%, kandungan reaksi penyabunan atau saponifikasi (Satrias,

asam kapriat 7%, komposisi asam lemak 2010). Semakin beragamnya kebutuhan dan

rantai mediumnya tinggi dan berat selera konsumen, produk sabun pun kini

molekulnya rendah (Sutarmi, et al. 2006). sangat bervariasi, seperti sabun opaque,

VCO diperoleh dari kelapa yang sudah tua sabun cair, dan sabun transparan . Sabun

tanpa pemanasan, tanpa bahan kimia opaque adalah jenis sabun mandi biasa yang

apapun, diproses secara sederhana sehingga berbentuk padat dan tidak transparan, sabun

diperoleh minyak kelapa murni yang cair adalah sabun mandi yang berbentuk cair,

berkualitas tinggi (Alamsyah, 2005). sedangkan sabun transparan adalah jenis

Asam laurat merupakan asam lemak sabun untuk muka dan untuk mandi yang

jenuh rantai sedang atau dalam istilah dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit

kesehatan lebih dikenal dengan medium dan

chain fatty acid (MCFA) (Cahyono, 2010). dibandingkan dengan jenis sabun yang lain

Asam laurat sangat diperlukan dalam (Hambali et al, 2005).

pembuatan sabun karena asam laurat Kelebihan lain dari sabun cair, pH sabun

merupakan asam lemak jenuh yang mampu cair lebih rendah daripada sabun padat (bar

memberikan sifat pembusaan yang sangat soap) sehingga kulit memiliki tingkat

baik untuk produk sabun. Penggunaan asam kelembaban tinggi. Selain itu daya bersih

bahan baku akan sabun cair cukup tinggi sehingga harus lebih

laurat

sebagai

menghasilkan sabun dengan kelarutan yang diperhatikan penggunaannya untuk kulit yang

tinggi dan karakteristik busa yang baik sensitif (Atik, 2013). Sabun yang berkualitas

(Shrivastava, 1982). Kandungan asam laurat baik dapat dipengaruhi oleh bahan baku yang

yang tinggi menyebabkan VCO berkhasiat digunakan. Bahan baku utama dalam

untuk menyehatkan tubuh, karena asam pembuatan sabun adalah lemak atau minyak

lemak laurat dalam tubuh bermanfaat dan senyawa alkali. Reaksi yang terjadi yaitu

sebagai antibiotik serta dapat meningkatkan

Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

metabolisme tubuh. Penggunaan bahan plate count agar (PCA), buffered peptone alami ini diharapkan dapat menggantikan

water (BPW), dan alkohol 70%. penggunaan bahan aktif sintetik yang masih

Tempat dan Waktu Penelitian

digunakan pada sabun yang beredar luas di Penelitian ini dilaksanakan pada bulan pasaran. Konsentrasi pelarutan sabun cair

April 2016 hingga November 2017, dengan biasanya dilakukan 15%-40%, hal ini

bertempat di Laboratorium Pasca Panen dan penting dalam menentukan mutu sabun cair.

Teknologi Proses, Laboratorium Kimia Jika pasta sabun dilarutkan dengan aquades

Pangan, Laboratorium Uji dan Laboratorium kurang dari 15% maka busanya menjadi

Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi semakin sedikit dan kemampuan untuk

Industri Pertanian Universitas Padjadjaran. membersihkannya juga semakin berkurang.

Metode Penelitian

Jika pasta sabun dilarutkan lebih dari 40% Metode penelitian yang digunakan dalam biasanya larutan sabun cair kembali lagi

penelitian ini adalah metode eksperimental menjadi padat.

laboratorium dengan menggunakan analisis Untuk mendapatkan mutu sabun mandi

deskriptif. Metode tersebut merupakan cair yang diinginkan maka perlu dilakukan

bagian dari statistika yang mempelajari cara penelitian ini dengan memperhatikan

pengumpulan data dan penyajian data dan imbangan

metode rekapitulasi hasil akhir menggunakan pembuatan sabun mandi cair. Syarat mutu

metode kuantitatif pembobotan. sabun mandi cair yang ditetapkan Standar

Prosedur Pembuatan Sabun Mandi Cair

Nasional Indonesia (SNI) sabun yang

pembuatan sabun mandi mencakup sifat kimiawi dari sabun mandi,

Teknik

dilakukan dengan metode pembuatan sabun yaitu pH, alkali bebas dihitung sebagai KOH,

dengan proses pemanasan (hot process). bahan aktif, dan bobot jenis sabun. Sifat fisik

Hasil akhir pada penelitian yang telah sabun mandi cair meliputi bentuk, bau, dan

dilakukan dengan pembuatan sabun mandi warna (SNI,1996).

minyak kelapa murni (VCO) diperoleh basis sabun ± 300 gram.Tahapan pembuatan pada

2. BAHAN DAN METODE

proses pembuatan sabun mandi cair ini

Alat dan Bahan

persiapan bahan baku Alat yang digunakan yaitu timbangan digital,

diantaranya

pembuatan sabun mandi cair, pembuatan beaker glass, gelas ukur, kompor listrik,

sabun mandi cair dengan formulasi yang batang pengaduk, piknometer, pH indicator,

sesuai, pengujian mutu sabun mandi cair dan pH meter, vortex meter, tabung reaksi, Slow

yang terakhir adalah menganalisis data. cooker, pipet ukur, pipet volume, pisau,

Pada proses pembuatan sabun mandi cair gunting, timbangan analitis, tabung reaksi,

ini diberikan imbangan aquadest : pasta cawan petri, penangas air 45 ± 1℃, lemari

sabun yang berbeda. Perlakuan sabun mandi pengeram 36 ± 1℃, alat penghitung koloni

cair minyak kelapa murni dapat diberikan (colony counter), oven, cawan, erlenmeyer

sebagai berikut :

asah, thermometer digital, masker dan Perlakuan A = Sabun mandi cair dengan sarung tangan. Bahan yang digunakan pada

imbangan aquadest : pasta sabun (1 : 1), saat penelitian antara lain yaitu minyak

Perlakuan B = Sabun mandi cair dengan kelapa murni (VCO) yang didapatkan dari

imbangan aquadest : pasta sabun (2 : Balai Besar Industri Agro di Bogor. Bahan –

= Sabun mandi cair bahan kimia yang digunakan yaitu Kalium

1),Perlakuan C

dengan imbangan aquadest : pasta sabun (3 hydroxide (KOH) 30%, gliserin, aquadest,

propilena glikol, coco-DEA, etanol 96%, phenolphtalein (PP), aseton, dietil eter, media

Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

Persiapan Bahan Baku Sabun

Pembuatan sabun mandi cair basis Tahap awal dalam penelitian ini adalah

minyak kelapa murni ini dilakukan dengan mempersiapkan

metode hot process. Diagram proses pembuatan sabun cair. Bahan pembuatan

bahan-bahan

untuk

pembuatan sabun mandi cair disajikan pada sabun mandi cair dapat disajikan pada Tabel

gambar 1.

