MENYIKAPI PERKEMBANGGAN EKONOMI GLOBAL dan dampaknya

MENYIKAPI PERKEMBANGGAN EKONOMI GLOBAL
KATA PENGANTAR
Globalisasi telah mempengaruhi berbagai tatanan kehidupan umat manusia saat ini. Oleh
sebab itu, pengaruh globalisasi tidak bisa dihindari. Perlakuan yang paling arif adalah
bagaimana pengaruh globalisasi, termasuk kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi ini, disikapi sehingga membuahkan manfaat bagi umat manusia.
Isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan nasional dan globalisasi mendorong kita untuk
melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa mempertemukan dua hal
yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia yang berimplikasi nasional dan
global. Dampak globalisasi memaksa banyak negara meninjau kembali wawasan dan
pemahaman mereka terhadap konsep bangsa, tidak saja karena faktor batas-batas teritorial
geografis, tetapi juga aspek ketahanan kultural serta pilar-pilar utama lainnya yang menopang
eksistensi mereka sebagai nation state yang tidak memiliki imunitas absolut terhadap intrusi
globalisasi.
Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan ekonomi,
sosial, dan kultural yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu. Perkembangan
dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan global, di
mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan
tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan
tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka
kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik

maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan
efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa problem dan tantangan pendidikan nasional dalam
memasuki globalisasi harus dihadapi dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan

kondisi masyarakat dan tuntutan perubahan di masa depan. Fenomena yang terjadi pada
dunia pendidikan di era global ini adalah selalu tertinggal jika dibandingkan dengan
perkembangan teknologi, informasi dan dunia bisnis.
Singaraja, September 2013

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan Global dan Globalisasi

B. Ciri Ciri Proses Globalisasi
C. Materi Pendidikan Global
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan global dan globalisasi mendorong kita
untuk melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa
mempertemukan dua hal yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia
yang berimplikasi nasional dan global. Dampak globalisasi memaksa banyak negara
meninjau kembali wawasan dan pemahaman mereka terhadap konsep bangsa, tidak
saja karena faktor batas-batas teritorial geografis, tetapi juga aspek ketahanan
kultural serta pilar-pilar utama lainnya yang menopang eksistensi mereka sebagai
nation state yang tidak memiliki imunitas absolut terhadap intrusi globalisasi.
Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan
ekonomi, sosial, dan kultural yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan

waktu. Dengan demikian, globalisasi hampir melingkupi semua hal yang berkaitari
dengan ekonomi, politik, kemajuan teknologi, informasi, komunikasi, transportasi, dll.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh
perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat.
Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia. Untuk
menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat
meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan

memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta
memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pendidikan global dan globalisasi itu ?
2. Apa ciri-ciri proses globalisasi ?
3. Apa saja materi pendidikan global itu ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan pendidikan global dan
globalisasi.


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN GLOBAL DAN GLOBALISASI
Pendididikan global merupakan merupakan upaya untuk menanamkan suatu
pandangan (Perspective) tentang dunia kepada para siswa dengan memfokuskan
bahwa terdapat saling keterkaitan antar budaya, umat manusia dan kondisi planet
bumi.
Pada umumnya, tujuan pendidikan setiap mata pelajaran untuk kondisi saat ini
menekankan pada kemampuan siswa dalam berfikir kritis (critical thinking skills),
namaun ada hal yang unik dalam pendidikan global, yakni fokus subtansinya yang
bersal dari hal hal mendunia yang semakin bercirikan pluralism interdepedensi dan
perubahan. Tujuan pendidikan global adalah untuk mengembangkan pengetahuan,
Keterampilan dan sikap yang di perlukan untuk hidup secara efektif dalam dunia
yang sumber daya alam nya semakin menipis dan ditandai oleh keragaman etnis,
pluralisme budaya dan semakin ketergantungan. Perlunya meningkatkan orientasi
para siswa dalam wawasan internasional semakin disadari. Namun demikian,
khusus di Indonesia, upaya untuk meningkatkan dan memperluas pemahaman
global pada lembaga pendidikan dasar dan menengah masih perlu di berdayakan.
Kemajuan teknologi, perdagangan antar negara, pertukaran budaya, pariwisata,
kepedulian terhadap lingkungan, persaingan pasar, kelangkaan dalam sumber

dayaalam dan semakin ketatnya perlombaan senjata antar Negara adi kuasa
merupakan gambaran dari kondisi masyarakat internasional yang semakin
kompleks. Adanya saling ketergantunga adanya ketergantungan antar bangsa dan
negara menimbulkan bentuk bentuk kerjasama di berbagai bidang yang sekaligus
pula menimbulkan berbagai persaingan dan konflik. Misalnya ,kerjasama dibidang
ekonomi telah menciptakan model blok-blok ekonomi negara Negara seperti di
eropa berdiri MEE, di Asia berdiri APEC. Akibat dari perkembangan dalam teknologi
yang di iringi pula oelh muncul nya permasalahan adanya kontak atau singgungan
budaya antar bangsa.
Peristiwa atau proses di atas dinamakan proses globalisasi yang berpengeruh pula
terhadap proses pendidikan. The American Association of Colleges for Teacher
Education (AACTE, 1994) Mengemukakan bahwa “ globalization said tonecessitate
changes in teaching, such as more attention to diverse and universal human values,

global system, global issues, involvement of different kinds of world actors and
global history” Dari pernyataan ini menunjukan bahwa era globalisasi mengharuskan
ada nya perubahan dalam strategi dan metode mengajar antara lain dengan lebih
memperhatikan keragaman dan nilai nilai manusia universal, sistem dan isu isu
global serta keterkaitan dengan masyarakat dunia dan sejarah global.


