SYARAT PERLU DAN SYARAT CUKUP KEBERADAAN DAN KETUNGGALAN KESEIMBANGAN NASH CAMPURAN SEMPURNA PADA BIMATRIX GAMES

  Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 2 Hal. 54 – 62

  ISSN : 2303–2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND

SYARAT PERLU DAN SYARAT CUKUP KEBERADAAN

DAN KETUNGGALAN KESEIMBANGAN NASH

CAMPURAN SEMPURNA PADA BIMATRIX GAMES

ANGGI MUTIA SANI

  

Program Studi Matematika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas,

Kampus UNAND Limau Manis Padang, Indonesia,

Abstract.

mutiasani.anggi@gmail.com

In this paper, the necessary and sufficient condition for the existence and T

uniqueness of a completely mixed Nash equilibrium in bimatrix games [A, A ] are pre-

n×n is a payoff matrix. The necessary and sufficient condition are sented. Matrix A ∈ R

expressed with some properties of saddle point matrices, denoted by (A, e), where e is

the column vector with all entries 1. Properties of the saddle point matrices assessed

using the algebraic approach.

  Kata Kunci : Nash Equilibrium, bimatrix games, matrix payoff, saddle point matrix.

  1. Pendahuluan Teori permainan (game theory) merupakan suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan.

  Teori ini menjadi topik yang banyak mendapat perhatian karena dapat mengem- bangkan suatu metode sistematis yang memungkinkan para pemain yang terlibat dalam persaingan, memilih strategi-strategi yang terbaik dalam pencapaian tujuan mereka.

  Dalam suatu permainan, hal yang paling penting diperhatikan adalah banyak pemain, besar pembayaran, dan strategi yang akan digunakan. Di sini akan dibahas permainan yang melibatkan dua pemain.

  Agar dalam suatu persaingan terjadi keseimbangan, dimana tidak ada pe- main yang bisa memperoleh keuntungan dengan mengubah strateginya, sedangkan pemain lain menjaga strategi mereka agar tidak berubah, maka kajian yang akan dibahas dalam penulisan ini yaitu syarat perlu dan syarat cukup keberadaan dan ketunggalan keseimbangan Nash campuran sempurna pada bimatrix games.

  Untuk mengkaji syarat perlu dan syarat cukup keberadaan dan keseimban- gan Nash campuran sempurna, digunakan sifat-sifat dari suatu matriks yang disebut matriks saddle point.

  Matriks saddle point ini dinotasikan dengan (A, e), yang didefinisikan dalam A e bentuk matriks blok sebagai berikut: (A, e) = . Blok kiri atas adalah ma- t n×n e yang merupakan matriks pembayaran untuk pemain pertama, blok triks A ∈ R kanan atas adalah vektor kolom e dengan semua entri-entrinya adalah 1.

  Keberadaan Keseimbangan Nash Campuran pada Bimatrix Games

  55

  2. Teori Permainan Pada makalah ini akan dibahas permainan yang menggunakan stategi cam- puran. Suatu strategi campuran adalah suatu vektor peluang kolom y = (q j ) dimana q j merupakan peluang digunakannya strategi ke-j. Jika kemungkinannya strictly positive, y dikatakan campuran sempurna. Keseimbangan Nash campuran sempurna adalah suatu keseimbangan Nash dimana strategi - strategi kedua pemain adalah campuran sempurna.

  Setiap pemain yang kalah, harus membayar kepada pemain yang menang, yang dapat digambarkan dalam suatu matriks yang disebut matriks pembayaran (matrix payoff ), yaitu matriks yang menyatakan pembayaran yang bersesuaian dengan strategi setiap pemain. Entri-entri pada matriks pembayaran tersebut, dideskripsikan dalam bentuk bimatrix games. Suatu bimatrix games diberikan dalam bentuk pasangan terurut [A, B] dari matriks pembayaran, A = (a ij ) dan B = (b ij ). Matriks A adalah suatu matriks pembayaran untuk pemain pertama dan matriks B adalah suatu matriks pembayaran untuk pemain kedua. Pemba- yaran yang diharapkan dari permainan, dinotasikan dengan u(A), didefinisikan den- T gan u(A) = e Ay, dimana A adalah matriks pembayaran yang dilakukan pemain pertama.

  Jika pemain pertama dan pemain kedua berturut-turut memilih strategi ke- i dan ke-j, maka pembayaran pemain pertama adalah a ij dan pembayaran pemain kedua adalah b ij .

