Hubungan ASI Ekslusif dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013

(1)

DI RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH

TAHUN 2013

Laporan ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Ummi Habibah

NIM : 1110103000027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil ‘alamin segenap puji dan syukur saya haturkan kehadirat

Ilahi Rabbi Allah SWT atas segala karunia yang telah diberikan kepada saya serta atas izin dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya yang berjudul “HUBUNGAN ASI EKSLUSIF DENGAN

KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI RUMAH SAKIT

SYARIF HIDAYATULLAH TAHUN 2013’’. Saya sadar bahwa tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, mungkin akan terasa berat dan sulit dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. DR. (HC). dr. M.K. Tadjudin Sp. And selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islma Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr.Witri Ardini, M. Gizi, SpGK selaku Kepala Program Studi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Semua dosen saya yang telah membimbing dan memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. dr. Riva Auda, SpA, MKes selaku dosen pembimbing I dan Silvia Fitrina Nasution M. Biomed selaku pembimbing II yang telah senantiasa meluangkan waktu, mengorbankan tenaga dan pikiran untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam menyusun dan menyelesaikan penelitian ini. 5. dr. Yanti Susianti, SpA dan dr. Marita Fadhilah, Ph.D selaku dewan

penguji.

6. Kepada orang tua saya, H. Murdani, sebagai sosok ayah yang selalu menanamkan jiwa dan budi pekerti yang luhur kepada anak-anaknya serta


(6)

vi

menjadi inspirasi bagi anak-anaknya dan Dra. Hj. Evariana, MPdI sebagai

sosok ibu yang selalu bersabar dan bergelimang do’a dalam mendidik

anak-anaknya

7. Kepada semua keluarga saya yang selalu mendo’akan dan mendukung saya dalam memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman sekelompok penelitian saya, Mutiara Qori Akbar, M. Fernando Pratama, Maulina Sulpi, Cika Irlia Azzahra yang senantiasa saling membantu memberi masukan dan mengajari satu sama lain sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

9. Keluarga besar PSPD 2010 teman-teman sejawat dan seperjuangan yang telah berjalan beriringan meniti hari dan merajut mimpi bersama diruang 401.

10. Ibu-ibu yang telah berkunjung ke poli anak yang bersedia mengisi kuesioner untuk memenuhi hasil penelitian sehingga penelitian kita berjalan dengan baik.

11. Direktur beserta staf, khususnya yang berada di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memebantu bekerja sama sampai selesainnya penyusunan riset ini.

Akhir kata saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dari semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat membawa manfaat bagi perkembangan ilmu khususnya dalam bidang kedokteran

Ciputat, 09 September 2013


(7)

vii

Ummi Habibah. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan ASI Ekslusif dengan Kejadian Diare pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013.

Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah utama kesehatan. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian yang disebabkan oleh diare tersebut terutama pada bayi dan balita, dan termasuk angka kematian tertinggi di daerah Tangerang. Data yang diperoleh tahun 2011 di wilayah tersebut, menunjukkan kematian bayi sebesar 23,1% disebabkan oleh diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ASI ekslusif terhadap kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan di RS UIN Syarif Hidayatullah, di wilayah Ciputat Tangerang Selatan.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode cross sectional

(potong lintang). Sampel diperoleh secara consecutive sampling dengan metode kuesioner dan wawancara dari responden yang memenuhi kriteria sampel. Dari sejumlah 124 responden, 11,8% yang diberi ASI ekslusif tidak mengalami diare, sedangkan responden yang tidak diberi ASI ekslusif 39,3% mengalami diare. Hasil uji Chi-Square dengan nilai p<0.005 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pemberian ASI ekslusif terhadap kejadian diare.


(8)

viii

ABSTRACT

Ummi Habibah, Medical studying program. The correlation between ASI exclusive and incidence of diarrhea in babies of age 0-12 month at Syarif Hidayatullah hospital in 2013.

Diarrhea was reported as one of the most health problem in Indonesia. It is related to the high mortality cases of diarrhea in infant, particularly reported the incidence in Tangerang district. The data from this area in 2011 showed that 23.1% of infant mortality was caused by diarrhea. The study aimed to see the correlation between ASI exclusive and incidence of diarrhea in babies of age 0-12 month at Syarif Hidayatullah hospital Ciputat in South Tangerang district.

The study designed for descriptive analytic with cross-sectional method. Collecting samples was conducted by consecutive sampling and performed by qustionaries and interview to the mothers whose the babies matched with the criteria. The finding result was 11.8% of 124 samples showed that babies with ASI exclusive has performed no diarrhea, and oppositely 39.3% occurred diarrhea in non exclusive babies. The statistic result of Chi Square with p<0.005 showed that significant correlation between ASI exclusive and the incidence of diarrhea in babies of age 0-12 month at RS Syarif Hidayatullah..


(9)

ix

JUDUL……….... i

LEMBAR PERNYATAAN………...ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………iii

LEMBAR PENGESAHAN………..Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR………...v

ABSTRAK………vii

DAFTAR TABEL………xi

DAFTAR GAMBAR………...xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN………...……xiv BAB 1……….1

PENDAHULUAN………...1

1.1 Latar Belakang Masalah………...1

1.2 Rumusan Masalah……….2

1.3 Hipotesis……….. …3

1.4 Tujuan Penelitian………...3

1.4.1 Tujuan Umum………3

1.4.2 Tujuan Khusus………...……3

1.5 Manfaat Penelitian………...……3

BAB 2………4

TINJAUAN PUSTAKA………..4

2.1 ASI dan Manfaat Kandungan Nutrisinya……...…..………4

2.2 ASI dan Kesehatan Saluran Cerna……..………6

2.3 ASI Eksklusif ,Cara Pemberiannya dan Manfaatnya…….………..7

2.4 Komposisi ASI dan Kesehatan Saluran………...8

2.5 ASI dalam Pandangan Islam……….………..10

2.6 Diare, gejala dan kriteria penyebabnya………...10

2.7 Epidemiologi Diare dan Penyebabnya di Indonesia………...11

2.8 Patofisiologi dan Gejala Klinis Diare berdasarkan penyebab Diarenya….13 2.9 Tatalaksana Diare Farmakologi dan Non Farmakologi……….…….16


(10)

x

2.10 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Diare.………..…11

2.11 Kerangka Teori……….………....24

2.12 Kerangka Konsep………25

2.13 Definisi Operasional………...26

BAB III ... 27

METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1 Desain ... 27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3 Populasi dan Sampel ... 29

3.4 Kriteria Penelitian ... 30

3.4.1Kriteria Inklusi ... 30

3.4.2 Kriteria Eksklusi………30 3.5 Cara Kerja Penelitian………30 3.5.1 Izin Pengambilan Data Sekunder Penelitian………..30 3.5.2 Alur Penelitian………...31 3.6 Managemen Data ... 31

3.6.1 Pengumpulan Data ... 31

3.6.2 Pengolahan Data ... 31

3.6.3 Analisis Data………..31 BAB 4 ... 32

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Karakteristik Subyek Penelitian ... 33

4.2 Distribusi Pemberian ASI eksklusif Terhadap Diare ... 33

4.3 Pembahasan ... 33

BAB 5 ... 35

SIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1 SIMPULAN ... 35

5.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36


(11)

xi

Tabel 2.2 Penentuan derajat dehidrasi……….16

Tabel 2.3 Pemberian cairan pada anak………....20

Tabel 2.4 Terapi Antimikroba pada Diare Akibat Bakteri………..23

Tabel 2.5 Definisi Operasional………27

Tabel 3.1 Matriks Kegiatan………...…..31

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik subyek penelitian………...35


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penanganan Diare Pada Dehidrasi Berat………21

Gambar 1.2 Kerangka Teori………...25

Gambar 1.3 Kerangka Konsep………...26


(13)

xiii RS : Rumah Sakit

WHO : World Health Organization

UNICEF : United Nations International Children's Emergency Fund

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

FSH : Follicle stimulating hormone

GUT : Gut associated lymphoid tissue

IgA : Immunoglobulin A CRT : Capilarry Refill Time

KEP : Kurang energi protein

cAMP : cyclic Adenosine monophosphate

ETEC : Enterotoksik Escherichia Coli

EHEC : Enterohemoragik Escherichia Coli


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Jenis Kelamin Bayi………42

Lampiran 1.2 Jumlah Bayi Berdasarkan Usia……….43

Lampiran 1.3 Jumlah Bayi yang menggunakan ASI ekslusif/tidak…………...44

Lampiran 1.4 Jumlah Bayi yang Diare/tidak………...46

Lampiran 1.5 Hubungan ASI Ekslusif dan Diare……….47

Lampiran 2.1 Informed Consent………...48

Lampiran 2.2 Kuesioner………..……49


(15)

