PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
BUPATI KONAWE UTARA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA
NOMOR 6 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD)
KABUPATEN KONAWE UTARA
2016 - 2021
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
KABUPATEN KONAWE UTARA
2016
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1 Visi
Berdasarkan pemaparan mengenai kondisi obyektif Kabupaten Konawe
Utara beserta uraian analisis permasalahan pembangunan dan isu-isu strategis
ke depan, maka visi pembangunan daerah tahun 2016 - 2021 adalah:“MENUJU KONAWE UTARA SEJAHTERA DAN BERADAB” Pernyataan visi diatas selanjutnya disingkat dan dipopulerkan dengan
istilah KONASARA, dengan kandungan makna utama pada dua pokok kata yang
membentuknya, yakni kata “sejahtera” dan kata “Beradab”.Kesejahteraan
mengandung makna keamanan dan keselamatan, kesenangan hidup dan
kemakmuran. Sedang sejahtera yang merupakan kata dasar dari kesejahteraan
mengandung makna aman, sentosa dan makmur, selamat, terlepas dari segala
kesukaran serta selamat tak kurang satu apapun.Gambaran ideal seperti diatas dimungkinkan terwujud mengingat Konawe
Utara selama ini dikenal sebagai salah satu daerah di Sulawesi Tenggara
dengan potensi sumberdaya alam yang dapat diakses oleh masyarakat dan
relatif sangat melimpah pada sektor-sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan dan kelautan, serta pertambangan. Beberapa potensi sumberdaya
alam tersebut, secara kualitatif maupun kuantitatif menunjukkan adanya nilai
lebih dibanding potensi sumberdaya alam sejenis di daerah lainnya di Sulawesi
Tenggara. Nilai lebih tersebut terutama berkaitan dengan volume potensi
sumberdaya alam yang sangat besar serta memiliki jarak ekraktif dan eksploitatif
yang dekat.Dengan demikian, akselerasi pembangunan daerah, pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi serta perkembangan sosial ekonomi masyarakat di daerah
ini relatif lebih terbuka dan lebih cepat dibanding daerah lainnya di Sulawesi
Tenggara. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya konkrit, sistematis dan lebih
terfokus untuk memanfaatkan sumberdaya daya yang tersedia melalui
peningkatan nilai tambah, dalam upaya meningkatkan dan mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dimana merupakan kondisi
terpenuhinya kebutuhan dasar hidup lahir dan batin, yang ditandai oleh
kecukupan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan situasi
keamanan yang kondusif.Beradab mengandung makna gambaran masyarakat Konawe Utara pada
umumnya yang secara sosial budaya dan politik memilikiwarna dan karakter
tersendiri sebagai cerminan dari nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur
kebudayaan daerah yang saat ini masih dipegang teguh oleh sebagian besar
masyarakat Konawe Utara. Gambaran masyarakat Konawe Utara tersebut
secara konseptual akan diarahkan pada terciptanya peradaban masyarakat
madani yang yang dapat menjamin suasana kehidupan yang religius, saling
menghormati, menjunjung tinggi nilai - nilai budaya lokalserta mempunyai sikap,
perilaku dan keterampilanyang dapat menghasilkan perubahan pada diri
manusia.5.2 Misi
Untuk mencapai visi tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe
Utara periode tahun 2016 - 2021 merumuskan misi dengan tujuan dan sasaran
yang ingin dicapai, sebagai berikut:
1. Pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah dan pemenuhan kebutuhan
dasar;
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat;3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia;
4. Pembangunan manusia yang religius, berbudaya, berketerampilan, dan
berprestasi;5. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan;
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang baik dan bersih.
Penjabaran misi pembangunan Kabupaten Konawe Utara tahun 2016- 2021 adalah sebagai berikut:
1. Pemerataan pembangunan infrastruktur wilayah dan pemenuhan kebutuhan dasar Ketimpangan hasil-hasil pembangunan terutama pada penyediaan dan kelengkapan infrastruktur dan kebutuhan dasar di wilayah kabupaten menjadi fenomena penyebab munculnya misi pertama pembangunan Kabupaten Konawe Utara. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata Indeks Pembangunan Desa (IPD) Kabupaten Konawe Utara Tahun 2014 sebesar 48,40 atau yang terendah di Provinsi Sulawesi Tenggara setelah Kabupaten Konawe Kepulauan. Dengan jumlah desa yang ada adalah 135 desa yang terdiri dari 61,48 dalam kategori desa tertinggal, 38,52 kategori desa berkembang, dan tidak ada desa mandiri. Indeks ini dibangun berdasarkan 5 (lima) dimensi yaitu pertama Pelayanan dasar, kedua Kondisi infrastruktur, ketiga Aksesibilitas/ transportasi, keempat Pelayanan publik, dan kelima Penyelenggaraan pemerintahan. Ketimpangan yang cukup lebar antar wilayah di Kabupaten Konawe Utara disebabkan karena intensitas kegiatan ekonomi masyarakat baik secara kuantitas maupun kualitas, terpusatpada wilayah perkotaan Wanggudu. Penyebabnya adalah karena masih belum tersedianya infrastruktur dan kebutuhan dasar yang memadai, terutama di wilayah pedesaan.