  3. Pembahasan Pada pembahasan ini, digunakan sifat-sifat matriks saddle point untuk mengkaji syarat perlu dan syarat cukup keberadaan dan ketunggalan keseimbangan Nash campuran sempurna pada bimatrix games. Matriks yang diperoleh dari matriks A T i dengan cara mengganti baris ke-i dengan e , dinotasikan dengan A . Sedangkan A j diperoleh dengan cara mengganti kolom ke-j dengan e. n×n

  , n > 1. Untuk sebarang matriks A berlaku Proposisi 3.1. Misalkan A ∈ R persamaan: X n n i X det(A, e) = − det(A ) = − det(A j ). i j

  =1 =1

  Bukti. Dengan menggunakan ekspansi kofaktor, diperoleh A e det(A, e) = det , T   e

  · · · · · · a a a ij a

  1  · · · · · · 

  11 12 1n

  a a a a

  1    

  21 22 2j 2n .. ..

  = det       . . . .. ... ... ··· ...

  · · · · · · a n a n a nj a nn

  1

  1

  2

  1 1 · · · 1 · · · 1 0 Anggi Mutia Sani

  56  

  11 a 12 a 1n−2 a 1n

  · · · n   a

  1 X a · · · n

  21 a 22 a 1n−2 a 2n

  1

  • 1+n−1   = (−1) det .
  •     .. .. .. .. j . .. a 1n−2 . . . .

      =1

      a n a n · · · a a nn

      1  

      1 2 1n−2

      · · · a a a a

      1  · · · 

      11 12 1n−2 1n   a 21 a 22 a 1n−2 a 2n

      1 Misalkan M ij = .     .. .. .. .. . . . .. a 1n−2 . .

      1 a n 2 a 1n−2 a nn

      · · · a n

      1 Dengan menggunakan hukum determinan pergantian kolom, di mana jika N adalah suatu matriks yang diperoleh dari matriks A dengan menukarkan dua baris dari matriks A, maka det(N ) = −det(A). Hal ini mengikuti bentuk A j dimana A j adalah matriks yang diperoleh dari matriks A dengan cara mengganti kolom ke-j dengan e. Kolom yang memuat e pada matriks M ij adalah kolom ke-n. Sehingga, dengan menggunakan hukum determinan pergantian kolom, diperoleh  

      11 a

    12 a 1n−2 a 1n

      · · · n   a

      1 n X a · · ·

      21 a

    22 a 1n−2 a 2n

      1 X

      2n   (−1) det = − det(A j ).     .. .. .. .. j 1n−2 j . . . .. a . .

      =1 =1

      a n a n · · · a a nn

      1

      1 2 1n−2 n×n T

      , n > 1 dan E = ee . Untuk sebarang Proposisi 3.2. Misalkan A, E ∈ R bilangan riil α, β, berlaku n−

      1 det(αA + βE, e) = α det(A, e).

      Bukti. Jika α = 0, maka jelas bahwa Proposisi 3.2 benar. Jika α 6= 0, maka αA + βE e det(αA + βE, e) = det T e T

      − βe · 0 αA + βE e −βe · e = det + det . T T T e e

      − −βe · e βe · 0

      Karena det = 0, maka T e αA + βE e −βE e0 det(αA + βE, e) = det + det T T e e 0 0

      αA e = det . T e Keberadaan Keseimbangan Nash Campuran pada n Bimatrix Games

      57 Karena det(αA) = α det(A), maka

      αA e det(αA + βE, e) = det , T e

      1

      αA e α = det α ,

      1 T α e

      1 n +1 A e α

      = α det ,

      1 T n A e α e

      = α det ,

      1 T n− A e α e

      1

      = α det , T n− e

      1 n×n T = α det(A, e).

      , n > 1 dan E = ee . Untuk setiap bilangan Proposisi 3.3. Misalkan A, E ∈ R riil α, β, berlaku n−

      1 det(αA + βE) = α [α det(A) − β det(A, e)]. n×n

      , Bukti. Akan ditunjukkan bahwa ∀αA ∈ R det(αA + βE) = det(αA) − β det(αA, e).