Metode Analisis Sabun Mandi Cair

Tabel 1. Bahan Pembuatan Sabun Mandi Cair Metode analisis sabun mandi cair yang

No Bahan Jumlah

Fungsi

akan dilakukan yaitu uji sifat fisik sabun, dan

(g)

uji sifat kimia sabun dan uji organoleptik. 1. Minyak VCO

Pengujian sifat fisik sabun meliputi bobot Kalium

75 Surfaktan

jenis, viskositas dan stabilitas busa. Hidroksida

2. Pengukuran uji sifat kimia, yang diamati (KOH) 30

Alkali bebas

% antara lain kadar alkali bebas, dan derajat 3. Gliserin

Humektan

keasaman (pH) yang terkandung pada sabun

4. Propilena 22,5 yang dihasilkan. Uji sifat kimia tersebut Glikol

SNI 06-4085-1996

mengenai standar mutu sabun mandi cair.Uji

organoleptik yang dilakukan yaitu berupa 111,15,

Surfaktan

aroma, kekentalan, banyak busa/stabilitas 6. Aquadest

busa, warna sabun, dan rasa kesat. 335,79

Pelarut

Minyak VCO

Larutan KOH Pencampuran I

Aquadest:past

a sabun (b/b) = 1:1, 2:1, 3:1)

Pencampuran II

Gliserin (10,25 g)

PG(22,5 g)

(60-75℃)

120-480 menit

Coco-DEA

Pencampuran III

Uji Organoleptik (aroma, viskositas, banyak busa, warna sabun, kesan saat dan setelah pemakaian)

Sabun

Uji sifat fisik sabun (Bobot Jenis SNI 06-4085-

Cair

1996, Viskositas, Stabilitas busa) Uji sifat kimia sabun (Alkali bebas, nilai pH SNI

06-4085-1996

Uji Angka Lempeng Total (SNI 06- 4085-1996)

Pengemasan dan Pengkondisian 24 jam

(25-40℃/ suhu ruang)

Gambar 1. Diagram Proses Pembuatan Sabun Mandi Cair

Jurnal Ilmu Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat Fisik Sabun Mandi Cair

bahan baku yang ditambahkan ke dalam bahan baku yang ditambahkan ke dalam

formulasi sabun mandi cair, maka bobot jenis formulasi sabun mandi cair, maka bobot jenis Hasil pengukuran menunjukkan bobot Hasil pengukuran menunjukkan bobot

1. Bobot Jenis

produk sabun yang dihasilkan akan semakin produk sabun yang dihas jenis pada sabun mandi cair terendah dimiliki jenis pada sabun mandi cair terendah dimiliki

tinggi. Gambar 2 menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa pada sabun mandi cair perlakuan B (sabun pada sabun mandi cair perlakuan B (sabun

semakin bertambahnya imbangan aquadest, semakin bertambahnya imbangan aquadest, mandi cair dengan imbangan aquadest : mandi cair dengan imbangan aquadest :

maka nilai bobot jenis yang dihasilka maka nilai bobot jenis yang dihasilkan pasta sabun (2:1)) yaitu sebesar 1,040. Nilai (2:1)) yaitu sebesar 1,040. Nilai

semakin menurun.Hal ini disebabkan karena semakin menurun.Hal ini disebabkan karena bobot jenis tertinggi pada sabun mandi cair bobot jenis tertinggi pada sabun mandi cair

peningkatan jumlah aquadest jumlah aquadest menyebabkan ditunjukkan pada sabun mandi cair perlakuan ditunjukkan pada sabun mandi cair perlakuan

nilai kekentalannya turun sehingga turut nilai kekentalannya turun sehingga

A (sabun mandi cair imbangan aquadest : A (sabun mandi cair imbangan aquadest : mempengaruhi nilai bobot jenis pada sabun. mempengaruhi nilai bobot jenis pada sabun. pasta sabun (1:1)) yaitu mencapai 1,099 pasta sabun (1:1)) yaitu mencapai 1,099

Pada sabun Perlakuan B (sabun mandi Pada sabun Perlakuan B (sabun mandi Untuk nilai bobot jenis pada sabun mandi cair Untuk nilai bobot jenis pada sabun mandi cair

cair dengan imbangan aquadest : pasta cair dengan imbangan aquadest : pasta

X (sabun mandi cair pembanding) memiliki mandi cair pembanding) memiliki sabun (2:1)) nilai bobot jenis lebih rendah nilai bobot jenis lebih rendah nilai yang hampir sama dengan sabun mandi nilai yang hampir sama dengan sabun mandi

dibandingan sabun perlakuan C (sabun dibandingan sabun perlakuan C (sabun cair perlakuan B yaitu sebesar 1,047. cair perlakuan B yaitu sebesar 1,047.

mandi cair dengan imbangan aquadest : mandi cair dengan imbangan aquadest : Pengukuran bobot jenis dalam sabun mandi dalam sabun mandi

pasta sabun (3:1)), hal ini disebabkan pada pasta sabun (3:1)), hal ini disebabkan pada cair dapat dilihat pada Gambar 2 2. saat saat

pengujian pengujian

bobot bobot jenis jenis sabun sabun

menggunakan piknometer sampel sabun menggunakan piknometer sampel sabun

mudah membentuk gelembung udara mudah membentuk gelembung udara

nis 1.080

sehingga bobot sampel yang ditimbang akan gga bobot sampel yang ditimbang akan

Je 1.060

menjadi berkurang dan dapat mempengaruhi menjadi berkurang dan dapat mempengaruhi

nilai bobot jenis yang dihasilkan. nilai bobot jenis yang dihasilkan.

