Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

(1)

i

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

(Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

100907017

RICE ISKANDAR DALIMUNTHE

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014


(2)

i ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

(Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

Nama : Rice Iskandar Dalimunthe

NIM : 100907017

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga Bisnis Dosen Pembimbing : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diteliti adalah Usaha Batu Bata Kembar yang terletak di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Usaha ini berdiri tahun 2009 dan membuat batu bata yang terbuat dari tanah liat merah. Usaha ini mempekerjakan 6 orang karyawan dengan tugas yang berbeda. Pembuatan batu bata dimulai dari proses pelumpuran, pencetakan, penjemuran dan pembakaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam merumuskan strategi pengembangan pada Usaha Batu Bata Kembar. (2) Menganalisis dan menetapkan alternatif strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara yang dilakukan dengan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan diolah secara kualitatif dengan matriks SWOT.

Berdasarkan Pengolahan dengan Matriks IFAS dan EFAS diketahui posisi usaha berada di Kuadran I yang mendukung strategi agresif sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi pasar, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan strategi yang mencari peningkatan penjualan

Berdasarkan pengolahan dengan Matriks SWOT dengan menganalisis kekuatan, kelemahan , peluang dan ancaman pada Usaha Batu Batu Bata Kembar diperoleh beberapa alternatif strategi SO, ST, WO dan WT yang bisa diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar untuk lebih mengembangkan usaha ini di masa depan.

Kata Kunci: Usaha Batu Bata, UMKM, Strategi Pengembangan, Strategi


(3)

ii

ABSTRACT

ANALYZING DEVELOPMENT STRATEGY OF MICRO, SMALL, and MEDIUM ENTERPRISE

(Study In Twins Enterprises Bricks In village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara)

Name : Rice Iskandar Dalimunthe

NIM : 100907017

Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program of Study : Business Administration Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

Micro, Small and Medium Enterprises are studied is Twin Bricks Enterprises located in the village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara. This effort established in 2009 and made bricks made of red clay. This effort employs six employees with different tasks. Brickyard starting from puddling process, molding, drying and burning.

The purpose of this study is (1) Determine and analyze the strengths and weaknesses and the opportunities and threats in the formulation of development strategies in the Twin Bricks Enterprises. (2) Analyze and define alternative business development strategy appropriate for Twins Enterprises Bricks

The data used in this study is primary data obtained from observation and interviews conducted with the interview. While the secondary data obtained through the document. Data were analyzed with descriptive and analytical methods are qualitatively treated with SWOT matrix.

Based on the Matrix Processing IFAS and EFAS known the position of the business is in Quadrant I, which supports an aggressive strategy to allow for market expansion, market penetration, market development, product development and sales strategies that seek to improve

By processing the SWOT matrix by analyzing the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the Enterprise Stone Bricks Twins acquired several alternative strategies SO, ST, WO and WT can be applied to the Twin Bricks Enterprises to further develop this business in the future.

Keywords: Bricks Enterprises, Micro, Small and Medium enterprise, Strategy Development, Strategy


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah atas segala Ridho-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa saba Sitahul-Tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara) diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Program Studi Ilmu administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan baik berupa penulisan maupun isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat yang baik dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih bagi pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan tulisan ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.


(5)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Husni Thamrin, S.Sos, MSP selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi.

5. Bu Siswati Saragih, S.Sos, MSP dan Bang Ahmad Farid, SH yang telah membantu dalam urusan administrasi.

6. Seluruh dosen-dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah membimbing dan meberikan ilmunya selama masa perkuliahan. 7. Orangtua yaitu Bapak ( Pangihutan Dalimunthe) dan Ibu ( Juhanna

Siregar) yang telah mendukung dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Ato dan Ibu Sarifah Harahap sebagai pemilik Usaha Batu Bata Kembar yang telah mengijinkan penulis dalam melakukan penelitian dan membantu memberikan informasi dalam proses wawancara. Dan kepada para karyawan disana yang telah bersedia membantu penulis dalam memperoleh data untuk penelitian.

9. Abang dan Kakak serta seluruh keluarga yang mendukung saya dalam melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan ini.


(6)

v

10.Kepada yang terkasih Meliyana Siska Harahap yang tidak pernah lupa memberikan dukungan kepada penulis dalam perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

11.Kawan-kawan seperjuangan dari Administrasi Bisnis 2010 yang telah bersama-sama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis dan mendukung dalam proses perkuliahan.

Medan, Juni 2014

Penulis


(7)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Rumusan Masalah... 12

1.3. Tujuan Penelitian... 12

1.4. Manfaat Penelitian... 12

1.5. Sistematika Penelitian... 13

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi ... 15

2.1.1 Pengertian Strategi... 15

2.1.2 Tingkatan Strategi... 16

2.2 Manajemen Strategis... 17

2.2.1 Defenisi Manajemen Strategis... 17

2.2.2 Model Manajemen Strategis... 19

2.3 Pemilihan Alternatif Strategi... 20

2.4 Analisis Lingkungan... 22

2.4.1 Lingkungan Eksternal... 22

2.4.2 Lingkungan Internal... 25

2.5 Analisis SWOT... 28

2.5.1 Pengertian Analisis SWOT... 28

2.5.2 Cara Membuat Analisis SWOT... 29

2.6 Pengembangan Usaha... 30

2.7 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)... 32

2.7.1 Pengertian UMKM... 32

2.7.2 Peran Pemerintah... 34

2.7.3 Tujuan Usaha... 36

2.8 Kerangka konseptual... 37


(8)

vii BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian... 38

3.2 Lokasi penelitian... 39

3.3 Jenis dan Sumber Data... 39

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 40

3.5 Teknik Analisis Data... 41

3.5.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)... 41

3.5.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)... 43

3.6 Defenisi Konsep... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 50

4.1.1 Profil Usaha Batu Bata Kembar... 50

4.1.2 Aktivitas Usaha Batu Bata Kembar... 52

4.1.2.1 Produksi... 52

4.1.2.2 Sumber Daya Manusia... 54

4.1.2.3 Manajemen... 56

4.1.2.4 Pemasaran... 57

4.2 Penyajian Data... 58

4.2.1 Identifikasi Faktor Internal Usaha Batu Bata Kembar... 58

4.2.2 Identifikasi Faktor Internal Usaha Usaha Batu Bata Kembar ... ... 62

4.3 Analisis Data... 67

4.3.1 Analisis Data Dengan Matriks IFAS dan EFAS... 67

4.3.1.1 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)... 67

4.3.1.2 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)... 69

4.3.1.3 Analisis SWOT ( IFAS + EFAS)... 70

4.3.1.4 Matriks SWOT... 72


(9)

viii BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan... 78 5.2 Saran... . 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model strategis... 19

Gambar 2.2 Model Lima Persaingan Baru... 25

Gambar 2.3 Analisis SWOT... 27

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual... 37

Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT... 46

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pada Usaha Batu Bata Kembar... 54

Gambar 4.2 Diagram Analisis SWOT Usaha Batu Bata Kembar... 71


(11)

x DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis Summary

(IFAS)... 43

Tabel 3.2 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)... 45

Tabel 3.3 Penggabungan Antara Matriks( IFAS + EFAS)... 45

Tabel 3.5 Kerangka Matriks SWOT... 61

Tabel 4.1 Faktor Internal Usaha Batu Bata Kembar... 58

Tabel 4.2 Faktor Eksternal Usaha Batu Bata Kembar... 62

Tabel 4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Usaha Batu Bata Kembar... 68

Tabel 4.4 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) Usaha Bat Bata Kembar... 69

Tabel 4.5 Analisis SWOT (IFAS + EFAS)... 70

Tabel 4.6 Matriks SWOT Usaha Batu Bata Kembar... 73


(12)

i ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

(Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

Nama : Rice Iskandar Dalimunthe

NIM : 100907017

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga Bisnis Dosen Pembimbing : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diteliti adalah Usaha Batu Bata Kembar yang terletak di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Usaha ini berdiri tahun 2009 dan membuat batu bata yang terbuat dari tanah liat merah. Usaha ini mempekerjakan 6 orang karyawan dengan tugas yang berbeda. Pembuatan batu bata dimulai dari proses pelumpuran, pencetakan, penjemuran dan pembakaran.

Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam merumuskan strategi pengembangan pada Usaha Batu Bata Kembar. (2) Menganalisis dan menetapkan alternatif strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara yang dilakukan dengan wawancara. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan diolah secara kualitatif dengan matriks SWOT.

Berdasarkan Pengolahan dengan Matriks IFAS dan EFAS diketahui posisi usaha berada di Kuadran I yang mendukung strategi agresif sehingga memungkinkan untuk melakukan ekspansi pasar, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk dan strategi yang mencari peningkatan penjualan

Berdasarkan pengolahan dengan Matriks SWOT dengan menganalisis kekuatan, kelemahan , peluang dan ancaman pada Usaha Batu Batu Bata Kembar diperoleh beberapa alternatif strategi SO, ST, WO dan WT yang bisa diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar untuk lebih mengembangkan usaha ini di masa depan.