1

1.1Latar belakang

Diare dapat didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air besar dan berubahnya konsistensi menjadi lebih lunak atau bahkan cair. Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Menurut data, sebanyak 6 juta atau 17% anak di dunia meninggal setiap tahunnya karena diare.1,2,3

Diare masih merupakan masalah serius di berbagai tempat diseluruh dunia, dan salah satu penyebabnya adalah akibat malnutrisi pada anak.1 kurangnya kesadaran ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu berkisar 60% di wilayah Tangerang, merupakan salah satu penyebab kejadian tersebut. Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi yang baik bagi bayi, dan mengandung berbagai macam protein, karbohidrat, vitamin dan sudah dibagi dalam jumlah yang seimbang.1 Manfaat paling penting dari pemberian ASI ekslusif pada bayi adalah perlindungan terhadap infeksi seperti diare. Berdasarkan hasil pengamatan pada bayi usia 0-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif frekuensi terjadinya diare lebih sedikit, karena ASI melindungi gastrointestinal pada bayi.4,5

Diare merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di kota Tangerang pada tahun 2011, yaitu sebesar 23,1 % dari seluruh kematian balita di Tangerang. Berdasarkan Profil data Dinas Kesehatan di Indonesia dinyatakan bahwa kasus diare adalah kasus kematian tertinggi pada tahun 2010, yaitu sebanyak 1.289, di daerah banten sendiri pada tahun 2011 ditemukan 449.959 yang mengalami rawat inap.4,5,6

Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi yang baik bagi bayi , dan mengandung berbagai macam protein, karbohidrat, vitamin dan sudah dibagi dalam jumlah yang seimbang.1 ASI mengandung semua nutrient yang dibutuhkan


(16)

untuk bayi dalam jumlah yang benar dan tidak pernah basi. Manfaat paling penting dari pemberian ASI eksklusif pada bayi adalah perlindungan terhadap infeksi seperti diare, berdasarkan hasil pengamatan, pada bayi usia 0-6 bulan yang diberikan ASI eksklusif frekuensi terjadinya diare lebih sedikit, karena ASI melindungi gastrointestinal pada bayi.4,5

World Health Oganization (WHO) dan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa hampir sekitar 2,5 miliar peristiwa diare terjadi setiap tahun pada anak di usia balita di negara-negara berkembang dengan lebih dari 80% kejadian diare terjadi di Afrika dan Asia Selatan (masing-masing 46% dan 38%).4

Karena tingginya angka kesakitan dan kematian diare di banten secara umum dan khususnya daerah Tangerang, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, yaitu untuk mengetahui seberapa besar kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan dan presentasi pemberian ASI eksklusif oleh ibu pada pasien anak di RS Syarif Hidayatullah, maka peneliti melakukan survey data dan observasi ke RS Syarif Hidayatullah serta melakukan pengumpulan data kuesioner pada ibu-ibu yang datang ke bagian anak tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Diare masih merupakan masalah kesehatan pada anak terutama bayi usia 0-12 bulan di wilayah Tangerang Selatan. Dengan data kejadian diare pada tahun 2011 berkisar 23,1% dari seluruh kematian bayi di Tangerang Selatan. Hal ini sejalan dengan rendahnya kesadaran ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu berkisar 60% di wilayah tangerang. Apakah pemberian ASI ekslusif berhubungan terhadap kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan pada pasien anak di RS Syarif Hidayatullah?

1.3Hipotesis

Pemberian ASI eksklusif mempengaruhi penurunan kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan pada pasien anak di RS Syarif Hidayatullah.


(17)

1.4Tujuan penelitian

Tujuan Umum

Mengetahui hubungan ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi umur 0-12 bulan pada pasien anak di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui persentase bayi usia 0-12 bulan yang diberi ASI ekslusif dan non eksklusif pada pasien anak di RS Syarif Hidayatullah.

2. Mengetahui persentase bayi usia 0-12 bulan yang diberi ASI ekslusif dan non eksklusif pada pasien anak di RS Syarif Hidayatullah

3. Mengetahui angka kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan yang diberi ASI eksklusif dan non eksklusif di RS Syarif Hidayatullah.

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat Ciputat khususnya daerah Tangerang Selatan pada umumnya tentang manfaat ASI serta pengaruhnya terhadap kejadian diare pada bayi.


(18)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ASI dan Manfaat Kandungan Nutrisinya

ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi yang mengandung zat-zat gizi yang diperlukan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, memberi perlindungan terhadap infeksi dan alergi juga merangsang pertumbuhan sistem kekebalan. ASI mengandung berbagai macam zat-zat penting untuk kekebalan tubuh, seperti vitamin, karbohidrat, lemak, mineral, dan lain-lain.1

ASI adalah makanan ideal bagi bayi, yang mengandung nutrien spesifik spesies dan spesifik usia, faktor imunologis dan sifat antibakteri, serta faktor-faktor yang berfungsi sebagai sinyal biologis untuk meningkatkan pertumbuhan dan diferensiasi sel.1,8

ASI merupakan sumber nutrisi yang dapat memberikan perlindungan kepada bayi melalui berbagai komponen zat kekebalan yang terkandung didalamnya (vitamin, mineral, karbohidrat, protein, lemak).8

Menurut Soetjiningsih tahun 2001, manfaat ASI adalah:9 a. Manfaat ASI secara umum adalah

1) ASI merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik ASI merupakan sumber gizi yang sangat deal, berkomposisi seimbang dan cara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi ASI adalah makanan yang sangat sempurna baik kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tubuh bayi sehingga usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan bayi harus mendapat makanan padat, tetapi pemberian ASI dapat diteruskan sampai bayi berumur 2 tahun.


(19)

2) ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh

Bayi baru lahir secara alamiah mendapat imunologi (zat kekebalan tubuh atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui ASI terutama yang terkandung dalam kolostrum yang mengandung antibodi. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia empat bulan.

3) Manfaat ASI bagi bayi

Pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik, kolostrum, atau susu pertama mengandung anti bodi yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali bagi bayi untuk segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setidaknya setiap 2-3 jam. ASI mengandung campuran berbagai bahan makanan yang tepat bagi bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja tanpa tambahan makanan lain merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan pertama, sesudah 6 bulan, beberapa bahan makanan lain harus ditambahkan pada bayi. Pemberian ASI pada umumnya harus disarankan selama setidaknya 1 tahun pertama kehidupan anak.

4) Bagi Ibu

Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan (hisapan pada putting susu merangsang dikeluarkannya hormon oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim).

a) Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/turun berat badannya dari berat badan yang bertambah selama kehamilan. b) Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali

akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi akan menekan hormon Follicle stimulating hormone (FSH) dan ovulasi)

c) Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi Ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada buah hatinya.


