SENGKETA TENUREAL - REFLEKSI PERTENTANGAN

PERSPEKTIF Voluna VII No.3 Tahun 2002 Edisi Juli

SENGKETA TENUREAL : REFLEKSI PERTENTANGAN SENTRALISME
HAK MENGUASAI NEGARA DALAM UUPA DENGAN KEPENTINGAN
MASYARAKATADAT
(SebuahCatatanMenuju ReformasiHukum Agraria yang Pluralis)
Oleh :
Achmad Basuki
ABSTMCT
Regulalionof agyarian principles (UUPA) is one of lrodilional low product thqt is nnde lo characteristic of agrarian colonial regulationinlo agrariartregulationthat tqkeplace in accordancewith the goal
of Indonesian Republic. The regulalion contntillee lherefore underlines the inportance of lhe reurrungement of ou,nership and exploitaliotr agrarian resources. During fhe Orde Baru regine, The Right of
Country control (|IMN) was mislead inlo power cenlralism several investors. Local community role and
exislence was dislurbed. This,, no doubt- emerged so many lenureul dispute.To avoid such incident
happening again. UUPA as an Untbrella Provision should be raforned into an accotttntodativeagrarian
rcgulation characler y,hich also ensure the local conmunity interest.s
Keywords : Regulation of agrarian principles, terural dispute, the Iocal community enterest

PENDAHULUAN

penuturbahasa,maupunkelompokpenganutajaran


SejaksemulaThe ForurdingFathersRepublik

agamadan kepercayaanyang berbeda-beda.

IndonesiamenyadaribahwabangsaIndonesiaadalah

Keanekaragaman
bangsaIndonesiaini akhirnya

bangsayangmajernuk.Semboyan"BhinekaTunggal

bermuarapadaperbedaanadaptasiinteraktifsuatu

Ika" merupakanwujud penghormatandan apresiasi

komunitasterhadaplingkungansekitamya.Hal ini
pada kenyataannyatelah melahirkan komunitas-

filosofis bangsaIndonesiaataskemajemukanatau


yangdimilikinya. Keanekaragarnan komu tasadatyanglebihmemiliki kearifanlingkrngan
keanekaragaman
yangdimaksudbisadilihat padarealitasyangada dan mode of production yang khas, berbedasatu
dalamberbagaikelompok masyarakatadatyangkini

denganyanglairr.

termasukdalambagianintegraldari bangsaIndonesiayangterdiri dari berbagaisuku bangs4kelompok

Sengkela Tenureal : ReJleksi Pertentangan
SentralisnteHak Menguasai Negara dalant

Dalam perjalanankehidupanbernegara,
untuk dan atas nama pembangulianpemerintah

148

Achmad Basuki

PERSPEKTIF Volunrc Vil No.3 Tahun2002 Edisi Juli


sebagaimandatarispemegangkedaulatanrakyattelah

kehidupanmereka.Kecenderungan
itu sudahmulai

mengeluarkan
banyakkebijakandanhukum.yang

nampakdenganmunculnya sebutan"peladang

secaratidakadil dantidak demokratismengambilalih

berpindah", "perambah hutan", "masyarakat

hakasal-usul;hak atastanahwilayah adat;hak untuk

primitif ", "masyarakatterasing"danlain sebagainya-

melindungidanmenegakkansistemnilai, ideologidan


Walaupundemikiankomunitasadatmasihtetapsur-

adatistiadat;hak ekonomi; sertahak yang paling

vive, meskipundalamsuasarnketidakberdayaan,
baik

utamaadalahhak politik masyarakatadat.

secararill maupunstruktural.

Perangkatkebijakan dan hukum yang

Gerakanreformasiyang mengakhiriOrde

memakxkanuninformilas danbenifat hegemonistik

Barudanmenggantikannya
denganEra Reformasi


diciptakandandimanfaatkansecarasistematikwrnrk

Total merupakankesempatan
emasbagi komunitas

memperkuatposisi negaraatasmasyarakat.Dalam

adatuntuk bangkit kembali gunamenuntutkembali

kebijakandan hukum yang demikian inilah maka

hak-hak merekayangselarnaini dirarnpasoleh rejim

realitas simbolik yang ada bukan lagi

OrdeBarudenganmemanfaatkanSentralismeHak

keanekaragaman
melainkan keseragaman.Realitas


MenguasaiNegara(selanjutnyadisebutHMN) dalarn

empirik yang mencerminkanadanyakebinekaan

Undang-undangNo. 5 tahun I 965TentangPokok-

secaraperlahan-lahan
telahdiganti denganrealitas

-pokok Agraria (selanjutnyadisebutUUPA).