Kata Kunci: Usaha Batu Bata, UMKM, Strategi Pengembangan, Strategi


(13)

ii

ABSTRACT

ANALYZING DEVELOPMENT STRATEGY OF MICRO, SMALL, and MEDIUM ENTERPRISE

(Study In Twins Enterprises Bricks In village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara)

Name : Rice Iskandar Dalimunthe

NIM : 100907017

Faculty : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program of Study : Business Administration Advisor : Husni Thamrin, S.Sos, MSP

Micro, Small and Medium Enterprises are studied is Twin Bricks Enterprises located in the village of Saba Sitahul-tahul, District Padang Bolak, Regency Padang Lawas Utara. This effort established in 2009 and made bricks made of red clay. This effort employs six employees with different tasks. Brickyard starting from puddling process, molding, drying and burning.

The purpose of this study is (1) Determine and analyze the strengths and weaknesses and the opportunities and threats in the formulation of development strategies in the Twin Bricks Enterprises. (2) Analyze and define alternative business development strategy appropriate for Twins Enterprises Bricks

The data used in this study is primary data obtained from observation and interviews conducted with the interview. While the secondary data obtained through the document. Data were analyzed with descriptive and analytical methods are qualitatively treated with SWOT matrix.

Based on the Matrix Processing IFAS and EFAS known the position of the business is in Quadrant I, which supports an aggressive strategy to allow for market expansion, market penetration, market development, product development and sales strategies that seek to improve

By processing the SWOT matrix by analyzing the strengths, weaknesses, opportunities and threats in the Enterprise Stone Bricks Twins acquired several alternative strategies SO, ST, WO and WT can be applied to the Twin Bricks Enterprises to further develop this business in the future.

Keywords: Bricks Enterprises, Micro, Small and Medium enterprise, Strategy Development, Strategy


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting. Bukan hanya di Indonesia, kenyataannya bahwa posisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai peranan strategis di negara-negara lain. Indikasi yang menunjukkan peranan usaha kecil menengah itu dapat dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor non migas, penyerapan kerja, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cukup berarti.

Dalam defenisi di atas, seiring berjalannya waktu dan perkembangan prekonomian global mengharuskan perekonomian Indonesia harus kuat bukan hanya perindustriannya melainkan meningkatkan peranan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Peran dan Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah sangat dibutuhkan dalam peningkatan perekonomian Indonesia untuk mempertahankan ekonomi bangsa Indonesia dari pangsa pasar globalisasi. Usaha Mikro Kecil dan Menengah sangat mendorong dalam perkembangan ekonomi.

Dalam perekonomian Indonesia, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha mikro kecil menengah tersebut. Salah satu upaya UMKM adalah untuk memeratakan hasil- hasil pembangunan yang telah di capai. Bukan hanya di situ saja, UMKM mampu


(15)

2

mengangkat perekonomian masyarakat bahkan di saat krisis ekonomi tahun 1997-1998. Saat itu, industri-industri besar mengalami kerugian besar akibat dampak krisis yang sangat besar. Berbeda dengan sebagian besar UMKM yang mampu bertahan di tengah krisis yang melanda indonesia. Hal itu disebabkan karena secara umum UMKM tidak membutuhkan modal yang sangat besar seperti industri lainnya.

Dengan perannya sebagai sektor yang paling penting dalam perekonomian indonesia, pada kenyataannya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih mengalami berbagai kendala yang bisa menghambat kegiatannya. Modal adalah kendala yang terbesar karena sebagian besar bidang usaha UMKM didominasi oleh permodalan sendiri. Di samping itu, rendahnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh pelaku UMKM menjadi kendala dalam mengembangkan usaha mereka. Akses pemasaran yang terbatas, kurangnya dukungan pemerintah, tingginya biaya produksi dan kesulitan bahan baku adalah sebagian besar kendala yang harus dihadapi oleh pelaku UMKM.

Di sisi lain, UMKM juga memiliki kelebihan sehingga masyarakat dengan mudah terjun ke dunia usaha ini. UMKM tidak memerlukan modal yang sangat besar dalam operasionalnya. Para pelaku (UMKM) juga mampu mengubah karakteristik suatu bahan baku dengan cepat tanpa memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang mahal. Akan tetapi dengan kelebihannya, perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang meningkat dari segi kuantitas serta kontribusinya pada berbagai bidang belum diimbangi dan belum meratanya pemasaran dari hasil-hasilnya. Permasalahan yang di hadapi banyak terkait dengan permasalahan produktifitasnya dan pemasaran yang kecil-kecilan, dimana


(16)

3

pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menegah ini, kebanyakan memproduksi produknya setelah ada pesanan atau permintaan dari pangsa pasar.

Para pelaku UMKM tidak mampu memproduksi produk atau jasa dengan jumlah yang banyak dikarenakan modal dari pelaku usaha mikro kecil menengah ini tergantung pada hasil penjualan dan hasil permintaan pasar. Namun seiring berjalannya waktu pemerintah mulai bergerak dan melihat kekutan dari pelaku Usaha Mikro Mecil dan Menengah (UMKM) yang mampu menyerap tenaga kerja dari berbagai bidang usaha mikro dan meningkatkan taraf hidup. Pemerintah melalui Kementerian Usaha Kecil dan Menengah mulai memberikan dukungan kepada pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Dengan adanya dukungan dan kebijakan dari pemerintah, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah dapat mempermudah pinjaman modal dan perijinan, penerapan teknologi, struktur organisasi yang lebih baik secara manajemen dan memiliki pembiayaan yang jelas.

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dipastikan akan berkembang pesat sehingga perekonomian Indonesia terbantu dengan banyaknya pelaku usaha Mikro Kecil dan Menengah yang membantu penyerapan tenaga kerja dan mengurangi berbagai pengangguran yang ada di dalam negeri ini. Banyaknya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di harapkan bisa bersaing dengan secara sehat dan tidak merugikan berbagai pihak serta mampu bersaing secara global yang menekankan bahwa dari segi kualitas, produk dalam negeri lebih baik di bandingkan produk impor. Selain itu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM ) diharapkan bisa mengurangi beban perekonomian masyarakat perkapital, sehingga meningkatkan prekonomian masyarakat. Usaha


(17)

4

Mikro Kecil dan Menengah memiliki sumber daya manusia yang biasa tanpa adanya ukuran jenjang pendidikan dalam usaha tersebut sehingga mengurangi pengangguran yang ada dan tercipta kesejahteraan dan stabilitas prekonomian Indonesia yang baik dan mampu memperkokoh perekonomian bangsa.

Usaha Mikro kecil Menegah (UMKM) sedang berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini di Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara adalah usaha pembuatan batu bata Kembar. Usaha ini berdiri tahun 2009 dan telah beroperasi selama lima tahun. Usaha ini menghasilkan produk batu bata yang memiliki permintaan pasar yang besar dan cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, dalam operasionalnya usaha ini mengalami berbagai kendala yang menghambat aktivitas usahanya. Kendala terbesar adalah kurangnya modal yang dimiliki oleh pengusaha untuk mengembangkan dan memperluas usahanya.

Batu bata merupakan salah satu bahan material utama yang digunakan untuk membangun dinding sebuah bangunan. Bukan hanya pemukiman, perkantoran, rumah sakit, restoran dan banyak bangunan yang dibangun dengan batu bata sebagai material utama. Batu bata dibuat dari tanah liat yang berwarna merah dengan melalui proses pencetakan, pemnjemuran dan pembakaran. Dewasa ini, manusia semakin banyak menggunakan batu bat sebagai material membangun rumah karena dianggap lebih tahan lama dan kokoh.

Usaha Batu Bata Kembar adalah usaha yang sangat berpotensi untuk berkembang karena dari segi ekonomi bisa meningkatkan perekonomian pemilik maupun pekerja. Selain itu, usaha ini mampu menyerap jumlah tenaga kerja bagi


(18)

5

masyarakat di Kabupaten Padang Lawas Utara. Keinginan masyarakat untuk menggunakan batu bata sebagai material dalam membangun rumah menyebabkan permintaan semakin tinggi dari tehun ke tahun. Tentunya ini adalah peluang bagi keberlangsungan usaha ini di masa yang akan datang. Dari segi sumber daya manusia, penyerapan tenaga kerja akan mengurangi angka pengangguran. Kurangnya angka penganguran akan memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat

Jika dahulu masyarakat menggunakan kayu sebagai material membangun rumah, saat ini dapat dilihat bahwa pembangunan rumah sudah didominasi oleh material batu bata. Rumah dahulu masih mengandalkan kayu dan papan, tapi seiring berjalannya waktu perlahan tapi pasti pemakian kayu tersebut mulai tidak di pakai lagi sebab hutan yang dulunya tempat semua ekosistem kini telah berubah menjadi perkebunan. Tidak hanya itu, rumah kayu tidak lagi dianggap tahan lama karena rentan termakan rayap atau bahkan terbakar. Bukan hanya rumah, perkantoran atau bangunan lain sudah didominasi oleh material batu bata..

Dengan peningkatan volume permintaan produk dianjurkan kepada pelaku usaha tersebut memiliki strategi yang tepat dalam pembuatan produk. Misalnya mampu mempertahankan bahan baku yang ada sehingga kualitas produk pun tetap terjaga. Dalam perencanaan usaha, apabila pelaku usaha tersebut tidak memiliki perencanaan yang tepat ke depan bukan tidak mungkin usaha tersebut akan gulung tikar di karenakan bahan baku yang tidak tersedia dalam jangka yang cukup lama, perencanaan keuangan yang tidak tepat. Tetapi jika memiliki perencanaan yang tepat, usaha tersebut akan mengalami perkembangan yang cukup baik dan mampu menghadapi persaingan yang ada.