(20)

6

2.2 ASI dan Kesehatan Saluran Cerna

Saluran cerna merupakan salah satu organ terpenting dalam pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan anak. Saluran cerna memiliki kemampuan sebagai pintu pertahanan antara bagian dalam dan luar tubuh manusia, dan pada saat sistem pertahanan tubuh tubuh rendah, kekebalan tubuh harus tetap ditingkatkan. ASI memiliki kelebihan yang dapat meningkatkan peran pertahanan tersebut.7,10

a) Saluran Cerna yang Sehat

Saluran cerna yang sehat dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Fungsi saluran cerna diawali dengan mengunyah makanan, mendorong makanan ke bagian saluran cerna yang lain (lambung, usus halus dan usus besar) dan dikeluarkan melalui anus. Saat melewati saluran cerna tersebut, makanan akan dicerna dan diserap oleh usus halus sehingga dapat digunakan sebagai sumber nutrisi yang bermanfaat untuk pertumbuhan, perkembangan dan penunjang kesehatan anak.7,10

Proses maturasi saluran cerna distimulasi oleh ASI yang dibantu oleh kolostrum. Karena merupakan proses fisiologis, maka menyusui adalah cara yang optimal untuk memberikan nutrisi kepada bayi.7,10

b) Saluran Cerna Sebagai Organ Terpenting

Lebih kurang 80% sel pada saluran cerna menghasilkan antibodi dan 40% jaringan saluran cerna disusun oleh jaringan saluran cerna disusun oleh jaringan limfoid atau dikenal dengan ‘gut associated lymphoid tissue’ (GALT) yang merupakan jaringan limfoid terbesar di dalam tubuh manusia. Sebagaimana fungsi kedua komponen tersebut sangat berpengaruh pada sistem imun tubuh manusia. Fungsi lain, saluran cerna merupakan organ yang paling terpapar di lingkungan luar yang merupakan tempat masuknya zat asing ke dalam tubuh, baik berupa makanan maupun mikroorganisme. Keberadaan mikroorganisme di dalam saluran cerna ternyata berpengaruh terhadap perkembangan sistem imun saluran cerna manusia.7,10


(21)

Penelitian telah membuktikan bahwa oligosakarida yang terkandung dalam ASI merupakan komponen anti-infeksi dan anti-alergi. ASI dihubungkan dengan kejadian yang rendah dari penyakit infeksi. Kadar IgA sekretori yang meningkat akibat masukan ASI yang berpengaruh terhadap sistem pertahanan mukosa saluran cerna t terhadap infeksi dengan cara menghambat absorpsi antigen. Bayi yang mendapatkan ASI, jarang mengalami diare yang berat dan gangguan motilitas saluran cerna (kembung, regurgitasi, muntah). Bayi juga memperlihatkan pertumbuhan yang adekuat.7,10

d) ASI dan Pola Defekasi

Kelebihan dari kandungan ASI (oligosakarida, laktosa) membuat konsistensi dari tinja yang mendapatkan ASI ekslusif lunak. Hal ini dapat menyebabkan bayi yang mendapatkan ASI ekslusif jarang mengalami konstipasi, kecuali ada gangguan dari luar contohnya (makanan yang dikonsumsi oleh ibu).7,10

2.3 ASI Eksklusif, Cara Pemberiannya dan Manfaatnya

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk madu, air gula,dan lain-lain) yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Pemberian ASI ekslusif sampai umur 6 bulan komposisinya sudah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi meskipun tanpa makanan/minuman pendamping ASI. Hal ini berdasarkan pada beberapa hasil penelitian yang menemukan bahwa pemberian makanan pendamping ASI justru akan menyebabkan pengurangan kapasitas lambung bayi dalam menampung asupan cairan ASI sehingga pemenuhan ASI yang seharusnya dapat maksimal telah tergantikan oleh makanan pendamping.1,9,11

ASI sebaiknya diberikan sedini mungkin tanpa terjadwal, hal ini akan menjamin bahwa bayi akan memperoleh segala keuntungan yang berasal dari kolostrum. Kolostrum adalah ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari kelima atau ketujuh, kolostrum berwarna jernih dan kekuning-kuningan cairan ini mengandung zat putih telur atau protein yang kadarnya tinggi dan zat anti infeksi/kekebalan, kolostrum sangat sesuai kondisi bayi di hari-hari


(22)

8

petama kelahiran karena ia belum pantas menerima beban yang akan memberatkan kerja ginjal.11,12

Cara menyusui bayi yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan bayi, karena secara alamiah bayi akan mengatur kebutuhannya sendiri. Semakin sering bayi menyusui, payudara akan memproduksi ASI lebih banyak. Demikian halnya bayi yang lapar atau bayi kembar, dengan adanya hisapan maka payudara akan memproduksi ASI lebih banyak, karena semakin kuat daya isapnya, semakin banyak ASI yang diproduksi.11

Produksi ASI selalu berkesinambungan, setelah payudara memproduksi ASI yang banyak, maka akan terasa kosong dan payudara melunak. Pada keadaan ini ibu tetap tidak akan kekurangan ASI karena ASI akan terus diproduksi asal bayi tetap menghisap. Dengan demikian ibu dapat menyusui bayi secara ekslusif sampai 6 bulan, dan tetap memberikan ASI sampai anak berusia 2 tahun bersama makanan lain.11

2.4 Komposisi ASI

a) Protein

Dibandingkan dengan komposisi protein susu mamalia lain, protein ASI paling rendah. ASI mengandung whey protein dan casei adalah protein yang membantu menyebabkan isi pencernaan bayi menjadi lebih lembut atau mudah dicerna oleh usus bayi.10

b) Lemak.

Lemak ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial, yang berperan penting dalam pertumbuhan otak sejak trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia anak.10

c) Vitamin

1) Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam kolostrum. Konsentrasi vitamin D dan K sedikit dalam ASI. Untuk


(23)

negara tropis yang terdapat cukup sinar matahari, vitamin D tidak jadi masalah. Vitamin K akan terbentuk oleh bakteri di dalam usus bayi beberapa waktu kemudian.10

2) Vitamin yang larut dalam air.

Vitamin C, asam nikotinik, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B6 (piridoksin) sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu diberi suplemen.10

d) Zat besi

Mes kipun ASI mengandung sedikit zat besi (0.5 – 1.0 mg/liter) namun bayi yang menyusui jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi dan zat besi dari ASI diserap dengan baik (>70%) dibandingkan dengan penyerapan 30 % dari susu sapi dan 10 % dari susu formula.10

e) Laktoferin

Laktoferin banyak dalam ASI (1-6 mg/ml), tapi tidak terdapat dalam susu sapi. Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari perencanaan sehingga menyebabkan terhindarnya suplai zat besi yang dibutuhkan organisme patogenik. Oleh karena itu, pemberian suplemen zat besi kepada bayi menyusui harus lebih dipertimbangkan.10

f) Faktor bifidus

Faktor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi (Lactobacillus Bifidus) yang melawan pertumbuhan bakteri patogen.10

g) Lisozim.

Lisozim termasuk whey protein yang bersifat bakteriosidal, antiinflamasi, dan mempunyai kekuatan beberapa ribu kali lebih tinggi dari susu sapi.10

h) Taurin

Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak terdapat dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam naturasi otak bayi.10


(24)

10

2.5 ASI dalam Pandangan Islam

Didalam islam ASI mempunyai peranan penting dan aturan dalam menyusui juga telah dijelaskan, sebagiamana yang tertera di dalam surat Al-baqarah ayat 233.13

Allah swt berfirman:

Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Jangan lah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha mwlihat apa yang kamu kerjakan” 2.6 Diare, gejala, dan kriteria penyebabnya

Menurut WHO diare adalah buang air besar cair lebih dari tiga kali dalam 24 jam, lebih menekankan konsistensi feses daripada frekuensi buang air besar.1,2


(25)

a. Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu, berlangsung kurang dari 14 hari, dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang dapat atau tanpa disertai lendir dan darah tanpa diselingi berhenti. Diare ini berlangsung lebih dari 2 hari.1,2

b. Diare kronis adalah diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung lebih dari 2 minggu sebelum datang berobat dan sifatnya berulang.1,2

Berdasarkan derajat dehidrasi diare dibagi menjadi 3, yaitu : Tabel. 2.1 Penilaian keparahan dehidrasi

Tidak Dehidrasi (penurunan berat badan

<3%)

Dehidrasi ringan-sedang (penurunan berat badan 3-8%) (digolongkan dengan peningkatan keparahan)

Dehidrasi berat (penurunan

berat badan ≥ 9%)

Tidak ada gejala Membran mukosa kering (waspada di mulut dan nafas)

Mata cekung (minimal atau tidak ada air mata)

Turgor kulit menurun (1-2 detik)

Perubahan status neurologic (mengantuk dan irritabilitas) Pernapasan dalam.

Peningkatan ditandai dengan tanda-tanda dari dehidrasi ringan – sedang ditambah :

Penurunan perfusi ke perifer (dingin, pucat di perifer dan Capillary Refill Time (CRT) > 2 detik. Sirkulasi kolaps.

Sumber : Herbert L. DuPont, M.D, (2009)

2.7 Epidemiologi Diare dan penyebabnya di Indonesia

Diare adalah salah satu penyakit yang merupakan penyebab kematian dan kecacatan pada anak di seluruh dunia, yaitu dengan angka 1 milyar kejadian setiap tahunnya dan menyebabkan 3-5 juta kematian tiap tahunnya. Penularan utama untuk patogen diare adalah melalui makanan dan air.