simbolik kemanunggalan
negara.Tidak adakekuatan

Tuntutanmerekainilah yang akhimya memicu

danlainselainkekuatandankepentingan
negara.


munculnyaberbagaisengketaantaramasyarakatadat

Akibat dari fenomenatersebutadalahmasyarakat

denganorangataubadanhukum pemegangizin.

ataukomunitasadattelahmenjadisalahsatupihak

konsesi,ataupunhak-hak lainnyayangdiberikanoleh

yangpaling dikorbankandan dirugikan walaupun

pemerintahuntuk mengolahdan mengeksplorasi

secaraempirik merekamerupakanelementerbesar

sumber--sumber
agrariayangadadi lingkunganitu.

dalamstrukturnegaralndonesi4namundalamproses

pembuatankebijakandan hukum merekatidak

yangbersumberpadaalashak
Sengketapertanahan
yangberbedaini lazimnyadisebutsebagaisengketa

mempwryaiaksessamasekali,sehinggatuntutandan

Tenureal.(SutandyWigyo, 1999: h. I 89).

aspirasinyatidak terakomodirdalam kebijakan
ataupulrdalamprodukhukumyangada.

Berdasarkanuraian tersebutd atas maka
tulisandalanlpaperini mencobauntukmen.rbahas

Selanjutnyapada tataran implententasi pennasalahan
bagaimanaUUPA sebagaiketenruan
kebijakandanhukumyangdemikianitu akansemakin induk dalam kebijakanpertanahanmengatur
"mengasingkan"eksistensidan peranandalam we we n a n g n e g a ra u n t u k me n g a t u r d a n

Sengketa Tenureal : ReJlelcsiPertentangan
SemralisnrcHak ManguasaiNegara dalam .........

149

Ac hrnad Basuki

PERSPEKTIF Yolunrc VII No.3 Tahun 2002 Edi.siJuli

angkatennasukkekayaanalamyangterkandung
di dalamnyaitu padatingkatantertinggidi kuasai
oleh negara,sebagaiorganisasikekuasaan
selumhrakyat".

menyelenggarakanperuntukan,penggunaandan
persediaantanah sehinggadalam praktek banyak
menimbulkanpermasalahan,di antaranyaadalah
sengketatenueal .
selanjutnyaakan dapat diformulasikan kembali


Sentralismekekuasaansebagaimana
'dimaksuddalampasal2 ayat( I tersebutapabila
)
dikaji secarahistoristidak bisadilepaskandarikuatnya

bagaimanaTIUPA dibangun(reform) sesuaidengan

pengaruhsosialismetotoliter yang berkembang

corakrealitasmasyarakatyang majemuk.

pada,pembentukan
UUPA.

Dengantelaahkritis atasUUPA tersebut,

Setelahnegaraberhasil"menguasai"seluruh
PEMBAHASAN

sumber-sumberagraria. selanjutnyanegara


UUPA: LandasanKebijakan Agraria Yang

mengadakanpengaturandan penyelenggaraan

Sentralistik

mengenaipengadaan
peruntukandanpemanfaatan

Undang-undang
No. 5 tahun1960tentang

pengadaanperuntukandan pemanfaatansumber-

Pokok-PokokAgraria adalahproduk perundang-

sumberagraria.Oleh karenaitu dalampasal2 ayat

undanganyang dibuat untuk mengubahkarakter

(2) ditegaskan:

hukumkolonialdi bidangagraria,menujuhukum

"Hak menguasaidari negaratermaksudayat( I )

agrariayang sesuaidengan bentuk dan cita-cita

pasalini memberiwewenanguntuk :

NegaraKesatuanRepublikIndonesra.

l.

O l eh karena itu pembentuk UUP A

Me n g a t u r d a n me n y e le n g g a r a k a n
peruntukan,penggunaanpersediaandan

bermaksuduntuk membawarakyatke arahkeadilan

pemeliharaan
-bumi,airdanruangangkasa

sosial,kemakmurandankemajuanmelaluipenataan

tersebut.

peruntukan.pengelolaan
ulangmengenaipengrrasaan,

2. Menentukandan mengaturhubungan-

danpernanfaatan
sumber-sumberagraria.Maksud

hubmganhukumantaraorang-orang
dengan

pembentukUUPA itu tercermindari langkah

burni.air danruangangkasadan

sentralisasi
kekuasaan
di bidangagrariake tangan

3. Menentukandanmengaturhubunganhukum

yangdalamprakteknyadilaksanakan
negara,
oleh

antara orang-orang dan perbuatan-

pemerintah(pusat).Hal ini tampakdari rumusanpasal

perbuatan
hukummengenai
bumi,air dan

2a ya t( 1) :
"Atasdasarketenruan
pasal33 ayat(3) UndangundangDasar.danhal-halyangsebagaiyang
pasalI , bumi,air. danruang
dir.naksud
dalan.r

ruangangkasa.