2. Viskositas

A B C C X Analisis viskositas pada penelitian ini Analisis viskositas pada penelitian ini

Perlakuan Sabun Perlakuan Sabun

menggunakan viskometer menggunakan viskometer brookfield dengan spindel no 61, pada kecepatan yang spindel no 61, pada kecepatan yang

Gambar 2. Pengukuran nilai bobot jenis . Pengukuran nilai bobot jenis digunakan yaitu 3, 6, dan 12 dengan 3, 6, dan 12 dengan dalam sabun mandi cai sabun mandi cair.

2 2 kali. kali. Hasil Hasil analisis analisis Keterangan:

pengulangan pengulangan

menunjukan menunjukan

bahwa bahwa

viskositas viskositas yang yang

A : Sabun mandi cair dengan imbangan bun mandi cair dengan imbangan dihasilkan berkisar antara 3400 dihasilkan berkisar antara 3400 – 14900 cPs. aquadest : pasta sabun (1:1) aquadest : pasta sabun (1:1)

Nilai viskositas cenderung menurun dengan rung menurun dengan abun mandi cair dengan imbangan B : Sabun mandi cair dengan imbangan

penambahan imbangan aquadest. Nilai imbangan aquadest. Nilai aquadest : pasta sabun (2:1) aquadest : pasta sabun (2:1)

viskositas tertinggi dicapai oleh sabun mandi viskositas tertinggi dicapai oleh sabun mand abun mandi cair dengan imbangan C : Sabun mandi cair dengan imbangan

cair pada perlakuan A (sabun mandi cair cair pada perlakuan A (sabun mandi cair aquadest : pasta sabun (3:1) aquadest : pasta sabun (3:1)

dengan imbangan aquadest : pasta sabun dengan imbangan aquadest : pasta sabun : Sabun mandi cair pembanding X : Sabun mandi cair pembanding

(1:1)) yaitu sebesar 14900 cPs, sedangkan (1:1)) yaitu sebesar 14900 cPs, sedangkan nilai viskositas pada sabun mandi cair yang nilai viskositas pada sabun mandi cair yang

Berdasarkan hasil pengukuran bobot Berdasarkan hasil pengukuran bobot terendah terdapat pada sabun mandi cair terendah terdapat pada sabun mandi cair jenis pada sabun mandi cair yang dilakukan, jenis pada sabun mandi cair yang dilakukan,

perlakuan C (sabun mandi cair dengan perlakuan C (sabun mandi cair dengan semua formula sabun mandi cair memenuhi semua formula sabun mandi cair memenuhi

imbangan aquadest : pasta sabun (3:1)) yaitu adest : pasta sabun (3:1)) yaitu Standar Nasional Indonesia untuk sediaan Standar Nasional Indonesia untuk sediaan

sebesar 3400 cPs. Hubungan antara sebesar 3400 cPs. Hubungan antara sabun cair, yaitu 1,01 – 1,10. Nurhadi (2012) 1,10. Nurhadi (2012)

imbangan aqudest terhadap nilai viskositas imbangan aqudest terhadap nilai viskositas mengatakan bahwa semakin tinggi bobot emakin tinggi bobot

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Jurnal Ilmu Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

pada sabun mandi cair dapat dilihat pada cair dapat dilihat pada dalam sabun, maka nilai viskositas semakin dalam sabun, maka nilai viskositas semakin Gambar 3.

menaik, dan sebaliknya semakin banyak enaik, dan sebaliknya semakin banyak

kandungan air dalarn sabun maka nila kandungan air dalarn sabun maka nila

viskositas semakin menurun viskositas semakin menurun

3. Stabilitas Busa

Salah satu daya tarik sabun adalah Salah satu daya tarik sabun adalah

kandungan busanya. Perilaku konsumen kandungan busanya. Perilaku konsumen

0 menunjukkan bahwa mereka akan merasa menunjukkan bahwa mereka akan merasa

A B C X puas jika, sabun yang dipakai berbusa puas jika, sabun yang dipakai

Perlakuan Sabun Perlakuan Sabun

banyak. Analisis stabilitas busa bertujuan banyak. Analisis stabilitas busa bertujuan untuk mengetahui persentase busa yang untuk mengetahui persentase busa yang

Gambar 3. Pengukuran Viskositas Viskositas dalam sabun mandi cair.

masih tersisa dalam jangka waktu tertentu. masih tersisa dalam jangka waktu tertentu. Hasil uji stabilitas busa sabun mandi cair Hasil uji stabilitas busa sabun mandi cair

Dilihat dari Gambar 3, imbangan aquadest , imbangan aquadest menunjukkan persentase stabilitas busa menunjukkan persentase stabilitas busa mempengaruhi nilai viskositas pada sabun mempengaruhi nilai viskositas pada sabun

berkisaran antara 24,91 berkisaran antara 24,91 – 30,87 %. Hasil uji mandi cair. Semakin kecil imbangan mandi cair. Semakin kecil imbangan

stabilitas busa dapat dilihat pada Gamba stabilitas busa dapat dilihat pada Gambar 4. aquadestnya, maka semakin tinggi nilai aquadestnya, maka semakin tinggi nilai

viskositas pada sabun mandi cair dan viskositas pada sabun mandi cair dan

sebaliknya semakin banyak imbangan sebaliknya semakin banyak imbangan

aquadest yang digunakan, maka semakin 50.00 aquadest yang digunakan, maka semakin

Busa 40.00 30,87

kecil nilai viskositas pada sabun mandi cair. viskositas pada sabun mandi cair.

Hasil nilai viskositas pada penelitian ini Hasil nilai viskositas pada penelitian ini

menunjukkan tidak semua nilai memenuhi menunjukkan tidak semua nilai memenuhi

Stabil 10.00

standar umum untuk viskositas produk sabun 0.00 standar umum untuk viskositas produk sabun

A B B C mandi cair yaitu 400 – 4000 cPs (William, X 4000 cPs (William, 2002). Dari ketiga perlakuan sabun, yang 2002). Dari ketiga perlakuan sabun, yang

Perlakuan Sabun Perlakuan Sabun

telah memenuhi syarat merupakan sabun i syarat merupakan sabun Gambar 4. Pengukuran . Pengukuran stabilitasbusa dalam Perlakuan C (sabun mandi cair dengan Perlakuan C (sabun mandi cair dengan sabun mandi cair. sabun mandi cair

imbangan aquadest : pasta sabun (3:1)) imbangan aquadest : pasta sabun (3:1))

menghasilkan nilai viskositas sebesar 3400 menghasilkan nilai viskositas sebesar 3400 Busa yang tidak stabil disebabkan busa Busa yang tidak stabil disebabkan busa cPs. Jika dilihat nilai viskositas pada sabun cPs. Jika dilihat nilai viskositas pada sabun

tersebut lebih mudah pecah. Pecahnya busa tersebut lebih mudah pecah. Pecahnya busa mandi cair pembanding menghasilkan nilai mandi cair pembanding menghasilkan nilai

dikarenakan lapisan atau dinding busa dikarenakan lapisan atau dinding busa yang sesusai memenuhi syaratnya. ratnya.

