Konflik Agraria (Studi Etnografi Di Desa Aek Buaton, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara)
KONFLIK AGRARIA (STUDI ETNOGRAFI DI DESA AEK BUATON, KABUPATEN PADANG LAWAS, SUMATERA UTARA) SKRIPSI Diajukan guna melengkapi salah satu syarat Ujian sarjana sosial dalam bidang antropologi Oleh M. Amin Multazam Lubis 080905045 Antropologi Sosial DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PERNYATAAN ORIGINALITAS SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.
Medan, September 2014 M Amin Multazam Lubis
ABSTRAK Muhammad Amin Multazam Lubis, 2014. Judul Skripi: Konflik Agraria (Studi Etnografi Di Desa Aek Buaton, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara). Skripsi terdiri dari 6 Bab dan 98 halaman.
Tulisan ini mengkaji mengenai konflik agraria yang terjadi di Desa Aek Buaton, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. Secara lebih spesifik mengungkap kompleksitas konflik yang terjadi di wilayah tersebut, siapa saja pelaku yang terlibat serta bagaimana hukum dimainkan oleh para pelaku
Penelitian ini dilakukan dengan metode etnografi, dengan teknik observasi partisipasi melalui wawancara mendalam kepada informan informan di Desa Aek Buaton untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang berkaitan dengan penelitian.
Permasalahan yang dibahas adalah mencari akar masalah sehingga terjadi kompleksitas konflik dengan mengurai aspek sejarah tanah aek buaton serta langkah-langkah masyarakat aek buaton untuk merebut tanah milik mereka. Selain itu mencoba mengidentifikasi pelaku yang terlibat dan bagaimana para pelaku konflik menggunakan jenis-jenis hukum baik hukum Negara maupun adat sebagai alat memperkuat legitimasi kepemilikan atas tanah. Kesimpulannya adalah bahwa konflik agraria di Aek Buaton berakar dari hilangnya tanah ulayat. Disebabkan terjadinya pengkhianatan yang dilakukan dua anak desanya. Pengkhianatan dikomandoi oleh seorang aktor yang pada akhirnya dengan bebas memperjualbelikan tanah tersebut. Imbasnya konflik semakin kompleks dan melibatkan banyak pelaku. Lalu muncul lah fenomena-fenomena dimana para pelaku konflik masing-masing menjalankan peran masing- masing serta dengan jeli memamfaatkan celah antara hukum Negara dan adat dalam rangka mendapatkan tanah. Permasalahan seperti yang terjadi di Aek Buaton sebenarnya banyak terjadi di Negara ini, dan masih tanpa penyelesaian. Pertanyaannya, apakah pemerintah yang tidak menemukan cara penyelesaian yang efektif. Atau sebaliknya, pemerintah yang tidak menciptakan ruang-ruang penyelesaian secara mekanisme adat serta mengawal proses tersebut dengan serius dan intensif.
Kata Kunci : Konflik Agraria, Aek Buaton, Pelaku Konflik, Hukum
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan sukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam.
Karena hanya atas rahmat dan karunia-NYA lah kita masih dapat diberikan nikmat ilmu dan kesehatan hingga sampai hari ini masih dapat melakukan aktifitas-aktifitas dalam mengisi hidup dan kehidupan ini.
Atas kehendak-Nya pula penulis bisa menyelesikan skripsi yang berjudul: Konflik Agraria (Studi Etnografi Di Desa Aek Buaton, Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara) sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana antropologi sosial.
Dalam menyelesaikan skripsi dan beraktifitas di kampus selama kurang lebih enam tahun ini, tentunya penulis telah banyak dibantu oleh berbagai pihak, maka pada kesempatan kali ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada:
Bapak Dr Fikarwin Zuska selaku Ketua Departemen Antropologi FISIP USU yang juga merupakan Dosen PA sekaligus pembimbing skripsi, yang telah banyak meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan kritik, saran dan masukan yang konstruktif bagi penulis selama kuliah maupun dalam proses bimbingan skripsi. Terima kasih yang teramat besar atas bahasan mengenai Strukturisme, relasi kuasa, diskursus, dan berbagai hal yang menyangkut
Postmodrenisme nya. selama itu masih terdengar ditelinga maka penulis tentu akan mengingat bapak yang mengenalkan dan telah mengajarkan mengenai itu semua.
