desain interior hunian bernuansa Green (2)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desain Interior
Desain interior adalah suatu perancangan ruang dalam dengan menyatukan
elemen-elemen menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan tertentu yang bertitik pada aspek estetis, keamanan dan kenyamanan.
Seorang desain interior tidak hanya mendesain atau mendekorasi sebuah
ruangan, namun adalah problem solver untuk masalah yang ada dalam sebuah
ruangan sehingga orang yang tinggal didalamnya dapat memenuhi kebutuhan
mereka.
Dalam mendesain sebuah rumah, tidak cukup jika hanya bagus dipandang
mata, namun harus ditambah satu unsur yang paling penting, yaitu ramah
lingkungan. Dalam dunia gambar arsitektur, konsep desain gambar yang ramah
lingkungan disebut dengan eco design.

Dalam Design interior harus memperhatikan 7 prinsip desain interior, yaitu:
1. Unity and Harmony
Suatu ruangan dianggap memiliki kesatuan ketika elemen yang ada
saling melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lain
sehingga menghasilkan komposisi yang seimbang.

2. Keseimbangan
Tidak “berat” sebelah. Tidak terlalu condong ke sisi sebelah kanan atau
kiri atau atas dan sebagainya.
3. Focal Point
Aksen menjadi daya tarik ruangan. Bisa satu atau lebih, tapi tidak semua.
4. Ritme
Semua pola pengulangan tentang visual. Kontinuitas atau pergerakan
terorganisir.

3

5. Detail
Detail sebuah ruangan dapat meningkatkan nuansa keseluruhan ruangan.
6. Skala dan Proporsi
Ruangan harus dihiasi dengan perabotan serta aksesori dan aksen yang
sesuai dari segi bentuk maupun ukuran. Serta setiap aksesori yang
ditampilkan, harus dalam proporsi yang sama satu sama lain.
7. Warna
Warna dapat menambah semangat, dan menciptakan suasana temaram
terutama dengan dukungan pencahayaan yang tepat.


2.2 Elemen Interior
Secara garis besar, elemen interior dapat dikelompokkan kedalam elemen
struktural dan elemen non struktural, sebagai berikut :
• Elemen Struktural
1. Dinding
Dimaksudkan sebagai pembatas antara ruang satu dengan ruang lainnya.
Di samping itu dinding dapat memberi kesan tertutup, memberi rasa aman.
Pemilihan material dan bentuk serta warna dinding dapat mempengaruhi efek
psikologis bagi penggunanya dan sebagai unsur estitika ruang, serta dapat
digunakan sebagai akustik suara.
2. Lantai
Lantai, merupakan salah satu bagian penting dalam ruang, penunjang
segala sesuatu yang berada didalam ruang, karena setiap komponen ruang
akan selalu berada diatas lantai dan terhunbungkan satu dengan lainnya.
Variasi material untuk lantai cukup beragam, diantaranya : kayu (parquette,
papan kayu, rotan), fabrikasi (karpet, permadani), batu (marmer, granit),
olahan tanah liat (keramik, batu bata), resin (lapisan karet, vinyl).
3. Langit-langit
Langit-langit (ceilling), adalah salah satu unsur penting dalam interior

selain dinding dan lantai. Langit-langit adalah bagian dari suatu bangunan,
maka ia tidak lepas dari fungsi, bentuk dan karakter ruang.

4

Langit-langit

dipergunakan

untuk

meletakkan

titik

lampu

sebagai

pencahayaan ruang. Material yang dipergunakan untuk penyelesaian

(finishing) umumnya adalah cat dan kayu.
• Elemen Non Struktural
Elemen Non-Struktural atau aksesoris interior (accessories interior) yaitu
elemen yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan struktur interior
atau bangunan. Aksesoris interior berkenaan dengan hal-hal yang melengkapi
sebuah ruang dengan kaya estetis dan hiasan-hiasan, yang dapat memberikan
suasana sangat menyenangkan untuk mata, tekstur yang menarik untuk
tangan atau stimulasi untuk pikiran.
Aksesori yang dapat menambah visual dan kesempurnaan pada sebuah
penerapan pada sebuah penerapan interior, terdiri dari:
- Utilitirian (manfaat), bagian dari desain yang pemilihannya merupakan
refleksi dari kepribadian pemakai (user), seperti alat dan objek.
- Incidental (pelengkap), menghias satu ruangan secara bersamaan
mempunyai fungsinya. Contoh elemen arsitektur dengan detail material yang
harmonis, seperti bentuk, warna dan tekstur pada furnishing (mebel)

2.3 Green Arsitektur / Eco Design
Adalah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang
lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber

energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan
bukaan yang optimal. Saat ini jarang ditemukan contoh bangunan yang
menggunakan pendekatan green architecture. Untuk itu mungkin perlu melihat
balik kepada arsitektur vernakular yang banyak mendukung pendekatan green
architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain bangunan dengan
pendekatan green architecture bukan berarti kembali kepada tradisi tersebut.