Pembangunan infrastruktur dan pemenuhan kebutuhan dasar secara merata merupakan faktor yang penting untuk mendorong koneksitas yang merupakankunci pertumbuhan suatu wilayah dan menjadi salah satu faktor penting penentu pertumbuhan ekonomi dan dayasaing. Penyediaan infrastrukurdan kebutuhan yang berkualitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, mempercepat gerak ekonomi, serta mengurangi ketimpangan pembangunan.
Penyediaan infrastruktur dan kebutuhan dasar pedesaan yangberkualitas secara merata, linear dengan sektor unggulan KabupatenKonawe Utara. Sejalan dengan agenda utama “POMBEHAWA” (Poros Pembangunan Ekonomi Holistik Berbasis Kawasan). Dengan demikian,pilihan utama penyediaan Infrastruktur dan kebutuhan dasar tidak bisa tidak harus berada pada wilayah-wilayah pedesaan. Dengan demikian kuantitas dan kualitas intensitas ekonomi akan mengalir daridan ke desa. Dengan demikian terjadi penurunan biaya transportasi danbiaya logistik sehingga dapat meningkatkan dan mempercepat gerakekonomi di Kabupaten Konawe Utara.
2. Mendorong pertumbuhan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Misi mendorong pertumbuhan ekonomi dilakukan melaluipeningkatan pemanfaatan dan nilai tambah dari potensi sumber daya alamberbasis sektor unggulan pada masing - masing kawasan (Agenda POMBEHAWA) dengan meningkatkan produksi dan produktifitas pertanian tanaman pangan, perkebunan, kelautan dan perikanan, mineral dan bahan galian, serta kehutanan. Selanjutnya pembangunan sarana penunjang perekonomian untuk menarik investasi di daerah. Usaha - usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan perluasan lapangan kerja dan mengurang tingkat pengangguran.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
Kualitas sumberdaya manusia Kabupaten Konawe Utara relatif masih rendah di Sulawesi Tenggara. Indikasinya adalah nilai Indeks Pembangunan Manusia berada pada urutan ke 6 dari 17 kabupaten/kota Sulawesi Tenggara. Masih relatif rendahnya nilai IPM Kabupaten Konawe Utara menunjukkan kondisi pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang juga masih rendah. Sehingga peningkatan kualitas sumber daya manusia mutlak harus dilakukan, pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat adalah sarana untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Konawe Utara efektifitas dan efesiensi penyelenggaran pendidikan dan pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan.
4. Pembangunan manusia yang religius, berbudaya, berketerampilan, dan berprestasi Sikap mental dan keterampilan masyarakat berperan penting dalam pembangunan manusia. Penyediaan infrastruktur dan kebutuhan dasar pendidikan, kesehatan dan ekonomi hanya dapat menstimulan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Artinya sikap mental masyarakat, yang merupakan cerminan kepatuhan kepada nilai kebudayaan dan norma keagamaan menjadi pondasi bagi perubahan peradaban masyarakat di Kabupaten Konawe Utara. Kegiatan keagamaan merupakan stimulan landasan hidup dan pola pikir masyarakat dalam pembangunan. Demikian pula sumber daya manusia lebih bernilai jika memiliki prilaku dan keterampilan yang sesuai dengan kompetensi daerah sehingga dapat menghasilkan perubahan pada diri manusia. Dengan demikian menjadi Misi Keempat pembangunan Kabupaten Konawe Utara. Berbagai upaya akan dilakukan untuk mengubah sikap mental dan spiritual keagamaan serta keterampilan masyarakat, yang ditengarai ditahun-tahun akhir ini mulai melemah dan mengendur. Beberapa upaya pembangunan manusia ini bertujuan: 1) Membentuk sumber daya manusia yang memiliki integritas (jati diri), sikap dan perilaku yang berlandaskan nilai-nilai agama, jujur dan bertakwa; 2) Meningkatkan seni dan kebudayaan berbasis kearifal lokal; 3) Pelatihan keterampilan bagi masyarakat; dan 4) Peningkatan peran dan prestasi pemuda.
5. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam sesuai dengan daya dukung dan daya tampungnya menjadi sangat penting. Penyediaan ruang menjadi sebuah keharusan, sebagai konsekuensi munculnya misi pertama dan kedua pembangunan Kabupaten Konawe Utara. Konsentrasi pengelolaan sumberdaya akan diarahkan pada konsep pembangunan yang memenuhi syarat ekologis dan ekonomis, secara bersamaan melalui penyelenggaraan penataan ruang. Beberapa upaya yang harus dilakukan bermuara pada efektifitas perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang, yang tercermin dari meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan, meningkatnya pengelolaan kawasan hutan yang berkelanjutan, meningkatnya pengelolaan sumberdaya pesisir dan pulau - pulau kecil untuk pengembangan pariwisata, serta meningkatnya penyelenggaraan penataan ruang di wilayah kawasan strategis kabupaten.
6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah dan desa yang baik dan bersih Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang jujur, bersih, dan prorakyat sebagai pengimplementasian prinsip-prinsip dasar good governance. Jika prinsip-prinsip dasar good governance dapat diimplementasikan dengan baik, maka indikasinya minimal adalah; 1) meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, dan 2) meningkatnya kualitas pelayanan publik. Birokrasi pemerintahan daerah tidak saja menitikberatkan kepada kualitas atau kinerja aparatur, namun juga kepada kelembagaan dan ketatalaksanaan. Pada era reformasi birokrasi saat ini, perwujudan pemerintah yang baik merupakan salah satu fokus dari reformasi birokrasi. Pemerintah daerah yang ditopang oleh aparatur dengan kinerja baik, bertanggung jawab, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan mampu menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, profesional, dan efektif dalam menjalankan tugasnya. Kondisi ini diharapkan mampu menjamin kinerja pemerintah dalam menciptakan pelayanan publik yang prima serta menciptakan kepastian hukum dan akuntabilitas publik.
Dalam rangka menuju Konawe Utara yang sejahtera dan beradab maka
pemerintah Kabupaten Konawe Utara akan melakukan upaya pemerataan
pembangunan daerah pada sektor - sektor prioritas dan kewilayahan yang
dilaksanakan secara terpadu berdasarkan potensi sumberdaya alam dan
karakter sosio-kultural serta berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Konawe Utara 2012 - 2032. Agenda ini akan dilaksanakan
dengan pendekatan “Poros Pembangunan Ekonomi Holistik Berbasis Kawasan”
yang disingkat dengan istilah “POMBEHAWA”. Dalam konteks ini meliputi :
1. Poros Landawe, mencakup wilayah Kecamatan Wiwirano, Kecamatan
Landawe dan Kecamatan Langgikima. Orientasi Pembangunan ekonomi pada poroskawasan Landawedifokuskan pada kegiatan pembangunan yang termasuk dalam urusan pilihan di bidang energi dan sumberdaya mineral, bidang perindustrian, bidang pertanian sub perkebunan dan hortikultura, serta bidang transmigrasi.
2. Poros Walalindu, mencakup wilayah Kecamatan Oheo, Kecamatan Asera,
dan Kecamatan Andowia. Orientasi Pembangunan ekonomi pada poroskawasan Walalindudifokuskan pada kegiatan pembangunan yang termasuk dalam urusan pilihan di bidang pertanian pada sub sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan dan hortikultura serta sub sektor peternakan. Kawasan ini ke depan diandalkan akan menjadi sentra pengembangan padi sawah dan peternakan rakyat.
3. Poros Wanggudu, Mencakup Kecamatan Asera. Orientasi Pembangunan
pada poroskawasan Wanggududifokuskan pada kegiatan pembangunan berbagai fasilitas publik dan prasarana perkotaan. Difokuskan bagaimana menjadikan kawasan perkotaan Wanggudu sebagai pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat pelayanan kesehatan, kebudayaan, dan perdagangan jasa.4. Poros Wawolesea, mencakup wilayah Kecamatan Lasolo, Kecamatan Wawolesea, Kecamatan Lasolo Kepulauan, dan Kecamatan Molawe.
Orientasi Pembangunan ekonomi pada poroskawasan Wawolesea difokuskan pada kegiatan pembangunan yang termasuk dalam urusan pilihan di bidang kelautan dan perikanan, bidang pariwisata, bidang perdagangan, dan bidang pertanian pada sub sektor perkebunan dan hortikultura.
