BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen - Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera U

BAB II TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

  The American Marketing (Setiadi, 2008:5) mendefinisikan “perilaku

  konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka”. Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu dalam berbagai pasar dan industri. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam perilaku konsumen yaitu pertukaran antar individu.

  Schiffman dan Kanuk (Sumarwan, 2005:25) mendefinisikan “perilaku konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”.

  Sementara Engel, Blackwell dan Miniard (Sumarwan, 2007:25) mendefinisikan “perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk

  David, dkk. (2007:3) mendefinisikan “perilaku konsumen sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa”.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

  Kotler dan Keller (2009:166) menyatakan bahwa “perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan bagaiman barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:158) perilaku pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir yang terdiri dari perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi dimana semua konsumen akjir ini bergabung membentuk pasar konsumen. Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh: 1.

  Faktor-faktor kebudayaan a.

  Lingkungan Budaya Lingkungan budaya terdiri dari institusi dan kekuatan lain yang mempengaruhi nilai dasar, persepsi, selera, dan perilaku masyarakat

  (Kotler dan Amstrong, 2008: 105). Kebudayaan merupakan faktor determinan/penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang (Kotler dan Keller, 2009:166). Budaya merupakan kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya, (Kotler dan Amstrong, 2008:159). Seorang anak yang dibesarkan di Amerika akan terbuka pada nilai-nilai: prestasi dan keberhasilan, kegiatan efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenyamanan dari segi materi, individualisme, kebebasan, kenyamanan di luar, kemanusiaan dan jiwa muda.

  b.

  Sub-Budaya Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan idenifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras dan area geografis.

  c.

  Kelas Sosial Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor Sosial a.

  Kelompok Referensi

  Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah kelompok-kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga dan teman sejawat. Kelompok-kelompok skunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan.

  Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka pada tiga cara. Pertama, kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang prilaku dengan gaya hidup baru. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin “menyesuaikan diri”. Ketiga, mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang.

  b.

  Peran dan Status Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya keluarga, klub, maupun organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan status.

3. Faktor-faktor Pribadi a.

  Umur dan Tahapan dalam Siklus Hidup

  Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

  b.

  Pekerjaan Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

  c.

  Kedaan Ekonomi Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang), kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

  d.

  Gaya Hidup Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

  e.

  Kepribadian dan Konsep Diri

  Adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

  Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisi perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat atara jenis- jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.

4. Faktor-faktor Psikologis a.

  Motivasi Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari sesuatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan untuk diterima.

  b.

  Persepsi Adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi, yaitu: perhatian yang selektif, gangguan yang selektif, dan mengingat kembali yang selektif. Ini berarti para pemasar harus bekerja keras agar pesan yang disampaikan diterima. c.

  Proses Belajar Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

  d.

  Kepercayaan dan Sikap Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

  Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian melalui lima tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler dan Keller, 2009:184). Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja pada tahap-tahap itu.

  Secara umum proses tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

  Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku setelah masalah informasi alternatif pembelian pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2009:185)

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan PembelianGambar 2.1 di atas menunjukkan bahwa konsumen melewati kelima tahap tersebut pada setiap melakukan pembelian. Adapun dalam pembelian yang lebih

  rutin, konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini.

  Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan Masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.

  Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang atau ransangan eksternal seseorang.

2. Pencarian Informasi

  Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya untuk melakukan pembelian akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

  Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan konsumen dan pengaruh relatif dari masing- masing sumber terhadap keputusan pembelian. Sumber-sumber informasi dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu: a.

  Sumber Pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan b.

  Sumber Komersil: iklan, tenaga penjual, penyalur, kemasan, pameran c. Sumber Umum: media massa, organisasi konsumen d.

  Sumber Pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan produk.

  3. Evaluasi Alternatif Ada beberapa proses evaluasi alternatif keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk, terutama berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional.

  4. Keputusan Membeli Tahap dimana konsumen melakukan pembelian terhadap produk yang telah dievaluasi sebelumnya.

  5. Perilaku Pasca Pembelian Menyangkut puas tidaknya konsumen terhadap produk yang telah dibeli, jika konsumen merasa puas maka dapat diprediksi dia akan mengkonsumsi lagi produk tersebut. Atau jika konsumen merasa tidak puas maka ia cenderung akan beralih pada produk pesaing.

2.3 Pengertian Pertanian Organik

  Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi

  (nutritional attributes), dan ramah lingkungan (eco-labeling attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005 : 1).

