Laporan Praktikum Ergonomi fisiologi tumbuhan

KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah
kepada jungjungan kita Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga dan ahli
warisnya. Kita bersyukur atas selesainnya laporan praktikum ini, yang dimana
dalam kesempatan ini kami beri judul “Analisis Pengaruh Lingkungan
Pekerjaan Terhadap Produktivitas”.
Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan dalam
menyelesaikan praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi di Universitas
Langlangbuana Bandung.
Dalam penulisan laporan ini kami rasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun pada materi pembahasan, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporn ini.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Hj. Nana Rukmana Asmita, M.H. selaku Rektor
Universitas Langlangbuana Bandung.
2. Ibu Siti Rosimah selaku Ka Lab Praktek Perancangan Sistem Kerja
dan Ergonomi.
3. Bapak Danny Somantri selaku asisten laboratorium Praktek

Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi yang telah sangat
membantu dan membimbing kami.
4. Keluarga serta rekan-rekan yang ikut andil dalam penyelesaian
laporan praktikum ini.
Bandung,

Agustus 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................I-1
1.1

Latar Belakang...............................................................................I-1


1.2

Perumusan Masalah.......................................................................I-2

1.3

Tujuan dan Manfaat.......................................................................I-2

1.4

Pembatasan Masalah......................................................................I-2

1.5

Sistematika Pembahasan................................................................I-3

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................II-1
2.1


Lingkungan Kerja.........................................................................II-1
2.1.1

Jenis Lingkungan Kerja..................................................II-2

2.1.2

Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja.............II-3

2.2

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Performa Kerja...............II-9

2.3

Pengujian Data...........................................................................II-10
2.3.1

Uji keseragaman data...................................................II-10


2.3.2

Uji kecukupan data.......................................................II-11

2.3.3

Uji kenormalan data.....................................................II-12

2.4

ANOVA (Analisis Of Varian)....................................................II-15

2.5

Percobaan Faktorial....................................................................II-16

2.6

Uji Rentang Darab Duncan........................................................II-17


BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH............................................III-1
3.1

Kerangka Berfikir.......................................................................III-1

3.2

Pengumpulan Data......................................................................III-1

3.3

Pengolahan Data.........................................................................III-1

3.4

Hipotesis Awal............................................................................III-2

3.5

Flowchart....................................................................................III-3


BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA..........................IV-1
4.1

Pengumpulan Data......................................................................IV-1

4.2

Pengolahan Data.........................................................................IV-2
4.1.1

Uji Statistik...................................................................IV-2

4.1.2

ANOVA (Analisi of Variance).....................................IV-8

4.1.3

Uji Faktorial................................................................IV-13


BAB V ANALISIS.............................................................................................V-1
5.1

Analisis Data................................................................................V-1

5.2

Analisis ANOVA.........................................................................V-2

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................VI-1
6.1

Kesimpulan.................................................................................VI-1

6.2

Saran...........................................................................................VI-1

DAFTAR PUSTAKA


DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Tingkatan Intensitas Kebisingan dan Intensitas Cahaya.................10

DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Analisis Variansi Untuk Percobaan Tri Faktor...............................II-15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan sosial, yang di dalamnya
terdapat orang-orang yang saling berinteraksi setiap jam bahkan setiap hari.
Kebanyakan dari kita akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja
daripada melakukan hal lainnya. Dalam bekerja kita akan berdampingan dengan
banyak orang.
Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu
organisasi adalah dengan memperhatikan lingkungan kerja. Lingkungan kerja
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas–tugas yang dibebankan, misalnya
kebersihan, musik dan sebagainya. Lingkungan kerja fisik dalam suatu perusahaan
merupakan suatu kondisi pekerjaan untuk memberikan suasana dan situasi kerja
karyawan yang nyaman dalam pencapaian tujuan yang diinginkan oleh suatu
perusahaan. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan
mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya sirkulasi
udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang
bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan.
Dalam mencapai kenyamanan tempat kerja antara lain dapat dilakukan
dengan jalan memelihara prasarana fisik seperti kebersihan yang selalu terjaga,
penerangan cahaya yang cukup, ventilasi udara, suara musik dan tata ruang kantor
yang nyaman. Selain lingkungan kerja fisik, lingkungan kerja nonfisik juga
mempengaruhi kinerja karyawan. Jika karyawan tidak mampu menciptakan
lingkungan kerja yang baik antara karyawan lain maka akan mengganggu kinerja
karyawan.
Lingkungan kerja dapat menciptakan hubungan kerja yang mengikat.
Dalam hal ini banyak sekali orang-orang melakukan inovasi-inovasi dalam
mendesain suatu ruangan untuk bekerja sehingga ruangan tersebut tidak
mengakibatkan seseorang merasa jenuh atau tidak nyaman.


I-1

1.2

Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi saat ini adalah hampir seluruh perusahaan
mengabaikan lingkungan pekerjaannya karena dianggap tidak penting dalam
pencapaian produktifitas. Namun sebenarnya faktor lingkungan merupakan aspek
yang sangat penting dalam menunjang kelancaran produktivitas suatu perusahaan.
Maka dari itu, melalui praktikum ini penulis mencoba meneliti kesalahan
perhitungan akibat pengaruh lingkungan berdasarkan hasil dari praktikum yang
telah dilakukan.

1.3

Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari praktikum ini adalah :
1. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang keadaan lingkungan
fisik dam fisiologi yang mempengaruhi keberhasilan kerja seseorang
secara langsung atau tidak langsung.

2. Membekali prktiktikan tentang pemanfaatan tentang penggunan metodametoda statistik dalam menganalisa pengaruh lingkungan kerja.
3. Memahami adanya suatu kondisi optimum dalam melakukan suatu
aktifitas kerja.
4. Dapat menentukan faktor-faktor lingkungan perantar yang berpengaruh
terhadap tingkat keberhasilan kerja.
5. Dapat menggunakan ilmu statistik sesuai bentuk mencari faktor-faktor
lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap keberhasilan kerja.
6. Memahami dan melakukan perhitungan untuk meneliti jenis-jenis
perlakuan mana dalam eksperimen yang paling berpengaruh dengan
menggunakan Uji Rentang Darab Duncan.
7. Memahami dan melakukan perhitungan yang berkaitan dengan eksperimen
faktor berganda/percobaan faktorial.
1.4

Pembatasan Masalah
Supaya dalam perancangan ini tidak menyimpang dari ketentuan yang

telah ada, maka terdapat batasan-batasan masalah yang akan dibahas, meliputi :
1. Data yang digunakan adalah hasil pengamatan dari tiga orang praktikan.
2. Waktu pengamatan yang dilakukan yaitu 30 detik dan 60 detik.

