Pengaruh diferensiasi produk dan desain produk terhadap keputusan pembelian pada Galeri Elik Keramik Bandung
(2)
(3)
(4)
Nama : Rossy Yatus Solihah
Tempat Tangal Lahir : Bandung,13 September 1991 Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Asal : Jl. Terusan Holis Pemukiman Kopti Cibolerang No. 05 RT/RW 02/10 kel.Babakan Ciparay Bandung , 40224
E-mail : Rossyyatus@yahoo.com
Telephone : 085794166012/08818235257
Kewarganegaraan : Indonesia
Hobi : Nonton, dan jalan-jalan
PENDIDIKAN
1996 - 2002 : SDN Holis 1 Bandung 2002 - 2005 : SMP Negeri 39 Bandung 2005 - 2008 : MAN Negeri 1 Bandung
2009– sekarang : Mahasiswa tingkat akhir Universitas Komputer Indonesia
Hormat Saya,
(5)
To the Consumer buying Decision On Gallery ELINA Keramic
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi ManajemenFakultasEkonomi
UniversitasKomputer Indonesia
Oleh :
ROSSY YATUS SOLIHAH 21209730
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
(6)
vi
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK DAN DESAIN PRODUK
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA GALERI ELINA KERAMIK DI BANDUNG”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih untuk kedua orangtua tersayang yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa dan kasih sayang yang tulus dan bimbingannya yang begitu besar untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Dr. Dedi Sulistiyono, S., MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Rizki Zulfikar,SE.,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Raeny Dwisanty, SE.,M.Si selaku Ketua Program studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia serta selaku penguji 1 yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan perhatian,
(7)
vii
sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Dra. Rahma Wahdiniwaty,M.Si selaku penguji 2, yang selalu memberi motivasi, perhatian, masukan sehingga skripsi ini dapat berjalan lancar. 6. Windi Novianti, SE.MM, selaku koordinator siding skripsi.
7. Linna Ismawati, SE.,M.Si. selaku ketua panitia pelaksanaan tugas akhir. 8. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis
dengan pengetahuan sertai lmu yang sangat berharga.
9. Teh Maya yang selalu memberikan dukungan, dengan segala kebaikannya. 10. Teh Hana yang juga selalu baik dan memberikan dukungan.
11. Ibu Elina selaku pemilik Galeri yang telah memberikan konsiderasinya bagi saya untuk melakukan penelitian..
12. Skripsi ini penulis dedikasikan untuk almarhumah ibuku tercinta Ai Romal, terimakasih sudah memberi arti yang sangat dalam di hidupku ini.
13. Ayah ku tersayang bapa Suhendar yang sudang banyak berjasa buat saya selama ini.
14. Omaku tersayang Hj.khoeriyah terimakasih untuk segala pengorbanan dan petuah-petuah yang tentunya diberikan dan akan menjadi sesuatu yang sangat berharga dalam hidup saya selamanya.
(8)
viii
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan,untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Bandung, 20 Agustus 2013
(9)
ix
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1Identifikasi Masalah ... 7
1.2.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1Maksud Penelitian ... 9
1.3.2Tujuan Penelitian ... 9
1.4Kegunaan Penelitian ... 9
(10)
x
2.1.1.1 Tahapan-tahapan Membangun Diferensiasi ... 15
2.1.1.2 Tahap-tahap Mempertahankan Diferensiasi yang Sudah Terbentuk ...16
2.1.1.3 Macam-macam Diferensiasi Produk...17
2.1.1.4 Manfaat Diferensiasi Produk ...22
2.1.1.5 Tujuan Diferensiasi Produk...24
2.1.2 Desain Produk ... 24
2.1.2.1 7 paramenter Desain Produk...25
2.1.3 Keputusan pembelian ... 30
2.1.3.1 Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian ... 32
2.1.4 PenelitianTerdahulu ... 35
2.2 Kerangka Pemikiran ... 38
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel... 39
2.2.1.1 Hubungan Diferensiasi Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 39
2.2.1.2 Hubungan Desain Produk Terhadap keputusan Pembelian...39
(11)
xi
3.2.1 Desain Penelitian ... 43
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 47
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 49
3.2.3.1 Sumber Data ... 49
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 50
3.2.3.2.1 Populasi ... 51
3.2.3.2.2 Sampel ... 51
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.2.4.1 Uji Validitas ... 54
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 57
3.2.5 Rancangan Analisis dan Perancangan Hipotesis ... 61
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 61
3.2.5.1.1 Analisis Deskriftif/Kualitatif ... 62
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 64
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 71
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 71
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 73
(12)
xii
4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status...78
4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan perekjaan...79
4.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan...80
4.3 Analisis Deskriptif...81
4.3.1 Analisis Deskriptif Differensiasi Produk...81
4.3.2 Analisis Deskriptif Desain Produk...93
4.3.3Analisis Deskriptif Keputusan Pembelian...98
4.4 Analisis Verifikatif ... 106
4.4.1 Hasil Estimasi Model Regressi ... 106
4.4.2 Analisis Korelasi...112
4.4.2.1 Analisis Korelasi antara Diferensiasi Prodak terhadap Keputusan pembelian...113
4.4.2.1 Analisi Korelasi antara Desain produk terhadap Keputusan pembelian...115
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 119
5.2 Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 121 KUESIONER
(13)
(14)
Negeri Sriwijaya. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, Vol 6 No.2. November 2011: 2085-1375
Hermana Dody, 2006, Pengaruh diferensiasi produk terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen Rokok Djarum Super di Kabupaten Garut. Manajerial Jurnal Manajemen dan Sistem Informasi, Vol. 5, No. 9, Juli : 1412-6613
Herminingtyas Rudika, 2013, Analisi fungsi kemasan produk melalui model view dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Rokok keretek merek Dji Sam Soe di Kota Semarang. Jurnal STIE Semarang, Vol 5, No. 2, Juni : 2252-7826.
Ibrahim Nasir M, 2007, Analisi pengaruh media iklan terhadap pengambilan keputusan membeli air minum dalam kemasan merek Aqua pada masyarakat Kota Palembang, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol 5, No.9, Juni : 2232-6543.
Putra Hafrizal, 2012, Pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan pembelian kartu perdana prabayar XL di Kota Padang, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 3, No.1, Januari : 2086-5031.
Sahetapy Joefar, 2013, Diferensiasi produk, strategi merek,pengaruhnya terhadap keputusan pembelian meubel UD Sinar Sakti Manado, Jurnal EMBA, Vol.1, No. 3, September : 2303-1174.
Soewito Yudhi, 2013, Kualitas produk, merek, dan desain pengaruhnya terhadap keputusan pembelian sepeda Motor Yamaha Mio, Jurnal EMBA, Vol 1, No. 3, Juni : 2303-1174.
Sukotjo Hendri dan A. Radix Sumanto, 2010, Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Prosess, dan Physicial Evidence) terhadap keputusan pembelian produk Klinik Kecantikan Teta di
(15)
(16)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi studi pustaka terhadap buku, artikel, jurnal ilmiah, penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Uraian kajian pustaka diarahkan untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun kajian pustaka pada penelitian ini meliputi konsep mengenai deferensiasi produk ,desain produk dan keputusan pembelian terhadap Galeri Elina keramik di Bandung.
2.1.1 Pengertian Deferensiasi produk
Menurut Kotler (2000) dalam Yudhiarina (2009:2292), “Diferensiasi adalah kegiatan merancang serangkaian keunikan yang berarti untuk membedakan apa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan apa yang ditawarkan oleh pesaing”.
Menurut Walker (2006) dalam Yudhiarti (2009:2292) : ”Acompany can outperform its rivals only if it can establish a difference that it can preserve. It must deliver greater vallue to customers or create comparable value at alower
cost or both”.
