RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MOROWALI – PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

BAB IV ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN RPIJM Bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal lingkungan dan

  social untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian Analisis Sosial ekonomi dan lingkungan meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting sosial ekonomi dan lingkungan, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan social ekonomi dan lingkungan yang dibutuhkan.

4.1 Analisis Sosial

  Analisis sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek social yang terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengaruh gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur Bidang Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi social ekonomi masyarakat sekitarnya.

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MOROWALI – PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

  Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin,yaitu: 1) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 perorang. 2) Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan. 3)

  Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester. 4) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain. 5) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan. 7) Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah. 8) Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu. 9) Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun. 10) Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari. 11) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik. 12)

  Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah : petani dengan luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp.600.000, -per bulan. 13) Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga : tidak sekolah / tidak tamat SD / hanyaSD. 14)

  Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan minimal Rp.500.000,- seperti

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MOROWALI – PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

  masing kegiatan, manfaat, hingga permasalahan yang timbul sebegai pembelajaran di masa datang di daerah. Hal ini dijabarkan dalam tabel dibawah ini.

  

TABEL4.1

KAJIAN PENGARUH PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG CIPTA KARYA

BAGI PENGARUSUTAMAAN GENDER DIKOTA/KABUPATEN

No.

  Program / Kegiatan Lok asi Tah un Bentuk Keterlib atan/ Akses Tingkat Partisip asi Peremp uan (jumlah) Kontrol Pangam- bilan Keputu- San oleh Perempua n Man faat Permasalah an yang Perlu Diantisipasi di Masa Datang (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Pemberdayaan Masyarakat

  A PNPM Perkotaan

  B PISEW C PAMSIMAS D PPIP

  e. RIS PNPM

  f. SANIMAS

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MOROWALI – PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

  kelompok masyarakat yang mungkin terkena dampak akibat pembangunan Bidang Cipta Karya di wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat perlu dilakukan pada saat persiapan program Bidang Cipta Karya, persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

  2. Pengadaan Lahan dan Pemberian Kompensasi Untuk Tanah dan Bangunan

  Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun.Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

  3. Permukiman Kembali Penduduk (resettlement)

  Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MOROWALI – PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

TABEL4.3

KEGIATAN PEMBANGUNAN CIPTA KARYA YANG MEMBUTUHKAN KONSULTASI,

  

PEMINDAHAN PENDUDUK DAN PEMBERIAN KOMPENSASI SERTA PERMUKIMAN

KEMBALI

TahapI TahapII ArahanLokasi Komponen Pemin- No. Program dan Permu- Sebelum Setelah dahan Kegiatan Konsutasi kiman Peminda- Peminda- Penduduk/ Kembali han han Pemberian Kompensas i

  

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

  Penyusunan

  1. Pengembangan Dokumen

  Permukiman RPKPP

  1). Penataan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Kawasan Kumuh

  2. Penataan Penyusunan Perda BG &

  Bangunandan Pembuatan

  Lingkungan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

  RTBL 1). Pembuatan RTH

  3. Pengembangan Penyusunan RISPAM

  Air minum Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada

  1). Pengembangan SPAM

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MOROWALI – PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

  penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut. Tim perumus RPIJM perlu menganalisis potensi kemanfaatan infrastruktur Cipta Karya yang terbangun untuk berdasarkan sector dan program,

  4.2 Analisis Ekonomi

  Untuk mengetahui dampak ekomoni kita perlu mengkaji/ menganalisa dari pembangunan bidang Cipta Karya yang telah atau akan di laksanakan terhadap income pendapatan /kapita masyarakat perbandingan sebelum ada kegiatan terhadap setelah ada pasca kegiatan baik secara makro peningkatan ikonomi sekala kabupaten maupun langsung dirasakan oleh masyarakat.

  4.3. AnalisisLingkungan

  Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan Bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip perlindungandan pengelolaan lingkungan hidup. Sesuai dengan UU No. 32 / 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis,

  Bagian ini berisikan quick assement KLHSRPIJM. Diagram alir pentahapan pelaksanaan KLHS adalah sebagai berikut:

  RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) DOKUMEN RPIJM BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN MOROWALI – PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2016

TABEL4.4

SAMPEL PROSES IDENTIFIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN DAN MASYARAKAT

DALAM PENYUSUNAN KLHS BIDANG CIPTA KARYA

  Masyarakat danPemangku Contoh Lembaga Kepentingan (1)

