Kepemimpinan Resume Buku Kepemimpinan

Resume Buku “Kepemimpinan dalam Manajemen”
Dosen Pembimbing Tri Cicik Wijayanti

Diajukan Oleh :
Bayu Utomo

13312002

Rizky Efendi

13312014

Restu Wahyuni

13312022

Laili Riziiq M

13312025

Septian Adis


13312027

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
GRESIK
2015/2016

PENDAHULUAN
Adapun identitas dari buku yang kami baca kemudian dijadikan resensi
buku, datanya sebagai berikut :
Judul buku

: KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN

Pengarang

: Dr. Winardi, SE.


Penerbit

: PT. Rineka Cipta

Tahun terbit

: Cetakan pertama, Oktober 1990
Cetakan kedua, Februari 2000

Tempat penerbit : Jakarta
Dari

buku

ini,

yang

berjudul


“KEPEMIMPINAN

DALAM

MANAJEMEN” berisikan uraian, pembahasan, analisis tentang aneka macam
aspek pimpinan, pemimpinan (leadership), dan manajemen yang berlandaskan
pandangan sejumlah pakar dalam bidang kepemimpinan dan manajemen. Terdapat
7 (tujuh) bab yang mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut :
Bab I

: Pemimpin dan Aneka Macam aspeknya

Bab II

: Kepemimpinan (Leadership)

Bab III

: Manusia di dalam lingkungan perusahaan


Bab IV

: Motivasi manusia

Bab V

: Manajemen dan manajer

Bab VI

: Fungsi-fungsi seorang manajer

Bab VII

: Pihak manajer sebagai inisiator perubahan di dalam

organisasi.
Dari resensi buku ini dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa yang dalam
kurikulum mendapatkan mata kuliah “pemimpin dan kepemimpinan, manajemn,

maupun dalam kehidupan sehari-hari dalam melaksanakan tugas sebagai manajer
atau calon manajer.
Sudah tentu dari resensi buku ini dapat memperluas sedikit wawasan
pengetahuan tentang persoalan : pemimpin-kepemimpinan-manajemen, dan tugastugas manajerial. Semoga resensi buku Kepemimpinan dan Manajemen ini
bermanfaat kiranya bagi kita semua, amiin.

BAB I
PEMIMPIN DAN ANEKA MACAM ASPEKNYA
Seorang pemimpin adalah seorang yang karena kecakapan-kecakapan
pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok
yang dipimpinnya untuk mengerahkan upaya bersama ke arah pencapaian sasaransasaran tertentu.
Ada macam-macam jenis pemimpin : pemimpin formal, pemimpin
informal, pemimpin dalam bidang keagamaan, pemimpin dalam bidang
kebudayaan, pemimpin dalam bidang pendidikan, pemimpin dalam bidang politik
yang menghadapi bidang garapan mereka masing-masing.
Poses pemberian pimpinan di dalam lingkungan perusahaan berkaitan
dengan berbagai aspek :
1. Aspek

Teknis–Organisatoris


murni,

Perhatian

dicurahkan

pada

penggunaan alat-alat produksi demikan rupa, hingga produk yang
dihasilkan sesuai dengan syarat-syarat yang diinginkan oleh para
konsumen.
2. Aspek Finansial–Ekonomis,

aktifitas

rumah

tangga


perusahaan

diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka agar dengan demikian dapat
dikendalikan.
3. Aspek Manusiawi (Sosial), pusat perhatian diletakan atas faktor
manusiawi di dalam lingkungan rumah tangga perusahaan.
Organisator sebagai pemimpin, (Inventor) yang menciptakan hasil-hasil
atau karya seni, organisator dalam bidang ekonomi juga harus melaksanakan
penciptaan-penciptaan yang berguna secara ekonomis.
Macam-macam tipe organisator :
1. Organisator Harmonis, menyukai orde (keteraturan) dan disiplin.
2. Organisator Disharmonis, jauh lebih dinamis.
3. Petualang, menitikberatkan persoalannya daripada pengetahuannya
(INTUISI)
4. Konstruktor, Mengambil resiko seminimal mungkin dan mengadakan
perhitungan-perhitungan
5. Ideal, sentripetal atau sentrifugal
6. Materialistik, bersifat sentripetal
7. Kontaktual, pandai bertindak secara taktis.


Perbedaan antara formalis dan fungsionalis, formalis adalah orang yang
terutama mementingkan aspek-aspek formal organisasinya. Fungsionalis lebih
mengutamakan segi manfaat.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang organisator sebagai
pemimpin. Syarat yang disistematisasi oleh J. Slikboer

adalah : sifat serta

kemampuan dalam dibang intelektual, seorang yang memiliki bakat intelektual,
dikembangkan,

intensivitas,

orientasi

terhadap

kenyataan,

oportunisme,


objektivitas, kemampuan membedakan hal-hal pokok dengan hal tidak penting,
kritis, keluwesan jiwa, segera bertinsak, cermat, ingatan yang baik. Sifat yang
berhubungan dengan watak. Sifat-sifat tempramental, vitalitas, energi, pushing
power, spirit. Sifat dan kemampuan dalam bidang khusus : Sifat dan Kemampuan
dalam hal berhadapan dengan manusia, dalam bidang Vak teknis, sifat dan
kemampuan primer, sifat dan kemampuan sekunder, sifat dan kemampuan tersier.
Pemimpin dan proses berfikir normal, premis pokok Aristoteles : bahwa
langkah pertama dalam hal memecahkan suatu masalah terdiri dari tindakan
mengakui

bahwa

problem

yang

bersangkutan

terdapat


dengan

jalan

mengisolasinya dari hal-hal yang berhubungan denganya.
Proses berfikir normal menurut Herbert Spencer : (1) Kenalilah dan
isolasilah problem yang bersangkutan (2) Kumpulkanlah fakta-fakta yang dikenal
dan kemudian lakukanlah evaluasi tentangnya. (3) Rumuskanlah Kesimpulankesimpulan “percobaan” yang mungkin perlu diubah,

dimodifikasi ataupun

divariasi. (4) Rumuskanlah kesimpulan akhir (5) Telitilah hasil-hasil guna
mengetahui apakah perlu dilakukan revisi.
Metode umum pemikiran dan penguraian berfikir normal : Penguraian
deduktif terdiri usaha menarik sesuatu kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang
dikenal/diketahui, dengan jalan menganalisa dan mengevaluasi hingga dengan
demikian dapat ditiadakan semua interferensi yang tidak dapat dibuktikan atau
ditunjukan kebenarannya.
Pemimpin formal (Formal Leader), seseorang yang oleh organisasi tertentu

(Swasta

atau

pemerintah).