(26)

12

Banyak faktor yang menambah kerentanan terhadap infeksi adalah usia, defisiensi imun, malnutrisi, campak, perjalanan ke daerah endemik, kekurangan ASI, makan makanan atau minuman yang terkontaminasi, dan tingkat pendidikan ibu.7

Prevalensi kejadian diare pada anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan. Di negara yang sedang berkembang, insidens dari penyakit diare akut merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar, Kurang Energi Protein (KEP) yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh.7

Kasus diare lebih banyak disebabkan oleh agen infeksius yaitu sekitar lebih dari 90%. Agen-agen ini biasanya bisa disebabkan oleh bakteri, virus, parasit. Dari bakteri contohnya Aeromonas sp, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni, Clostridium perferingens, Escherichia coli (E.coli). Dari virus contohnya Astrovirus, Kalsivirus, Korona virus, Adenovirus. Dari parasit Cryptosporidium, Cyclospora spp, E.histolytica dan lain-lain.7

Penyakit diare disebabkan oleh beberapa mekanisme dasar adalah :2

a. Gangguan osmotik.

Diare terjadi jika bahan yang secara osmotik aktif dan sulit diserap yaitu larutan isotonik dan hipertonik. Larutan isotonik, air dan bahan yang larut di dalamnya akan lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare. Bila substansi yang diabsorbsi berupa larutan hipertonik, air, dan elektrolit akan pindah dari cairan ekstraseluler ke dalam lumen usus agar osmolaritas isi lumen usus sama dengan cairan ekstraseluler sehingga terjadi diare.

b. Gangguan sekresi.

Akibat rangsangan enterotoksin yang dikeluarkan oleh bakteri dan virus pada dinding usus, menyebabkan vili gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan sekresi klorida di sel epitel meningkat. Hal ini menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, yang akan dikeluarkan sehingga terjadilah diare.


(27)

c. Gangguan motilitas usus.

Hiperperistaltik dapat menyebabkan kesempatan usus menyerap makanan menurun lalu bahan makanan yang telah kita makan tidak banyak yang terserap begitu pula air, maka akan menyebabkan diare. Bila peristaltik usus menurun maka akan mengakibatkan bakteri di dalam usus maupun dari makanan yang kita makan akan tumbuh berlebihan sehingga dapat menyebabkan diare.

2.8 Patofisiologi dan Gejala Klinis Diare berdasarkan penyebabnya diare a. Virus.

Virus merupakan mikroorganisme yang secara langsung dapat menyebabkan vili usus halus rusak sehingga luas permukaan usus halus rusak dan juga dapat mengakibatkan reaksi enzimatik di usus menjadi terganggu yang mengakibatkan perkembangan vili enterosit normal terhambat dan juga mengakibatkan perubahan fungsi dari epitel usus halus. Perubahan ini dapat menyebabkan malabsorbsi dan motilitas usus abnormal selama terjadi infeksi.7 Terdapat empat golongan virus yang dapat menyebabkan diare pada balita tersering yaitu: Rotavirus, Adenovirus enterik, Astovirus, dan Kalsivirus.14,15

b. Bakteri.

Terdapat dua golongan bakteri yang dapat menyebabkan diare dengan melalui mekanisme yang berbeda yaitu bakteri non invasif seperti

Escherichia Coli patogen, dan bakteri invasif contohnya Salmonella sp, Shigella sp, E. Coli invasif, dan Campylobacter.2,15

Bakteri non invasif masuk dan melekat pada dinding usus dan berkembang di dalam usus lalu bakteri mengeluarkan enzim mucinase, dan masuk ke dalam membran dan mengeluarkan unit A dan B dari bakteri lalu mengeluarkan cyclic Adenosine monophosphate (cAMP) yang menyebabkan rangsangan sekresi cairan usus dan menghambat absorbsi


(28)

14

tetapi tidak merusak membran epitel dari usus halus. Tekanan di dalam usus akan meningkat, kemudian timbulah diare.15

Bakteri invasif mengakibatkan kerusakan (ulserasi) yang diikuti oleh respon inflamasi dan abses pada mukosa usus halus. Toksin yang dikeluarkan oleh bakteri invasif dapat mempengaruhi proses seluler pada usus halus. Contoh pada Enterotoksin E. Coli (ETEC) yang merupakan toksin yang akan mengaktifkan adenilat siklase, sementara itu ada juga

bakteri invasif yang mengaktifkan guanilat siklase. Pada

Enterohemorrhagic E. Coli (EHEC) dan Shigella dapat menghasilkan verotoksin yang dapat mengakibatkan kelainan sistemik seperti kejang dan

syndrome hemolitik uremic (SHU).15

Terjadinya diare diperlihatkan dengan gejala seperti anak terlihat gelisah, suhu badan bisa meningkat dan disertai nafsu makan yang turun. Tinja yang cair dan lendir ataupun darah. Warna tinja makin lama main lama berubah kehijauan karena tercampur oleh empedu. Akibat dari laktosa yang tidak diabrobsi baik oleh usus, maka akan menghasilkan Asam laktat yang diabsorbsi dengan baik oleh usus.2

Dehidrasi ditandai dengan penurunan berat badan, pada bayi ubun-ubun terlihat lebih besar dan cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut, dan bibir terlihat kering. Anak-anak yang tidak mendapatkan perawatan yang baik selama diare akan jatuh pada keadaan-keadaan seperti dehidrasi, gangguan keseimbangan asam-basa, hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.2

1. Dehidrasi.

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air lebih banyak daripada pemasukan air. Derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan gejala klinis dan kehilangan berat badan.2

Derajat dehidrasi berdasarkan gejala klinisnya dapat dilihat pada tabel berikut:


(29)

Tabel 2.2 Penentuan derajat dehidrasi

Penilaian A B C

Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut, lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum seperti biasa Haus, ingin minum banyak Malas minum, tidak bisa minum

Periksa:Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang

Bila ada 1 tanda ditambah 1/lebih tanda lain

Dehidrasi berat

Bila ada 1 tanda ditambah 1/lebih tanda lain

Sumber : Juffire M, Mulyani, (2009)

2. Gangguan keseimbangan asam-basa.

Pada diare biasanya terjadi asidosis metabolik. Ini dikarenakan terjadinya kehilangan natrium bikarbonat berasam tinja, dan terjadi penimbunan asam laktat . Asidosis dapat diperlihatkan dengan penapasan yang cepat dan teratur.2

3. Hipoglikemia.

Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40 mg % pada bayi dan 50 mg % pada anak-anak. Gejala hipoglikemia tersebut dapat berupa : lemas, apatis, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang, sampai koma.2


(30)

16

4. Gangguan gizi.

Gangguan gizi disebabkan karena makanan sering dibatasi oleh orang tua. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya gangguan peristaltik.2

5. Gangguan sirkulasi.

Gangguan sirkulasi terjadi akibat perfusi jaringan berkurang sehingga terjadi hipoksia jaringan, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan dalam otak, kesadaran menurun, dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal.2

2.9Tatalaksana Diare Farmakologi dan Non farmakologi Diare

1) Rencana Terapi A ( Diare Tanpa Dehidrasi )

Terapi A ini untuk balita yang tidak mengalami dehidrasi dan terapi ini dilakukan di rumah. Terdapat 4 terapi diare yang dilakukan di rumah.2

a. Berikan Anak Lebih Banyak Cairan Daripada Biasanya Untuk Mencegah Dehidrasi

1. Anjurkan menggunakan cairan rumah tangga, seperti oralit, makanan yang cair (seperti sup, atau air tajin) dan gunakan oralit bila tidak ada air matang. (Catatan : jika anak berusia < 6 bulan dan belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan cair.

2. Berikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan oralit formula baru.

3. Teruskan pemberian larutan ini sehingga diare berhenti.2

b. Beri Tablet Zink


(31)

2. Zink diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, meskipun anak telah sembuh dari diare.

3. Untuk bayi, tablet zink dapat dilarutkan dengan air matang, ASI atau oralit. Untuk anak-anak yang lebih besar, zink dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit.

a. < 6 bulan : 10mg (1/2 tablet) per hari. b. > 6bulan : 20mg (1 tablet) per hari.2

c. Beri Makanan Untuk Mencegah Kurang gizi

1. Teruskan ASI.

2. Jika anak berusia > 6 bulan atau telah mendapatkan makanan padat selain ASI:

a. Beri bubur, namun bisa dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging atau ikan.

b. Untuk menambakan kalium berikan sari buah atau pisang halus.

c. Berikan makanan yang segar pada anak yaitu masak dan haluskan atau tumbuk dengan baik.

d. Beri makan anak sedikitnya 6x sehari.

e. Setelah diare berhenti maka berikan makanan yang sama dan berikan makanan tambahan selam 2 minggu setiap hari.2

d. Bawa Anak Kepada Petugas Kesehatan Bila Anak Tidak Membaik Dalam 3 Hari Atau Menderita Sebagai Berikut:

1.BAB cair yang lebih sering. 2.Muntah terus menerus.

