Warta Teresa_201005_09Mei10.pdf

  No. 329/Thn. VI/09 Mei2010

Warta Mingguan – Umat Paroki I bu Teresa Th. C/ I I – Hari Minggu Paskah VI

Tema Minggu I ni: Dengan Langkah-Langkah Batin" (Yoh 14:23-29)

  Inside This Issue: Liputan Utama………………… 2 I man Katolik..…………………

  3 Berita Seputar Paroki………

  4 Sejenak Tersenyum………… 5 Renungan………………………

  5 I nfo Kategorial………………… 6 Mengenal Orang Kudus……

  7 Orang Muda Katolik………… 8 Kalender Liturgi………………… 8 Warta Paroki…………………… 9 Jadwal Pelayanan……………… 10

  Penasihat: Romo Y. Natalis, Pr. Redaksi: Andreas E. S., Arifin, Bambang S. W., Mutiara I man…………………… 11

  Caecilia,Fridus RM, Martinus, Theresia N., Yeni , Steven F., Dessy, Nancy Email

  Redaksi: wartaku_teresa@yahoo.com

LIPUTAN UTAMA

  

Sarasehan Seksi Kerasulan Keluarga

Paroki Ibu Teresa Cikarang

  Hidup berkeluarga adalah suatu panggilan hidup yang ditanamkan oleh Allah dalam diri orang-orang yang dipanggil untuk menjalani kehidupan seperti itu. Bagi mereka yang dipanggil oleh Allah untuk menjalani bentuk kehidupan ini pasti juga dikaruniai rahmat yang memungkinkan mereka mampu menjalani panggilan itu dengan penuh sukacita sehingga mengalami kegembiraan dan kebahagiaan dalam hidup. Menyadari kenyataan itu, perlu diusahakan sejumlah hal yang kiranya membantu suami-istri menghayati hidup perkawinan dengan lebih baik. Dalam rangka hal inilah Seksi Kerasulan Keluarga berdiri. Tugas Seksi Kerasulan Keluarga (SKK) menurut Pedoman Rumah Tangga Dewan Paroki adalah mempersiapkan dan membina kehidupan berkeluarga secara Katolik, mencegah semakin banyaknya perkawinan campur agama, memberikan penjelasan ajaran Gereja tentang Keluarga Berencana dan hormat terhadap kehidupan.

  Sehubungan dengan hidup berkeluarga, Paroki I bu Teresa Cikarang (PI TC) di hari Minggu, 2 Mei 2010 menyelenggarakan sarasehan Kerasulan Keluarga, bertempat di sekolah Don Bosco Lt I I I Taman Sentosa Cikarang, yang dihadiri oleh parak aktivis SKK ditingkat lingkungan maupun Paroki. Total jumlah yang hadir 62 orang dari 26 lingkungan. Perhatian Gereja pada keluarga adalah tema yang dibawakan Rm. Natalis. Dimulai dengan sharing Rm. Nat tentang banyaknya umat yang akan menikah minggu-minggu ini, bahkan rata-rata dalam sehari ada 3 pasang umat PI TC yang kanonik untuk persiapan menikah. Selayaknya bagi calon pasutri untuk mengurus administrasi pernikahan di paroki, 3 bulan sebelum melangsungkan pernikahan.Tapi yang sering terjadi di hari-hari mepet sebelum pernikahan baru mengurus surat-suratnya di paroki. I tu salah satu hal sederhana betapa masa persiapan perkawinan seringkali kurang diperhatikan calon mempelai. Belum lagi jika soalnya sehubungan dengan pemahaman bahwa membina hidup baru dalam mahligai rumah tangga haruslah dengan dasar cinta, bukan semata keterpaksaan akibat gelar MBA ( Married By Accident), oleh karenanya hakekat pernikahan yang monogam–tak terceraikan haruslah dipahami dengan sungguh, dalam panggilan hidupnya suami istri punya konsekuensi terhadap pendidikan iman dan teladan bagi anak-anak yang diperacayakan Tuhan dan pernikahan sebagai sakramen yang kudus.

  Lebih jauh lagi Rm Nat memaparkan tentang dinamika dan problematika keluarga di Paroki. Persoalan- persoalan yang sering muncul dalam mengarungi perkawinan seperti apakah pasutri tersebut benar-benar mengenal pasangannya; baik dalam bibit, bobot dan bebet, yang umum dipakai sebagai patokan dalam adat Jawa. Jangan sampai terjadi mendapatkan ‘kucing dalam karung’! juga apakah pasutri tersebut hanya melakukan ‘kompromi’ saja bukannya menghadirkan Allah yang “setia”! Ujung-ujungnya jika sudah tidak tahan maka perceraian pun terjadi. Padahal bukan ini yang kita harapkan, terutama sekali bagi umat Katolik, karena bagi Gereja Katolik perkawinan sebagai sakramen Allah dalam kehidupan berkeluarga. Sebagai sakramen, perkawinan yang telah diberikan kepada pasangan yang hendak berkeluarga bersifat kekal, dimana tidak bisa diceraikan oleh manusia, karena perkawinan itu sesungguhnya diberikan Tuhan sendiri. Bukti hadirnya Allah dalam Sakramen Perkawinan itu sendiri nampak jelas pada pengucapan janji perkawinan yang ditujukan kepada Allah sendiri dengan disaksikan imam dan umat yang hadir. Di sini Allah sendiri secara tegas menyatakan orang yang telah menerima Sakramen Perkawinan akan menjadi satu daging, dan mereka bukan lagi dua melainkan satu Karena itu

