PENGUKURAN MATURITAS PENGEMBANGAN PERANG badar
PENGUKURAN MATURITAS PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MELALUI
PENDEKATAN INTEGRASI CAPABILITY MATURITY MODEL INTEGRATION
DAN SIX SIGMA
BAYU WASESO
Dosen Tetap STMIK Eresha
email: bwaseso@gmail.com
ROMI SATRIA WAHONO
Dosen STMIK Eresha
email: romi@romisatriawahono.net
ABSTRAK
Kebutuhan akan sistem informasi berupa sistem informasi berbasiskan komputer
dapat di kembangkan sendiri ataupun membeli perangkat lunak jadi yang sudah tersedia di
pasar. Setiap organisasi memiliki karakteristik sistem informasi yang berbeda-beda, sehingga
setiap perangkat lunak yang diimplementasikan perlu di sesuaikan dengan kebutuhan yang
ada. Proses pengembangan suatu perangkat lunak menjadi bagian terpenting dalam rangka
pemenuhan kebutuhan tersebut.
Dari beberapa standar untuk mengevaluasi proses pengembangan suatu perangkat
lunak antara lain Capability Maturity Model Integration dan Six Sigma. Dari integrasi kedua
standar ini akan dihasilkan suatu standar evaluasi proses pengembangan perangkat lunak
yang lebih baik dan detil terhadap proses pengembangan perangkat lunak. Maka diperlukan
suatu alat bantu untuk mempermudah melakukan evaluasi terhadap pengukuran maturitas
pengembangan perangkat lunak. Hal ini akan membantu pihak pengembang dan
menguntungkan pengguna akhir bahwa proses pengembangan perangkat lunak sudah sesuai
dengan standar dan menghasilkan suatu produk perangkat lunak yang baik.
Aplikasi pengukuran maturitas merupakan tools bantu yang dapat digunakan untuk
dalam proses mengukur maturitas suatu pengembangan perangkat lunak dengan
menampilkan beberapa pertanyaan. Ditampilkan dalam bentuk berbasiskan web sehingga
memudahkan pengguna untuk melakukan pengukuran maturitas dimana saja dan membantu
mempermudah melakukan evaluasi proses pengembangan perangkat lunak.
Kata Kunci: CMMI, Six Sigma, Integrasi CMMI dan Six Sigma, Pengukuran Maturitas
kenyaataan di lapangan menunjukkan
1. PENDAHULUAN
Pemakaian sistem informasi saat ini
sudah tidak dapat dihindari oleh setiap
perusahaan.
Bahkan
di
beberapa
perusahaan, pemakaian sistem informasi
merupakan suatu hal yang mutlak untuk
kelancaran
operasional,
mengatasi
persaingan dan keunggulan kompetitif.
Kegagalan
pengembangan
dan
implementasi
sistem
atau
perangkat
lunak
bisa
informasi
berakibat
fatal
sangat
sedikit
vendor
lokal
mampu
berbicara di dunia international, bahkan
bahkan ada indikasi mulai tersisih di
negara sendiri. Setelah diamati ternyata
terdapat beberapa perbedaan mencolok
antara vendor India dan Indonesia, yaitu
salah satunya adalah pencapaian kualitas
dalam pengembangan dan implementasi
perangkat lunak.
Saat ini ada beberapa institusi yang
sekaligus menghabiskan biaya dengan sia-
telah
sia.
seperti ISO Quality Management, Total
Dalam pemenuhan kebutuhan sistem
Quality
mengeluarkan
Management
standar
(TQM),
kualitas
Malcolm
bisa
Baldridge, dan lain sebagainya. Selain itu
mengembangkan sendiri atau membeli
dikenal beberapa standarisasi metodologi
dari suatu penyedia sistem informasi
yang
(application vendor). Vendor bisa dari
perangkat lunak di berbagai bidang seperti
perusahaan lokal (kecil, menengah dan
project management (PMBOK, PRINCE II),
besar), perusahaan asing atau campuran.
proses
Secara
coding, testing) seperti UML, Extreme
informasi
aplikasi
suatu
global,
masih
perusahaan
dunia
di
pengembangan
dominasi
oleh
dikembangkan
manajemen
untuk
(analisa,
Programming, dan Agile.
industri
desain,
Salah satu
Amerika,
standar pengembangan perangkat lunak
Eropa, dan beberapa negara di Asia
yang digunakan saat ini adalah Capability
seperti India. Vendor dari Indonesia saat ini
Maturity Model Integration (CMMI) dari
masih lebih banyak bergerak di negeri
Software Engineering Institute (SEI) dan
sendiri bahkan mulai memasuki tahap
metoda Six Sigma untuk perangkat lunak
bersaing ketat dengan perusahaan asing di
(Six Sigma for Software Engineering).
perusahaan-perusahaan
dari
negeri sendiri.
Berdasarkan survey tahun 2009 yang
Masuknya perusahaan asing terutama
dilakukan oleh Pornchai Mongkolnam, di
dari India dengan produk dan pelayanan
benua Asia telah terjadi 1.901 penilaian
yang baik diiringi dengan harga yang
CMMI,
murah
oleh
sebanyak 1328, Eropa sebanyak 536, dan
perusahaan lokal sejenis. Secara sekilas
Amerika Selatan 289 penilaian CMMI. Di
kualitas sumber daya manusia Indonesia
India sendiri telah terjadi 409 penilaian
tidak kalah dengan negara lain. Akan tetapi
CMMI termasuk peringkat ke tiga dunia,
patut
untuk
dipelajari
untuk
benua
Amerika
Utara
sehingga India semakin dipercaya oleh
pelanggannya. Perangkat lunak yang telah
dunia International untuk pengembangan
dikembangkan
aplikasi.
Indonesia
pengembangan sendiri dari awal dan ada
penerapan CMMI belum terlalu berarti.
juga hasil dari kustomisasi dari aplikasi jadi
Hanya satu dua perusahaan campuran
(open source) yang disesuaikan dengan
(asing dan lokal) yang menerapkan hal ini.
kebutuhan pelanggan.
Sementara
itu
di
merupakan
hasil
dari
Itu pun mungkin disebabkan penerapan
yang wajib di penuhi (mandatory) dari
kantor pusatnya di luar negeri atau
2. DASAR TEORI
memang
2.1. Tinjauan Pustaka
perusahaan
tersebut
mulai
yang
Integrasi CMMI dan Six Sigma
mensyaratkan adanya sertifikasi CMMI.
pertama kali dilakukan oleh Motorola pada
Penelitian
ini
membantu
awal-awal tahun 2002 (Siviy, 2008:19), hal
mengukur
maturitas
pengembangan
ini dirasakan bahwa Six Sigma akan
perangkat lunak dengan menggunakan
membantu mentransformasikan perusaha-
pendekatan terintegrasi antara CMMI dan
an dengan peningkatan bisnis yang lebih
Six Sigma di salah satu perusahaan
baik. Universitas Motorola pun berpar-
pengembangan lokal. Hal ini diharapkan
tisipasi dalam mengindentifikasikan area
dapat
agar
yang ber-singgungan dan bersinergi antara
memudahkan perusahaan sejenis mampu
CMMI dan Six Sigma. Motorola melakukan
menerapkan
beberapa kegiatan antara lain:
masuk
ke
pasar
luar
negeri
berupaya
memberikan
pandangan
kualitas
pengembangan
perangkat lunak yang lebih baik. Harapan
dengan
adanya
membantu
penelitian
meningkatkan
ini
a. Pemetaan
dapat
Melakukan pemetaan Six Sigma dan
kualitas
metode pada area proses CMMI untuk
pengembangan perangkat lunak yang
menyediakan
sesuai dengan standar internasional.
dalam meyakinkan manajemen untuk
Penelitian dilakukan pada salah satu
perusahaan
konsultan
pengembang
sistem informasi di Jakarta. PT. Buditama
sejumlah
data
detil
meng-gunakan sinergi kedua pendekatan tersebut.
b. Pelatihan
Ciptamas Perkasa (BCP) sebagai salah
Pelatihan dilakukan agar memudahkan
satu pengembang sistem informasi lokal
pemahaman
telah memiliki berpengalaman lebih dari 10
metode
tahun sebagai sebuah perusahaan jasa
melakukan
konsultansi yang independen. Banyak
kedua metode tersebut.
lembaga
pemerintah
pemerintahan
yang
ataupun
telah
pada
yang
masing-masing
digunakan
implementasi
non
menjadi
c. Pengembangan komunitas
dan
integrasi
Untuk
melancarkan
implementasi
proses
dikembangkan
suatu
komunitas agar setiap individu yang
terlibat mampu mewujudkan integrasi
kedua metode tersebut.
d. Workshop
Mekanisme lain untuk mempercepat
proses penyebaran integrasi kedua
metode adalah dengan mengadakan
Gambar 1
Model Process Framework (Sumber Gartner)
workshop.
