BUDAYA KERJA ORGANISASI PEMERINTAH

BUDAYA KERJA
ORGANISASI
PEMERINTAH
Oleh :
Dr. Ir. ALI HANAFIAH MUHI, MP

What is Organization ?
ORGANISASI
adalah suatu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara
sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk
mencapai tujuan bersama (Stephen P. Robbins, 1994).


Dikoordinasikan secara sadar, di sini mengandung pengertian

manajemen, merupakan salah satu fungsi manajemen.

Kesatuan sosial, berarti bahwa organisasi terdiri dari orang-orang/
sekelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi tidak
begitu saja timbul melainkan telah dipikirkan, dengan demikian pola

interaksi harus diseimbang dan diselaraskan untuk meminimalkan
keberagaman dan keberlebihan (redundancy) dengan tetap memastikan
bahwa tugas-tugas dilaksanakan dan diselesaikan.
 Batasan yang relatif dapat diidentifikasi, karena batasan dapat


berubah dalam kurun waktu tertentu. Maka batasan yang nyata harus
ada agar kita dapat membedakan antara anggota dan bukan
angggota. Batasan cenderung dicapai melalui perjanjian yang eksplisit
maupun implisit antara para anggota dengan organisasi.



Bekerja atas dasar yang terus menerus,

Orang-orang dalam sebuah organisasi mempunyai ikatan
yang relative terus-menerus (bukan berarti seumur hidup).
Dimana organisasi menghadapi perubahan yang konstan
didalam keanggotaannya. Selama menjadi anggota, mereka
berpartisipasi secara relatif teratur. Biasanya mereka

memperoleh imbalan/penghargaan dari organisasi.


Mencapai tujuan tertentu,

Dimana tujuan tersebut adalah tujuan organisasi yang
biasanya tidak dapat dicapai oleh individu yang bekerja
sendiri, tujuan dicapai dengan usaha kelompok secara
bersama.


Adanya pola interaksi antar anggota kelompok secara formal.
Perlu adanya struktur organisasi yang menetapkan siapa
melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi serta pola
interaksi. Sebuah struktur organisasi mempunyai komponen :
kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi.



Kompleksitas,

Mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam
organisasi, termasuk di dalammnya spesialisasi, tingkat
pembagian kerja, jumlah tingkatan hierarki organisasi, serta
sejauhmana unit-unit organisasi tersebar secara geografis.



Formalisasi,
Sejauhmana organisasi menyandarkan diri pada
peraturan/prosedur untuk mengatur perilaku para anggotanya,
dan sejauh mana pekerjaaan dalam organisasi itu
distandardisasikan.



Sentralisasi,
Mempertimbangkan dimana letak pusat pengambilan
keputusan/dimana pengambilan keputusan disentralisasikan.
Dimana memperhatikan penyebaran kekuasaan untuk
membuat keputusan dalam organisasi. Tidak ada kesangsian

bahwa wewenang formal merujuk pada hak-hak formal yang
melekat pada posisi manajerial untuk memberi perintah dan
mengharapkan perintah tsb dipatuhi, sentralisai pengambilan
keputusan mencakup mereka yang mempunyai
kekuasaan/kewenangan formal.

ORGANISASI PEMERINTAHAN
 Organisasi

yang menyelenggarakan aktivitas dalam
rangka pememenuhan kebutuhan masyarakat,
lebih berorientasi utk mencapai tujuan sosial-politis
yang lebih besar (non-profit oriented) daripada
tujuan ekonomis (profit oriented). Dikenal dengan
sebutan Instansi Pemerintah (Milik Negara).

 Artinya,

aktivitas (kerja) yang dilakukan oleh
instansi pemerintah (milik negara) tidak didasarkan

oleh pertimbangan untuk memperoleh keuntungan
semata, melainkan lebih banyak berdasarkan pada
pertimbangan untuk mewujudkan keadilan sosial
bagi masyarakat.