Terima kasih kepada Dosen pengajar di Antropologi FISIP USU, Bapak Drs Agus Sutrisno, MSP sekaligus Sekretaris Departemen Antropologi yang telah banyak memberikan nasehat serta rutin mengingatkan penulis untuk menyelesaikan kuliah, dan seluruh dosen pengajar lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga segala ilmu yang diberikan kepada penulis mampu terinternalisasi dan teraplikasi dalam aktivitas yang positif. Tidak lupa pula terima kasih kepada Kak Nur dan Kak Sofi (maaf kalo banyak salah kak) yang sangat banyak membantu dan memberikan kemudahan pada penulis menyelesaikan permasalahan terkait hal-hal yang sifatnya administratif.
Terima kasih juga kepada Dekan FISIP USU, Prof Dr Badaruddin M.Si dan para staf dekanat FISIP USU yang secara langsung maupun tidak langsung telah berkontribusi kepada aktivitas perkuliahan penulis selama di FISIP USU ini.
Terkhusus dan tiada terkira ucapan terima kasih penulis kepada kedua orang tua tercinta. Ayah penulis Alm Drs H. Alfian Andri Lubis. Sayang kita tak punya kesempatan panjang untuk sekedar bercerita tentang apa itu “dunia”. Ibunda penulis Hj Nur’Ain Simatupang. Seseorang yang tidak ingin penulis ungkapkan dengan kata-kata karena hanya akan mereduksi makna sebenarnya. Satu hal yang penulis yakin, surga yang begitu indah pun tidak lebih dari telapak kakinya. Terima kasih juga Untuk kakak dan abang penulis yang telah menjadi sumber motivasi, memberikan inspirasi, selalu mengayomi dan bahkan terkadang jadi basis ekonomi.
Terima kasih kepada HMI Komisariat FISIP USU yang memberikan begitu banyak ilmu. Ada kebanggaan sekaligus beban jika ingat kalau penulis mau tidak mau, suka tidak suka adalah bagian darimu. Begitupun sebaliknya, bahwa HMI FISIP USU adalah bagian dari diri penulis.
Tidak lupa terima kasih kepada para kerabat Antropologi Stambuk 2008 yang telah memberikan begitu banyak warna indah selama berkuliah di kampus ini. Ipin, Topik, Fajri dan Haris, begitu banyak cerita tentang pendewasaan diri yang telah kita ukir kawan. Purwanti, yang selalu baik hati walau tidak lagi berantropologi. Suherman, Rico, Berkat, Lias, Hezron, Kalvin, Nelson, Dea, Helen dan semua kerabat yang sudah meninggalkan penulis disebabkan lebih dahulu menyelesaikan kuliahnya. Terima kasih juga untuk Aldo karena tetap setia menemani penulis hingga belasan semester di FISIP USU ini.
Terima kasih buat senior-senior di HMI yang pernah memberikan bimbingan, semangat dan motivasi kepada penulis. Bang Jack, Bang Zulfadli, Bang Salman, Bang Dadang, Bang Naldi, Bang Mustafa, Bang Ocep, Bang Zulfan, Kang Mono’, Bang Miqdat, Bang Arifin Sufi, Bang Eko, Bang Donker, Ogek Ryan, Bang Regar, Ferdi, Edo, Afdhal, Deddy, Kabidku si Ojan, serta semua senioren di HMI Komisariat FISIP USU yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih banyak.
Yang tak terlupakan, seluruh rekan-rekan yang tergabung dalam kepengurusan HMI Komisariat FISIP USU Periode 2011-2012. Senang pernah bersama-sama melalui segala suka dan duka bersama kalian, hanya ucapan terima kasih yang bisa penulis berikan.
Selanjutnya untuk para teman-teman yang lebih dari saudara, Donny Aditra, Iskandar Zulkarnaen, Ok Laksemana, Alfath Andre, Mia Aulina, Vivi Azriani, dan terutama untuk Ririn Ramadhani, terima kasih tiada terkira buat seluruh kontribusinya. Tanpa kalian penulis bukanlah apa-apa.