Perjalanan
Motorola
dalam
2.2. CMMI
mensinergikan kedua metode CMMI dan
Capability Maturity Model Integration
Six Sigma terutama pemetaan untuk
(CMMI)
implementasi kedua metode tersebut patut
meningkatkan kesempurnaan suatu model
mendapatkan
pada pengembangan suatu produk dan
perhatian
digunakan
untuk
dan
dapat
pengembangan
adalah
suatu
proses
untuk
jasa (CMMI-DEVVer.1.2, 2002:3).
penelitian.
Menurut Nandyal (2004:8), CMMI
Kualitas
dapat
adalah “a well-documented set of practices
dilihat dari dua sudut pandang (IEEE
that enables the establishing and growth of
Standard
the
Engineering
berdasarkan
perangkat
Glossary
lunak
of
Software
Technology),
sudut
pandang
yaitu
organizational
through
process
addressing
the
framework
diciplines
of
proses
software and systems engineering”. Tujuan
pengembangan dan sudut pandang hasil
dari CMMI adalah memberikan petunjuk
produk yang dihasilkan.
bagaimana untuk meningkatkan proses
Untuk hasil produk yang dihasilkan
dan
kemampuan
organisasi
untuk
dapat menggunakan standar ISO 9126
mengatur
pengembangan,
dan
atau menggunakan best practice yang
pemeliharaan suatu produk dan jasa.
dikembangkan oleh para praktisi dan
Pressman mengatakan (2005:74),
pengembang perangkat lunak. Sedangkan
“CMMI is a comprehensive process meta-
untuk
dapat
model that describes the specific goals,
menggunakan ISO 9001, CMM, Bootstrap,
practives, and capabilities that should be
dan SPICE.
present in a mature software process”.
sudut
pandang
proses
Proses software yang paling baik adalah
mendekati
kegiatan
manusia
bekerja (Pressman, 2005:68)
dalam
Menurut Siviy (2008:5), “The CMMI is
menjadi 3.4 DPMO (Defects Per Million
model, a collection of process and product
Opportunities). Namun bagi kita, yang
development
a
penting intinya adalah Six Sigma sebagai
framework for process infrastucture”. Hal
metrics merupakan sebuah referensi untuk
ini mewakili suatu praktek terbaik pada
mencapai suatu keadaan yang nyaris
dunia
digunakan
bebas cacat. Dalam perkembangannya, 6σ
sebagai suatu roadmap untuk proses
bukan hanya sebuah metrics, namun telah
implementasi dan peningkatan.
berkembang menjadi sebuah metodologi
best
industri
practice,
dan
dapat
and
dan bahkan strategi bisnis.
Menurut Yang, K. (2003: 22), “Six
2.3. Six Sigma
Six Sigma merupakan suatu konsep
Sigma is a process-focused approach to
yang paling cepat berkembang yang
business improvement”.
digunakan pada dunia industri saat ini.
pada peningkatan satu proses pada suatu
Nama “Six Sigma” diambil dari istilah
waktu. Proses disini bisa saja sistem
statistik; Sigma (σ) adalah suatu istilah
produksi, sistem penagihan pelanggan
statistik
atapun pada produk itu sendiri.
untuk
penyimpangan
menunjukkan
standar
(standard
deviation), suatu indikator dari tingkat
variasi dalam seperangkat pengukuran
atau proses.
Kata kuncinya
Menurut Pande, Neuman, Cavanagh,
(Pande, 2000: xi), Six Sigma merupakan
sebuah sistem yang komprehensif dan
flexibel untuk mencapai, mempertahankan,
sebuah
dan memaksimalkan sukses bisnis. Six
metodologi terstruktur untuk memperbaiki
Sigma secara unik dikendalikan oleh
proses yang difokuskan pada usaha
pemahaman
mengurangi
(process
kebutuhan pelanggan, pemakaian yang
variances) sekaligus mengurangi cacat
disiplin terhadap fakta, data, dan analisis
(produk/jasa
statistik, dan perhatian yang cermat untuk
Six
dengan
Sigma
merupakan
variasi
yang
proses
diluar
menggunakan
spesifikasi)
statistik
dan
problem solving tools secara intensif.
Secara harfiah, Six Sigma (6σ) adalah
suatu besaran yang bisa kita terjemahkan
secara gampang sebagai sebuah proses
yang memiliki kemungkinan cacat (defects
mengelola,
yang
kuat
terhadap
memperbaiki,
dan
menanamkan kembali proses bisnis. Six
Sigma dapat didefinisikan juga sebagai
cara mengukur proses yang bertujuan
mendekati proses sempurna.
Menurut Siviy (2008:21), Six Sigma
opportunity) sebanyak 3.4 buah dalam satu
merupakan
juta produk/jasa. Ada banyak kontroversi di
beraneka ragam peningkatan bisnis yang
sekitar
meliputi:
penurunan
angka
Six
Sigma
suatu
pendekatan
dari
Gambar 2
a. Filosofi
Sequencing Scenario
b. Kumpulan berbagai ukuran kinerja
c. Kumpulan dari berbagai kerangka kerja
(frameworks)
Pada
d. Sebuah perangkat analisa
penelitian
menggunakan
ini
jalur
3
akan
dengan
menggabungkan Six Sigma dan CMMI
mulai dari awal, hal tersebut karena
2.4. Integrasi CMMI dan Six Sigma
beberapa hal sebagai berikut:
2.4.1. Strategi
Menurut Siviy (2008:91), ada beberapa
1. Pengembangan dari awal akan
membantu
jalur (Sequencing scenarios) yang dapat di
tempuh
dalam
untuk
memudahkan
untuk diimplementasikan sejak dini
pengimplementasian
sehingga pencapaian maturitas
integrasi CMMI dan Six Sigma antara lain:
akan lebih baik lagi.
a. Jalur 1, implementasi CMMI pada level
2. Lebih
fokus
untuk
memulai
tertinggi maturitas, dan melanjutkan
pengujian
implementasi Six Sigma.
integrasi keduanya sejak awal.
bila
menggunakan
b. Jalur 2, implementasi Six Sigma secara
penuh dan melakukan implementasi
Beberapa perusahaan dunia yang
CMMI.
c. Jalur 3, menggabungkan implementasi
Six Sigma dan CMMI dari awal.
telah mengimplementasikan sinergi antara
Six Sigma dan CMMI antara lain:
d. Jalur 4, implementasi CMMI hingga
Motorolla, Dell, Raytheon, JP Morgan
level 3, selanjutnya Six Sigma dan
Chase, University of Pittsburgh Medical
melakukan
Center, Locked Martin IS&GS, Northrop
proses
implementasi di akhir.
penggabungan
Grumman Mission Systems, dan The
Gates Rubber Company.
Siviy mengatakan bahwa filosofi Six
Sigma, kerangka kerja dan perangkatnya
dapat
berpengaruh
pada
beberapa
maturity (2008:98). Hal ini terlihat pada
gambar berikut.