Ditunjuk

(berdasarkan

surat-surat

keputusan

pengangkatan dari organisasi yang bersangkutan) untuk memangku sesuatu
jabatan dalam struktur organisasi yang ada, dengan segala hak dan kewajiban

yang berkaitan dengannya. Untuk mencapai sasaran organisasi tersebut yang
ditetapkan sejak semula. Seorang pemimpin harus sadar bahwa ia senantiasa
menghadapi problem perubahan-perubahan. Beberapa bidang perubahan yang
dihadapi oleh pemimpin :
1.
2.
3.
4.
5.

Perubahan dalam pengetahuan, informasi serta teknik
Perubahan dalam skope kepemimpinan
Perubahan dalam lingkungan
Perubahan dalam isu-isu dan problem yang dihadapi pada pemimpin
Perubahan dalam tingkat perubahan
Proses memimpin :

1.
2.
3.
4.

Para pemimpin membuat (mengambil) keputusan-keputusan
Para pemimpin memusatkan perhatian mereka atas sasaran-sasaran
Para pemimpin merencanakan dan menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan
Para pemimpin mengorganisasi dan menempatkan (STAF) pekerja-pekerja

pada jabatan-jabatan yang ada
5. Para pemimpin melaksanakan komunikasi dengan para bawahan, para
rekan dan atasan mereka
6. Para pemimpin memimpin dan mensupervisi
7. Para pemimpin mengawasi aktifitas-aktifitas
Pemimpin-pemimpin informal (informal leader), seorang individu yang
walaupun tidak mendapatkan pengangkatan formal yuridis sebagai pemimpin,
memiliki sejumlah kualitas (objektif maupunsubjektif), yang memungkinkannya
mencapai kedudukan sebagai orang yang dapat mempengaruhi kelakuan serta
tindakan sesuatu kelompok masyarakat, baik dalam arti positif maupun negatif.

Perbandingan para pemimpin Formal dengan pemimpin Informal :

Memiliki

Formal
legalitas formal

Informal
sebagai Tidak memiliki penunjukan formal

pemimpin (penunjukan oleh pihak yang sebagai pemimpin
berwenang melakukannya)

Organisasi formal yang menunjukan masyarakat (atau kelompok tertentu di
mereka sebagai pemimpin formal

dalam masyarakat) yang menunjukan

mereka
Masih harus mengafirmasi kedudukan Diakui oleh mereka yang dipimpin
mereka

sebagai

terhadap

pimpinan

formal (tanpa pengakuan demikian, mereka

bawaan

melalui tidak akan menjadi pemimpin informal)

kepemimpinan (Leadership) mereka
Diberikan Backing oleh organisasi Tidak

ada

backing

dari

sesuatu

formal untuk menjalankan keputusan- organisasi formal untuk menjalankan
keputusan
keputusan-keputusannya
Berstatus sebagai pemimpin formal Berstatus sebagai pemimpin informal,
selama masa pengangkatan berlaku

selama kelompok yang dipimpinnya
masih mengakuinya atau menerimanya

sebagai pemimpin
Memperoleh balas jasa material dan Biasanya tidak memperoleh balas jasa
emolumen–emolumen

lain

yang material,

kecuali

apabila

mereka

berkaitan dengan posisi/jabatan mereka mengusahakannya
Dapat mencapai promosi (kenaikan Tidak pernah mencapai promosi tetapi
pangkat formal)

affirmasi/konfirmasi/

subordinasi

masyarakat yang secara sukarela mau
mengakui mereka sebagai pimpinan
informal
Dapat memutasi organisasi formal
Tidak dapat dimutasikan
Selalu
memiliki
pihak
atasan Tidak memiliki atasan dalam arti
(Superiors)
formal
Biasanya harus memenuhi syarat-syarat Tidak perlu memenuhi syarat-syarat
formal

terlebih

dahulu

sebelum formal, asal saja disegani/ dipatuhi/

memperoleh pengangkatan (misalnya dijadikan sumber bertanya / pertukaran
syarat

:

ijazah

skill

masa

dinas fikiran bagi pihak yang dipimpinnya

pengalaman kerja kecakapan pribadi
dan sebagainya
Apabila
melakukan

kesalahan- Apabila ia melakukan kesalahan akan

kesalahan, ia akan mendapatkan sanksi- mendapatkan sanksi berupa kurang
sanksi dari organisasi formal

ditaatinya

lagi

sebagai

pemimpin

informal atau dalam kasus ekstrim tidak

Selama masa pengangkatannya berlaku

diakui lagi sebagai pemimpin
Kadang-kadang ia menjalankan

ia harus terus menerus menjalankan kepemimpinannya,
kepemimpinannya

kadang-kadang

tidak

Seorang pemimpin informal diharapkan adanya peranan sosial (Social
Role). Kriteria yang berpengaruh atas status sebagai berikut :
1. Keturunan (keluarga bangsawan – non – bangsawan) – latar belakang
sosial
2. Kekayaan dalam arti yang seluas-luasnya (pendapatan seringkali
digunakan orang untuk menstratifikasi penduduk)
3. Apa yang dilakukan seseorang di dalam sebuah masyarakat (apa yang
dinamakan Functional Utility)
4. Pendidikan yang diperoleh oleh orang yang bersangkutan
5. Ciri-ciri biologis
Sehubungan dengan status perlu diingat pula hal-hal berikut :
a. Transfer status sangat penting dalam hubungan kepemimpinan informal
(dan formal)
b. Setiap orang dapat memiliki macam-macam status sosial (karena ia dapat
turut berpartisifasi dalam macam-macam kegiatan dalam kelompokkelompok)
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan seorang menjadi pemimpin (baik
formal maupun informal) yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Karena pewarisan kedudukan sebagai pemimpin
Karena kekuasaan pribadi
Karena penunjukan oleh semua pihak atasan
Karena dipilih oleh pengikut-pengikutnya
Karena diakui oleh bawahannya
Karena situasi / kondisi
PENGKLASIFIKASIAN PEMIMPIN

a. Menurut hierarki kedudukan dapat membedakan :
1. Pemimpin teras
2. Pemimpin tingkat menengah
3. Pemimpin tingkat bawah
b. Menurut bidang garapannya dapat dikemukakan adanya :
1 Pemimpin bidang ekonomi
2 Pemimpin bidang agama
3 Pemimpin bidang politik

4
5
1.
2.
3.
4.