  dalam iman Katolik perceraian tidak

  ). Masalah kesulitan ekonomi seringkali juga

  dapat dibenarkan dengan alasan apapun( Markus 10:5-9

  dapat memicu terjadinya keretakan dalam perkawinan. Ada juga masalah dalam perkawinan yang terjadi dimana istri/ suami punya income/ pendapatan yang lebih tinggi sehingga ‘bargaining position‘/ posisi yang satu lebih dominan terhadap yang lain, hal ini kerap menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Belum lagi masalah krisis ekonomi, komunikasi yang tidak jalan, semuanya ini membuka kesadaran kita untuk meniti langkah yang lebih hati-hati lagi dalam mengarungi bahtera hidup rumah tangga. Dalam hal ini, rm Nat mengingatkan pentingnya peran SKK di masing-masing lingkungan, agar mereka dapat melakukan ’deteksi dini‘ terhadap domba-domba yang hilang, yang sedang mengalami masalah baik masalah keluarga maupun masalah kehidupan. Peran SKK sebagai ‘pendamping‘ bagi umat yang sedang bermasalah sangat diperlukan sehingga paling sedikit ada tempat untuk ‘curhat‘ bagi mereka ketimbang mereka curhat ketempat yang salah atau malah melakukan hal-hal yang tidak diharapkan. Kunci dari semua ini adalah ‘komunikasi‘. Bagaimana komunikasi yang santun dan dapat dijaga kerahasiaannya menjadi pokok utama langkah SKK dalam menangani kasus per kasus yang ditemuinya. Untuk itu personal SKK harus dapat dipercaya, peka dan peduli, tidak menghakimi dan tidak larut dalam masalah yang ditanganinya dan menjadi ‘pendengar‘ yang mendengar segala keluhan dengan ‘hati’. Simpati dan Empati diperlukan disini.

  Bersimpati berarti menunjukkan perhatian dan penghargaan. Sedang ber-Empati berarti berusaha merasakan apa yang sedang dirasakan oleh umat yang sedang bermasalah. Mereka yang bisa ber-Simpati dan ber-Empati tidaklah hanya mengasihi mereka, melainkan juga mengenal dan memahami mereka. Hal sederhana yang dpat dibuat SKK di lingkungan adalah bagaimana mereka mampu menjadi fasilitator yang merekatkan keluarga-keluarga di lingkungan supaya ada kedekatan satu sama lain dan peka untuk saling membantu mereka yang sedang mengalami kesulitan. So, dengan keprihatinan yang ada terketukkah hati anda untuk mau peduli dengan menjadi SKK di lingkungan?

  Berdasarkan data statistik Paroki, yang disampaikan oleh Pak I wan, ternyata Usia perkawinan di masing-masing lingkungan didominasi pada usia 5-10 tahun. Untuk tim SKK lingkungan, informasi ini dapat ditindaklanjuti dengan berusaha menemukan kegiatan apa yang paling sesuai dengan kondisi ini. Apakah dalam bentuk arisan, rujak party, atau rekoleksi dll. Tentunya pada beberapa lingkungan sifatnya kasus per kasus yang perlu ditangani dengan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan lingkungan tsb. Data empiris yang didapat mas I wan pada lingkungan dengan usia perkawinan 0-5 tahun, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan kegiatan bina iman anak-anak. Melalui kegiatan tersebut diharapkan tercipta suasana lingkungan yang akrab. Dan dari anak- anak inilah biasanya kita dapat menggali informasi yang berharga mengenai keadaan hubungan dalam keluarganya. Hal itu adalah hanya satu contoh yang dapat digunakan tim SKK untuk ‘peka dan peduli‘ terhadap lingkungannya. ( FI N)

IMAN KATOLIK

  

Penghormatan Kepada Bunda Maria

  Bulan Mei ini kembali kita memasuki bulan Maria. Saat ini merupakan saat dimana kita sebagai umat beriman secara khusus memberikan penghormatan kepada tokoh Bunda Maria. Sebagaimana bila kita perhatikan dalam hidup umat, dapat kita rasakan betapa penghormatan kepada Bunda Maria mendapat tempat luar biasa di hati mereka. Aneka devosi dan penghormatan kepada Bunda Maria terasa sangat dekat di hati umat beriman.

  Maria memang mendapat tempat istimewa dalam Gereja, hal ini tampak dalam seluruh bab VI I dari Konstitusi Dogmatis tentang Gereja yang berjudul “Santa Perawan Maria Bunda Allah dalam Misteri Kristus dan Gereja” (

  Lumen Gentium, art. 52-59). Perihal mana dan dasar penghormatan kepada Santa Pearawan Maria dokumen Konsili Vatikan tersebut lebih kurang mengatakan bahwa Bunda Maria dihormati karena tempatnya yang istimewa dalam karya penyelamatan Allah (bdk.

  LG, art. 66). I a dengan kemerdekaannya yang sempurna menyatakan ketaatannya yang utuh kepada kehendak Allah dengan berkata: ”Sesungguhnya Aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Bagi Bunda Maria kemerdekaan pribadinya sama persis dengan ketaatannya yang utuh untuk menerima kehendak Allah. I nilah dasar sekaligus wujud kesempurnaan hidupnya yang patut kita teladani.

  Bila kita sebagai umat beriman ingin menyatakan sembah bakti dalam devosi kepada Bunda Maria, sekurang-kurangnya ada tiga hal yg dinyatakan. Pertama, kita menyatakan harapan . Sebagaimana Bunda Maria mulis di surga, demikian juga kita berharap akan masuk ke dalam kemuliaan yang sama.