B. CIRI-CIRI PROSES GLOBALISASI Menurut (NCSS,
1982)
1. Adanya evolusi dalam sistem komunikasi dan transportasi Global
2. Penganbungan perekonomian lokal, regional, dan nasional menjadi
perekonomian global
3. Meningkat nya intensitas interaksi antar masyarakat yang menciptakan budaya
global sebagai paduan dari budaya lokal, regional dan nasional yang beragam
4. Munculnya sistem internasional yang mengikis batas batas tradisi politik
internasional dan politik nasional
5. Meningkatnya dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem di bumi
6. Meningakatnya kesadaran global yang menumbuhkan kesadaran akan
kedudukan manusia di bumi sebagai anggota mahluk manusia, sebagai penduduk
bumi dan sebagai anggota dalam sistem global.
Kehidupan manusia dalam eraglobalisasi telah terbawa dala suatu arus yang
mengharuskan kita mengubah cara pandang terhadap diri kita sendiri maupun cara
pandang terhadap orang lain. Pandangan suatau bangsa atau Negara yang
berpaling dari pandangan global hanya akan membuat bangsa dan Negara itu akan
terisolir.
Dalam era globalisasi tak ada satu bangsa atau Negara pun di dunia ini yang dapat
bersembunyi atau mengisolasi diri dari pengaruh globalisasi. Dengan demikian

adanya saling keterkaitan atau ketergantungan hidup di bumi ini telah menimbulkan
peningkatan penting nya penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan
professional dari warga dunia yang menjadi syarat dalam memahami dimensi global
baik dari fenomena politik, ekonomi, maupun budaya.
Setiap bangsa atau individual maupun kelompok tengah menghadapi pesaingpesaing dalam segala bidang kehidupan. Dengan kata laian, globalisasi telah
menuntut setiap warga dunia untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk
menghadapi persaingan karena dalam era seperti ini hanya manusia berkualitaslah
yang hanya dapat bertahan atau tetap eksis.

C. MATERI PENDIDIKAN GLOBAL
Willard M.Kniep (1986) mengemukakan bahwa isi pendidikan global dirumuskan dari
realitas sejarah dan kondisi saat ini yang menggambarkan dan menunjukan dunia
sebagai masyarakat global. Dari hasil analisisnya ini , Kniep memeperkenalkan
Empat unsur kajian yang di anggap esensial dan mendasar bagi pendidikan global :
1) Kajian tentang nilai manusia
2) kajian tentang sistem global
3) Kajian tentang masalah- masalah dan isu-isu global
4) Kajian tentang sejarah hubungan dan saling ketergantungan antar orang, budaya
dan bangsa.


1) Kajian tentang Nilai Manusia
Nilai nilai yang di anut oleh banyak orang umumnya mencerminkan sikap dan
keyakinan dan di bentuk oleh pengalaman nya. Nilai- nilai yang kita miliki
menentukan bagaimana kita memandang dunia dan bagaimana nilai nilai itu
mempengaruhi keputusan dan prilaku kita sebagaimana yang kita lakukan dalam
aktivitas hidup. Disamping nilai-nilai yang kita anut itu bersifat pribadi dan terkadang
aneh seperti perasaan dan pilihan hal yang paling penting adalah kebersamaan
dalam kelompok etnis, nasional dan agama. Nilai-nilai yamg kita miliki terkadang
melampaui identitas kita yang mungkin di anggap universal dan menentukan kita
sebagai manusia.
Dalam pendidikan global, khususnya kita tertarik dengan nilai-nilai manusia universal
yang melampaui identitas kelompok- kelompok dan perbedaan nilai nilai yang
menentukan keanggotaan kelompok dan memberikan kontribusi terhadap
pandangan dan perspektif kita yang unik.
a. Nilai-Nilai Universal
Untuk pertama kalinya masyarakat dunia, pada akhir abad ke- 20 masyarakat dunia
telah merancang standar universal hubungan antar sesame manusia menurut
kkragaman dalam keyakinan beragama, dalam filsafat dan ideologi upaya ini ini
dilakukan dibawah bantuan dan dukungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Hasilnya telah hampir diterima oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia sebagai

manusia yang beradab. Nilai Nilai Universal itu adalah hasil Penetapan PBB Pada
tahin 1948 yaitu The Universal Declaration of Human Right yang menegaskan
bahwa setiap umat manusia berhak atas hidup, kebebasan, kepemilikan, kesamaan,
keadilan, kebebasan beragama, kebebasan berbicara. Deklarasi ini melarang
adanya perbudakan, penyiksaan, penghukuman sewenang-wenang atau penahanan
dan piagam ini memberikan hak-hak social dan ekonomi untuk warga sipil dan politik
dan Nilai- nilai universal ini berasal dari beragam tradisi budaya nasional dan nilai
Agama.
b. Perbedaan Nilai Manusia
Dalam pendidikan global,seharusnya kita memberikan kesempatan kapada para
siswa untuk menegenal dan memahami keragaman masyarakat dunia. Perbedaanperbedaan budaya merupakan manifestasi dari adanya keragaman nilai dan
perspektif di antara umat manusia. Perbedaan ini tercermin dalam perasaan, pilihan,
sikap, gaya hidup dan pandangan dunia tiap masyarakat. Perbedaan ini pun
merupakan hasil dari adaptasi evolusi masyarakat dengan lingkungan nya yang
cukup unik dalam rangka memenuhi kebutuhan bersama.