menguap dan daya gravitasi menarik air gravitasi menarik air Viskositas suatu produk bergantung pada iskositas suatu produk bergantung pada

dibagian atas ke arah bawah. Semakin dibagian atas ke arah bawah. Semakin viskositas pelarut, konstribusi bahan terlarut, viskositas pelarut, konstribusi bahan terlarut,

sedikit molekul yang tidak cepat menguap, sedikit molekul yang tidak cepat menguap, dan integrasi dari keduanya. Pada penelitian dan integrasi dari keduanya. Pada penelitian

maka semakin mudah busa pengalami maka semakin mudah busa pengalami kali ini perlakuan yang diberikan yaitu dengan kali ini perlakuan yang diberikan yaitu dengan

penguapan sehingga lebih cepat pecah. Busa penguapan sehingga lebih cepat pecah. Busa penambahan imbangan aquadest. Karena penambahan imbangan aquadest. Karena

akan lebih stabil bila dilapisi oleh lapisan akan lebih stabil bila dilapisi oleh lapisan aquadest memiliki viskositas yang sangat aquadest memiliki viskositas y

yang tidak menguap dengan cepat s yang tidak menguap dengan cepat seperti rendah, rendah,

sabun atau lemak (Suryakusumah, 2006). sabun atau lemak (Suryakusumah, 2006). imbangan aquadest nilai viskositas dari hasil imbangan aquadest nilai viskositas dari hasil

maka maka dengan dengan

penambahan penambahan

Stabilitas busa pada sabun mandi cair Stabilitas busa pada sabun mandi cair pembuatan sabun mandi cair menghasilkan pembuatan sabun mandi cair menghasilkan

pada perlakuan B (sabun mandi cair pada pada perlakuan B (sabun mandi cair pada nilai menjadi menurun sesuai Gambar 3 menjadi menurun sesuai Gambar 3 yang

imbangan aquadest : pasta sabun (2:1)) imbangan aquadest : pasta sabun (2:1)) telah ada. Semakin sedikit kandungan air telah ada. Semakin sedikit kandungan air

Jurnal Ilmu Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

memiliki nilai paling kecil yaitu sebesar memiliki nilai paling kecil yaitu sebesar bebas dalam sabun mandi cair dapat dilihat bebas dalam sabun mandi cair dapat dilihat 24,91%, sementara sabun mandi cair pada 24,91%, sementara sabun mandi cair pada

pada Gambar 5.

perlakuan A (sabun mandi cair pada n A (sabun mandi cair pada imbangan : pasta sabun (1:1)) memiliki imbangan : pasta sabun (1:1)) memiliki

stabilitas busa yang lebih besar yaitu sebesar stabilitas busa yang lebih besar yaitu sebesar

30,87. Jika dibandingkan dengan sabun s( 30,87. Jika dibandingkan dengan sabun 0.0400 mandi cair pembanding, nilai stabilitas busa mandi cair pembanding, nilai stabilitas busa

pada sabun tersebut memiliki nilai yang pada sabun tersebut memiliki nilai yang

paling tinggi, karena bahan yang terkandung na bahan yang terkandung

pada sabun pembanding berbeda seperti pada sabun pembanding berbeda seperti

kualitas bahan pada minyak VCO yang kualitas bahan pada minyak VCO yang

Perlakuan Sabun Perlakuan Sabun

digunakan ataupun faktor lainnya. digunakan ataupun faktor lainnya. Gambar 5. Pengukuran . Pengukuran Kadar Alkali Bebas Adanya kenaikan busa yang dihasilkan Adanya kenaikan busa yang dihasilkan dalam sabun mandi cair. dalam sabun mandi cair karena stabilitas busa dipengaruhi oleh pH, karena stabilitas busa dipengaruhi oleh pH,

sehingga semakin tinggi nilai pH nilai sehingga semakin tinggi nilai pH nilai Setelah sabun mandi cair dilarutkan Setelah sabun mandi cair dilarutkan stabilitas busa yang dihasilkan juga ikut abilitas busa yang dihasilkan juga ikut

dengan alkohol netral kemudian ditambahkan dengan alkohol netral kemudian ditambahkan meningkat (Susinggih, 2009). Dengan meningkat (Susinggih, 2009). Dengan

indikator fenoftalein berwarna merah muda, indikator fenoftalein berwarna merah muda, penambahan imbangan aquadest yang penambahan imbangan aquadest yang

kemudian dipanaskan dengan pendingin kemudian dipanaskan dengan pendingin diberikan, maka nilai stabilitas busa pada diberikan, maka nilai stabilitas busa pada

tegak (kondensor) selama 30 menit. Hal ini tegak (kondensor) selama 30 menit. Hal ini sabun cenderung menurun. Untuk nilai sabun cenderung menurun. Untuk nilai

menunjukkan adanya alkali bebas pada menunjukkan adanya alkali bebas pada stabilitas busa pada sabun Perlakuan B stabilitas busa pada sabun Perlakuan B

sabun mandi cair. Sehingga uji asam lemak sabun mandi cair. Sehingga uji asam lemak mengalami ketidakstabilan busa sabun dapat usa sabun dapat

bebas pada sabun dikatakan negatif. bebas pada sabun dikatakan negatif. disebabkan karena beberapa hal antara lain disebabkan karena beberapa hal antara lain

Selanjutnya larutan sabun mandi cair dititrasi an sabun mandi cair dititrasi komposisi bahan yang tidak tepat, kecepatan komposisi bahan yang tidak tepat, kecepatan

dengan HCl 0,1 N sampai larutan berwarna dengan HCl 0,1 N sampai larutan berwarna dan waktu pencampuran yang tidak tepat puran yang tidak tepat

putih bening. Jumlah alkali bebas pada sabun putih bening. Jumlah alkali bebas pada sabun (Cicilia, 2012).

mandi cair ekuivalen dengan jumlah HCl mandi cair ekuivalen dengan jumlah HCl yang digunakan sebagai zat penitar. yang digunakan sebagai zat penitar.