  . Sebagaimana pada awal Gereja Bunda Maria menemani Kedua, kita perlu menyatakan penyerahan diri para murid yang sedang mengalami kecemasan, ketakutan, dan ketidakpastian, dengan berbakti kepada Bunda Maria kita menyerahkan diri kepada perlindungan Bunda Maria. Ketiga, kita menyatakan niat dan

  

keinginan hati untuk meneladan Bunda Maria . Seperti halnya Bunda Maria bersedia menjadi alat di

  tangan Tuhan, demikian pula kita sebagai umat beriman juga ingin menyediakan diri dipakai oleh Allah untuk melaksanakan kehendaknya.

  ( YNK)

  Sumber: Mgr. I gnatius Suharyo, “ Th e Cat h olic W ay : Kek at h olik an d an Kein d on esiaan Kit a”, (Penerbit Kanisius: Yogyakarta, 2009), hlm. 26-28.

BERITA SEPUTAR PAROKI

  

Hidup Iman Keluarga Katolik Pertama

di Cabangbungin

  Cabangbungin merupakan salah satu wilayah di daerah utara Cikarang yang juga merupakan bagian dari Paroki I bu Teresa - Cikarang. Di daerah inilah, beberapa keluarga yang merupakan cikal bakal hadirnya Gereja umat Allah di Cikarang tinggal, yakni keluarga Bapak Sudiman - I bu Tari dan Keluarga I bu Murianti. Tanggal 5 Mei 2010, bersama Rm. Samuel Pangestu, kami para Legioner berangkat dari Pastoran menuju ke Cabangbungin. Walaupun perjalanan yang jauh dan cukup memakan waktu (yakni hampir 2 jam dari Lippo Cikarang menuju Cabangbungin), kami semua begitu bersemangat untuk pergi ke sana dimana Pak Sudiman dan keluarga telah menunggu kedatangan kami dan Rm. Samuel dalam pelayanan Ekaristi di Cabangbungin. Ditambah lagi, selama perjalanan, kami melihat pemandangan-pemandangan hijau yang menyegarkan mata terutama beberapa dari kami yang telah jenuh memandang perkotaan. Mmm…belum lagi ditambah udara yang bebas dari polusi. Begitu segar rasanya.

  Tak terasa juga 1 jam 30 menitan kita telah sampai di rumah Bapak Sudiman di Cabangbungin. Sambil menunggu kedatangan Bu Murianti, kami ngobrol- ngobrol sebentar. Akhirnya, tepat pk. 15.00, Bu Murianti datang dan Misa pun segera dimulai. Dan dalam homili Rm. Samuel kali ini, Beliau bertanya kepada kami apakah kita telah mencangkokkan diri terhadap Tuhan? Apakah kita selalu bersumber kepada Kristus saat kita menghadapi masalah? Kita perlu mengetahui bahwa pengaruh dunia terlalu kuat terutama pada zaman sekarang ini. Salah sedikit saja kita melangkah, sudah susah untuk diperbaiki. Karena itu, sungguh penting sekali bahwa hidup kita sehari- hari harus dicangkokkan pada Tuhan dan dengan mencangkokkan diri terhadapNya, maka akan muncullah rasa solider, saling percaya dan saling mengasihi yang dapat membuat kita bertahan terhadap pengaruh-pengaruh dunia. Setelah melaksanakan Perjamuan Ekaristi Kudus, kami disuguhi oleh hidangan-hidangan enak dari keluarga Pak Sudiman. Dan sambil menikmati hidangan-hidangan tersebut, kami mendengar cerita-cerita dari Pak Sudiman, Bu Tari dan Bu Murianti mengenai hidup iman Katolik mereka di Cabangbungin. Begitu banyak suka duka yang dihadapi mereka sejak mereka datang ke Cabangbungin pada tahun 1977 lalu. Kami begitu kagum mendengar begitu banyak kejadian selama hidup iman mereka di Cabangbungin dan begitu setianya mereka kepada Kristus dalam mempertahankan iman mereka. Tak terasa, waktulah yang memisahkan kami. Jarum jam yang telah menunjukkan pk. 17.30, sudah waktunya bagi kami untuk kembali. Terima kasih atas waktu dan tempat yang Pak Sudiman dan sekeluarga sediakan bagi kami. Lain kali kita akan bertemu kembali dan semoga kami tetap setia melayani keluarga-keluarga di Cabangbungin yang walaupun jumlahnya sedikit, tetapi pengalaman hidup iman mereka yang begitu hebat menguatkan kami untuk tetap setia. ( HAA)

SEJENAK TERSENYUM

  Anjing yang Sangat Pintar Suatu hari, aku pergi ke bioskop. Di baris depanku ada seorang tua dan anjingnya. Filmnya lucu dan sedih.

  Di adegan film yang sedih, anjing itu menangis tersedu-sedu, dan di adegan yang lucu, anjing itu tertawa terbahak-bahak. Begitu terus sampai filmnya selesai. Setelah filmnya selesai, aku mendekati orang tua itu. "Wah Pak, baru kali ini saya melihat kejadian sepeti tadi!" ujarku. "Anjing Anda kelihatannya suka sekali filmnya." Orang tua itu lalu menyahut, "I ya tuh. Padahal dia benci bukunya lho."