I-2

3. Intensitas kebisingan pada saat praktikum yaitu 60 dB dan 75 dB
4. Intensitas cahaya pada saat praktikum yaitu 110 cd, 150 cd, 250 cd, dan
300 cd.
1.5

Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan maka penyusunan
membuat suatu kerangka agar dapat disajikan secara sistematis yaitu :
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat, pembatasan masalah dan sistematika
penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan tentang teori – teori yang digunakan dalam
praktikum sebagai perbandingan hasil dari praktikum yang
dilakukan.

BAB III

USULAN PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini berisikan tentang kerangka berfikir, metode cara kerja
dam kerangka pemecahan masalah dari praktikum yang dilakukan.

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisikan data permasalahan yang meliputi data – data
yang diperlukan dalam pemecahan masalah, dan hasil dari
pemecahan masalah.

BAB V

ANALISIS
Pada bab ini data yang telah diolah, dianalisa sesuai dengan hasil
pengolahan datanya. Lalu hasil dari pengolahan dianalisis dari segi
ergonomi, teknik, harga, nilai dan juga secara umum.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil – hasil pengolahan data
dan hasil dari analisis data, dan juga saran – saran.

I-3

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangat penting untuk
diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksnakan proses
produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh
langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut.
Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan
kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan
kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan
kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.
Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia
dapat melaksnakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian
lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih
jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga
kerja dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan
sistem kerja yang efisien. Beberapa ahli mendifinisikan lingkungan kerja antara
lain sebagai berikut :
Menurut Alex S Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja
sebagai berikut :
“Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
diembankan”.
Menurut Sedarmayati (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja sebagai
berikut :
“Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya,
serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok”.

II-1

Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik
yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat
mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.
2.1.1

Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b)
lingkungan kerja non fisik.
A. Lingkungan kerja Fisik
Menurut Sedarmayanti (2001:21),
“Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara
langsung maupun scara tidak langsung”.
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :
1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat
kerja, kursi, meja dan sebagainya)
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut
lingkungan
misalnya

kerja

yang

:temperatur,

mempengaruhi

kelembaban,

sirkulasi

kondisi
udara,

manusia,

pencahayaan,

kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.
Untuk dapat memperkecil pengaruh lingkungan fisik terhadap karyawan,
maka langkah pertama adalah harus mempelajari manusia, baik mengenai fisik
dan tingkah lakunya maupun mengenai fisiknya, kemudian digunakan sebagai
dasar memikirkan lingkungan fisik yang sesuai.
B. Lingkungan Kerja Non Fisik
Menurut Sadarmayanti (2001:31),
“Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”.
Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja
yang tidak bisa diabaikan.

II-2

Menurut Alex Nitisemito (2000:171-173) Perusahaan hendaknya dapat
mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan,
bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi
yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik,
dan pengendalian diri.
Suryadi Perwiro Sentoso (2001:19-21) yang mengutip pernyataan Prof.
Myon Woo Lee sang pencetus teori W dalam Ilmu Manajemen Sumber Daya
Manusia, bahwa pihak manajemen perusahaan hendaknya membangun suatu
iklim dan suasana kerja yang bisa membangkitkan rasa kekeluargaan untuk
mencapai tujuan bersama. Pihak manajemen perusahaan juga hendaknya mampu
mendorong inisiatif dan kreativitas. Kondisi seperti inilah yang selanjutnya
menciptakan antusiasme untuk bersatu dalam organisasi perusahaan untuk
mencapai tujuan.
2.1.2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga
dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi
lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai
apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman,
dan nyaman. Ketidaksesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam
jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik
dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung
diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien. Banyak faktor yang
mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja.
Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001:21) yang
dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan
dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah :
A. Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna
mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan
adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan.

II-3

Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak
mengalami kesalahan, dan pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
Untuk mengukur kesatuan cahaya disebut “Foot Candle”, yaitu banyaknya
cahaya yang dipancarkan dari sumber cahaya sebuah lilin berukuran biasa yang
jatuh di suatu benda yang berjarak satu kaki dari sebuah lilin yang berukuran
biasa.
Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Cahaya alam yang berasal dari matahari
2. Cahaya buatan yang berupa lampu.
Cahaya buatan terdiri dari empat macam, yaitu :
a. Cahaya langsung
b. Cahaya setengah langsung
c. Cahaya tidak langsung
d. Cahaya setengah tidak langsung
Kualitas Pencahayaan dalam lingkungan kerja dapat dipengaruhi oleh :
a. Brightness Distribution
Menunjukkan jangkauan dari luminasi dalam daerah penglihatan. Suatu rasio
kontras yang tinggi diinginkan untuk penerimaan detil, tapi variasi yang
berlebihan dari luminansi dapat menyebabkan timbulnya masalah. Mata
menerima cahaya utama yang sangat terang, sehingga mata menjadi sulit
untuk memeriksa dengan cermat objek-objek yang lebih gelap dalam suatu
daerah yang terang.
Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya
tidak lebih dari 3 sampai 1. untuk membantu memelihara pada daerah pusat
ini, cahaya terang rata-rata tersebut seharusnya sekitar 10 kali lebih besar dari
latar belakang.
b. Glare atau Silau
Cahaya yang menyilaukan dapat terjadi apabila cahaya yang berlebihan
mengenai mata. Cahaya yang menyilaukan dapat dikategorikan menjadi dua
macam, yaitu :