Adanya sinergi antara kerangka Six
Sigma dengan CMMI Process Areas akan
membantu
mengimplementasikan
di
lapangan (Siviy, 2008: 107).
Gambar 3
CMMI Stage Representation dan Six Sigma
Janiszewski memandang suatu level
CMMI dengan sebuah persektif Six Sigma
sebagai berikut:
a. Berdasarkan persektif suatu bisnis,
kinerja suatu proses yang diprediksi
Gambar 4
CMMI Process Area dan Tahapan DMAIC
merupakan suatu aspek kunci dalam
kapasitas proses dengan adanya:
Pada gambar 4 terlihat beberapa
1. Prediksi kinerja yang memerlukan
2. Langkah awal menuju kestabilan
proses
adalah
dengan
level
CMMI
Process
seperti
Performance
(OPP), Measurement and Analysis (MA),
dan Causal Analysis and Resolution
(CAR), yang digabungkan pada setiap
membutuhkan:
1. Adanya
Organizational
Area,
Quantitative Project Management (QPM),
“mendefinisikan proses”
b. Perpindahan
Process
CMMI
kestabilan proses
kestabilan
pada
tahapan DMAIC.
keseluruhan proses
2. Terpusatnya estimasi kinerja
2.5.
3. Pengurangan variasi
4. Adanya peningkatan proses secara
terus
menerus
dengan
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini berdasarkan pengamatan penulis terhadap kondisi pengem-
meningkatkan keterpusatan dan
bangan
perangkat
variasi
khususnya
merupakan
di
PT.
salah
lunak
yang
ada,
PT.
BCP
BCP.
satu
perusahaan
pengembang perangkat lunak lokal yang
2.4.2. Desain
membantu
pelanggannya
untuk
mengembangkan
dan
mengimplemen-
3. METODE PENELITIAN
3.1.
tasikan sistem informasi.
Analisa Kebutuhan
Untuk
keperluan
penelitian
ini,
perlu dianalisa terlebih dahulu kebutuhan
sebelum membuat suatu desain perangkat
lunak agar sesuai dengan tujuannya.
Obyektivitas dari analisa kebutuhan adalah
untuk membantu pengumpulan informasi
fungsional perangkat lunak, pembuatan
model
input
mekanisme
dan
output,
instalasi,
dan
pengaturan
melakukan
validasi terhadap sistem yang dikem-
Gambar 5
bangkan.
Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan gambar 5, kerangka pikir
penelitian dimulai dari adanya masalah
3.2.
Perancangan Sistem
Perancangan
pada adopsi CMMI yang berjalan lambat,
penelitian
yang berbasiskan pada integrasi CMMI
permodelan
dan Six Sigma dan mengembangkan suatu
data, perancangan antar muka. Untuk
aplikasi yang dapat membantu melakukan
permodelan UML akan menggunakan
pengukuran
diagram Use Case beserta
Dari
pengem-
akan
pada
sehingga di perlukan suatu pendekatan
maturitas.
ini
sistem
UML,
menggunakan
perancangan basis
bangan perangkat lunak ini diharapkan
melakukan
dapat
suatu
diagram aktivitas, diagram kelas, diagram
maturitas pengembangan perangkat lunak.
sequence. Untuk perancangan basis data
membantu
Adopsi
mengukur
CMMI
dikatakan
berjalan
lambat dikarenakan beberapa hal seperti:
pelaku
bisnis,
menggunakan struktur tabel dan relasi
tabel. Pada perancangan antar muka akan
menjelaskan
rancangan
tampilan
Belum banyaknya perusahaan pe-
perangkat lunak yang akan digunakan oleh
ngembang perangkat lunak Indonesia
pengguna.
yang
telah
mengimplementasikan
standar kualitas CMMI
identifikasi
narasinya,
Belum
banyak
3.3.
perusahaan
di
Indonesia yang menyadari adanya
suatu
pengukuran
kualitas
dengan menggunakan CMMI
proses
Teknik Analisis
Pada bagian ini akan dilakukan
proses pembandingan hasil pengukuran penelitian yang telah didapatkan
sebelumnya. Adapun metode pembandingan ini adalah dengan analisa T-
Test. Metode ini digunakan karena ttest dapat digunakan untuk menguji
(3.2)
kecocokan atas perbedaan pada suatu
eksperimen yang menggunakan satu
kelompok sampel. Apabila sebelum
melakukan
eksperimen,
5. Sedangkan untuk nilai t, dapat dihitung
dengan rumus berikut:
peneliti
melakukan pengukuran awal (pre test),
(3.3)
maka peneliti akan mempunyai dua
kelompok nilai yang berasal dari satu
Dari hasil perhitungan tersebut, maka t
kelompok sampel. Apabila eksperimen
hitung akan dibandingkan dengan t tabel.
itu mempunyai dampak terhadap hasil
Jika
(tujuan
disimpulkan
eksperimen),
kelompok
skor
maka
kedua
tersebut
akan
menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Apabila hasil perhitungan tersebut berbeda
secara signifikan, maka hipotesa diterima.
Untuk itu perlu diketahui beberapa variabel
yang menjadi parameter perhitungan pada
Untuk
perbedaannya
bahwa
signifikan,
hipotesa
perhitungan
sederhanakan
ini,
dengan
maka
diterima.
dapat
di
menggunakan
fungsi dari Microsoft Excel untuk Data
Analysis. Microsoft Excel dapat digunakan
untuk men-generate perhitungan t-test
dengan lebih mudah dan cepat tanpa perlu
melakukan perhitungan rumus secara
t-test.
detail dan manual.
1. Derajat kebebasan (dk), yaitu suatu
angka yang menjelaskan sekumpulan
skor
sampel
yang
bebas
dari
kesalahan.
2. Alpha,
4.1.
yaitu
pengujian.
4. PEMBAHASAN
tingkat
Besaran
signifikansi
nilai
yang
Hasil
Hasil dari desain yang telah di
definisikan pada bab sebelumnya akan di
umumnya digunakan adalah 0,05.
tampilkan pada bab ini berupa spesifikasi
3. Simpangan baku (Sd) yang dapat
sistem yang digunakan antara lain terbagi
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
atas
spesifikasi
spesifikasi
perangkat
perangkat
lunak
keras,
yang
dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi,
(3.1)
dan
instalasi sistemnya. Setelah itu
melakukan pengujian dari hasil perangkat
4. Standard error (sx) yang dapat dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
lunak yang dihasilkan dengan pengujian
white box dan black box.
4.2.
Dari tabel t-test tersebut dapat dilihat
Pembahasan
Pembahasan akan menjelaskan
bahwa t tabel (t critical one-tail) bernilai
tentang implementasi dari perangkat lunak
1.833112923 sedangkan t hitung (t Stat)
yang dikembangkan berupa tempat, waktu,
bernilai
metode
perbedaan signifikan.
implementasi,
dan
instrumen
penilaian. Hasil pengamatan implementasi
sebelum
dan
sesudah
implementasi
berupa kuesioner akan di paparkan pada
bagian ini.
-5.8
Terlihat
bahwa
terjadi
Dengan melihat nilai probabilitas Pvalue adalah 0.000259475 lebih kecil dari
0,05 berarti Ho ditolak atau penerapan
aplikasi pengukuran maturitas efektif.
Apabila tabel hasil pre-test dan post-
4.3.
Implikasi Penelitian
test digambarkan menjadi grafik, akan
Dari data hasil pre-test dan post-test
yang telah dilakukan sebelumnya dapat
diringkas menjadi tabel berikut:
tampak perbedaan hasil dari sebelum dan
sesudah penerapan pengukuran maturitas
dengan pen-dekatan terintegrasi CMMI
dan Six Sigma.
Gambar 6
Pre-Test dan Post-Test
Data
tersebut
adalah
hasil
rangkuman dari hasil kuesioner yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Gambar 8
Dari data tersebut akan dihasilkan suatu
Grafik Pre-Test dan Post-Test
tabel yang menggunakan fungsi analisa
data di Microsoft Excel sebagai berikut:
Dari grafik di atas, terlihat bahwa
terjadi
perbedaan
signifikan
terhadap
hampir pada keseluruhan pengembang.