3.Makan dan minum yang sedikit. 4.Demam.

5.Tinja berdarah.

e. Anak Harus Diberi Oralit Di Rumah Apabila:

1. Sudah melakukan rencana terapi B atau C.

2. Diare memburuk, bila tidak dapat kembali ke petugas kesehatan.2


(32)

18

Formula Oralit baru berdasarkan WHO :

Natrium : 75 mmol/ L

Klorida : 65 mmol/ L

Glukosa : 75 mmol/ L

Kalium : 20 mmol/ L

Sitrat : 10 mmol/ L

Total Osmolaritas : 245 mmol/ L.2 Ketentuan pemberin oralit formula baru :

1. Berikan 2 bungkus oralit formula baru pada ibu.

2. Oralit formula baru dilarutkan dalam air matang 1 liter, untuk persediaan 24 jam.

3. Oralit diberikan pada anak setiap kali BAB, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Usia < 2 tahun: 50-100 ml setiap BAB b. Usia > 2 tahun : 100-200 ml setiap BAB

4. Jika persediaan oralit untuk 24 jam masih tersisa, maka sisanya harus dibuang.2

Informasikan cara pemberian oralit kepada ibu :

a. Untuk anak berusia < 2 tahun berikan 1 sendok tiap 1-2 menit. b. Untuk anak yang lebih tua berikan beberapa teguk dari gelas. c. Tunggu 10 menit bila anak muntah lalu kembali berikan cairan. d. Berikan cairan lain apabila biare berlanjut dan oralit habis.2


(33)

2) Rencana Terapi B ( Diare dengan dehidrasi tidak berat)

Dilakukan pemantauan setiap 4-6 jam. Kadar rehidrasi oral yang harus diberikan selam 4 jam pertama dan harus diulang.2

Tabel 2.3 Pemberian cairan pada anak.

Umur > 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 24-60 bulan

Berat Badan < 6 kg 6 - ≤ 10 kg 10 - ≤ 12 kg 12-19 kg

Dalam ml 200-400 400-700 700-900 900-1400

Sumber : Juffire M, Mulyani NS, (2009).

Catatan : berikan minum bila anak meminta. a. Tunjukkan cara memberikan rehidrasi oral:

1. Berikan minum sedikit demi sedikit.

2. Berikan rehidrasi oral secara perlahan-lahan bila anak muntah namun tunggu dahulu 10 menit setelah muntah.

3. Lanjutkan ASI ketika anak meminta. b. Setelah 4 jam :

1. Nilai ulang derajat dehidrasi.

2. Tentukan tatalaksana yang tepat untuk melanjutkan terapi. 3. Beri makan anak.

c. Bila harus pulang sebelum rencana terapi B selesai:

1. Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam 3 jam di rumah.

2. Berikan oralit untuk rehidrasi oral selama 2 hari. 3. Kembali ke rencana terapi A.2

Perhitungan kebutuhan cairan rehidrasi oral pada anak dehidrasi dengan gastroenteritis akut

Dehidrasi rngan-sedang (3-8)% : 30-80 ml/kgBB/4 jam Dehidrasi berat ≥ 9% : 100 ml/kgBB/24 jam


(34)

20

Yang perlu dilihat :

Anak dengan mengalami dehidrasi yang harus dan tidak dapat diberi oralit berikan cairan sedikit dan sering. Jika, muntah, kurangi volumenya dan tingkatkan frekuensi pemberian (setiap 5-10 menit). Ketika pengasuh tidak mampu melakukan pengawasan (anak sedang tidur) maka rehidrasi dengan tabung nasogatrik).17

Perhitungan Kebutuhan Cairan Oralit Untuk Perawatan :

100 ml/kg/BB/24 jam untuk 10 kg berat badan pertama, ditambahkan dengan 50 ml/kgBB/24 jam untuk 10 kg berat badan berikutnya, tambahkan 20 ml/kgBB/ hari untuk berat badan sisanya. Contohnya, seorang anak 22 kg memiliki persyaratan pemeliharaan : (10 x 100) + (10 x 50) + (2 x 20) = 1.540 ml/24 jam.17

3) Rencana Terapi C ( Dehidrasi Berat )

Gambar 1.1 Penanganan Diare Pada Dehidrasi Berat Sumber : Juffire M, Mulyani NS, (2009).


(35)

4) Suplementasi Zink

Diberikan pada anak yang terkena diare. Zink mempunyai efek pada fungsi kekebalan dan fungsi saluran cerna serta untuk proses penyembuhan epitel selama diare.1,2

5) Pemberian Antibiotik

Pemberian antibiotik ini sesuai dengan etiologi dari diare tersebut, seperti tabel dibawah ini

Antibiotik Selektif

Tabel. 2.4 Terapi Antimikroba pada Diare Akibat Bakteri Penyakit Diare Terapi

[Clostridium difficile Metronidazole, 7.5 mg/kgBB

(maksimum 500 mg) 3x sehari; atau vancomisin, 10mg/kgBB (maksimum 125mg) 4x sehari selama 10-14 hari

Shigellosis Azitromisin, 10 mg / kg / hari

dalam dosis sekali sehari selama 3 hari, atau ceftriaxone 50 mg / kg / hari diberikan sekali sehari selama 3 hari

Nontyphoid salmonellosis Tidak ada atau ceftriaxone, 100 mg / kg / hari dalam dua dosis harian terbagi selama 7-10 hari, atau azitromisin, 20 mg / kg / hari sekali sehari selama 7 hari

Demam termasuk demam tiphoid Ceftriaxone, 100 mg / kg / hari dalam dua dosis harian terbagi, atau azitromisin, 20 mg / kg / hari sekali sehari selama 7 hari


(36)

22

Sumber : Herbert L. DuPont, M.D,(2009).

Tabel. 2.4 Terapi Antimikroba pada Diare Akibat Bakteri (lanjutan).

Campylobacter jejuni Azitromisin, 10 mg / kg / hari 1 x

sehari selama 3-5 hari, atau eritromisin, 30 mg / kg / hari dalam 2-4 dosis terbagi selama 3-5 hari

Spesies Aeromonas diare Terapi seperti shigellosis

Plesiomonas shigelloides Terapi seperti shigellosis

Kolera Eritromisin, 30 mg / kg / hari

diberikan tiga kali sehari selama 3 hari, atau azitromisin, 10 mg / kg / hari dalam dosis sekali sehari selama 3 hari

ETEC Azitromisin, 10 mg / kg / hari

dalam dosis sekali sehari selama 3 hari, atau ceftriaxone, 50 mg / kg / hari diberikan sekali sehari selama 3 hari

EIEC Terapi sebagai shigellosis

Sumber : Herbert L. DuPont, M.D,(2009).

a) Dukungan Nutrisi

Pemberian makanan yang bergizi harus diteruskan agar anak yang menderita diare tidak jatuh kepada keadaan gizi kurang atau buruk. Pemberian makanan sebagai pengganti nutrisi yang hilang selama diare.


