Laporan Prakti kum Fisika Keperawatan

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
KEPERAWATAN

OLEH

NAMA : WD MERRI MUSDALIFAH

NIM : (2014.176)
KELAS : ASOKA
KELOMPOK 2

AKPER BUTON
2014

A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tekanan darah pasien
2. Membedakan prosedur pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter digital dan
manual

B. Landasan Teori

Darah itu sangat penting artinya bagi tubuh Anda. Agar kita dapat hidup dan terus hidup
dengan nyaman, darah harus terus mengalir tanpa henti ke semua bagian-bagian tubuh kita.
Untuk itu, Tuhan telah menciptakan bagi tubuh kita apa yang disebut dengan sistem
peredaran darah. Pusat dari sistem peredaran darah ini adalah sebuah “pompa ganda” yang
terbuat dari seonggok daging berongga seukuran kepalan tangan kita, dengan berat lebih
kurang 300 gram. Kita menyebutnya dengan jantung dan orang Yunani menye-butnya kardia.
Jantung atau kardia inilah yang memompa darah melalui “pipa-pipa” beragam ukuran
diameter dan panjangnya yang disebut pembuluh darah atau vaskular. Maka, para dokter
menyebut sistem peredaran darah dengan sebutan sistem kardiovaskular.
Pembuluh darah atau “pipa-pipa” ini secara keseluruhan sangat panjang – jika disambungsambung panjangnya mencapai 100 ribu kilometer atau dua setengah kali keliling bumi.
Secara otomatis “pipa-pipa” ini juga dapat menguncup dan mengembang mengikuti irama
pompa dari jantung.
Darah yang membawa oksigen dan nutrisi serta
sampah/ limbah dapat mengalir atau beredar ke seluruh
bagian-bagian tubuh karena adanya tekanan yang
menggerakkan. Tekanan itu berasal dari kerja pompa
jantung. Setiap kali jantung menekan (berkontraksi),
darah terdorong mengalir menyusuri pembuluhpembuluh darah. Pada saat itu juga tekanan (kontraksi)
tadi menekan pula dinding pembuluh darah. Tekanan
dalam pembuluh darah pada saat jantung berkontraksi

disebut tekanan darah sistolik. Tekanan pada dinding
pembuluh darah menurun sampai pada batas tertentu
pada saat jantung mengendur (rileks). Tekanan dalam
pembuluh darah pada saat jantung rileks disebut
tekanan darah diastolik.
Jadi, yang dimaksud dengan tekanan darah adalah
tekanan yang terdapat dalam pembuluh darah.
Besarnya tekanan itu diukur dengan seberapa kuat
ia dapat menekan naik air raksa (Hg) yang ada dalam tabung pengukur tekanan darah. Oleh
karena itu satuan tekanan darah adalah mmHg, yaitu berapa milimeter air raksa (Hg) dalam
tabung pengukur tekanan darah dapat ditekan naik.

Tekanan itu sangat penting artinya, sebab dialah yang menyebabkan darah dapat mengalir
sampai di seluruh bagian-bagian tubuh dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat.
Kekuatan jantung memompa harus diimbangi dengan menguncup dan mengembangnya pipapipa pembuluh darah. Jika pembuluh darah mengalami gangguan, misalnya mengalami
pengerasan atau penyumbatan, maka jantung harus memompa lebih kuat lagi. Hal ini tentu
akan memperberat kerja jantung.
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan alat yang disebut sphygmomanometer. Mula-mula
dipasang manset (sabuk) di lengan atas orang yang hendak diukur tekanan darahnya, tepat di atas
lipatan siku. Sambil mendengarkan denyut nadi menggunakan stetoskop, tekanan di dalam

manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar.
Setelah itu, perlahan-lahan tekanan dalam manset diturunkan,
dengan cara mengendurkan (membuka) kran penutup udara pada
pompa secara perlahan-lahan. Air raksa dalam sphygmomanometer
pun perlahan-lahan turun. Pada saat denyut nadi terdengar lagi,
tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan
darah sistolik. Pengenduran (pembukaan) kran dilanjutkan,
sehingga tekanan dalam manset terus turun, dan air raksa dalam
sphygmomanometer pun terus turun. Pada saat itu, denyut nadi
akan terdengar lebih jelas, untuk kemudian melemah dan melemah,
sampai akhirnya tidak terdengar. Ketika denyut nadi melemah,
tinggi air raksa dalam sphygmomanometer menunjukkan tekanan
darah diastolik.
Pengukuran tekanan darah dengan sphygmomanometer sampai saat ini dianggap cara yang
paling baik, karena ketepatannya (akurasinya). Oleh karena itu hasil pengukuran dengan
sphygmomanometer digunakan sebagai standar dalam memastikan ketepatan (akurasi) alat
pengukur lain. Namun demikian, pengukuran tekanan darah dengan sphygmomanometer
memang tidak mudah.
Ha-hal yang perlu diperhatikan :
Beberapa hal yang perlu diketahui berkaitan dengan pengukuran tekanan darah, yaitu bahwa

hasil pengukuran tekanan darah bisa “tidak benar” akibat minum kopi atau minuman beralkohol
akan meningkatkan tekanan darah dari nilai sebenarnya. Demikian juga merokok, rasa cemas
(tegang), terkejut, dan stress. Ingin kencing, karena kandung kemih penuh, juga dapat
meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, sebelum melakukan pengukuran tekanan darah,
sebaiknya:
a. Buang air kecil terlebih dahulu (kosongkan kandung kemih).
b. Tidak minum kopi atau minuman beralkohol, dan tidak merokok.
c. Sebaiknya tenangkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan duduk santai selama lebih kurang
lima menit. Duduklah dengan menapakkan kaki di lantai atau di injakan kaki dan sandarkan
punggung. Injakan kaki dan sandaran punggung akan membantu untuk rileks dan memberikan
hasil pengukuran tekanan darah yang lebih akurat.
Agar pengukuran tekanan darah yang dilakukan hasilnya valid, maka harus diperhatikan validitas
alat pengukuran tekanan darah, terutama alat pengukur tekanan darah di Rumah (ATDR).

Klasifikasi
Tekanan Darah
Tekanan Darah
< 120/< 80 mmHg
120 – 139/80 – 90 mmHg
140 – 150/90 – 99 mmHg

> 160/ >100 mmHg
> 140 / < 90 mmHg

Klasifikasi Tekanan Darah
Normal
Prehipertensi
Hipertensi Derajat 1
Hipertensi Derajat 2
Hipertensi Sistolik Terisolasi

Alat dan Bahan:
Alat dan Bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah :
No
1
2
3

Nama Alat dan Bahan
Tensimeter Manual
Tensimeter Digital

Stetoskop

Spesifikasi
1 buah
1 buah
1 buah

Keterangan

C. Prosedur Percobaan
1. Cara Pengukuran menggunakan Tensi Meter Digital:
1). Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat.

2). Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, responden sebaiknya menghindar
kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal 30 menit
sebelum pengukuran. Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5- 15 menit sebelum
pengukuran.
3). Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan
dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk.


4). Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak
kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kanan responden di atas meja sehinga
mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung responden.
5). Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kanan responden dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran. Apabila
responden menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan baju ke atas
tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat aliran darah
di lengan.
6). Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas.
Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet.
7). Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dihalaman berikut.

8). Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran akan
muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis.
9). Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat,
maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.

2. Prosedur penggunaan manset
1). Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.
2). Perhatikan arah masuknya perekat manset.

3). Pakai manset, perhatikan arah selang.

4). Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi lengan terbuka keatas.

5). Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset.
6). Menghasilkan pengukuran yang akurat.
7). Pada formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.
8). Pengukuran dilakukan dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit
dengan melepaskan mancet pada lengan.

9). Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg, ulangi
pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 menit dengan melepaskan mancet pada
lengan.
10). Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi
berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
3.

Pengukuran Tekanan Darah dengan Tensimeter manual
1. Duduk dengan tenang dan rileks sekitar 5 (lima) menit
2. Jelaskan manfaat rileks tersebut, yaitu agar nilai tekanan darah yang terukur adalah

nilai yang stabil
3. Pasang manset pada lengan dengan ukuran yang sesuai, dengan jarak sisi manset
paling bawah 2,5 cm dari siku dan rekatkan dengan baik, seperti gambar berikut
4. Posisikan tangan di atas meja dengan posisi sama tinggi dengan letak jantung.
5. Bagian yang terpasang manset harus terbebas dari lapisan apapun.

