PMM Kumpulan Artikel Kejadian Luar Bia (1)

PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN

KLIPING KEJADIAN LUAR BIASA KERACUNAN
MAKANAN

OLEH
NAMA

: Vio Ardilles Putra B

NIM

: P00933011099

Tingkat/Semester

: II-B/3

Program

: Reguler-B


Dosen Pembimbing

: Maju Sembiring, SKM.

.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Jurusan Kesehatan Lingkungan Kabanjahe
2013/2014

Solo Metro 06 Maret 2013

Njagong, 118 Orang Keracunan Makanan
KARANGANYAR- Keracunan massal karena
makanan di hajatan kembali terjadi, setelah dua
kejadian yang sama di Boyolali dalam waktu
yang tidak terlalu lama, kemarin keracunan
massal terjadi di Karanganyar.
Sedikitnya 118 warga Desa Ngringo, Kecamatan

Jaten, Karanganyar mengalami keracunan
makanan, seusai menghadiri pesta pernikahan
yang digelar di balai desa setempat, Senin (4/3).
Mereka yang keracunan paling banyak berada di
wilayah RW 03 Palur. Makanan tersebut dipesan
dari salah satu jasa katering di Solo. Mereka
mengeluhkan sakit perut, mual dan pusing serta
lemas dan buang air besar terus menerus.
Akibatnya, empat orang harus menjalani rawat
inap di Rumah Sakit Mojosongo 2, Ngringo.
Mereka adalah, Edy, warga RT 07 RW 03, Sri
Lestari warga RT 03 RW 03, Fika dan Usik RT
05 RW 03. Juga 12 orang menjalani rawat jalan
di RS Mojosongo 2 dan dan 21 lainnya rawat
jalan di Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)
Ngringo. Serta ada pula yang rawat jalan di RS
Dokter Oen, Kandangsapi, Jebres, Solo.
”Kami sudah mendata, setidaknya ada 109 orang
yang mengalami keracunan. Jumlah itu bisa
bertambah karena banyak yang hanya merasa

pusing, mual dan muntah tetapi tidak rawat
jalan,” tandas Kepala Desa (Kades) Ngringo

Sardiman tatkala ditemui, Selasa (5/3). Sardiman
sendiri juga mengaku merasa pusing dan mual
dan perutnya sakit, tetapi kondisinya sudah
berangsur membaik.
Resepsi Pernikahan Kejadian itu berawal saat
Senin (5/3) sekitar pukul 20.00, para warga
datang pada acara resepsi pernikahan yang digelar
oleh keluarga Soekardi-Laminah, warga Jalan
Bimoseno RT 8 RW 22 Perumahan Ngringo
Indah.
Keluarga
itu
menikahkan
anak
perempuannya dengan anak laki-laki putra
pasangan Usman Effendi-Sri Napsiyah, warga
Mojokerep, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Maryono warga Ngringo RT 6 RW 3
mengatakan, dari menu yang ada, warga curiga
kalau makanan yang bermasalah adalah nasi
beserta lauknya.
Karena banyak undangan yang merasa nasi dan
lauknya sudah berbau. ”Pada saat keluar nasi,
banyak tamu undangan yang membaui ada aroma
tidak sedap di nasi dan lauknya. Saya juga sempat
ditanya sebelah saya apakah nasinya aromanya
sudah tidak enak,” tuturnya. Saat itu yang
disajikan adalah nasi, rendang ayam, bistik
glinding, susis, paklay acar dan kerupuk. Hal
senada juga dikemukakan Nardi dan Edi warga
Ngringo lainnya, yang merasa daging yang ada di
nasi sudah berbau tidak enak. (H53-50,88)

Puluhan Siswa TK di Pekalongan Keracunan
Minggu, 24 Maret 2013, 01:39 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,
PEKALONGAN