II-4

1. Cahaya menyilaukan yang tidak menyenangkan (Discamfort Glare)
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang
terlalu fatal terhadap penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan
meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat menyebabkan
rasa sakit pada bagian kepala.
2. Cahaya menyilaukan yang mengganggu (Disability Glare)
Cahaya ini secara berkala mengganggu penglihatan dengan adanya
penghamburan cahaya dalam lensa mata. Orang-orang lanjut usia kurang
bisa untuk menerima cahaya seperti ini.
Sumber-sumber glare adalah sebagai berikut :
1. Lampu-lampu tanpa pelindung yang dipasang terlalu rendah.
2. Jendela-jendela besar yang terdapat tepat di depan mata.
3. Lampu atau cahaya dengan tingkat keterangan yang terlalu berlebihan.
4. Pantulan yang berasal dari permukaan yang terang.
c. Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya
buatan (artificial) yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari
cahaya matahari. Kedua sumber tersebut dapat menyebabkan rasio terang
yang berlebihan dalam jangkauan penglihatan, detil-detil penting yang tidak
terlalu jelas.
d. Background (Latar Belakang)
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat
sesederhana mungkin. Latar belakang yang kacau atau latar belakang yang
mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin dihindari, dengan
menggunakan sekat-sekat.
Kemampuan mata untuk melihat objek dengan jelas ditentukan oleh :
a. Ukuran objek
b. Derajat kontras
c. Perbedaan derajat terang relatif antar objek dengan sekelilingnya
d. Luminensi (brightness)
e. Arus cahay yang dipantulkan oleh objek
f. Lamanya melihat.
II-5

B. Temperatur di Tempat Kerja
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai
temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi,
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar jika perubahannya
tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin terhadap
temperatur normal ± 24 °C.
Temperatur udara lebih rendah dari 37 C berati temparatur dara ini
dibawah kemampuan tubuh unutk menyesuaikasn didi (35% dibawah normal),
maka tubuh manuasia akan mengalami kedinginan, karena hilangnya panas tubuh
yang sebagian besar diakibatkan oleh konveksi dan radiasi, juga sebagian kecil
akibat penguapan. Sebaliknya jika temperatur udara terlalu panas dibanding
temperatur tubuh, maka tubuh akan menerima panas akibat konveksi dan radiasi
yang jauh lebih besar dari kemampuan tubuh untuk mendinginkan tubuhnya
malalui sistem penguapan. Hal ini menyebabkan temperatur tubuh menjadi ikut
naik dengan tingginya temperatur udara. Temparatur yang terlalu dingin akan
mengakibatkan gairah kerja menurun. Sedangkan temperatur udara yang
terlampau panas, akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh dan
cenderung melakukan kesalahan dalam bekerja.
Secara fundamental, ergonomi merupakan studi tentang penyerasian
antara pekerja dan pekerjaannya untuk meningkatkan performansi dan melindungi
kehidupan. Untuk dapat melakukan penyerasian tersebut kita harus dapat
memprediksi adanya stressor yang menyebabkan terjadinya strain dan
mengevaluasinya. Mikroklimat dalam lingkungan kerja menjadi sangat penting
karena dapat bertindak sebagai stressor yang menyebabkan strain kepada pekerja
apabila tidak dikendalikan dengan baik. Mikroklimat dalam lingkungan kerja
terdiri dan unsur suhu udara (kering dan basah), kelembaban nisbi, panas radiasi
dan kecepatan gerakan udara.
Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan panas di tempat kerja
menyebakan gangguan kesehatan adalah dengan mengukur suhu inti tubuh
pekerja yang bersangkutan. Normal suhu inti tubuh adalah 37° C, mungkin mudah

II-6

dilampaui dengan akumulasi panas dan konveksi, konduksi, radiasi dan panas
metabolisme. Apabila rerata suhu inti tubuh pekerja >38° C, diduga terdapat
pemaparan suhu lingkungan panas yang dapat meningkatkan suhu tubuh tersebut.
Selanjutnya harus dilakukan pengukuran suhu lingkungan kerja.
Menurut Sutalaksana, dkk (1979) berbagai tingkat temperatur akan
memberikan pengaruh yang berbeda-beda sebagai berikut:
a. 49 °C : Temperatur yang dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas tingkat
kemampuan fisik dan mental. Lebih kurang 30° derajat Celcius: aktivitas
mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung untuk membuat
kesalahan dalam pekerjaan. Timbul kelelahan fisik.
b. ± 30 °C : Aktivitas mental dan daya tanggap mulai menurun dan cenderung
untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan, timbul kelelahan fisik.
c. ± 24 °C: Kondisi optimum.
d. ± 10 °C: Kelakuan fisik yang extrem mulai muncul.
Harga-harga diatas tidak mutlak berlaku untuk setiap orang karena
sebenarnya kemampuan beradaptasi tiap orang berbeda-beda, tergantung di daerah
bagaimana dia biasa hidup. Orang yang biasa hidup di daerah panas berbeda
kemampuan beradaptasinya dibandingkan dengan mereka yang hidup di daerah
dingin atau sedang. Tichauer telah menyelidiki pengaruh terhadap produktifitas
para pekerja penenunan kapas, yang menyimpulkan bahwa tingkat produksi
paling tinggi dicapai pada kondisi temperatur 750F - 800F (240C - 270C).
Nilai Ambang Batas (NAB) untuk iklim kerja adalah situasi kerja yang
masih dapat dihadapi tenaga kerja dalam bekerja sehari-hari dimana tidak
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus
menerus selama 8 jam kerja sehari dan 40 jam seminggu. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 405/Menkes/SK/XI/2002) NAB terendah untuk
temperatur ruangan adalah 18° C dan NAB tertinggi adalah 30° pada kelembaban
nisbi udara antara 65% sampai dengan 95%.

II-7

C. Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga.
Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat
mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa
menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara
bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan
efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
Semakin lama telinga mendengar kebisingan, akan semakin buruk
akibatnya, diantaranya pendengaran dapat makin berkurang.
Ada tiga aspek yang menentukan kualitas bunyi yang bisa menentukan kualitas
bunyi yang bisa menentukan tingkat gangguan pada manusia yaitu:
1. Lama waktu bunyi tersebut terdengar.
2. Intentitas biasanya diukur dalam satuan desibel (dB) yang menunjukan
besarnya arus energi per satuan luas.
3. Frekuensi suara yang menunjukan jumlah dari gelombang-gelombang
suara yang sampai ke telinga kita setiap detik dinyatakan dalam jumlah
getaran per detik (Hz).
Intensitas kebisingan biasanya diukur dengan satuan desibel (dB), yang
menunjukan besarnya arus energi persatua luas. Frekuensi yang menunjukan
jumlah gelombang suara yang sampai di telinga setiap detik, dinyatakan dalam
jumlah getaran atau Hertz (Hz).
D. Tata Warna di Tempat Kerja
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan
sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan
penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh
besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan
rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang
perasaan manusia.