Terima kasih juga kepada adinda-adinda stambuk 2010, pasukan kutu loncat dibawah komando panglima laskar melayu, Tengku Muadahari. Tidak lupa Yugo, Ipan, Mail, Riki, Cafry, Muklis, Devi, Amal, Habib, dan semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih pernah menjadi api semangat buat penulis. Jangan lupakan 3 konsep diri: yang penting jujur, sadar diri dan tahu diuntung.
Kepada semua orang yang masih mau berproses di HMI Komisariat FISIP USU, penulis ucapkan terima kasih, terkhusus pada kepengurusan saat ini, periode 2014-2015. Semoga komisariat tetap menjadi dapur gerakan dan dapur intelektual
Terima kasih kepada Kontras Sumatera Utara yang telah memberikan wadah dan kesempatan kepada penulis untuk belajar sembari berjuang. Mencari ilmu, amal dan rezeki. Buat Koordinator Kontras Bang Herdensi Adnin yang telah membimbing serta mengajarkan banyak hal kepada penulis, Bang Taufik Umar Dhani, Bapak Onto Hutapea, Kak Liza, Bang Ali, Bang Fadli P2BLM, Putra GMNI, terima kasih telah berbagi waktu selama ini.
Terima kasih buat seluruh masyarakat Aek Buaton yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih juga atas sambutannya selama penulis berada di desa tersebut. Sungguh Aek Buaton sudah menjadi rumah kedua bagi penulis.
Dan teruntukmu hatiku, cahaya mataku. Terima kasih telah mengajarkan bahwa tidak semua hal bisa dikejar. Ada kalanya kita harus menunggu, walau itu menunggu ditinggalkan waktu.
Medan September 2014 Penulis, M. Amin Multazam Lubis
RIWAYAT HIDUP
Terlahir di Medan pada tanggal 27 Juni 1990, kemudian di berikan nama Muhammad Amin Multazam Lubis oleh kedua orangtuanya. Anak bungsu dari 3 bersaudara pasangan Alm Drs H Alfian Andri Lubis dan Hj Nur’Ain Simatupang ini menyelesaikan pendidikan dasrnya di SD Pertiwi Medan pada tahun 2002, SMP Negeri 11 Medan pada tahun 2005, SMA Sutomo 2 Medan tahun 2008.
Lalu kemudian melanjutkan jenjang pendidikan dengan berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik USU, Departemen Antropologi Sosial di tahun yang sama. Selama berkuliah, aktif mengikuti organisasi
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FISIP USU dan menjadi ketua umum pada periode 2011-2012. Pasca berkomisariat, penulis lalu bergabung sebagai Badan Pekerja Komisi Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Sumatera Utara Bidang Kajian dan Penelitian. Sebuah organisasi non pemerintah yang aktif melakukan kampanye dan advokasi terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM. Selain menjalankan aktifitas rutin tersebut, penulis juga menyempatkan diri menyalurkan hobi traveling sembari belajar photografi dan menulis etnografi daerah-daerah yang dikunjungi.
Adapun training maupun penelitian yang pernah penulis ikuti adalah: Latihan Kader I (Basic Training) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Medan tahun 2010 Latihan Kader II (Intermediate Training) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Jakarta Timur tahun 2011
Tim Enumerator dalam survey elektabilitas calon kepala daerah yang dilakukan oleh Yayasan Kolektif tahun 2012
Asisten Peneliti dalam penelitian mengenai implementasi UU No 16 Tahun 2012 tentang sistem bantuan hukum yang dilakukan Kontras bekerjasama dengan Australian Indonesia Partnership Of Justice (AIPJ) tahun 2013 Email: [email protected]
KATA PENGANTAR
Sebagai sebuah Negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar, Indonesia tentu akan dihadapkan pada permasalahan konflik sumber daya alam khususnya menyangkut pengelolaan tanah. Di Sumatera Utara sendiri, sebagai daerah perkebunan potensial sejak zaman colonial belanda, konflik agraria pastinya juga tumbuh subur. Ditambah lagi Sumatera Utara memiliki begitu banyak suku dan masyarakat adat yang memiliki klaim hak atas tanah adat miliki masing-masing sehingga sering kali gesekan bahkan konflik secara terbuka antara masyarakat adat dan pihak luar yang ingin mengelola tanah tidak dapat dihindari. Di Aek Buaton, Kabupaten Padang Lawas contohnya.
