makalah pengelolaan laboratorium Di Indonesia

TUGAS
PENGELOLAAN LABORATORIUM

OLEH
NAMA

: YOSEF DONI TRIHARYANTA

NIM

: 1201061015

SEMESTER

:V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistem pendidikan sekarang, peserta didik dipacu dan dilatih untuk
mengembangkan

ketrampilan

ilmiah

seperti

mencari,

mengumpulkan,

mengamati,

bereksperimen, dan menyimpulkan data yang telah ada. Salah satu sumber belajar yang dapat

dimanfaatkan adalah laboratorium.
Laboratorium merupakan salah satu infrastruktur di sekolah dan Perguruan Tinggi yang
mendukung kegiatan belajar mengajar dan perkuliahan, seperti bidang ilmu bahasa dan ilmu
pengetahuan alam (fisika, biologi, dan kimia) di sekolah dan dalam bidang sains di
Perguruan Tinggi. Dengan adanya laboratorium kita bisa melakukan pembuktian antara teori
yang didapatkan dengan realita yang sebenarnya.
Banyak fungsi dan manfaat yang dapat diambil dari penggunaan laboratorium. Oleh
karena itu untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk
kelancaran proses belajar melajar mengajar dan perkuliahan.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Laboratorium serta Fungsi dan Manfaat Laboratorium?
2. Bagaimana cara mengelola Laboratorium?
3. Bagaimana cara mengelola dan menggunakan alat laboratorium?
4. Bagaimana Teknik Standarisasi?
5. Bagaimana cara mengenal Bahan dan membuat Larutan Standar?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan pengertian Laboratorium serta Fungsi dan Manfaat Laboratorium
2. Untuk menjelaskan cara mengelola Laboratorium

3. Untuk menjelaskan cara mengelola dan menggunakan alat laboratorium
4. Untuk menjelaskan Teknik Standarisasi
5. Untuk menjelaskan cara mengenal Bahan dan membuat Larutan Standar.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Fungsi dan Manfaat Laboratorium
a. Pengertian Laboratorium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007).
Sementara menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk
mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu
fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan
suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk
melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi,
dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau

ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain.
b. Fungsi Laboratorium
Fungsi laboratorium yaitu sebagai sumber belajar dan mengajar, sebagai metode
pengamatan dan metode percobaan, sebagai prasarana pendidikan atau sebagai wadah
dalam proses belajar mengajar.
Menurut Soejitno (1983) secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara
teori dan praktik bukan merupakan dua hal yang terpisah. Keduanya saling kajimengkaji dan saling mencari dasar.
b. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.
c. Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah
dari sesuatu obyek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.

d. Menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk
mencari dan menemukan kebenaran.
e. Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang
calon ilmuwan.
c. Manfaat Laboratorium
Dalam proses belajar mengajar kegiatan laboratorium atau praktikum juga memiliki
peran penting yang bermanfaat dalam mencapai 3 tujuan pembelajaran, antara lain:

1. Keterampilan kognitif, misalnya:


Melatih agar teori dapat dimengerti.



Agar teori dapat diterapkan pada keadaan problem nyata.

2. Keterampilan afektif, misalnya:


Belajar bekerja sama.



Belajar menghargai bidangnya.




Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri.

3. Keterampilan psikomotorik, misalnya:


Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan.



Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu.

2.2 Pengelolaan Laboratorium
a. Pengertian, Kedudukan dan Fungsi
Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan
memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium
(bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas

yang


dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya
pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun
pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa
terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan
memelihara laboratorium merupakan upaya

agar

laboratorium

selalu

tetap

berfungsi

sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk
selalu


mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan

penangannya bila terjadi kecelakaan.
b. Penanganan dan Penataan Laboratorium
1. Penanganan Laboratorium
Penanganan laboratorium secara umum adalah sebagai berikut:


Mencampur zat-zat kimia
Jangan campur zat kimia tanpa mengetahui sipat reaksinya. Jika tidak tahu
tanyakan pada orang yang mengetahuinya.



Zat-zat baru atau kurang diketahui
Berkonsultasilah bagi keamanan laboratorium sebelum menggunakan zat-zat kimia
baru atau yang kurang diketahui. Harus dicheck secara teratur semua zat-zat kimia
yang digunakan, karena mungkin menimbulkan resiko.