II-8

Jenis
Warna
Merah
Kuning
Biru

Sifat
Dinamis,
merangsang,
dan panas
Keanggunan,
bebas,
hangat
Tenang,
tentram dan
sejuk

Pengaruh

Untuk Ruang

Menimbulkan semangat kerja

Pekerja sepintas/
singkat

Menimbulkan rasa gembira
dan merangsang urat syaraf
mata

Gang-gang jalan
lorong

Mengurangi tekanan atau
ketegangan

Berfikir,
konsentrasi

E. Musik di Tempat Kerja
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana,
waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk
bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk
dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di
tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.
2.2

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Performa Kerja
Suatu kondisi lingkungan kerja yang baik tidak bisa ditentukan begitu saja
tetapi harus melalui tahap-tahap dimana setiap kemungkinan dari kondisi tersebut
diuji pengaruhnya terhadap kemampuan manusia dengan melihat sifat dan tingkah
laku manusia di ruangan yang terisolasi untuk observasi.
Dari sekian banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi diambil dua
faktor yang dianggap lebih relevan dengan kondisi labyaitu kebisingan dan cahaya
didalam suatu ruangan khusus yang dinamakan Climatic Chamber.

II-9

INTENSITAS KEBISINGAN

130
L
e
v
e
l

Level yang menyebabkan
jatuh

120
Guntur

110

Mesin jet

100

Pembuatan rivelling

90
T
i
n
g
k
a
t
S
u
a
r
a

Level not-acceptable
Resiko Kerusakan

80

Kereta (eksternal)
Drill pneumatic

70

Lalu lintas
Mobil

60

Percakapan

50
40
30
20

Bisikan

10

Gambar02. 1

2.3

TINGKAT CAHAYA

Suara kecil selintas

Tingkatan Intensitas Kebisingan
dan Intensitas Cahaya

Pengujian Data
2.3.1

Uji keseragaman data
Uji keseragaman data dapat dilakukan dengan peta control-x (x-chart)

untuk membuat peta control, prosedur yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
1. Mengelompokan data-data yang terkumpul kedalam beberapa sub
grup.
2. Meghitung rata-rata (x) dari rata-rata sub grup

∑ xi ...................................................................................(2.1)

´x = k

dimana :

´x adalah harga rata-rata dari sub grup I
k adalah harga banyaknya sub grup yang terbentuk
II-10

3. Menghitung standar deviasi
Ada dua cara menghitung standar deviasi
a. Standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian
σx
σ=
.............................................................................(2.2)
√n
b. Standar deviasi dari rata-rata sub grup
σ=



∑ ( x ₁− x´ ) .................................................................(2.3)
n−1

c. Menentukan batas kontrol atas dan batas kontrol bawah
BKA = ´x + 3σ ...................................................................(2.4)
BKB = x´ – 3σ ....................................................................(2.5)
2.3.2

Uji kecukupan data
Apabila semua nilai rat-rata sub grup berada dalam batas control, maka

semua data-data dapat digunakan. Untuk menghitung banyaknya pengukuran
yang diperlukan untuk menghitung banyaknya pengukuran digunakn rumus :

N '=

[

k /s √ N Σxi ²−( Σxi)²
² ..............................................................(2.6)
Σ xi

]

Keterangan :
N’ = jumlah data yang diperlukan
N = jumlah data yang telah di lakukan
k = tingkat kepercayaan
s = tingkat ketelitian
2.3.3

Uji kenormalan data
Uji normalitas berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan

berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam
pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit.

II-11

Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar statistik, data yang
banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan
berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.
Adapun langkah – langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut :
1. Cari rata-rata dan simpangan baku dari data yang dikumpulkan :

∑ xi

´x =

n

............................................................................................

(2.7)
S ²=

∑ ( xi− x´ ) ...............................................................................(2.8)
n−1

Simpangan baku (s) = .....................................................................(2.9)
2. Buat data dalam bentuk daftar frekuensi dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a.

Tentukan Rentang Kelas (R)
R = Data terbesar – data terkecil ...........................................(2.10)

b.

Tentukan Banyaknya Kelas Interval (k)
Kelas paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas
k = 1 + 3,3 log n .....................................................................
(2.11)

c.

Tentukan Panjang Kelas Interval (P)
R
P = k .......................................................................................
(2.12)

d.

Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Bisa diambil dengan
data-data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data
terkecil, tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang
ditentukan

3. Buat tabel frekuensi yang diharapkan dalam pengamatan
4. Luas tiap kelas interval
5. Menghitung X hitung
Xhitung

=

xi− ´x
s

................................................................................

(2.13)

II-12

6. Frekuensi yang diharapkan (Ei)
Ei = luas kelas tiap interval x jumlah data ....................................(2.14)
7. Frekuensi pengamatan
Oi = frekuensi asli dari data...........................................................(2.15)
8. Kriteria uji kenormalan digunakan distribusi chi-kuadrat dengan
derajat
k

x² = ∑
i=1

( Oi−Ei )

Ei

2

..................................................................(2.16)

Kebebasan = (k-3) dan taraf ɑ (taraf keberartian)
Jika x² hitung < x² tabel, maka data normal.
Untuk menentukan faktor mana yang berpengaruh, maka digunakan
statistik parametik ANOVA, dan Darab Duncan untuk mencari yang paling
berpengaruh.
JKT =

...............................................................(2.17)

JKA =

.............................................................................
...........(2.18)

JKB =

................................................................................
........(2.19)

JKC
=

................................................................................
........(2.20)

II-13

JK(AB) =

...................................................
(2.21)

JK(AC) =

.....................................................
...(2.22)

JK(BC) =

...................................................
...(2.23)

JK(ABC) =

........................................
(2.24)

II-14

Tabel 2. 1 Analisis Variansi Untuk Percobaan Tri Faktor Dengan n Refikasi
Sumber
Variansi

Jumlah
Kuadrat

Derajat
Kebebasan

Rataan
Kuadrat

A

JKA

a-1

S₁²

B

JKB

b-1

S₂²

C

JKC

c-1

S₃²

f Hitungan

Pengaruh Utama
S 21
2
S
S 22
f= 2
S
S 23
f= 2
S
f=

Interasi Dwi faktor
AB

JK(AB)

(a - 1)(b - 1)

S₄²

AC

JK(AC)

(a - 1)(c - 1)

S₅²

BC

JK(BC)

(b - 1)(c - 1)

S₆²

S 24
f= 2
S
S 25
f= 2
S
S2
f = 62
S

Interasi Tri Faktor

2.4

ABC

JK(ABC)

(a - 1)(b - 1)(c - 1)