-Puluhan siswa Taman Kanak-Kanak Kutilang 02
dan seorang tua siswa Kelurahan Panjang Wetan,
Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan,
Jawa Tengah mengalami keracunan setelah
beberapa saat menyantap bubur ayam yang dijual
oleh pedagang keliling, Sabtu.
Beberapa orang tua siswa baru mengetahui
anaknya keracunan pada Sabtu sekitar pukul
14.00 WIB setelah mengalami gejala panas,
pusing-pusing, dan muntah dan dilarikan ke
Rumah Sakit Islam Siti Khotijah, Rumah Sakit
Umum Daerah Kraton, dan Rumah Sakit Umum
Bendan, Kota Pekalongan.
Setelah menjalani pemeriksaan tim medis,
sebanyak tujuh siswa TK harus menjalani rawat
inap di RSI Siti Khotijah sedangkan sejumlah
siswa lainnya sudah diperbolehkan pulang.
Orang tua siswa, Rusiah mengatakan bahwa
kasus itu diduga berawal saat dirinya dan anaknya
membeli bubur ayam yang dijual pedagang

keliling sekitar pukul 07.00 WIB.
"Saat itu, saya membeli satu porsi bubur ayam.
Akan tetapi, anaknya tidak habis menyantap
bubur itu sehingga sisanya saya makan," katanya.
Menurut dia, dirinya mulai mengalami terasa
kepala pusing dan badan panas setelah berselang
lima jam setelah menyantap bubur ayam tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota
Pekalongan, Dwi Heri Wibowo mengatakan
bahwa dinkes sudah mengambil sembilan sampel
makanan yang dimuntahkan dari para siswa untuk
dikirim ke laboratorium Semarang.
"Kami sudah mengambil sampel muntahannya
untuk mengetahui jenis keracunan yang
disebabkan karena apa. Tunggu saja hasilnya
nanti," katanya.

Redaktur : Hazliansyah
Sumber : Antara


Ratusan Warga Keracunan Nasi Hajatan
Senin, 25 April 2011, 08:06 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,CIAMIS – Sedikitnya 119
warga Dusun Bantar, Desa Sukaraja, Kecamatan
Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, keracunan
hidangan haji hajatan yang dibagikan salah
seorang warga setempat yang tengah merayakan
tujuh bulanan. Korban keracunan makanan
tersebut mulai berjatuhan pada Ahad (24/4) sore
dan jumlahnya terus bertambah hingga Ahad
malam. Bahkan puluhan korban harus dirujuk ke
RSUD Ciamis dan RSUD Kota Tasikmalaya.
Peristiwa keracunan ini berawal dari acara
selamatan tujuh bulanan Ny Hj Uum, salah
seorang warga Dusun Bantar. Acara tradisi
tersebut berlangsung pada Sabtu (23/4) malam.
Paket makanan yang dikemas dalam kemasan
gabus (styrofoam) berwarna putih itu berisi nasi,
mi goreng, tahu, dan beberapa jenis makanan
lainnya.

Paket makanan tersebut dibagikan ke rumahrumah warga di kampung tersebut. ‘’Saat makan

nasi tersebut tak ada yang ganjil. Makanan juga
tak basi,’’ kata Atikah (35 tahun), salah seorang
korban kepada para wartawan di Puskesmas
Sindangkasih.
Keesokan harinya, kata Atikah, ia mulai merasa
pusing dan mual-mual. Selain itu, imbuh dia,
perutnya sakit dan terus buang air besar. Karena
dianggap sakit biasa, ia pun membeli obat di
warung terdekat. Setelah minum obat bukannya
sembuh malah sakitnya menjadi-jadi. Tak hanya
dia, kedua anaknya yang ikut menyantap
makanan hajatan itu juga mengalami hal serupa.
‘’Ternyata para tetangga pun mengalami hal yang
sama,’’ujar dia.
Para korban keracunan makanan ini pun
jumlahnya terus bertambah. Untuk merawat para
korban, aparat desa setempat menampung warga
yang keracunan di masjid setempat. Masjid dua

lantai di kampong tersebut dipenuhi para korban.
Tim medis dari Dinas Kesehatan Ciamis pun
dikerahkan ke lokasi kejadian. Selain dirawat di

masjid, korban lainnya dirawat di Puskesmas
Sindangkasih. Puluhan korban yang kondisinya
parah dilarikan ke RSUD Ciamis dan RSUD
Tasikmalaya.
‘’Kami belum bisa menyimpulkan penyebab
keracunan tersebut. Harus menunggu hasil
pemeriksaan medis,’’ tutur Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr Dendy Rahayu
Sukarjo, yang turun langsung ke lapangan.