5

Hanya sikap terhadap pemilihan material dan sumbernya saja dari pendekatan
arsitektur vernakular yang perlu diakomodasi di masa depan.
Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki
tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan
penggunaan sistem utilitas yang sangat baik.
Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung
jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Dalam
jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan
sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan
kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan

kualitas hidup.
Dalam perencanaan untuk mendesain sebuah bangunan Green Arsitektur, aspek
yang harus dipertimbangkan utamanya adalah:
1. Konsumsi sumber daya yang hemat dan efisien (energi, material, air dan
lahan)
2. Emisi baik terhadap udara, air dan tanah terkait dengan lingkungan dan
kesehatan
3. Lain-lain (seperti kebisingan dan getaran).

2.4.

Prinsip Green Arsitektur / Eco Design

2.4.1

Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus
meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik (sebisa
mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan).

2.4.2


Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendesain
bangunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan
sumber energi yang ada.

2.4.3

Minimizing new resources : mendesain dengan mengoptimalkan
kebutuhan sumber daya alam yang baru, agar sumber daya tersebut tidak
habis dan dapat digunakan di masa mendatang. Penggunaan material
bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

6

2.4.4

Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni
bangunan tersebut (Respect for site) : Bangunan yang akan dibangun,
nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti
bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak

berubah (tidak merusak lingkungan yang ada).

2.4.5

Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam
merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan
dan memenuhi semua kebutuhannya.

2.4.6

Menetapkan seluruh prinsip-prinsip green architecture secara keseluruhan
/ Holism : Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan
sesuai kebutuhan bangunan kita.

2.5 Sifat-sifat Bangunan Green Arsitektur
2.5.1. Sustainable (Berkelanjutan).
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring
zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya
perubahan-perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
2.5.2. Earthfriendly (Ramah lingkungan).

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green
architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud
tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakan
terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh
karena itu bangunan berkonsep green architectur mempunyai sifat ramah terhadap
lingkungan sekitar, energi dan aspek-aspek pendukung lainnya.
2.5.3. High performance building.
Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah
pentingnya dengan sifat-sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance
building”. Mengapa pada bangunan green architecture harus mempunyai sifat
ini? Salah satu fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan
memenfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of nature) dan dengan
dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance).

7

2.6 Green Lighting
Sejauh ini, sumber cahaya yang paling baik adalah matahari. Dalam
perencanaan eco desain, kita dapat menghemat penggunaan energi lampu dengan
dengan menyediakan banyak bukaan pada siang hari. Jika Anda ingin sedikit lebih

banyak cahaya, buatlah skylight, atau Anda sedang mendesain rumah atau
melakukan renovasi, menempatkan banyak jendela di sisi menghadap ke selatan
dari rumah (atau menghadap ke utara jika Anda tinggal di belahan bumi selatan).
Untuk mengambil lebih banayak cahaya.
Salah satu cara lagi untuk menghemat penggunaan energi adalah dengan
menggunakan lampu yang hemat energi. Salah satu lampu hemat energi adalah
lampu LED. LED adalah lampu yang sangat disukai orang-orang yang
menjunjung tinggi gaya hidup ramah lingkungan.

2.7 Green Material
Bahan bangunan ramah lingkungan saat ini sangat dibutuhkan untuk menjaga
generasi masa depan yang mempunyai tujuan mengurangi konsumsi energi agar
terciptanya bumi yang nyaman. Penggunaan bahan bakar fosil yang tidak
terkendali dalam menempatkan pasokan energi membuat polusi udara, emisi gas
rumah hijau semakin meningkat dan juga kualitas hidup menjadi beresiko.
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut:
• Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan.
• Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi
lingkungan.
• Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat

dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata
mengingatkan kita pada tanah, kayu pada pepohonan).
• Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau
proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk
memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan).
• Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami.

8