Pemimpin bidang pendidikan
Pemimpin bidang adat
c. Ditinjau dari sudut skope jangkauannya dapat disebut adanya :
Pemimpin lokal
Pemimpin regional
Pemimpin nasional
Pemimpin internasional
Kita dapat juga mengemukakan pembedaan berikut :

1. Pemimpin desa
2. Pemimpin kota
d. Ditinjau dari sudut peranan mereka sehubungan dengan perubahan
sosial (Social Change) dapat disebut :
1. Pemimpin tradisional (konservartif)
2. Pemimpin kota
e. Menurut arti kepemimpinan mereka dapat digunakan pembagian :
1. Pemimpin primer
2. Pemimpin sekunder
3. Pemimpin tersier
f. Menurut dipilih atau tidak dipilihnya mereka, dapat dibedakan adanya :
1. Pemimpin yang dipilih
2. Pemimpin yang tidak dipilih (karena keturunan bangsawan misalnya)
g. Menurut kope kepemimpinan dapat dibedakan :
1. Pemimpin monomorfik (Monomorfic Leader), pemimpin dalam satu
bidang saja.
2. Pemimpin polimorfik (Polimorphic Leader), bergerak dalam berbagai

1.
2.
3.
4.

bidang
h. Menurut sifat pribadi pemimpin itu dapat kita bedakan :
Pemimpin paternalistik
Pemimpin otokratik
Pemimpin demokratik
Pemimpin kharismatik
i. Tujuan dari sudut peranan pokok pemimpin menghasilkan pembagian

sebagai berikut :
1. Pemimpin tipe manager
2. Pemimpin tipe entrepreneur

BAB II
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada

diri

seseorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik
faktor intern maupun faktor ekstern.
Determinan kepemimpinan, kepemimpinan : (1) meliputi orang-orang (2)
bekerja dari sebuah posisi organisatoris (3) Timbul dalam sebuah situasi yang
sfesifik.
Faktor orang, (the person factor), Memberikab sumbangsih ke arah
efektifitas seorang muslim
Faktor posisi, Menempatkan struktur atau kondisi-kondisi pada faktor
orang. Orang

atau person yang bersangkutan mengenakan baju seragam

organisatoris apabila faktor posisi dikembangkan.
Terdapat sedikitnya tiga macam harapan tentang peranan yaitu :
1. Harapan-harapan pribadi
2. Harapan-harapan organisatoris
3. Harapan-harapan kultural
Situasi yang berbeda memerlukan peranan kepemimpinan yang berbeda,
dan ciri-ciri pribadi yang berbeda pula. Misalnya dalam proses pertumbuhan
perusahaan-perusahaan biasanya mereka menggunakan pemimpin yang berbedabeda sifatnya.
Arti kepemimpinan, merupakan aktifitas memimpin pada hakikatnya
meliputi suatu hubungan. Adanya satu orang yang mempengaruhi orang-orang
lain agar mereka mau bekerja ke arah pencapaian sasaran tertentu. Ada dua
macam pengaruh seorang pemimpin, pertama hasil kerjanya sendiri dan kedua
kelakuan dan tindakan-tindakan yang dilakukannya.
Kekuatan (Powers) yang berhubungan dengan kepemimpinan :

1.
2.
3.
4.
5.

Kekuatan koersif (Coercive Power)
Kekuatan karena diberikannya penghargaan (Reward Power)
Kekuatan karena adanya pengesahan (Legitimate Power)
Kekuatan karena memiliki sesuatu keahlian (Expert Power)
Kekuatan karena memiliki sesuatu keahlian (Expert Power)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepemimpinan :

1. Seorang pemimpin mempengaruhi pihak lain atau pihak yang dipimpin
oleh kualitas yang dimilikinya berupa : kepercayaan, kemampuan
komunikatif, dan kendaraannya tentang situasi yang sedang dihadapi dan
bawahan-bawahannya.
2. Peranan pemimpin dan derajat diterimanya hal tersebut oleh kelompok
yang bersangkutan mempengaruhi kepemimpinan.
3. Tingkat hingga dimana tugas-tugas diterangkan, memmpunyai pengaruh
pemting.
4. Asas kepemimpinan keempat adalah bahwa : pemimpin yang bersangkutan
memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang
paling baik untuk mecapai tujuan-tujuan kelompoknya
5. Akhirnya dapat dikemukakan bahwa gaya kepemimpinan dan situasi serta
kondisi yang berlaku yang mempengaruhi hasil-hasil yang akan dicapai.
TEORI TENTANG KEPEMIMPINAN
G.R TERRY dalam bukunya “Principles of management” mengemukaan :
1. Teori Otokratis, didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dan
tindakan yang agak arbitrer dalam hubungan antara pemimpin dengan
pihak bawahan. Pemimpin disini cenderung mencurahkan perhatian
sepenuhnya pada pekerjaan.
2. Teori Psikologis, memperhatikan bawahannya untuk bekerja ke arah
pencapaian sasaran-sasaran organisatoris untuk memenuhi tujuan-tujuan
pribadi mereka.
3. Teori Sosiologi, mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan
pengeruh kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni dan usahausaha kooferatif antara para pengikutnya.
4. Teori Suportif, menciptakan lingkungan

kerja

yang

membantu

mempertebal keinginan pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik
mungkin, bekerjasama, mengembangkan skillnya serta keinginannya.