ORGANISASI PEMERINTAHAN
 Cirinya

:
a. Asumsinya bahwa pengguna layanan lebih dilihat posisinya
sebagai warga negara daripada hanya dilihat sebagai
pengguna layanan semata.
b. Hubungan antara pemberi layanan dan masyarakat tidak
semata dilihat sebagai hubungan antara penjual dan
konsumennya.
c. Hubungan antara pemberi layanan dan konsumen dapat
dilihat sebagai hubungan yang bersifat resiprokal antara
penarik pajak (pemerintah) dan pembayar pajak (warga
negara).
d. Hubungan tersebut tidak sebatas resiprokal pajak, akan

tetapi lebih merupakan komitmen bersama.
e. Hubungan pemerintah dan warga negara yang dilayani
memiliki landasan fundamental yang ditandai oleh adanya
komitmen bersama antara pemerintah dan rakyat untuk
membangun suatu negara.

PERSPEKTIF ORGANISASI BIROKRATIS
7 KONSEP BIROKRASI
1. BIROKRASI SEBAGAI ORGANISASI RASIONAL
Suatu mekanisme sosial yang memaksimumkan efisiensi dan
administrasi, serta memiliki bentuk organisasi yang khas.
2. BIROKRASI SEBAGAI INEFISIENSI ORGANISASI
Susunan manifestasi kelembagaan yang cenderung ke arah
infleksibilitas dan depersonalisasi (intropersi atau ketertutupan,
terlalu menekankan pada umur atau senioritas).
3. BIROKRASI SEBAGAI KEKUASAAN YANG DIJALANKAN OLEH
PEJABAT
Suatu sistem kontrol pemerintahan yang sepenuhnya berada di
tangan pejabat dengan kewenangannya.


PERSPEKTIF ORGANISASI BIROKRATIS
4. BIROKRASI SEBAGAI ADMINISTRASI NEGARA
Suatu kelompok manusia yang menjalankan fungsi tertentu yang
dianggap penting oleh suatu masyarakat (negara).
5. BIROKRASI SEBAGAI ADMINISTRASI YANG DIJALANKAN OLEH
PEJABAT
Sistem administrasi modern memiliki ciri umum, yaitu susunan pegawai
yang terdiri dari pejabat (jabatan dan hierarkhi), otoritas, diiringi dengan
pembagian dalam departemen-departemen dan menitikberatkan pada
pencatatan-pencatatan (sistem pelaporan).

6. BIROKRASI SEBAGAI SUATU ORGANISASI
Sebagai unit sosial (unity), memiliki spesialisasi, hierarkhi, otoritas,
status, rasionalitas, efisiensi, aturan, pembagian kerja, dan juga
pemilihan berdasarkan kompetensi.

7. BIROKRASI SEBAGAI MASYARAKAT MODERN
Kerangka pengaturan birokrasi yang merefleksikan struktur sosial yang
lebih luas. Sebagai keadaan tunduknya masyarakat pada pengaruh,
sikap, dan nilai-nilai dari para birokrat.


Memahami BUDAYA ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI


adalah nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas
organisasi.

BUDAYA KERJA ORGANISASI


adalah suatu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara
implisit oleh kelompok dan bagaimana kelompok tersebut
rasakan, pikirkan, bereaksi dan berperilaku terhadap
lingkungannya yang beraneka ragam.

DIMENSI BUDAYA KERJA
ORGANISASI
1. Inovasi dan Pengambilan Resiko;

Sejauhmana karyawan didorong untuk berinovasi dan
berani mengambil resiko.
2. Perhatian ke Hal yang Rinci;
Sejauhmana para karyawan diharapkan mau
memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian
yang rinci dan detail.
3. Orientasi Hasil;
Sejauhmana manajemen fokus pada hasil.
4. Orientasi Orang;
Sejauhmana keputusan/kebijakan manajemen
memperhitungkan efeknya terhadap orang-orang
dalam organisasi.

DIMENSI BUDAYA KERJA
ORGANISASI
5. Orientasi Tim;
Sejauhmana kegiatan kerja diorganisasi-kan
dalam tim-tim kerja bukan individual.
6. Keagresifan;
Sejauhmana orang-orang dalam organisasi itu

agresif dan kompetitif, dan bukan bersantai.
7. Kemantapan;
Sejauhmana kegiatan organisasi menekankan
dipertahankannya status quo sebagai lawan dari
perubahan dan inovasi.