(19)

6

Upaya dalam pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) tidaklah mudah sebab banyak tantangan dan rintangan yang harus dilewati baik secara fisik maupun non fisik, strategi yang paling berperan dalam pengembangan usaha apa pun yang di jalani oleh pelaku usaha. Strategi yang tepat akan menuntun sebuah usaha ke masa depan yang lebih menjanjikan, namun strategi yang salah akan membuat usaha akan salah arah dalam menentukan kebijakan dan strategi yang tepat bagi keberlangsungan usaha.

Dari data yang dikumpulkan oleh peneliti terhadap perkembangan usaha Batu Bata di Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara terdapat dua usaha Batu Bata lain yang beroperasi. Kedua usaha itu adalah Usaha Batu Bata di Desa Batang Baruhar dan Di Kampung Banjir. Kedua Usaha memiliki hasil produksi yang cukup banyak demi mencukupi permintaan di pasar, dari meningkatnya perkembangan perkotaan, terutama seiring dengan berkembangnya Kabupaten Padang Lawas Utara, banyak pembangunan dilakukan yang membutuhkan material batu bata.

Pembuatan produk batu bata ini di lakukan di tempat yang memiliki jenis atau struktur tanahnya harus tanah Liat yang berwarna merah, dimana di daerah Kabupaten Padang Lawas Utara wilayahnya termasuk daerah yang memiliki struktur tanah liat merah, jadi bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ingin bergerak di usaha Batu Bata sangat besar kemungkinan bagi mereka untuk membuka usaha seperti ini. Oleh karena itu pelaku usaha Batu Bata di Kabupaten Padang Lawas Utara diharapkan mampu bersaing dengan pelaku usaha yang sama, yang bisa menyerap tenaga kerja melebihi dari apa yang di inginkan usaha tersebut.


(20)

7

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di usaha Batu Bata diharapkan bisa meningkatkan perekonomian menjadikan masyarakatnya sejahtera yang mampu menyerap tenaga kerja. Diharapkan usaha tersebut bukan sekedar usaha musiman melainkan usaha yang berkelanjutan sesuai dengan perencanaan usaha yang memang berkelanjutan di masa depan yang bisa meningkatkan taraf perekonomian pemilik, karyawan atau bahkan masyarakat sekitar dan mampu berdiri tegak dalam jangka yang cukup lama secara terus menerus berkembang dan menjadi usaha yang mampu menyerap tenaga kerja dan memiliki pembuatan produk Batu Bata yang modern. Dalam hal ini usaha ini menjalankan usahanya secara tradisional dan belum mampu memproduksi produk dengan skala besar.

Dalam pembuatan produk Bata Bata ini perlu menggunakan alat yang lebih modern agar permintaan pasar terpenuhi dan memiliki hasil produktivitas yang cukup banyak tanpa harus ada pesanan terlebih dahulu. Dalam pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) ini tidak terlalu penting dengan modal usaha yang besar melainkan manajemen yang baik sesuai dengan perencanaan usaha tersebut, yang paling banyak mengeluarkan modal dalam usaha ini adalah mesin pencetak Batu Bata, dalam hal ini perlu juga strategi dan manajemen yang cukup mumpuni agar bisa mempertahankan usaha tersebut dan terus eksis ke depannya.


(21)

8

Hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang pernah di teliti oleh peneliti terlabih dahulu antara lain:

1. Amalia (2012) tentang “Analisis strategi pengembangan usaha pada UKM batik Semarang di kota semarang”, maka di hasilkan 13 alternatif yaitu(1) menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan hasil produksi.(2) mempertahankan kualitas produk, (3) mengembangkan uasaha dengan memanfaatkan bantuan modal dari pemerintah,(4) mengadakan pelatihan terhadap pegawai,(5) merekrut tenaga ahli, (6) pembukuan terhadap administrasi dan keuangan, (7) bekerja sama dengan pedagang batik yang lebih besar, (8) meningkatkan promosi melalui internet terutama pada saat diadakan SEMAGRES, (9) Menawarkan produk ke organisasi atau kelompok kerja, (10) meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pelanggan, (11) meningkatkan desain motif yang kreatif dan menarik, (12) menambah modal dengan melakukan pinjaman kepemerintah melalui BUMN, (13) menambah saluran distribusi.

2. Wahyu Kusuma Wardhana (2012) tentang “analisis strategi pengembangan usaha gerai ayam Goreng Fatmawati Cabang Bandung,Jawa Barat”hasil matris SWOT menghasilkan 8 alternatif yaitu, (1)memiliki sebuah restoran yang berdiri sendiri dengan nilain STAS sebesar 21,104, (2) peningkatan promosi dan marketing dengan nilai STAS sebesar 20,952,(3) menjaga kualitas dan kuantitas produk dengan nilai STAS sebesar 20,642, (4) membutuhkan area maneger dan leader di di setiap gerai nilai STAS sebesar 19,841, (5)


(22)

9

pelatihan pengembangan sumber daya manusia nilai STAS sebesar 19,975, (6)evaluasi kinerja niali STAS sebesar 19,792, (7) kerjasama dengan asosiasi pengusaha kuliner nilai STAS sebesar 15,111, (8) membuat anak perusahaan dengan konsep baru nilai STAS sebesar 11,245.

3. Yunita Herdiana (2013) tentang “perencanaan strategi pengembangan usaha pada Usaha Kecil Menengah (UKM) alas kaki Ciomas, Bogor. Dalam penelitiannya menghasilkan 4 alternatif yaitu : (1) mengetahui proses bisnis internal serta aspek pertumbuhan dan pembelajaran pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) alas kaki Ciomas, (2) mengidentifikasi faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi Usaha mikro kecil menengah (UMKM) alas kaki ciomas, (3) mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM )alas kaki Ciomas,(4) menyusun alternatif strategi pengembangan uasha yang dapat digunakan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) alas kaki Ciomas,berdasarkan hasil yang di peroleh dari matriks IFE 2,509 dan matriks EFE 3,046, maka posisi usaha mikro kecil menengah (UMKM) alas kaki Ciomas berada di sel II pada matriks IE,dengan tipe strategi “tumbuh dan membangun. Alternatif strategi prioritas utama bagi pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) alas kaki Ciomas adalah dengan menjalin kemitraan dengan pemerintah dan instansi yang terkait.


(23)

10

4. Rachmat (2009) tentang “analisis strategi pengembangan usaha jasa boga kesehatan pada prima diet Jakarta”dalam judul ini penelitian yang di teliti oleh rachmat melalui dua tahapan yang pertama di tahap penelitian dilakukan pada Januari–Februari 2009 dan proses pengumpulan data, pengolahan dan analisis data di lakukan pada bulan juni-juli 2009.) Penelitian ini bertujuan untuk, (1)menganalisis faktor- faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengemnabgan usaha prima diet Jakarta, (2) menganalisis faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari prima diet catering dalam mencapai tujuannya, (3) menganalisis dan menyusun alternative strategi pengembangan usaha yang tepat bagi prima diet catering.hasil penelitian menunjukkan bahwa total skor pengolahaan matriks EFE adalah 3,357,yang menunjukkan bahwa prima diet catering merespon dngan baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya,berdasarkan pengolahan matriks IFE, total skors yang di hasilkan adalah sebesar 3,060 nilai ini menunjukkan bahwa prima diet catering memiliki kondisi internal yang kuat,berdasarkan pemetaan matriks IE, prima diet catering berada pada kuadran I dengan strategi yang sesuai adalah strategi intensif atau integratf.adapun urutan prioritas strategi tersebut antara lain: (1) memperkuat kerja sama yang telah ada dan memperluas kerja sama baru dengan pihak rumah sakit dan perusahaan lain nilai STAS sebesar 6,874, (2) peningkatan sumber daya manusia perusahaan di bidang gizi guna menunjang kegiataan operasional dan pengerobangan usaha terkait dengan upaya peningkatan


(24)

11

konsumen baru nilai STAS sebesar 6,853,(3) meningkatkan upaya marketing services secara intensif dengan focus pada market market tertentu(fitness dan spa) dengan nilai STAS 6,748.

5. Faisal (2010) tentang “strategi pengembangan usaha kecil kripik singkong “(Kondang jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlas kota Bogor,dalam penelitiannya bertujuan untuk, (1) mengidentifikasi internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi pengembangan usah kecil kripik pisang “kondang jaya”, (2) merumuskan alternatif strategi yang tepat untuk di terapkan pada usaha kecil keripik pisang “kondang jaya” sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya, (3) mengidentifikasi strategi yang harus di prioritaskan dalam pengembangan usaha kecil kripik pisang “Kondang Jaya” berdasarkan hasil penggabungan matriks IFE dan EFE dalam matriks SWOT dalam pengembangan usaha kecil kripik pisang “kondang jaya” menghasilkan beberapa alternatif yaitu : (1) mempertahankan kualitas produk kripik pisang yang berbahan baku alami,bermutu dan bergizi tinggi untuk memenuhi permintaan kripik pisang, (2) meningkatkan dan memperkuat jaringan pemasaran., (3) memperbaiki sistem manajemen usaha, (4) mengupayakan ketersediaan bahan baku utama secara kontinus, (5) melakukan efisiensi biaya produksi, (6) melakukan pengembangan atau diversifikasi produk untuk menghadapi barang subtitusi yang tinggi, (7) memperbaiki bentuk kemasan serta mengupayakan sertifikasi halal dan izin departemen kesehatan untuk meningkatkan image produk.