6. Pengukuran dilakukan dengan tangan di atas meja dan telapak tangan terbuka ke atas.
7. Rabalah nadi pada lipatan lengan, pompa alat hingga denyutan nadi tidak teraba lalu
dipompa lagi hingga tekanaan meningkat sampai 30 mmHg di atas nilai tekanan nadi
ketika denyutan nadi tidak teraba

8. Tempelkan steteskop pada perabaan denyut nadi, lepaskan pemompa perlahan-lahan
dan dengarkan suara bunyi denyut nadi.
9. Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika suatu denyut nadi yang pertama
terdengar dan tekanan darah diatolik ketika bunyi terakhir denyut nadi.
10. Sebaiknya pengukuran dilakukan 2 kali. Pengukuran ke-2 setelah selang waktu 2
(dua) menit.
11. Jika perbedaan hasil pengukuran ke-1 dan ke-2 adalah 10 mmHg atau lebih harus
dilakukan pengukuran ke-3.
12. Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat dilakukan dengan posisi

berbaring, dan catat kondisi tersebut di lembar catatan.
a. Manset tensimeter dipasang (diikatkan) pada lengan atas. Manset sedikitnya harus
dapat melingkari 2/3 lengan atas dan bagian bawahnya sekitar 2 jari di atas daerah
lipatan lengan atas untuk mencegah kontak dengan stetoskop. Stetoskop
ditempatkan pada lipatan lengan atas (pada arteri brakhialis pada permukaan
ventral/depan siku agak ke bawah manset tensimeter).
b. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam tensimeter dinaikkan dengan
memompa sampai tidak terdengar lagi. Kemudian tekanan di dalam tensimeter
diturunkan pelan-pelan.
c. Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, baca tekanan yang tercantum
dalam tensimeter, tekanan ini adalah tekanan atas (sistolik).
d. Suara denyutan nadi selanjutnya menjadi agak keras dan tetap terdengar sekeras itu
sampai suatu saat denyutannya melemah atau menghilang sama sekali. Pada saat
suara denyutan yang keras itu melemah, baca lagi tekanan dalam tensimeter,
tekanan itu adalah tekanan bawah (diastolik).
e. Tekanan darah orang yang diperiksa adalah rata-rata pengukuran yang dilakukan
sebanyak 2 kali.

D. Data Pengamatan
Kelompok : 2

Ruangan

: Asoka

Tanggal

: 27 Desember 2014

No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Responden
Tn.Rahmat.R.
Ny.Hajriati
Ny.Vela Trishia
Tn.Ali Husri
Tn.Syuwarno L.Tala
Ny.Julaeha
Ny.Wd.Merri.M

125
80
100
120
100
100
100

Tekanan Darah
Sistole
Distole
120 120 70
70
80
90
60
50
90
90
50
60
120 120 60
80
100 110 60
50
100 100 60
60
110 110 70
80