Membuang material-material yang berbahaya
Sebelum membuang material-material yang berbahaya harus diketahui resiko yang
mungkin terjadi. Karena itu pastikan bahwa cara membuangnya tidak
menimbulkan bahaya. Jika tidak tahu tanyakan pada orang yang mengetahuinya.
Demikian juga terhadap air buangan dari Laboratorium. Apakah ada bak
penampung khusus atau dibuang begitu saja. Sebaiknya harus ada bak penampung
khusus, karena disitu telah banyak tercemar dengan bahan-bahan kimia yang
berbahaya. Bak ini juga harus ditreatment, agar dapat dinetralisasi.



Tumpahan
Tumpahan asam diencerkan dahulu dengan air dan dinetralkan dengan CaC03 atau
soda ash, dan untuk basa dengan air dan dinetraliser dengan asam encer.
Setelahnya dipel, dan pastikan kain-kain yang digunakan bebas dari asam atau
alkali. Tumbahan minyak, harus ditaburi dengan pasir, kemudian disapu dan
dimasukkan dalam tong yang terbuat dari logam dan ditutup rapat.

2. Penataan Laboratorium

Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan
di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan
untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung makna yang
sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi
diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar kepada proses dan
langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan, begitu
pula

dengan

daerah

kerja

harus

memiliki

luas


yang

memungkinkan

pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan nyaman, di samping lalu
lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat kerja dengan mudah dan
lancar.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan perabotan
laboratorium adalah:
1. mudah dilihat
2. mudah dijangkau
3. aman untuk alat
4. aman untuk pemakai
c. Administrasi Laboratorium
Administrasi merupakan suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan
aktifitas laboratorium, supaya semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir
dengan sistematis. Komponen laboratorium yang perlu dilakukan administrasi meliputi:
1. Bangunan/Ruangan laboratorium
2. Fasilitas umum laboratorium
3. Peralatan dan bahan
4. Ketenagaan laboratorium
5. Kegiatan laboratorium
Adapun administrasi alat praktek IPA menurut sukarso (2005), terdiri dari beberapa
bagian antara lain :

1. Kartu stok adalah untuk mengetahui jumlah alat/bahan yang tersedia di
laboratorium dan tempat penyimpanannya
2. Buku inventaris, memuat catatan tentang jumlah semua macam barang yang ada di
laboratorium termasuk perabot laboratorium
3. Daftar alat/bahan sesuai LKS
4. Buku harian kegiatan laboratorium berguna untuk merekam semua kejadian dalam
kegiatan laboratorium
5. Label, memuat kode alat, nama alat dan jumlah alat dan keterangan mengenai
kondisi alat tersebut
6. Format permintaan alat/bahan, biasanya diisi oleh guru bila akan melaksanakan
kegiatan laboratorium dan diberikan kepada laboran sebelum kegiatan dilakukan
7. Jadwal kegiatan laboratorium.
d. Struktur Organisasi Laboratorium
Di Sekolah Menengah, pengelola laboratorium bertanggung jawab kepada Kepala
Sekolah. Selain pengelola laboratorium biasanya terdapat pula seorang teknisi
laboratorium. Tugas teknisi laboratorium membantu penyiapan bahan-bahan / alat-alat
praktikum, pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan.
Tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Struktur organisasi laboratorium IPA SMA
1. Kepala Sekolah
a. Memberi tugas kepada penangung jawab laboratorium IPA, penanggung jawab
mata pelajaran (fisika, kimia, dan biologi), dan laboran.
b. Memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada petugaspetugas laboratorium IPA.
c. Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA dalam hal kegiatan laboratorium
IPA.
d. Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium.
2. Wakasek Kurikulum
Membantu tugas kepala sekolah terkait kegiatan pembelajaran/praktikum di
laboratorium.