Ada juga yang menamakannya “Democratic Theory of Leadership”
1. Teori “Laissez Faire”, memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada para
pengikutnya dalam menentukan aktifitas mereka.
2. Teori Perilaku Pribadi, kontinuum dimana tindakan-tindakan pihak
pemimpin dan jumlah otoritas yang digunakan dihubungkan dengan
kebebasan pembuatan keputusan atau partisipasi yang terbuka bagi pihak
bawahan.
3. Teori Sosial/sifat, sifat-sfat yang dianggap harus dimiliki oleh pemimpin :
intelegensi, inisiatif, energi/rangsangan, kedewasaan emosional, persuasif,
skill komunikatif, kepercayaan pada diri sendiri, perseptif, kreatifitas,
partisipasi sosial.
4. Teori Situasi, kepeminpinan terdiri dari tiga elemen yaitu : Pemimpin –
Pengikut – Situasi.
PERSOALAN PENGARUH (INFLUENCE)
Pihak yang mempengaruhi (Influencer) dan pihak yang dipengaruhi
(Influence). Perubahan-perubahan dalam kelakuan dapat terjadi karena ide atau
faktor lain. Istilah pengaruh kerapkali digunakan bersama-sama dengan istilahistilah lain seperti misalnya kekuasaan (Power) dan atau otoritas (Authority).
Kadang-kadang mereka dianggap sebagai konsep yang “Mutualy Exclusive”.
Sistem-sistem pengaruh – interaksi
Setiap interaksi antara individu-individu menyebabkan timbulnya suatu
transaksi yang mempunyai efek psikologi atas kelakuan (Behavioral Effects).
Kekuasaan (Power), yakni kemampuan untuk mempengaruhi kelakuan
mendasari seluruh spektrum alat-alat yang terdapat dalam skema kita.
Otoritas (Authority), sebagai kekuasaan yang dilembagakan atau hak untuk
mempengaruhi kelakuan, juga mendasari seluruh spektrum cara-cara untuk
mempengaruhi kelakuan di dalam organisasi-organisasi.
Defendensi (ketergantungan) tersebut memperbesar kekuasaan pihak lain
pada organisasi yang bersangkutan relatif dibandingkan dengannya (memperbesar
kemampuan mereka untuk mempengaruhi kelakuannya).

David Mechanic menguraikan proses tersebut sebagai berikut :
Di dalam organisasi-organisasi, seseorang membuat pihak lain tergantung
padanya karena ia menguasai informasi, orang-orang dan alat-alat yang dapat
didefinisikan sebagai berikut :
a. Informasi (Information)
b. Orang-orang (perseon)
c. Alat-alat (instrumental)
Gaya Kepemimpinan
Ada sebuah pendekatan yang dapat kita gunakan untuk memahami
suksesnya kepemimpinan, dalam hubungan mana kita memusatkan perhatian pada
apa yang dilakukan oleh pemimpin itu tersebut : jadi gayanya. Ada macammacam istilah yang digunakan orang untuk menerangkan pendekatan umum yang
dipergunakan oleh para pemimpin dalam situasi kemanusiaan misalnya : otokritas,
demokratis, biokratis, neurokratis dan laissez faire.
Membantu

tercapainya

kepemimpinan

efektif,

wendel

french

mengemukakan tiga buah faktor yang berkaitan dengan persoalan kepemimpinan
yang perlu diperhatikan secara simultan.
Pandangan sejumlah penulis mengenai teori “sifat” sehubungan
dengan kepemimpinan.
Ordway tead, menyebut sejumlah sifat (10 buah) yang dianggapnya perlu
dimiliki oleh seorang pemimpin :
1. Energi, fisik, syaraf
2. Sifat mengenal tujuan dan arah
3. Enthusiasme
4. Sifat ramah dan afeksi
5. Integritas
6. Kemampuan teknis
7. Dapat mengambil keputusan (Decisivness)
8. Intelegensi
9. Kemampuan untuk mengajarkan sesuatu
10. Kepercayaan
Edwin H. Schell berpendapat bahwa terdapat adanya sifat-sifat pribadi
tertentu, yang membantu ke arah sukses dalam bidang kepemimpinan.
1. Perhatian terhadap dan afeksi untuk manusia
2. Kekuatan kepribadian

3. Pikiran yang cenderung ke arah ilmiah, yang apabila tidak ada akan sangat
mengurangi peluang-peluang untuk mecapai sukses.
Chester I barnard berpendapat bahwa kepemimpinan memiliki dua macam
aspek, superioritas individua.
Hubungan

manajemen

dengan

kepemimpinan,

seorang

manajer

memerlukan kemampuan kepemimpinan, hal tersebut merupakan sebuah faktor
yang vital untuk kesuksesannya.

BAB III
MANUSIA DI DALAM LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Berbagai ilmu pengetahuan memperhatikan faktor manusia di dalam
rumah tangga perusahaan sebagai objek analisis mereka. Ilmu-ilmu pengetahuan

tersebut merupakan pengkhususan dari ilmu-ilmu yang mempelajari perilaku
manusia secara umum. Psikologi perusahaan misalnya dapat dianggap sebagai
bagian dari psikologi umum.
Sosiologi perusahaan merupakan bagian dari sosiologi umum, mempelajari
faktor

manusia

di

dalam

lingkungan

perusahaan

mengharuskan

kita

memanfaatkan psikologi perusahaan dan sosiologi perusahaan disamping
ekonomi perusahaan.
Rumah Tangga Perusahaan
Dalam analisis kita, kita menggunakan asumsi bahwa rumah tangga
perusahaan merupakan sebuah lembaga ekonomi, tindakan ekonomi di dlaam
rumah tangga perusahaan terjadi melalui kombinasi faktor-faktor produksi
elementer yakni : kemampuan kerja manusia dan alat-alat produksi “mati”.
Kombinasi tersebut dilakukan untuk mencapai sasaran tertentu.
Ilmu Ekonomi Perusahaan
Ilmu ekonomi perusahaan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tindakan-tindakan ekonomis rumah tangga perusahaan.
Teori ekonomi perusahaan memenuhi 2 macam fungsi, pertama terdapat
sebuah fungsi yang menerangkan, maksudnya teori ekonomi perusahaan tersebut
tidak mungkin memberikan suatu penilaian nilai dalam arti kata etik, tujuan
akhirnya mempertahankan sifat ekonomis yang berdiri sendiri bagi ekonomi
perusahaan. Teori kedua adalah teori ekonomi perusahaan juga mempunyai suatu
fungsi normatif. Tetapi, juga dalam fungsi ini teori ekonomi perusahaan tetap
bersifat “bebas nilai” dan ia tidak menyatakan sesuatu preferensi terhadap sasaran
tertentu.
Sosiologi Perusahaan dan Psikologi Perusahaan
Ilmu sosiologi telah mengalami perkembangan yang amat pesat.
Timbulnya aneka macam problem sosiologis dan problem psikologis di dalam
lingkungan perusahaan telah menyebabkan timbulnya ilmu-ilmu yang khusus
mempelajari problem-problem tersebut : yaitu sosiologi perusahaan dan psikologi
perusahaan.
Ekonomi perusahaan, sosiologi perusahaan dan psikologi perusahaan.

Antara objek ekonomi perusahaan dan sosiologi perusahaan serta psikologi
perusahaan terdapat perbedaan yang asasi.
Rumah tangga perusahaan bagi sosiologi perusahaan merupakan sebuah
datum sedangkan hubungan-hubungan manusia di dalam lingkungan perusahaan
merupakan sebuah problem baginya. Bagi ekonomi perusahaan faktor manusia
dapat dianggap sebagai sebuah datum yang sangat penting sedangkan
pembentukan pendapatan bruto rumah tanga perusahaan merupakan sebuah
problem.