Reporter : Djoko Suceno
Redaktur : Johar Arif

Puluhan Siswa SD Keracunan Es Berhadiah
Sabtu, 06/12/2008 - 07:21


INDRAMAYU,(PRLM).- Puluhan siswa SD
Negeri
II
Eretan
Wetan
Kecamatan
Kandanghaur Kabupaten Indramayu, Jum`at
(5/12) dibawa ke puskesmas setempat karena
muntah-muntah setelah minum es berhadiah
yang dijual pedagang keliling di lingkungan
sekolah.
Tujuh siswa terpaksa harus menjalani
perawatan karena kondisinya kritis dan
puluhan korban lainnya diperbolehkan pulang
setelah diperiksa dokter puskesmas. Polisi
sedang mencari pedagang es yang kabur
beberapa saat setelah keracunan massal terjadi.
Para siswa tertarik membeli es seharga Rp 500
per gelas plastik lantaran ditambah adanya
iming-iming hadiah. Namun setelah beberapa

saat, sejumlah siswa mulai mengalami gejala
keracunan. Mereka mengaku kepalanya pusing,
disusul mual dan muntah-muntah..

Melihat kondisi itu, para guru di sekolah itu
buru-buru membawa siswa yang mengalami
gejala keracunan ke puskeskas terdekat. Namun
karena jumlahnya terus bertambah, petugas
medis di Puskesmas Kertawinangun yang
menangani, segera mengirimkan para korban
ke puskesmas yang lebih besar di
Kandanghaur.
Adapun siswa yang mengalami keracunan dan
terpaksa menjalani perawatan intensif antara
lain Atin, Kholifah, Junanah, Rinah dan Rani,
semuanya siswa kelas 6. Sedangkan korban
dari kelas lainnya yakni Ahmad Yusuf (kelas
4), Ade, Rustinah, Saripah dan Rosita (kelas 5)
serta dua orang siwa kelas bernama Bayu dan
Intan.
Kasus itu kemudian dilaporkan ke polsek
setempat. "Sampel muntahan dan es yang
belum sempat dionsumsi siswa sudah kami
amankan untuk diperiksa di laboratorium. Dan

kami masih mencari tahu identitas pedagang es
berhadiah itu," kata Kapolsek Kandanghaur,

AKP Dudi Permadi terkait insiden keracunan
itu. (A-96/A-122)***

76 Warga Tasikmalaya Keracunan Makanan
Senin, 22 April 2013, 12:09 WIB
REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA-Sebanyak 76 orang diduga keracunan makanan
hidangan pesta pernikahan hingga harus
mendapatkan perawatan medis di Puskesmas
Bantar,
Kecamatan
Bungursari,
Kota
Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin.
Petugas jaga Puskesmas Bantar, Palupi
mengatakan warga satu Kampung Lengo,
Kelurahan Bantarsari itu mulai berdatangan ke
puskesmas, Minggu (21/4) malam dengan
keluhan yang sama mual dan pusing.
"Sampai pukul 22.00 WIB ada 76 orang yang
mendapatkan pengobatan di Puskesmas, mereka
diberi obat dan oralit untuk pertolongan pertama,"
kata Palupi.
Ia mengungkapkan belum mengetahui penyebab
pasti warga mengalami keracunan tersebut,
karena perlu dilakukan uji laboratorium.

Namun, pasien yang mendapatkan penanganan
medis di Puskesmas, kata Palupi, merasakan
pusing dan mual setelah menyantap hidangan
makanan pesta Pernikahan di kampungnya.
Berdasarkan pengakuan warga itu, petugas
Puskesmas mengambil sisa makanan yang
dihidangkan serta muntahan dari 10 pasien untuk
dilakukan uji laboratorium.
"Untuk mengetahui penyebabnya kami ambil
sampel berupa nasi, lauk pauk, buah-buahan,
eskrim, muntahan, dan kotoran korban," katanya.
Salah seorang warga, Nova, yang mendapatkan
perawatan di puskesmas mengatakan mulai
merasakan pusing dan mual, Minggu sore.
Keluhan sakit serupa itu, kata Nova, dialami juga
oleh sejumlah warga lainnya, kemudian bersamasama memeriksakan diri untuk mendapatkan
pengobatan di Puskesmas.

"Keluhan pusing dan mual bukan saya saja,
melainkan warga lainnya juga sama setelah

makan di hajatan," katanya.