2) Kajian tentang Sistem Global
Kita melaukan hubungan dengan setiap bangsa diseluruh dunia sampai pada tahap
yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Adanya saling hubungan dan
ketergantunngan antar bangsa ini adalah akibat dari keikutsertaan bangsa kita

dalam sistem yang sedang berjalan di dunia saat ini yang sering dinamakan sistem
global.

Besarnya ruang lingkup saling ketergantungan sebagaimana kita sadari semakin
meningkat sejak berakhirnya Perang Dunia II. Perbuhan ini dapat ditelusuri dari
adanya kemajuan IPTEK yang tampak nya telah menciutkan dunia dan juga
perubahan interaksi antar Negara yang telah berhasil membentuk organisasi
internasional PBB dan menghentikan tradisi imprealisme dan kolonialisme.
a. Sistem Ekonomi
Secara individu atau kelompok, prilaku ekonomi yang kita lakukan sehari-hari cukup
menjadi contoh tentang adanya saling ketergantungan. Tampaknya mudah saja
menelusuri fakta bukan hanya karena kita tergantung kepada orang atau Negara lain
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari melainkan pula bagaimana orang atau
Negara lain di belahan bumi ini tergantung pada kita. Ekonomi Global sistem yang
sangat kompleks yang menimbulkan saling ketergantungann lebih jauh dari sekedar
hubungan sebab akibat antara konsumen dan p[rodusen pada wilayah yang
berbeda. Kajian ini sudah seyogyanya memebantu para siswa mengungkap
sejumlah kompleksitas dengan memfokuskan pada para prilaku ekonomi, misalnya
motivasinya dan bagaimana mereka membuat keputusan. Kajian selanjutnya
berkaitan dengan hubungan antar pelaku ekonomi untuk melihat posisi mereka

dalam jaringan interaksi
b. Sistem Politik Global
Peristiwa dunia saat ini menunjukan adanya saling ketergantungan dalam aktivitas
politik. Pemilihan umum samapai peristiwa Sidang Umum MPR di Indonesia dan
kemungkinan- kemungkinan perubahan struktur kekuasaan mendapat perhatian
yang intensif dari seluruh dunia karena implikasi- implikasinya akan mempengeruhi
segi keamanan Asia dan keseimbangan kekuatan ( Balance of Power ) antar negarnegara adikuasa. Kebijakan fiscal Amerika Serikat yang biasanya dianggap sebagai
masalah dalam negeri, mempengaruhi banyak ekonomi Negara-negara lain dan
akhirnya mempengaruhi kemampuan pemerintah Negara tersebut dalam
melanjutkan kekuasaanya
Sistem yang banyak didominasi oleh Negara-negara berdaulat ini merupakan jalan
untuk menggunakan pengaruh dan kekuasaan dan bahkan mungkin lebih dari
sistem politik dalam negeri di pengaruhi oleh kepentingan–kepentingan ekonomi
yang berkaitan dengan distribusi sumber daya alam.
c. Sistem Ekologi
Bumi tempat tinggal kita ini setiap tahun nya mengalami keruskan yang sangat
berpengaruh buruk pada kehidupan manusia, tidak lain dan tidak bukan manusia
nya lagi sebagai aktor atau dalang dari semua kerusakan lingkungan ini karena
kemampuan nya untuk mengelola dan mengekploitasi, memelihara atau merusak
lingkungan. Pendidikan Global mengajak para siswa menyadari bahwa ada
hubungan simbosis dan saling ketergantungan dengan mahluk hidup maupun
mahluk non-hidup bahwa kita sebagai manusia berperan banyak dalam ekologi ini.
Pendidikan Global ini akan memebantu para siswa merasa dirinya bagian dari
kehidupan di bumi, menyayanginya, menjadikan tempat yang istimewa bagi dirinya
dan melakukan tindakan tindakan secara individu setelah berfikir demi sistem
ekologi yang menyeluruh.
d. Sistem Teknologi

Ada sedikit pertanyaan bahwa kita hidup dalam abad teknologi. Sementara teknologi
selalu memainkan peran penting dalam kehidupan umat manusia dan sistem bumi,
teknologi abad ini berdasarkan mesin jet dan rocket, transistor dan nuklir mengubah
kehidupan di planet bumi secara cepat yang tak dapat dibayangkan untuk masa
mendatang. Teknologi modern bukan hanya merubah cara hidup individu berkerja
dan berhubungan dengan individu lain maupun dengan lingkungan . Pengaruhnya
secara dramatis mengubah geopolitik, fungsi ekonomi dunia, dan sistem ekologi
global.