  Menurut Asil Barus dan Syukri (2008:61), menyatakan bahwa pertanian organik didefinisikan sebagai sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan.

  Dalam budidaya pertanian organik adalah menggunakan seoptimal mungkin bahan-bahan alami yang terdapat disekitarnya, dan menghindari penggunaan bahan kimia ataupun asupan dari luar yang meracuni lingkungan. Oleh karena itu budidaya pertanian organik ini mendorong kemandirian petani agar tidak tergantung pada perusahaan penyedia pupuk, pestisida agrokimia, dan bibit hibrida.

  Perbaikan mutu kehidupan dan gaya hidup sehat telah mendorong masyarakat di beberapa negara untuk melaksanakan gerakan gaya hidup sehat dengan kembali ke alam ( back to nature). Salah satu alternatif dalam menuju gaya hidup sehat adalah pertanian organik yang menghasilkan produk-produk organik yang sehat dan berkualitas, dengan cara mengoptimalkan kesehatan produktivitas agroekosistem secara alami. Oleh sebab itu pembangunan dan pengembangan tanam-tanaman pangan di masa depan harus mengikuti kaidah- kaidah pertanian organik.

2.3.1 Prinsip-prinsip Pertanian Organik

  Prinsip-prinsip dibawah ini mengilhami gerakan organik dengan segala keberagamannya. Pertanian organik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1.

  Prinsip Kesehatan Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia, dan bumi sebagai satu kesatuan dan tidak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tidak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem, tanah sehat akan menghasilkan tanaman yang sehat dan dapat mendukung kelangsungan hidup hewan serta manusia. Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan, dan hal ini tidak hanya terbebas dari penyakit tetapi dapat memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial, dan ekologi. Peran pertanian organik dalam produksi, pengolahan, distribusi, dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan, ekosistem, dan organisme.

2. Prinsip Ekologi

  Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Proses produksi didasarkan pada proses daur ulang secara ekologis. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi ekologi, budaya, dan skala lokal. Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Produsen, pemroses, pasar, dan konsumen produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum seperti: tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara, dan air.

  3. Prinsip Keadilan Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.

  Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan, dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antara manusia dan hubungannya dengan mahkluk hidup lain. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk keadilan bagi semua pihak disegala tingkatan seperti: petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang, dan konsumen. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan dan produk lainnya dengan kualitas baik.

  4. Prinsip Perlindungan Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan, generasi sekarang, maupun yang akan datang serta lingkungan hidup. Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis serta menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya risiko merugikan, dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tidak dapat diramalkan akibatnya.

2.3.2 Pedoman Pelabelan Produk Organik

  Produk organik memiliki pelabelan sama halnya dengan produk konvensional lainnya. Tata cara pelabelan produk organik adalah sebagai berikut: 1.

  Persyaratan : pangan yang dapat dilabel organik adalah pangan yang telah memenuhi persyaratan sebagai pangan organik dan dibuktikan dengan sertifikat organik.

  2. Produk organik yang mengalami proses pengemasan ulang atau pengolahan lebih lanjut tidak diperolehkan dilabel organik sebelum dilakukan sertifikasi ulang.

  3. Sertifikat diterbitkan oleh LSO (Lembaga Sertifikat Organik) yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Pada label organik dapat dicantumkan tulisan organik dan logo organik.

  4. Tulisan organik dicantumkan setelah penulisan nama jenis produk.

  5. Tulisan organik harus proporsional dan tidak boleh lebih besar dari nama jenis pangan.

  6. Logo organik sebagai berikut:

Gambar 2.2 Logo produk organik

  7. Untuk kemasan kecil logo organik harus proporsional untuk ukuran kemasan tersebut.

  8. Pada label produk organik dicantumkan nomor registrasi lembaga sertifikasi organik yang mengeluarkan sertifikat untuk produk organik tersebut.

  9. Nomor registrasi dicantumkan berdekatan dengan logo organik sehingga tidak mudah lepas dari kemasannya. Tidak mudah luntur, rusak, serta terletak pada bagian utama label.

  10. Bagian utama label harus ditempatkan pada sisi kemasan pangan yang paling mudah dilihat, diamati, atau dibaca oleh masyarakat.

2.4 Penelitian Terdahulu

  Indriyani (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Ekstensi Universitas Sumatera Utara)”. Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah kualitas produk, harga dan iklan. Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga jumlah sampel adalah sebanyak 63 orang dan menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel kualitas produk, harga dan iklan berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan dalam membeli sepeda motor merek Honda. Secara parsial variabel kualitas produk, harga dan iklan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Honda. Variabel yang dominan mempengaruhi keputusan membeli sepeda motor merek Honda adalah variabel harga.