S₇²

Galat

JKG

abc (n - 1)



Jumlah

JKT

abcn - 1

f=

S 27
2
S

ANOVA (Analisis Of Varian)
ANOVA adalah suatu teknik untuk menganalisis atau menguraikan
seluruh (total) variasi atas bagian-bagian yang mempunyai makna, seperti halnya
suatu masalahnya regresi yang modelnya mengandung perubahan kuantitatif.
dengan syarat :
Ho : μ ₁= μ ₂= μ ₃=...= μk
H₁ : Paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku

Asumsi di dalam pemakaian ANOVA :
II-15

a. Populasi harus berdistribusi normal
2

2

2

2

b. Populasi harus bersifat homogen (σ 1= σ 2= σ 3=...=σ k)
c. sampel di ambil secara random
d. Data Y₁ - N dengan variabel yang dianalisis Y ij
Y ij =μ+ α 1 +ε ij
Keterangan :Y ij = variabel yang dianalisis
μ = rata-rata

α 1 = efek perlakuakn ke –i
ε ij = error akibat perlakuan ke – i pada pengamatan ke - j
Langkah-langkah pengujian hipotesis ANOVA :
1. Menentukan Ho dan HI
2. Menentukan tingkat keselahan
3. Daerah kritis F hitung> F a(V 1 ,V 2)
4. Statistik uji dengan ANOVA
5. Kesimpulan : Menolak H₀ jika F hitung ≥ F(1−α )(V 1 ,V 2 )
2.5

Percobaan Faktorial
Percobaan faktorial merupakan semua eksperimen yang semua taraf
sebuah faktor tertentu dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap
faktor lainnya yang ada dalam eksperimen tersebut.
Model yang untuk sistem faktorial {a X b}-nya adalah
Y ijk =μ+ A i + B j + AB ij + ε k (ij)

Dengan :

i = 1,2,...a
j = 1,2,...b
k = 1,2,...n

Keterangan :
Y ijk = varians respon hasil ke – k yang terjadi karena faktor ke – i dari
taraf A dan B faktor ke – j
μ

= rata-rata sebenarnya (konstan)
II-16

Ai

= taraf ke – i faktor A

Bj

= taraf ke – j faktor B

AB ij= efek interaksi
ε k(ij)= efek unit eksponen
Langkah-langkah menguji hipotesis faktorial :
1. Ho₁ : Ai

= 0 ; (i = 1,2,...a)

Ho₂ : B j

= 0 ; (i = 1,2,...b)

Ho₃ : AB ij

= 0 ; (i = 1,2,...a) (i = 1,2,...b)

Y ijk =μ+ A i + B j + AB ij + ε k (ij)
Ho₁ : Ai

= 0, Y ijk =μ+ A i + B j + AB ij + ε k (ij)

Ho₂ : B j

= 0, Y ijk =μ+ A i + B j + AB ij + ε k (ij)

Ho₃ : ABij

= 0, Y ijk =μ+ A i + B j + AB ij + ε k (ij)

2. Tingkat kesalahan α
3. Derajat kebebasan F hitung> F a(V 1 ,V 2)

F hitung : FA : FB : FC
4. ANOVA
5. Kesimpulan, tolak Ho jika F hitung> F a(V 1 ,V 2)
2.6

Uji Rentang Darab Duncan
Apabila hipotesis dalam ANOVA ditolak (adanya perbedaan pengaruh
jenis faktorial terhadap hasil eksperimen) namun kita ingin mengetahui faktor
(perlakuan) yang paling berpengaruh, maka untuk mengetahui faktor yang paling
berpengaruh dan yang kurang berpengaruh terhadap hasil eksperimen dilakukan
Test On Mean Affter Experamentation, dalam hal ini dengan Darab Duncan.
Dengan uji ini kita dapat mengetahui perlakuan mana saja yang sama atau berbeda
secara signifikan.

Rp=rp



S2 .....................................................................................(2.25)
n

Dimana :
Rp = uji rentang darab duncan
II-17

S2 = variansi sampel, merupakan taksiran variansi bersama σ 2,
diperoleh dari rataan kuadrat galat
n

= jumlah sampel

rp

= rentangan distudentkan, berarti yang terkecil tergantung
pada taraf keberartian yang digunakan besarnya derajat
kebebasan rataan kuadrat galat

II-18

BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
3.1

Kerangka Berfikir
Seperti kita ketahui, di dalam pekerjaan, faktor lingkungan sangat

berpengaruh terhadap kinerja pekerja baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan kerja terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu lingkungan kerja
non fisik dan lingkungan kerja fisik. Yang dimana lingkungan kerja fisik terdiri
dari lingkungan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pekerjaan dan
lingkungan perantara seperti rumah, kantor pabrik kota dan lain-lain begitu juga
sebaliknya. Selain itu terdapat faktor lain yang mempengaruhi lingkungan kerja
diantaranya cahaya, suhu, kebisingan, warna dinding dan kondisi disekitar
lingkungan kerja tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktorfaktor tersebut maka dapat dilakukan dengan pengujian ANOVA, percobaan
faktorial dan Uji Darab Duncan.
3.2

Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan melakukan praktikum langsung, dengan cara

mendata kesalahan dalam mencocokan 15 pasang Resistor yang dilakukan oleh
tiga orang praktikan di dalam ruang Climate Chamber dengan dipengaruhi oleh
tingkat kebisingan dan pencahayaan.
3.3

Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, data yang telah terkumpul dan tersusun diolah

dengan beberapa metode pengolahan data seperti :
1. Dengan mengggunakan uji kenormalan, uji kesragaman, uji kecukupan
data.
2. Dengan menggunakan perhitungan Analisis of Varians (ANOVA)
faktorial trifaktor.
3. Dengan menggunakan uji Darab Duncan, apabila Ho > Hi

III-1

3.4

Hipotesis Awal
Sebelum melakukan pengolahan data dan melakukan penganalisaan, di

perlukan hipotesa awal :
1. Ho₁

: tidak ada pengaruh waktu terhadap hasil tes

2. Hi₁

: ada pengaruh waktu terhadap hasil tes

3. Ho₂

: tidak ada pengaruh Lux meter terhadap hasil tes

4. Hi₂

: ada pengaruh Lux meter terhadap tes

5. Ho₃

: tidak ada pengaruh tingkat kebisingan tes terhadap hasil tes

6. Hi₃

: ada pengaruh tingkat kebisingan terhadap hasil tes

7. Ho₄

: tidak pengaruh waktu, tingkat cahaya dan tingkat
kebisingan terhadap hasil tes

8. Hi₄

: ada pengaruh waktu, tingkat cahaya dan tingkat kebisingan
terhadap hasil tes.