5. Poros Wawoluri, mencakup wilayah Kecamatan Lembo, Kecamatan Sawa,
dan Kecamatan Motui. Orientasi Pembangunan ekonomi pada poroskawasan Wawoluri difokuskan pada kegiatan pembangunan yang termasuk dalam urusan pilihan pada bidang kelautan dan perikanan, bidang pertambangan, bidang kehutanan, serta bidang pertanian pada sub sektor perkebunan dan hortikultura.Gambar 5.1 Agenda POMBEHAWA (Poros Pembangunan Ekonomi Holistik Berbasis Kawasan)Pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Konawe Utara 2016-
2021 memerlukan tujuan dan sasaran. Tujuan dan sasaran diperlukan agar
program pembangunan Kabupaten Konawe Utara 2016-2021 dapat berjalan
secara terencana, terpadu dan memungkinkan pencapaian hasil secara efektif
dan efisien. Terkait dengan hal ini, tujuan dan sasaran dikaitkan dengan
pencapaian visi dan misi Kabupaten Konawe Utara 2016-2021 adalah seperti
terlihat pada Tabel 5.1.POROS WALANDAWE POROS WALALINDU POROS WANGGUDU POROS WAWOLESEA . POROS WAWOLURI
5.3 Tujuan dan Sasaran
5.3.1 Misi I, Pemerataan Pembangunan Infrastruktur Wilayah dan
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Tabel 5.1 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 1TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatkan Meningkatnya Indeks konektivitas antar pembangunan Pembangunan 48,40 49,61 50,82 52,03 53,24 54,45 wilayah dan infratsruktur Desa (IPD) pembangunan perdesaan prasarana untuk
Meningkatnya Panjang Jalan 699,94 709,94 719,94 729,94 739,94 749,94 pertumbuhan pelayanan dan kabupaten (km) ekonomi serta pembangunan Jumlah jembatan
20
24
28
32
36
44 memenuhi transportasi (buah) kebutuhan dasar perkotaan dan
Panjang jembatan 220 261,6 303,2 344,8 386,4 428 masyarakat perdesaan
(meter) Persentase kualitas jalan dan
62,65 64,48 66,31 68,14 69,97 71,81 jembatan dalam kondisi baik (%) Persentase pengembangan infrastruktur jalan
35
40
45
50
55
62 di wilayah perbatasan dan terpencil (%) Persentase pengembangan jaringan jalan
25
32
39
46
53
60 baru melalui perintisan dan pembangunan (%) Jumlah terminal Penumpang dan
1
1
1
2
2
3 barang (buah) Jumlah Fasilitas
14
15
16
17
18
18 Pelabuhan (buah) Meningkatnya Panjang jalan
38
40
42
44
46
48 jalan produksi produksi (km) pertanian,
Persentase perkebunan, kualitas jalan
47,36 53,48 59,61 65,74 71,87
78 dan perikanan produksi dalam kondisi baik (%)
Meningkatnya Panjang dan luas pengelolaan daerah irigasi 2.597 2.612 2.627 2.642 2.657 2.672 sumber daya air (km)
Persentase pengembangan, pengelolaan, dan konservasi sungai, danau dan
30
36
42
48
54
60 sumber daya air lainnya yang terlaksana (%)
TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Cakupan wilayah sungai berpotensi
35
39
43
47
51
55 banjir yang dikendalikan (%)
Meningkatnya Jumlah Rumah
60
65
70
75
80
85 akses Layak Huni (unit) masyarakat
Persentase terhadap pengurangan perumahan luasan 16,23 27,98 39,73 51,49 63,24
75 layak permukiman kumuh (%)
Meningkatnya Persentase pelayanan air pengelolaan air bersih dan minum dan air
35
43
51
59
67
75 sanitasi limbah yang dikembangkan(%) Jumlah IPA (unit)
7
9
10
11
12
13 Persentase layanan sistem jaringan drainase 32 38,6 54,2 51,8 58,4
65 skala kawasan dan kota (%)
Meningkatnya Fasilitas penanganan pengurangan
1
6
11
16
21
28 persampahan sampah perkotaan (unit)
Meningkatnya Persentase rumah infrastruktur tangga yang kelistrikan menggunakan 74,97 80,42 84,07 87,72 91,37 95,02 listrik (rasio elektrifikasi)
5.3.2 Misi II, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Untuk Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakan Tabel 5.2 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 2TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatkan Meningkatnya Ketersediaan Pemanfataan ketersediaan pangan utama Potensi pangan Padi (Ton) 42.817,17 51.488,67 60.160,17 68.831,67 77.503,17 86.174,67 Sumberdaya Palawija (Ton) 42.819,5 51.492 60.164 68.837 77.509 86.182 Alam Hortikultura (Ton) 2.753 2.841 2.929 3.017 3.105 3.193