  Penelitian Wahyuni (2010) berjudul “Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Sariayu Martha Tilaar (Studi Kasus pada Sales Counter Sariayu Martha Tilaar Plaza Medan Fair)”. Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah produk, tempat, promosi, dan harga. Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel aksidental dengan menyebarkan kuesioner kepada pengunjung sales couter Sariayu Martha Tilaar Plaza Medan Fair Medan sebagai konsumen yang pernah maupun sedang menggunakan kosmetik Sariayu.

  Penelitian ini menggunakan skala Likert dalam mengukur kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor produk, tempat, promosi,dan harga secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk Sariayu Martha Tilaar. Secara parsial faktor yang paling dominan mempengaruhi minat konsumen dalam membuat keputusan pembelian produk kosmetik Sariayu Martha Tilaar adalah faktor promosi yang ditunjukkan pada nilai yaitu sebesar 39,52 % dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,49 atau 49 %.

  Helmi (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Makanan Organik Berlabel Halal”. Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah kesadaran kesehatan (health consciousness), persepsi (Perceive value), peduli terhadap keamanan makanan (food safety concern), dan faktor agama. Sedangkan variabel terikatnya adalah niat pembelian (purchase intention). Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel nonprobabilitas, dengan sub- metode convenience dan snowball. Penelitian ini menggunakan skala Likert dalam mengukur kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesadaran terhadap kesehatan dan perceive value memiliki hubungan positif yang sangat kuat dengan membeli produk organik berlabel halal. Sedangkan variabel food

  

safety concern dan faktor keagamaan memiliki hubungan yang negatif dengan

  keinginan membeli produk makanan organik berlabel halal. Variabel yang dominan mempengaruhi niat membeli produk makanan organik berlabel halal adalah tingkat kesadaran terhadap kesehatan (health consciousness).

  Ibiyanto (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor merek Yamaha Mio (Studi Kasus di PT Alfa Scopii Medan)”. Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah gaya hidup, kelompok acuan, produk, harga, dan promosi. Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan pembelian. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga jumlah sampel adalah sebanyak 98 orang dan menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel gaya hidup, kelompok acuan, produk, harga, dan promosi berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha Mio. Secara parsial variabel gaya hidup, kelompok acuan, dan harga berpengaruh signifikan terhadapa keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha Mio. Sedangkan variabel produk dan promosi berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha Mio. Variabel yang dominan mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha Mio adalah Harga.

  2.5 Kerangka Konseptual

  Berikut ini tedapat sebuah gambar yang menunjukkan kerangka konseptual dalam penelitian ini :

  Kebudayaan ( ) Sosial ( )

  Keputusan Pembelian (Y)

  Pribadi ( )   Psikologis ( ) Sumber : Kotler dan Keller (2009:166), diolah peneliti

  Gambar 2.3

Kerangka Konseptual

  2.6 Hipotesis

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2007:70).

  Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang diajukan yaitu: Diduga faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan membeli produk organik pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang peneliti lakukan menurut metode adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan- hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2007:11).

  3.2 Tempat dan waktu penelitian

  Penelitian ini mengambil lokasi di Kampus Pasca Sarjana (S2) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan alamat Jl.

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara)

4 84 117

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Teknologi (E-Commerce) - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Pada Pembelian Produk- Produk Online Shop (Studi Pada Mahasiswa-Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

0 0 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Produk - Pengaruh Produk, Faktor Sosial, Harga, Iklan, Dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Sony Xperia Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 1 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Produk - Pengaruh Atribut Produk dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Luwak White Koffie pada Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Prilaku Konsumen 2.1.1.1 Definisi Perilaku Konsumen - Pengaruh Kepercayaan Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara Online Berbasis Gender Pada Masyarakat Di Kecamatanmedan Baru Kota Medan

1 4 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian dan Karateristik Jasa - Analisis Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Nasabah Mandiri Tabungan Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kepuasan - Kepuasan dan Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Gadget Apple Pada Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi USU Medan

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Tentang Produk - Analisis Pengaruh Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Minat Berkunjung Kembali Di Taman Bermain dan Kolam Renang Hairos Medan Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen 2.1.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen - Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan Popularitas Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha V-Ixion Pada Mahasiswa Universitas Sumater

1 0 31

1. Idenitas Responden - Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara)

0 0 15