III-2

3.5

Flowchart

Studi
Studi
Perumusa
Lapanga
Literatur Tujuan Penelitian
n Masalah
:
n
Menentukan kondisi lingkungan
kerja yang bisa membuat
nyaman.
Menganalisa pengaruh lingkungan
kerja terhadapData
performa
dan
Pengumpulan
:
produktivitas
pekerja
Data
kesalahan
tiga orang
praktikan dalam mencocockan 15
pasang resistor, dengan
dipengaruhi tingkat kebisingan,
pencahayaan
dan waktu
Pengolaha
n Data
Uji
Keseraga
man Data
Dat
a
Ti
Sera
gam
da
?
k
Uji Y
Kecukupa
a
n Data
Dat
a
Ti
Cuk
da
up ?

Y
Aa

k

B

Gambar 3. 1 Kerangka Pemecahan Masalah

III-3

A

B

Uji Kenormalan Data

Data
Normal
?

Tidak

Ya
Uji Faktorial (ANOVA)

Uji Rentang Darab
Duncan

Tidak
Ho
diterima
?

Ya
Kesimpulan dan Saran

Gambar 3. 2 Lanjutan

III-4

BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1

Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil pengamatan tiga orang praktikan di

Laboratorium Perancangan Sisten Kerja dan Ergonomi, dan faktor yang diamati
meliputi faktor waktu, tingkat kebisingan, dan tingkat pencahayaan.
Tabel 4. 1 Hasil Praktikum
Nama
Praktikan

Waktu
(detik)

Kebisingan
(dB)

Cahaya (cd)
110 cd

150 cd

250 cd

300 cd

8

10

8

0

9

7

12

4

Ardi

10

8

10

5

Lutfan

4

7

8

9

10

10

8

9

Ardi

12

8

10

9

Lutfan

3

4

8

4

3

3

0

0

Ardi

6

8

0

4

Lutfan

2

5

8

3

5

5

1

3

4

7

4

4

Lutfan
Defri

Defri

Defri

Defri

30

30

60

60

Ardi

4.2

Pengolahan Data

4.2.1

Uji Statistik

60

75

60

75

Berikut adalah data kesalahan dalam mencocokan resistor yang dilakukan
oleh praktikan.
IV-1

Tabel 4. 2 Hasil Praktikum
8
12
4
8
3
0
2
1
4.2.1.1

10
4
7
9
4
0
5
3

8
10
8
12
8
6
8
4

0
8
9
8
4
8
3
7

9
10
10
10
3
0
5
4

7
5
10
9
3
4
5
4

Uji Keseragaman Data

a. Membuat Sub Group dan hitung rata-rata sub group
Tabel 4. 3 Sub Group Data
SUB
Group
1
2
3
4
5
6
7
8

´x

Pengukuran (Xi)
8
12
4
8
3
0
2
1

10
4
7
9
4
0
5
3

8
10
8
12
8
6
8
4

0
8
9
8
4
8
3
7

9
10
10
10
3
0
5
4

7
5
10
9
3
4
5
4

´x

7
8,16
8
9,2
4,16
3
4,66
3,83
6,02

Keterangan :
´x didapat dari perhitungan :

∑ Xi
n( per group )

atau nilai rata-rata dari sub group.

Contoh Perhitungan Pada Sub Group 1 Tabel 4.3 :
8+10+8+ 0+9+7
´x =
6

´x = 7
b. Dan langkah ini dilanjutkan pada sub group berikutnya sampai didapat nilai ´x
masing-masing sub group untuk mendapatkan nilai ´x dengan rumus:

´x =
=

´ 1+ x group
´ 2+ ...+ x group
´ 5
x group
8
7+8,167+ 8+9,333+4,167 +3+4,667 +3,833
8

IV-2

= 6,021
c. Rumus mencari σx yang dipakai untuk menentukan BKA dan BKB :
2
2
2
σ = ( X 1− x´ ) + ( X 2− ´x ) + …+ ( X 31− ´x )
n−1




2
2
2
σ = ( 8−6,021 ) + ( 10−6,021 ) +…+ ( 4−6,021 )
48−1

σ = 3,29 ≈ 3,3
maka :
σ
σ ´x = n

= 3,3/√ 8
= 1,166 ≈ 1,17
Keterangan :
Tingkat ketelitian yang dipakai : 10%
Tingkat keyakinan : 97% = 2 σ
d. Mencari BKA dan BKB :
BKA = ´x

+ 2 σx

BKA = 6,021 + 2(1,17)
= 8,361 ≈ 8,36

BKB = ´x

- 2 σx

BKB = 6,021 – 2(1,17)
= 3,681≈ 3,68
e. Membuat Kontrol Chart

IV-3

BKA

´x

BKB
Gambar 4. 1 Plot Data Uji Keseragaman

Kesimpulan :
Dari hasil plot data dapat dilihat ada beberapa data yang melebihi BKA
maupun BKB maka data dinyatakan tidak seragam.
4.2.1.2 Uji Kecukupan Data
a. Menenukan tingkat keyakinan dan Ketelitian
Tingkat keyakinan yang digunakan : 97%
Tingkat ketelitian yang digunakan : 10%
b. Mencari N’ berdasarkan persamaan 2.17 :

N '=

[

k /s √ N Σxi ²−( Σxi)²
²
Σ xi

]

c. Mencari nilai k/s dari persamaan di atas, untuk mencari N’ :
Ketelitin : 10% = 0,1
Keyakinan : 90 = σ x

Maka,

IV-4

0,1x = σ x
1
x = 0,1 σ x
x = 10  k/s = 10
Masukan data kedalam persamaan 2.17 :
N '=

[

k /s √ N Σxi ²−( Σxi)²
²
Σ xi

]

Maka,
N’ =

[

10 √ 48( 2249)−(289) ²
²
289

]

N’ = 29,2
Kesimpulan :
Karena nilai N'= 29,2 itu tidak lebh dari jumlah data yang ada sebanyak
48 data maka data dinyatakan cukup.
4.2.1.3 Uji Kenormalan Data
a. Data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar
Tabel 4. 4 Data yang diurutkan
0
3
4
7
8
10

