PERENCANAAN MASTER PLAN ARSITEKTUR BISNIS PT. GLOBAL ARTA BORNEO MENGGUNAKAN FRAMEWORK WARD AND PEPPARD

ISSN cetak 2087-1716
ISSN online 2548-7779

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 Agustus 2017

PERENCANAAN MASTER PLAN ARSITEKTUR BISNIS PT. GLOBAL
ARTA BORNEO MENGGUNAKAN FRAMEWORK
WARD AND PEPPARD
Abdullah Ardi1, Ema Utami2, dan Emha Taufiq Luthfi3
1ardiofchemistry@gmail.com, 2emma@nrar.net,
1,2,3Universitas

dan 3emhataufiqluthfi@amikom.ac.id
AMIKOM Yogyakarta

Abstrak
PT. Global Arta Borneo merupakan pemegang Izin Usaha Niaga Umum BBM Migas.
Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang Hilir Migas melalui Undang-Undang 22/2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi dan Peraturan Pemerintah 36/2004, serta Surat Izin Usaha Perdagangan No.
510/MP.1106504/PERINDAG. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan strategi yang dapat
dikembangkan dalam perancangan SI/TI di PT. Global Arta Borneo. Penyelarasan strategi SI/TI dalam

mendukung tujuan organisasi untuk mencapai keunggulan yang kompetitif dan meningkatkan daya
saing, dilakukan dengan pendekatan Ward and Peppard Framework menggunakan metode analisis
Five Force Factors, PEST, CSF, Value Chain serta McFarlan. Hasil penelitian menujukkan terdapat 10
strategi rencana kegiatan yang ditunjukkan dengan roadmap Teknologi Informasi dan sistem informasi
yang akan dibangun dalam jangka waktu 5 tahun.
Kata kunci: Strategi SI/TI, Ward and Peppard.

1. Pendahuluan
Perkembangan Information System/Information Technology (yang selanjutnya disingkat sebagai
IS/IT) dewasa ini berkembang sangat pesat dan hal ini berpengaruh terhadap berbagai aspek
pekerjaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga saat ini sebagian besar perusahaan memilih
untuk mengadopsi IS/IT sebagai pendukung kegiatan bisnis. SI/TI tidak lagi dipandang sebagai
pelengkap, tetapi telah menjadi penentu terlaksananya sasaran/strategi bisnis perusahaan. Strategi
dan Investasi IS/IT adalah kunci agar perusahaan mampu bertahan di lingkungan bisnis yang
kompetitif, dan dapat meningkatkan efisiensi serta keefektifan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.
IS/IT kemudian mulai diterapkan dan dilibatkan dalam setiap proses bisnis yang ada, namun
semuanya harus direncanakan secara matang, hal ini dikarenakan penerapan SI/TI membutuhkan
perencanaan dan peninjauan kesiapan dari berbagai aspek serta penyususan strategi yang terpadu
[1].
Saat ini permasalahan yang ditemui yaitu tersebarnya data dan informasi dihampir semua divisi

atau aspek bisnis serta tidak ada jaminan bahwa informasi dikelola dengan baik. Hal ini menimbulkan
fraud yang dilakukan oleh pegawai perusahaan, dimana fraud tersebut berkaitan dengan penggelapan
dana akibat tidak terjadi pelaporan data pembelian senilai ± 3 Milliar Rupiah dengan laporan nomor
polisi LP/L/189/IX/2016/SPKT tanggal 17 September 2016 tentang tindak Pidana penipuan dan
penggelapan[2]. Sementara pencatatan informasi juga masih mengandalkan aplikasi Ms. Word, Ms.
Excel dan Ms. Visio, sehingga sistem harus bekerja dengan cara membaca satu per satu data
masukan, untuk dilakukan proses rekap dan konfigurasi, sehingga hal ini menyebabkan waktu dan
tenaga yang terpakai cukup banyak. Proses pengumpulan data untuk migrasi data/informasi masih
memakan waktu yang lama karena belum adanya sistem yang secara otomatis dapat melakukan
pengecekan apakah data-data yang dimasukkan, diproses dan dikeluarkan telah valid. Saat ini,
sistem support hanya berfungsi untuk mencatat masalah-masalah yang muncul pasca implementasi
sistem, intensitas, waktu dan solusi kemudian hanya untuk keperluan dokumentasi saja, tidak
dikembangkan dengan maksimal untuk kepentingan pengembangan kebutuhan di masa depan.
Sementara itu pada sistem marketing dan distribusi terdapat beberapa permasalahan, antara lain
pencatatan data calon customer dan pendistribusian barang jadi masih menyulitkan untuk
dilakukannya data mining dengan berbagai aspek kondisi.
Selain itu proses distribusi barang sering mengalami kendala, karena data dan informasi yang
dibutuhkan tersebar pada area-area yang terpisah dan datanya masih belum terverifikasi dengan
valid. Begitu pula dengan media branding, saat ini PT. Global Arta Borneo telah menggunakan
website, namun masih dinilai kurang efektif, dikarenakan website yang ada fokus pada informasi