3 Kajian tentang Masalah-masalah dan Isu-isu
Global
Setiap hari, sebagian dari hidup kita dibombardir oleh masalah–masalah dan Isu-isu
internasional. Apabila para remaja memahami dunianya, maka pendidikan harus
dikaitkan dengan hasil penelitian tentang sebab- sebab, akibat-akibat dan
kemungkina penyelesaian tentang isu- isu global saat ini. Seperti dalam kajian
sistem para siswa harus mengetahui bagaimana mereka mempengaruhi dan di
pengaruhi oleh masalah-masalah dan isu isu ini. Sehingga, mereka berhak
mengetahui bagaimana mereka dapat menjadi bagian dari isu-isu dan masalah–
masalah global dan bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi dalam proses
penyelesaian itu.
Apakah Ciri isu-isu dan masalah masalah global itu ?
1. Ruang lingkup nya bersifat transnasional. Asal usul dan akibat dari masalahnya
melintasi dari satu Negara.
2. Isu-isu dan masalahnya hanya dapat diselesaikan melalui tindakanb multi rateral
(penyelesaian dan perbaikan tidak dapat dicapai hanya tindakan satu Negara)
3. Tingkat Konflik itu ada didalam ciri pertama maupun ciri kedua.
4. Masalah dan isu-isu ini ini mempunyai sifat terus menerus
5. Isu dan masalah in terkait dengan hal lain . Pada umumnya penyelesaian pada
satu masalah akan memepunyai pengaruh pada beberapa faktor lainya.
Kniep (1986) Mengemukakan empat Kategori Pemikiran Isi Pendidikan Global
yang dapat menjadi masukan untuk kurikulum:
a) Isu-Isu Perdamaian dan Keamanan
Dunia sekarang tempat tinggal kita merupakan obsesi global bagi keamanan
nasional. Setiap tahun, Negara-negara didunia menghabiskan dana sekitar $ 750
billion atau sekitar 6% GNP dunia untuk membayar persenjataan. Jumlah ini
mendekati $ 150 billion per orang yang ada di bumi. Sejak Perang Duni II, walaupun
bukan satu Negara saja yang berperang namun telah di umumkan bahwa sedikit nya
160 konflik bersenjata telah terjadi sehingga sekitar 16 juta jiwa meninggal dunia.
Semua lembaran peristiwa hitam ini adalah ancaman perang nuklir yang
kemungkinan lebih banyak memakan jiwa.
b) Isu- Isu Pembangunan
Studi tentang isu-isu pembangunan akan mengajak para siswa dalam perjuangan
rakyat dan bangsa untuk memperoleh kebutuhan dasar, mencapai pertumbuhan
ekonomi nasional, dan memperluas kebebasan politik, ekonomi dan social mereka.
Studi ini terutama akan memfokuskan pada sejumlah Isu-isu dan masalah maslah
sekitar pelebaran kesenjangan antara otrang kaya dan orang msiskin di dunia dan

ketidak adilan serta penderitaan akibat dari kesenjangan ini. Kita dapat menangkap
sejumlah dimensi kesenjangan antara si kaya dan si miskin ini dengan
membandingkan urutan penduduk paling kaya di dunia dan urutan penduduk paling
miskin di dunia.
c) Isu-Isu Lingkungan
Isu-isu lingkungan terutama berkaitan dengan akibat-akibat eksploitasi sumber daya
manusia dan pengelolaan kekayaan bumi : tanah, lautan, hutan dan unsur unsur
lainya. Masalah-masalah yang berkaitan dengan dampak aktivitas manusia terhadap
lingkungan bukanlah persoalan baru.
d) Isu-Isu Hak Asasi Manusia
Berapa dekade setelah Perang Dunia II muncul perhatian besar terhadap hak asasi
manusia di seluruh dunia. Kepedulian ini sebai akibat dari banyak nya kekejaman
yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainya selama peperangan.
Demikian Pula kejahatan kaum colonial dan imprialis barat terhadap penduduk
jajahan yang berada diluar batas-batas perikemanusiaan. Deklarasi PBB tentang
Hak asasi manusia tersebut merupakan reaksi langsung terhadap peristiwa tersebut.

4. Kajian Sejarah Hubungan Antar Bangsa dan
Saling Ketergantungan
Perspektif sejarah yang meliputi evolusi nilai-nilai kemanusiaan yang ber eda-beda
dan bersifat universal, pembangunan sejarah sistem global kontemporer dan kondisi
serta faktor penyebab muncul nya isu-isu dan masalah-masalah global saat ini
merupakn fondasi bagi pendidikan global. Sayangya, sejarah yang di pelajari oleh
kebanyakan siswa kita hanya sedikit mengembangkan perspektif dunia yang saling
ketergantungan saat ini.
Sejarah dunia yang diajarkan adalah peradaban barat atau pengaruh barat terhadap
dunia lainya. Seringkali, sejarah dunia merupakan sejarah yang memisahkan
wilayah–wilayah regional dan hubungan nya antara negara tersebut. Biasanya,
semua sejarah memfokuskan pada perkembangan negara negar yang lebih kuat
dalam dunia kontemporer.
Pada umumnya, pendekatan-pendekatan tradisional untuk mengakaji sejarah dunia
masih sedikit mengungkap pengertian saling ketergantungan antar bangsa karena
pendekatan ini tidak menekankan pada akar sejarah dari saling ketergantungan
tersebut. Dengan demikian, apabila para siswa kita benar-benar memahami saling
ketergantungan dalam dunia kontemporer maka meraka harus mendasarkan
pengetahuan tentang kontak dan pertukaran antar peradaban yang telah
berlangsung sedikitnya sejak 2000 tahun yang lalu. Bukti adanya kontak dan
pertukaran tersebut pernah dikemukakan oleh sejarawan yang bernama William
McNeill yang mengacu ‘ the ecumene’sebagai bukti kontak antar bangsa dari
spanyol sampai afrika utara hingga Laut cina selam kekaisaran romawi dan han
kontak ini dilakukan melalui jalur laut maupun darat melintasi wilayah Timur Tengah.
Perpindahan tanaman dan hewan terjadi antara lain dengan adanya katun, gula dan
ayam yang dikembangkan di india hingga ke Cina dan Erasia. Rahasia teknologi