0
3
4
7
8
10

0
3
4
7
8
10

0
4
5
8
8
10

1
4
5
8
9
10

2
4
5
8
9
10

3
4
5
8
9
12

3
4
6
8
9
12

b. Mencari data distribusi frekuensi
Rentang Kelas (R)
R = Xmax-Xmin
= 12-0
= 12
Banyak Kelas (K)
K = 1+3,3 log n

IV-5

= 1+3,3 log 48
= 6,5480 ≈ 7
Panjang Kelas Interval (P)
R
P = K
12
= 7

= 1,7 ≈ 2
Tabel 4. 5 Hasil Perhitungan
No

Kelas
Interval

Batas
Bawah

Z
Hitung

Z
Tabel

Luas tiap
kelas
interval

Ei

Oi

X2
Hitung

1

0 - 1,9

-0,1

-1,860

0,031

0,074

3,636

5

0,512

2

2 - 3,9

1,9

-1,252

0,106

0,156

7,620

6

0,344

3

4 - 5,9

3,9

-0,644

0,261

0,223

10,922

12

0,106

4

6 - 7,9

5,9

-0,037

0,484

0,232

11,353

4

4,763

5

8 - 9,9

7,9

0,571

0,716

0,165

8,100

13

2,965

6

10 - 11,9

9,9

1,179

0,881

0,082

4,033

6

0,960

7

12 - 13,9

11,9

1,787

0,963

0

0

2

0

Keterangan tabel :
-

Untuk mencari Z hitung :
Z =

Xi− ´x
s

Keterangan : x´ didapat dari rumus :

´x =

∑x
n data

s didapat dari rumus :

IV-6

s=



∑ ( xi− ´x )2
n−1

Contoh perhitungan untuk no Z hitung :
−0,1−6,021
Z=
3,3
Z = -1,86
-

Untuk mencari Z tabel cari dari Table Distribusi

-

Untuk mencari Luas tiap kelas :
= Ztabel kedua – Ztabel kesatu
= 0,106 - 0,031= 0,074 (dilanjutkan sampai kelas ke-7)

-

Untuk mencari Ei :
Ei = luas tiap kelas interval x n data
= 0,074 x 48
= 3,636 (dilanjutkan sampai kelas ke-7)

-

Untuk mencari Oi :
Oi = frekuensi tiap kelas data

c. Mencari Xtabel dan Xhitung
Rumus Xhitung :

X² hitung

=

(Oi ₁−Ei ₁) ²
Ei ₁

₂) ²
₆)²
+ (Oi ₂−Ei
+ ......+ (Oi ₆−Ei
Ei ₂
Ei ₆

=

(5−3,636)²
3,636

+ (6−7,620)²
+......+
7,620

(12−10,922)²
10,922

= 9,65
IV-7

Rumus Xtabel :
Ketelitian 10%
X² tabel

= 0,1
= (1 – α)(k – 3)
= (1 – 0,1)(7 – 3)
= (0,9)(4)

Diketahui n = 4 dengan desimal = 4,9 setelah dicari dari tabel hasilnya adalah
5,369.
Kesimpulan :
Setelah dihitung ternyata X² hitung < X² tabel , maka data dinyatakan tidak
normal.
4.2.2

ANOVA (Analisi of Variance)
Dalam pengolahan data ini kita menggunakan teknik percobaan faktorial,

dimana hasil dari pengamatan tersebut terdapat tiga faktor yang dapat
mempengaruhi satu sama lainnya, makanya kita menggunakan sistem tri faktorial.
Berikut adalah variabel keputusan yang telah dibuat :
A = menyatakan waktu (detik)
B = menyatakan kebisingan (dB)
C = menyatakan cahaya (Cd)
α = 0,05

Tabel 4. 6 Data Hasil Praktikum
Intensitas Cahaya (cd)

Waktu (detik)

Kebisingan
(dB)

110 cd

150 cd

250 cd

300 cd

30

60

8

10

8

0

IV-8

Jumlah
30

75
Jumlah

60

60
Jumlah

60

75
Jumlah

9

7

12

4

10

8

10

5

27

25

30

9

4

7

8

9

10

10

8

9

12

8

10

9

26

25

26

27

3

4

8

4

3

3

0

0

6

8

0

4

12

15

8

8

2

5

8

3

5

5

1

3

4

7

4

4

11

17

13

10

Tabel 4. 7 Trifaktor
C
B

30

60

60

75

A

A

110

150

250

300

110

150

250

300

8

10

8

0

4

7

8

9

9

7

12

4

10

10

8

9

10

8

10

5

12

8

10

9

3

4

8

4

2

5

8

3

3

3

0

0

5

5

1

3

6

8

0

4

4

7

4

4

Penyelesaian :
A = 4, B = 2, C = 2, n = 3
1. Ho₁

: tidak ada pengaruh faktor cahaya terhadap hasil tes

IV-9

Ho₂

: tidak ada pengaruh intensitas waktu terhadap hasil tes

Ho₃

: tidak ada pengaruh tingkat kebisingan terhadap hasil tes

Ho₄

: tidak ada interaksi antara faktor cahaya dengan faktor waktu

Ho₅

: tidak ada interaksi antara faktor cahaya dengan faktor kebisingan

Ho₆

: tidak ada interaksi antara faktor waktu dengan faktor kebisingan

Ho₇

: tidak ada interaksi antara faktor waktu, faktor kebisingan, dan
cahaya

2. H1₁

: paling sedikit salah satu ada pengaruh dengan faktor cahaya

H1₂

: paling sedikit salah satu ada pengaruh dengan faktor waktu

H1₃

: paling sedikit salah satu ada pengaruh dengan faktor kebisingan

H1₄

: paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor cahaya dengan
waktu

H1₅

: paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor cahaya dengan
kebisingan

H1₆

: paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor kebisingan
dengan waktu

H1₇

: paling sedikit salah satu ada interaksi antara faktor waktu,
kebisingan dan cahaya

3. α = 0,05
4. nilai kritis dicari dengan :
a. untuk baris (faktor cahaya) :
v₁ = A- 1 dan v₂= A.B.C (n-1)
v₁ = 4-1 , v₂ = 4.2.2 (3-1)
v₁ = 3 , v₂ = 32
maka Ftabel = 2,90
b. untuk kolom (faktor waktu) :
v₁ = B-1 dan v₂ = A.B.C (n-1),
v₁ = 2-1 dan v₂ = 4.2.2 (3-1),
v₁ = 1 , v₂ = 32
maka Ftabel = 4,15