Menurut Winardi (1989) dalam Hermana (2006:3) mendefinisikan diferensiasi produk yaitu : “tindakan perusahaan untuk menetapkan sekumpulan
(17)
perbedaan-perbedaan yang berarti pada produknya untuk membedakan penawaran perusahaan dan penawaran pesaingnya, sehingga dapat dipandang (dipersepsikan) konsumen sasaran memiliki kelebihan nilai yang berarti.
Dapat disimpulkan diferensiasi produk adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenangkan persaingan di pasar dengan memenangkan persaingan di pasar dengan menetapkan sekumpulan perbedaan-perbedaan yang berarti pada produk yang ditawarkan untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaingnya,sehingga dapat dipandang atau dipersepsikan konsumen bahwa produk tersebut mempunyai nilai tambah yang diharapkan oleh konsumen.
Perusahaan mendiferensiasikan diri dengan para pesaingnya jika perusahaan tersebut dapat memiliki keunikan dalam sesuatu uang dinilai penting oleh para pembeli. Seberapa jauh para pesaing dalam sebuah industri dapat melakukan diferensiasi antara satu sama lainnya juga merupakan salah satu unsur penting dalam struktur industri. Meskipun diferensiasi mempunyai arti penting, sumber-sumber yang memungkinkan dilakukannya diferensiasi seringkali tidak dipahami dengan baik. Perusahaan seringkali memandang sumber yang potensial bagi diferensiasi dari segi produk fisik atau praktek pemasaran, bukannya sebagai hal yang bisa diciptakan dimana saja dalam rantai nilai yang ada. Perusahaan seringkali tidak sama tetapi sifatnya tidaklah berbeda, karena mereka seringkali mengusahakan keunikan yang sebenarnya tidak bernilai bagi pembeli. Perusahaan yang mengusahakan diferensiasi (disebut juga diferensiator) pun seringkali tidak
(18)
menaruh perhatian cukup besar pada biaya diferensiasi atau pada daya tahan diferensiasi yang telah dicapainya.Jadi, diferensiasi dapat dimaksudkan sebagai suatu usaha perusahaan dalam strategi pemasaran untuk membuat pembedaan produk dengan perusahaan pesaing, sehingga produktersebut memiliki ciri khas tersendiri.
2.1.1.1 Tahap-tahap Membangun Diferensiasi
Menurut Hermawan Kartajaya (2010:30), diferensiasi tidak hanya dibangun dari sisi produk saja, tapi juga melibatkan aspek strategi pemasaran seperti segmentasi, targeting dan positioning. Berikut adalah tahapan yang dilakukan untuk membangun diferensiasi yang solid antara lain :
1. Melakukan segmentasi dan targeting yang kemudian diikuti perumusan positioning produk, merek dari perusahaan.
2. Menganalis sumber – sumber deferensiasi yang memungkinkan, baik yang telah ada saat ini maupun memiliki potensi untuk menjadi basis diferensiasi dimasa yang akan datang.
3. Menguji diferensiasi perusahaan, apakah sustainable atau tidak. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menilai sejauh mana sustainable diferensiasi, yaitu tidak mudah ditiru dan memiliki keunikan. Apabila produk dan merek perusahaan memiliki keunikan maka akan bertahan karena tidak mudah untuk disamakan dengan pesaing.
(19)
4. Mengkomunikasikan diferensiasi yang dimiliki. Produk yang baik tidak berarti akan menjadi pemenang, yang paling penting adalah persepsi yang lebih baik. Untuk itu perusahaan harus mampu mengkomunikasikan diferensiasinya dengan baik. Berikut ini adalah beberapa kriteria untuk mengkomunikasikan diferensiasi :
a) Simple, komunikasikanlah diferensiasi yang perusahaan tawarkan dalam bahasa yang sederhana serta kata – kata yang singkat.
b) Meaningful, pilihlah kata – kata yang singkat tapi bermakna.
c) Focus, komunikasi yang disampaikan harus benar – benar menuju pada suatu titik, dimana perusahaan tampil beda dan meninggalkan pesaing.
2.1.1.2 Tahap-tahap Mempertahankan Diferensiasi yang Sudah Terbentuk
Membangun diferensiasi dari sisi konten, konteks, dan infrastruktur agar menjadi kokoh menjadi penting bagi perusahaan. Namun kebutuhannya tidak cukup hanya sampai membangun diferensiasi yang kokoh saja, tapi yang terpenting adalah bagaimana mepertahankan diferensiasi tersebut. Menurut Hermawan Kartajaya (2010:32) berikut adalah teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mempertahankan diferensiasi yang solid :
(20)
1. Fokus pada core differentiation
Perusahaan boleh melakukan cara-cara untuk „menancapkan‟ eksistensi merek untuk mengeksploitasi pasar tapi harus tetap bersumber pada diferensiasi utama yang dimiliki.
2. Be Consistent
Konsistensi di sini maksudnya adalah konsisten dalam hal pesan yang disampaikan ke pasar serta konsisten juga dalam hal operasional perusahaan sehari-hari.
3. Evolve your differentiation
Perkuat diferensiasi yang sudah dimiliki dari waktu ke waktu sehingga tetap unggul di pasar.
2.1.1.3 Macam-macam Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk merupakan cara perusahaan untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan pesaing melalui daya pembeda atau keunikan produk sehingga dipersepsikan sebagai produk yang memiliki nilai lebih oleh konsumen.
Diferensiasi produk merupakan titik tolak penciptaan diferensiasi karena produk merupakan factor utama yang menjadi focus perhatian konsumen. Produk perusahaan berperan sebagai penarik minat konsumen.
Menurut Kotler (2007) dalam Yudhiarina (2009:2292), diferensiasi produk dapat dibedakan menjadi:
(21)
1. Bentuk
Bentuk produk dapat didiferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau struktur fisik sebuah produk.
2. Keistimewaan (feature)
Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, yakni karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Upaya untuk menjadi
yang pertama dalam memperkenalkan keistimewaan baru yang
berhargamerupakan salah satudari cara yang paling efektif untuk bersaing.
3. Mutu Kinerja
Sebagian besar produk ditetapkan pada salah satu dari empat level kinerja: rendah, rata-rata, tinggi, dan super. Mutu kinerja mengacu pada level di mana karekteristik dasar produk itu beroperasi.
4. Mutu Kesesuaian
Pembeli mengharapkan produk yang memiliki mutu kesesuaian (conformance
quality) yang tinggi. Kualitas kesesuaian adalah tingkat di mana semua unit
yang diproduksi adalah identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah adalah bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa pembeli.
(22)
5. Daya Tahan (durability)
Daya tahan (durability), suatu ukuran usia operasi yang diharapkan dalam kondisi normal dan/atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu.
6. Keandalan (reliability)
adalah ukuran probabilitas atau keandalan.
7. Mudah diperbaiki
Mudah dioerbaiki adalah suatu ukuran kemudahan untuk memperbaiki suatu produk yang rusah atau gagal.
8. Gaya (style)
Gaya (style) menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli. Pembeli biasanya bersedia membayar harga tambahan untuk produk –produk yang diberi gaya menarik.
Gaya memiliki keunggulan menciptakan perbedaan produk yang sukar untuk ditiru. Di sisi negatif, gaya yang menarik tidak selalu berarti kinerja yang tinggi.
9. Rancangan (design)
Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Rancangan adalah totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Bagi perusahaan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang mudah
(23)
diproduksi dan didistribusikan. Bagi pelanggan, produk yang dirancang dengan baik adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang, digunakan, diperbaiki, serta dibuang.