Ketersediaan Sumber Protein Hewan Besar (Kg) 54.750 57.428 60.106 62.784 65.462 68.140 Unggas (Kg) 6.193 6.607 7.021 7.436 7.850 8.265 Tingkat Penguatan Cadangan 48,00 50,80 53,60 56,40 59,20 62,00 Pangan (%) Ketersediaan Informasi pasokan harga dan akses
65
71
77
83
89
95 pangan di daerah (%)
TUJUAN SASARAN
2 Jumlah dokumen perencanaan kawasan minapolitan (dok)
1
3 Jumlah TPI (unit)
3
3
2
1
3
2
1 Benih unggul yang dihasilkan (benih)
1
5.508 5.555 5.602 5.650 5.697 5.745 Jumlah balai benih perikanan (unit)
2.794,41 3.046,42 3.298,42 3.550,43 3.802,43 4.054,44 Jumlah kelompok budidaya yang dibina (orang)
3 Produksi perikanan budidaya (Ton)
3
2
1
2
2
usaha non kayu sekitar hutan
9
7
6
5
4
3
Jumlah usaha non kayu (jenis)
pemerataan Meningkatnya
2
2 Meningkatkan
1
1
1
(4,46%) (4,67) (4,90) (5,15) (5,43) (5,74%) Jumlah smelter yang dibangun (unit)
produksi pertambangan, sumberdaya mineral dan bahan galian Pertumbuhan sub sektor pertambangan dan galian terhadap PDRB (%)
3 Meningkatnya
2
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan
44
59
57
53
50
47
48 Jumlah kelompok tani yang dibina
46
42
Jumlah komoditi unggulan per klaster (kecamatan)
40
38
Panjang jalan usaha tani (km)
5,25 5,15 5,07
(0,24) 5,47 5,18
11.647 14.026 16.405 18.784 21.163 23.542 Pertumbuhan sektor pertanian terhadap PDRB (%)
Luas potensi sawah tadah hujan dan sawah beririgasi (ha)
63 Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditi unggulan
10
81 94 107 120 Jumlah pelabuhan perikanan (buah)
12
68
55
Jumlah kelompok nelayan yang dibina (klmpk)
13.846,83 14.957,06 16.053,83 17.157,33 18.260,83 19.364,33
Produksi Perikanan Tangkap (Ton)
15 Meningkatnya produksi dan produktivitas kelautan dan perikanan
14
10
12
9
6
5,22 5,19 6,59 5,83 5,50 6,44 Jumlah Komoditas yang ditangani dalam rangka peningkatan produksinya
20 Pertumbuhan sub sektor perkebunan terhadap PDRB (%)
18
16
14
1
TUJUAN SASARAN
13
85
80
75
70
65
13 Cakupan pengembangan pasar dan usaha ekonomi masyarakat desa (%)
13
Pertumbuhan sektor perindustrian dan perdagangan terhadap PDRB (%)
12
12
12
Jumlah pasar (unit)
5 Meningkatnya jaringan distribusi barang
4
85 Meningkatnya industri kecil dan menengah
4,28 0,42
2
66,68 67,32 67,96 68,60 69,24 69,89 Jumlah pencari kerja yang ditempatkan (orang)
30
20
15
10
5
1.538 1.558 1.578 1.598 1.618 1.638 Persentase fasilitasi tenaga
Tingkat partisipasi angkatan kerja/TPAK (%)
4,48 1,47
Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja
Meningkatkan perluasan lapangan kerja dan menurunkan pengangguran
3.01 Jumlah industri kecil dan menengah (IKM) 406 459 512 565 618 671 Jumlah IKM yang difasilitasi memperoleh bantuan permodalan 120 166 212 258 304 350
5,01
5,17 2,96
4,92 2,68
4,69 1,84
3
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
aksebilitas masyarakat terhadap sumber daya ekonomi
4
2
1
1
Jumlah event pariwisata yang diselenggarakan
6 Jumlah wisatawan(orang) 19.153 20.653 22.153 23.653 25.153 26,653
5
3
3 Meningkatkan sarana penunjang perekonomian masyarakat dan dunia usaha
2
1
Dokumen masterplan pengembangan pariwisata (dok)
Meningkatnya jumlah wisatawan
1.643 1.643 1.643 1.643 1.643 1.643 Meningkatkan pengelolaan pariwisata
Luas hutan rakyat (ha)
Meningkatnya pemanfaatan hutan rakyat
2
Meningkatnya koperasi dan UMKM
Jumlah UMKM yang difasilitasi dan mengikuti promosi/pameran
Jumlah investor (perusahaan)
18 Jumlah izin yang diterbitkan 210 396 582 768 954 1.140
13
10
7
5
2
10 Meningkatnya investasi Daerah
Jumlah koperasi 244 245 246 247 248 250 Jumlah UMKM yang dibina
10
9
8
7
6
Jumlah lembaga keuangan
2.598 3.154 3.710 4.266 4.822 5.378 Meningkatnya akses pembiayaan
1
TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