  RENUNGAN

Bertumbah dalam Damai

dengan Membiarkan Diri Diresapi oleh Sabda Tuhan

  Si vis pacem para bellum. “ Bila ingin damai, siapkanlah perang”, begitulah kira-kira arti pepatah latin tersebut. Damai diawali dengan perang atau penggunaan kekuatan. I tu jugalah yang barangkali coba diterapkan sejumlah negara dengan perlombaan senjatanya atau sejumlah orang di jalanan masa kini. Seminggu yang lalu, teman kantor saya bercerita tentang bagaimana suaminya dipukuli di jalan ketika mobilnya ditabrak pengendara lain. Bukannya minta maaf, malahan sang penabrak melayangkan pukulannya. Bagaimana Kitab Suci berbicara tentang damai? “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu.” demikian kata Yesus dalam Yoh. 14: 27. Damai sejati hanya ada pada

  Yesus. Mengapa? Karena Dia mempunyai kesatuan penuh dengan Bapa-Nya. Jadi damai Yesus, sangat berbeda dengan kedamaian dunia yang diharapkan dalam “si vis pacem para bellum”.

  Damai itu akan menjadi milik kita juga kalau kita memiliki kasih kepada-Nya. Tetapi kasih di sini, bukan hanya sekedar perasaan, apalagi sebatas kata-kata saja, tetapi kasih dalam arti penuh. Yesus berkata “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku...” Kasih harus dimulai dengan adanya kepercayaan, pertama-tama percaya kata-kata-Nya, dan tentu saja, kedua melakukan apa yang diperintahkan.

  Ketika saya masih kecil, salah satu santo favorit saya adalah St. Dominico Savio. Dia seorang santo yang meninggal pada usia yang masih sangat muda. Hal yang sangat berpengaruh terhadap hidup saya selanjutnya adalah jawaban dia ketika dia ditanya seseorang bagaimana dia sanggup berjalan kaki pulang pergi ke sekolah puluhan kilometer jauhnya tiap hari seorang diri. Dia hanya menjawab, “Saya tidak seorang diri. Saya ada teman yang setia”. Jawaban sang Santo Muda ini, menginspirasikan saya untuk beberapa tahun selanjutnya selalu membawa “Rosario” bersama saya.

  Ucapan Yesus untuk menuruti firman-Nya sebagai tanda kasih kita kepada-Nya bukanlah hal yang aneh bagi akal manusiawi kita. Kasih tanpa percaya kata-kata seseorang rasanya sulit diterima. Mengapa? Karena yang ada justru curiga... dan karena curiga tentulah sulit diharapkan adanya kasih sejati.

  Dalam kasih, kita tidak menggunakan kekuatan kita. Justu dalam kasih, kita membuka hati dan siap untuk berubah. F.X. Kardinal Nguyen van Thuan, seorang uskup (dari Vietnam), dalam buku latihan rohani berjudul “Kesaksian Pengharapan”, berkata, “ Jika Sabda Allah meresapi kita, ia akan mempertanyakan kembali cara-cara berpikir dan bertindak kita yang manusiawi, dan memperkenalkan kepada kita pola hidup yang baru yang dikukuhkan oleh Yesus Kristus (hal 73).

  Selanjutnya, dalam halaman 75 buku yang sama, Sang Uskup yang sempat mengalami kehidupan penjara selama 13 tahun oleh pemerintah Komunis Vietnam, bercerita, “Orang-orang Katolik dalam penjara di Phu Khanh telah menyusupkan salinan Perjanjian Baru secara rahasia. Mereka membagi kitab itu ke dalam potongan-potongan kecil dan membagikan potongan-potongan kecil itu di antara umat Katolik yang tergerak untuk mulai mempelajari nas-nas itu sepenuh hati. Dalam kegelapan malam, mereka mendaraskan secara bergilir penggalan teks Perjanjian Baru yang telah mereka hafal. Sungguh suatu pengalaman yang mengesankan sekaligus menyentuh dan menggerakkan hati saat mendengarkan Sabda Allah diwartakan dalam keheningan dan kegelapan penjara.”

  Mengakhiri renungan kali ini, baik kita juga belajar bagaimana Gideon patuh pada firman Tuhan ketika akan maju dalam sebuah pertempuran. I a diminta untuk mengurangi jumlah pasukannya dari 32 ribu orang jadi 10 ribu orang, dan bahkan tinggal 300 ratus orang. Hal ini dimaksudkan supaya orang tidak bermegah dengan berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku (Hak.7: 2).

  Bagaimana dengan kita? Adakah kasih kita kepada-Nya membuat diri kita siap diresapi dan diubah oleh firman-Nya? Mari bersama Santo Paulus kita juga berdoa supaya bukan kita lagi yang hidup tetapi Kristuslah yang hidup di dalam hati kita.

  ( SAL)

INFO KATEGORIAL

  Misa Pembukaan Bulan Maria

  Rangkaian bunga yang indah nampak menghiasi altar di Trinitas, Sabtu

  1 Mei 2010 lalu. Keindahannya seolah hendak menggambarkan kelembutan dan keagungan cinta kasih Bunda Maria, bunda Allah dan Bunda gereja. Oleh Gereja Katolik, bulan Mei di khususkan untuk menghormati Bunda Maria, tidak terkecuali Gereja Katolik I bu Teresa, Cikarang. Misa Sabtu sore tersebut, juga sekaligus dipakai sebagai tanda/ pembukaan bulan Maria. 45 menit sebelum misa, diadakan doa rosario bersama, dan ini akan terus dilakukan setiap sebelum misa pada bulan Mei ini.

  Misa pembukaaan bulan Maria ini dipersembahkan oleh Romo Samuel

  tata tertib dari lingkungan

  Pengestu Pr, dan dibantu oleh koor dan petugas

  Gembala Baik. Pesan terakhir Yesus yaitu agar kita saling mengasihi, seperti Yesus mengasihi Bapa dan kita diangkat sebagai tema dalam misa ini. Dalam kotbahnya Romo Sam mengilustrasikan kasih sayang seorang ibu yang tanpa pamrih kepada anaknya, demikian pula kita diharapkan untuk saling mengasihi kepada sesama dengan tanpa pamrih. Romo Sam juga mensharingkan pengalaman beliau ketika jaman masih sekolah dulu, setelah mengikuti suatu retret, beliau mendapatkan hidup dan semangat baru untuk mencintai dan mengasihi orang tua dan keluarga.