(37)

ASI tetap diberikan pada diare akut dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya.2

b) Edukasi

Beri edukasi kepada orang tua balita atau pengasuh apabila dalam jangka waktu 3 hari tidak ada perubahan ke proses penyembuhan untuk kembali. Apabila ada gejala-gejala seperti ; demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan dan minum sedikit, atau diare berulang. Beritahu apabila terdapat gejala seperti yang disebutkan sarankan untuk rawat inap.2

c) Pencegahan

Tindakan dalam pencegahan diare ini antara lain dengan perbaikan keadaan lingkungan dan sanitasi individu yang baik. Perbaikan perilaku ibu terhadap balita seperti pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun, perbaikan cara menyapih, kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, membuang tinja anak pada tempat yang tepat, dan memberikan imunisasi morbili.18

2.10 Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Diare

Pada waktu bayi baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan tubuh dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut akan cepat turun setelah kelahiran bayi, setelah segera ahir sampai beberapa bulan, bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. Sehingga kemampuan bayi membantu daya tahan tubuhnya sendiri menjadi lambat selanjutnya akan terjadi kesenjangan daya tahan tubuh. Kesenjangan daya tahan tersebut dapat diatasi apabila bayi diberi ASI.7,12

Pemberian ASI sampai bayi mencapai usia 4-6 bulan, akan memberikan kekebalan kepada bayi terhadap berbagai macam penyakit karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, jamur dan parasit. Oleh karena itu, dengan adanya zat anti infeksi dari ASI, maka bayi ASI eksklusif akan terlindungi dari berbagai macam infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit. Ada perbedaan yang


(38)

24

signifikan antara bayi yang mendapat ASI eksklusif minimal 4 bulan dengan bayi yang hanya diberi susu formula. Bayi yang diberikan susu formula biasanya mudah sakit dan sering mengalami problema kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang memerlukan pengobatan sedangkan bayi yang diberikan ASI biasanya jarang mendapat sakit dan kalaupun sakit biasanya ringan dan jarang memerlukan perawatan.12,16

Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian di Filipina yang menegaskan tentang manfaat pemberian ASI ekskusif serta dampak negatif pemberian cairan tambahan tanpa nilai gizi terhadap timbulnya penyakit diare. Seorang bayi yang diberi air putih atau minuman herbal, lainnya beresiko terkena diare 2-3 kali lebih banyak dibandingkan bayi yang diberi ASI Eksklusif.15,16

2.11 Kerangka Teori

Berdasarkan hasil tinjauan teori tentang pemberian ASI ekslusif yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merangkum dalam kerangka teori berikut

Gambar 1.2 Kerangka Teori

Sosial Ekonomi Rendah, tingkat pendidikan rendah

ASI Ekslusif sIgA,Limfosit T,Limfosit B, Laktoferin

Meningkatkan Imunitas Bayi Resiko Diare

Status Gizi Mal Absorbsi Infeksi bakteri,


(39)

2.12 Kerangka Konsep

Gambar 1.3 Kerangka Konsep

Keterangan :

: variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti : hubungan yang diteliti : hubungan yang tidak diteliti

Bayi usia 0-12 bulan

ASI Ekslusif ASI non-Eksklusif

Penyakit lain Diare

Status gizi

Alergi Sikap ibu


(40)

26

2.13 Definisi Operasional

Tabel 2.5 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat Ukur

Cara Peng-

Ukuran

Skala Peng-

Ukuran

1

ASI Ekslusif Adalah cairan yang keluar dari payudara ibu yang sedang menyusui dan diberikan selama 6 bulan tanpa dicampur

Kuisioner Wawancara Kategorik

ordinal

2

ASI Non Ekslusif

Pemberian ASI oleh ibu tidak secara penuh selama 6 bulan awal tetapi diberikan susu formula juga.

Kuisioner Wawancara Kategorik

ordinal

3

Diare Suatu gejala tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehar (konsistensi cair).

kriteria diare :

1. Diare

2. Normal

Pengisian kuisioner

Wawancara Kategorik

ordinal

5

Usia Responden Bayi yang berusia 0-12 bulan. Kuisioner Melihat usia pada kuisioner yang telah diisi oleh orangtua.


(41)

(42)

27

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Desain

Desain Penelitian ini bersifat deskriptif analitik yang dilakukan dengan metode cross sectional (potong lintang)

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bagian anak di RS Syarif Hidayatullah, Tabel 3.1 Matriks Kegiatan


(43)

Kegiatan

MATRIKS KEGIATAN

Mei Juni Juli Agustus

M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 1.Pembuatan

proposal

2.Kunjungan & Observasi ke

lapangan

3.Perizinan dan ACC lokasi pengambilan data

4.Identifikasi masalah dan pendataan

awal

5.Penelusuran

literatur

6.Pengambilan

data

7.Laporan Pembimbing 8.Entry dan

analisis data 9.Penyusunan

dan revisi skripsi


(44)

29

3.3Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien anak usia 0-12 bulan yang datang ke bagian anak di RS Syarif Hidayatullah pada periode Mei-Juni. Sampel yang dijangkaukan adalah responden yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan eksklusi di RS Syarif Hidayatullah. Sampel Jumlah sampel diambil secara consecutive sampling.

Dihitung dengan menggunakan rumus :19,20

√ √

Berdasarkan perhitungan rumus di atas maka besar sampel yangdiambil dalam penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut:

Diketahui :

P2 : 0,25 (Kepustakaan)

Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga Zα = 2,326

Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%, maka Zβ = 2,576

Dengan memasukkan nilai-nilai diatas pada rumus, diperoleh ;

√ √

(

√ √

)

=

=

=


(45)

3.4Kriteria Penelitian 3.4.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien anak berusia 0-12 bulan yang datang berkonsultasi ke bagian anak di RS UIN Syarif Hidayatullah

2. Pasien diberi ASI eksklusif atau non eksklusif

3. Orang tua pasien menyetujui bayinya untuk menjadi responden penelitian sampai akhir penelitian

3.4.2 Kriteria Ekslusi

1. Responden yang membuat data menjadi tidak lengkap 2. Responden yang terkena penyakit kronis.

3.5Cara Kerja Penelitian

3.5.1 Izin Pengambilan Data Melalui Kuisioner

Data penelitian berupa kusioner sebelum diberikan wawancara kepada orang tua pasien, harus mendapatkan izin dari RS Syarif Hidayatullah Ciputat, Tangerang Selatan.


(46)

31

3.5.2 Alur penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian 3.6Managemen data

3.6.1 Pengumpulan Data

Data diperoleh dari pemberian kusioner ke orang tua yang berkonsultasi di bagian anak RS Syarif Hidayatullah.

3.6.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows

versi 16, dan menggunakan uji chi-square.

3.6.3 Analisis Data

Pada penelitian ini dilakukan analitik data uji chi-square. Observasi/ survey

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis data


(47)

33

4.1Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah semua bayi yang berobat atau berkunjung ke bagian anak di RS Syarif Hidayatullah Ciputat, Tangerang Selatan pada periode Mei sampai dengan Juli 2013. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 124 bayi.

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik subyek penelitian

Dari tabel 4.1 di atas didapatkan subyek penelitian sebagian besar (51,6%) adalah perempuan, dengan rentan usia yang mendominasi adalah usia 0-6 bulan yaitu 57,6%, dan dengan pemberian ASI ekslusif paling banyak sebesar 54,8%. Sebanyak 75,8% responden tidak mengalami diare. Dari penelitian di atas diketahui bahwa mayoritas responden ASI eksklusif menunjukkan diare dengan persentase yang kecil (24,2%).

4.2Distribusi Pemberian ASI eksklusif terhadap Kejadian Diare pada Bayi

Tabel 4.2. Hubungan Pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian diare

Karakteristik Keterangan n %

1 Jenis kelamin perempuan 64 (51,6)

Laki-laki 60 (48,4)

2 Usia 0-6 bulan 72 (57,6)

7-12 bulan 52 (41,8)

3 Pemberian ASI ASI ekslusif 68 (54,8) ASI non-ekslusif 56 (44,8)

4 Kejadian diare Diare 30 (24,2)


(48)

34

Diare(n) % Non-Diare(n) % Total % ASI Ekslusif 8 (11,8) 60 (88,2) 68 (100) ASI Non-ekslusif 22 (39,3) 34 (60,7) 56 (100)

Total 30 (24,2) 94 (75,8) 124 (100)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif risiko kejadian diare persentasenya lebih kecil (11,8%) dibandingkan dengan kelompok bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif (39,8%). Hasil penelitian yang sama sebelumnya, menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif kejadian diarenya lebih sedikit daripada bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif.

Dari perhitungan dengan menggunakan uji statistik “chi square”yang didapatkan nilai p < 0,05 (lihat tabel lampiran 1.5) yang berartiterdapat hubungan bermakna antara pemberianASI Eksklusif dengan tingkat kejadian diare yang pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah Ciputat Tangerang Selatan tahun 2013.