berpindah secara perlahan. Baja India di ekspor oleh kekaisaran romawi namun
teknologi pembuatannya tidak mengalami peralihan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Makalah di di atas, kita bisa menyimpulkan, pertama, bahwa dalam berbagai
takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi. Belum
siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut.
Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki
potensi yang sangat besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya
pada konteks regional. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu
menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh.Kedua, dunia pendidikan kita
menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian di atas, kita optimis
bahwa masih ada peluang.

B. Saran
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning, repositioning strategy, dan
leadership. Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang
terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan
komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun
2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang
lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Muin, Indianto.2006.Sosiologi SMA/MA Jilid 3 Untuk Kelas XII. Jakarta : Erlangga

“Makalah Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah
dalam Menghadapi Tantangan Global”
15 Jun
BAB I
PENDAHULUAN
1. A.

Latar Belakang Masalah

Globalisasi telah mempengaruhi berbagai tatanan kehidupan umat manusia saat ini. Oleh
sebab itu, pengaruh globalisasi tidak bisa dihindari. Perlakuan yang paling arif adalah
bagaimana pengaruh globalisasi, termasuk kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi ini, disikapi sehingga membuahkan manfaat bagi umat manusia.
Isu-isu yang berkaitan dengan pendidikan nasional dan globalisasi mendorong kita untuk
melakukan identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa mempertemukan dua hal
yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia yang berimplikasi nasional dan
global. Dampak globalisasi memaksa banyak negara meninjau kembali wawasan dan
pemahaman mereka terhadap konsep bangsa, tidak saja karena faktor batas-batas teritorial
geografis, tetapi juga aspek ketahanan kultural serta pilar-pilar utama lainnya yang menopang
eksistensi mereka sebagai nation state yang tidak memiliki imunitas absolut terhadap intrusi
globalisasi.
Globalisasi bisa dianggap sebagai penyebaran dan intensifikasi dari hubungan ekonomi,
sosial, dan kultural yang menembus sekat-sekat geografis ruang dan waktu. Perkembangan
dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan global, di
mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan
tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan
tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka
kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik
maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan
efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan
pendidikan.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa problem dan tantangan pendidikan nasional dalam
memasuki globalisasi harus dihadapi dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan
kondisi masyarakat dan tuntutan perubahan di masa depan. Fenomena yang terjadi pada
dunia pendidikan di era global ini adalah selalu tertinggal jika dibandingkan dengan
perkembangan teknologi, informasi dan dunia bisnis.
1. A.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, dapat dirumuskan masalahmasalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengaruh globalisasi dalam pendidikan di Indonesia?

2. Bagaimana hubungan pendidikan dan jeratan arus globalisasi?
3.

Bagaimana dehumanisasi rasionalitas globalisasi?

4.

Apa visi pendidikan di era globalisasi?

5.

Bagaimana analisa para ahli mengenai pendidikan nasional dalam globalisasi?

6.

Bagaimana pengembangan SDM Indonesia menghadapi globalisasi?

B.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui dan memahami bagaimana pendidikan dan pembelajaran dalam
menghadapi tantangan global.
2.

Mengetahui pengaruh globalisai dalam pendidikan.

3.

Memahami visi pendidikan dalam globalisasi

4.

Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. A.

Pengaruh Globalisasi dalam Pendidikan

Dalam hembusan era globalisasi, gemanya tak hanya menerpa bidang ekonomi dan
informasi/telekomunikasi saja, tetapi menyentuh hampir semua tatanan kehidupan umat
manusia. Esensinya adalah bahwa kerja sama internasional antarnegara merupakan prasyarat
dalam menata kehidupan global yang lebih baik. Globalisasi bukan berarti persaingan
antarbangsa dalam arti sempit. Globalisasi bukan berarti persaingan antarbangsa dalam arti
sempit. Globalisasi bukan pula penindasan si kuat kepada si lemah, tetapi lebih merupakan
pranata baru antarbangsa yang berpijak pada semangat kebersamaan guna kehidupan
masyarakat yang lebih baik. Di tengah pesimisme konflik kepentingan antarbangsa di
beberapa bagian belahan dunia, ternyata globalisasi menjanjikan nuansa baru bagi kehidupan
yang lebih arif dengan berlandaskan kebersamaan, saling menghormati, saling membutuhkan.
Naisbit dan Patricia (1990: 38-39, 244-245) merinci beberapa konsekuensi logis adanya
globalisasi di bidang pendidikan ini antara lain:
Pertama, dalam globalisasi, sistem nilai dan filsafat merupakan posisi kunci dalam garapan
pendidikan nasional. Semua negara menempatkan sistem nilai dan etika sebagai landasan
utama dalam merancang kurikulum nasionalnya. Di Amerika Serikat misalnya, saat ini
sekitar 5000 sekolah sudah mulai merintis mengajarkan filsafat untuk anak yang mula
pertama dikembangkan oleh Mattew Lipman dengan Institute for the Advance of Philosophy
for the Children. “Suatu hal yang tak mungkin mengembangkan pengetahuan tanpa sistem
nilai”, dengan demikian dikatakan Nathan Quinones seorang konselor sekolah di New York.