Namun terlihat juga perbedaan yang
sangat tipis pada beberapa pengembang.
Hal
ini
disebabkan
karena
pada
pengembang tersebut sebelumnya telah
mengetahui
mengenai
CMMI
melakukan pengukuran maturitas.
Gambar 7
Hasil t-Test
dan
1. Melakukan pengukuran pada setiap
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
detil dari proses pengembangan
Kesimpulan
Dengan
diimplementasikan
berdasarkan level-level maturitas
pengu-
CMMI.
kuran maturitas pengembangan perangkat
lunak dengan pendekatan integrasi CMMI
2. Melakukan pengukuran detil dari
setiap level berdasarkan metode
dan Six Sigma maka:
DMAIC dari Six Sigma. Dari setiap
a. Langkah-langkah untuk mengimplementasikan
pengukuran
dengan
metode
level dan detil tersebut
maturitas
dapat
kekurangannya dapat teridentifikasi
pendekatan
dengan lebih mudah.
terintegrasi CMMI dan Six Sigma
antara lain:
1. Tetapkan dahulu pengembangan
aplikasi
apa,
yang
hendak
dilakukan
pengukuran
maturitas
pengembangan perangkat lunak
2. Lakukan
pengukuran
maturitas
pengembangan perangkat lunak
dengan alat bantu dengan aplikasi
pengukuran maturitas yang telah di
kekurangan
proses
pengembangan perangkat lunak,
berdasarkan hasil dari catatan yang
dihasilkan oleh alat bantu tersebut
4. Perbaiki
Saran
Berdasarkan
proses
pengembangan
perangkat lunak berdasarkan hasil
hasil
pe-
bangan perangkat lunak melalui pendekatan integrasi CMMI dan Six Sigma ini
dapat membawa efek positif dalam proses
pengembangan
perangkat
lunak
di
perusahaan, namun terdapat beberapa hal
perlu
penuli
sarankan
untuk
pengembangan lebih lanjut aplikasi pengukuran maturitas ini, antara lain:
a. Pengembangan aplikasi yang lebih
baik
dalam
masukan
memberikan
saran
perbaikan
proses
untuk
pengembangan perangkat lunak
b. Pengembangan
analisa dan catatan
penelitian,
nerapan pengukuran maturitas pengem-
yang
desain ini
3. Analisa
5.2.
lebih
lanjut
untuk
Langkah ini bisa di ulang lagi mulai dari
setiap item area proses pada CMMI
langkah 2, sampai tercapainya suatu
dan detil pengembangan untuk data
proses
statistik pada Six Sigma. Dimana
pengembangan
perangkat
kondisi penelitian ini hanya pada
lunak yang memadai.
b. Mengukur maturitas pengembangan
perangkat
lunak
dengan
metode
integrasi CMMI dan Six Sigma dapat di
nilai dengan dengan dua tahapan yaitu:
Spesific Goal 1 saja pada setiap level
CMMI,
diharapkan
bangan
lanjutan
pada
dapat
pengemmencapai
semua Spesific Goal pada setiap area
proses CMMI
DAFTAR PUSTAKA
Anthes, Gary, Quality Model Mania,
Diakses 28 Desember 2009, dari
Computer
Word,
http://www.computerworld.com/s/articl
e/print/90797/ Model_Mania
CMMI Product Team, Capability Maturity
Model® Integration (CMMISM),Version
1.1, CMMISM for Software Engineering
(CMMI-SW, V1.1 ), Carnegie Mellon
Software
Engineering
Institute,
Pittsburg.
Diakses 25 Juli 2009, dari Software
Engineering
Institute,
http://www.sei.cmu.edu/pub/documen
ts/02.reports/pdf/02tr029.pdf
ExecutiveBrief, Pairing CMMI and Six
Sigma for Optimal Results, Diakses 31
Juli 2009, dari IT Today,
http://www.ittoday.info/Articles/Pairing_CM
MI_and_Six_Sigma.htm
Gartner, Balancing Six Sigma and the
Capability
Maturity
Model
(CMM/CMMI), Diakses 24 Juli 2009,
dari Gartner, http://www.gartner.com/
4_decision_tools/measurement/meas
ure_it_articles/2002_10/six_sig.jsp
Gartner
Analyst,
IT
Persepective:
Balancing Six Sigma and the
Capability
Maturity
Model
(CMM/CMMI), Diakses 10 Desember
2009,
dari
Gartner,
http://www.gartner.com/4_decision_to
ols/measurement/measure_it_articles/
2002_10/six_sig.jsp
Hefner, Rick., Using Six Sigma to
Accelerate CMMI Adoption (and Vice
Versa), Presented at the Softeare
Engineering
Process
Group
Conference, Seattle, WA, March 7-10,
2005., Diakses 25 Juli 2009, dari
Sofware
Engineering
Institute
http://www.sei.cmu.edu/sema/present
ations/hefner.pdf
Janiszewski, Steve, Introducing Six Sigma
to Software Development. PS&J
Software Six Sigma, New Jersey.
Diakses 25 Juli 2009, dari Software Six
Sigma,http://www.softwaresixsigma.c
om/PDFs/0403%20NycPmi.pdf
Janiszewski, Steve and Ellen George, Six
Sigma
&
Software
Process
Improvement. PS&J Software Six
Sigma, New Jersey. Diakses 7
Agustus 2009, dari Software Six
Sigma,
http://www.softwaresixsigma.com/PD
Fs/WoodbridgeSixSigma.pdf
Land, Susan K and John W. Walz, Practical
Support for CMMI-SW Software
Project Documentation, John Wiley &
Sons, New Jersey, 2006
Mongkolnam, Pornchai, et al, A Push for
Software Process Improvement in
Thailand, Di akses 11 Desember 2009,
http://www.fishhorse.com/doc/
APSEC2009.pdf
Musa, John D. Software Reliability
Engineering: More Reliable Software
Faster and Cheaper, 2nd ed. New
York, Osborne/McGraw-Hill, 2004
Persse, James R., Process Improvement
Essentials, O’Reilly Media, Inc.,
Sebastopol, CA 95471, 2006
Pande, Peter S; Robert P. Newman and
Roland P Cavanagh, The Six Sigma
Way Team Fieldbook, McGraw-Hill,
New York, 2002
Persse, James R., Implementing the
Capability Model, John Wiley & Sons,
Inc., 2001
Presman, Roger S. Software Engineering:
A Practitioner’s approach, 6th Ed,
McGraw-Hill, New York, 2006
Pyzdek, Thomas, The Six Sigma
Handbook, McGraw-Hill Irwin, New
York, 2001
Raghav, Nandyal S., CMMI A Framework
for Building World Class Software and
System Enterprise, Tata McGraw Hill
Publishing Company Limited, New
Delhi, 2004
Siviy, Jeannine M., et al., CMMI and Six
Sigma:
Partners
in
Process
Improvement, Pearson Education,
Inc., Boston, 2008
Siviy, Jeannine M., et al., Relationship
between CMMI and Six Sigma,
Software
Engineering
Institute,
Diakses 25 Juli 2009, dari Software
Engineering Institute,
http://www.sei.cmu.edu/publications/docu
ments/05.reports/05tn005.html
Tayner, Christine B. Six Sigma Software
Development, 2nd Ed, Auerbach
Publication, New York, 2007
Wahono, Romi Satria, Teknik Pengukuran
Kualitas Perangkat Lunak, di akses 29
November 2009, dari blog Romi Satrio
Wahono, http://romisatriawahono.net/
2006/06/05/teknik-pengukurankualitas-perangkat-lunak/
Wilson, David. CMMI and Six Sigma
Synergy, 2005. Natural SPI Inc.