  (2) Pembuatkeputusan a.Bupati/Walikota b.DPRD Penyusun kebijakan, rencana Dinas PU-CiptaKarya Instansi a. Dinas PU-CiptaKarya b. BPLHD Masyarakat yang memiliki informasi a.Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya dan/atau keahlian

b.Asosiasi profesi

(perorangan/tokoh/kelompok) c.Forum-forum pembangunan berkelanjutan d. LSM/Pemerhati Lingkungan hidup

e.Perorangan/tokoh

f. kelompok yang memiliki data dan informasi berkaitandenganSDA

  Masyarakat terkena Dampak

  

a. Lembaga Adat

b.Asosiasi Pengusaha

c.Tokoh masyarakat

d.Organisasi masyarakat e.Kelompok masyarakat tertentu (nelayan, petani dll)

4.3.2 Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH

  Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau

TABEL 4.13 PERBEDAAN INSTRUMEN KLHS DANAMDAL

  Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan i.UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

  Lingkungan Hidup Pengelolaan Lingkungan Hidup a)Rujukan Peraturan ii. Permen PPU 8/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan bidang PU wajib Perundangan

  UKL UPL ii.Permen LH 09/2011 tentang Pedoman umum iii. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan KLHS

  Wajib AMDAL Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

  b) Pengertian Umum telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu Usaha dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang dapat wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. menimbulkan perubahan terhadap rona lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap lingkungan.

  Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang

  c) Kewajiban Pemerintah dan Pemerintah Daerah pelaksanaan

  Masuk criteria sebagai wajib AMDAL (Pemerintah/swasta) i.Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan RPJM d) Keterkaitan studi

  Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan ii.Kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi lingkungan dengan: menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan i.pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program

  e) Mekanisme i. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang berkompeten sebagai terhadap kondisi lingkungan hidup disuatu wilayah; pelaksanaan penyusun AMDAL

  Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis MengenaiDampakLingkungan(Amdal) ii. perumusan alternatif penyempurnaan ii. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL yang dibentuk kebijakan, rencana, dan/atau program; dan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya iii. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan dan dibantu oleh Tim Teknis. kebijakan, rencana, dan/atau program yang iii. Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi berupa mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. iv. Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan Keputusan Kelayakan atau

  Ketidaklayakan lingkungan

f) Muatan i. Isu Strategis terkait Pembangunan i. Kerangka acuan; StudiLingkungan Berkelanjutan ii. Andal; dan iii. RKL-RPL.

ii. Kajian pengaruh rencana/program dengan isu-isu Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan RKL-RPL.

  strategis terkait pembangunan berkelanjutan Kerangkaacuan wajib sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan. iii. Alternatif rekomendasi untuk rencana/program

g) Output Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai program pembangunan dalam suatu wilayah. kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan.

  Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

  h) Outcome i. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat untuk i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau ketidak layakan melakukan perbaikan kebijakan, rencana, dan/atau program lingkungan pembangunan yang melampaui daya dukung dan daya ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang diwajibkan tampung lingkungan. iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya tercantum dalam RKL RPL. dukung dan daya tampung lingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak diperbolehkan lagi. i) Pendanaan APBD Kabupaten/Kota i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKL-RPL) didanai oleh pemrakarsa, ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan sekretariat PenilaiAMDAL dibebankan pada APBN/APBD iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisiAMDAL dantim teknis dibiayai oleh pemrakarsa. iv. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi dan kabupaten/kota j)Partisipasi Masyarakat adalah salah satu komponen dalam Masyarakat yang dilibatkan adalah: Masyarakat kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen pelaksanaan i. Yang terkena dampak;

  KLHS ii. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau iii.Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam prosesAMDAL

  Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) k) AtributLainnya: Hulu siklus pengambilan keputusan Akhir sklus pengambilan keputusan

  a. Posisi

  b. Pendekatan Cenderung pro aktif Cenderung bersifat reaktif

  c. Fokusanalisis Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan Berkelanjutan d. Dampakkumulatif Peringatan dini atas adanya dampak komulatif Amat terbatas

  e. Titik berattelaahan Memelihara keseimbangan alam, pembangunan Mengendalikan dan meminimalkan dampak negative Berkelanjutan f. Alternatif Banyak alternative Alternatif terbatas jumlahnya

  g. Kedalaman Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi Sempit, dalam dan rinci dan kerangka umum h. Deskripsiproses Proses multi pihak, tumpang tindih komponen, Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan KRP merupakan proses iteratif dan kontinu Akhir i. Fokus pengendalia Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan Menangani gejala kerusakan lingkungan dan dampak j. InstitusiPenilai Tidak diperlukan institusi yang berwenang Diperlukan institusi yang berwenang memberikan

memberikan penilaian dan persetujuan KLHS penilaian dan persetujuan AMDAL

  Sumber : HasilAnalisa, 2014

  Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:

TABEL 4.14 PENAPISAN RENCANA KEGIATAN WAJIB AMDAL

  

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran

  A. Persampahan: a.Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan system Control landfill/sanitary landfill:

  • luas kawasan TPA, atau >8ha
  • Kapasitas Total

  >80.000ton b.TPA di daerah pasang surut:

  • luas landfill, atau semua kapasitas/
  • KapasitasTotal

  besaran c.Pembangunan transfer station:

  • Kapasitas

  > 500ton/hari d.Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:

  • Kapasitas

  > 500ton/hari e.Pengolahan dengan insinerator:

  • Kapasitas

  semuakapasitas f.Composting Plant:

  • Kapasitas

  > 500ton/hari g.Transportasi sampah dengan kereta api:

  • Kapasitas

  > 500ton/hari

  B. Pembangunan Perumahan/Permukiman: a.Kota metropolitan, luas > 25ha b.Kota besar, luas > 50ha c.Kota sedang dan kecil, luas >80ha

  

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran

  c.Pembangunan system perpipaan air limbah:

  • Luas layanan, atau
  • Debit air limbah

  >500ha > 16.000m3/hari

  D. Pembangunan Saluran Drainase (Primer

  dan/atau sekunder)di permukiman

  a.Kota besar/metropolitan, panjang: >5km b.Kota sedang, panjang: >8km

  E. Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan a.Pembangunan jaringan distribusi

  • Luas layanan > 500ha b.Pembangunan jaringan transmisi
  • panjang

  >8km

  Sumber :PermenLH5/2012

  Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih dibawah batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi wajib dilengkapi dengan dokumen UKL - UPL. Jenis kegiatan bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL tercermin dalam Tabel 8.10

TABEL 4.15 PENAPISAN RENCANA KEGIATAN TIDAK WAJIB AMDAL TAPI WAJIB UKL-UPL

  Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya a. Persampahan

  i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan system controlled i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja(IPLT) termasuk fasilitas penunjang

  • b.

   Air Limbah Luas <2 ha

  • Domestik/

  Ataukapasitas<11 m3/hari

  Permukiman

  ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah

  • Luas <3 ha Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
  • iii. Pembangunan sistem perpipaanair limbah (sewerage/off-

  site sanitation system) diperkotaan/permukiman

  Luas <500ha

  • Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari
  • i. Pembangunan saluran primer dan sekunder
  • c.

  Panjang< 5km

   Drainase

  Permukaan

  ii. Pembangunan kolam retensi/polder diarea/kawasan

  Perkotaan

  pemukiman Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha

  • i. Pembangunan jaringan distribusi:
  • d.

   Air Minum Luas layanan: 80 ha s.d. <500 ha Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

  ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi

  • Metropolitan/besar,Panjang: 5 s.d <8km Sedang/kecil, Panjang:8 s.d. M 8 km
  • Pedesaan, Panjang : -
  • iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya(debit)

  Sungai Danau: 50 lps s.d.<250 lps

  Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps i.

  Pembangunan bangunan gedung di atas/bawahtanah: e.

   Pembangunan

  1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran,

  Gedung

  perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 8.000 m2

  2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d.

  8.000 m2 3)

  Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum: 5000 m2 s.d. 8.000 m2

  4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenisyangditetapkan oleh menteri.Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL ii.Pembangunan bangunan gedung dibawah tanah yang melintasi.

  Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

  Prasarana dan atau sarana umum: 1)

  Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, 2) perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 8.000 m2

  3) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d.

  8.000 m2 4)

  Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2 s.d. 8.000 m2

  5) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh menteriSemua bangunan yang tidak dipersyaratkan untukAmdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air:

  1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan,wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000 m2 s.d. 8.000 m2

  2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d.

  8.000 m2 3)

  Fungsi social dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5000

  Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya f. Pengembangan

  i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk masyarakat

  kawasan

  berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS,

  permukiman baru

  TNI/POLRI, buruh/pekerja;

  • Jumlah hunian: < 500 unit rumah; Luas kawasan: <8 ha
  • ii. Pengembangan kawasan permukiman baru sebagaipusat kegiatan sosialekonomi lokal pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);

  Jumlah hunian: < 500 unitrumah;

  • Luas kawasan:<8 ha
  • iii. Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)
  • Jumlah hunian: < 500 unit rumah; Luas kawasan:<8 ha
  • g.

   Peningkatan

  i. Penanganan kawasan kumuh di perkotaandengan

  Kualitas

  pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need)

  Permukiman

  pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk; Luas kawasan:<8 ha

  • ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
  • iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)

  Luas kawasan : <8 ha

  Luas kawasan:<8 ha