BAB IV
MOTIVASI MANUSIA
PENGANTAR

Sebelum ke bahasan motivasi manusia, terlebih dahulu perhatikan gambar
Proses Managing berikut ini :
MENETAPKAN
SASARAN-SASARAN

MEMBUAT
KEPUTUSANKEPUTUSAN

KONTROL

PROSES MANAGING

MERENCANAKAN
MENYUSUN
KEBIJAKSANAAN 2
MENGORGANISASI
DAN MENEMPATKAN
PEKERJA

MENGARAHKAN
DAN MENSUPERVISI

BERKOMU
NIKASI

Gambar 1
Proses Managing
Dari gambar dapat diperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut :
1. Para manajer mengambil keputusan-keputusan, maksudnya, mereka
memperkembangkan sesuatu proses dengan apa serangkaian tindakan
dipilih secara sadar dari alternatif-alternatif yang tersedia guna mencapai
sesuatu hasil yang diinginkan.
2. Para manajer memusatkan perhatian atas sasaran-sasaran.
3. Para manajer merencanakan serta menetapkan

kebijaksanaan-

kebijaksanaan (POLICIES), maksudnya mereka mengantisipasi masa yang
akan datang dan menemukan berbagai arah tindakan alternatif, setelahnya
mereka menetapkan petunjuk-peetunjuk untuk keputusan-keputusan masa
yang akan datang.
4. Para manajer mengorganisasi dan mengisi posisi-posisi. Maksudnya
mereka menggunakan suatu proses dengan apa struktur dan alokasi
jabatan-jabatan dideterminasi, kemudian menempatkan orang-orang pada
jabatan-jabatan tersebut.
5. Para manajer berkomunikasi dengan pihak bawahan, para rekan-rekan
mereka dan pihak atasan; dengan perkataan lain: para manajer

mentransmisi ide-ide kepada pihak lain dengan tujuan mencapai hasil yang
diinginkan.
6. Para manajer memberikan pengarahan dan melakukan supervisi, artinya
mereka mengusahakan agak pihak bawahan melaksanakan pekerjaan ke
arah tujuan-tujuan umum serta sasaran-sasaran.
7. Para manajer mengontrol aktivitas-aktivitas, artinya mereka memanfaatkan
proses-proses yang mengukur hasil pekerjaan nyata dan mengarahkannya
ke arah tujuan tertentu yang ditetapkan sebelumnya.
Ketujuh macam proses berkaitan dengan erat satu sama lain dan kerapkali
mereka muncul dalam urutan-urutan yang berbeda atau secara simultan. Jadi, kita
dapat mengatakan bahwa salah satu determinan perilaku adalah MOTIVASI.
Istilah motivasi berhubungan dengan ide gerakan dan apabila kita
menyatakannya secara amat sederhana, maka sebuah motif merupakan sesuatu hal
yang mendorong atau menggerakkan kita untuk berperilaku dengan cara tertentu.
Perhatikanlah skema berikut :
MOTIVASI  PERILAKU = PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PERILAKU YANG DIMOTIVASI
Perilaku pada organisme-organisme hidup dapat mencapai tiga macam
bentuk. Yang pertama, yang dikenal sebagai tropisme (tropism), terdiri dari
gerakan-gerakan yang mencakup seluruh organisme apabila ia tertarik atau ditolak
oleh sesuatu pengaruh di dalam lingkungan. Sebagai contoh misalnya, dapat
dikatakan bahwa sebuah organisme “heliotropis” adalah sebuah organisme yang
tertarik pada sinar matahari.
Bentuk perilaku kedua yakni “refleks-refleks” banyak menyerupai
“tropisme” dalam arti bahwa mereka merupakan reaksi-reaksi otomatis terhadap
sitmuli, akan tetapi refleks-refleks adalah terbatas hingga bagian tertentu dari
tubuh, misalnya ½ gerakan-gerakan lutut secara sekonyong-konyong.
Kita dapat mensspesifikasi adanya 5 macam sifat perilaku yang dimotivasi
(motivated behavior).
a. Pengenergisasian atau fasilitas aneka macam reaksi
b. Kekuatan perilau dan efisiensi
c. Pengarahan perilaku

d. Penguatan kembali
e. Melemahnya perilaku

a.
b.
c.
d.

MODEL UMUM TENTANG MOTIVASI
Terdapat 4 komponen model umum motivasi :
Pembangkitan tekanan (tension arousal)
Tindakan (action)
Sebuah perangsang (an incentive)
Pengurangan tekanan (tension treduction)
TINDAKAN YANG
DIARAHKAN KEPADA
SASARAN

PEMBANGKITAN
KETEGANGAN

INSENTIF

KETEGANGAN MEMUNCAK
UNTUK SIKLUS BERIKUTNYA

Gambar
Sebuah Model Siklus Tentang Motivasi
PENGURANGAN

Keterangan :
KETEGANGAN
Seorang individu menyadari adanya tegangan yang timbul karena sesuatu
kebutuhan yang tidak terpenuhi, melalui stimulasi intern atau ekstern melakukan
tindakan tertentu yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya (hal tersebut
mungkin didahului oleh tindakan-tindakan untuk memperbesar tekanan hingga
titik kritis tertentu). Tindakan tersebut mengandung tujuan dan diarahkan ke arah
sesuatu perangsang yang menurut anggapannya akan memenuhi kebutuhan yang
dirasakan itu dan apabila ia memperoleh perangsang atau imbalan tersebut si
individu yang bersangkutan akan mengalami suatu pengurangan tekanan.
TEORI-TEORI TENTANG MOTIVASI
a. Teori Home Ostasis
Istilah tersebut pertama-tama dipergunakan oleh seorang yang bernama
W.B. GANNON, dan konsep tersebut digunakannya untuk menerangkan
pengendalian proses-proses fisiologis seperti misalnya :
- Pemeliharaan panas tubuh manusia dan
- Pembekuan darah

Penggunaan konsep tersebut

kini

dinyatakan sebagai : Physiological

Homeostasis, guna membedakannya dengan Psychological Homeostasis” yang
merupakan suatu keterangan tentang perilaku yang dimotivasi.