Diakses 7 Agustus 2009,dari Software
Six Sigma, http://www.sei.cmu.edu/
cmmi/adoption/pdf/wilson-ixsigma.pdf
PENDEKATAN INTEGRASI CAPABILITY MATURITY MODEL INTEGRATION
DAN SIX SIGMA
BAYU WASESO
Dosen Tetap STMIK Eresha
email: bwaseso@gmail.com
ROMI SATRIA WAHONO
Dosen STMIK Eresha
email: romi@romisatriawahono.net
ABSTRAK
Kebutuhan akan sistem informasi berupa sistem informasi berbasiskan komputer
dapat di kembangkan sendiri ataupun membeli perangkat lunak jadi yang sudah tersedia di
pasar. Setiap organisasi memiliki karakteristik sistem informasi yang berbeda-beda, sehingga
setiap perangkat lunak yang diimplementasikan perlu di sesuaikan dengan kebutuhan yang
ada. Proses pengembangan suatu perangkat lunak menjadi bagian terpenting dalam rangka
pemenuhan kebutuhan tersebut.
Dari beberapa standar untuk mengevaluasi proses pengembangan suatu perangkat
lunak antara lain Capability Maturity Model Integration dan Six Sigma. Dari integrasi kedua
standar ini akan dihasilkan suatu standar evaluasi proses pengembangan perangkat lunak
yang lebih baik dan detil terhadap proses pengembangan perangkat lunak. Maka diperlukan
suatu alat bantu untuk mempermudah melakukan evaluasi terhadap pengukuran maturitas
pengembangan perangkat lunak. Hal ini akan membantu pihak pengembang dan
menguntungkan pengguna akhir bahwa proses pengembangan perangkat lunak sudah sesuai
dengan standar dan menghasilkan suatu produk perangkat lunak yang baik.
Aplikasi pengukuran maturitas merupakan tools bantu yang dapat digunakan untuk
dalam proses mengukur maturitas suatu pengembangan perangkat lunak dengan
menampilkan beberapa pertanyaan. Ditampilkan dalam bentuk berbasiskan web sehingga
memudahkan pengguna untuk melakukan pengukuran maturitas dimana saja dan membantu
mempermudah melakukan evaluasi proses pengembangan perangkat lunak.
Kata Kunci: CMMI, Six Sigma, Integrasi CMMI dan Six Sigma, Pengukuran Maturitas
kenyaataan di lapangan menunjukkan
1. PENDAHULUAN
Pemakaian sistem informasi saat ini
sudah tidak dapat dihindari oleh setiap
perusahaan.
Bahkan
di
beberapa
perusahaan, pemakaian sistem informasi
merupakan suatu hal yang mutlak untuk
kelancaran
operasional,
mengatasi
persaingan dan keunggulan kompetitif.
Kegagalan
pengembangan
dan
implementasi
sistem
atau
perangkat
lunak
bisa
informasi
berakibat
fatal
sangat
sedikit
vendor
lokal
mampu
berbicara di dunia international, bahkan
bahkan ada indikasi mulai tersisih di
negara sendiri. Setelah diamati ternyata
terdapat beberapa perbedaan mencolok
antara vendor India dan Indonesia, yaitu
salah satunya adalah pencapaian kualitas
dalam pengembangan dan implementasi
perangkat lunak.
Saat ini ada beberapa institusi yang
sekaligus menghabiskan biaya dengan sia-
telah
sia.
seperti ISO Quality Management, Total
Dalam pemenuhan kebutuhan sistem
Quality
mengeluarkan
Management
standar
(TQM),
kualitas
Malcolm
bisa
Baldridge, dan lain sebagainya. Selain itu
mengembangkan sendiri atau membeli
dikenal beberapa standarisasi metodologi
dari suatu penyedia sistem informasi
yang
(application vendor). Vendor bisa dari
perangkat lunak di berbagai bidang seperti
perusahaan lokal (kecil, menengah dan
project management (PMBOK, PRINCE II),
besar), perusahaan asing atau campuran.
proses
Secara
coding, testing) seperti UML, Extreme
informasi
aplikasi
suatu
global,
masih
perusahaan
dunia
di
pengembangan
dominasi
oleh
dikembangkan
manajemen
untuk
(analisa,
Programming, dan Agile.
industri
desain,
Salah satu
Amerika,
standar pengembangan perangkat lunak
Eropa, dan beberapa negara di Asia
yang digunakan saat ini adalah Capability
seperti India. Vendor dari Indonesia saat ini
Maturity Model Integration (CMMI) dari
masih lebih banyak bergerak di negeri
Software Engineering Institute (SEI) dan
sendiri bahkan mulai memasuki tahap
metoda Six Sigma untuk perangkat lunak
bersaing ketat dengan perusahaan asing di
(Six Sigma for Software Engineering).
perusahaan-perusahaan
dari
negeri sendiri.
Berdasarkan survey tahun 2009 yang
Masuknya perusahaan asing terutama
dilakukan oleh Pornchai Mongkolnam, di
dari India dengan produk dan pelayanan
benua Asia telah terjadi 1.901 penilaian
yang baik diiringi dengan harga yang
CMMI,
murah
oleh
sebanyak 1328, Eropa sebanyak 536, dan
perusahaan lokal sejenis. Secara sekilas
Amerika Selatan 289 penilaian CMMI. Di
kualitas sumber daya manusia Indonesia
India sendiri telah terjadi 409 penilaian
tidak kalah dengan negara lain. Akan tetapi
CMMI termasuk peringkat ke tiga dunia,
patut
untuk
dipelajari
untuk
benua
Amerika
Utara
sehingga India semakin dipercaya oleh
pelanggannya. Perangkat lunak yang telah
dunia International untuk pengembangan
dikembangkan
aplikasi.
Indonesia
pengembangan sendiri dari awal dan ada
penerapan CMMI belum terlalu berarti.
juga hasil dari kustomisasi dari aplikasi jadi
Hanya satu dua perusahaan campuran
(open source) yang disesuaikan dengan
(asing dan lokal) yang menerapkan hal ini.
kebutuhan pelanggan.
Sementara
itu
di
merupakan
hasil
dari
Itu pun mungkin disebabkan penerapan
yang wajib di penuhi (mandatory) dari
kantor pusatnya di luar negeri atau
2. DASAR TEORI
memang
2.1. Tinjauan Pustaka
perusahaan
tersebut
mulai
yang
Integrasi CMMI dan Six Sigma
mensyaratkan adanya sertifikasi CMMI.
pertama kali dilakukan oleh Motorola pada
Penelitian
ini
membantu
awal-awal tahun 2002 (Siviy, 2008:19), hal
mengukur
maturitas
pengembangan
ini dirasakan bahwa Six Sigma akan
perangkat lunak dengan menggunakan
membantu mentransformasikan perusaha-
pendekatan terintegrasi antara CMMI dan
an dengan peningkatan bisnis yang lebih
Six Sigma di salah satu perusahaan
baik. Universitas Motorola pun berpar-
pengembangan lokal. Hal ini diharapkan
tisipasi dalam mengindentifikasikan area
dapat
agar
yang ber-singgungan dan bersinergi antara
memudahkan perusahaan sejenis mampu
CMMI dan Six Sigma. Motorola melakukan
menerapkan
beberapa kegiatan antara lain:
masuk
ke
pasar
luar
negeri
berupaya
memberikan
pandangan
kualitas
pengembangan
perangkat lunak yang lebih baik. Harapan
dengan
adanya
membantu
penelitian
meningkatkan
ini
a. Pemetaan
dapat
Melakukan pemetaan Six Sigma dan
kualitas
metode pada area proses CMMI untuk
pengembangan perangkat lunak yang
menyediakan
sesuai dengan standar internasional.
dalam meyakinkan manajemen untuk
Penelitian dilakukan pada salah satu
perusahaan
konsultan
pengembang
sistem informasi di Jakarta. PT. Buditama
sejumlah
data
detil
meng-gunakan sinergi kedua pendekatan tersebut.
b. Pelatihan
Ciptamas Perkasa (BCP) sebagai salah
Pelatihan dilakukan agar memudahkan
satu pengembang sistem informasi lokal
pemahaman
telah memiliki berpengalaman lebih dari 10
metode
tahun sebagai sebuah perusahaan jasa
melakukan
konsultansi yang independen. Banyak
kedua metode tersebut.
lembaga
pemerintah
pemerintahan
yang
ataupun
telah
pada
yang
masing-masing
digunakan
implementasi
non
menjadi
c. Pengembangan komunitas
dan
integrasi
Untuk
melancarkan
implementasi
proses
dikembangkan
suatu
komunitas agar setiap individu yang
terlibat mampu mewujudkan integrasi
kedua metode tersebut.
d. Workshop
Mekanisme lain untuk mempercepat
proses penyebaran integrasi kedua
metode adalah dengan mengadakan
Gambar 1
Model Process Framework (Sumber Gartner)
workshop.