4.3Pembahasan

Angka kejadian diare pada bayi umur 0-12 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif lebih sedikit bila dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Hal itu dikarenakan ASI adalah asupan yang aman dan bersih bagi bayi dan mengandung antibodi penting yang ada dalam kolustrum, sehingga sangat kecil kemungkinan bagi kuman penyakit untuk dapat masuk ke dalam tubuh bayi. Diare merupakan mekanisme perlindungan tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang merugikan atau racun dari dalam tubuh, namun banyaknya cairan tubuh yang dikeluarkan bersama tinja akan mengakibatkan dehidrasi yang dapat berakibat kematian.9,21

Pada waktu lahir sampai beberapa bulan setelahnya, bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI merupakan salah satu komponen yang memiliki daya tahan tubuh yang baik, secara aktif. ASI tidak hanya memiliki perlindungan yang baik terhadap infeksi ataupun alergi, tetapi juga bisa membuat perkembangan dan pertumbuhan yan baik bagi bayi. ASI juga


(49)

mengandung beberapa komponen antiinflamasi, yang membuat bayi jarang sakit pada awal kelahirannya.9,21

Peran ASI belum mampu digantikan oleh susu formula seperti peran bakteriostatik, anti alergi, atau peran psikososial. Pemberian ASI pada bayi tersebut dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. ASI mengandung sIgA, Limfosit T, Limfosit B, dan Laktoferin yang dapat merangsang peningkatan status imun pada bayi.12

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang telah dicantumkan, yaitu ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah.

Dari hasil penelitian diatas yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah pada saat mengambil data, ibu-ibu yang menjadi responden di rumah sakit tersebut menigisi data tidak lengkap, sehingga membuat data yang didapatkan kurang maksimal.


(50)

35

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan:

1. Persentase responden terbanyak adalah usia 0-6 bulan sebanyak 57,6% dengan jenis kelamis perempuan sebesar 51,6%.

2. Persentase responden yang diberi ASI eksklusif di RS Syarif Hidayatulah adalah 54,8%, mengalami diare sebesar 11,8% .

3. Persentase responden yang mengalami diare adalah usia 0-6 bulan (57,6%) 4. Terdapat hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif dengan

kejadian diare pada bayi usia 0-12 bulan dengan nilai p adalah 0.000

5.2. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat disarankan bagi semua pihak yang bersangkutan, yaitu :

1. Bagi ibu-ibu yang berada di wilayah RS Syarif Hidayatullah harus bisa memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.

2. Agar penelitian ini dapat diteruskan untuk melihat lagi prevalensi terhadap angka kejadian diare.


(51)

(52)

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Bhutta ZA. Acute gastroenteritis in children in nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Elsevier Saunders. Philadelphia;2011.p.1323-39

2. Juffire M, Mulyani NS. modul pelatihan diare ukk gastro-hepatologi IDAI. Jakarta:2009.h.29-45

3. DEPARTEMEN KESEHATAN RI 2006.

4. BKKBN. 2004. ASI Eksklusif Turunkan Kematian Bayi.

http://www.pikas.bkkbn.go.id/print.php?tid+2&rid=136-6k-sp

5. Yusuf S. Profil diare di ruang rawat inap anak dalam sari pediatri.Jakarta;2011.vol 13.

6. Masri, S.H. 2004. Diare Penyebab Kematian 4 Juta Balita Per Tahun.

http://www.waspada.co.id/serba-serbi/kesehatan/artikel.,php?artikelid

7. Latief, Abdul et al. Buku kuliah ilmu kesehatan anak. Jilid I.Jakarta: FKUI; 2002.h.283-94

8. Chantry C.J., Howard C.R., Auinger P. 2006. Full breastfeeding duration and assiciated decrease in respiratory tract infection in US children. Pediatrics

9. Soetjiningsih,2001. ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. EGC, Jakarta. 10. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang DKI Jakarta, Bedah ASI

Kajian dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta; Balai Penerbit FKUI, 2008.

11. Roseli, U, Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif : Jakarta, Pustaka Bunda, 2008.h.20-45

12. Matondang C.S., Munatsir Z., Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi Air Susu Ibu. In : Akib A.A.P., Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak, Edisi II. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.

13. Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 233

14. Herbert L. DuPont, M.D. Bacterial diarrhea in the new England journal of medicine.2009. Massachusetts Medical Society.

15. Pickering LK, Snyder JD. Gastroenteritis dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak. ed 15.Jakarta: EGC;1999.h.889-90


(53)

16. Surendran S. Rotavirus infection molecular changes and pathophysiology .EXCLI Journal:2008.

17. Armon K, Stephenson T, MacFaul R, Eccleston P, Werneke U, (2001). 18. Departemen Kesehatan RI.Buku ajar diare pegangan bagi mahasiswa.

Jakarta;1999.h1-22

19. Dahlan, M. Sopiyudin, Besar sampel dan Cara Pengambilan Sampel Ed. 2, Jakarta, Penerbit Salemba Medika, 2009

20. Dahlan, M. Sopiyudin, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Ed. 4, Jakarta, Penerbit Salemba Medika, 2009

21. Anonymus. Panduan pelayanan medis departemen ilmu kesehatan anak. RSUP Nasional DR. Cipto Mangunkusumo.Jakarta.h.20-27


(54)

(55)

38 Lampiran 1.1 Jenis kelamin bayi

Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 64 51.6 51.6 51.6

laki-laki 60 48.4 48.4 100.0

Total 124 100.0 100.0

jenis kelamin

laki-laki perempuan


(56)

39

Lampiran 1.2 Jumlah bayi berdasarkan Usia

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 9 7.3 7.3 7.3

1 8 6.5 6.5 13.7

2 9 7.3 7.3 21.0

3 11 8.9 8.9 29.8

4 8 6.5 6.5 36.3

5 12 9.7 9.7 46.0

6 15 12.1 12.1 58.1

7 13 10.5 10.5 68.5

8 9 7.3 7.3 75.8

9 8 6.5 6.5 82.3

10 9 7.3 7.3 89.5

11 3 2.4 2.4 91.9

12 10 8.1 8.1 100.0


(57)

Lampiran 1.3 Jumlah bayi yang menggunakan ASI ekslusif/tidak

ASI Ekslusif/tidak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid asi ekslusif 68 54.8 54.8 54.8

Non ekslusif 56 45.2 45.2 100.0

Total 124 100.0 100.0

Usia

0-6 bulan 7-12 bulan


(58)

41

Pemberian ASI Ekslusif

ASI ekslusif ASI non-ekslusif


(59)

Lampiran 1.4 Jumlah bayi yang diare/tidak

Diare/tidak diare

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid diare 30 24.2 24.2 24.2

non diare 94 75.8 75.8 100.0


(60)

43

Lampiran 1.5 hubungan ASI ekslusif dan diare

ASI Ekslusif/tidak * Diare/tidak diare Crosstabulation

Diare/tidak diare

Total diare non diare

ASI Ekslusif/tidak asi ekslusif Count 8 60 68

% within ASI Ekslusif/tidak 11.8% 88.2% 100.0%

Non ekslusif Count 22 34 56

% within ASI Ekslusif/tidak 39.3% 60.7% 100.0%

Total Count 30 94 124

% within ASI Ekslusif/tidak 24.2% 75.8% 100.0%

(lanjutan)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 12.682a 1 .000

Continuity Correctionb 11.226 1 .001

Kejadian Diare

Diare Tidak Diare


(61)

Likelihood Ratio 12.917 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association 12.580 1 .000

N of Valid Casesb 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.55. b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 2

Lampiran 2.1

INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan tema Hubungan pemberian ASI Ekslusif terhadap Diare pada bayi usia 0-12 bulan sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada/tidaknya Hubungan pemberian ASIEkslusif terhadap Diare pada bayi usia 0-12 bulan

Untuk terlaksananya penelitian ini Kami mengharapkan kepada Ibu menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dengan jujur dan sesuai perilaku pemberian ASI pada anak ibu.

Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Data-data ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.