(25)

12 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana merumuskan strategi pengembangan pada Usaha Batu Bata Kembar?

2. Bagaimana strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha Batu Bata?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan batasan masalah serta rumusan masalah, Adapun tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menganalisis kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dalam merumuskan analisis strategi pengembangan usaha pada Usaha Batu Bata Kembar.

2. Menganalisis dan menetapkan alternatif strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan pada Usaha Batu Bata Kembar.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademis

Berharap dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan, referensi tambahan bagi mahasiswa/i yang akan melakukan penelitian analisis strategi pengembangan usaha mikro kecil menengah.


(26)

13 2. Bagi Usaha Batu Bata Kembar.

Penelitian ini dapat memberikan masukan dan pertimbangan dalam merumuskan analisis strategi pengembangan usaha yang tepat dalam pengembangan Usaha Batu Bata Kembar di Gunung Tua, Kabupaten Padang Lawas Utara

1.5 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan mpenelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II :KERANGKA TEORI

Bab ini terdiri dari: pengertian strategis, tingkatan strategis, manajemen strategis, pemilihan alternatif strategis, analisis lingkungan perusahaan, analisis SWOT, pengembangan usaha, peran pemerintah, tujuan usaha, kerangka konseptual.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari: bentuk penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, matriks IFAS, matriks EFAS, depenisi konsep.


(27)

14 BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari informasi mengenai objek penelitian dan penyajian data, serta hasil analisis data.

BAB V : PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan.


(28)

15 BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Menurut Chandler (Rangkuti, 2003), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,program tindak lanjut serta alokasi sumber daya, Sedangkan menurut Muslich (1997:11) strategi adalah rencana yang di satukan menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan antara keunggulan strategi perusahaan (faktor intern) dengan tantangan lingkungannya (faktor ekstern). Rencana yang disatukan artinya rencana yang satu dengan rencana yang lain saling berkaitan dan tak dapat di pisahkan satu dengan lainnya yang tergabung dengan strategi perushaan.

Rencananya yang menyeluruh berarti meliputi berbagai aspek-aspek yang penting dalam strategi dimana aspek-aspek tersebut meliputi internal maupun eksternal perusahaan dan saling mencakup satu sama lain dalam strategi ini, dengan adanya rencana yang terpadu yaitu rencana yang dibuat dalam perusahaan harus harus terintegritasi, dimana dalam rencana perusahaan tersebut harus saling berkaitan,saling mendukung antara satu dengan yang lainnya yang ada di internal maupun eksternal perusahaan,

Sedangkan menurut Amstrong (2003: 39-42) dalam buku The Art of HRD menambahkan bahwa setidaknya terdapat tiga pengertian strategi, (1) Strategi merupakan deklarasi maksud untuk mendefenisikan suatu carauntuk mencapai


(29)

16

tujuan, dan memperhatikan sungguh-sungguh alokasi sumber daya perusahaan yang penting untuk jangka panjang dan mencocokkan sumber daya dan kapabilitas dengan lingkungan eksternal. (2) Strategi merupakan perspektif dimana isu kritis atau faktor keberhasihan dapat di bicarakan, serta keputusan strategis yang bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang kepada perilaku dan kebersihaan organisasi. (3) Strategi pada dasarnya adalah mengenai penetapan tujuan (tujuan strategis) dan mengalokasikan atau menyesuaikan sumber daya dengan peluang (strategi berbasis sumber daya) sehingga dapat mencapai kesesuaian strategi antara tujuan strategi dan basis sumber dayanya.

Menurut Hamel dan Prahalad (Rangkuti, 2000: 4) strategi merupakan tindakan yang bersifat intremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus dilakukan berdasrkan sudut pandang tentang apa yang di harapkan oleh para pelanggan di masa yang akan datang.dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu di mulai dari “apa yang dapat” terjadi bukan di mulai dari apa yang terjadi. Selain memerlukan strategi, kemampuan inovasi mampu melakukan yang terbaik demi perkembangan usaha, setelah berkembangnya usaha tersebut perlu akan adanya strategi pemasaran agar usaha itu mampu bertahan.

2.1.2 Tingkatan Strategi

Dalam suatu organisasi/perusahaan manajer strategis itu sangat penting. Dimana manajer pada umumnya berpikir dengan tiga pola yang dapat di terapkan dalam organisasi atau perusahaan tersebut yaitu antara lain:


(30)

17 1. Strategi di tingkat perusahaan

Dimana strategi tingkat perusahaan ini saling berkaitan antara perusahaan secara menyeluruh yang membentuk kombinasi antara unit bisnis dan rangkaian produk yang membentuk kesatuanperusahaan, dalam tingkatan strategi ini berkaitan dengan akuisisi usaha yang baru yaitu penambahaan di investasi unit bisnis yang samadengan perusahaan yang baru di luar area tapi dengan kesatuan yang sama.

2. Strategi di tingkat bisnis

Dimana strategi ini sangat berpengaruh kesetiap unit bisnis dan rangkaian antara produk, strategi tingkat bisnis ini berfokus pada bagaimana unit bisnis ini berkompetisi di industrinya demi konsumen, tingkatan strategis yaitu berhubungan dengan jumlah iklan, arah dan besran penelitian dan pengembangan, perubahan produk, peralatan, fasilitas, maupun pengurangan produk.

3. Strategi di tingkat fungsionl

Dimana strategi ini saling berkaitan dengan seluruh fungsi utama yang terdiri dari produksi dan operasi, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia (SDM).

2.2 Manajemen Strategis

2.2.1 Defenisi Manajemen Strategis

Dalam defenisi manajemen strategi terdapat beberapa pendapat antara lain,seperti menurut Jauch dan Gluck (Jatmiko,2003:5) mendefenisikan manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada


(31)

18

penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategi adalah dengan cara yang mana para perencanaan strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan.

Dalam pengambilan suatau keputusan srtategis tidak dapat di lakukan dengan hanya mengandalkan intiusi saja, melainkan di butuhkan analisis mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai kebutuhan perusahaan. Sedangkan menurut Hunger dan Wheelen (2003:4) yang mengatakan manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Menurut Hickson, D.J.et.al (1986) keputusan strategis memilik tiga karakteristik, yaitu dalam (Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L,2003) adalah:

1. Rare, adalah keputusan- keputusan strategis yang tidak biasa, khusus dan tidak dapat ditiru.

2. Conseqtual, adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen.

3. Directive, adalah keputusan-keputusan yang menetapkan keputusan yang dapat di tiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan yang diperlukan di masa- masa yang datang untuk keseluruhan organisasi.


(32)

19 2.2.2 Model Manajemen Strategis

Cara belajar dan mengaplikasikan proses manajemen strategis adalah dengan menggunakan model memperesentasikan proses. Dimana model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi model tersebut menunjukkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk memformulasi,mengimplementasikan dan mengevaluasi strategi. Hubungan antara komponen utama dari proses manajemen strategis di tunjukkan yang muncul dalam semua bab berikut dengan bagian yang sesuai yang di bentuk untuk menunjukkan fokus khusus dari setiap bab David (2006:18)

Dalam perakteknya proses manajemen strategis pembagian serta pelaksanaannya tidak seperti yang di gambarkan dalam model manajemen strategi tersebut yang tergambar.

Gambar 2.1 Model Manajemen Strategi

s

Strategy formulation Strategy Implementation Strategy Evaluation

Sumber: David (2006) Perform

external audit Implemen strategis

marketing finance, accaunting R/D Issuea Measure and Evaluate performa nce Develop visinon and mission statments Establish Long-rem Objectives Generata Evalute and select strategis Implement Strategies-management issues Perfor Interal Audit


(33)

20 2.3 Pemilihan Alternatif Strategi

Menurut Situmorang (2009:240) ada empat jenis-jenis strategi alternatif antara lain:

1. Strategi integrasi

1. Integrasi kedepan, memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer

2. Integrasi kebelakang, strategi yang mencari kepemilikan atau kenali lebih besar pada perusahaan pemasok.

3. Integrasi Horizontal, strategi mencari kepemilikan dari atau kendali yang lebih besar atas perusahaan asing.

2. Strategi progresif

1. Penetrasi pasar, berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk dan jasa yang sudah ada di pasar yang lewat, usaha pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi tersebut untuk meneambah jumlah wiraniaga, menambah belanja iklan, menawarkan barang pasar, penjualan eksentif atau menambah usaha publisitas.

2. Pengembangan pasar, memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada di wilayah geografi yang baru, misalnya produk yang banyak internasional yang masuk ke daerah Indonesia.

3. Pengembangan produk, strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki dan memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada, pengembangan produk biasanya


(34)

21

memerlukan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan.

3. Strategi Diversifikasi

1. Diversifikasi konsentrik adalah menambah jumlah produk atau jasa baru tetapi berkaitan secara luas, misalnya perbankan, yang menambah ke dunia bisnis asuransi.

2. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan yang sudah ada, misalnya coca-cola yang menambah pangsa pasarnya dengan membuat air minum dalam botol

3. Diversifikasi konglemerat, yaitu menambah produk atau jasa baru yang baru beberapa perusahaan melakukan diversifikasi konglemerat sebagian didasrkan pada laba dari memecah perusahaan yang di beli dan menjual divisi sebagian demi sebagian.