Sifat Kimia Sabun Mandi Cair Hasil grafik pada Gambar 5 kadar alkali Hasil grafik pada Gambar 5 kadar alkali bebas yang dihasilkan berkisar 0,0073 – bebas yang dihasilkan be

0,0166 %. Kadar alkali bebas yang 0,0166 %. Kadar alkali bebas yang Sabun mandi cair yang baik yaitu sabun Sabun mandi cair yang baik yaitu sabun

1. Kadar Alkali Bebas

terkandung pada sabun mandi cair perlakuan terkandung pada sabun mandi cair perlakuan mandi cair yang dihasilkan dari reaksi cair yang dihasilkan dari reaksi

A memiliki nilai yang tertinggi dibandingkan A memiliki nilai yang tertinggi dibandingkan sempurna alkali bebas dan asam lemak sempurna alkali bebas dan asam lemak

sabun mandi cair perlakuan lainnya yaitu sabun mandi cair perlakuan lainnya yaitu bebas yang diharapkan tidak residu setelah bebas yang diharapkan tidak residu setelah

sebesar 0,0166%. Jika dibandingkan dengan sebesar 0,0166%. Jika dibandingkan dengan reaksi. Tetapi tidak semuanya proses reaksi. Tetapi tidak semuanya proses

sabun mandi cair pembanding, nilai kadar sabun mandi cair pembanding, nilai pembuatan sabun mandi cair menjalani pembuatan sabun mandi cair menjalani

alkali bebas pada sabun pembanding alkali bebas pada sabun pembanding proses yang sempurna, sehingga diperlukan proses yang sempurna, sehingga diperlukan

memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan pengujian kadar alkali bebas dan asam lemak s dan asam lemak

sabun lainnya yaitu mencapai 0,0557%. Jika sabun lainnya yaitu mencapai 0,0557%. Jika bebas. Asam lemak bebas diuji bila di dalam bebas. Asam lemak bebas diuji bila di dalam

dilihat dari Gambar 5, semakin bertambahnya dilihat dari Gambar 5, semakin bertambahnya sabun mandi cair tidak terdapat alkali bebas, sabun mandi cair tidak terdapat alkali bebas,

imbangan aquadest yang digunakan maka imbangan aquadest yang digunakan maka tetapi jika sabun mandi cair telah tetapi jika sabun mandi cair telah

hasil nilai kadar alkali bebas yang ada pada hasil nilai kadar alkali bebas yang ada pada ditambahkan dengan indikator fenoftalein ditambahkan dengan indikator fenoftalein

sabun mandi cair menurun. sabun mandi cair menurun. berwarna merah muda maka yang diperiksa berwarna merah muda maka yang diperiksa

Hal ini dapat disebabkan adanya reaksi Hal ini dapat disebabkan adanya reaksi adalah jumlah alkali bebasnya. Hu adalah jumlah alkali bebasnya. Hubungan

alkali dengan asam- -asam lemak yang antara imbangan aquadest terhadap alkali antara imbangan aquadest terhadap alkali

terdapat pada minyak VCO sehingga reaksi terdapat pada minyak VCO sehingga reaksi

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Jurnal Ilmu Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

penyabunan semakin sempurna, yang penyabunan semakin sempurna, yang

imbangan imbangan aquadest aquadest berdampak pada penurunan residu alkali berdampak pada penurunan residu alkali

itu,

peningkatan ngkatan

menyebabkan pH menurun, karena air menyebabkan pH menurun, karena air bebas. Adanya penurunan alkali bebas ini bebas. Adanya penurunan alkali bebas ini

bersifat netral sehingga dengan penambahan bersifat netral sehingga dengan penambahan disebabkan oleh penambahan imbangan disebabkan oleh penambahan imbangan

aquadest menyebabkan konsentrasi sabun aquadest menyebabkan konsentrasi sabun aquadest yang diberikan, karena air dapat aquadest yang diberikan, karena air dapat

turun dan akibatnya nilai pH yang menurun turun dan akibatnya nilai pH yang menurun menurunkan konsentrasi alkali bebas dalam menurunkan konsentrasi alkali bebas dalam

mendekati nilai pH air yang netral. mendekati nilai pH air yang netral. sabun (Susinggih, 2009). Dari ketiga sabun (Susinggih, 2009). Dari ketiga

Nilai pH sabun dipengaruhi oleh Nilai pH sabun dipengaruhi oleh perlakuan sabun mandi cair pada penelitian perlakuan sabun mandi cair pada penelitian

kandungan alkali, nilai pH meningkat seiring ndungan alkali, nilai pH meningkat seiring ini jika dilihat, untuk nilai kadar alkali bebas ini jika dilihat, untuk nilai kadar alkali bebas

dengan meningkatnya alkalinitas dan dengan meningkatnya alkalinitas dan telah memenuhi syarat sesuai SNI 06 memenuhi syarat sesuai SNI 06-4085-

menurun seiring dengan meningkatnya menurun seiring dengan meningkatnya 1996 yang telah ditentukan yaitu maks 0,1 %. 1996 yang telah ditentukan yaitu maks 0,1 %.

keasaman (Achmad, 2004). Nilai pH yang keasaman (Achmad, 2004). Nilai pH yang diperoleh pada ketiga sabun mandi cair diperoleh pada ketiga sabun mandi cair

2. Nilai pH

dengan perlakuan masing-masing masih dengan perlakuan masing

memenuhi syarat mutu SNI 0 memenuhi syarat mutu SNI 06-4085-1996.

Sabun mandi cair yang dihasilkan dapat Sabun mandi cair yang dihasilkan dapat

digunakan di skala rumah tangga untuk digunakan di skala rumah tangga untuk

Nil

dijadikan sabun mandi karna pH yang dijadikan sabun mandi karna pH yang

dihasilkan sudah memenuhi syarat. dihasilkan sudah memenuhi syarat.