kerja untuk mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi (%) Persentase peningkatan pencari kerja yang difasilitasi untuk
30
33
36
39
42
45 mengakses kesempatan kerja (%)
5.3.3 Misi III, Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia
Tabel 5.3 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 3TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatkan Meningkatnya Angka rata-rata pelayanan kualitas lama sekolah 8,34 8,40 8,46 8,53 8,59 8,65 pendidikan pendidikan (tahun) untuk semua masyarakat Angka Partisipasi jenjang Murni (APM) 99,20 101,43 103,66 105,89 108,13 110,36
SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) 94,30 97,59 100,88 104,17 107,46 110,75 SLTP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM)
70,65 72,33 74,01 75,69 77,37 79,04 SMU/SMK/MA/Paket C Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/ 108,03 112,08 116,12 120,17 124,22 128,27 Paket A Angka Partisipasi Kasar (APK) 92,78 93,85 94,92 95,98 97,05 98,12 SLTP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar (APK)
74,97 75,64 76,31 76,98 77,65 78,32 SMU/SMK/MA/Paket C Rasio ketersedia an sekolah per
95,72 95,74 95,76 95,78 95,80 95,82 penduduk usia sekolah SD Rasio ketersedia an sekolah per
63,00 64,00 65,00 66,00 67,00 68,00 penduduk usia sekolah SLTP Rasio ketersedia an sekolah per
45,00 46,00 47,00 48,00 49,00 50,00 penduduk usia sekolah SMU Rasio guru / murid 9,33 9,34 10,33 10,34 11,33 11,34
TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Sekolah Bangunan
75
77
79
81
84
85 Baik (%) Angka Kelulusan (AL) 100 100 100 100 100 100 SD/MI (%) Angka Kelulusan (AL)
99,84 99,85 99,85 99,86 99,87 99,87 SLTP/MTs (%) Angka Kelulusan (AL)
98,11 98,37 98,63 98,90 99,16 99,42 SMU/MA (%) Jumlah Guru yang memiliki sertifikasi 40,77 47,07 53,26 59,51 65,75 72,00 (%) Persentase Muatan Norma Spiritual dan
35
36
37
38
39
40 lokal dalam kurikulum (%) Persentase Angka Melek Huruf
95,75 96,18 96,61 97,04 97,47 97,91 penduduk usia 15 -
59 Tahun (%) Persentase Peningkatan Angka
36,90 44,62 52,34 60,06 67,78 75,50 Partisipasi Kasar (APK) PAUD (%) Jumlah penerima 101 101 101 101 101 101 beasiswa (orang)
Meningkatkan Meningkatnya Angka usia derajat pelayanan dan harapan hidup 66,38 67,06 67,74 68,42 69,10 69,78 kesehatan fasilitas (tahun) masyarakat kesehatan Rasio posyandu
16,08 16,57 17,07 17,56 18,06 18,55 per satuan balita Rasio puskesmas, poliklinik, pustu
0,07 0,07 0,08 0,08 0,09 0,09 per satuan penduduk Rasio Rumah Sakit
0,001 0,001 0,001 0,001 0,002 0,002 per satuan penduduk Meningkatnya Angka kematian ibu
3 perlindungan melahirkan kesehatan ibu Cakupan kunjungan 87 89,60 92,20 94,80 97,40 100 dan anak bayi (%)
Angka Kematian Bayi
6 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
75
78
81
84
87
90 Immunization(UCI) (%) Rasio tenaga medis
0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 per satuan penduduk Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 76,23 78,11 80,00 81,89 83,78 85,67 yang memiliki kompetensi kebidanan
Meningkatnya Persentase Pemerataan ketersediaan Obat,
75
80
85
90
95
95 dan Mutu perbekalan
TUJUAN SASARAN
12
5
5 Jumlah panti sosial dan panti asuhan
1
1
2
2
2
2 Meningkatnya kesejahteraan petani dan nelayan
Jumlah BPR/LKM
6
7
9
11
13 Jumlah program subsidi Pertanian
3
3
3
3
4
4
4 Nilai Tukar Petani (NTP)
103,40 103,40 103,40 103,40 103,40 103,40 Jumlah program subsidi Nelayan dan pembudidaya ikan
2
2
3
3
4
5 Nilai Tukar Nelayan (NTN)
106,06 106,06 106,07 106,07 106,07 106,07
4
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan kesehatan dan
38
Vaksin (%) Persentase terbentuknya UPT Dinkes menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) (%) 100 100 100 100 100 100
Meningkatnya status kesehatan masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%)
59
60
63