Redaktur : Taufik Rachman
Sumber : antara

63 Warga Sukabumi Keracunan Makanan
Ulang Tahun
Minggu, 17 Maret 2013, 13:15 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebanyak
63 warga di Kampung Selagadang RT 07 RW 02
Desa
Pangkalan,
Kecamatan
Cikidang,
Kabupaten Sukabumi mengalami keracunan.
Puluhan warga ini keracunan massal setelah
mengkonsumsi makanan nasi kotak yang
dibagikan dalam acara ulang tahun.
Informasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kabupaten Sukabumi menyebutkan, warga yang
keracunan berdatangan secara bergelombang ke
Puskesmas Cikidang sejak Sabtu (16/3) sore.
Mereka rata-rata mengalami gejala seperti mualmual, muntah, pusing, dan lemas.
‘’Dari puluhan yang keracunan, dua diantaranya
terpaksa dirujuk ke RSUD Sekarwangi,
Kecamatan Cibadak,’’ ujar Kepala Seksi
Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Sri
Yasti, kepada Republika, Ahad (17/3).

Pasalnya, kondisi kedua orang tersebut harus
mendapatkan penanganan lebih lanjut di rumah
sakit. Selain itu, seorang warga korban keracunan
masih dalam proses untuk dirujuk ke rumah sakit.
Sementara sebanyak 60 warga lainnya hanya
dirawat di puskesmas dan kini telah
diperbolehkan pulang ke rumahnya masingmasing. Menurut Sri, Dinkes telah membuka
posko penanggulangan korban keracunan di
sekitar lokasi kejadian. Targetnya, penanganan
kepada korban keracunan semakin cepat. Obatobatan untuk menangani para korban keracunan
pun tidak mengalami kekurangan.
Sri mengungkapkan, hingga kini petugas juga
masih menelusuri penyebab keracunan. Diduga,
peristiwa tersebut terjadi setelah warga
mengkonsumsi makanan yang dibagikan dalam
acara ulang tahun Jumat (15/3). Makanan dalam
nasi kotak itu antara lain kentang dan daging

ayam. Sementara bumbu masakan yang telah jadi
dibeli dari pasar.Sampel makanan yang diduga
menjadi penyebab keracunan itu, kata Sri, sudah
tidak tersisa.
Dampaknya, proses penyelidikan penyebab
keracunan
dilakukan
hanya
dengan
mewawancarai warga yang mengetahui peristiwa
tersebut. Biasanya, sampel makanan dibawa ke
laboratorium untuk diteliti lebih jauh agar
penyebab keracunan terungkap.

Diterangkan Sri, ke depan untuk mencegah
keracunan masyarakat harus benar menjaga
kebersihan makanan. Selain itu bahan-bahan yang
digunakan masih layak dan sehat untuk
dikonsumsi. Sebelumnya, peristiwa keracunan
juga menimpa ratusan warga Kecamatan
Kabandungan pada Feberuari lalu. Pada saat itu
sebanyak 359 warga keracunan setelah
menyantap makanan yang dibagikan saat hajatan
salah seorang warga.

Reporter : Riga Nurul Iman
Redaktur : Fernan Rahadi

Gara-gara Keong Racun, Diskes Banyuwangi Tetapkan KLB
Penulis : Siwi Yunita Cahyaningrum | Senin, 16 April 2012 | 15:23 WIB
BANYUWANGI, KOMPAS.com — Garagara 12 siswa keracunan keong goreng, Dinas
Kesehatan Banyuwangi menetapkan Kejadian
Luar Biasa (KLB) untuk kasus itu.
Senin (16/4/2012) pagi, 12 anak di SD Kemiren
1, Glagah, Kabupaten Banyuwangi, terpaksa
diangkut dengan pikap dari sekolah ke
puskesmas di Glagah karena mual dan muntah
akibat mengonsumsi keong goreng. Dua di
antaranya bahkan dirujuk ke RS Blambangan
dan mendapatkan perawatan intensif sampai
kini.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Hariadji
mengatakan, kasus keracunan masuk dalam
kejadian luar biasa. "Peristiwa keracunan akan
selalu jadi KLB, apalagi ini korbannya
belasan,"
katanya.
Pihaknya kini sudah mengirim sisa makanan
keong ke Surabaya untuk pemeriksaan.