4. Strategi defensif

1. Usaha patungan, yaitu usaha yang bermitra antar satu perusahaan dengan perusahaan lain dengan tujuan kapitalisasi. Startegi ini ini di anggap defensif karena tidak melakukan proyek sendirian 2. Penghematan/pengecilan yaitu membuat penghematan biaya

untuk mendongkrak penjualan dan laba yang turun, yaitu lebih sering di sebut dengan strategi terbalik, pengecialn di disain untuk memperkuat kompetensi khas mendasar dari organisasi.


(35)

22

3. Divestasi, sering dipakai untuk meningkatkan modal untu akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi pengecilan perusahaan untuk menghapus suatu organisasi bisnis yang tidak mendatangkan laba, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lain.

4. Likuidasi, menjual semua asset perusahaan, bagian demi bagian untuk nilai dari aset berwujut.

5. Startegi kombinasi, dimana organisasi perusahaan kombinasi dari dua arah atau lebih, tetapi strategi kombinasi ini mungkin membawa resiko yang istimewa bila dilaksanakan terlalu jauh.

2.4 Analisis lingkungan perusahaan

Menurut Hunger dan Wheleen (2003) analisis lingkungan merupakan suatu kegiatan untuk mendefinisikan faktor-faktor strategis, baik secara eksternal maupun internal yang menentukan tujuan perusahaan ke depannya.

2.4.1 Lingkungan Internal

Lingkungan internal menurut David (2006) yaitu fungsi bisnis berupaya untuk mendefenisikan dan menilai faktor-faktor internal yang mencakup kemampuan perusahaan, dan keterbatasan yang di kategorikan antara lain: (1) manajemen, (2) pemasaran, (3) keuangan, (4) produktivitas, (5) penelitian dan pengembangan, (6) sistem informasi manajemen.


(36)

23 1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas yaitu: perncanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi pengolahan staff, dan pengendalian (David, 2006). Perencanaan yaitu semua aktivitas yang terkait dengan persiapan masa depan perusahaan, serta pekerjaan yang spesifik mencakup peramalan, penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, penetapan tujuan. Pengorganisasian yaitu mencakup manajerial perusahaan yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan otoritas.

Pemberian motivasi yaitu untuk membentuk prilaku karyawan dalam perusahaan seperti kepemimpinan, komunikasi,serta prilaku, pengolahan staf, yaitu memfokuskan dalam sumder daya staf maupun sumber daya manusia, termasuk gaji upah karyawan dan konpensasi perusahaan terhadap internal perusahaan, Pengendalian adalah mengendalikan semua aktivitas managerial sesuai dengan apa yang di rencanakan.

2. Pemasaran

Pemasaran terdiri dari tujuh aspek yaitu: (1) analisis pelanggan, (2) penjualan produk/jasa, (3) perencanaan produk/jasa, (4) penetapan harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, (7) analisis pelunag, (David, 2006).


(37)

24 3. Keuangan

Dalam suatu perusahaan keungan sangat penting di perhatikan dan perlu selalu di audit. Semua audit keungan baik jangka pendek maupun jangka panjang harus sesuai dengan kebijakan perusahaan.

4. Produksi

Perusahaan pasti ada dengan yang namanya produktivitas produk/jasa Manajemen produksi/jasa selalu berhubungan dengan input, maupun output yang bervariasi antar perusahaan dengan pasar tujuan produk.

5. Penelitian dan pengembangan.

Manajer bertanggung jawab mengusulkan strategi teknologi perusahaan, tugas manajer meliputi: (1) memilih alternatif teknologi yang baru untuk digunakan dalam perusahaan, (2) mengembangkan teknologi yang ada ke dalam produktivitas perusahaan, (3) memeratakan sumber daya yang ada sehingga produktivitasnya rata setiap bidangnya.

6. Sitem Informasi manajemen

Kegunaan sistem informasi manajemen untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manegerial (David, 20006), yaitu memberikan data base yang akurat yang berisi berbgai catatan yang akurat, yang menjadi jantung dari sistem informasi yang penting bagi manager perusahaan.


(38)

25 2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan Eksternal perusahaan terdiri dari dua yaitu: (1) lingkungan umum, (2) lingkungan industri.

1. Lingkungan umum yaitu lingkungan yang ada di tengah masyarakat yang dapat mempengaruhi secara langsung suatu perusahaan seperti, demokrasi, ekonomi, politik dan hukum, sosial kultur, teknologi, dan global.

2. Lingkungan industri menurut porter dalam David (2006) hakikat persaingan suatu industri ini dapat di lihat sebagai kombinasi antara lain yaitu: (1) kemungkinan masuknya pesaing baru, (2) persaingan antara perusahaan yang sama, (3) potensi pengembangan produk substitusi, (4) kekuatan tawar–menawar pemasok, dan (5) kekutan tawar-menawar pembeli. Pemahaman ini penting dalam suatu perusahaan. Penjelasan darilimakombinasi tersebut lebih jelasnya dapat di lihat dalam gambar di bawah ini.

Gambar 2.2 Model Lima pesaing baru

Sumber: David (2006) Potensi pengembangan

produk substitusi

Kekuatan tawar menawar konsumen Kekuatan tawar

menawar pemasok

Persaingan antar perusahaan yang sejenis

Kemungkinan masuknya pesaing baru


(39)

26 1. Kemungkinan masuknya pesaing baru

Masuknya pesaing baru akan menambah ketat persaingan di pasar sebab akan ada persaingan usaha yang sama dan produk yang sama yang masing-masing memiliki pangsa pasar yang sama yang bertujuan mencari hati para pelanggan. Dimana pesaing baru ini akan mlihat celah yang belum di masuki perusahaan.ketika pangsa pasar akan terbagi karena adanya perusahaan yang sama dan pasar yang sama dan dapat menjadi ancaman bagi produsen yang ada.

2. Persaingan antar perusahaan sejenis

Perusahaan yang sejenis akan saling bersaing mendapatkan hati pelanggan dimana perusahaan akan membuat strategi persaingan seperti pemasaran, harga yang terjangkau konsumen, meningkatkan mutu dari produk yang di tawarkan, menyediakan jasa, membuat persediaan yang bisa menutupi permintaan pasar yang meminta produk secara tiba-tiba.

3. Potensi pengembangan produk substitusi baru

Dalam industri globalisasi saat ini, perusahaan persaingan dalam mendapatkan hati pelanggan berbagai ragam cara, dan memiliki persaingan yang sangat ketat dengan produsen produk substitusi, misalnya papan di gantikan dengan batu bata. Tekanan persaingan akibat adanya produk substitusi semakin bertambah dan produk yang di tawarkan lebih relative murah,sehingga pelanggan akan beralih ke produk yang lain, dan rencana perusahaan produk sustitusi tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar.


(40)

27

4. Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok

Para pemasok berada pada posisi tawar menawar yang sangat kuat, dan memiliki andil yang besar dimana pemasok memiliki tawar menawar jika, (1) pemasok mendomonasi pengguasaan/pemilikan bahan mentah tertentu, (2) bahan baku yang susah di cari karena saling berkaitan dengan produk tertentu, (3) perusahahaan tersebut tidak merupakan pelanggan penting dari pemasok, (4) pemasok akan memperlihatkan ancaman untuk melakukan intekrasi hilir.

5. Kekuatan tawar–menawar pembeli/pemasok

Pembeli biasanya membeli produk yang relatif harga yang lebih murah dengan meminta kualitas yang tinggi dan sistem pelayanannya baik, hal itu yang membuat persaingan antara perusahaan dalam industri yang sama.hal ini membuat tawar–menawar pembeli akan meningkat apabila berbagai kondisi tertentu terpenuhi anatara lain: (1) Pembeli membeli produk dengan jumlah yang besar, (2) Produk yang dibeli pembeli berstandart dan harga produk tidak menjadi pertimbangan utama, (3) Produksi substitusi yang mafaatnya relatif sama tersedia di pangsa pasar, (4) Produk yang di produksi perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, (5) Adanya perusahaan yang sama dan produk yang sama sehingga konsumen/pembeli memiliki banyak pilihan dalam membeli, (6) Untuk pembeli perorangan,apabila pendapatan perkapita meningakat, maka daya beli akan meningkat dengan melihat satu persepsi dengan mutu yang lebih baik dan menyampingkan harga


(41)

28

produk. Perusahan pesaing membuat suatu strategi yang bisa merebut kepercayaan pelanggan.

2.5 Analisis SWOT

2.5.1 Pengertian analisis SWOT

Menurut Kotler dan Keller (2009, 51) keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman di perusahaan disebut dengan analisis SWOT. Sedangkan menurut Rangkuti (2009, 19), analisi SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths), peluang (opportunities), dan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesess) beserta ancaman (threats).

1. Kekuatan (strengths)

Menurut Situmorang (2009: 240) kekuatan adalah segala sesuatu yang bagus dan dapat diperbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik yang memiliki kapasitas penting

2. Kelemahan (weakness)

Menurut Situmorang (2009: 240), kelemahan adalah segala sesuatu yang merupakan kekurangan perusahaan dan kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan.