Perjalanan
Motorola
dalam
2.2. CMMI
mensinergikan kedua metode CMMI dan
Capability Maturity Model Integration
Six Sigma terutama pemetaan untuk
(CMMI)
implementasi kedua metode tersebut patut
meningkatkan kesempurnaan suatu model
mendapatkan
pada pengembangan suatu produk dan
perhatian
digunakan
untuk
dan
dapat
pengembangan
adalah
suatu
proses
untuk
jasa (CMMI-DEVVer.1.2, 2002:3).
penelitian.
Menurut Nandyal (2004:8), CMMI
Kualitas
dapat
adalah “a well-documented set of practices
dilihat dari dua sudut pandang (IEEE
that enables the establishing and growth of
Standard
the
Engineering
berdasarkan
perangkat
Glossary
lunak
of
Software
Technology),
sudut
pandang
yaitu
organizational
through
process
addressing
the
framework
diciplines
of
proses
software and systems engineering”. Tujuan
pengembangan dan sudut pandang hasil
dari CMMI adalah memberikan petunjuk
produk yang dihasilkan.
bagaimana untuk meningkatkan proses
Untuk hasil produk yang dihasilkan
dan
kemampuan
organisasi
untuk
dapat menggunakan standar ISO 9126
mengatur
pengembangan,
dan
atau menggunakan best practice yang
pemeliharaan suatu produk dan jasa.
dikembangkan oleh para praktisi dan
Pressman mengatakan (2005:74),
pengembang perangkat lunak. Sedangkan
“CMMI is a comprehensive process meta-
untuk
dapat
model that describes the specific goals,
menggunakan ISO 9001, CMM, Bootstrap,
practives, and capabilities that should be
dan SPICE.
present in a mature software process”.
sudut
pandang
proses
Proses software yang paling baik adalah
mendekati
kegiatan
manusia
bekerja (Pressman, 2005:68)
dalam
Menurut Siviy (2008:5), “The CMMI is
menjadi 3.4 DPMO (Defects Per Million
model, a collection of process and product
Opportunities). Namun bagi kita, yang
development
a
penting intinya adalah Six Sigma sebagai
framework for process infrastucture”. Hal
metrics merupakan sebuah referensi untuk
ini mewakili suatu praktek terbaik pada
mencapai suatu keadaan yang nyaris
dunia
digunakan
bebas cacat. Dalam perkembangannya, 6σ
sebagai suatu roadmap untuk proses
bukan hanya sebuah metrics, namun telah
implementasi dan peningkatan.
berkembang menjadi sebuah metodologi
best
industri
practice,
dan
dapat
and
dan bahkan strategi bisnis.
Menurut Yang, K. (2003: 22), “Six
2.3. Six Sigma
Six Sigma merupakan suatu konsep
Sigma is a process-focused approach to
yang paling cepat berkembang yang
business improvement”.
digunakan pada dunia industri saat ini.
pada peningkatan satu proses pada suatu
Nama “Six Sigma” diambil dari istilah
waktu. Proses disini bisa saja sistem
statistik; Sigma (σ) adalah suatu istilah
produksi, sistem penagihan pelanggan
statistik
atapun pada produk itu sendiri.
untuk
penyimpangan
menunjukkan
standar
(standard
deviation), suatu indikator dari tingkat
variasi dalam seperangkat pengukuran
atau proses.
Kata kuncinya
Menurut Pande, Neuman, Cavanagh,
(Pande, 2000: xi), Six Sigma merupakan
sebuah sistem yang komprehensif dan
flexibel untuk mencapai, mempertahankan,
sebuah
dan memaksimalkan sukses bisnis. Six
metodologi terstruktur untuk memperbaiki
Sigma secara unik dikendalikan oleh
proses yang difokuskan pada usaha
pemahaman
mengurangi
(process
kebutuhan pelanggan, pemakaian yang
variances) sekaligus mengurangi cacat
disiplin terhadap fakta, data, dan analisis
(produk/jasa
statistik, dan perhatian yang cermat untuk
Six
dengan
Sigma
merupakan
variasi
yang
proses
diluar
menggunakan
spesifikasi)
statistik
dan
problem solving tools secara intensif.
Secara harfiah, Six Sigma (6σ) adalah
suatu besaran yang bisa kita terjemahkan
secara gampang sebagai sebuah proses
yang memiliki kemungkinan cacat (defects
mengelola,
yang
kuat
terhadap
memperbaiki,
dan
menanamkan kembali proses bisnis. Six
Sigma dapat didefinisikan juga sebagai
cara mengukur proses yang bertujuan
mendekati proses sempurna.
Menurut Siviy (2008:21), Six Sigma
opportunity) sebanyak 3.4 buah dalam satu
merupakan
juta produk/jasa. Ada banyak kontroversi di
beraneka ragam peningkatan bisnis yang
sekitar
meliputi:
penurunan
angka
Six
Sigma
suatu
pendekatan
dari
Gambar 2
a. Filosofi
Sequencing Scenario
b. Kumpulan berbagai ukuran kinerja
c. Kumpulan dari berbagai kerangka kerja
(frameworks)
Pada
d. Sebuah perangkat analisa
penelitian
menggunakan
ini
jalur
3
akan
dengan
menggabungkan Six Sigma dan CMMI
mulai dari awal, hal tersebut karena
2.4. Integrasi CMMI dan Six Sigma
beberapa hal sebagai berikut:
2.4.1. Strategi
Menurut Siviy (2008:91), ada beberapa
1. Pengembangan dari awal akan
membantu
jalur (Sequencing scenarios) yang dapat di
tempuh
dalam
untuk
memudahkan
untuk diimplementasikan sejak dini
pengimplementasian
sehingga pencapaian maturitas
integrasi CMMI dan Six Sigma antara lain:
akan lebih baik lagi.
a. Jalur 1, implementasi CMMI pada level
2. Lebih
fokus
untuk
memulai
tertinggi maturitas, dan melanjutkan
pengujian
implementasi Six Sigma.
integrasi keduanya sejak awal.
bila
menggunakan
b. Jalur 2, implementasi Six Sigma secara
penuh dan melakukan implementasi
Beberapa perusahaan dunia yang
CMMI.
c. Jalur 3, menggabungkan implementasi
Six Sigma dan CMMI dari awal.
telah mengimplementasikan sinergi antara
Six Sigma dan CMMI antara lain:
d. Jalur 4, implementasi CMMI hingga
Motorolla, Dell, Raytheon, JP Morgan
level 3, selanjutnya Six Sigma dan
Chase, University of Pittsburgh Medical
melakukan
Center, Locked Martin IS&GS, Northrop
proses
implementasi di akhir.
penggabungan
Grumman Mission Systems, dan The
Gates Rubber Company.
Siviy mengatakan bahwa filosofi Six
Sigma, kerangka kerja dan perangkatnya
dapat
berpengaruh
pada
beberapa
maturity (2008:98). Hal ini terlihat pada
gambar berikut.
Adanya sinergi antara kerangka Six
Sigma dengan CMMI Process Areas akan
membantu
mengimplementasikan
di
lapangan (Siviy, 2008: 107).