IV-10

c. untuk kolom (faktor kebisingan) :
v₁ = C-1 dan v₂ = A.B.C (n-1),
v₁ = 2-1 dan v₂ = 4.2.2 (3-1),
v₁ = 1 , v₂ = 32
maka Ftabel = 4,15
d. untuk interaksi antara faktor cahaya dengan faktor waktu
v₁ = (A-1)(B-1) dan v₂ = A.B.C (n-1).
v₁ = (4-1)(2-1) , v₂ = 4.2.2 (3-1).
v₁ = 3 , v₂ = 32
maka Ftabel = 2,90
e. untuk interaksi antara faktor cahaya dengan faktor kebisingan
v₁ = (A-1 )(C-1) dan v₂ = A.B.C (n-1).
v₁ = (4-1)(2-1) , v₂ = 4.2.2 (3-1).
v₁ = 3 , v₂ = 32
maka Ftabel = 2,90
f. untuk interaksi antara faktor waktu dengan faktor kebisingan
v₁ = (B-1 )(C-1) dan v₂ = A.B.C (n-1).
v₁ = (2-1)(2-1) , v₂ = 4.2.2 (3-1).
v₁ = 1 , v₂ = 32
maka Ftabel = 4,15
g. untuk interaksi antara faktor waktu, cahaya dan kebisingan
v₁ = (A-1)(B-1 )(C-1) dan v₂ = A.B.C (n-1).
v₁ = (4-1)(2-1)(2-1) , v₂ = 4.2.2 (3-1).
v₁ = 3 , v₂ = 32
maka Ftabel = 2,90
5. Kriteria pengujian
 Untuk Ho yaitu :
a. Ho₁
Ho₁
b. Ho₂
Ho₂

: diterima apabila Fhitung ≤ 2,90
: ditolak apabila Fhitung > 2,90
: diterima apabila Fhitung ≤ 4,15
: ditolak apabila Fhitung > 4,15
IV-11

c. Ho₃
Ho₃
d. Ho₄
Ho₄
e. Ho₅
Ho₅
f. Ho₆
Ho₆
g. Ho₇
Ho₇

: diterima apabila Fhitung ≤ 4,15
: ditolak apabila Fhitung > 4,15
: diterima apabila Fhitung ≤ 2,90
: ditolak apabila Fhitung > 2,90
: diterima apabila Fhitung ≤ 2,90
: ditolak apabila Fhitung > 2,90
: diterima apabila Fhitung ≤ 4,15
: ditolak apabila Fhitung > 4,15
: diterima apabila Fhitung ≤ 2,90
: ditolak apabila Fhitung > 2,90

 Untuk H1 yaitu :
a. H1₁
H1₁
b. H1₂
H1₂
c. H1₃
H1₃
d. H1₄
H1₄
e. H1₅
H1₅
f. H1₆
H1₆
g. H1₇
H1₇
4.2.3

: diterima apabila Fhitung ≥ 2,90
: ditolak apabila Fhitung < 2,90
: diterima apabila Fhitung ≥ 4,15
: ditolak apabila Fhitung < 4,15
: diterima apabila Fhitung ≥ 4,15
: ditolak apabila Fhitung < 4,15
: diterima apabila Fhitung < 2,90
: ditolak apabila Fhitung < 2,90
: diterima apabila Fhitung ≥ 2,90
: ditolak apabila Fhitung < 2,90
: diterima apabila Fhitung ≥ 4,15
: ditolak apabila Fhitung < 4,15
: diterima apabila Fhitung ≥ 2,90
: ditolak apabila Fhitung < 2,90

Uji Faktorial
Langkah-langkahnya :

1.

Buat tabel dua arah

Tabel 4. 8 Interaksi antara faktor cahaya, waktu dan kebisingan,
B
30 detik

C
60 dB

75 dB

Jumlah

IV-12

A
110 cd

27

26

53

150 cd

25

25

50

250 cd

30

26

56

300 cd

9

27

36

Jumlah

91

104

195

Tabel 4. 9 Interaksi antara faktor cahaya, waktu dan kebisingan
B
60 detik

C
Jumlah

60 dB

75 dB

110 cd

12

11

23

150 cd

15

17

32

250 cd

8

13

21

300 cd

8

10

18

Jumlah

43

51

94

A

Tabel 4. 10 Interaksi antara faktor cahaya dengan kebisingan
A

C

Jumlah

60 dB

75 dB

110 cd

39

37

76

150 cd

40

42

82

250 cd

38

39

77

300 cd

17

37

54

Jumlah

134

155

289

Tabel 4. 11 Interaksi antara faktor cahaya dengan waktu
A

B

Jumlah

30 detik

60 detik

110 cd

53

23

76

150 cd

50

32

82

IV-13

250 cd

56

21

77

300 cd

36

18

54

Jumlah

195

94

289

Tabel 4. 12 Interaksi antara faktor waktu dengan kebisingan
B

C

2.

Jumlah

30 detik

60 detik

60 dB

91

43

134

75 dB

104

51

155

Jumlah

195

94

289

Menghitung jumlah kuadrat

JKT =

= 8² + 10² + .... + 4²

−289²
48 = 508,97

JKA
=
=

76²+82²+77²+54² 289²

12
48 = 38,73

=

195²+94² 289²

24
48 = 212,52

JKB
=

IV-14

JKC
=
=

134²+155² 289²

24
48 = 9,19

JK(AB) =

=

53²+50²+...+18²
6

-

76²+82²+77²+54²
12

=

12059
6

21345
12

-

46861 83521
24 + 48

=

39²+40²+...+37²
6

-

76²+82²+77²+54² 134²+155² 289²
+ 48
12
24

=

10877
6

-

-

195²+94²
24

+

289²
48

= 18,6

JK(AC) =

-

21345
12

-

41981
24

+

83521
48

= 24,9

JK(BC) =

=

91²+ 43²+104²+51²
12

=

23547
12

-

46861
24

-

-

195²+94²
24

41981
24

+

-

134²+155²
24

- +

289²
48

83521
48

IV-15

= 0,52

JK(ABC) =

=

27²+25²+...+10²
3

-

53²+50²+...+18²
6

-

39²+40²+...+37²
6

91²+ 43²+104²+51² 76²+82²+77²+54²
+
12
12
134²+155²
24

-

+



195²+94²
+
24

83521
48

= 27,9
JKG

= JKT