  Bagi umat katolik, peran dan cinta Bunda Maria tidak diragukan lagi, sebagai pengantara doa kita kepada Yesus anaknya dan sungguh besar kasih Bunda Maria ini kepada kita, sehingga Santo Bernardus dan banyak para kudus lainnya mengatakan bahwa tak pernah sekali pun terdengar pernah terjadi di suatu waktu atau pun tempat bahwa Bunda Maria menolak mendengarkan doa anak-anaknya yang di bumi. Jadi kita patut bersyukur, Yesus telah memberikan sendiri Bunda Maria ibuNya kepada kita. Namun Romo Sam, juga menjelaskan masih ada cinta yang lebih dahsyat lagi, yaitu cinta/ kasih Allah sendiri kepada kita. Begitu cintanya kepada kita sehingga Allah berkenan turun ke bumi melalui Yesus putraNya, yang menebus dosa-dosa kita dengan darah dan nyawaNya di salib. Pesan terakhir Yesus kepada para muridNya dan juga kepada kitapun tidak jauh dari itu yaitu :

  “Seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi, dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yoh 13 : 34-35).

  Ditengah kemajuan jaman, serta kesibukan kita membuat banyak kecenderungan kita sebagai manusia tidak manusiawi terhadap sesama. Oleh karena itu itu semua harus dilawan dengan cinta kasih, sehingga sesuai dengan pesan Yesus sendiri agar cinta kash menjadi identitas kita umat katolik dibumi Cikarang ini. Tidak harus dengan melakukukan hal-hal yang besar, tapi harus dimulai dengan melakukan hal-hal yang kecil dengan cinta yang besar, dimana hal ini juga merupakan semangat pelayanan I bu Teresa.

  ( M TW )

MENGENAL ORANG KUDUS

  

Santo Pakomios, Rahib dan Pengaku Iman

  Pakomios lahir di Thobaid Utara, Mesir pada tahun 287. Keluarganya masih tergolong kafir. Pada umur 20 tahun, ia masuk dinas ketentaraan atas perintah rajanya. Dalam suatu perjalanan dinas melintasi lembah sungai Nil, ia bersama rekan-rekannya disambut dengan ramah oleh orang-orang Kristen di Latopolis (Esneh). Penyambutan ini sangat mengesankan bagi Pakomios dan menjadikan baginya saat ber-rahmat.

  Segera ia mengakhiri masa baktinya dalam dinas ketentaraan, ia pergi ke Khenoboskiaon, satu daerah yang dihuni oleh orang-orang Kristen. Disana ia mendaftarkan diri sebagai katekumen (calon permandian). Dia mengikuti pelajaran agama dan kemudian menerima Sakramen Permandian.

  Ketika ia mendengar bahwa ada seorang pertapa saleh di padang gurun, ia segera ke sana untuk menjadi murid pertapa itu, Palameon, demikian nama pertapa saleh itu menerima dia dengan senang hati dan memberinya tugas-tugas berat. Melihat ketahanan mental Pakomios, Palameon memperkenankan dia mengenakan pakaian pertapaan. Pada suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan di pesisir sungai Nil, Pakomios mendengar suatu suara ajaib. Suara itu menyuruh dia mendirikan sebuah biara di Tabennisi, tepi sungai Nil. I a mengikuti suruhan suara ajaib itu. Yohanes, saudara kandungnya menjadi muridnya yang pertama. Dalam perkembangan selanjutnya, jumlah muridnya terus bertambah. Besarnya jumlah murid ini mendorong Pakomios untuk menciptakan aturan hidup bersama sebagai pedoman hidup dalam usaha mencapai cita-citanya. Pakomios menjadi pembimbing mereka dengan contoh dan teladan hidupnya. Aturan hidup biara yamg tertua ini sangat besar pemgaruhnya. Lebih dari 9000 rahib hidup dalam biara-biara yang diorganisir oleh Pakomios. Pakomios mendirikan lagi enam buah biara di Thebaid untuk menampung semua muridnya yang terus saja bertambah. I a sendiri menjadi pemimpin biara di Pabua, dekat Thebes. Dalam kepemimpinannya, Pakomios dengan tegas melawan ajaran bidaah Arianisme. I a meninggal dunia pada tahun 347. ( FRI )

  Pakomios (287-347) rahib dan pengaku iman. Pesta 15 Mei. Lambang : seorang rahib dengan pakaian kulit binatang.

  Sumber : & Ensiklopedi Orang Kudus dari A sampai Z. Penerbit : Yayasan Cipta Loka Caraka P.A.Heuken SJ

ORANG MUDA KATOLIK

  Setelah berpoco-poco ria dan tertawa, kami pun melanjutkan obrolan kami sambil menikmati cemilan yang tersisa. Kemudian, panitia melanjutkan acara dengan sharing bersama. Eh… kok pas acara sharing, semuanya pada nunduk kepala seperti mau berdoa, kenapa ya? Pada malukah mengutarakan niat-niat kita? Karena pada susah untuk mengutarakan maksud para peserta, panitia mengusulkan untuk membuat kelompok yang terdiri dari 4-5 orang peserta dan masing-masing kelompok harus menunjuk satu orang untuk mengutarakan apa sih maunya mudika di kelompok tersebut.