Sedangkan menurut Djaslim Saladindan Herry Achmad Buchory (2010:106-108), diferensiasi produk dapat dibedakan menjadi :
1. Keistimewaan (feature) adalah karakteristik yang melengkapi fungsi dasar atau kegunaan utama suatu produk.
2. Kualitas Kinerja (Performance quality) merupakan tingkatan atau level di mana karakteristik-karakteristik primer produk bekerja. Jadi, pembeli bersedia membayar lebih mahal untuk kinerja lebih baik, asalkan harga tidak melampaui nilai tambah kinerja tersebut. Ada tiga strategi relevan untuk melakukan performance yaitu :
1) Manufaktur terus-menerus dengan cara meningkatkan mutu produk, sering memperoleh pengembalian, dan pangsa pasar yang tinggi.
2) Memepertahankan kualitas produk.
3) Menurunkan strategi tersebut di atas, harus dipertimbangkan secara mantap, karena terkait dengan profit yang akan dicapai dan kelangsungan hidup perusahaan.
(24)
3. Kualitas Kesesuaian (conformance quality) adalah parameter yang menunjukkan sejauh mana desain dan karakteristik operatif produk mendekati kadar sasaran (standars target).
4. Daya tahan (durability) adalah ukuran umur pakai harapan (expected operating
life) suatu produk. Bisa umur teknis, bisa juga umur ekonomis tetapi biasanya
umur teknis.
5. Keandalan (reliability) adalah ukuran probabilitas atau keandalan.
6. Mudah diperbaiki (repairability) adalah tingkat kemudahan memperbaiki suatu produk.
7. Gaya (style) adalah ukuran keelokan dan kenyamanan produk di mata pembeli. Sebuah perusahaan mempunyai reputasi yang hebat karena gaya (style)
daripada produknya.
8. Desain (design) adalah daya integratif yang dapat mengagumkan pandangan pembeli.
Setelah membandingkan antara pendapat Kotler dan Djaslim Saladin, pada penelitian ini penulis menggunakan referensi dari Kotler yang digunakan sebagai indikator dikarenakan lebih banyak sumber, lebih lengkap, terperinci serta mudah dipahami.
(25)
2.1.1.4 Manfaat Diferensiasi Produk
1. Diferensiasi akan memperpanjang siklus hidup produk
Suatu produk pasti akan mengalami siklus decline atau penurunan. Jadi, pada prinsipnya sebelum terjadi penurunan di dalam pemasaran produk atau jasa kita, perlu dilakukan diferensiasi supaya penjualan di dalam pemasaran kita meningkat kembali.
2. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih diingat oleh konsumen
Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita lebih melekat di benak konsumen. Sebagai informasi, perbedaan yang ada pada produk maupun jasa kita, akan membuat konsumen lebih mudah untuk mengingat produk atau jasa yang kita pasarkan karena adanya point of interest yang kita miliki,yaitu keunikan yang tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.
Pada dasarnya, segala sesuatu yang unik dan tidak dimiliki oleh produk maupun jasa lain akan merupakan suatu hal yang selalu memancing rasa ingin tahu konsumen. Berbekal rasa ingin tahu tersebut, konsumen akan tertarik untuk mengetahui produk atau jasa tersebut dengan lebih dalam dan biasanya, pada akhirnya konsumen akan tertarik untuk mencoba mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.
(26)
3. Diferensiasi akan membuat produk atau jasa kita terlihat lebih baik dibandingkan dengan produk atau jasa yang lain
Dengan adanya keunikan yang kita miliki, maka produk kita akan terlihat lebih baik dibandingkan produk lain, karena keunikan tersebut adalah nilai tambah dari produk atau jasa yang kita pasarkan.
Suatu produk atau jasa yang memiliki bentuk dan keunggulan yang relatif sama dengan produk atau jasa lain biasanya akan terlihat biasa saja di mata konsumen, karena pada prinsipnya, konsumen sering merasa jenuh dengan penawaran produk atau jasa yang keunggulannya relatif sama dengan yang lain. Dengan adanya keunikan atau perbedaan yang menarik dari produk atau jasa kita, maka hal tersebut akan membuat konsumen memiliki persepsi bahwa produk atau jasa yang kita hasilkan lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Dengan persepsi tersebut, maka pada konsumen juga akan lebih tertarik untuk mencoba menggunakan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kita dibandingkan produk atau jasa yang lain.
4. Diferensiasi akan membuat nilaijual dari produk atau jasa yang kita pasarkan menjadi lebih tinggi
Keunikan produk atau jasa yang dimiliki bisa merupakan asset yang berharga bagi kita. Dengan keunikan produk atau jasa tersebut, kita dapat menjual produk atau jasa kita dengan harga yang lebih tinggi. Dikatakan bahwa kita dapat menjual produk kita dengan harga yang lebih tinggi karena dengan keunikan yang kita miliki, kita dapat dengan percaya diri mengatakan kepada
(27)
konsumen bahwa hal yang dimiliki oleh kita tidak dimiliki oleh produk atau jasa yang lain.
2.1.1.5 Tujuan Diferensiasi Produk
Tujuan dilakukannya diferensiasi produk adalah untuk meningkatkan keuntungan dengan cara menghasilkan lini produk baru agar mendapatkan laba yang maksimal serta meminimalisir risiko kerugian dari produk yang terdahulu yang mengalami penurunan.
Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik produk,strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya. Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar-besaran.
2.1.2 Pengertian Desain Produk
Menurut Kotler dan keller (2009) dalam Soewito (2003:221) mendefinisikan desain produk yaitu : “totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan rasa dan fungsi produk berdasarkan keebutuhan pelanggan”.
Anggipora (2002)dalam Ilmaya (2011:27). Pengertian desain menurut terminologinya dari bahasa latin (desionare) atau bahasa inggris (design). Echols (1975) dalam Ilmaya (2011:27) mengatakan:“desain sebagai potongan, pola, model, konstruksi, tujuan, dan rencana”.
(28)
Menurut Stanton (1995) dalam Ilmaya (2011:27) Desain produk merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Perusahaan juga makin menyadari pentingnya nilai pemasaran dari desain produk, terutama desain penampilannya. Dua faktor yang menyangkut desain produk adalah warna dan kualitas produk.
Dapat disimpulkan Desain produk adalah totalitas keistemewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Dengan semakin ketatnya persaingan, desain akan menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Semua hal-hal yang telah disebutkan merupakan parameter-parameter desain. Semuanya menegaskan betapa sukarnya tugas mendesain produk dengan segala keterbatasannya. Seorang desainer harus memahami berapa yang harus diinvestasikan dalam pengembangan ciri, kinerja, konformansi, daya tahan. Kemudahan perbaikan, model dan sebagainya.
2.1.2.2 7 Parameter Desain Produk
Menurut Kotler (2005) dalam Asshiddieqi (20:33) terdapat 7 parameter desain produk yaitu :
1. Ciri-ciri
Ciri-ciri adalah karakteristik yang mendukung fungsi dasar produk.Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan beberapa ciri-ciri.Ciri-ciri produk merupakan alat kompetitif untuk produk perusahaan yang terdiferensiasi
(29)
Beberapa perusahaan sangat inovatif dalam penambahan ciri-ciri baru ke produknya. Satu dari faktor kunci keberhasilan perusahaan jepang adalah karena mereka secara terus menerus meningkatkan ciri-ciri tertentu pada produk seperti arloji,mobil,kalkulator,dll. Pengenalan ciri-ciri baru dinilai merupakan satu dari cara-cara yang sangat efektif dalam persaingan.
2. Kinerja
Kinerja mengacu kepada tingkat karakteristik utama produk pada saat beroperasi.Pembeli produk-produk mahal biasanya membandingkan kinerja (kenampakan/prestasi) dari merek-merek yang berbeda.Para pembeli biasanya rela membayar lebih untuk kinerja yang lebih baik sepanjang lebihnya harga tidak melebihi nilai yang dirasakan.