67
70
75 Jumlah peserta Jaminan kesehatan Masyarakat (jiwa)
48.575 51.440 54.306 57.171 60.037 62.903 Meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular
Cakupan penemuan dan penanganan Penderita penyakit TBC BTA (kasus)
50
44
32
2
26
20 Prevalensi HIV/AIDS
1 Meningkatnya kesehatan keluarga dan reproduksi
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD (kasus)
23
20
18
17
16
15 Cakupan persentase KB aktif (%)
65,85 68,83 71,81 74,79 77,77 80,75 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Meningkatnya pelayanan dan rehabilitasi serta pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan perlindungan anak
Jumlah keluarga Sejahtera (jiwa)
6.257 6.896 7.535 8.174 8.813 9.452 Jumlah kegiatan pemberdayaan fakir miskin, KAT, dan PMKS yang dilaksanakan
2
5.3.4 Misi IV, Pembangunan Manusia Yang Religius, Berbudaya,
Berketerampilan, dan Berprestasi Tabel 5.4 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 4TUJUAN SASARAN
Membentuk sumber daya manusia yang memiliki integritas (jati diri), sikap dan perilaku yang berlandaskan nilai-nilai agama, jujur dan bertakwa
15 Pelatihan keterampilan masyarakat
12 Jumlah Benda, situs, dan kawasan cagar budaya yang dilestarikan
4
4
4
4
4
4 Persentase muatan budaya lokal dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah (%)
10
10
13
13
15
Meningkatnya keterampilan masyarakat
8
Jumlah balai latihan (unit)
1
1
2
3 Jumlah pelatihan
2
2
3
3
4
4 Peningkatan peran dan prestasi pemuda
Meningkatnya kapasitas pemuda dan sarana
Jumlah sarana olahraga (gedung dan 267 287 307 327 347 367
10
6
Meningkatnya fasilitas tempat ibadah dan aktivitas pendidikan agama di masyarakat
10
Jumlah sarana tempat ibadah (unit) 162 169 177 184 192 200 Jumlah bantuan kepada tempat ibadah
40
45
55
60
70
80 Jumlah pengurus dan anggota lembaga keagamaan yang dibina 162 169 177 184 192 200 Jumlah kegiatan lembaga keagamaan (termasuk lintas agama)
5
5
6
6
7
8 Persentase muatan norma dan nilai budaya lokal kurikulum pendidikan dasar dan PNF (%)
10
4
13
13
15
15 Meningkatkan seni dan kebudayaan berbasis kearifal lokal
Menguatnya kebudayaan sebagai identitas daerah
Jumlah Sarana penyelenggaraan seni dan budaya (unit)
1
1
2
2
3
3 Jumlah Penyelenggaraan festival seni dan budaya(kegiatan)
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2
TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
olahraga lapangan) Peringkat
8
8
7
7
6
5 PORPROV Jumlah kegiatan olahraga
4
5
6
7
7
8 berprestasi
5.3.5 Misi V, Meningkatkan Pengelolaan Sumberdaya Alam Yang
Berkelanjutan Tabel 5.5 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 5TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Mewujudkan Meningkatnya Jumlah dokumen pengelolaan penyelenggaraan Rencana Detail Tata sumber daya penataan ruang Ruang (RDTR) Pusat-
1
1
2
3
4
5 alam sesuai Pusat Kegiatan dengan daya Kabupaten dukung dan
Jumlah dokumen daya Rencana Tata Ruang tampungnya (RTR) Kawasan
1
2
3
4
5 Strategis Kabupaten berdasarkan sektor Jumlah dokumen peta
1
2
3
4
4 tematik yang tersedia Jumlah dokumen masterplan pariwisata
1
2
3
4
6 yang tersedia Persentase pengendalian
15
35
45
55
65 pemanfaatan ruang yang terlaksana (%) Batas wilayah (antar kab,kecamatan/desa)
2
2
3
3
4
4 yang sudahditetapkan Meningkatnya Rehabilitasi Hutan pengelolaan dan Lahan untuk kawasan hutan menurunkan luas 150 175 200 225 250 300 yang hutan dan lahan kritis berkelanjutan (Ha)
Presentase
10
15
20
25
30
35 penurunan kerusakan
1
1
1
hutan (%) L) Fasilitasi Pemberian Izin/ Rekomendasi/
5
7
10
12
13
15 Pertimbangan Teknis/Evaluasi
Meningkatnya Cakupan Pengawasan kualitas Terhadap
90
95
95
95 95 100 lingkungan hidup Pelaksanaan AMDAL Jumlah Perusahaan
42
47
52
56
58
60 Yang Memilki AMDAL
TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kualitas air
12
13
14
15
16