ADA 3 FENOMENA BUDAYA KERJA ORGANISASI
1. Budaya kerja organisasi diberikan/ditularkan kepada karyawan (baru)
melalui sosialisasi;
2. Budaya kerja organisasi mempengaruhi perilaku karyawan di tempat
kerjanya;
3. Budaya kerja organisasi berlaku dalam 2 (dua) wujud, yaitu :
(1). Budaya diwakili benda-benda khusus (terlihat), yang merupakan
perwujudan fisik budaya organisasi. Seperti akronim, gaya
berbusana (uniform), penghargaan, mitos dan cerita mengenai
organisasi, upacara, ritual, perilaku yang ditunjukkan oleh para
individu anggota, dekorasi dsb.
(2). Budaya merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan yang dimiliki
oleh para anggota organisasi (tidak terlihat), dimana nilai-nilai ini
cenderung berlangsung dalam waktu yang lebih lama dan lebih

tahan terhadap perubahan. Seperti keyakinan pelayanan
berkualitas tinggi. Para karyawan dapat memberikan pelayanan
berkualitas tinggi karena pengalamannya saat berinteraksi dengan
para pelanggan atau konsumen. ///// jujur, baik, dan sebagainya.

KARAKTERISTIK PENTING BUDAYA KERJA
1. ATURAN-ATURAN PERILAKU
yaitu : bahasa, terminologi, dan ritual yang biasa dipergunakan
oleh para anggota suatu organisasi.
2. NORMA
yaitu : standar perilaku yang meliputi petunjuk bagaimana
melakukan sesuatu. Norma agama, norma sosial, norma susila,
norma adat dan sebagainya.
3. NILAI-NILAI DOMINAN
yaitu : nilai utama yang diharapkan dari organisasi untuk
dilakukan oleh para anggota. Misalnya : produk berkualitas tinggi,
layanan berkualitas tinggi, tingkat absensi rendah, produktivitas
tinggi, disiplin kerja, efisiensi, high performance work system.

KARAKTERISTIK PENTING BUDAYA KERJA
4. FILOSOFI
yaitu : kebijakan yang dipercaya/diyakini organisasi mengenai halhal yang disukai para karyawan dan pelanggan.
Seperti : “Konsumen adalah Raja”
“Kepuasan Anda adalah Harapan Kami” dll.
5. PERATURAN-PERATURAN
yaitu : aturan yang tegas dari organisasi. Semua pegawai harus
mempelajari dan mentaatinyanya agar keberadaannya dapat
diterima di dalam organisasi.
6. IKLIM ORGANISASI
yaitu : keseluruhan perasaan yang meliputi hal-hal yang bersifat
fisik. Bagaimana para anggota berinteraksi, dan Bagaimana para
anggota mengendalikan diri dalam berhubungan dengan sesama
anggota, pihak pelanggan dan pihak luar organisasi.

ELEMEN BUDAYA KERJA
ADA 3 TINGKATAN ELEMEN BUDAYA KERJA
1. ARTIFACTS
yaitu : Sesuatu yang dimodifikasi oleh manusia untuk tujuan tertentu.
Hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dirasakan. Seperti struktur,

proses, cerita-cerita, mitos, ritual, upacara seremoni, pahlawanpahlawan, dan simbol-simbol organisasi dan memiliki dampak yang
langsung dapat ditangkap secara emosional.

2. BELIEFS, VALUES, DAN ATTITUDE
yaitu : Kepercayaan, Nilai dan Perilaku. Ini baru dapat diketahui jika
kita sudah memasuki dan menyelami organisasi serta tinggal atau
berada lebih lama dalam organisasi tersebut. Biasanya menjadi acuan
bagi tiap langkah yang dilakukan oleh para anggota organisasi. Seperti

strategi, tujuan, filosofi dasar, nilai, kepercayaan, moral, etika.

3. BASIC ASSUMPTION
yaitu : Asumsi–asumsi dasar yang diyakini bersama. Asumsi-asumsi ini
baru dapat ditemui jika kita menelusuri sejarah organisasi tersebut.
Hal-hal yang dianggap normal/kebiasaan/sudah diterima dan penting
dalam membawa kesuksesan organisasi. Ada 5 (lima) dimensi Basic

Assumption.