3. Wakasek Sarana dan Prasarana
Membantu tugas kepala sekolah dalam pengadaan dan pengelolaan sarana dan
prasarana laboratorium.
4. Penanggung Jawab Laboratorium
a. Mengkoordinir tenaga laboratorium dibawahnya (koordinator laboratorium dan
guru-guru IPA) dalam penggunaan laboratorium.
b. Mengusulkan dana untuk pengadaan alat dan bahan praktikum.
c. Mengatur penjadwalan penggunaan laboratorium.
d. Bertanggung jawab atas kelancaran semua kegiatan laboratorium.
e. Bertanggung jawab atas penyelidikan, pemeliharaan dan optimalisasi laboratorium.
f. Menyusun tata tertib laboratorium, program kerja laboratorium, dan

jadwal

pelaksanaan kegiatan praktikum.
g. Mengusulkan peningkatan sumber daya manusia di laboratorium pada kepala
sekolah.
5. Teknisi Laboratorium
a. Membantu tugas-tugas penangung jawab laboratorium.
b. Mengecek kelengkapan dan fungsi alat dan bahan lab serta mengawasi
pengelolaan laboratorium.
c. Bertanggung jawab atas perbaikan alat-alat yang rusak atau tidak berfungsi.
d. Melatih guru-guru IPA tentang alat-alat yang belum diketahui penggunaannya oleh
guru-guru tersebut.
e. Membantu penyiapan bahan-bahan atau alat-alat praktikum, pengecekan secara
periodik, kalibrasi serta pemeliharan alat dan bahan.
6. Koordinator Laboratorium
a. Mengkoordinir guru mata pelajaran (fisika, kimia, biologi) dalam penggunaan
laboratorium.
b.Mengusulkan kepada penanggung jawab laboratorium untuk pengadaan alat/bahan
praktikum.
c. Bertanggung jawab tentang kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan perbaikan
alat.
d.Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium.

e. Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat laboratorium.
f. Menyusun laporan pelaksanaan kegiaan laboratorium.
7. Guru Mata Pelajaran
a. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan praktikum secara teratur sesuai
bidangnya (fisika, kimia atau biologi).
b. Membimbing kegiatan praktikum.
c. Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum
Struktur Organisasi Laboratorium Ipa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kepala

Wakasek

Wakasek

Kurikum

Sarana & Prasarana
Penanggung Jawab Laboratorium

Teknisi

Koordinator

Koordinator

Koordinator

Lab. Biologi

Lab. Fisika

Lab. Kimia

Guru Biologi

Guru Fisika

Guru Kimia

Laboran

Laboran

Laboran

Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

e. Standar Design Laboratorium
Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan
laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja kepada
seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan bangunan kelas.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun laboratorium. Faktorfaktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada arah angin
yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari
penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun
pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat dengan bangunan
lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan
memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil kebakaran harus
dapat menjangkau bangunan laboratorium. Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan
pula tata letak ruangan. Ruangan laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri
dari ruang utama dan ruang-ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para
siswa atau mahasiswa melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari
ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan
alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa
maupun untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk
menyimpan bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang
penggunaannya tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga
sebuah laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan
khusus untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini
didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan kenyamanan
para pengguna laboratorium. Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh
disatukan dengan bahan kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh
disatukan dengan alat-alat yang terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang
penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100m2, 70
– 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang penyimpanan harus
dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan alat-alat atau bahan.

Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan alat-alat untuk keperluan
penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan. Contoh tata letak ruangan-ruangan
laboratorium beserta ukurannya dapat dilihat pada gambar berikut:

Contoh Design Standar Laboratorium
2.3 Pengelolaan dan Penggunaan Alat
Pengelolaan dan penggunaan peralatan Lab adalah merupakan hal yang harus diketahui
dengan pasti oleh setiap petugas Lab yang akan mengoperasikan alat tersebut. Setiap alat
yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi :
o Siap untuk dipakai (Ready for use)
o

Bersih

o Terkalibrasi
o

Tidak rusak

o Beroperasi dengan baik
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk (manual-operation), mana
tahu sesewaktu ada kerusakan kecil/atau kerusakan besar, maka buku manual ini akan dapat