b. Teori psikonalitik dari Freud
Menurut Freud, individu memiliki energi yang dicapainya dari prosesproses metabolis yang kemudian disalurkan ke berbagai macam
rangsangan. Semula titik berat diletakkan pada persoalan seks tetapi hal
tersebut kemudian dimodifikasi oleh para pengikutnya.
Sebuah faktor penting yang mencirikan teori psikoanalitik adalah peranan
predominan dari pemikiran di bawah sadar, yang cenderung menyebabkan
si individu acuh terhadap sifat kebenarannya serta tujuan dari perilakunya
yang dimotivasi.
c. Pandangan-pandangan Skinner
Pandangan-pandangan skinner dinamakan Operant Conditioning. Dengan
istilah tersebut bahwa sebuah organisme dalam proses belajar inisial
menunjukkan perilaku yang agak bersifat Random sebagai reaksi terhadap
stimuli entern. Skinner telah mengekstrapolasi penemuan-penemuannya
menjadi suatu “Design” untuk kehidupan masyarakat.
d. Teori Umum Festinger tentang Disonansi Kognitif
Istilah tersebut berhubungan dengan persepsi serta evaluasi (Kognisi) dua
unit informasi atau yang lebih bertentangan satu sama lain atau agaknya
tidak bersifat harmonis.
KEBUTUHAN, KEINGINAN DAN ORIENTASI PADA TUJUAN

Kita, sebagai manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan, baik berupa
kebutuhan-kebutuhan fisik, ekonomi, politis maupun kebutuhan-kebutuhan
lainnya dan secara sadar atau tidak sadar kita dengan perilaku kita berusaha untuk
memenuhinya agar supaya kita dapat hidup sesuai dengan kehidupan yang kita
inginkan atau kehidupan yang menurut orang lain yang kita percaya karena kita
alami.
-

Terdapat macam mekanisme pertahanan :
Agresi
Regresi
Resignasi
Kompromis
HIERARKI KEBUTUHAN

Teori motivasi yang banyak disitir dalam literatur manajemen adalah
hierarki kebutuhan dari Maslow. Maslow mengemukakan suatu seri kebutuhankebutuhan sebagai berikut :
a. Kebutuhan-kebutuhan dasar bersifat fisiologis
Apabila hal tersebut dinyatakan sebagai rangsangan (Drives) maka mereka
mencakup perasaan lapar-perasaan haus dan seks, tetapi bukanlah berarti
bahwa hal tersebut hanya terbatas hingga di sana saja. Sudah tentu mereka
didasarkan secara biologis dan dikendalikan oleh proses “Homeostatis”.
b. Kebutuhan-kebutuhan akan keamanan (safety needs)
Pada dasarnya, mereka merupakan suatu ekspresi daripada rangsangan
individual akan kepastian (security) di dalam lingkungannya.
Sang individu terangsang untuk menghadapi sifat-sifat yang mengancam
daripada lingkungan atau ruangan di mana ia ada. Manifestasi sehari-hari
daripada kebutuhan-kebutuhan berupa preferensi si individu terhadap hal
yang dikenalnya daripada hal yang tidak dikenalnya. Pernyatan tersebut
dapat diketemukan pada perilaku habitual.
ASPEK-ASPEK OPERASIONAL HIERARKI KEBUTUHAN

Salah satu daya tarik adisional dari teori Maslow mengenai hierarki
kebutuhan-kebutuhan adalah bahwa ia bukan saja menguraikan kebutuhankebutuhan tersebut, tetapi ia pula memperbincangkan operasi mereka.
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
ESTETIS
KEBUTUHAN AKAN PENGETAHUAN
KEBUTUHAN UNTUK MENGAKTUALISASI DIRI
SENDIRI
KEBUTUHAN AKAN PENGHARGAAN
KEBUTUHAN SOSIAL (PERASAAN TURUT TERGOLONG DAN CINTA)
KEBUTUHAN AKAN KEAMANAN
KEBUTUHAN FISIOLOGIS

Hierarki kebutuhan-kebutuhan dari Maslow terdapat adanya tingkattingkat yang makin kurang penting apabila kita meningkat
dari dasar ke puncak

BAB V
MANAJEMEN DAN MANAJER
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
G.R. TERRY (Principles Of Management) menyatakan bahwa fungsi-fungsi
fundamental manajemen meliputi hal-hal sebagai berikut :

a.

Planning (perencanaan)
Organizing (pengorganisasian)
Actuating (menggerakkan)
Controlling (mengawasi)
H. ALBERS (Management, The Basic Concepts) mengemukakan fungsi-

fungsi manajemen berikut :
- Planning
- Organizing
- Directing
- Controlling
b. Richard D. Anderson (Management Practice) membagi manajemen dalam
c.

5 elemen sebagai berikut :
Planning
Organizing
Staffing
Excecuting
Appraising
Henry Fayol (Bapak Konsepsi Proses) memasukkan fungsi-fungsi berikut

-

dalam aktivitas manajemen :
Planning
Organization
Command
Coordination
Control

1. PERENCANAAN (PLANNING)
Tugas pertama seorang manajer adalah memutuskan apa yang ingin
dicapainya, maksudnya mencapai tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang
dari organisasinya.
Untuk melaksanakannya, manajer tersebut harus dapat meramalkan:
- Lingkungan ekonomi
- Lingkungan social

-

Lingkungan politikal, dimana organisasinya akan beroperasi dan sumbersumber daya
Manusia
Uang
Peralatan yang akan tersedia padanya.
2. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Sasaran-sasaran dan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapainya,