Perlakuan Sabun Perlakuan Sabun

Angka Lempeng Total 3. Angka Lempeng Total

Pertumbuhan mikroba dalam sabun Pertumbuhan mikroba dalam sabun Gambar 6. Pengukuran nilai pH dalam sabun dalam sabun

mandi cair dapat dipengaruhi oleh faktor mandi cair dapat dipengaruhi oleh faktor mandi cair.

instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik nstrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik

Pada Gambar 6 hasil pengukuran nilai hasil pengukuran nilai antara lain yaitu nilai pH, aw, nutrisi dan antara lain yaitu nilai pH, aw, nutrisi dan senyawa antimikroba. Sedangkan faktor senyawa antimikroba. Sedangkan faktor

pH yang telah diperoleh pada sabun mandi pH yang telah diperoleh pada sabun mandi cair dengan perlakuan A, B, dan C yaitu cair dengan perlakuan A, B, dan C yaitu

ekstrinsik antara lain suhu dan kelembaban ekstrinsik antara lain suhu dan kelembaban berturut turut 9,18 ; 9,15 ; dan 9,07. berturut turut 9,18 ; 9,15 ; dan 9,07.

relatif (Nursalam, 2003). Angka lempeng total relatif (Nursalam, 2003). Angka lempeng total merupakan merupakan

satu satu cara cara untuk untuk Sedangkan untuk nilai pH pada sabun mandi Sedangkan untuk nilai pH pada sabun mandi

salah salah

cair pembanding yaitu sebesar 9,75. cair pembanding yaitu sebesar 9,75. Gambar menentukan jumlah mikroorganisme dalam n jumlah mikroorganisme dalam

6 menunjukan penurunan pada nilai pH, hal sampel secara tidak langsung. Cara ini lebih sampel secara tidak langsung. Cara ini lebih akurat dibandingkan dengan cara langsung akurat dibandingkan dengan cara langsung

ini membuktikan bahwa semakin tinggi kadar ini membuktikan bahwa semakin tinggi kadar air yang terkandung pada sabun mandi cair air yang terkandung pada sabun mandi cair

melalui pengamatan di bawah mikroskop melalui pengamatan di bawah mikroskop maka nilai pH akan berkurang. Nilai pH maka nilai pH akan berkurang. Nilai pH

(Fardiaz, 1989). Cara ini berdasarkan (Fardiaz, 1989). Cara ini berdasarkan anggapan bahwa setiap sel yang hidup akan anggapan bahwa setiap sel yang hidup akan

mempunyai kecenderungan semakin turun mempunyai kecenderungan semakin turun dengan bertambahnya imbangan aquadest dengan bertambahnya imbangan aquadest

berkembang menjadi sat berkembang menjadi satu koloni. Jumlah yang diberikan. Nilai pH juga berpengaruh yang diberikan. Nilai pH juga berpengaruh

koloni yang muncul pada cawan merupakan koloni yang muncul pada cawan merupakan indeks bagi mikroorganisme dalam sampel indeks bagi mikroorganisme dalam sampel

pada kadar alkali bebas pada sabun. Hal pada kadar alkali bebas pada sabun. Hal tersebut karena alkali yang digunakan (KOH) tersebut karena alkali yang digunakan (KOH)

dapat hidup. Hasil jumlah cema dapat hidup. Hasil jumlah cemaran mikroba bereaksi semakin sempurna dengan asam- bereaksi semakin sempurna dengan asam

dapat dilihat pada Tabel abel 2. asam lemak yang terdapat dalam minyak, asam lemak yang terdapat dalam minyak,

sehingga residu KOH semakin rendah dan sehingga residu KOH semakin rendah dan sabun tidak lagi menjadi terlalu basa. Selain sabun tidak lagi menjadi terlalu basa. Selain

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

hari yang dilakukan penglihatan kembali. Tabel 2. Hasil Pengujian Angka Lempeng

Perubahan warna pada sabun mandi cair Total Sabun Mandi Cair

pada perlakuan A (sabun mandi cair dengan imbangan aquadest : pasta sabun (1:1)), dan

Angka Lempeng

perlakuan B (sabun mandi cair dengan

Sampel Pengenceran

imbangan aquadest : pasta sabun (2:1))

Total

(Koloni/g)

mengalami

perubahan yaitu menjadi

berwarna putih keruh. Sehingga saat A

dilakukan pengujian organoleptik saat hari

tersebut berpengaruh pada panelis terhadap

10 0 warna sabun mandi cair. Tetapi setelah 7 hari

didiamkan, warna sabun pada perlakuan A

10 0 dan perlakuan B telah berubah warna

menjadi putih bening kembali. Hal ini X

disebabkan karena suhu ruang penyimpanan yang terlalu rendah. Hasil pengamatan uji organoleptik untuk parameter warna pada

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui sabun mandi cair dengan perbedaan bahwa sabun mandi cair pada perlakuan A, imbangan aquades terhadap pasta sabun

B, dan C terdapat beberapa koloni yang dapat dilihat pada Tabel 3. tumbuh setelah cawan dimasukan ke dalam

inkubator selama 48 jam. Tetapi dari koloni yang dihasilkan dari perlakuan masing–

Sabun

Rata-rata Penilaian

masing, hasil yang didapat masih sesuai

Mandi Cair

Panelis

A 3,43 standar SNI 06-4085-1996 yang berkisar

B 3,13 maksimal 1,0× 10 . Nilai angka lempeng total

C 3,63 yang dihasilkan berpengaruh dengan

X 3,50 imbangan aquadest yang diberikan. Sabun

Tabel 3. Penilaian Kesukaan terhadap Warna yang diberikan aquadest lebih banyak

ternyata mempengaruhi kualitas pada sabun

mandi cair tersebut mengenai cemaran Dapat diketahui data kesukaan terhadap mikroba yang cenderung lebih sedikit. Sabun

warna sebagaian besar panelis menyatakan yang memiliki kandungan airnya efektif dalam

sangat suka pada sabun mandi cair pada penghambatan

perlakuan C (sabun mandi cair pada dibandingkan dengan sabun pembanding

imbangan aquadest : pasta sabun (3:1)), yang ada, nilai angka lempeng total pada

yang didapatkan dari nilai rata-rata terbesar sabun mandi cair pembanding memiliki nilai

yaitu sebesar 3,63. Untuk urutan selanjutnya yang lebih tinggi dibandingkan sabun mandi

panelis memberikan nilai rata-rata terbesar cair pada ketiga perlakuan yang berbeda.

kedua yaitu pada sabun perlakuan A (sabun mandi cair dengan imbangan aquadest :