3. Mutu Kesesuaian
Yang dimaksud dengan penyesuaian adalah tingkat dimana desain produk dan karekteristik operasinya mendekati standar sasaran.Mutu kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan.Hal ini disebut konformansi karena spesifikasinya.
4. Tahan Lama (Durability)
Daya tahan merupakan ukuran waktu operasi yang diharapkan dari suatu produk tertentu.Sebagai contoh, Volvo mengiklankan mobilnya sebagai mobil yang mempunyai waktu pakai tertinggi untuk menjustifikasi harganya yang
(30)
lebih tinggi.Pembeli bersedia membayar lebih untuk produk yang lebih tahan lama.
5. Tahan Uji (Reliabilitas)
Reliabilitas adalah ukuran kemungkinan bahwa suatu produk tidak akan berfungsi salah atau rusak dalam suatu periode waktu tertentu. Pembeli rela membayar lebih untuk produk-produk dengan reputasi reliabilatas yang lebih tinggi.Mereka ingin menghindari biaya karena kerusakan dan waktu untuk reparasi.
6. Kemudahan Perbaikan (Repairability)
Kemudahan perbaikan adalah suatu ukuran kemudahan perbaikan suatu produk yang mengalami kegagalan fungsi atau kerusakan–kerusakan. Kemudahan perbaikan ideal akan ada jika pemakai dapat memperbaiki produk tersebut dengan biaya murah atau tanpa biaya dan tanpa memakan waktu terlalu lama. 7. Model (Style)
Model menggambarkan seberapa jauh suatu produk tampak dan berkenan bagi konsumen.Model memberi keunggulan ciri kekhususan produk yang sulit untuk ditiru.Sebagai contoh, banyak pembeli mobil yang membayar lebih untuk mobil jaguar karena penampilannya yang luar biasa walaupun jaguar sendiri tidak begitu baik dari segi ketahanan uji (reliability).
(31)
Menurut Kotler dan Keller (2009) dalam Soewito (2013:221) indikator dari desain produk adalah :
1. Warna Produk 2. Striping produk 3. Bentuk Produk
Menurut Enrico (2009) dalam Ilmaya (2011:60 ) mengemukakan indikator untuk mengukur desain produk adalah:
1. model terbaru
Dengan mengeluarkan produk yang mengikuti zaman tentu akan lebih mudah dalam merangsang konsumen melakukan pembelian.
2. Warna
Warna merupakan salah satu faktor yang dapat membuat seseorang tertarik.
3. Variasi desain
Agar konsumen tidak merasa bosan dengan desain yang itu-itu saja makan perusahan perlu melakukan variasi desain.
Setelah membandingkan antara Kotler dan Keller serta ilmaya dan Enrico, pada penelitian ini penulis menggunakan referensi dari Enrico yang digunakan sebagai indikator dikarenakan lebih mudah untuk dipahami.
Dari sudut pandang perusahaan, sebuah produk yang didesain dengan baik akan mudah dibuat dan didistribusikan. Sedangkan dari sudut pandang konsumen, adalah produk yang menyenangkan untuk dilihat dan mudah dibuka, dipasang dan dipelajari cara penggunaanya, digunakan,diperbaiki, dan pada
(32)
akhirnya dibuang. Desain harus mempertimbangkan hal-hal tersebut dan mengikuti pepatah, “bentuk mengikuti fungsi”.Desainer harus menyesuaikan diri dengan beberapa ciri yang diinginkan. Kebanyakan tergantung kepada pemahaman cara pasar sasaran menerima produk dan mempertimbangkan segi manfaat dan biaya yang berbeda. Beberapa perusahaan kini menyadari pentingnya desain produk.Menurut Kotler (1993) Desain produk yang baik dapat menarik pehatian untuk melakukan pembelian, meningkatkan kinerja, mengurangi biaya, dan menyesuaikan nilai terhadap pasar sasaran yang diinginkan.Aspek Desain dalam kegiatan pemasaran merupakan salah satu pembentuk daya tarik terhadap suatu produk.Desain dapat membentuk atau memberikan atribut pada suatu produk, sehingga dapat menjadi ciri khas pada merek suatu produk. Ciri khas dari suatu produk tersebut pada akhirnya akandapat membedakannya dengan produk-produk sejenis merek lain dari pesaing Kotler (2001) dalam Asshiddqi (2012:34). Desain produk dapat berupa peningkatan maupun penyederhanaan.Peningkatan pada desain produk berupa penambahan fungsi dan kegunaan dari suatu produk.Sedangkan penyederhanaan desain produk bertujuan agar pemakaian suatu produk menjadi semakin mudah.Dalam menetapkan desain produk, perusahaan harus terlebih dahulu menetapkan strategi desain produk.Menurut Tjiptono(2001) dalam Asshidieqi (2012:35) terdapat tiga strategi desain produk.Strategi ini berkaitan dengan tingkat standarisasi produk.Perusahaan memiliki tiga pilihan strategi, yaitu produk standar, customizedproduct (produk disesuaikan dengan
(33)
kebutuhan dan keinginan pelanggan tertentu), dan produk standar dengan modifikasi. Tujuan dari setiap strategi tersebut adalah, ( Tjiptono,2001):
1. Produk Standar
Untuk meningkatkan skala ekonomis perusahaan melalui produksi massa.
2. Customized Product
Untuk bersaing dengan produsen produksi massa ( produk standar) melalui fleksibilitas desain produk.
3. Produk Standar dengan Modifikasi
Untuk mengkombinasi manfaat dari dua strategi di atas.Hasil yang diharapkan perusahaan dari strategi-strategi ini adalah peningkatan dalam pertumbuhan, pangsa pasar, dan laba.
2.1.3 Keputusan Pembelian
Keputusan membeli merupakan salah satu komponen utama dari perilakukonsumen.Keputusan pembelian konsumen merupakan tahap demi tahap yang digunakan konsumen ketika membeli barang dan jasa.
Menurut Kotler (2002) dalam Soewito (2003:222) mendefinisikan keputusan pembelian adalah:” keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan – tahapan yang di lalui konsumen sebelum melakukan pembelian yang meliputi : Kebutuhan yang dirasakan, Kegiatan sebelum membeli.
(34)
Perilaku waktu memakai, dan Perasaan setelah membeli.Sedangkan menurut Engle (1994) dalam Yudhiarina (2009:2294) menekankan bahwa :”Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan tersebut”.
Laidon (1993) dalam Tudhiarina (2009:2294) menekankan bahwa : “Perilaku konsumen adalah suatu proses pengambilan keputusan yang menyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh,menggunakan, dan mengatur barang dan jasa.
Dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah: “Perilaku konsumen dapat diartikan sebagai suatukegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan serta menggunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penerapan kegiatan. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas beberapa tahap. Seluruh proses tersebut tidak selalu dilakukan oleh konsumen dalam pembeliannya. Pada umunya konsumen akan lebih mudah mengambil keputusan dalam pembelian ulang atau pembelian yang sifatnya terus menerus terhadap produk yang sama.
(35)
2.1.3.1 Tahapan Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2005) dalam Ilmaya (2009:63) Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian tersebut dapat digambarkan dalam sebuah model seperti di bawah ini :
Gambar 2.1
Proses Pembelian Model 5 Tahap
Sumber : Kotler dan Keller (2006:181)
1. Pengenalan masalah (Problem recognition)
Proses membeli dimulai dari tahap ini. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar pembeli.berdasarkan pengalamannya seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan didorong kearah suatu jenis objek yang diketahui dapat memuaskan kebutuhannya.
Untuk kebanyakan produk, pembelian hanyalah kegiatan rutin artinya kebutuhan yang terangsang cukup dipuaskan melalui pembelian ulang merek yang sama ini berarti bahwa pengalaman masa lalu langsung mempengaruhi seseorang untuk membeli, jadi terhadap kedua dan ketiga langsung dilewati. Namun apabila terjadi perubahan (harga, produknya, pelayanannya, dan sebagainya), pembeli mungkin akan mengulang kembali proses keputusan membeli secara utuh.