Kedua, globalisasi menuntut adanya angkatan kerja yang berkualifikasi dan berpendidikan
(skilled and educated). Dalam masyarakat informasi, lapangan kerja terutama dialamatkan
pada mereka yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berlatar pendidikan yang
memadai. Sebaliknya, mereka yang miskin keterampilan dan tuna pendidikan, akan berderet
mengisi barisan pengangguran atau sebagai kelompok pekerja dengan gaji yang sangat
minim. Sebagai perbandingan, presentase pengangguran di Amerika Serikat untuk lulusan S1
atau lebih (graduate) hanyalah 1,7%. Untuk lulusan diploma atau akademi mencapai 3,7%,
sedangkan lulusan sekolah menengah sebanyak 5,4%.
Ketiga, kerja sama pendidikan mutlak di perlukan. Kerja sama internasional di bidang
pendidikan adalah sisi lain daripada konsekuensi globalisasi. Bantuan dana, pengiriman
tenaga ahli, ataupun pemberian beasiswa dan pengiriman siswa tugas belajar ke luar negeri
merupakan salah satu bentuk kerja sama internasional di bidang pendidikan. Di jepang
misalnya, kendati angka partisipasi pendidikan cukup tinggi dengan proporsi lulusan di
bidang sains tertinggi (mencapai 68% dari total lulusan yang ada), negara matahari terbit ini
masih secara gencar melaksanakan kerja sama internasional di bidang pendidikan. Hal yang
sama juga terjadi di Taiwan. Negeri Cina nasionalis ini, setiap tahunnya mengirim sekitar
7000 lulusan SMU untuk disekolahkan ke berbagai universitas di USA. Saat ini, di Taiwan
terdapat angkatan kerja sekitar 100.000 lulusan USA, dan 10.000 orang di antaranya telah
meraih gelar Doktor.
Ihwal globalisasi di bidang pendidikan ini sebenarnya telah dirintis badan dunia PBB
semenjak dua dasawarsa yang lalu. Lewat “trilog pendidikan global” misalnya, badan dunia
PBB di bidang pengembangan telah mencanangkan tiga kebutuhan mendesak bagi
pendidikan global, terutama bagi negara berkembang, yaitu:
1. demokrasi pendidikan,
2. modernisasi pendidikan dengan menghormati identitas budaya, serta
3. adaptasi pendidikan dengan tuntutan pekerjaan produktif searah dengan kebutuhan
lapangan kerja.
Di bidang demokratisasi pendidikan, tercuat nilai hakiki tentang pendidikan itu sendiri bahwa
melalui pendidikan yang ditempuh dimaksudkan untuk mendidik masyarakat menuju
kemandirian, menuju ke suatu wujud pemerataan untuk memperoleh pendidikan seluasluasnya. Pendidikan adalah universal dan hak semua orang atau lazim juga disebut sebagai
education is universal and for all.
Modernisasi pendidikan mencakup antara lain keragaman alternatif dalam pelayanan
pendidikan dan proses belajar-mengajar. Beberapa bentuk modernisasi pendidikan antara lain
pendidikan jarak jauh, pendidikan dengan multimedia, cara belajar tuntas, atau dengan
pendekatan nonkonvensional lainnya dalam bidang pendidikan. Semuanya bermuara sama ke
arah globalisasi pendidikan, serta pemerataan perolehan pendidikan untuk semua orang tanpa
rintangan atau hambatan, baik secara geografis, psikis, fisik, finansial maupun halangan yang
sifatnya dukungan kultural.
Adaptasi pendidikan merupakan hakikat usaha ke arah menjembatani kesenjangan antara
angkatan kerja yang dihasilkan lembaga pendidikan dengan lapangan kerja yang tersedia.
Kesenjangan ini bisa bersifat kesenjangan okupasional, kesenjangan akademik, ataupun

mungkin kesenjangan kultural/budaya, karena masyarakat belum siap secara kultur dalam
mengantisipasi gejolak perkembangan yang ada.
B.