Konflik yang terjadi di aek buaton sesungguhnya berasal dari permasalahan tanah ulayat milik mereka yang saat ini dikelola oleh berbagai pihak. Untuk itu penelitian ini mencoba menelaah kompleksitas konflik yang terjadi serta melihat pelaku-pelaku yang terlibat dalam konflik tersebut. Selain itu, melihat bagaimana para pelaku konflik memainkan berbagai jenis hukum dalam rangka memperkuat legitimasi hak atas tanah.
Harapannya penelitian ini dapat menjadi salah satu refrensi melihat konflik agraria tidak hanya dalam aspek hukum positif (Negara), tapi juga melihat dalam pendekatan budaya. Selain dari hasil penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Antropologi.
Medan, September 2014 Penulis
M Amin Multazam Lubis
DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN
……………………………………………………….….... i
HALAMAN PENGESAHAN
………………………………………………………......… ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS
……………………………….………………...…… iii
ABSTRAK
………………………………………………………………………………… iv
UCAPAN TERIMA KASIH
……………………………………………………………… v
RIWAYAT HIDUUP
……………………………………………………………………... ix
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………. xi
DAFTAR ISI
…………………………………………………………...…………...……. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….….. 1
1.2 Tinjauan Pustaka …………………………...….………………………... 6
1.3 Rumusan Masalah …………………………………………………….... 25
1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 25
1.5 Metode Penelitian ………………………………………..….…………. 26
1.6 Pengalaman Selama Melakukan Penelitian ..…………………………... 29
BAB II MENGUNGKAP SEJARAH WILAYAH ADAT AEK BUATON
2.1 Asal Usul Nama Aek Buaton ………………………….………….......... 32
2.2 Pendiri Desa Aek Buaton ………………………………………………. 34
2.3 Wilayah Adat Aek Buton Dan Perkembangannya……...………………. 35
2.4 Aek Buaton Di Masa Kolonial …………………………………………. 37
2.5 Aek Buaton Dimasa Sekarang ..…….………………………………….. 43 2.5.1.
Sekilas Kabupaten Padang Lawas ………………………………. 43
2.5.2 Akses Menuju Aek Buaton ………………………...…………….. 46
2.5.3 Kondisi Politik Sosial Dan Ekonomi ……………...………….….. 46
BAB III DINAMIKA ATAS TANAH ADAT AEK BUATON
3.1 Arti Penting Tanah Ulayat Bagi Masyarakat Aek Buaton ………..….. 48
3.2 Hilangnya” 1500 Ha Tanah Ulayat Aek Buaton …………..…………. 51
3.3 Perpindahan Luhat Desa Sayur Mahicat Dan Sayur Matua ……...…….. 55
3.4 Berbagai Pengkhianatan Yang Terjadi ………………………………… 56
3.5 Hilangnya Berbagai Peninggalan Sejarah Aek Buaton …………..……. 59
BAB IV PERJUANGAN MEMPEREBUTKAN KEMBALI TANAH ADAT AEK BUATON
4.1 Timbulnya Gerakan Perlawanan ……………………………….……… 61
4.2 Pendudukan Kembali (Reclaiming) ……………………………………. 63
4.3 Tindak Kekerasan Dan Kriminalisasi …………………………………. 66
4.4 Berbagai Upaya Penyelesaian …………………………..……………… 72
BAB V PARA AKTOR DAN HUKUM YANG BERLAKU DALAM KONFLIK AGRARIA DI AEK BUATON
5.1 Aktor-Aktor Yang Terlibat ……………………..……………………… 78
5.1.1 Secara kelompok …………………...………………………….. 78
5.1.2 Secara Individu ………………………………………………… 79
5.2 Jenis-Jenis Hukum Yang Dimainkan ………………………..…………. 82
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 86
6.2 Saran ………………………………………………………….………… 89 DAFTAR PUSTAKA
...………………..………...…………………………………….91