Pencarian Informasi Pengenalan
Masalah
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
Perilaku Pasca Membeli
(36)
2. Pencarian informasi (Information search)
Apabila kebutuhan yang dirasakan semakin kuat, maka konsumen akan memperbesar perhatiannya tehadap alat pemuas kebutuhannya, konsumen akan tanggap terhadap informasi yang berkaitan dengan objek pemuasnya.
Dengan kebutuhan yang semakin kuat, seseorang akan melangkah kedalam pencarian informasi secara lebih aktif. Oleh karena itu pemasar perlu mengidentifikasikan sumber-sumber informasi itu dan menilai pentingnya sumber-sumber informasi, sehingga dapat diambil kebijakan yang sesuai.
3. Evaluasi alternatif (Evaluation of alternative)
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternatif pilihan konsumen terdapat (lima) konsep dasar yang digunakan, yaitu :
Sifat-sifat produk (Produk attributes) Nilai kepentingan (Importance weight) Kepercayaan terhadap merek (Brand belief) Fungsi kegunaan (Utility function)
Tingkat kesukaan (Preference attitudes)
Dalam mencari berbagai alternative akan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain seperti:
Berapa banyak uang dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembelian.
(37)
Berapa banyak informasi dari masa lalu dan dari sumber-sumber lain yang sudah dimiliki konsumen.
Jumlah resiko yang akan dipikul jadi seleksi alternatif salah.
Jika alternatif yang wajar telah teridentifikasi, konsumen harus mengevaluasinya satu persatu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup masa lalu dan sikap terhadap aneka merek. Konsumen juga memakai pendapat para anggota keluarga dan kelompok acuan lainnya untuk dipakai sebagai tuntunan dalam melakukan evaluasi.
4. Keputusan pembelian (Purchase decision)
Setelah mencari dan mengevalusi berbagai alternatif konsumen akan memutuskan antara membeli atau tidak membeli. Jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus dapat membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merek, harga, toko, warna dan lain-lain. Banyak sekali orang yang sulit dalam membuat keputusan, karena itu apa saja yang dapat diusahakan oleh para pemasar untuk menyederhanakan pembuatan keputusan pembelian akan menarik konsumen.
Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli, yaitu :
a. Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll. b. Situasi tak terduga : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan.
(38)
c. Faktor yang dapat diduga : faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh konsumen.
5. Perilaku pasca pembelian (Post purchase decision)
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami suatu kepuasan atau ketidakpuasan tertentu. Kepuasan akan mempengaruhi perilaku berikutnya. Seorang konsumen yang merasa puas akan kecenderungan yang lebih tinggi untuk membeli kembali pada kesempatan berikutnya, dan akan menceritakan kepada teman-temannya. Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak terpenuhi.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Untuk menjaga keaslian penelitian ini, maka dapat dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1
Tabel Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel peneliti No Judul Penelitian/Judul
Referensi
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Pengaruh Strategi
Diferensiasi Produk, merek, dan promosi terhadap keputusan pembelian konsumen pada perusahaan rokok PT.HM.Sampoerna” (Bobby Yudhiarini,
Hasil saat penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh
posirif antara
Deferensiasi produk terhadap keputusan pembelian.
Variabel X1
(Deferensiasi
produk dan
Variabel Y
(Keputusan pembelian).
Tidak memiliki Variabel X2
(39)
2009)
2. Pengaruh Diferensiasi
Produk terhadap
Pengambilan
Keputusan Pembelian
Konsumen Rokok
Djarum Super di
Kbupaten Garut (Dody Hermana, 2006)
Terpadat pengaruh antara diferensiasi produk terhadap pengambilan
keputusan pembelian
konsumen rokok
Djarum Super.
Variabel X1
(Diferensiasi Produk),
Variabel Y
(Keputusan Pembelian).
Tidak memiliki Variabel X2
3. Kualitas produk, merek dan desain pengaruhnya terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor Yamaha Mio.
desain berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio
pada konsumen
pengguna
sepeda motor
Yamaha Mio di
Kecamatan Singkil Manado.
Variabel X2
(Desain Produk)
Variabel Y
(Keputusan pembelian).
Tidak memiliki Variabel X1
4. Analisis marketing mix-7p
(produk,price,promotio n,place,partisipant, proses, dan physial evidence) terhadap keputusan pembelian
produk klinik
kecantikan teta di Surabaya
(Hendr Sukotjo dan
Sumanto Radix A,
2010)
Variabel produk, harga, promosi, dan lokasi secara parsial berpengaruh
terhadap Keputusan
pembelian pada
klinik kecantikan Teta. Variabel Y (Keputusan pembelian). Tidak memiliki Variabel X1
dan X2
5. Pengaruh kualitas produk, promosi dan desain terhadap keputusan pembelian kendaraan bermotor Yamaha Mio. Desain produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
Variabel X2
(Atribut produk) dan Variabel Y ( keputusan pembelian )
Tidak memiliki variable X2 (Yudhi Soewito,
(40)
(Asih Purwanto, Surakarta)
6. Analisis pengaruh
media iklan terhadap pengambilan keputusan membeli air minum dalam kemasan merek Aqua pada masyarakat Kota Palembang.
(M. Nasir Ibrahim, 2007)
Media iklan melalui iklan Televisi, iklan Surat Kabar, iklan Majalah,
iklan Radio, Papan
Reklame dan
Spanduk secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli air minum
kemasan merek
Aqua.
Variabel Y ( Keputusan Pembelian )
Tidak memiliki variable X1
dan X2
7 Analisis pengaruh
psikologis, produk dan
harga terhaddap
keputusan pembelian Laptop di lingkungan mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya
(Desi Apriyanty,2011)
Terbukti bahwa
Variabel psikologis
secara parsial
berpengaruh
keputusan Pembelian
Laptop di
Lingkungan Mahasiswa
Politeknik Negeri Sriwijaya
Variabel Y ( Keputusan Pembelian )
Tidak memiliki variable X1
dan X2
8.
Diferensiasi produk,
strategi merek,
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian Meubel UD Sinar Sakti Manado.
(Joefer Pratama
Sahetapy, 2013)
diperoleh
Diferensiasi Produk berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di UD Sinar Sakti Manado, dengan demikian hipotesis dapat diterima.
Variabel XI
(Deferensiasi Produk) dan Y (Keputusan pembelian)
Tidak Memiliki VariabelX2
9. Pengaruh bauran
pemasaran jasa
terhadap keputusan
pembelian kartu
Distribusi, karyawan
dan proses
berpengaruh signifikan terhadap Variabel Y (Keputusan pembelian) Tidak Memiliki Variabel X1
(41)
perdana prabayar XL di Kota Padang.
(Hafrizal Okta Ade Putra, 2012)
keputusan pembelian
kartu perdana
prabayar XL di Kota Padang.
2.2 Kerangka Pemikiran
Menurut Kotler (2000) dalam Yudhiarina (2009:2292) Deferensiasi Produk adalah : “Kegiatan merancang serangkaian keunikan yang berarti untuk membedakan apa yang ditawarkan oleh perusahaan dengan apa yang ditawarkan oleh pesaing”.
Jadi diferensiasi produk dapat di maksudkan sebagai suatu usaha perusahaan dalam strategi pemasaran untuk untuk membuat pembedaan produk dengan perusahaan pesaing, sehingga produk tersebut memiliki ciri khas tersendiri sehingga mampu persaing dipasaran,oleh karena itu strategi deferensiasi produk sangatlah penting bagi perusahaan.