  Ternyata para mudika menginginkan kegiatan yang bertujuan having fun seperti kemping, touring dengan motor dan jalan-jalan.

  Menanggapi keinginan mudika, Frater Julius mengatakan bahwa kegiatan tersebut boleh-boleh saja dilaksanakan, tetapi mungkin beberapa kegiatan yang hendak dilaksanakan seperti touring, Dewan Paroki mungkin tidak akan menyetujuinya. Frater mengkhawatirkan jika terjadi kecelakaan sewaktu mengadakan touring, pihak Dewan yang dimintai tanggung jawab untuk biaya pengobatan dan rumah sakit. Karena itu, jika mudika hendak melaksanakan kegiatan tersebut, sebaiknya mudika berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak karena risiko yang akan dihadapi lumayan besar.

  Setelah mengakhiri wejangan dari Frater Julius, panitia memberikan beberapa door prize kepada peserta dan ketua mudika, Anes, sangat senang sekali melihat adanya mudika yang antusias untuk mengikuti acara ini terutama bagi beberapa mudika yang datang dari daerah Cibitung dan Lemah Abang, daerah yang jaraknya cukup jauh dari gedung Gereja, Trinitas. Ups… tak terasa, hari pun telah menunjukkan pk. 11.45, sudah hampir waktunya bagi kami untuk pulang. Sebelum pulang, kami harus membersihkan canopy Trinitas supaya tidak kotor saat Misa sore nanti. Bisa-bisa diomelin sama room nantinya. Hehehe… Dan smile and chees… ayo kita berfoto sebelum pulang.

  ( HAA)

  

Unek-Unek Saat Coffee Break Mudika

Tanggal Hari Raya/ Pesta - Bacaan Liturgi

  10-Mei-10 Hari Biasa Pekan VI Paskah Kis. 16: 11-15; Mzm. 149: 12,3-4,5-6a,9b; Yoh. 15: 26 16: 4a 11-Mei-10 Hari Biasa Pekan VI Paskah Kis. 16: 22-34; Mzm. 138: 12a,2bc-3,7c-8; Yoh. 16: 5-11 12-Mei-10 Hari Biasa Pekan VI Paskah Kis. 17: 15,22 - 18: 1; Mzm. 148: 1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd; Yoh. 16: 12-15

13-Mei-10

  Hari Raya Kenaikan Tuhan

Kis. 1: 1-11; Mzm. 47: 2-3,6-7,8-9; Ef. 1: 17-23 atau I br. 9: 24-28; 10: 14-23; Luk. 24: 46-53

14-Mei-10 Pesta S. Matias Kis. 1: 15-17,20-26; Mzm. 113: 1-2,3-4,5-6,7-8; Yoh. 15: 9-17 15-Mei-10 Hari Biasa Pekan VI Paskah Kis. 18: 23-28; Mzm. 47: 23,8-9,10; Yoh. 16: 23b-28 16-Mei-10 Hari Minggu Paskah VI I Kis. 7: 55-60; Mzm. 97: 1,2b,6,7c,9; Why. 22: 12-14,16-17,20; Yoh. 17: 20-26

  JADWAL KEGIATAN PITC WARTA PAROKI

  Tim Pew artaan Akan diadakan retret bagi siswa-siswi

  • Dew an Paroki

  sekolah negeri dan swasta non katolik pada

  • Mengundang para anggota rapat Dewan

  tgl s/ d , bagi

  31 Juni 2010

  2 Juli 2010 Pleno Paroki untuk hadir pada Rapat Pleno, siswa-siswi sekolah negeri dan swasta non

  5 Minggu ,

  9 Mei ’10 , pk. 10.00 – 13.00 , katolik silahkan mendaftar pada Panitia di bertempat di Rumah Putih. depan setelah misa atau di

  Lobby Trinitas Mengundang kehadiran Bapak/ I bu/ Sdr/ i

  • sekretariat paroki, tempat terbatas.

  Pengurus Lingkungan, Bidang, Seksi, Kelompok Kategorial/ Paguyuban untuk Donor Darah hadir dalam Sosialisasi Buku Peraturan Akan diadakan kegiatan

  • setelah misa pagi, tgl ,

  Donor Darah ,

  2 Menteri Minggu tgl 16 Mei 2010,

  1

  Minggu

  16 Mei ‘10 ,

  6 Pkl

  08.00 Wib s/ d

  14.00 Wib bertempat di . Mohon umat taman Trinitas bertempat di Sekolah Don Bosco I I I untuk ikut berpartisipasi.

  . Untuk Lingkungan Taman Sentosa minimal 3 orang (1 orang pengurus lingkungan,

  1 orang pengurus hak PDKK ( Persekutuan Doa Karismatik Katolik) lingkungan, 1 orang aktivis lingkungan).

  Untuk pengurus bidang / seksi / kategorial

  • PDKK ELZA (Elisabeth Zakaria)

  / paguyuban maksimal 2 orang Tgl. , , di

  12 Mei ‘10 pk. 19.30 Ruko Roxy B. 52, Lippo Cikarang , diadakan Persekutuan Doa Tim Peribadatan Karismatik Katolik Elza dengan tema “

  Bersyukurlah

  • Jadwal Misa Kenaikan Tuhan, Kamis, 13

  ”, dengan pembicara: & Jangan Bersungut- sungut Mei ‘10. Misa pertama pk. 07.30 (Koor: I rene Tedja I ndra , worship: Cello Lk. Yosep). Misa kedua pk. 16.00 (Koor: PDKK Santa Maria • Lk. Gregorius). Bertempat di Trinitas.

  Tgl.