      Dengan menggunakan hukum determinan, diperoleh bahwa turunan det(αA + βE) terhadap β adalah sebagai berikut: X n d[det(αA + βE)] = det(αA + βE) i . dβ i

      =1 Turunan entri-entri pada baris ke-i dari matriks αA + βE terhadap β semuanya 1. i

      Hal ini mengikuti bentuk matriks (αA + βE) , yaitu matriks yang diperoleh dari T matriks αA + βE dengan cara mengganti baris ke-i dengan e . Sehingga dapat ditulis X n d[det(αA + βE)] i = det(αA + βE) . dβ i =1 i

      Dengan menghitung determinan dari matriks (αA + βE) , diperoleh X n d[det(αA + βE)] i = det(αA) , dβ i

      =1 = − det(αA, e).

      Selanjutnya, Z det(αA + βE) = − det(αA, e)dβ, = −βdet(αA, e) + k.

      Anggi Mutia Sani

    58 Untuk menghitung nilai k, pilih β = 0, sehingga diperoleh k = det(αA) untuk

      suatu konstanta k. Selanjutnya, det(αA + βE) = det(αA) − β det(αA, e), n n−

      1

      = α det(A) − βα det(A, e) n−

      1 = α [α det(A) − β det(A, e)]. n×n T

      , n > 1 dan E = ee . Determinan dari (A,e) Akibat 3.4. Misalkan A, E ∈ R dapat dinyatakan sebagai berikut: det(A, e) = det A − det(A + E).

      Bukti. Dari Proposisi 3.3, diperoleh n−

      1 det(αA + βE) = α [α det(A) − β det(A, e)].

      Untuk det(A + E), berarti α = 1 dan β = 1. Selanjutnya diperoleh n−

      1

      det(A + E) = 1 [1 · det(A) − 1 · det(A, e)], = det(A) − det(A, e). det(A, e) = det(A) − det(A + E). n×n T

      , n > 1 dan E = ee . Jika A nonsingular Proposisi 3.5. Misalkan A, E ∈ R maka T − (A, e)

      1 det(A, e) = −e A e det(A) = det(A).

      A A e

      Bukti. Matriks saddle point (A, e) = mengikuti bentuk Schur Comple- T e

      (A,e) T −

      1

      ment sedemikian sehingga = −e A A e. Berdasarkan Schur Complement, maka diperoleh

      A e det(A, e) = det , T T e

      1

      = 0 − e A e det(A), T

      1

      = −e A e det(A), (A, e) = det(A). n×n T A

      , n > 1 dan E = ee . Jika matriks A non- Proposisi 3.6. Misalkan A, E ∈ R singular dan untuk suatu α, β di mana αA + βE juga nonsingular, maka

      (αA + βE, e) (A, e)/A = .

      αA + βE α − β(A, e)/A Bukti. Dari Proposisi 3.2, Proposisi 3.3, dan Schur Complement, diperoleh: n− n− (A, e)

      1

      1 det(αA + βE, e) = α det(A, e) = α det(A) . Keberadaan Keseimbangan Nash Campuran pada Bimatrix Games

      59 Dengan menggunakan Proposisi 3.5 dan Proposisi 3.3, diperoleh

      (αA + βE, e) det(αA + βE, e) = det(αA + βE), (αA + βE)

      (αA + βE, e) n−

      1

      = α [α det(A) − β det(A, e)], (αA + βE)

      (αA + βE, e) (A, e) n−

      1 = α [α det(A) − β( )det(A)].

      (αA + βE) A Selanjutnya diperoleh : n− (A, e) (αA + βE, e) (A, e)

      1 n−

      1

      α det(A) = α [α det(A) − β( ) det(A)], A (αA + βE) A n− (A,e)

      

    1

      (αA + βE, e) α det(A) A = , n− (A,e)

      1

      (αA + βE) α [α det(A) − β( ) det(A)] A

      

    (A,e)

      det(A) A = .

      (A,e)

      det(A)[α − β ] A Jadi diperoleh

      (αA + βE, e) (A, e)/A = .

      (αA + βE) α − β(A, e)/A Berikut ini adalah kajian utama dalam penulisan ini, yaitu teorema mengenai syarat cukup dan syarat perlu keberadaan dan ketunggalan keseimbangan Nash campuran sempurna pada bimatrix games. T Teorema 3.7. Misalkan diberikan suatu bimatrix games simetris [A, A ], di mana matriks A n×n adalah matriks pembayaran pemain pertama sedemikian sehingga (A, e) adalah nonsingular. Syarat perlu dan syarat cukup untuk keberadaan dan ketunggalan dari suatu keseimbangan Nash campuran sempurna adalah: i det(A , e) · det(A j , e) > 0, untuk semua pasangan i, j. (3.1)