dimanfaatkan oleh technician/technisi lab. Technisi Lab yang ada harus senantiasa berada di
tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan kemungkinan alat tidak beroperasi dengan
baik dapat terjadi. Bagi petugas Lab maupun tenaga skill yang ada. Dengan adanya
Manajemen Laboratorium yang baik akan tercipta pekerjaan yang mantap.
Beberapa peralatan Lab yang dimiliki kiranya dapat disusun secara teratur pada suatu
tempat tertentu/rak atau pada pelataran (bench) yang disediakan. Peralatan berfungsi untuk
melakukan suatu kegiatan pekerjaan, penelitian atau studi tertentu yang menghendaki adanya
bantuan peralatan. Karenanya alat-alat ini harus stand-by, sewaktu-waktu dapat dipakai
segera. Untuk itu alat-alat Lab harus dalam keadaan yang baik. Alat-alat ini disusun secara
teratur, sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kelompokkanlah alat-alat ini dalam
kelompok yang aman dan terkendali. Setelah habis dipakai kembali dibersihkan dan disusun
seperti semula.
Semua alat-alat ini sebaiknya diberi cover/penutup (misal plastik transparant), terutama
bag! alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak ada penutupnya akan cepat
berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang bersangkutan.
2.4 Teknik Standarisasi
Standarisasi Larutan
Cara menstandarkan larutan baku sekunder adalah sebagai berikut.
 Siapkan alat-alat untuk melakukan titrasi( Erlenmeyer, gelas kimia kecil, kaca arloji,
corong pendek, pipet gondok, buret, statip, klem buret, alas yang berwarna putih, tabung
reaksi, kertas isap, larutan indikator, larutan baku primer, dan larutan baku sekunder).
 Bilas alat-alat ukur (alat untuk mengukur volume larutan)dengan larutan yang akan
digunakan. Misalnya Buret dibilas dengan larutan baku sekunder, pipet gondok dengan
larutan baku primer. Selain itu lakukan juga pembilasan ini untuk alat-alat bantu yang
berhubungan dengan alat ukur tersebut, misalnya corong pendek dan gelas kimia kecil
berhubungan dengan buret jadi harus dibilas dengan larutan sekunder, sedangkan tabung
reaksi berhubungan dengan pipet gondok jadi harus dibilas dengan larutan baku primer.
 Isi buret dengan larutan baku sekunder(NaOH) yang akan ditentukan konsentrasinya.
(perhatikan buret dicapit dengan klem buret dan disimpan tegak pada statif harus benarbenar tegak). Cara mengisi buret adalah tuangkan larutan baku sekunder dari gelas kimia

ke dalam buret melalui corong pendek sampai sedikit di atas batas tertentu. Buka kran
buret dan biarkan cairan mengalir beberapa saat sampai bagian bawah buret(bagian kran)
terisi penuh. (perhatikan bahwa semua bagian bawah dari ukuran buret harus terisi
penuh). Keringkan bagian atas buret kemudian tanda bataskan buret pada volume tertentu
misalnya 0 cm3
 Pipet sejumlah volume tertentu dari larutan baku primer misalnya 25 cm3 asam oksalat
0,1 M dengan cara menyedot larutan baku ini menggunakan pipet gondok. Perhatikan
cara memipet larutan ini yaitu ibu jari dan jari tengah memegang pipet, sedangkan jari
telunjuk dapat bergerak bebas. Masukkan pipet pada larutan baku primer dan sedot
larutan ini sampai melewati tanda batas. Angkat pipet dengan cara ujung pipet ditutup
oleh jari telunjuk dan keringkan bagian luar pipet dengan kertas isap. Tanda bataskan
larutan dalam pipet dengan cara membuka ujung pipet yang ditutup telunjuk secara
perlahan-lahan. Setelah larutan berada pada tanda batas, ujung pipet ditutup kembali
dengan telunjuk dan pipet diangkat, lalu dipindahkan ke Erlenmeyer.Tuangkan isi dari
pipet tadi ke Erlenmeyer dengan cara pipet berdiri tegak lurus dan erlenmeyer pada posisi
miring dengan sudut kemiringan 45 º. Tunggu sampai cairan semua berpindah dan
biarkan pipet berada pada posisi seperti semula selama 30 detik(perhatikan jangan sekalikali meniup pipet). Angkat pipet dan disimpan dalam tabung reaksi. Bilas pinggiran
Erlenmeyer dengan menggunakan botol semprot, lalu teteskan 3 tetes larutan
indikator(larutan fenolftalein).
 Lakukan titrasi dengan cara meletakkan Erlenmeyer di bawah buret, jangan lupa alas
untuk titrasi harus putih. Kran buret dipegang dengan tangan kiri dan Erlenmeyer
dipegang tangan kanan. Buka kran buret dan teteskan larutan baku sekunder, ke dalam
Erlenmeyer yang berisi larutan baku primer, sambil Erlenmeyer ini digoyangkan
berlawanan arah jarum jam. Amati terus penambahan larutan ini(jangan palingkan mata
Anda dari paduan alat yang sedang Anda pegang dan jangan hentikan goyangan pada
Erlenmeyer), sampai terjadi perubahan warna dari indikator dan tutup kran dengan
segera. Baca volume larutan baku sekunder pada buret. Dan catat pada bukuMisalnya
24,5cm3
 Tuliskan data-data ini dalam tabel pengamatan dan berdasarkan data-data yang telah
dilakukan tentukan konsentrasi larutan baku sekunder.