Sifat Organoleptik Sabun Cair

pasta sabun (1:1)). Nilai rata-rata terendah

yang diberikan pada panelis terhadap Dari hasil warna pada sabun mandi cair

1. Warna

kesukaan warna terdapat pada sabun yang telah dibuat, ketiga warna hampir sama

perlakuan B (sabun mandi cair dengan yaitu putih bening, tetapi setelah beberapa

imbangan aquadest : pasta sabun (2:1)) yaitu

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

sebesar 3,13. Jika dibandingkan dengan dibandingkan dengan sabun X (sabun mandi sabun X atau sabun mandi cair pembanding,

cair pembanding) nilai rata-rata yang didapat nilai rata-rata yang didapat pada sabun

lebih kecil dibandingkan sabun yang terbaik perlakuan C lebih tinggi dibandingkan sabun

untuk tingkat kesukaan terhadap aroma yaitu

X. Hal ini disebabkan karena warna sabun

sebesar 2,0.

mandi cair perlakuan C memiliki warna yang Hasil analisis aroma dari panelis yang tetap putih jernih, dan bening. Sedangkan

menunjukkan bahwa warna pada sabun X (Sabun mandi cair

telah

dilakukan

penambahan aquadest pada pembuatan pembanding) yaitu putih agak kekuningan

sabun mandi cair mempengaruhi hasil aroma dan bening. Dapat disimpulkan bahwa

pada sabun yang ada. Aroma yang dihasilkan semakin besar imbangan aquadest yang

memiliki bau yang khas karena sabun mandi diberikan maka warna pada sabun mandi cair

cair mengandung minyak kelapa murni. yang diberikan semakin baik. Hal ini

Penelitian ini sabun mandi cair yang dibuat menyebabkan penilaian kesukaan panelis

juga tidak adanya penambahan pewangi terhadap warna semakin bertambah.

yang

pada ketertarikan seseorang terhadap aroma sabun mandi cair

berpengaruh

2. Aroma

yang dihasilkan.

Penilaian terhadap aroma sabun mandi cair, dilakukan dengan cara menghirup aroma

3. Kekentalan

sabun mandi cair yang dihasilkan, Kekentalan merupakan salah satu menggunakan indera penciuman. Aroma

parameter yang penting untuk menunjukkan dihirup pada bagian kepala botol kemasan.

stabilitas produk (Nurhadi, 2012). Perbedaan Kesan yang didapat pada saat menghirup

imbangan aquadest yang diberikan pada aroma sabun mandi cair mempengaruhi

pembuatan sabun mandi cair sangat persepsi konsumen. Penilaian terhadap

mempengaruhi kekentalan pada produk aroma sangat subjektif dan pribadi, aroma

sabun mandi cair yang dihasilkan. Respon yang tepat dipilih oleh orang lain belum tentu

kesukaan panelis terhadap kekentalan atau cocok bagi orang lain (Wasitaatmadja, 1997).

viskositas sabun mandi cair terhadap berbagai imbangan aquadest dapat dilihat

Tabel 4. Penilaian Kesukaan terhadap Aroma

pada Tabel 5.

Sabun Mandi

Rata-rata Penilaian

Cair

Panelis

Tabel 5. Penilaian Kesukaan terhadap

Sabun Mandi

Rata-rata Penilaian

B 3,20 Dapat dilihat pada Tabel 4 tingkat

C 3,07 kesukaan yang diberikan panelis terhadap

X 2,20 aroma sabun mandi cair yang dihasilkan.

Untuk nilai rata-rata terbesar ditunjukkan Dari data yang dihasilkan pada Tabel 5 pada sabun perlakuan B dan perlakuan C

bahwa nilai rata-rata terbesar pada tingkat yang bernilai sama yaitu sebesar 2,83. Nilai

kesukaan terhadap kekentalan sabun mandi rata-rata terkecil pada tingkat kesukaan

cair ditunjukkan pada perlakuan A (sabun terhadap aroma ditunjukkan pada sabun

mandi cair dengan imbangan aquadest : perlakuan A yaitu sebesar 2,77. Jika

pasta sabun (1:1)) yaitu sebesar 3,40. Selain

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

itu, panelis memberikan nilai rata-rata Sabun mandi cair untuk tingkat kesukaan terbesar kedua ditunjukkan pada perlakuan B

terhadap banyak busa yang dihasilkan (sabun mandi cair dengan imbangan

menurut panelis nilai tingkat kesukaan yang aquadest : pasta sabun (2:1)) yaitu sebesar

paling tinggi ditunjukkan pada sabun 3,20. Dan nilai rata-rata terkecil dari panelis

Perlakuan A (Sabun mandi cair dengan yang telah diberikan untuk tingkat kesukaan

imbangan aquadest : pasta sabun (1:1)) yaitu terhadap kekentalan yaitu sabun pada

dengan rata-rata 3,53. Sedangkan tingkat perlakuan C (sabun mandi cair dengan

kesukaan panelis terhadap banyak busa imbangan aquadest : pasta sabun (3:1)).

yang terendan yaitu pada sabun Perlakuan C Untuk sabun mandi cair yang telah ada

(Sabun mandi cair dengan imbangan setelah dibandingkan dengan sabun X

aquadest : pasta sabun (3:1)) yaitu dengan (sabun mandi cair pembanding), nilai rata-

nilai rata-rata yang didapat mencapai 3,47. rata sabun X yang didapat lebih rendah dari

Jika dibandingkan dengan sabun X (sabun nilai sabun cair pada perlakuan lainnya yaitu

mandi cair pembanding) nilai rata-rata tingkat sebesar 2,20.

kesukaan terhadap banyak busa yang Hasil analisis kekentalan dengan panelis

dihasilkan bernilai sama dengan sabun menunjukkan bahwa sabun mandi cair

perlakuan B (Sabun mandi cair dengan dengan imbangan aquadest yang berbeda-

imbangan aquadest : pasta sabun (2:1)) yaitu beda mempengaruhi kekentalan pada sabun

dengan nilai rata- rata 3,50. Dapat mandi cair yang dihasilkan. Hal ini

disimpulkan untuk perbedaan penambahan dikarenakan semakin besar imbangan

aquadest yang diberikan pada pembuatan aqudest yang diberikan makan hasil

sabun mandi cair pada penelitian ini kekentalan yang dihasilkan semakin rendah.

mempengaruhi tingkat kesukaan menurut Dan sebaliknya semakin kecil imbangan

panelis. Semakin menambahnya kandungan aquadest yang diberikan maka nilai viskositas

air maka banyak busa yang dihasilkan yang didapat juga semakin tinggi. Dapat

menurut tingkat kesukaan panelis dapat disimpulkan bahwa panelis lebih menyukai

dikatakan kurang baik.

sabun yang nilai kekentalannya tinggi.