  19 Mei ‘10 , pk. 19.30 , diadakan Persekutuan Akan diadakan yang

  • Doa Karismatik Katolik Santa Maria

  Novena Roh Kudus

  2

  di Ruko akan dimulai pada tanggal

  14 Mei ‘10 , sampai dengan , . Thamrin Blok F No. 12, Lippo Cikarang

  22 Mei ‘10 pk 19.00 pembicara: Bp. Petrus Berman Ali ( Paroki Kecuali hari Sabtu dan Minggu Sore

  ) disesuaikan dengan jadwal Misa Mingguan. Bonaventura – Pulo Mas Sekretariat Paroki

  • Diberitahukan kepada umat yang merasa

  Orang Muda Katolik ( OMK) Surat Baptis dan Surat Perkawinannya ada di Sekretariat Paroki mohon untuk segera

  • Setiap Minggu ke-4, 19:00 di Rumah Putih. I nformasi mengambil.

  lebih lanjut, hubungi: Anes (0878-8232-2338) Akan diadakan , tgl Retret Untuk Remaja

  • 9- 11 Juli ‘10 , bagi remaja yang berminat

  3

  silahkan mendaftarkan diri pada panitia di Balai Latihan Kerja ( BLK) depan lobi Trinitas setelah misa atau di sekretariat Paroki. Tempat terbatas.

  Jadw al Kursus: Accounting : 17: 00 – 19: 00

  Sabtu Tim Persekutuan Ms. Word : Minggu 08: 00 – 09: 30 Akan diadakan

  Retret untuk Remaja • Ms. Excel : 10: 15 – 12: 00

  Minggu pada tgl 09 s/ d 11 Juli 2010 , bagi Mengetik : 09: 30 – 10: 15 Remaja silahkan mendaftar pada Panitia di Minggu Autocad : Rabu 19: 00 – 21: 00 depan Loby Trinitas setelah misa atau di sekretariat paroki, tempat terbatas Akan diadakan ,

  • 06 Juni 2010 , tema: Aku Bisa Karena

  Retret OMK tgl 04 s/ d

  4 Tuhan Sumber I nspirasi dan Legio Maria

  Kekuatanku , bagi Orang Muda Katolik silahkan mendaftar pada Panitia di depan Setiap Selasa, 10: 00 – 12: 00 di Rumah Putih Loby Trinitas setelah misa atau di sekretariat paroki, tempat terbatas. Contact Person: Hery (0815-9449-92)

JADWAL PELAYANAN

  Hari Tgl. Pk. Koor Hari Tgl. Pk. Koor Jumat 14-Mei-10 19: 00 Yohanes Bosco Rabu 19-Mei-10 19: 00 Mikael Sabtu 15-Mei-10 17: 30 Theresia Kamis 20-Mei-10 19: 00 Kristus Raja

Minggu 16-Mei-10 7: 30 Stephanus Jumat 21-Mei-10 19: 00 Aloysius Gonzaga

Minggu 16-Mei-10 16: 00 Vincentius Sabtu 22-Mei-10 17: 30 Agustinus Senin 17-Mei-10 19: 00 Gabriel Minggu 23-Mei-10 7: 30 Paulus Selasa 18-Mei-10 19: 00 Franciscus Xaverius Minggu 23-Mei-10 16: 00 Basilius Agung

  

Jadw al Perayaan Ekaristi & Petugas Liturgi

Misa Kenaikan Tuhan

  Kamis, 13 Mei 2010 Kamis, 13 Mei 2010

07.30 WI B

  16.00 WI B Lektor / Lektris Wiwin, Yono Komentator Hermawan

  G. David Tjahjono, A. Husein Setianegara, Prodiakon S. Tappi Mellese, S. Budiyani, Josef Raco,

  A. Dorman Hutabarat, A. Z. Sardjono Y. R. Reming, Br. Petrus, Br. Petrus Pay Putra Altar

  KONFI RMASI DENGAN KOORDI NATOR Tata Tertib & Koor Lk. Yosep Lk. Gregorius Organis

  

Jadw al Perayaan Ekaristi & Petugas Liturgi

Hari Minggu Paskah VI I

  Sabtu, 15 Mei 2010 Minggu, 16 Mei 2010 Minggu, 16 Mei 2010

17.30 WI B

  07.30 WI B

  16.00 WI B Lektor / Lektris Nana, Anes Stella, Robert Alloy, Rosa B.

  Komentator Jendro Tyas I ta

  A. Sugiyo, Herman B. Kanga, A. Haryanto, Y. R. L. A. Sukirna, M. Budi Kurniawan, P. Budiono, T. Prodiakon Susanto, A. Z. Sardjono, J. S. Budiyani, Fr. Yulius

  A. Catiarso Nugroho, M.

  Surachmad, N. Sudaryanto, Pangudiyono Br. Petrus Putra Altar

  KONFI RMASI DENGAN KOORDI NATOR Tata Tertib &

Lk. Theresia Lk. Stephanus Lk. Vincentius

Koor Organis Bpk. Pieter B. Sdr. Nanang Bpk. Agri H.