Hubungan antara Pendidikan dan Jeratan Arus Globalisasi

Pendidikan dimaknai oleh banyak pakar sebagai institusi untuk mendidikan generasi manusia
dengan berbagai disiplin ilmu. Peradaban manusia juga tidak terlepas dari penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dunia akan berubah menjadi maju atau bahkan mengalami
kemunduran tergantung pada penguasaan pengetahuan. Dilihat dari aspek historis pendidikan
di Indonesia adalah warisan kolonial belanda yang sampai sekarang watak pendidikan
Indonesia masih tercerabut dari akar tradisi.
Untuk menata kembali butuh sistem pendidikan yang jelas, dan yang paling vital adalah
bagaimana merumuskan paradigma. Belum lagi terkait dengan kebijakan pemerintah saat ini,
kebijakan belum berpihak kepada masyakat yang belum mampu. Hegemoni negara tentu
sangat bersinggungan dengan kebijakan pendidikan, sehingga kekuasaan dan pendidikan
harus dipisahkan dari mata rantai kepentingan politik sesaat.
Kemajuan peradaban yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi berimplikasi
pada moralitas manusia. Efek globalisasi misalnya telah merambah berbagai sektor
kehidupan manusia, mulai dari alat komunikasi, transportasi, dunia maya, dan kecanggihan
teknologi lainnya. Globalisasi telah berdampak pada mainstream bahwa manusia harus bisa
mengendalikan teknologi.
Globalisasi ditandai dengan ketersinggungan antara negara, pasar atau sistem ekonomi global
dan masyarakat sipil. Kalau diurai maka persoalan pendidikan Indonesia tidak hanya masalah
penataan kurikulum, profesionalitas guru, out-put lembaga pendidikan, paradigma
pendidikan, dan persoalan internal penyelenggaraan lembaga pendidikan lainnya. Tapi lebih
dari itu ada faktor eksternal yang juga sangat berpengaruh pada pendidikan Indonesia yaitu
persoalan rakyat miskin sehingga tidak mampu sekolah, disorientasi kebijakan pemerintah,
pendidikan market oriented, relasi kekuasaan negara, dan pusaran arus globalisasi.
Rumusan paradigma pendidikan tentu jangan sampai lemah karena terseret arus globalisasi.
Sehingga tidak mengorbankan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan dengan
memaksa out-put untuk diterjunkan ke dunia pasar kerja. Karena globalisasi tidak bisa
dibendung maka sikap kita adalah harus berdapasi secara arif tanpa harus menolaknya.
Kekuasaan negara yang berkolaborasi dengan kekuatan ekonomi global inilah yang
menimbulkan dampak negatif dalam segala sektor negara termasuk dalam hal ini adalah
dunia pendidikan.
C.

Dehumanisasi Rasionalitas Globalisasi

Manusia akan menjadi mekanistik karena harus menjalankan seluruh alat tehnologi.
Teknologi tentu memudahkan kehidupan manusia tetapi dampak negatif yang timbul
seringkali tidak sebanding dengan manfaatnya. Pusaran arus kapitalisme global yang
bersumbu pada kekuatan pasar eropa tentu akan semakin mengendorkan kekuatan ekonomi
negara-negara miskin dan berkembang. Berangkat dari refleksi tersebut kebijakan pendidikan
harus kembali pada norma etik dengan beradaptasi atas fenomena global kekinian. Out put
pendidikan harus memiliki moralitas tinggi, kepekaan sosial, menjunjung harkat dan martabat
negara, dan ikut menentukan arah peradaban manusia.

Globalisasi merupakan suatu proses yang dinamis dari berbagai sektor dalam sejarah
manusia. Aktor penting dalam proses ini terjadi pada akhir Perang Dunia II dengan lahirnya
Brettonwood System, demikian pula muncul kerjasama bantuan internasional dalam bantuan
sesudah perang dalam membangun kembali negara-negara yang hancur seperti eropa. Di
Eropa dikenal rancangan kembali dalam bentuk Marshal Plan oleh Amerika Serikat. Di
negara-negara Asia terjadi perubahan dalam integrasi tata ekonomi kolonial ke tata sistem
ekonomi industri. Keseluruhannya telah menimbulkan munculnya perdagangan global yang
kemudian terikat dalam perjanjian-perjanjian multilateral, maka munculah lembaga-lembaga
internasional seperti International Monetary Fund (IMF). Demikian juga Bank Dunia yang
merupakan sumber dana dari pembangunan internasional. Dengan demikian proses
globalisasi terus merasuk dalam pelbagai bentuk kehidupan manusia, politik, ekonomi, sosial
budaya dan pembangunan manusia (human development).
Tinjauan perspektif Kellner dari sudut pandang teori sosial kritis bahwa; globalisasi
melibatkan pasar kapitalis dan seperangkat relasi sosial dan aliran komoditas, kapital,
teknologi, ide-ide, bentuk-bentuk kultur dan penduduk yang melewati batas nasional via
jaringan masyarakat global, transmutasi teknologi dan kapital bekerjasama menciptakan
dunia baru yang menglobal dan saling menghubung. Revolusi teknologi yang menghasilkan
jaringan komunikasi komputer, transportasi dan pertukaran merupakan pra-anggaran
(presupposition) dari ekonomi global, bersama dengan perluasan sistem pasar kapitalis dunia
yang menarik lebih banyak area dunia dan ruang produksi, perdagangan dan konsumsi
kedalam orbitnya.
Ketersinggungan globalisasi dengan sektor pendidikan telah mengakibatkan pergeseran
paradigma. Ini terlihat dari mayoritas lembaga pendidikan berkompetisi menghasilkan output yang siap kerja (baca: berorientasi pasar) tentu cara pandang ini telah keluar dari nilainilai pendidikan. Kebutuhan pasar adalah tenaga kerja yang ahli atau mempunyai skill untuk
mengoperasikan teknologi industri. Manusia menjadi mekanistik dan telah tercerabut dari
harkat kemanusiaanya karena telah teralienasi, tereksploitasi dan terasing dari nilai-nilai
humanisme.
D.