17 (penetapan kelas air) Tingkat pencemaran
2
1 air Jumlah Pelanggaran Hukum dan
2 Peraturan Lingkungan Indeks Risiko Bencana
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang (kelas) Cakupan pelayanan bencana kabupaten
75
80
85
90 95 100 (%) Persentase bencana
85
90
95
95 95 100 yang tertangani (%)
5.3.6 Misi VI, Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Desa
Yang Baik dan Bersih Tabel 5.6 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Dengan Misi 6TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatkan Meningkatnya Penilaian kapasitas dan akuntabilitas akuntabilitas TW WDP WDP WTP WTP WTP akuntabilitas pengelolaan keuangan kinerja keuangan dan Persentase aset penyelenggaraan aset daerah daerah yang terdata
60
70 80 100 100 100 pemerintahan (%) daerah Jumlah pelatihan dan pendampingan
2
3
4
5
6
6 Bidang akuntansi sektor publik Persentase SDM yang sesuai dengan kompetensi bidang
35
40
45
50
55
75 akuntansi sektor publik (%) Opini WTP (Wajar
TW WDP WDP WTP WTP WTP Tanpa Pengecualian) Jumlah pelatihan dan pendampingan
1
1
1
1
1
1 implementasi SPIP Persentase peningkatan
10
25
40
55
70
75 sumber-sumber PAD (%)
Meningkatnya Penilaian laporan akuntabilitas akuntabilitas kinerja D C C CC CC CC kinerja pemerintah daerah penyelenggaraan (LAKIP) pemerintahan Penilaian Laporan 373 328 283 239 194 150 daerah dalam
Penyelenggaraan kegiatan Pemerintahan Rendah Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang
TUJUAN SASARAN
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
pembangunan Daerah (LPPD) Persentase dokumen perencanaan pembangunan
65
70
75
80
83
85 daerah yang terlaksana (%) Jumlah basis data spasial yang
1
2
2
3
3 dikembangkan Jumlah monitoring, evaluasi, dan
3
3
4
4
5
5 pengendalian pembangunan
Mewujudkan Meningkatnya Jumlah Standar reformasi sistem pelayanan publik Pelayanan Minimal
4
5
7
9
9
9 birokrasi (SPM)/SOP yang diterapkan Jumlah BLUD
1
1
1
2
2
3 Jumlah Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUD) untuk Koperasi,
1
1
1
1
1 Usaha, Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM ) Jumlah Penerapan Standar Pelayanan
40
50
70
90
90
90 Minimal (%) Persentase Database
75
80
90
95 98 100 Kepegawaian (%)
Meningkatnya Presentase Jumlah pendayagunaan komponen aparatur kediklatan yang pemerintah menunjang
35
40
50
65
70
75 daerah terciptanya sistem penyelenggaraan diklat yang baik (%) Persentase Pengelola, Penyelenggara,
25
35
45
55
65
75 maupun Pengajar Diklat Berkualitas yang tersedia (%) Presentase Jumlah Lulusan Diklat
40
50
60
65
70
75 Struktural, Teknis & Fungsional (%) Jumlah beasiswa
5
10
15
18
20 Meningkatnya Persentase efektifitas dan pengelolaan dan efisiensi pertanggungjawaban pemerintahan keuangan & kinerja
65
70
75
80
85
90 secara efektif dan alami yang terlaksana (%) Jumlah website di lingkup pemerintah
2
10
15
20
25 daerah
TUJUAN SASARAN
70
72
75
80
85 Meningkatkan fungsi kelembagaan pemerintahan desa/kelurahan
Meningkatkan fungsi kelembagaan pemerintahan desa/kelurahan
Persentase sumber daya aparatur yang meningkat kapasitasnya
60
65
75
60
80
85 Persentase aparat desa/kelurahan yang mengikuti pelatiahan kelembagaan (%)
70
75
80
85
90
95 Indeks Pembangunan Desa (dimensi penyelenggaraan pemerintahan)
62,58 63,85 65,13 66,40 67,68 68,96
70
INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatnya penegakan peraturan perundang undangan
12
Persentase pelaksanaan operasi yustisi (%)
35
50
55
60
65
75 Meningkatnya penegakan peraturan perundang undangan
Cakupan peningkatan Pengelolaan Pelayanan Pegawai (bulan)
12
85 Meningkatnya peran DPRD dalam pelaksanaan perencanaan dan pengawasan pembangunan daerah
12
12
12
12 Cakupan SDM yang berkualitas dan profesional dalam menjalankan tugas (%)
65
70
75
80
83
Cakupan terlaksananya kegiatan peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah (%)