Menurut Kotler dan Keller (2009) dalam soewito (2003:221) mendifinisikan desain produk adalah : “totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Jadi desain produk dapat dimaksudkan sebagai hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan, perusahaan harus melihat dan mengerti apa yang diinginkan pelanggan sehingga pelanggan tertarik dan terangsang dengan produk yang di produksi oleh perusahaan tersebut.
(42)
Menurut Kotler (2002) dalam Soewito (2003:222) mendefinisikan keputusan pembelian adalah:” keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan – tahapan yang di lalui konsumen sebelum melakukan pembelian yang meliputi : Kebutuhan yang dirasakan, Kegiatan sebelum membeli.
Jadi keputusan dapat maksudkan sebagai dorongan emosi sehingga dapat menentukan untuk melakukan pembelian. Dengan demikian dapat terlihat bahwa Deferensiasi produk dan Desain produk memiliki dampak yang sangat erat dengan keputusan pembelian.
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel
2.2.1.1 Hubungan Deferensiasi Produk terhadap Keputusan Pembelian
Mengenai pengaruh diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian dikatakan antara lain oleh Hermana (2006:142) Terdapat pengaruh antara diferensiasi produk terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen rokok Djarum Super, sebab dengan menonjolkan perbedaan antara produk yang ditawarkan oleh perusahaan dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing maka akan menimbukan peningkatan pada keputusan pembelian.
2.2.1.2 Hubungan Desain Produk terhadap Keputusan Pembelian
Mengenai pengaruh desain produk terhadap keputusan pembelian dikatakan antara lain oleh Soewito (2013:228) menyatakan bahwa desain
(43)
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio pada konsumen pengguna sepeda motor Yamaha Mio di Kecamatan Singkil Manado. Karena dengan desan yang dirancang dengan baik makan akan meningkatkan keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat paradigma penelitian sebagai berikut:
2.3 Hipotesis
Deferensiasi Produk
1. Bentuk 2. Keistimewaan 3. mutu kinerja 4. mutu kesesuaian 5. Daya Tahan 6. Keandalan 7. mudah diperbaiki 8. Gaya
9. Rancangan
Kotler (2007) dalam Yudhiarina (2009:2292)
Desain Produk
1. Model Terbaru 2. Variasi Desain 3. Warna
Enrico (2009) (dalam ilmaya,2011:27)
Keputusan Pembelian
1. Pengenalan masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan membeli 5. Perilaku pasca membeli
Kotler (2005) dalam Ilmaya (2009:63)
Soewito (2013:228) Hermana (2006:142)
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
(44)
Menurut Sugiyono, (2007:84) dikatakan bahwa :
“Hipotesis adalah alternative dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian.”
Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Diferensiasi produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Galeri Elina keramik di Bandung.
2. Desain produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Galeri Elina keramik di Bandung.
(45)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan.
Husein Umar (2003:303) mengatakan bahwa :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Objek dalam penelitian ini adalah Diferensiasi Produk sebagai variabel X1, Desain Produk sebagai X2 dan Keputusan pembelian keramik Galeri Elina sebagai variabel Y.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian keramik Galeri Elina. Data dan fakta yang dikumpulkan kemudian disusun secara sistematis yang selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan.Sedangkan
(46)
metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan statistik.
Menurut Sugiyono (2005:21):
“ Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.
Metode verifikatif juga digunakan untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis, sehingga metode verifikatif ini digunakan untuk menjawab penelitian poin keempat, yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh diferensiasi produk dan desain produk terhadap keputusan pembelian keramik Galeri Elina di Bandung. Dengan metode ini dapat diketahui berapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey.
Explanatory survey adalah suatu survai yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kasual antara dua variabel melalui pengujian hipotesis, survai dilakukan dengan cara mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.
(47)
Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249)menyatakan bahwa :
“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.
Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:
1. Sumber masalah
Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.
(48)
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan yang relevan.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir.Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh Diferensiasi Produk dan Desain
Produk terhadap Keputusan Pembelian.
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan
(49)
praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.
6. Menyusun instrument penelitian
Peneliti dapat menyusun instrument penelitian.Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan dari Diferensiasi Produk (Variabel Independen“X1”) dan Desain
Produk (Variabel Independen“X2”) terhadap Keputusan Pembelian (Variabel
dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk menguji pengaruh dari Diferensiasi Produk (Variabel Independen“X1”) dan
Desain Produk (Variabel Independen“X2”) terhadap Keputusan Pembelian
(Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi. 7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan
(50)
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis penelitian Metode yang digunakan
Unit Analisis Time Horizon
T-1 Descriptive Descriptive
dan survey
Konsumen yang melakukan pembelian Galeri Elina keramik Bandung Cross sectional
T-2 Descriptive Descriptive
dan survey
Konsumen yang melakukan pembelian Galeri Elina keramik Bandung Cross sectional
T-3 Descriptive Descriptive
dan survey
Konsumen yang melakukan pembelian Galeri Elina keramik Bandung Cross sectional T-4 Descriptive & Verifikatif Descriptive dan Explanatory Survey Konsumen yang melakukan pembelian Galeri Elina keramik Bandung Cross sectional
3.2.2 Operasional Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh diferensiasi produk dan desain
produk terhadap keputusan pembelian, maka variabel-variabel yang terkait dalam
(51)
1. Variabel diferensiasi produk sebagai variabel independen pertama (X1).
2. Variabel desain produk sebagai variabel independent kedua (X2).
3. Variabel keputusan pembelian sebagai variabel dependent (Y).
Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Variabel
Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber Data
Deferensiasi Produk (X1) Desain Produk (X2) Winardi (1989) dalam Hermana (2006:3) diferensiasi p roduk adalah : “Tindakan perusahaan untuk menetapkan sekumpulan
perbedaan-perbedaan yang berarti pada produknya untuk membedakan penawaran pesaingnya, sehingga dapat dipandang konsumen sasaran memiliki kelebihan nilai yang berarti.
Kotler dan keller (2009) dalam Soewito (2013:221) Desain Produk Galeri Elina Keramik di Bandung •Model terbaru Terbaru Ordinal Tabel 3.2
Operational Variabel Penelitian
- Tingkat bervariasi
Ordinal
•Bentuk
•Keistimewa
- Tingkat Karakteristik
•Mutu Kinerja -Tingkat Level Karakteristik •Tingkat Kesesuaian •Daya Tahan •Keandalan •Mudah diperbaiku •Gaya •Rancangan
- Tingkat kualitas produk
- Tingkat Keawetan - Tingkat kelebihan
-Tingkat Perbaikan - Tingkat
penampilan -Tingkat bentuk
kemasan
-Tingkat mengikuti tren
(52)
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
Dalam penelitian ini terdapat sumber data dan teknik penetuan data, berikut ini adalah penjelasannya.
3.2.3.1 Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena data yang diambil langsung dari objek penelitian dan sudah teruji kebenarannya.
Keputusan Pembelian
(Y)
adalah : “Totalitas fitur yang
mempengaruhi tampilan rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Menurut Kotler (2002) dalam Soewito (2003:222) mendefinisikan keputusan pembelian adalah:” keputusan yang diambil konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk melalui tahapan – tahapan yang di lalui konsumen sebelum melakukan
pembelian yang meliputi : Kebutuhan yang dirasakan, Kegiatan sebelum membeli. •Variasi Desain •Warna •Pengenalan masalah •Pencarian Informasi Galeri Elina Keramik di Bandung Galeri Elina Keramik di Bandung -Tingkat keinginan tahuan -Tingakt informasi •Evaluasi alternatif
- Tingkat pilihan
Ordinal -Tingkat keragaman produk -Tingkat Pewarnaan •Keputusan Pembelian -Tingkat rangsangan •Perilaku Pasca Pembelian
(53)
Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber-sumber lain atau literature yang berkaitan dengan permasalahan yang di ajukan penelitian .