(62)

45

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ciputat, 2013 Responden

Peneliti ( )

Lampiran 2.2

KUESIONER

“Hubungan Pemberian ASI Ekslusif terhadap kejadian Diare di RS Syarif

Hidayatullah Tahun 2013”

Identitas responden :

1. Nama anak :

2. Jenis kelamin :

3. Usia : _____ Bulan

4. Anak ke_____ dari ____ saudara

5. Nama Ayah :

6. Nama Ibu :

7. Pekerjaan Ayah : 8. Pekerjaan Ibu :

9. Usia Ibu :

10. Alamat :

11. No Telp/Ibu :

12. Penghasilan / bulan : a. <1.000.000

b. 1.000.000-3.000.000 c. > 3.000.000

ASI EKSLUSIF

IMD(Inisiasi Menyusi Dini) : Ibu yang mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir dengan memfokuskan pada kemampuan alami (sendiri) bayi dengan cara bayi

melangkah didada Ibunya.

1. Apakah anak ibu hanya menggunakan ASI eksklusif 0-6 bulan ? a. Ya


(63)

2. Sejak kapan anak ibu diberi ASI?

a. Beberapa menit setelah lahir  IMD b. Setelah Ibu siap menyusui (tanpa IMD) c. dan lain-lain, sebutkan (…………)

3. Saat ini apakah anak bungsu Ibu telah diberi makanan lain selain ASI ? a. Ya

b. Tidak

4. Sejak kapan ASI dicampur dengan PASI? a. Tidak dicampur sampai usia 6 bulan b. Sejak usia 0-6 bulan

c. Sejak usia 3-6 bulan d. Sejak usia 0- >6 bulan

e. Sampai saaat ini belum diberikan PASI

5. Apakah dalam 6 bulan ibu pernah memberikan Susu formula ? a. Pernah

b. Tidak pernah

6. Apabila pernah diberikan sejak kapan ? a. sejak usia 0-6 bulan

b. Sejak usia 3-6 bulan c. Sejak usia 0->6 bulan

7. Apakah anak ibu lahir langsung menangis atau tidak ? a. Ya

b. Tidak

8. Apakah anak ibu pernah dirawat karena penyakit berat ? a. Pernah (sebutkan:....)

b. Tidak

Isilah lembar pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda

Diare adalah Buang Air Besar (BAB) dengan konsistensi cair, lebih dari 3 hari dengan volume 1 gelas aqua/200 ml.

1. Apakah anak ibu pernah mengalami diare ? a. ya


(64)

47

b. tidak

2. Jika ya, kapan pertama kali diare ? sebutkan usianya ? 3. Apakah ada faktor pencetus yang menyebabkan diare ?

a. Makanan ibu berubah b. Berganti susu

c. Memulai susu formula

4. Apakah setiap bulan mengalami diare ? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah saat diberikan makanan tambahan terjadi diare ? a. Ya

b. Tidak

6. Apakah tindakan ibu bila anak mengalami Diare ? a. Didiamkan

b. Beli obat sendiri/beli di toko c. Berobat ke dukun

d. Berobat ke bidan/ dokter

e. Lainnya, sebutkan ______________ 7. Apakah anak ibu diberikan oralit saat terjadi diare?

a. Ya b. Tidak

8. Setelah berapa lama diare ibu membawa ke dokter ? a. 1 hari

b. 2 hari c. 3 hari

d. Lainnya, sebutkan _________

9. Apakah ibu tetap memberikan ASI ekslusif kepada anak saat anak mengalami diare ?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah ibu memberikan minum (air mineral) saat anak mengalami diare ? a. Ya


(65)

Lampiran 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Ummi Habibah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Jambi, 18 Maret 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kapten Patimurra, No. 33 Rt 34/02 kel. Kenali besar kota Jambi

Nomor Telepon/HP : (0741)61771/085210109221/087808212740 Email : Ummihabibah99@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997 – 1998 : Taman Kanak-kanak Al-mutmainnah Jambi 1998 – 2004 : Sekolah Dasar Islam Al-falah Jambi

2004 – 2007 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Jambi 2007 – 2010 : Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Jambi


(66)

49

2010 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(1)

Likelihood Ratio 12.917 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association 12.580 1 .000 N of Valid Casesb 124

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.55. b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 2

Lampiran 2.1

INFORMED CONSENT

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan tema Hubungan pemberian ASI Ekslusif terhadap Diare pada bayi usia 0-12 bulan sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada/tidaknya Hubungan pemberian ASIEkslusif terhadap Diare pada bayi usia 0-12 bulan

Untuk terlaksananya penelitian ini Kami mengharapkan kepada Ibu menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dengan jujur dan sesuai perilaku pemberian ASI pada anak ibu.

Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Data-data ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.


(2)

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ciputat, 2013

Responden

Peneliti

( )

Lampiran 2.2

KUESIONER

“Hubungan Pemberian ASI Ekslusif terhadap kejadian Diare di RS Syarif Hidayatullah Tahun 2013”

Identitas responden :

1. Nama anak :

2. Jenis kelamin :

3. Usia : _____ Bulan

4. Anak ke_____ dari ____ saudara

5. Nama Ayah :

6. Nama Ibu :

7. Pekerjaan Ayah :

8. Pekerjaan Ibu :

9. Usia Ibu :

10. Alamat :

11.No Telp/Ibu :

12.Penghasilan / bulan : a. <1.000.000

b. 1.000.000-3.000.000 c. > 3.000.000

ASI EKSLUSIF

IMD(Inisiasi Menyusi Dini) : Ibu yang mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir dengan memfokuskan pada kemampuan alami (sendiri) bayi dengan cara bayi melangkah didada Ibunya.

1. Apakah anak ibu hanya menggunakan ASI eksklusif 0-6 bulan ? a. Ya


(3)

2. Sejak kapan anak ibu diberi ASI?

a. Beberapa menit setelah lahir  IMD b. Setelah Ibu siap menyusui (tanpa IMD) c. dan lain-lain, sebutkan (…………)

3. Saat ini apakah anak bungsu Ibu telah diberi makanan lain selain ASI ? a. Ya

b. Tidak

4. Sejak kapan ASI dicampur dengan PASI? a. Tidak dicampur sampai usia 6 bulan b. Sejak usia 0-6 bulan

c. Sejak usia 3-6 bulan d. Sejak usia 0- >6 bulan

e. Sampai saaat ini belum diberikan PASI

5. Apakah dalam 6 bulan ibu pernah memberikan Susu formula ? a. Pernah

b. Tidak pernah

6. Apabila pernah diberikan sejak kapan ? a. sejak usia 0-6 bulan

b. Sejak usia 3-6 bulan c. Sejak usia 0->6 bulan

7. Apakah anak ibu lahir langsung menangis atau tidak ? a. Ya

b. Tidak

8. Apakah anak ibu pernah dirawat karena penyakit berat ? a. Pernah (sebutkan:....)

b. Tidak

Isilah lembar pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda

Diare adalah Buang Air Besar (BAB) dengan konsistensi cair, lebih dari 3 hari dengan volume 1 gelas aqua/200 ml.

1. Apakah anak ibu pernah mengalami diare ? a. ya


(4)

b. tidak

2. Jika ya, kapan pertama kali diare ? sebutkan usianya ? 3. Apakah ada faktor pencetus yang menyebabkan diare ?

a. Makanan ibu berubah b. Berganti susu

c. Memulai susu formula

4. Apakah setiap bulan mengalami diare ? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah saat diberikan makanan tambahan terjadi diare ? a. Ya

b. Tidak

6. Apakah tindakan ibu bila anak mengalami Diare ? a. Didiamkan

b. Beli obat sendiri/beli di toko c. Berobat ke dukun

d. Berobat ke bidan/ dokter

e. Lainnya, sebutkan ______________

7. Apakah anak ibu diberikan oralit saat terjadi diare? a. Ya

b. Tidak

8. Setelah berapa lama diare ibu membawa ke dokter ? a. 1 hari

b. 2 hari c. 3 hari

d. Lainnya, sebutkan _________

9. Apakah ibu tetap memberikan ASI ekslusif kepada anak saat anak mengalami diare ?

a. Ya b. Tidak

10.Apakah ibu memberikan minum (air mineral) saat anak mengalami diare ? a. Ya


(5)

Lampiran 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Ummi Habibah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Jambi, 18 Maret 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kapten Patimurra, No. 33 Rt 34/02 kel. Kenali besar kota Jambi

Nomor Telepon/HP : (0741)61771/085210109221/087808212740

Email : Ummihabibah99@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997 – 1998 : Taman Kanak-kanak Al-mutmainnah Jambi

1998 – 2004 : Sekolah Dasar Islam Al-falah Jambi

2004 – 2007 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Jambi 2007 – 2010 : Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Jambi


(6)

2010 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.