5. Kesan Saat Pemakaian

4. Banyak Busa Penilaian terhadap kesukaan kesan saat

Respon kesukaan panelis terhadap pemakaian sabun mandi cair dilakukan banyak busa sabun mandi cair dengan

dengan mencuci tangan dengan sabun dan perbedaan imbangan aquadest yang

respon yang diperlihatkan oleh panelis. diberikan dapat dilihat pada Tabel 6.

Respon kesukaan kesan saat pemakaian sabun mandi cair dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 6. Penilaian Kesukaan terhadap

banyak busa Tabel 7. Penilaian Kesukaan terhadap kesan No Sabun Mandi

Rata-rata Penilaian

saat pemakaian

Sabun Mandi

Rata-rata Penilaian

2 B 3,50

Cair

Panelis

3 C 3,47

A 3,40

4 X 3,50

B 3,50

C 3,47

X 4,20

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 2, No. 1, 2018 Widyasanti & Ramadha. 2018

Dari Tabel 7 penilaian panelis terhadap kesan saat pemakaian pada sabun mandi

Dari hasil yang didapat pada Tabel 8, kesan cair dengan perbedaan imbangan aquadest

setelah pemakaian sabun mandi cair yang diberikan panelis untuk nilai rata-rata

menunjukkan bahwa nilai rata-rata terbesar yang tertinggi pada sabun mandi cair yaitu

ditunjukkan pada sabun mandi cair pada pada perlakuan B (Sabun mandi cair dengan

perlakuan C (sabun mandi cair dengan imbangan aquadest : pasta sabun (2:1))

imbangan aquadest : pasta sabun (3:1)) yaitu sebesar 3,5. Selanjutnya nilai rata-rata

sebesar 3,40. Nilai rata-rata terbesar kedua terkecil dari panelis menurut tingkat kesukaan

yang diberikan para panelis ditunjukkan pada terhadap kesan saat pemakaian yaitu pada

sabun mandi cair perlakuan B (sabun mandi sabun mandi cair perlakuan A (Sabun mandi

cair dengan imbangan aquadest : pasta cair dengan imbangan aquadest : pasta

sabun (2:1)). Selanjutnya, nilai rata-rata sabun (1:1)) yaitu sebesar 3,40. Dari sabun

terkecil yang diberikan oleh panelis mandi cair yang dihasilkan jika dibandingkan

ditunjukkan pada sabun mandi cair perlakuan dengan sabun X (sabun mandi cair

A (sabun mandi cair dengan imbangan pembanding) untuk tingkat kesukaan

aquadest : pasta sabun (1:1)). Dari ketiga terhadap kesan saat pemakaian, sabun X

perlakuan sabun yang berbeda, hasilnya bernilai rata-rata yang lebih besar

tidak begitu jauh untuk besar nilainya. Jika dibandingkan dengan sabun mandi cair

dibandingkan dengan sabun X (sabun mandi lainnya yaitu mencapai 4,2.

cair pembanding), nilai rata-rata yang Dapat

diberikan panelis berdasarkan tingkat pemakaian sabun mandi cair ini diduga

kesukaan terhadap kesan setelah pemakaian berdasarkan organoleptik tiap panelis yang

menghasilkan nilai yang lebih kecil memiliki perbedaan kesukaan secara

dibandingkan ketiga perlakuan sabun mandi subjektif, dengan perbedaan pemberian

cair lainnya yaitu sebesar 2,70. aquadest pada pembuatan sabun mandi cair

presentase penilaian mempengaruhi tingkat kesukaan terhadap

Berdasarkan

kesukaan panelis terhadap kesan setelah kesan saat pemakaian pada panelis.

pemakaian sabun mandi cair menunjukkan Semakin bertambah aquadest yang diberikan

bahwa panelis memberikan respon kesukaan maka tingkat kesukaan pada panelis

paling besar yang diberikan pada sabun terhadap saat pemakaian cenderung

perlakuan C (sabun mandi cair dengan

meningkat .

imbangan aquadest : pasta sabun (3:1)).

Semakin tinggi pemberian aquadest yang Respon kesukaan kesan setelah

6. Kesan Setelah Pemakaian

diberikan pada pembuatan sabun mandi cair pemakaian sabun mandi cair dapat dilihat

maka hasil penilaian kesukaan kesan setelah pada Tabel 8.

Dokumen yang terkait

Keywords: Crude Palm Oil (CPO), Sludge, Ash, Palm oil, Chili. ABSTRAK - Aplikasi Limbah Cair CPO (Crude Palm Oil) dan Abu Janjang Kelapa Sawit Pada Tanaman Cabe Rawit

0 0 10

Stile Kepengarangan Taufik Ikram Jami dalam Kumpulan Sajak Tersebab Daku Melayu Buku Sajak Penggalan Ketiga 57 STILE KEPENGARANGAN TAUFIK IKRAM JAMI DALAM KUMPULAN SAJAK TERSEBAB DAKU MELAYU BUKU SAJAK PENGGALAN KETIGA

0 6 13

Analisa Pengaruh Variasi Sudut Kemiringan Baffle Pada Alat Penukar Kalor 202-C Terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan Panas

0 0 8

Pengaruh Oksigen Pada Akumulasi Poly Hydroxy Alkanoates (PHA)

0 0 6

Pengaruh Penambahan Eceng Gondok dan Limbah Cair Pengolahan Tahu Pada Produksi Biogas Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Sludge

0 1 6

Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Aktivitas Enzim Dan Lignin Pada Proses Fermentasi Kulit Buah Kakao Menggunakan Kapang (Phanerochaete chrysosporium) Engkus Ainul Yakin, Ali Mursyid Wahyu Mulyono

0 0 6

Pembuatan Sabun Padat Transparan Berbasis Bahan Minyak Jarak (Castor Oil) Dengan Penambahan Bahan Aktif Ekstrak Teh Putih (Camellia sinensis)

0 0 12

Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Sotong (Cuttelfish bone) dalam Ransum terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan, dan Karkas Ayam Pedaging

0 0 8

Pengaruh Dosis Pemupukan dengan Puktan Granul Terhadap Pertumbuhan dan Uji Kompatibilitas Bibit Tanaman Pangan dan Holtikultura

0 0 8

Analisis Pengaruh Agrowisata Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Bunga Krisan Di Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang

0 0 9