menunjukkan jumlah orang yang diperlukan serta keterampilan-keterampilan yang
diperlukan mereka, maksudnya : posisi-posisi yang perlu diisi serta kualifikasikualifikasi yang perlu dimiliki orang yang menduduki posisi demikian.
3. PENGKOORDINASIAN (COORDINATION)
Coordination sesungguhnya merupakan suatu bagian esensian darl
organization, dan bukanlah seperti dikatakan oleh Gulick sebuah fungsi
(manajemen) tersendiri. Cara mengkoordinasi paling umum adalah : menyediakan
atasan bersama untuk pekerja-pekerja yang pekerjaan mereka saling berkaitan.
4. PENEMPATAN KARYAWAN (STAFFING)
Di dalam bidang pengorganisasian, manajer yang bersangkutan
menentukan posisi-posisi dan ia memutuskan siapa saja yang akan menduduki
posisi tersebut. Dalam aktivitas STAFFING ia berupaya untuk menemukan orang
yang tepat untuk masing-masing pekerjaan.
5. MEMBERIKAN ARAH/PENGARAHAN (DIRECTION)
Manajemen kadang-kadang dinyatakan orang sebagai : “the management
of people, not things”. Pernyataan mengandung makna bahwa sang manajer hanya
perlu menggerakkan orang-orang lain sesuai dengan keinginannya.
Hal yang sangat penting adalah : bahwa direction juga mencakup upaya
untuk mengembangkan moril baik agar bawahan bersedia memberikan segalagalanya dan bukan sekedar bekerja asal bekerja.
6. PENGAWASAN (CONTROL)
Dalam hal melaksanakan aktivitas-aktivitas “directing” sang manajer
menerangkan kepada karyawannya apa yang harus dilakukan mereka dan ia
membantu mereka untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin dalam aktivitas
controlling, ia menentukan kemajuan bagaimana telah dicapai dalam hal menuju
ke arah sasaran-sasaran. Ia perlu mengetahui apa yang sedang terjadi, sehingga ia
dapat segera melakukan intervensi dan mengubah prosedur-prosedur apabila
perubahan-perubahan demikian dianggap perlu untuk mencapai sasaran-sasaran.
7. INOVASI (INOVATION)
Inovasi senantiasa perlu dimasukkan ke dalam fungsi manajemen. Pada
dasarnya, inovasi terdiri dari tindakan-tindakan mengembangkan cara-cara baru

yang lebih baik untuk melaksanakan pekerjaan. Seseorang manajer dapat
menghasilkan ide-ide baru mengkombinasikan ide-ide lama menjadi ide-ide baru,
dan mengadaptasi mereka sesuai dengan kebutuhan atau mungkin ia dapat
bertindak sebagai katalisator guna mengembangkan serta menerapkan inovasiinovasi.
8. REPRESENTASI (REPRESENTATION)
Akhirnya tugas seorang manajer mencakup tugas mewakili organisasinya
dalam hal menghadapi kelompok-kelompok luar.
- Badan-badan pemerintah
- Lembaga-lembaga financial
- Perubahan-perusahaan lain
- Para pemasok (para suppliers)
- Para pembeli
- Publik umum
9. DEFINISI MANAJEMEN YANG BERSIFAT “OPERASIONAL”
Sebuah definisi operasional tentang manajemen menghubungkan konsep
manajemen dengan sejumlah kriteria yang dapat diobservasi yang apabila
dipenuhi menunjukkan terdapat adanya suatu lingkungan manajemen.
10. AKTIVITAS YANG DIORGANISASI
Kriteria pertama yang dapat diobservasi yang berkaitan dengan
manajemen adalah bahwa ia merupakan sebuah proses aktivitas yang
terorganisasi.
11. SASARAN-SASARAN
Kriterium operasional kedua untuk manajemen adalah bahwa terdapat
sebuah sasaran terhadap apa akvitas kelompok terorganiasi diarahkan. Kadangkadang sasaran demikian dinyatakan secara eksplisit, tetapi kadang-kadang ia
dirumuskan secara umum sekali.
12. HUBUNGAN-HUBUNGAN ANTARA SUMBER-SUMBER DAYA
Kriterium operasional ketiga bagi manajemen adalah sebuah syarat utama
bahwa : aktivitas yang ditujukan ke arah sasaran dihasilkan dengan jalan
menetapkan hubungan-hubungan tertentu antara sumber sumber daya yang
tersedia. Sumber-sumber daya merupakan sebuah istilah umum yang mencakup :
- Bahan-bahan
- Suplai-suplay
- Peralatan
- Dana
- Manusia
Tantangan terbesar yang seringkali dihadapi oleh para manajer adalah :
penetapan hubungan-hubungan antara sumber-sumber daya manusia. Ia harus

menghadapi hubungan-hubungan formal, seperti yang digariskan oleh peta
organisatoris dan hubungan-hubungan informal yang muncul sewaktu manusia
berupaya untuk berhubungan satu sama lain dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Hubungan-hubungan demikian muncul dalam bentuk polayang terus menerus
berubah hal mana mencerminkan bagaimana manusia bekerja sama dan
bagaimana mereka saling mempengaruhi dalam kehidupa organisatoris mereka.
13. BEKERJA DENGAN BANTUAN PIHAK LAIN
Elemen kritikal keempat dari manajemen meliputi : upaya bekerja dengan
bantuan pihak lain untuk mencapai sasaran-sasaran oranisator.
14. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN
Kriterium kritikal terakhir dalam definisi tentang manajemen adalah suatu
keterlibatan secara aktif dengan keputusan-keputusan yakni evaluasi serta
pemilihan altenatif-alternatif dalam suatu lingkungan kompleks yang seringkali
terjalin erat dengan soal resiko serta ketidakpastian.
15. RANGKUMAN DEFINISIONAL
Lima macam operasional yang dapat digunakan terhadap manajemen
adalah :
a. Aktivitas yang terorganisasi
b. Sasaran-sasaran
c. Hubungan antara sumber-sumber daya
d. Bekerja dengan bantuan pihak lain
e. Keputusan-keputusan
16. KITA TIDAK DAPAT MELEPASKAN DIRI DARI KEGIATAN
DUNIA USAHA (BISNIS)
Kita amat tergantung pada organisasi-organisasi dunia usaha (Business
organizations). Bahan pangan yang kita makan, bahan sandang yang kita pakai,
kendaraan bermotor kita semuanya merupakan produk aktivitis dunia usaha. Tidak
mungkin

untuk

memisahkan

dunia

usaha

dengan

masyrakat

dan

membicarakannya secara terpisah.
17. PARA MANAJER PADA SEMUA ORGANISASI
Setiap organisasi mempunyai manajer, mungkin ada yang menamakan
mereka :
- Supervisor (pengawas)
- Directors (direktur)
- Agency chiefs (pimpinan perwakilan)
- Foreman (mandur)
18. PARA MANAJER MEWAKILI PARA PEMILIK PERUSAHAAN
Para menejer mewakili kepentingan para pemilik perusahaan. Mereka
bertindak atas nama para pemilik dan mereka memperoleh kekuasaan formal dari

para pemilik tersebut. Para manajer bertanggung jawab kepada para pemilik
perusahaan.
19. PARA

MANAJER

MEWAKILI

KELOMPOK-KELOMPOK

LAIN
Para manajer juga perlu mempertimbangkan kepentingan para pegawai,
para pembeli, pihak pemerintah dan masyarakat sewaktu mereka mengambil
keputusan-keputusan.