      Untuk sebarang keseimbangan campuran dalam permainan ini, di mana strategi pemain adalah campuran sempurna, pembayaran u(A) diberikan sebagai berikut: det(A) u(A) = − (3.2) det(A, e) dan entri-entri dari vektor peluang y diberikan sebagai berikut: det(A j , e) q j = , untuk j = 1, 2, · · · , n. (3.3) det(A, e)

      Bukti. Pada suatu keseimbangan Nash di mana strategi-strategi pemain barisnya adalah campuran sempurna, strategi campuran y yang digunakan oleh pemain lain akan memenuhi

      Ay = u(A)e. (3.4) T T A x = u(A )e. Anggi Mutia Sani

    60 P n

      Entri-entri pada vektor peluang y berjumlah 1. Misalkan y = [q j ], di mana j =1 q j = 1. Maka T e y = 1, (3.5) T ee y = e · 1, T Ey = e, dengan E = ee . Sehingga diperoleh u(A)e = u(A)Ey, u(A)e − u(A)Ey = 0,

      Ay − u(A)Ey = 0, (A − u(A)E)y = 0. Entri-entri pada vektor peluang y adalah strictly positive. Jadi y bukan vektor nol. Sehingga det(A − u(A)E) = 0.

      Dengan menggunakan Proposisi 3.3, di mana α = 1 dan β = −u(A), diperoleh n−

      1 det(A − u(A)E) = 1 [1 · det(A) − (−u(A)) det(A, e)].

      Selanjutnya diperoleh det(A − u(A)E) = det(A) + u(A) det(A, e), det(A − u(A)E) − det(A) u(A) = . det(A, e)

      Karena det[A − u(A)E] = 0, maka det(A) u(A) = − . det(A, e)

      Dalam bentuk matriks, persamaan (3.4) dan persamaan (3.6) dapat ditulis: A e y u(A) T = (3.6) e

      1 Dari aturan Cramer, diperoleh bahwa persamaan (3.6) dan persamaan (3.2) meng- hasilkan det(A j ) det(A) det(A j , e) det(A j , e)

      − q j = u(A) = − ( ) = , det(A) det(A, e) det(A) det(A, e) di mana q j adalah entri-entri dari vektor peluang y. T

      Argumen yang sama berlaku untuk pemain kolom dan A , karena transposisi dari matriks pembayaran membentuk T i T i det(A ) j = det(A ) = det(A ), untuk semua i, j.

      Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa keseimbangan Nash ada dan tunggal jika dan hanya jika persamaan (3.1) terpenuhi. Dari persamaan (3.4) jelas bahwa y adalah tunggal, karena pembayaran u(A) diperoleh dari matriks A. Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa keseimbangan Nash campuran sempurna ada.

      Keberadaan Keseimbangan Nash Campuran pada Bimatrix Games

      61

      (=⇒) Entri-entri dari vektor peluang x dan y adalah p i = det(A i , e) det(A, e) , dan q j = det(A j , e) det(A, e)

      . Misalkan ∃ p i > 0, q j > 0 untuk i, j = 1, 2, · · · , n. Akan ditunjukkan bahwa persamaan (3.1) berlaku. Karena y ada dan tunggal, maka haruslah det(A, e) 6= 0. Hal ini berarti bahwa det(A, e) < 0 atau det(A, e) > 0. Pandang dua kasus berikut. 1. det(A i , e) < 0 dan det(A j , e) < 0, atau 2. det(A i , e) > 0 dan det(A j , e) > 0.

      (i) Untuk det(A i , e) = p i · det(A, e) di mana det(A, e) < 0 dan p i > 0, diperoleh det(A i , e) < 0. Untuk det(A j , e) = q j

      · det(A, e) di mana det(A, e) < 0 dan q j > 0, diperoleh det(A j , e) < 0. Sehingga diperoleh det(A i , e) · det(A j , e) > 0. (3.7)

      (ii) Untuk det(A i , e) = p i · det(A, e) di mana det(A, e) > 0 dan p i > 0, diperoleh det(A i , e) > 0. Untuk det(A j , e) = q j · det(A, e) dimana det(A, e) > 0 dan q j > 0, diperoleh det(A j , e) > 0. Sehingga diperoleh det(A i , e) · det(A j , e) > 0. (3.8)

      Dari persamaan (3.7) dan (3.8)diperoleh persamaan (3.1), yaitu det(A i , e) · det(A j , e) > 0, untuk semua pasangan i, j. (⇐=) Misalkan det(A i , e) · det(A j , e) > 0, untuk semua pasangan i, j. Akan ditun- jukkan bahwa terdapat p i > 0 dan q j > 0.