Gambar 3
CMMI Stage Representation dan Six Sigma
Janiszewski memandang suatu level
CMMI dengan sebuah persektif Six Sigma
sebagai berikut:
a. Berdasarkan persektif suatu bisnis,
kinerja suatu proses yang diprediksi
Gambar 4
CMMI Process Area dan Tahapan DMAIC
merupakan suatu aspek kunci dalam
kapasitas proses dengan adanya:
Pada gambar 4 terlihat beberapa
1. Prediksi kinerja yang memerlukan
2. Langkah awal menuju kestabilan
proses
adalah
dengan
level
CMMI
Process
seperti
Performance
(OPP), Measurement and Analysis (MA),
dan Causal Analysis and Resolution
(CAR), yang digabungkan pada setiap
membutuhkan:
1. Adanya
Organizational
Area,
Quantitative Project Management (QPM),
“mendefinisikan proses”
b. Perpindahan
Process
CMMI
kestabilan proses
kestabilan
pada
tahapan DMAIC.
keseluruhan proses
2. Terpusatnya estimasi kinerja
2.5.
3. Pengurangan variasi
4. Adanya peningkatan proses secara
terus
menerus
dengan
Kerangka Pemikiran
Penelitian ini berdasarkan pengamatan penulis terhadap kondisi pengem-
meningkatkan keterpusatan dan
bangan
perangkat
variasi
khususnya
merupakan
di
PT.
salah
lunak
yang
ada,
PT.
BCP
BCP.
satu
perusahaan
pengembang perangkat lunak lokal yang
2.4.2. Desain
membantu
pelanggannya
untuk
mengembangkan
dan
mengimplemen-
3. METODE PENELITIAN
3.1.
tasikan sistem informasi.
Analisa Kebutuhan
Untuk
keperluan
penelitian
ini,
perlu dianalisa terlebih dahulu kebutuhan
sebelum membuat suatu desain perangkat
lunak agar sesuai dengan tujuannya.
Obyektivitas dari analisa kebutuhan adalah
untuk membantu pengumpulan informasi
fungsional perangkat lunak, pembuatan
model
input
mekanisme
dan
output,
instalasi,
dan
pengaturan
melakukan
validasi terhadap sistem yang dikem-
Gambar 5
bangkan.
Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan gambar 5, kerangka pikir
penelitian dimulai dari adanya masalah
3.2.
Perancangan Sistem
Perancangan
pada adopsi CMMI yang berjalan lambat,
penelitian
yang berbasiskan pada integrasi CMMI
permodelan
dan Six Sigma dan mengembangkan suatu
data, perancangan antar muka. Untuk
aplikasi yang dapat membantu melakukan
permodelan UML akan menggunakan
pengukuran
diagram Use Case beserta
Dari
pengem-
akan
pada
sehingga di perlukan suatu pendekatan
maturitas.
ini
sistem
UML,
menggunakan
perancangan basis
bangan perangkat lunak ini diharapkan
melakukan
dapat
suatu
diagram aktivitas, diagram kelas, diagram
maturitas pengembangan perangkat lunak.
sequence. Untuk perancangan basis data
membantu
Adopsi
mengukur
CMMI
dikatakan
berjalan
lambat dikarenakan beberapa hal seperti:
pelaku
bisnis,
menggunakan struktur tabel dan relasi
tabel. Pada perancangan antar muka akan
menjelaskan
rancangan
tampilan
Belum banyaknya perusahaan pe-
perangkat lunak yang akan digunakan oleh
ngembang perangkat lunak Indonesia
pengguna.
yang
telah
mengimplementasikan
standar kualitas CMMI
identifikasi
narasinya,
Belum
banyak
3.3.
perusahaan
di
Indonesia yang menyadari adanya
suatu
pengukuran
kualitas
dengan menggunakan CMMI
proses
Teknik Analisis
Pada bagian ini akan dilakukan
proses pembandingan hasil pengukuran penelitian yang telah didapatkan
sebelumnya. Adapun metode pembandingan ini adalah dengan analisa T-
Test. Metode ini digunakan karena ttest dapat digunakan untuk menguji
(3.2)
kecocokan atas perbedaan pada suatu
eksperimen yang menggunakan satu
kelompok sampel. Apabila sebelum
melakukan
eksperimen,
5. Sedangkan untuk nilai t, dapat dihitung
dengan rumus berikut:
peneliti
melakukan pengukuran awal (pre test),
(3.3)
maka peneliti akan mempunyai dua
kelompok nilai yang berasal dari satu
Dari hasil perhitungan tersebut, maka t
kelompok sampel. Apabila eksperimen
hitung akan dibandingkan dengan t tabel.
itu mempunyai dampak terhadap hasil
Jika
(tujuan
disimpulkan
eksperimen),
kelompok
skor
maka
kedua
tersebut
akan
menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Apabila hasil perhitungan tersebut berbeda
secara signifikan, maka hipotesa diterima.
Untuk itu perlu diketahui beberapa variabel
yang menjadi parameter perhitungan pada
Untuk
perbedaannya
bahwa
signifikan,
hipotesa
perhitungan
sederhanakan
ini,
dengan
maka
diterima.
dapat
di
menggunakan
fungsi dari Microsoft Excel untuk Data
Analysis. Microsoft Excel dapat digunakan
untuk men-generate perhitungan t-test
dengan lebih mudah dan cepat tanpa perlu
melakukan perhitungan rumus secara
t-test.
detail dan manual.
1. Derajat kebebasan (dk), yaitu suatu
angka yang menjelaskan sekumpulan
skor
sampel
yang
bebas
dari
kesalahan.
2. Alpha,
4.1.
yaitu
pengujian.
4. PEMBAHASAN
tingkat
Besaran
signifikansi
nilai
yang
Hasil
Hasil dari desain yang telah di
definisikan pada bab sebelumnya akan di
umumnya digunakan adalah 0,05.
tampilkan pada bab ini berupa spesifikasi
3. Simpangan baku (Sd) yang dapat
sistem yang digunakan antara lain terbagi
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
atas
spesifikasi
spesifikasi
perangkat
perangkat
lunak
keras,
yang
dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi,
(3.1)
dan
instalasi sistemnya. Setelah itu
melakukan pengujian dari hasil perangkat
4. Standard error (sx) yang dapat dihitung
berdasarkan rumus sebagai berikut:
lunak yang dihasilkan dengan pengujian
white box dan black box.
4.2.
Dari tabel t-test tersebut dapat dilihat
Pembahasan
Pembahasan akan menjelaskan
bahwa t tabel (t critical one-tail) bernilai
tentang implementasi dari perangkat lunak
1.833112923 sedangkan t hitung (t Stat)
yang dikembangkan berupa tempat, waktu,
bernilai
metode
perbedaan signifikan.
implementasi,
dan
instrumen
penilaian. Hasil pengamatan implementasi
sebelum
dan
sesudah
implementasi
berupa kuesioner akan di paparkan pada
bagian ini.
-5.8
Terlihat
bahwa
terjadi
Dengan melihat nilai probabilitas Pvalue adalah 0.000259475 lebih kecil dari
0,05 berarti Ho ditolak atau penerapan
aplikasi pengukuran maturitas efektif.
Apabila tabel hasil pre-test dan post-
4.3.
Implikasi Penelitian
test digambarkan menjadi grafik, akan
Dari data hasil pre-test dan post-test
yang telah dilakukan sebelumnya dapat
diringkas menjadi tabel berikut:
tampak perbedaan hasil dari sebelum dan
sesudah penerapan pengukuran maturitas
dengan pen-dekatan terintegrasi CMMI
dan Six Sigma.
Gambar 6
Pre-Test dan Post-Test
Data
tersebut
adalah
hasil
rangkuman dari hasil kuesioner yang
sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.
Gambar 8
Dari data tersebut akan dihasilkan suatu
Grafik Pre-Test dan Post-Test
tabel yang menggunakan fungsi analisa
data di Microsoft Excel sebagai berikut:
Dari grafik di atas, terlihat bahwa
terjadi
perbedaan
signifikan
terhadap
hampir pada keseluruhan pengembang.