70
60
60
70
60
60
70

Tekanan Rata-Rata
Sistole
Distole
121
70
83
56
93
53
120
70
103
56
100
60
106
73

E. Analisis Data
Untuk memperoleh nilai rata-rata Sistole digunakan rumus
[(Sistole 1+Sistole 2+Sistole 3) : 3 ]
dan untuk memperoleh nilai rata-rata Distole digunakan rumus
[(Distole 1+Distole 2+Distole 3) : 3]
 Tekanan darah Tn.Rahmat pada pengukuran sistolenya di peroleh [(125+120+120) : 3] =
121 , sedangkan pada pengukuran distolenya di peroleh [(70+70+70) : 3] = 70
Jadi,tekanan darah rata-rata Tn.Rahmat diperoleh sistole 121 dan distole 70
 Tekanan darah Ny.Hajriati pada pengukuran sistolenya di peroleh [(80+80+90) : 3] =
83 , sedangkan pada pengukuran distolenya di peroleh [(60+50+60) : 3] = 56
Jadi,tekanan darah rata-rata Ny.Hajriati diperoleh sistole 83 dan distole 56
 Tekanan darah Ny.Vela Trishia pada pengukuran sistolenya di peroleh [(100+90+90) : 3]
= 93 , sedangkan pada pengukuran distolenya di peroleh [(50+60+60) : 3] = 53
Jadi,tekanan darah rata-rata Ny.Vela Trishia diperoleh sistole 93 dan distole 53
 Tekanan darah Tn.Ali Husri pada pengukuran sistolenya di peroleh [(120+120+120) : 3]
= 120 , sedangkan pada pengukuran distolenya di peroleh [(60+80+70) : 3] = 70
Jadi,tekanan darah rata-rata Tn.Ali Husri diperoleh sistole 120 dan distole 70
 Tekanan darah Tn.Syuwarno L.Tala pada pengukuran sistolenya di peroleh
[(100+100+110) : 3] = 103 , sedangkan pada pengukuran distolenya di peroleh
[(60+50+60) : 3] = 56
Jadi,tekanan darah rata-rata Tn.Syuwarno L.Tala diperoleh sistole 103 dan distole 56
 Tekanan darah Ny.Julaeha pada pengukuran sistolenya di peroleh [(100+100+100) : 3] =
100 , sedangkan pada pengukuran distolenya di peroleh [(60+60+60) : 3] = 60
Jadi,tekanan darah rata-rata Ny.Julaeha diperoleh sistole 100 dan distole 60
 Tekanan darah Ny.Wd.Merri.M pada pengukuran sistolenya di peroleh
[(100+110+110) : 3] = 106 , sedangkan pada pengukuran distolenya di peroleh
[(70+80+70) : 3] = 73
Jadi,tekanan darah rata-rata Ny.Wd.Merri.M diperoleh sistole 106 dan distole 73

F. Pembahasan
Tekanan darah adalah tekanan yang terdapat dalam pembuluh darah. Tekanan itu sangat
penting artinya, sebab tekanan darah yang menyebabkan darah dapat mengalir sampai di seluruh
bagian-bagian tubuh dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat. Dan pengukuran tekanan
darah dilakukan dengan menggunakan alat sphygmomanometer baik itu digital maupun manual.
Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan Darah
< 120/< 80 mmHg
120 – 139/80 – 90 mmHg
140 – 150/90 – 99 mmHg
> 160/ >100 mmHg
> 140 / < 90 mmHg

Klasifikasi Tekanan Darah
Normal
Prehipertensi
Hipertensi Derajat 1
Hipertensi Derajat 2
Hipertensi Sistolik Terisolasi

Dari praktikum yang saya lakukan di dapatkan bahwa tekanan darah tertinggi

Kesimpulan
 Dari hasil praktikum yang kami lakukan di dapatkan bahwa tekanan darah rata-rata
kelompok kami normal . Tekanan sistole tertinggi adalah 121mmHg dan yang terendah
adalah 83 mmHg dimana tekanan sistole normal adalah < 120 mmHg , dan tekanan
distole tertinggi adalah 73 mmHg dan yang terendah adalah 53 mmHg dimana tekanan
distole normal adalah < 80 mmHg
 Pada pengukuran dengan menggunakan tensi meter digital tekanan darah orang yang
diperiksa adalah rata-rata pengukuran yang dilakukan sebanyak 2 kali sedangkan tensi
meter darah digital menghasilkan pengukuran yang akurat , karena tensimeter digital
memiliki sensivitas tertinggi dibanding tensimeter manual

Saran
Saran saya agar dapat melakukan praktikum yang baik. Mungkin dosen pembimbing
kami dalam melakukan praktek alangkah lebih baiknya kami di berikan ruangan yang baik dan
tenang. Seperti misalnya, untuk melakukan praktek di gunakan ruangan Laboratorium. Sehingga
kami dalam melakukan kegiatan praktek agar lebih fokus dan tidak terganggu dengan suarasuara yang terdengar di sekitar ruangan kelas kami.

Daftar Pustaka
Sumber:
Kementerian Kesehatan, 2013. Panduan Peringatan Hari Kesehatan Sedunia 7 April 2013.
Jakarta:Kemenkes RI
Perhimpunan Hipertensi Indonesia. 2012. Kenalilah Tekanan Darah Anda. Jakarta: Direktorat
Penyakit tidak Menular Kemenkes RI.
Yuda Turana, 2014. Bagaimana Mengukur Tekanan Darah Yang Benar.
http://www.medikaholistik.com/medika.html?
xmodule=document_detail&xid=219&ts=1417415144&qs=health (Diedit, 02 Desember 2014).