Biasanya, tambah Hariadji, keong hitam yang
ada di sawah tidak beracun. Dimungkinkan
keong tersebut terkena pestisida. "Mungkin
anak-anak terlalu banyak menyantap, bisa juga
ketahanan tubuh mereka rendah sehingga
pencernaan mereka tak tahan," kata Hariadji.
Dinas
Kesehatan
Banyuwangi
pun
menggratiskan biaya berobat para siswa SD itu.
Pihak sekolah kini juga memperketat masuknya
jajanan ke lingkungan sekolah, baik dari kantin
ataupun pihak luar. Hermanto, guru di SD
Kemiren 2, meminta anak-anak untuk tidak
membeli makanan sembarangan.
Peristiwa keracunan akan selalu jadi KLB,
apalagi ini korbannya belasan. – Hariadji
Editor : Robert Adhi Ksp

Hepatitis A di Jambi Mewabah
Penulis : Irma Tambunan | Selasa, 6 November 2012 | 16:02 WIB
JAMBI, KOMPAS.com — Hepatitis A atau
radang hati kian mewabah di Kota Jambi.
Jumlah penderita melonjak empat kali lipat
dalam dua hari terakhir.
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mengerahkan
belasan dokter untuk menangani kasus ini
setelah menetapkan status kejadian luar biasa di
wilayah Kota Jambi.
Hingga Selasa (6/11/2012), jumlah penderita
telah mencapai 82 orang, melonjak dari hari
Minggu (4/11/2012) yang berjumlah 20 orang.
Para penderita seluruhnya adalah siswa sekolah
dasar. Sebanyak 56 siswa di SD 47 Jambi dan
16 lainnya di Sekolah Xaverius Jambi.
Seluruh siswa di sekolah terkait telah
diliburkan
untuk
sementara
waktu,
mengantisipasi bertambahnya jumlah penderita.
"Kami masih mencari tahu sumber penularan
penyakit ini," kata Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jambi Andi Pada.

Dinas Kesehatan menyiapkan 13 dokter pada
sejumlah rumah sakit untuk menangani pasien
hepatitis A tersebut. Dinas Kesehatan juga
menetapkan status KLB Hepatitis sejak Senin.
Penetapan ini atas pertimbangan wabah
Hepatitis A di Jambi baru pertama kali terjadi
dan jumlahnya meningkat signifikan. "Wabah
ini sebelumnya tidak pernah terjadi, dan jumlah
penderita terbilang banyak dalam waktu cepat,"
tutur Andi.
Andi menjelaskan, pihaknya telah mengambil
seluruh sampel makanan dari pedagang di
dalam ataupun luar sekolah di lokasi wabah
untuk diperiksa di laboratorium. Selain itu,
pihaknya juga mengambil sampel darah
sejumlah siswa yang menderita penyakit
tersebut. "Kami akan telusuri bagaimana
penyakit ini menular supaya ada upaya
memutus rantai penularannya," ujar Andi.
Editor :
Nasru Alam Aziz

Jamuan Pernikahan, 53 Warga Keracunan
13 January, 2013
MEDAN- Sedikitnya 53 warga terpaksa harus
dilarikan ke klinik dan rumah sakit akibat
diduga keracunan sehabis menyantap roti jala
dalam jamuan pesta pernikahan di kawasan
Pasar III Kelurahan Tanjung Mulia Hilir,
Kecamatan Medan Deli, Sabtu (12/1), pukul
21.30 WIB.
Informasi dihimpun Sumut Pos, peristiwa naas
itu bermula saat warga yang hadir di pesta
pernikahan keluarga Yahya beramai-ramai
menyantap roti jala yang merupakan salah satu
suguhan tuan rumah. Akan tetapi tak lama
sehabis mengonsumsi makanan yang dipesan
dari sebuah katering itu puluhan tamu
undangan mengalami pusing-pusing dan mual.
“Kami diundang pesta di rumah pak Yahya.
Tapi tak lama setelah makan roti jala, kepala
saya pusing dan perut mual-mual,” aku Surni
(34), salah seorang korban.