Visi Pendidikan di Era Globalisasi

Dalam sebuah penelitiah ilmiah Human Recource Development in the Globalization Era,
Vision, Mission, and Programs of Action for Education and Training Toward 2020 H.A.R
Tilaar, menjelaskan tentang program aksi menyeluruh dalam menghadapi gelombang
globalisasi. Empat kekuatan yang perlu dicermati pendidikan nasional; 1) kerjasama regional
dan internasional, 2) demokrasi dan peningkatan kesadaran HAM serta pemberdayaan
masyarakat (social empowerment), 3) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, 4) identitas
bangsa dan internasionalisme.
Orientasi kebijakan negara yang mengendepankan ideologi developmentalisme telah
menyeret masyarakat ke jurang kemiskinan, betapa tidak infrastruktur yang dibangun tentu
hanya diperuntukkan bagi mereka yang kaya. Jarak (detachment) kelas sosial si kaya dan si
miskin semakin jelas terlihat dari akses masyarakat kecil terhadap perlindungan hukum.
Produk hukum hanya untuk melindungan pada pemegang modal. Implikasi pada dunia
pendidikan adalah bahwa sekolah juga dijadikan ajang bisnis. Pendidikan semakin mahal
dengan dalih fasilitas tehnologi canggih yang butuh modal hanya sebagai servis pendidikan.
E.

Analisa Para Ahli Mengenai Pendidikan Nasional dalam Globalisasi

Ignas Kleden memberikan analisa kritis bahwa pendidikan nasional. Pertama, harus
menciptakan masyarakat yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan bertindak logis.
Kedua, pendidikan humaniora harus dibedakan dari ilmu-ilmu humaiora dalam pengertian
epistemologis, sehingga pendidikan humaniora menekankan kualitas-kualitas manusiawi dari
peserta didik. Ketiga, pendidikan bukan hanya menciptakan orang dengan keahlian, tetapi
orang-orang dengan kemampuan belajar tinggi.
Tanpa mengabaikan otoritas negara dan arus globalisasi yang terus menggerus kekuatan
masyarakat sipil, sistem pendidikan Indonesia harus merobah fundamen paradigma
pendidikan. Pertama, perlu penataan sistem pendidikan yang beradaptasi dengan kekuatan
global. Kedua, penegakan supremasi hukum dan kedaulatan politik nasional demi
menciptakan kondusifitas segala sektor kehidupan, demokrasi, agama, pendidikan, sosial,
politik, ekonomi, budaya, hankam. Ketiga, paradigma pendidikan untuk semua kalangan—
education for all—dan pendidikan sepanjang hidup—long life education—harus menjadi
mainstream kebijakan pendidikan nasional. Keempat, di masa depan perlu memberi peranan
yang seluas-luasnya kepada kaum wanita untuk mendapat kesempatan dalam pendidikan.
Kelima, pentingnya media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan, termasuk
pengembangan sistem belajar jarak jauh dan pemanfaatan komputer untuk pendidikan.
Keenam, publikasi dan penelitian serta pengembangan pendidikan merupakann hal yang
sangat mendasar bagi setiap masyarakat yang ingin maju.
1. F.

Pengembangan SDM Indonesia Menghadapi Globalisasi

Dalam kompetisi menghadapi globalisasi Sumber Daya Manusia memegang peranan yang
sangat penting. Bila tidak siap maka manusia Indonesia akan tergilas oleh globalisasi. Akan
tetapi bila siap, maka kita akan menjadi sang pemenang. Secara sederhana kita dapat
mendefisikan sikap pemenang (winner) yaitu:


Adalah mereka yang berada didepan perubahan, terus-menerus meredifinisi bidang
kegiatannya, menciptakan pasar baru, membuat trobosan baru, menemukan kembali
cara-cara berkompetisi, menantang status quo.



Pimpinan yg mau mendesentralisasi kekuasaannya dan mendemokratisasikan
strateginya dengan melibatkan berbagai orang baik yg ada di dalam maupun di luar
organisasinya dalam proses menemukan kiat utk menghadapi masa depan

Untuk menghadapi globalisasi kita dapat menerapkan kiat 3C yaitu:


Competence,



Concept and



Connection

Dengan mengembangkan 3C diatas maka diharapkan akan terjadi peningkatan sumber daya
manusia Indonesia menghadapi globalisasi.
BAB III

PENUTUP
A.

Kesimpulan

Dari pembahasan makalah di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

B.



Globalisasi bukan berarti penindasan si kuat kepada si lemah, tetapi lebih merupakan
pranata baru abtarbangsa yang berpijak pada semangat kebersamaan guna kehidupan
masyarakat yang lebih baik.



Pendidikan bukan hanya berurusan dengan transmisi pengetahuan dan keterampilan,
tetapi juga dengan preferensi lain. Ini berarti bahwa pendidikan berhubungan erat
dengan nilai-nilai, dan sebagian nilai-nilai itu adalah berkenaan dengan nasionalisme.



Tuntutan belajar semur hidup (life long education) merupakan suatu keharusan dalam
kehidupan menghadapi globalisasi.



Pemanfaatan media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan, termasuk
pengembangan sistem belajar jarak jauh dan pemanfaatan komputer untuk
pendidikan, merupakan aspek-aspek penting yang harus diperhatikan dalam
globalisasi pendidikan.
Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, agar penulis
dapat memperbaiki pembuatan makalah di waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudin, Dinn, 2006, Pengantar Pendidikan, Cetakan ke-17, Universitas Terbuka, Jakarta