(42)

29 3. Peluang (opportunities)

Menurut Jatmiko (2004: 52) peluang adalah suatu kecenderungan lingkungan yang menguntungkan yang dapat meningkatkan kinerja suatu perusahaan seperti, divisi perusahaan, fungsi-fungsi perusahaan, serta produk dan jasa perusahaan.

4. Ancaman (threats)

Menurut Jatmiko (2004: 51) ancaman adalah suatu kecenderungan lingkungan yang tidak menguntungkan dan dapat merugikan posisi perusahaan seperti, divisi perusahaan, fungsi perusahaan, produk atau jasa.

2.5.2 Cara Membuat Analisis SWOT

Melihat kinerja perusahaan dapat dilihat melalui kombinasi faktor eksternal dan internal. Faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal dimana internal meliputi (Strength dan Weakness) dan Eksternal (Opportunities dan Threats), analisis SWOT selalu membandingkan antar faktor eksternal dan faktor internal.


(43)

30

Gambar 2.3 Analisis SWOT

1.Mendukung strategi 2. Mendukung strategi Turn-around Strategi Agresif

3. Mendukung strategi 4. Mendukung

strategi Defensif Strategi Diversifikasi

2.6 Pengembangan Usaha

Setelah banyak berdiri usaha secara langsung usaha tersebut akan mengalami persaingan yang begitu ketat antara usaha dengan usaha lain begitu pula dengan usaha yang sama, terutama dalam hal ini ingin mendapatkan pelanggan dan kepercayaan dari konsumen demi berjalanya usaha tersebut, dalam kejadian diatas peneliti mengambil solusi permasalahan yang dapat di ambil dalam masalah pengembangan usaha tersebut.

PELUANG

KEKUATAN INTERNAL KELEMAHAN

INTERNAL


(44)

31

Menurut Suryana (2004) yaitu pengembangan usaha dapat dilakukan dengan beberapa hal yaitu antara lain:

a. Perluasan skala usaha

Pengembangan dilakukan dengan dengan skala produksi (kapasitas produksi) tenaga kerja, teknologi, lokasi usaha, dan sistem distribusi serta jaringan usaha. Dalam pengembangan skala usaha ini bisa di lakukan dengan menambah jenis-jenis barang atau jasa yang diproduksinya. Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini bisa dilakukan apabila menurunkan biaya jangka panjang, sehingga akan menaikkan skala ekonomi yang tinggi. Selain itu, pengembangan skala usaha ini dapat dilaksanakan dengan menambah lokasi usaha di tempat lain.

b. Perluasan cakupan usaha

Pengembangan usaha dengan menambah cakupan, usaha ini bisa dilakukan dengan menambahkan dan mengembangkan jenis usaha baru dan di wilayah yang baru juga, serta jenis produk barang dan jasa yang bervariasi jenisnya.dalam pengembangan cakupan usaha ini sering di sebut dengan diverfikasi usaha

c. Perluasan dengan kerja sama, penggabungan dan ekspansi

Perluasan usaha dalam pengembangan usaha ini yaitu dengan memperluas usaha dengan kerjasama dengan perusahaan lain. Seperti penggabungan dan ekspansi dapat dilakukan melalui: mitra, merger, holding company atau kartel.Dalam pengembangan manajemen usaha kecil, maka langakah-langkah dalam prinsip manajemen yaitu


(45)

32

perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan,dan pengendalian harus dilakukan agar manajemen usaha tersebut bisa di terapkan dan berpengaruh dalam pengembngan usaha kecil, namun dalam pengembangan manajemen usaha kecil ini tidak mudah di terapkan dalam usaha mikro kecil menengah.

Pada tahap awal sebelum memulai sebuah konsep perencanaan pengembangan usaha, baik para pemilik usaha kecil ini melakukan indentifikasi terhadap usahanya, yang secara garis-besar meliputi: (Indikator Bisnis STIE Bank BPD Jateng, 2000:254) sebagai berikut:

1. Kekuatan apa yang di miliki

2. Kelemahan atau kendala apa yang di hadapi

3. Peluang – Peluang apa yang mancul yang bisa di amati

4. Ancaman apa saja yang bisa menghambat berkembangya usaha

2.7 Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM)

2.7.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) menurut surat edaran bank Indonesia no.26/1 tanggal 29 mei 1993 prihal kredit usaha kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp.600 juta (enam ratus juta rupiah).Tidak termasuk tanah dan rumah yang di tempati.pengrtian usaha kecil menengah ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang asset yang di miliki tidak melebihi nilai nominalnya Rp.600 juta (enam ratus juta rupiah).


(46)

33

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM ada beberapa kriteria yang digunakan untuk mendefenisikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perseorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunansebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria UMKM menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008 : 1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau


(47)

34

b. Memiliki hasil penjualan tahuan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.00.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dariRp 300.000.00,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000,000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah.

2.7.2 Peran pemerintah

Peranan pemerintah dalam pengembangan UMKM pada saat sekarang sangat besar dengan adanya berbagai bantuan dan dukungan dari pemerintah dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah seperti PNPM Mandiri


(48)

35

dimana pemerintah memberikan dukungan Dana untuk pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah.

Dalam melaksanakan peran ini pemerintah mendukung Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti dibidang pertanian dimana dalam pengembangannya bisa mempertahankan swasembada pangan nasional, dan pemerintah mendukung dan menyeimbangkan swasembada pangan dengan proses industrialisasi yang saling berjalan demi perkembangan prekonomian bangsa.

Pandji Anoraga dan Djoko Sudanto mengemukakan bahwa terlepas dari kontradiksi persepsi mengenai konsep usaha kecil menengah adalah untuk mencapai kesejahteraan ekonomi serta lembaga yang berwatak sosial. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) ini mampu menjadi landasan kekuatan ekonomi masyarakat pedesaan atau masyarakat kecil dengan melihat beberapa faktor faktor sebagai berikut:

1. Potensi sumber daya manusia yang melimpah 2. Pengalaman dalam usaha kecil

3. Landasan yuridis formal misalnya pasal 33 undang-undang dasar 1945, undang-undang nomor 12 tahun 1967, dan inpres nomor 2 tahun 1978. 4. Kebijaksanaan pemerintah untuk memeratakan pembangunan ke seluruh

penjuru tanah air.

5. Ada dua sektor ekonomi lain yakni Negara dan swasta yang dapat dijadikan mitra.

Garis–garis besar haluan Negara menyatakan bahwa usaha kecil merupakan wadah bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan entitas dalam


(49)

36

melakukan pembinaan terhadap golongan ekonomi yang lemah, sebagai tiang utama prekonomian nasional

2.7.3 Tujuan Usaha

Tujuan adalah apa yang seharusnya yang akan di capai perusahaan baik secara pendek maupun dalam jangka yang cukup lama.Tujuan berperan penting dalam peningkatan standarisasi perusahan dalam mencapai strategi yang di inplementasikandi suatu perusahaan. Dalam hal ini manajemen suatu perusahaan terutama manajemen puncak harus mampu membuat suatu strategi yang dapat menguatkan tujuan perusahaan.

2.8 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menurut Azuar ( 199 : 2013), merupakan penjelasan ilmiah mengenai proposal antar konsep antar kostruk atau pertautan hubungan antar variable penelitian pertautan atau hubungun antar variabel, kerangka konseptual ini penting dikemukakan sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis dengan kata lain, Hipotesis hanya boleh di kemukakan apabila terdapat penjelasan ilmiah mengenai pertauatan atau hubungan antar variabel yang di teliti. Kerangka konseptual Usaha Kerajinan Batu Bata Kembar dapat digambarkan sebagai berikut:


(50)

37

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Konseptual

Sumber: Diolah oleh peneliti IFAS

Alternatif Strategi Pengembangan Usaha Batu

Bata Kembar Usaha Batu Bata Kembar

Lingkungan Usaha

EFAS

DIAGRAM SWOT

MATRIKS SWOT


(51)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk penelitian

Bentuk dan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsikan objek penelitian secara keseluruhan secara fakta setelah kejadian, dimana peneliti ingin mendefinisikan Visi, Misi, serta tujuan usaha, karakter produk, yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Dari analisis ini peneliti dapat menggambarkan kondisi yang ada di dalam maupun di luar perusahaan. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif karena permasalahan yang didapat dalam perusahaan tersebut jelas secara detail. Pendekatan deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran mengenai data yang bisa dipertanggungjawabkan sesuai fakta yang ada. Proses penelitian ini dilakukan melalui pengukuran dengan alat yang baku yaitu matriks SWOT.

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian dengan karakteristik yang berkaitan antara latar belakang dengan kondisi yang akan diteliti beserta intraksinya dengan lingkungan, yang di teliti berupa individu maupun kelompok.Lembaga atau komunitas lainnya, tujuannya adalah untuk melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai


(52)

39

subjek tertentu agar memberikan gambaran-gambaran yang lengkap mengenai subjek tertentu (Eti Rochaety dkk, 2009:16).

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Usaha Batu Bata Kembar di Desa Saba Sitahul-Tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah usaha Batu Bata tersebut memiliki prospek bisnis yang sangat menjanjikan yang dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar usaha tersebut.

3.3Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan skunder. Data primer dilakukan pengamatan dengan secara langsung kegiatan serta di dalam maupun di luar usaha maupun kegiatan yang dapat mendukung penelitian, penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan pihak yang terkait dalam penelitian. Data skunder diperoleh melalui penelusuran pustaka, dokumen dan laporan instansi yang terkait dalam penelitian ini.