Kepentingan-kepentingan

kelompok

tersebut

harus

diperhatikan oleh mereka karena apabila hal tersebut tidak dilakukan perusahaan
akan mengalami akibat-akibatnya.
20. PRINSIP MANAJEMEN
Cara lain untuk mempelajari manajemen adalah dengan jalan mempelajari
prinsip-prinsip manajemen. Prinsip-prinsip manajemen merupakan petunjukpetunjuk untuk tindakan manajerial. Mereka merupakan kebenaran-kebenaran
umum, yang membantu pihak manajer memutuskan apa yang harus dilakukannya
dalam situasi tertentu.

BAB VI
FUNGSI-FUNGSI SEORANG MANAJER
PENGANTAR
GEORGE R. TERRY, seorang penulis textbook “manageemnt” terkemuka,
berpendapat bahwa fungsi-fungsi fundamental manajemen meliputi 4 hal sebagai
berikut :
- Perencanaan
- Pengorganisasian

George R. Terry berpendapat fungsi fundamental meliputi 4 hal sebagai
berikut :
-

Perencanaan (Planning)
Penggorganisasian (organizing)
Menggerakan (Actuating)
Mengawasi (Controlling)
Harold Koonz/cyriol o’donnel menggunakan pembagian sebagai berikut :

-

Planning
Organizing
Staffing
Directing and leading
Controlling
Perencanaan (Planing), arti sempit : melihat ke muka jadi mencakup

penetapan waktu dan penetapan termijin. dalam literatur anglo – saksis orang
lazim menggunakan istilah “Scheduling”.
Arti luas : disamping meliputi penetapan waktu juga mencakup
pengkoordinasian metode-metode dan alat-alat di dalam mana termasuk :
persiapan, pembagian kerja, penetapan urutan tindakan, kontrol kelangsungan.
Harold Koontz/Cyril O Donnel menganggap bahwa rencana-rencana
merupakan landasan bagi manajemen.
Pengorganisasian (Organizing), berhubungan dengan mengusahakan
agar sekelompok manusia bekerjasama ke arah pencapaian sasaran tertentu.
Organizing berhubungan pula dengan penyusunan dan perincian-perincian
tugas/jabatan/hak dalam suatu kerangka (struktur organisasi formal) yang secara
keseluruhan diharapkan akan dapat mencapai sasaran dengan efisien.
Koordinasi

(Coordination),

adalah

proses

mempersatukan

atau

mensinkronkan semua usaha manajemen.
Menggerakkan

(Actuating),

berhubungan

dengan

aktifitas

mempengaruhi orang-orang agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha ke arah
pencapaian sasaran tertentu.
Memimpin (Leading), adalah sebuah aktvitas yang menyangkut pihak
yang memimpin dan pihak yang dipimpin. tanpa kerjasama antara kedua belah
pihak yang berkepentingan maka sulit dapat diharapkan akan tercapainya sasaransasaran.

Berkomunikasi (Comunication), berkomunikasi merupakan salah satu
diantara fungsi pokok manajemen. komunikasi adalah sebuah proses dimana
pihak tertentu menyampaikan kepada pihak lain, pandangannya, keinginannya,
pendiriannya, dengan harapan bahwa pihak yang dihubungi itu dapat mengertinya
dan eventual melaksanakan tindakan-tindakannya

sesuai dengannya.

1. Source (sumber) adalah pihak yang pertama kali membuat berita.
2. Message (pesan) adalah stimulus yang ditranmisi oleh sumber kepada
penerima.
3. Chanel (saluran) adalah alat melalui apa sebuah berita berlangsung dari
sumber tertentu ke pihak penerima.
4. Receivers (penerima) merupakan elemen yang terpenting dalam proses
komunikasi.
5. Effect, merupakan perubahan-perubahan dalam kelakuan pihak penerima
yang timbul sebagai hasil transmisi sesuatu berita.
6. Feedback, reaksi pada pihak penerima terhadap berita sumber.
Pengawasan (Controlling), proses dimana pihak manajemen melihat
apakah yang telah terjadi sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi.

BAB VII
PIHAK MANAJER SEBAGAI INISIATOR
PERUBAHAN DI DALAM ORGANISASI
Faktor pertama untuk memulai proses perubahan adalah diagnosis harus
mendahului tindakan-tindakan (menurut Agryris).
Model yang paling baik diterapkan sehubungan dengan suatu upaya yang
mengusahakan adanya perencanaan yang terencana yaitu “ Action – Research”.
Alat-alat pembantu diagnistik diantaranya latar belakang, sistem yang
diperlukan, sistem yang muncul.
Metode perubahan faktor latar belakang diantaranya perubahan personalia,
latihan dan pendidikan, pendidikan dan tata susunan (layout), rencana perangsang,
kultur latar belakang.

Metode perubahan sistem yang diperlukan diantaranya revisi uraian
pekerjaan dan hubungan pekerjaan, pelaporan, penugasan, tanggung jawab,
modifikasi pekerjaan, skedul pekerjaan alternatif, reformulasi sasaran pekerjaan.
Metode perubahan sistem yang muncul diantaranya konseling, konsultasi,
latihan, konfrontasi, feedback survai,perencanaan dan eksekutif dan pertemuan
konfrontasi.

KESIMPULAN
Dari

resensi

buku

yang

berjudul

KEPEMIMPINAN

DALAM

MANAJEMEN, penulis simpulkan bahwa setiap manajer harus merupakan
seorang pemimpin dan ia harus memiliki sifat-sifat dan kemampuan kepimpinan,
yang menunjang pelaksanaan kepemimpinan di dalam organisasi yang dikelola
olehnya. Tetapi perlu juga diingat bahwa tidak setiap pemimpin harus sama
dengan seorang manajemen.
Sudah tentu, sifat-sifat kepemimpinan yang baik dapat dipelajari dan
diterapkan oleh seorang pemimpin atau manajer, tetapi, bakat dan sifat
kepemimpinan yang ada dalam dirinya dengan sendirinya amat membantu
(bersifat kondusif) terhadap kegiatan pelaksanaan kepemimpinannya. Kita,
sebagai manusia, kadang-kadang diberi tugas untuk bertindak sebagai seorang
pemimpin atau manajer (kadang-kadang dalam format kecil, dan kadang-kadang
dalam skope yang lebih luas), tetapi kadang-kadang pula terlihat bahwa kita harus
berperan sebagai pihak yang dipimpin atau mendapatkan pimpinan.

Dalam kedua macam peranan (sebagai pemimpin atau pihak yang
dipimpin) sebaiknya kita senantiasa belajar dari pengalaman-pengalaman masa
lampau, hingga kekeliruan-kekeliruan yang merugikan dapat dihindari.