SengketoTenureal : Refeksi Pcrtentangan
SenlralisnrcHah llcnguasai Negaro dalun .. .- . .

Banyakpendapatyangmengatakan
bahwa
ketentuanpasal2 ayat(2) tersebutmerupakantafsir

150

Achnad Basuki

PERSPEKTIFVolunteVII No.3Tahun2002 EdisiJuli

dari pasal2 ayat( I ) bahwanegarabukanmerupakan

Pasal33 ayat(3) UUD 1945 menyatakan

pemilik (domein)dari segalasumber-sumberagraria,

bahwa:
"Bumi dan air dan kekayaanalam yang
melainkansebatassebagaipenguasa(beheerder).
terkandungdi dalamnyadikuasaiolehnegaradan
Oleh karenaitu secaraprinsipil sebenamya
d ip e rg u n a k a n u n t u k s e b es a r-b es a rny a
pemilikan hak atastanahbesertasumber-sumber
kemakmuran
raliyat"
agrarialainnyadikembalikanmenurutasasdanpraktik
KonsepNegaramenguasaibumi, air dan kekayaan
hukumadatyangbemtnnsakerakyatandankekhasan
alamyangterkandung
di dalamnya.
dalamwacana
masing-masing.Negara,dalamhal ini pemerintah
b ia s a d is e b u t HMN me ru p a k a n la n d a sa n
hanyamemfasilitasituruk mendelegasikan
sebagian
konstitusional
dalampenguasaan
sumber-sumber
kewenanganyangdimilikinya tadi kepadakomwftas
agrariatertuangdalampasal2 ayat( l) UUPA.
adat.Hal ini tampaksecarategasdinyatakandalam
Cita+ita idealyangterkandungdalamkonsep
2 ayat(4). yaitu :
HMN adalahmenempatkannegarasebagaisenlral
"Hak menguasaidari negaratersebutdi atas
kekayaannegeriuntuk
pelaksanaannyadikuasakankepadadaerah- yangmengaturpemanfaatan
rakyat.Untuknrencapaicita-citaini
daerahswantatradan masyarakat-masyarakat kemaknruran
hukum adat, sekedardiperlukandan tidak dengantegasmengemukakanprasyaratadanya
bertentangan
dengankepentingannasionaldan
sebuah"rregarayang kuat" , karenaakanmenjadi
menurutketentuanperaturanpemerintah."
sentraldari segalahal paling tidak dalam hal
Pemahamanterhadapbeberapaketentuan
tafsir, khususnyatelah disalah tafsirkan dan

menyangkutmasalahkeagrariaan.
Di sisi lain,ide/citacita ini juga nrensyaratkan
adanyasuatubentuk

diselewengkan
olehhegemonirejim ordebaru.

"NegarayangNetral" bebasdari kepentinganlain,

UUPA tersebutdi atastelahmenimbulkanbanyak

selainuntuk kepentinganmensejahterakan
rakyat.
Konsep Hak Menguasai Negara Dalam

Padahalkenyataanyangterjaditidaklahsebagaimana

UUPA : Antara RealitasSimbolik Dan Realitas

yangdiidealkan.Realitasyangterjadinegaradalam

Empirik

melaksanakan
tugasnyaseringdiboncengioleh

kelornpokatauindividuyang
Perkembangan
politik agrariaIndonesia sejumlahkepentingan
kepcntinganmerekadengan
menemukandirumuskannyaUUPA. pembentukan mengatasnamakan
UUPA sejakawal adalahsebagaiuntbrellaprovi-

kepentingan
untulltataukepentinganrakyatalau

srbndi bidangagrariasekaligusmerupakanperaturan

kepentingan
negara.
Setelah
selarlaenar.r.r
tahunUUPA berlaku.

organikdalammelaksanakan
amanatpasal33 ayat
(3) Undang-undang
Dasar1945.
SengketaTenureal : Refleksi Pcrtentangan
SentralistreHak MenguasaiNegqta.lulan .........

padasaatpemerintah
OrdeLanrasedangberupaya
151

11