Melihat kondisi itu, puluhan korban yang terus
mengeluh dilarikan ke Klinik Bina Medika
Pasar IV Kelurahan Tanjung Mulia Hilir,
Kecamatan Medan Deli dan beberapa klinik
terdekat. Sebagian korban langsung dirujuk ke
RSU Imelda dan RSU Mitra Medika, Medan.
Salah seorang petugas perawat di Klinik Umum
Bina Medika mengatakan, korban yang
ditangani mengalami lemas, mual dan pusing.
Setelah mendapat perawatan, lima korban
yakni Irma, Pipi, Irhas, Surni dan Dedi
berangsur membaik dan diperbolehkan pulang.
“Sebagian masih dirawat inap hingga kondisi
mereka pulih kembali,” kata seorang perawat
klinik. Saat dikonfirmasi, pihak keluarga yang
mengelar pesta belum bersedia memberikan
keterangan. (mag-17)

Makan Nasi Kuning, 72 Pelajar Keracunan
23 November, 2012
MEDAN- Sebanyak 72 orang siswa SD, SLTP
dan SMU Yayasan Pendidikan Haji Masri, Jalan
Namorambe, Karya Jaya, Delitua, Kamis (22/11)
pagi 07.00 WIB, mengalami mual-mual, pening
serta langsung terjatuh. Diduga mereka keracunan
setelah makan nasi kuning bersama di asrama
sekolah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan
koran ini, siswa yang keracunan hanya 10 menit
setelah acara makan nasi kuning yang digelar
Yayasan Pendidikan Haji Masri. Oleh pihak
sekolah langsung dibawa ke RS Mitra Sejati.
Begitu tiba di RS Mitra Sejati, para siswa tersebut
langsung ditangani pihak rumah sakit dengan
cepat dan diberikan cairan infus sebagai
pertolongan pertama.
Denny Hidayahtullah (12), Kelas I SLTP Darul
Ilmi Murni, saat ditemui di Ruang Radiologi RS
Mitra Sejati Lantai I mengatakan, mereka pagi itu
semua siswa SD, SLTP dan SMU makan bersama
disekolah. Dijelaskan bocah dengan jarum infus
di tangan kananya itu, mereka memakan nasi
kuning di dalam sekolah. “Awalnya kami
mengalami muntah-muntah, mual, pusing, pening
dan mencret,” katanya yang ditemani oleh ibunya
itu.
Dijelaskannya, nasi itu dibuat sendiri dari pihak
sekolah. “Sekitar habis makan sekitar 5-10 menit
kemudian kami langsung muntah dan terjatuh.
Ada juga kawan-kawan yang mencret dan semua
siswa itu terkena mulai dari SD hingga SMU,”
jelas bocah ini.

keracunan padahal nasi kuning yang mereka
terlihat aman saja. “Tak tahu kenapa bisa begitu
bang,” ujar bocah ini di Ruangan Radiologi
Lantai I.
Sementara itu, Supervisor RSU Mitra Sejati,
Porman Napitupulu Amk, mengaku, para siswa
itu keracunan makanan dan masih dirawat.
“Mereka semuanya ada 72 orang dan dirawat di
Ruangan Boungevil sebanyak 32 orang Lantai IV,
Ruangan Flamboyan sebanyak 13 orang Lantai
IV, Ruangan Tulip sebanyak 8 orang Lantai III,
Ruangan Radiologi sebanyak 12 orang Lantai I,
Ruangan Sakura sebanyak 3 orang Lantai II dan
Ruangan ICU ada 4 orang Lantai II,” bebernya.
Ditegaskannya, dugaan sementara para siswa
keracunan makanan yang mereka makan saat
makan nasi kuning bersama di asrama sekolah.
“Dokter yang menangani ada empat orang yakni
Dr Sabar Petrus Sembiring SPpd, Dr Elia Nova
SPa, Dr Terapul SPa dan Dr Syamsidah SPa.
Sebagian sudah ada yang bisa berjalan-jalan dan
sebagian lagi masih dirawat intebsif,” tegasnya.
Sementara itu, Syamsiah (37), orang tua Denny
mengaku, baru mengetahui siang tadi. “Baru tahu
tadi dan mereka saat itu sarapan pagi disekolah
dan sekitar 5 menit mereka sudah keracunan
makanan,” pungkasnya.
Pihak sekolah yang ditemui di Lantai IV tak mau
buka mulut. “Tak tahu penyebab keracunan
makanannya,” ujar seorang wanita yang
merupakan guru disekolah tersebut.(jon)