MenurutSugiyono (2012:137) mengungkapkan bahwa :
“Sumber sekunder adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Menurut Narimawati (2008:11) data primer sebagai berikut:
“Data Primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara sumber yang biasanya melalui tulisan atau lisan”
Berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa data primer merupakan data pendukung dari suatu persoalan yang diteliti, sebagai alat untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, untuk mengetahui kondisi-kondisi yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan data primer diperoleh dengan mengadakan peneltian dan kuesioner, tidak jarang juga dapat dijadikan solusi dalam penanganan permasalahan yang diteliti.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
(54)
3.2.3.2.1. Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang pengertian populasi yaitu:
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Elina keramik Bandung pada 5 tahun terakhir.Berdasarkan informasi dari pihak Elina Keramik diketahui konsumen Elina keramik diambil rata-rata adalah sebanyak 1383 orang yang bisa dijadikan ukuran populasi.
3.2.3.2.2 Sampel
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Karena obyek dalam populasi terlalu luas maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Menurut Adi Supangat (2007:4) menyatakan bahwa:
“sampel adalah bagian dari populasi (contoh), untuk dijadkan sebagai bahan penelaahan dengan harapan contoh yang diambil dari populasi tersebut dapat mewakili (reprensentatitive) terhadap populasinya.”
(55)
Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik accidental random sampling.
Rumus yang digunakan adalah pendapat Slovin yang dikutip dari Drs.Husein Umar ( 2003:146 )yaitu:
dimana : n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e = Persentase kelonggaran
Dari jumlah populasi ( N ) yang terdiri dari 1383 orang, maka jumlah sampel penelitian (n) atau responden yang harus diambil berdasarkan dengan tingkat persentase kelonggaran sebesar 10% adalah sebagai berikut :
=1 + 1383 0,1 = 96 = 100 responden 1383
Jadi untuk menghindari kebiasan dalam penyebaran angket, maka dipilih 100 orang untuk menjadi responden.
3.2.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakna dalma penelitian ini adalah:
2
1
N
n
Ne
=
(56)
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dengan cara:
a. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langkung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan.
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang di bahas.
c. Angket (Kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab, berupa daftar pertanyaan yang dibuat dengan metode pertanyaan terstruktur (tertutup dan terbuka) kepada 100 responden tentang variabel diferensiasi produk , Diesain produk dan keputusan pembelian.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai perbanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian.
(57)
3.2.4.1 Uji Validitas
Menurut Cooper (2006:720), validitas adalah :
“Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing – masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :
= ∑ −
∑ ∑
[∑ − ∑ ][∑ − ∑ ]
Keterangan :
r = koefisien korelasi pearson x = skor item pertanyaan y = skor total item pertanyaan
N = jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikan 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :
" = # − 2
√1 − ∶ '( = − 2
Dimana :
n = ukuran sampel
r = koefisien korelasi pearson
Keputusan pengujian validitas item instrumen, menggunakan taraf signifikansi adalah sebagai berikut :
(58)
1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikansi α=0,05
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel
3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung > rtabel
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 for windows diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti. Koefisien korelasinya >0.30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika korelasinya < 0.30 menunjukan bahwa data tersebut tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya. Berikut hasil uji validitas masing-masing indikator.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Kuesioner Diferensiasi Produk (X1)
Variabel Butir Pertanyaan
Validitas
Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
X1
Item 1 0,534 0,30 Valid
Item 2 0,425 0,30 Valid
Item 3 0,329 0,30 Valid
Item 4 0,414 0,30 Valid
Item 5 0,357 0,30 Valid
Item 6 0,316 0,30 Valid
Item 7 0,494 0,30 Valid
Item 8 0,424 0,30 Valid
Item 9 0,636 0,30 Valid
Sumber : Data Primer yang telah diolah
Dari tabel 3.3 di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (indeks validitas) dari setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0.30. Hasil
(59)
pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel diferensiasi produk valid dan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Kuesioner Desain Produk (X2)
Variabel Butir Pertanyaan
Validitas
Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
X2
Item 10 0,601 0,30 Valid
Item 11 0,548 0,30 Valid
Item 12 0,653 0,30 Valid
Sumber : Data Primer yang telah diolah
Dari tabel 3.4 di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (indeks validitas) dari setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0.30. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel desain produk valid dan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Kuesioner Keputusan Pembelian (Y)
Variabel Butir Pertanyaan
Validita
Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
Y
Item 13 0,417 0,30 Valid
Item 14 0,705 0,30 Valid
Item 15 0,579 0,30 Valid
Item 16 0,707 0,30 Valid
Item 17 0,517 0,30 Valid
(60)
Dari tabel 3.5 di atas terlihat bahwa nilai koefisien korelasi (indeks validitas) dari setiap butir pernyataan lebih besar dari nilai kritis 0.30. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel
keputusan pembelian valid dan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian serta dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen.Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown
Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara
memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II
c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II
d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
(61)
Ґ1 =
Keterangan :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua
Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan 5 % satu sisi adalah :
1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 %
maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan
2. Jika thitung kurang dari t0,05dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka
instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan. Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS.
Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.
Tabel 3.6
Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas Kriteria Reliability Validity
Good 0,80 0,50
Acceptable 0,70 0,30
Marginal 0,60 0,20
Poor 0,50 0,10
Sumber: Barker et al, 2002:70 2Ґb
(62)
Selain valid, alat ukur juga harus memiliki keandalan atau reliabilitas, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan berulangkali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak berbeda jauh). Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel). Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan metode split-half diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Diferensiasi produk
Dari tabel 3.7 di atas terlihat bahwa nilai reliabilitas kuesioner diferensiasi produk sebesar 0,795 (Spearman-Brown Coefficient) dan lebih besar dari nilai kritis 0.70. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan yang digunakan sudah reliabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang
Reliability Statistics .661 5a .470 4b 9 .660 .795 .797 .781 Value
N of Items Part 1
Value N of Items Part 2
Total N of Items Cronbach's Alpha
Correlation Between Forms Equal Length Unequal Length Spearman-Brown
Coefficient
Guttman Split-Half Coefficient
The items are: Item.1, Item.3, Item.5, Item.7, Item.9. a.
The items are: Item.9, Item.2, Item.4, Item.6, Item.8. b.
(63)
digunakan untuk mengukur variabel diferensiasi produk sudah memberikan hasil yang konsisten.
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Desain Produk
Dari tabel 3.8 di atas terlihat bahwa nilai reliabilitas kuesioner desain produk sebesar 0,708 (Spearman-Brown Coefficient) dan lebih besar dari nilai kritis 0.70. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan yang digunakan sudah reliabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel desain produk sudah memberikan hasil yang konsisten. Reliability Statistics .743 2a 1.000 1b 3 .548 .708 .727 .629 Value
N of Items Part 1
Value N of Items Part 2
Total N of Items Cronbach's Alpha
Correlation Between Forms Equal Length Unequal Length Spearman-Brown
Coefficient
Guttman Split-Half Coefficient The items are: Item.10, Item.12. a.
The items are: Item.12, Item.11. b.
(64)
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Keputusan Pembelian
Dari tabel 3.9 di atas terlihat bahwa nilai reliabilitas kuesioner keputusan pembelian sebesar 0,863 (Spearman-Brown Coefficient) dan lebih besar dari nilai kritis 0.70. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan yang digunakan sudah reliabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel keputusan pembelian sudah memberikan hasil yang konsisten.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyususun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan
Reliability Statistics .553 3a .752 2b 5 .760 .863 .868 .854 Value
N of Items Part 1
Value N of Items Part 2
Total N of Items Cronbach's Alpha
Correlation Between Forms Equal Length Unequal Length Spearman-Brown
Coefficient
Guttman Split-Half Coefficient
The items are: Item.13, Item.15, Item.17. a.
The items are: Item.17, Item.14, Item.16. b.