2.5 Pengenalan Bahan dan Pembuatan Larutan Standar
a) Pengenalan Bahan
Untuk mengenali bahan-bahan kimia, dapat dilihat dari sifatnya yaitu:
1. Bahan kimia mudah terbakar.
 Pelarut dan pereaksi
 Bahan anorganik seperti
 Gas
2. Bahan kimia pengoksidasi.
suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi dapat menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan lainnya.
3. Bahan kimia mudah meledak.
suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia
dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi,
sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
4. Bahan radioaktif.
bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar radioaktif dengan
aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Suatu bahan kimia dapat
termasuk diantara satu atau lebih golongan di atas karena memang mempunyai sifat
kimia yang lebih dari satu sifat
5. Bahan korosif dan penyebab korosi.
bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak
dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Menyebabkan cacat permanen pada jaringan
tubuh yang terkena bahan korosif. Bahan yang dapat menimbulkan rasa nyeri yang
dapat menyebabkan imflamasi pada kulit.
6. Bahan beracun (toksik)
bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan atau kontak lewat kulit.

b) Pembuatan Larutan Baku (Larutan Standar)
Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.
Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus
berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet volumetri dan
ditempatkan di erlenmeyer.
a. Larutan baku primer
Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui
secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat digunakan untuk
menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung
melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi
tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu.
Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam benzoat.
Syarat-syarat larutan baku primer :
 Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110120 derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak
dapat dipenuhi oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan airpermukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.)
 Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini menunjukkan
bahwa zat tak boleh higroskopik, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi
karbondioksida.
 Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan kepekaan
tertentu.
 Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen yang
besar.
 Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih.
 Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan langsung.
b. Larutan baku sekunder
Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena
berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan

pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode titrimetri.
Contoh: AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2
Syarat-syarat larutan baku sekunder :
 Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
 Mempunyai berat ekivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
 Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan percobaan maupun
pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain,
yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lainlain, yang berfungsi sebagai wadah dalam proses pembelajaran. Tujuan dari laboratorium
sendiri yaitu keterampilan kognitif, keterampilan afektif, dan keterampilan psikomotorik.
Pada dasarnya pengelola laboratorium merupakan tanggung jawab bersama milik
pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki
kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur memelihara, dan mengusahakan
keselamatan kerja. Pengelolaan dan penggunaan peralatan Lab merupakan hal yang harus
diketahui dengan pasti oleh setiap petugas Lab yang akan mengoperasikan alat tersebut.
Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus benar-benar dalam kondisi siap untuk
dipakai(Ready for use), bersih, berkalibrasi, tidak rusak, beroperasi dengan baik.
Di dalam laboratorium terdapat bahan-bahan kimia, dan untuk mengenalinya kita dapat
melihat dari sifat-sifatnya yaitu bahan kimia yang mudah terbakar, bahan kimia
pengoksidasi, bahan kimia mudah meledak, bahan radioaktif, bahan korosif dan penyebab
korosii, dan bahan beracun(toksik). Jika kita memperhatikan dengan baik sifat-sifat dari
bahan-bahan tersebut maka kecelakaan saat melakukan praktikum dapat diminimalisir.
Larutan baku/ larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui.
Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan buret, yang sekaligus
berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku.
B. Saran
Sebagai pengelola dan pengguna laboratorium, kita wajib menjaga dan

merawat

laboratorium itu sendiri agar semua kegiatan di dalam laboratorium dapat berjalan dengan
lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5