Namun terlihat juga perbedaan yang
sangat tipis pada beberapa pengembang.
Hal
ini
disebabkan
karena
pada
pengembang tersebut sebelumnya telah
mengetahui
mengenai
CMMI
melakukan pengukuran maturitas.
Gambar 7
Hasil t-Test
dan
1. Melakukan pengukuran pada setiap
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
detil dari proses pengembangan
Kesimpulan
Dengan
diimplementasikan
berdasarkan level-level maturitas
pengu-
CMMI.
kuran maturitas pengembangan perangkat
lunak dengan pendekatan integrasi CMMI
2. Melakukan pengukuran detil dari
setiap level berdasarkan metode
dan Six Sigma maka:
DMAIC dari Six Sigma. Dari setiap
a. Langkah-langkah untuk mengimplementasikan
pengukuran
dengan
metode
level dan detil tersebut
maturitas
dapat
kekurangannya dapat teridentifikasi
pendekatan
dengan lebih mudah.
terintegrasi CMMI dan Six Sigma
antara lain:
1. Tetapkan dahulu pengembangan
aplikasi
apa,
yang
hendak
dilakukan
pengukuran
maturitas
pengembangan perangkat lunak
2. Lakukan
pengukuran
maturitas
pengembangan perangkat lunak
dengan alat bantu dengan aplikasi
pengukuran maturitas yang telah di
kekurangan
proses
pengembangan perangkat lunak,
berdasarkan hasil dari catatan yang
dihasilkan oleh alat bantu tersebut
4. Perbaiki
Saran
Berdasarkan
proses
pengembangan
perangkat lunak berdasarkan hasil
hasil
pe-
bangan perangkat lunak melalui pendekatan integrasi CMMI dan Six Sigma ini
dapat membawa efek positif dalam proses
pengembangan
perangkat
lunak
di
perusahaan, namun terdapat beberapa hal
perlu
penuli
sarankan
untuk
pengembangan lebih lanjut aplikasi pengukuran maturitas ini, antara lain:
a. Pengembangan aplikasi yang lebih
baik
dalam
masukan
memberikan
saran
perbaikan
proses
untuk
pengembangan perangkat lunak
b. Pengembangan
analisa dan catatan
penelitian,
nerapan pengukuran maturitas pengem-
yang
desain ini
3. Analisa
5.2.
lebih
lanjut
untuk
Langkah ini bisa di ulang lagi mulai dari
setiap item area proses pada CMMI
langkah 2, sampai tercapainya suatu
dan detil pengembangan untuk data
proses
statistik pada Six Sigma. Dimana
pengembangan
perangkat
kondisi penelitian ini hanya pada
lunak yang memadai.
b. Mengukur maturitas pengembangan
perangkat
lunak
dengan
metode
integrasi CMMI dan Six Sigma dapat di
nilai dengan dengan dua tahapan yaitu:
Spesific Goal 1 saja pada setiap level
CMMI,
diharapkan
bangan
lanjutan
pada
dapat
pengemmencapai
semua Spesific Goal pada setiap area
proses CMMI
DAFTAR PUSTAKA
Anthes, Gary, Quality Model Mania,
Diakses 28 Desember 2009, dari
Computer
Word,
http://www.computerworld.com/s/articl
e/print/90797/ Model_Mania
CMMI Product Team, Capability Maturity
Model® Integration (CMMISM),Version
1.1, CMMISM for Software Engineering
(CMMI-SW, V1.1 ), Carnegie Mellon
Software
Engineering
Institute,
Pittsburg.
Diakses 25 Juli 2009, dari Software
Engineering
Institute,
http://www.sei.cmu.edu/pub/documen
ts/02.reports/pdf/02tr029.pdf
ExecutiveBrief, Pairing CMMI and Six
Sigma for Optimal Results, Diakses 31
Juli 2009, dari IT Today,
http://www.ittoday.info/Articles/Pairing_CM
MI_and_Six_Sigma.htm
Gartner, Balancing Six Sigma and the
Capability
Maturity
Model
(CMM/CMMI), Diakses 24 Juli 2009,
dari Gartner, http://www.gartner.com/
4_decision_tools/measurement/meas
ure_it_articles/2002_10/six_sig.jsp
Gartner
Analyst,
IT
Persepective:
Balancing Six Sigma and the
Capability
Maturity
Model
(CMM/CMMI), Diakses 10 Desember
2009,
dari
Gartner,
http://www.gartner.com/4_decision_to
ols/measurement/measure_it_articles/
2002_10/six_sig.jsp
Hefner, Rick., Using Six Sigma to
Accelerate CMMI Adoption (and Vice
Versa), Presented at the Softeare
Engineering
Process
Group
Conference, Seattle, WA, March 7-10,
2005., Diakses 25 Juli 2009, dari
Sofware
Engineering
Institute
http://www.sei.cmu.edu/sema/present
ations/hefner.pdf
Janiszewski, Steve, Introducing Six Sigma
to Software Development. PS&J
Software Six Sigma, New Jersey.
Diakses 25 Juli 2009, dari Software Six
Sigma,http://www.softwaresixsigma.c
om/PDFs/0403%20NycPmi.pdf
Janiszewski, Steve and Ellen George, Six
Sigma
&
Software
Process
Improvement. PS&J Software Six
Sigma, New Jersey. Diakses 7
Agustus 2009, dari Software Six
Sigma,
http://www.softwaresixsigma.com/PD
Fs/WoodbridgeSixSigma.pdf
Land, Susan K and John W. Walz, Practical
Support for CMMI-SW Software
Project Documentation, John Wiley &
Sons, New Jersey, 2006
Mongkolnam, Pornchai, et al, A Push for
Software Process Improvement in
Thailand, Di akses 11 Desember 2009,
http://www.fishhorse.com/doc/
APSEC2009.pdf
Musa, John D. Software Reliability
Engineering: More Reliable Software
Faster and Cheaper, 2nd ed. New
York, Osborne/McGraw-Hill, 2004
Persse, James R., Process Improvement
Essentials, O’Reilly Media, Inc.,
Sebastopol, CA 95471, 2006
Pande, Peter S; Robert P. Newman and
Roland P Cavanagh, The Six Sigma
Way Team Fieldbook, McGraw-Hill,
New York, 2002
Persse, James R., Implementing the
Capability Model, John Wiley & Sons,
Inc., 2001
Presman, Roger S. Software Engineering:
A Practitioner’s approach, 6th Ed,
McGraw-Hill, New York, 2006
Pyzdek, Thomas, The Six Sigma
Handbook, McGraw-Hill Irwin, New
York, 2001
Raghav, Nandyal S., CMMI A Framework
for Building World Class Software and
System Enterprise, Tata McGraw Hill
Publishing Company Limited, New
Delhi, 2004
Siviy, Jeannine M., et al., CMMI and Six
Sigma:
Partners
in
Process
Improvement, Pearson Education,
Inc., Boston, 2008
Siviy, Jeannine M., et al., Relationship
between CMMI and Six Sigma,
Software
Engineering
Institute,
Diakses 25 Juli 2009, dari Software
Engineering Institute,
http://www.sei.cmu.edu/publications/docu
ments/05.reports/05tn005.html
Tayner, Christine B. Six Sigma Software
Development, 2nd Ed, Auerbach
Publication, New York, 2007
Wahono, Romi Satria, Teknik Pengukuran
Kualitas Perangkat Lunak, di akses 29
November 2009, dari blog Romi Satrio
Wahono, http://romisatriawahono.net/
2006/06/05/teknik-pengukurankualitas-perangkat-lunak/
Wilson, David. CMMI and Six Sigma
Synergy, 2005. Natural SPI Inc.
Diakses 7 Agustus 2009,dari Software
Six Sigma, http://www.sei.cmu.edu/
cmmi/adoption/pdf/wilson-ixsigma.pdf