(65)
akan dipelajari, serta membuat kesimpulan. Rancangan analisis ini menggunakan analisis data deskriptif dan verifikatif.
Pada penelitian ini digunakan melalui metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang Pengaruh diferensiasi produk dan desain produk, sertakeputusan pembelian. Rancangan analisis penelitian ini terdiri
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah respondn.
(66)
Keterangan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.10 sebagai berikut
Tabel 3.10
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Tidak Baik
2 36.01 - 52.00 Kurang Baik
3 52.01 - 68.00 Cukup
4 68.01 - 84.00 Baik
5 84.01 – 100 Sangat Baik
Sumber : Umi Narimawati (2007:84)
Skor aktual Skor ideal
X
(67)
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui
“Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan
analisis regresi korelasi serta determinasi.
1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:
a) Ambil data ordinal hasil kuesioner
b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya
c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal. d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan
memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.
e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval
Density at Lower limit – Density at Upper Limit
Means of Interval =
(68)
Dimana:
Means of Interval = Rata-Rata Interval
Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah
Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas
Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah
f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel pengaruh Diferensiasi Produk
Dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian, dalam hal ini adalah
konsumen Galeri Elina Keramik digunakan analisis regresi Berganda (Multiple
Regression).
2. Persamaan Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.
Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:
Dimana :
Y = variabel dependen
X1, X2 = variabel independen
Α = konstanta
β 1, β 2 = koefisien masing-masing faktor
(69)
Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah Diferensiasi Produk (X1) dan Desain Produk (X2), sedangkan variabel dependen
adalah Keputusan Pembelian (Y), sehingga persamaan regresi berganda estimasinya:
Y = α + β1X1 + β 2X2 + e Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
α = Konstanta dari persamaan regresi
β1 = Koefisien regresi dari variable X1, Diferensiasi Produk
β2= Koefisien regresi dari variable X2, Desain Produk X1= Diferensiasi Produk
X2= Desain Produk
3. Analisis Korelasi
Menurut Sujana (1989:152), pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:
= ∑ )*+* − ∑ )* ∑
#, ∑ )* − ∑ )* − , ∑ * − ∑ * -Dimana: -1 ≤r ≤ +1
r = koefisien korelasi
x = diferensiasi produk, desain produk z = keputusan pembelian
(1)
120
1,985 yang diperoleh dari tabel t pada α = 0.05 dan derajat bebas 97 untuk pengujian dua arah. Karena nilai thitung (5,781) lebih besar dari ttabel (1,985) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak Ho2 sehingga Ha2 diterima. Jadi berdasarkan penelitian dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa diferensiasi produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada konsumen Galeri Elina keramik di Bandung. Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hermana (2006:19) diferensiasi produk dimaksudkan untuk membedakan produk dimana pembedaan produk ini diharapkan agar konsumen dapat memutuskan pembelian pada produk yang telah dilakukan pendiferensiasikan produk . Jika konsumen merasa tertarik maka mereka cenderung akan memutuskan untuk membeli produk tersebut. Jika digambarkan, nilai t hitung dan t tabel untuk pengujian parsial X1 tampak sebagai berikut:
Gambar 4.5
Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial (Pengaruh Differensiasi produk)
Daerah Penolakan Ho Daerah
Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
0
t0,975;97 = 1,985
(2)
2. Pengujian Hipotesis X2 Terhadap Y
Ho : β2= 0 Desain produk secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan pembelian pada konsumen Galeri Elina keramik di Bandung.
Ha : β2≠0 Desain produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada konsumen Galeri Elina keramik di Bandung
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak Ho jika t hitung > t tabel, terima Ho jika t hitung < t tabel
Dengan menggunakan SPSS 20 for windows, diperoleh hasil uji hipotesis parsial X2 sebagai berikut:
Tabel 4.33 Uji Hipotesis X2 (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta
1 Desain Produk (X2) .373 .065 .421 5.781 .000
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian (Y)
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai t hitung untuk variabel pemasaran berdasarkan pengalaman sebesar 5,781. Dengan nilai signifikansi mendekati nol. Nilai t tabel yang digunakan sebagi nilai kritis pada uji parsial (uji t) sebesar 1,985 yang diperoleh dari tabel t pada α = 0.05 dan derajat bebas 97 untuk pengujian 2 arah. Karena nilai thitung (5,781) lebih besar dari ttabel (1,985) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak H0 sehingga Ha
(3)
122
diterima artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa desain produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada konsumen Galeri Elina keramik di Bandung. Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Soewito (2013:192) yang menyatakan bahwa desain produk yang baik akan meningkatkan keputusan pembelian.
Jika digambarkan, nilai t hitung dan t tabel untuk pengujian parsial X2 tampak sebagai berikut:
Gambar 4.6
Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial (Pengaruh Desain produk)
Daerah Penolakan Ho Daerah
Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
0
t0,975;97 = 1,985
(4)
123
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan diferensiasi produk pada Galeri Elina keramik Bandung tergolong cukup baik. Dimana skor tertinggi terdapat pada indikator bentuk dan terendah pada indikator mutu kinerja. Karena Galeri Elina keramik lebih mengutamakan dan menonjolkan pembeda antara produk perusahaan dengan produk pesaing, sehingga konsumen dapat dengan mudah mengenal produk galeri elina keramik yang beda dengan produk yang ditawarkan pesaing.
2. Desain produk pada Galeri Elina keramik Bandung tergolong cukup baik, Dimana skor tertinggi terdapat pada indikator variasi desain dan terendah pada indikator warna. Hal ini dikarenakan keramik Elina lebih mengutamakan desainnya yang bervariasiagar konsumen tidak merasa bosan dengan produk yang sudah ada di pasaran.
3. Keputusan pembelian pada Galeri Elina keramik Bandung tergolong baik, hal ini ditunjukan dengan perolehan nilai persentase. Dimana skor tertinggi terdapat pada indikator pengenalan masalah dan terendah pada indikator perilaku pasca pembelian. Karena galeri Elina keramik lebih
(5)
124
mengutamakan apa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga konsumen dapat memutuskan untuk melakukan pembelian setelah melakukan pengenalan masalah.
4. Secara Parsial, diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian menunjukan hubungan yang sedang dan searah (positif). Berdasarkan pengujian hipotesis, diferensiasi produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadapkeputusan pembelian pada Galeri Elina keramik di Bandung.
Secara Parsial, desain produk terhadap keputusan pembelian menunjukan hubungan yang sedang dan searah (positif). Berdasarkan pengujian hipotesis, desain produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Galeri Elina keramik di Bandung.
5.2 Saran
1. Apabila dilihat dari hasil analisisnya mengenai diferensiasi produk. Galeri Elina keramik berada pada kategori cukup baik. dengan hasil tersebut makan Galeri Elina keramik harus tetap mempertahankan diferensiasi produk untuk strategi bersaingnya.
2. Mengingat persaingan dalam bisnis keramik semakin ketat, walaupun Galeri Elina keramik memiliki nilai yang cukup baik dalam penelitian ini maka di sarankan bagi Galeri Elina keramik untuk tetap terus meningkatakan desain dengan melakukan inovasi baru mengenai desain, karena konsumen selalu menginginkan desain yang lebih inovatif dari waktu-kewaktu. Khususnya dalam kerapihan dalam sistem pewarnaannya harus lebih di
(6)
perhatikan lagi sebab warna merupakan salah satu hal terpenting bagi suatu produk agar dapat merangsang minat beli konsumen.
3. Galeri Elina keramik seharusnya memberikan peningkatan pemberian informasi kepada para konsumen mengenai kegiatan Diferensiasi produk dan Desain produknya sehingga dapat menimbulkan minat para calon konsumen yang diharapkan konsumen akan merasa puas dan melakukan pembelian ulang terhadap produk keramik Galeri Elina.