  

Petugas Balai Kesehatan Masyarakat & Dokter Jaga ( Mei 2010)

Tanggal Lingkungan Dokter Jaga Apoteker Peraw at / Bidan

16-Mei-2010 Lk. Maria Magdalena dr. Yulius I ndo, Wulan, Wilia Bernadeth, Shellyana Dewi

23-Mei-2010 Lk. Dominikus dr. Nancy Yovita, Lina, Fransiska Rika Amalia, C. Novi I ndri

30-Mei-2010 Lk. Theresia dr. Dedy Elisabeth, Ervan Sri Handayani

MUTIARA IMAN

  

Janji

  I striku berkata kepadaku yang sedang membaca Koran: "berapa lama lagi kamu baca koran itu?, tolong kamu ke sini dan bantu anak perempuanmu tersayang untuk makan!". Aku meletakkan Koran dan melihat anak perempuanku satu- satunya,namanya Sindu tampak ketakutan,air matanya membanjir sementara didepannya ada semangkuk nasi berisi nasi susu asam/ yogurt (nasi khas I ndia/ curd rice) Sindu anak yang manis dan termasuk pintar dalam usianya yang baru 8 tahun. Dia sangat tidak suka makan curd rice ini. I bu dan istriku masih kuno, mereka percaya sekali kalau makan curd rice ada “cooling effect”. Aku mengambil mangkok dan berkata "Sindu sayang, demi ayah, maukah kamu makan beberapa sendok curd rice ini? Kalau tidak, nanti I bumu akan teriak-teriak sama Ayah". Aku bisa merasakan istriku sedang cemberut dibelakang punggungku. Tangis Sindu mereda dan ia menghapus air mata dengan tangannya dan berkata: "Boleh ayah. Akan saya makan curd rice ini tidak hanya beberapa sendok tapi semuanya akan saya habiskan, tapi saya akan minta .." agak ragu-ragu sejenak, kemudian ia melanjutkan "akan minta sesuatu sama ayah bila habis semua nasinya". "Apakah ayah mau berjanji memenuhi permintaan saya?", aku menjawab "Oh pasti sayang".

  Sindu bertanya sekali lagi untuk memastikan: "Betul nih ayah?". "Yah pasti", kataku. Sindu juga mendesak ibunya untuk janji hal yang sama, istriku menepuk tangan Sindu yang merengek sambil berkata tanpa emosi, "Janji" kata istriku Aku sedikit khawatir dan berkata: "Sindu jangan minta komputer atau barang-barang lain yang mahal, karena Ayah tidak punya uang". Sindu menjawab: "Jangan khawatir, Sindu tidak minta barang-barang mahal kok”. Kemudian Sindu dengan perlahan-lahan mulai menghabiskan semua nasi susu asam itu, kelihatannya ia sangat menderita. Dalam hatiku aku marah terhadap istri dan ibuku yang memaksa Sindu untuk memakan sesuatu yang tidak disukainya. Setelah Sindu melewati penderitaannya, dia mendekatiku dengan mata penuh harap dan semua perhatian tertuju kepadanya. Ternyata Sindu mau kepalanya dibotakin pada hari Minggu. I striku spontan berkata “ Permintaan gila, anak perempuan dibotakin, tidak mungkin!". Juga ibuku menggerutu jangan sampai terjadi dalam keluarga kita, dia terlalu banyak nonton TV dan program-program TV itu sudah merusak kebudayaan kita. Aku coba membujuk: "Sindu kenapa kamu tidak minta hal yang lain kami semua akan sedih melihatmu botak". Tapi Sindu tetap dengan pilihannya, “Tidak ada 'yah, tak ada keinginan lain" kata Sindu. Aku coba memohon kepada Sindu: "Tolonglah kenapa kamu tidak mencoba untuk mengerti perasaan kami“. Sindu dengan menangis berkata: "Ayah sudah melihat bagaimana menderitanya saya menghabiskan nasi susu asam itu dan Ayah sudah berjanji untuk memenuhi permintaan saya. Kenapa Ayah sekarang mau menjilat ludah sendiri? Bukankah Ayah sudah mengajarkan bahwa kita harus memenuhi janji kita terhadap seseorang, apapun yang terjadi, seperti Raja Harishchandra untuk memenuhi janjinya rela memberikan tahta, hartanya, bahkan nyawa anaknya sendiri". Sekarang aku memutuskan untuk memenuhi permintaan anakku: "Janji ditepati" Secara serentak istri dan ibuku berkata apakah aku sudah gila? "Tidak" jawabku, “Kalau kita menjilat ludah sendiri, dia tidak akan pernah belajar bagaimana menghargai dirinya sendiri".

  Dengan kepala botak, wajah Sindu nampak bundar dan matanya besar dan bagus. Hari Senin, aku mengantarnya ke sekolah, sekilas aku melihat Sindu botak berjalan dan melambaikan tangan kepadaku, sambil tersenyum aku membalas lambaian tangannya. Tiba-tiba seorang anak laki-laki keluar dari mobil sambil berteriak "Sindu tolong tunggu saya!". Yang mengejutkanku, kepala anak laki-laki itu botak. Tanpa memperkenalkan dirinya seorang wanita keluar dari mobil dan berkata: "Anak anda, Sindu benar-benar hebat, anak laki-laki yang jalan bersama-sama dia sekarang, Harish adalah anak saya, dia menderita kanker leukemia". Wanita itu berhenti sejenak, "menangis tersedu-sedu, bulan lalu Harish tidak mau masuk sekolah, karena pengobatan chemo therapy kepalanya menjadi botak hingga dia tidak mau pergi kesekolah karena takut diejek oleh teman-teman sekelasnya". "Nah Minggu lalu Sindu datang ke rumah dan berjanji kepada anak saya untuk mengatasi ejekan yang mungkin terjadi. Hanya saya betul-betul tidak menyangka kalau Sindu mau mengorbankan rambutnya yang indah untuk anakku Harish" "Tuan dan istri tuan sungguh diberkati Tuhan mempunyai anak perempuan yang berhati mulia“. Aku berdiri terpaku dan aku menangis. Malaikat kecilku tolong ajarkanku tentang Kasih.

  

Paroki

Ibu Teresa Cikarang

2010