(53)

40 3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai macam antara lain sebagai berikut:

a. Wawancara (interview)

Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan sebagai teknik pengumpulan data dan mengetahui data apa yang perlu di dapat apabila peneliti ingin mengetahui permasalahan yang ada di perusahaan. Dalam wawancara ini peneliti dapat mewawancarai responden dengan bebas tanpa harus ada pedoman yang tersusun, dimana peneliti hanya mewawancarai hal-hal yang penting demi mendapatkan garis besar dalam permasalahan perusahaan. b. Observasi

Teknik pengumpulan data yang di lakukan secara observasi, dilakukan peneliti apabila berkenaan dengan manusia, proses, kerja, gejala-gejala alam bila respon yang diamati tidak terlalau besar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi tidak terstruktur.

c. Dokumen

Dalam teknik pengumpulan data secara dokumen yaitu dengan mengumpulkan data-data dari perusahaan/instansi yang sudah berlalu, dalam penelitian ini peneliti mngumpulkan data-data yang yang berhubungan dengan jumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM)serta bberapa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan teknik pengumpulan data.


(54)

41 3.5Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan pendekatan SWOT. Dalam pendekatan SWOT ini diperoleh strategi dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dimana SWOT adalah singkatan dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) internal serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam lingkungan organisasi/perusahaan.

Menurut Rangkuti (2009) alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks SWOT ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat di sesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang di milikinya. Di mana dalam penelitian ini data yang di gunakan adalah data analisis SWOT dengan penentuan Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS).

3.5.1 Matriks Internal Faktor Analysis summary (IFAS)

Setelah data-data penelitian terkumpul, selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat sehingga di temukan nilai dari data-data yang di sebarkan seperti faktor internal, yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Ekternal Faktor Analysis summary (EFAS).Menurut Rangkuti (2009, 26-28) set5elah faktor-faktor srtategis internal suatu perusahaan di identifikasi dan berikut cara-cara penetuan strategi Internal:

1. Tentukan dan susunanlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaaan pada kolam 1.


(55)

42

2. Memberikan bobot masing-masing faktor yang di teliti tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi stategi perusahaan (semua bobot tidak boleh melebihi skor total dari 1,0)

3. Menghitung rating (dalam kolom) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi strategi perusahaan yang bersangkutan.variabel-variabel yang bersifat positif terhadap semua variabel yang masuk kategori diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negative, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah, nilainya adalah 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.hasilnya berupa skor pembobotan untun masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding ) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Menggunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu di pilih, dan bagaimana skor pembobotannya di hitung.

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk dapat memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.


(56)

43

Tabel 3.1 Matriks Internal Factor Analysis summary (IFAS)

Faktor-faktor strategi internal

Bobot Rating Bobot X rating

Komentar Kekuatan

1. 2.

Dan seterusnya Kelemahan 1.

2.

Dan seterusnya Total

Sumber: Rangkuti (2009, 24) dan diolah oleh peneliti

3.5.2 Matriks Eksternal Faktor Analysis Summary (EFAS)

Menurut rangkuti (2009: 24-25) berikut ini cara-cara penentuan faktor-faktor strategi Ekstrnal antara lain sebagai berikut:

1. Data-data yang sudah disebar dan sudah terkumpul. Tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan peringkat sehingga di temukan total dari masing-masing faktor Eksternal. Yaitu peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks Eksternal faktor Analysis Summary (EFAS). Langkah-langkahnya sebagai berikut: Tentukan dan susunan lah faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaaan pada kolam 1.

2. Memberikan bobot masing-masing faktor yang di teliti tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting),berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi stategi perusahaan (semua bobot tidak boleh melebihi skor total dari 1,0)


(57)

44

3. Menghitung rating (dalam kolom) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skor mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kondisi strategi perusahaan yang bersangkutan.variabel-variabel yang bersifat positif terhadap semua variabel yang masuk kategori diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik), sedangkan variabel yang bersifat negative, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah, nilainya adalah 4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untun masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding ) sampai dengan 1,0 (poor).

5. Menggunakan kolom untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu di pilih, dan bagaimana skor pembobotannya di hitung.

6. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk dapat memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya.


(58)

45

Tabel 3.2 Matriks Internal Faktor Analysis summary (EFAS)

Faktor-faktor strategi internal

Bobot Rating Bobot X rating Komentar Peluang 1. 2. Dan seterusnya Ancaman 1. 2. Dan seterusnya Total

Sumber: Rangkuti (2009:25) dan di olah oleh peneliti

Selanjutnya penggabungan antara Internal Faktor summary (IFAS) + Eksternal faktor summary (EFAS) untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Apabila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar-benar berhubungan dengan permasalahan yang terjadi.

Tabel 3.3 Penggabungan Antara Matriks (IFAS+EFAS) Variabel Strength

(kekuatan)

Bobot Weakness

(kelemahan)

bobot 1.

2.

Dan seterusnya

Sub total (A) Sub total (B)

Variabel Opportunity

(peluang)

Bobot Threat

(ancaman)

bobot

1. 2.

Dan seterusnya


(59)

46 Total S+O atau (A)+(C)

Total W+T (B)+(D) Sumber: Rangkuti (2009:25) dan di olah oleh peneliti

Hasil yang di peroleh dalam penggabungan antara Matriks Internal Faktor Analysis Summary (IFAS) + Matriks Eksternal Faktor Analysis Summary (EFAS) yaitu:

1. Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategi kekuatan dan peluang mendukung terciptanya jalan keluar untuk mengatasi permasalahan, dan mendapatkan rekomendasi yang di dapatkan.

2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalahnya adalah kenyataan yang terjadi. Memiliki kelemahan yang besar dan ancaman yang ada sangat besar, untuk mengatasinya adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variabel-variabel yang ada.

Hasil perhitungan dari faktor-faktor strategis internal berupa kekuatan (strength) dan Kelemahan (weakness) dan faktor-faktor strategis eksternal berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang digambarkan pada diagram analisis SWOT di bawah ini.

Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi agresif Turn-around

4.

4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi

BERBAGAI ANCAMAN

KEKUATAN INTERNAL BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN INTERNAL


(60)

47 (Sumber : Rangkuti 2009)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalm strategi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy)

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di pihak lain, ia menghadapi berbagai kendala/ kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal prusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal

Tahap selanjutnya adalah menggunakan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan yang telah di gambarkan pada matris SWOT ini:


(61)

48

Tabel 3.4 Kerangka Matriks SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTH (S) WEAKNESS (W)

OPPORTUNITIES(O) STRATEGI (SO)

Menciptakan strategi yang menggunakan kekeuatan untuk memanfaatkan peluang.

STRATEGI (WO)

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREATS (T) STRATEGI (ST)

Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

STRATEGI (WT)

Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Sumber: Rangkuti (2009)

Keterangan

1. Strategi SO

Strategi ini di buat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang yang ada.

2. Strategi ST

Strategi ini adalah dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman

3. Strategi WO

Strategi ini di terapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan carameminimalkan kelemahan yang ada


(62)

49

Strategi ini dibuat berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif,berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman

3.6Defenisi Konsep

Singarimbun (1995: 34) menemukakan defenisi konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang di rumuskan atas dasar generalisasi dari karakteristik kejadia, keadaan, kelompok, atau individu tertentu. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan pemikiran dan menghindari terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang di teliti. Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang di teliti dan peneliti mengemukakan berapa konsep antara lain sebagai berikut:

1. Strategi

Strategi adalah tindakan yang bersifat incremential (senantiasa meningkatkan) dan terus menerus dan di lakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang di harapkan oleh para pelanggan di masa yang akan datang.

2. Pengembangan usaha

Pengembangan usaha di lakukan dengan tahap-tahap usaha sebagi berikut, (1) memiliki ide bisnis, (2) memiliki kretivitas, (3) memiliki keahlian yang mampu menciptakan produk, (4) pengembangan rencana usaha, (5) implementasi rencana usaha dan, (6) pengendalian usaha.


(63)

50

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan maupun keluarga dengan jumlah pekerja antara 1-99 orang karyawan dengan jumlah penjualan dibawah Rp 1 Milyar setiap tahunnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Profil Usaha Batu Bata Kembar

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi tempat penelitian penulis adalah Usaha Batu Bata Kembar yang berlokasi di Desa Saba Sitahul-tahul. Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pemilik, usaha ini merupakan jenis usaha skala rumah tangga yang didirikan tahun 2009 oleh Ato dan istri Sarifah Harahap. Latar belakang pemberian nama Usaha Kembar dikarenakan pemilik memiliki dua orang anak kembar yang bernama Andi Anto dan Andi Atno. Alasan pemilihan nama kembar dikarenakan pemiliki mengharapkan agar usahanya berjalan dengan lancar dan memberi rejeki yang berlipat baginya.

Alasan pemilihan lokasi dikarenakan pemilik bertempat tinggal di lokasi tersebut. Pada tahun 2009 pak Ato membeli tanah seluas 90 x 80 meter di sebuah lokasi yang tidak jauh dari tempat tinggal sebelumnya. Tanah tersebut dibeli secara kredit dengan jangka waktu pembayaran 5 tahun.. Di atas tanah tersebut operasional usaha ini berlangsung. Mulai dari pengambilan bahan baku, proses pencetakan, penjemuran dan pembakaran. Bengkel usaha untuk pembakaran


(64)

51

berupa bangunan berukuran 15 x 10 meter. Di belakang bangunan tersebut tanah seluas 25 x 20 meter diratakan untuk menjemur batu bata yang telah dicetak.