      Karena det(A i , e) · det(A j , e) > 0, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu: 1. det(A i , e) > 0 dan det(A j , e) > 0, 2. det(A i , e) < 0 dan det(A j , e) < 0. Karena det(A, e) 6= 0, maka det(A, e) < 0 atau det(A, e) > 0. Perhatikan bahwa: p i = det(A i , e) det(A, e) dan q j = det(A j , e) det(A, e) . Pandang kasus-kasus berikut. (i) Misalkan det(A i , e) > 0, det(A j , e) > 0, dan det(A, e) < 0. Akan ditunjukkan bahwa pada kasus ini, tidak diperoleh p i > 0 dan q j > 0.

      Karena det(A i , e) > 0 dan det(A, e) < 0, maka diperoleh p i < 0. Hal ini tidak mungkin, karena p i haruslah strictly positive. Karena det(A j , e) > 0 dan det(A, e) < 0, maka diperoleh q j < 0. Hal ini tidak mungkin, karena q j haruslah strictly positive. (ii) Misalkan det(A i , e) > 0, det(A j , e) > 0, dan det(A, e) > 0. Karena det(A i , e) > 0 dan det(A, e) > 0, maka diperoleh p i > 0. Karena det(A j , e) > 0 dan det(A, e) > 0, maka diperoleh q j > 0.

      (iii) Misalkan det(A i , e) < 0, det(A j , e) < 0, dan det(A, e) < 0. Karena det(A i , e) < 0 dan det(A, e) < 0, maka diperoleh p i > 0. Karena det(A j , e) < 0 dan det(A, e) < 0, maka diperoleh q j > 0. Anggi Mutia Sani

      62 i

      (iv) Misalkan det(A , e) < 0, det(A j , e) < 0, dan det(A, e) > 0. Karena i det(A , e) < 0 dan det(A, e) > 0, maka diperoleh p i < 0. Hal ini tidak mungkin, karena p i haruslah strictly positive. Karena det(A j , e) < 0 dan det(A, e) > 0, maka diperoleh q j < 0. Hal ini tidak mungkin, karena q j haruslah strictly positive. Dari (ii) dan (iii), terbukti bahwa terdapat p i > 0 dan q j > 0. Jadi, jika i det(A , e) · det(A j , e) > 0 maka terdapat p i > 0 dan q j > 0.

      Jadi terbukti bahwa keseimbangan Nash campuran sempurna ada dan tung- i gal jika dan hanya jika det(A , e) · det(A j , e) > 0.

      4. Kesimpulan Pada makalah ini, telah dikaji kembali bahwa Teorema 3.7 dapat diperumum untuk bimatrix games [A, B], di mana matriks A dan B adalah matriks n × n. Diperoleh bahwa syarat cukup dan syarat perlu untuk keberadaan dan ketunggalan dari ke- seimbangan Nash campuran sempurna adalah bahwa untuk semua pasangan i, j, berlaku i i det(A , e) · det(A j , e) > 0 dan det(B , e) · det(B j , e) > 0.

      Untuk pembayaran pemain baris u(A) dan pembayaran pemain kolom u(B) adalah det(A) det(B) u(A) = − , u(B) = − , det(A, e) det(B,e) dan entri-entri dari vektor peluang x dan entri-entri dari vektor peluang y adalah i det(B , e) det(A j , e) p i = , untuk i = 1, 2, · · · , n, dan q j = , untuk j = 1, 2, · · · , n. det(B, e) det(A, e)

      5. Ucapan Terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hazmira Yozza, Ibu Nova

      Noliza Bakar, dan Ibu Lyra Yulianti yang telah memberikan masukan dan saran sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Daftar Pustaka [1] Milchtaich, I. and T. Ostrowski. On Some Saddle Point Matrices and Applications to Completely Mixed Equilibrium in Bimatrix Games. http://faculty.biu.ac.il/∼ milchti/papers/bimatrix.pdf

      [2] Ostrowski, T. 2007. A Necessary and Sufficient Condition of a Mixed NE in Bimatrix Games. Int. J. Algebra, Vol. 1. 7 : 303 – 310

      [3] Ostrowski, T. 2008. On Nonsingularity of Saddle Point Matrices with Vectors of Ones. Int. J. Algebra, Vol. 2. 4 : 197 – 204