ELEMEN BUDAYA KERJA

ARTIFACTS

BELIEFS, VALUES, ATTITUDE

BASIC ASSUMPTION

Gambar : ELEMEN-ELEMEN DASAR BUDAYA
KERJA ORGANISASI

ADA 5 (LIMA) DIMENSI TERKAIT BASIC
ASSUMPTION
1. Humanity’s Relationship To Its Environment
yaitu : Hubungan dengan Lingkungannya. Organisasi merubah
lingkungan, atau lingkungan yang akan merubah organisasi.
2. The Nature of Reality and Truth
yaitu : Cara pandang terhadap kebenaran. Ada organisasi
memandang dogma murni berdasarkan tradisi/kebijaksanaan yang
ditunjukkan para pemimpin. Ada organisasi yang menganggap
dlm memecahkan masalah perlu proses rasional berdasarkan
peraturan dan prosedur lainnya. Ada organisasi yang menganggap
jika sesuatu bekerja, maka itulah kepercayaan.
3. The Nature of Human Nature
yaitu : Konsep tipe manusia, terdiri dari 2 (dua) kelompok. Manusia
tipe X, cenderung bersifat pemalas (kurang memiliki motivasi diri).
Manusia tipe Y, biasanya memiliki motivasi diri yang tinggi.

ADA 5 (LIMA) DIMENSI TERKAIT BASIC
ASSUMPTION
4. The Nature of Human Activity
yaitu : Prinsip manusia terhadap tugas. Ada orang yang mampu
menyelesaikan tugas yang dibebankan dengan menjadi orang
yang practive achievers. Ada orang yang mementingkan untuk
menyelaraskan/menjaga hubungan baik dengan orang lain. Ada
yang berpegang pada norma kekeluargaan.
5. The Nature of Human Relationship
yaitu : Bagaimana tiap orang berinteraksi satu sama lain dalam
organisasi. Misalnya, ada organisasi yang menganggap kerja
individu lebih penting daripada Team Work. Ada organisasi yang
memandang pola Team Work lebih penting.

MODEL ETIKA BERPERILAKU DI TEMPAT KERJA
PENGARUH BUDAYA
 Keluarga
 Pendidikan
 Agama
 Media Massa
PENGARUHORGANISASI
 Kode Etik
 Budaya Organisasi
 Model Peran
 Tekanan untuk Mencapai
Hasil yang Diharapkan
 Sistem Reward-Punishment

PENGARUH
 Ekonomi
 Politik
 Hukum

Peran yang
Diharapkan

INDIVIDU
 Kepribadian
 Nilai
 Prinsip Moral
 Sejarah Hidup
 Gender

Perilaku
Etis

BUDAYA KERJA TERKAIT DENGAN KINERJA
1. BUDAYA YANG KUAT (STRONG CULTURE)
Budaya yang kuat diasosiasikan dengan kinerja yang unggul, karena
pada strong culture hampir semua manajer memiliki seperangkat nilai
dan metode yang konsisten dalam menjalankan aktivitas (kerja)
organisasi. Karyawan mau tidak mau harus mengadopsi nilai-nilai tersebut
secara cepat. Anggota organisasi yang melanggar nilai/norma-norma yang
berlaku akan mendapat koreksi dari atasan, rekan sejawat atau
bawahannya.

2. BUDAYA ADAPTIF
Budaya yang dapat mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan. Mengembangkan pendekatan yang berorientasi keberanian
mengambil resiko, kepercayaan (menumbuhkan sikap saling percaya),
proaktif terhadap kehidupan organisasi, spirit, bersikap reseptif dan
antisipatif terhadap perubahan serta inovatif. Budaya adaptif cenderung
mendorong kinerja yang unggul.

PERBANDINGAN BUDAYA ADAPTIF DAN TIDAK ADAPTIF
BUDAYA ADAPTIF
Manajemen :

BUDAYA TDK ADAPTIF
Manajemen :

 Memiliki kepedulian thd
 Hanya peduli pada dirinya
kepuasan pelanggan dan
sendiri, kelompok kerja
stakeholders
terdekat, atau beberapa
NILAI INTI
 Menghargai orang-orang
produk yang diasosiasikan
dengan kelompoknya saja.
dan proses yang dapat
 Menghargai keteraturan
menciptakan dan
dan menghindar resiko.
mengantisipasi perubahan
Manajemen :
 Memberikan perhatian
lebih terhadap seluruh
konstituennya, terutama
PERILAKU
pelanggan.
UMUM
 Mengambil inisiatif
perubahan pada saat
diperlukan walaupun
harus mengambil resiko.

Manajemen :
 Cenderung berfikir sempit,
politis dan birokratis.
 Tidak mengubah strategi
mereka dengan cepat
guna mengambil manfaat
dari perubahan
lingkungan.