Sebelum memulai usaha pembuatan batu bata ini, semasa lajang Pak Ato yang mengecap pendidikan sampai bangku SMA bekerja sebagai buruh di usaha pembuatan batu bata di daerah tersebut. Berbekal keterampilan yang diperolehnya selama menjadi buruh, Pak Ato yakin kelak ia pasti bisa membuka usaha pembuatan batu bata milik sendiri. Setelah menikah, Pak Ato bekerja sebagai petani di kebun sawit seluas 2 hektar miliknya sendiri. Penghasilan yang diperoleh dari bertani sawit yang hanya seluas 2 hektar terasa jauh dari kata cukup untuk menghidupi keluarga. Sehingga ia terkadang bekerja sebagai buruh tani untuk mengurus kebun sawit milik orang lain.

Terdorong oleh niat untuk hidup maju, Pak Ato mulai bepikir untuk membuka usaha sendiri. Dia membeli sebidang tanah dengan sistem angsuran untuk membangun rumah dan membuka usaha. Setelah membangun rumah, ia mulai memikirkan tentang memulai usaha ini. Kebetulan sebidang tanah yang dibelinya merupakan tanah merah yang sangat cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan batu bata. Dengan pandangan bahwa batu bata adalah bahan utama untuk pembuatan rumah dimana permintaannya tidak akan pernah habis, ia mulai mendirikan bengkel dan merekrut 6 masyarakat setempat sebagai karyawan. Sementara itu lahan sawit seluas 2 hektar miliknya yang sebelumnya dirawat sendiri, telah dirawat orang lain dengan sistem bagi hasil.

Sejak tahun 2009 hingga sekarang ia menggeluti usaha pembuatan batu bata. Dari hasil wawancara dengan pemilik, sejak tahun 2009 telah terjadi peningkatan jumlah produk yang diproduksi dan jumlah yang terjual. Di awal


(65)

52

berdiri pemilik hanya bisa memproduksi dan menjual rata-rata 6000 batang per minggu, kini sudah mampu mencapai 15.000 batang. Semakin banyaknya permintaan ini manusia membutuhkan rumah untuk tempat berlindung. Seiring kemajuan jaman, rumah dari kayu sudah tidak banyak terlihat. Manusia sudah lebih banyak membangun rumah denngan menggunakan batu bata.

4.1.2 Aktivitas Usaha Batu Bata Kembar

Aktivitas usaha pada Usaha Batu Bata Kembar adalah Sebagai berikut:

4.1.2.1 Produksi dan Operasional

Pembuatan batu bata pada usaha ini dilakukan jika ada pesanan dari pelanggan. Pesanan biasanya datang dari orang orang yang ingin membangun rumah dan membeli batu bata di usaha ini maupun dari pihak toko bangunan dari luar daerah seperti dari Kabupaten Padang Lawas. Jika tidak ada pesanan, operasional dihentikan sampai nantinya ada pesanan. Jam kerja karyawan tidak ditentukan karena biasanya upah yang diperoleh karyawan didasarkan pada jumlah batu bata yang dihasilkannya, bukan harian atau mingguan.

Biasanya usaha ini telah menyediakan stok sebanyak 10.000 batu bata di gudang untuk melayani pesanan. Untuk mengisi stok itulah karyawan kembali bekerja membuat batu bata. Pemilik mengaku bisa menjual 15.000 batu bata setiap minggunya dengan keuntungan Rp 750.000- Rp 1.000.000 per minggu.

Produk yang dihasilkan adalah produk yang berkualitas baik karena menggunakan tanah merah yang kualitasnya baik. Pada saat mencampur tanah dengan air, karyawan biasanya memastikan tidak ada bahan lain seperti potongan kayu atau sampah yang tercampur karena itu akan mempengaruhi kualitas produk.


(1)

vi

Jawab: jika beli disini dipatok Rp 440,- per batang dan Rp 550,- per batang jika kami antar ke lokasi...ya tergantung jarak lokasi juga..

23.Pernahkan Anda menaikkan atau menurunkan harga produk anda?

Jawab: belum pernah

24. Apa yang menjadi dasar dalam menentukan harga setiap produk?

Jawab: sesuai pengeluaran dalam membuat batu bata ditambah dengan gaji pekerja....

25.Berapa keuntungan yang bisa peroleh dari usaha ini setiap bulannya?

Jawab : bisa mencapai rata-rata 3-5 juta per bulan

26.Menurut bapak, apakah modal yang bapak butuhkan sejauh ini cukup?

Jawab : belum mencukupi, banyak yang harus saya benahi tetapi karena kurangnya modal ya terpaksa ditunda dulu...

27.Bagaimana kualitas tenaga kerja disini?

Jawab: mereka baik dan pekerja keras...batu ini ya mereka semua yang buat...

28.Apa kelemahan usaha dan produk bapak ini?

Jawab: itu tadi modalnya kurang dan pembuatannya masih sederhana..

29.Apa kendala yang bapak alami dalam menjalankan usaha ini?

Jawab: penjualan tertunda karena kami tidak tahu harus menjual kemana...kalau ada pesanan baru dijual..perputaran produk kadang membutuhkan waktu dua hari...

30.Bagaimana pasokan dan harga bahan baku?

Jawab: bahan baku kan kami ambil dari lahan sendiri..kecuali kulit padi...itu kami peroleh dengan mudah dan murah

31.Bagaimana perijinan usaha ini?

Jawab: tidak ada

32.Apakah bapak melihat peluang bagi perkembangan usaha ini?

Jawab: manusia kebanyakan membangun rumah dari batu bata, tidak lagi dari kayu seperti dahulu..jadi mereka pasti mereka membutuhkan batu bata

33.Apakah Anda menganggap batako sebagai ancaman bagi produk Anda?

Jawab: ya karena sudah semakin banyak yang membangun rumah dengan batako yang harganya lebih murah..


(2)

vii

34.Adakah para pengusaha/pengrajin baru yang muncul?

Jawab: saya kurang tahu

35.Apakah Anda menganggap pengusaha baru sebagai pesaing bagi usaha

ini? Jawab: -

36.Siapa saja yang Anda anggap sebagai pesaing dalam menjalankan usaha

ini?

Jawab: ada di desa batang baruhar dan di desa kampung banjir

37.Bagaimana Anda melihat persaingan usaha sejak usaha ini berdiri hingga

sekarang?

Jawab: kalau ada pesaing tentu kita keberatan karena batu kita menjadi tidak laku,dari dulu sampai saat ini kami bersaing dengan baik walaupun persaingan itu ketat.

38.Apa cara yang dilakukan untuk mengatasi persaingan tersebut?

Jawab: saya harus menjaga kualitas batu yang saya buat

39.Bagaimana pengaruh lokasi usaha terhadap penjualan?

Jawab: sangat bagus karena bisa dengan mudah dijangkau dan menjangkau pelanggan karena dekat dengan jalan besar (antar lintas sumatera)

40.Bagaimana peran pemerintah dalam perkembangan usaha ini?

Jawab: belum saya rasakan apapun itu peran pemerintah bagi perkembangan usaha saya secara langsung


(3)

viii Daftar Pertanyaaan Selasa, 17 Mei 2014

Narasumber : Parlindungan Siregar karyawan di Usaha Batu Bata Kembar

1. Sejak tahun berapa bekerja disini?

Jawab: tahun 2010

2. Apa bagian kerja anda disini?

Jawab: saya bekerja membuat lumpur untuk dicetak menjadi batu bata

3. Bagaimana Sistem penggajian?

Jawab: tergantung berapa batu bata yang bisa saya buat

4. Bagaimana hubungan dengan pemilik?

Jawab: sangat baik karena kami dekat dengan bos...

5. Hubungan dengan pekerja lain?

Jawab: kompak, karena setiap hari kami bekerja bersama-sama

6. Berapa batu bata yang dihasilkan setiap hari?

Jawab : tidak tentu, kadang 1000, 2000 itu tergantung waktu dan pesanan...


(4)

ix

FOTO USAHA BATU BATA KEMBAR

Bengkel Usaha Lokasi Pengambilan tanah

Lokasi Pelumpuran dan pencetakan Mencetak batu bata

Lokasi Penjemuran Penjemuran bata


(5)

x

Pembakaran batu bata dengan menggunakan kulit padi ataupun kayu bakar

Batu bata hasil bakaran


(6)

xi Padang Lawas

Memuat batu bata ke truk ataupun pick up untuk mengangkut batu bata

Stok batu bata yang tersedia jika sewaktu-waktu ada pesanan dari konsumen


Dokumen yang terkait

Analisis Usaha Pengolahan Batu Bata di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Pagar Merbau)

29 221 76

Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Penggilingan Padi UD. Kilang Padi Bersama Di Kabupaten Padang Lawas Utara

18 181 140

Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing Di Kabupaten Karo (Studi Kasus : Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo)

2 41 68

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

0 0 11

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

0 0 2

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

0 0 14

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

0 0 23

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

0 0 2

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Pada Usaha Batu Bata Kembar Di Desa Saba Sitahul-tahul, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara)

0 0 9