umum mengenai perusahaan, bukan fokus untuk menjual dan memperkenalkan produk.

Copyright © 2017 – ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved | 107

ISSN cetak 2087-1716
ISSN online 2548-7779

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 Agustus 2017
2. Metode
Didalam perancangan Perencanaan Strategis SI/TI dibutuhkan suatu framework (kerangka kerja)
yang menjadi acuan agar hasil yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan, terarah dan tepat sasaran.

Gambar 1. Model Strategis SI/TI[3]

2.1. Analisis Critical Success Factor (CSF)
Hardjanto[4], Setiawan dan Ilman [5], serta Wulandari [6] mendefinisikan CSF sebagai area
tertentu dalam perusahaan, dimana jika hasil dari area tersebut memuaskan, maka akan menjamin
keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana “sesuatu harus
berjalan dengan baik dan benar” sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus berkembang.
CSF erat kaitannya dengan Indikator Kinerja Utama/Key Performance Indicator (KPI). Menurut

ITGI‟s Management Guidelines [7] KPI adalah “a measure of how well the process is performing”
dengan kata lain KPI merupakan ukuran-ukuran yang membantu penentuan seberapa baik proses
yang diselenggarakan dalam mencapai sasaran. Dalam prakteknya, KPI dan Indikator Tujuan
Utama/Key Goal Indicator (KGI) sering membingungkan. KGI sendiri menurut ITGI adalah mengukur
tingkat keberhasilan pencapaian dari tujuan.

2.2. Analisis Rantai Nilai (Value Chain)
Menurut Michael Porter Value chain analysis adalah kegiatan menganalisis kumpulan aktivitas
yang dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk
atau jasa [8,9]. Pendekatan rantai nilai (value chain) dibedakan menjadi dua tipe aktivitas bisnis:
a. Aktivitas Utama (Primary Activities)
Aktivitas-aktivitas utama pada perusahaan yang pada akhirnya memberikan kepuasan pada
pelanggan. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak hanya dilakukan dengan baik, tapi juga harus saling
berhubungan dengan efektif jika keseluruhan perfoma bisnis hendak dioptimalkan. Aktivitas utama
terdiri dari logistik kedalam (inbound logistic), logistik keluar (outbound logistics), operasi, pemasaran
dan penjualan (sales & marketing) dan pelayanan (services).
b. Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Aktivitas-aktivitas yang melengkapi aktivitas utama dengan berbagai fungsi, yaitu kelengkapan
infrastruktur perusahaan (firm infrastructure), manajemen sumber daya manusia (human resource
management), pengembangan teknologi (technology development) dan pembelian/pengadaan barang

(procurement). Dengan konsep rantai nilai ini Porter menjelaskan bahwa setiap mata rantai baik yang
utama maupun pendukung dapat menambah nilai dari produk yang dihasilkan.

2.3. Analisis Lingkungan Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PEST)
PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial dan teknologi [10]. PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis atau
unit organisasi. Arah analisis PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan menilai
strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran, atau ide. Analisis ini cukup mempengaruhi
perusahaan, karena melalui analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi
perusahaanDimana terbagi atas :
a. Politik

Copyright © 2017 – ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved | 108

ISSN cetak 2087-1716
ISSN online 2548-7779

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 Agustus 2017
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta mencakup aturanaturan formal dan informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatannya, seperti
kebijakan tentang pajak, peraturan ketenagakerjaan, peraturan daerah dan peraturan perdagangan.

b. Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya beli dari pelanggan dan
mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan, seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga,
standar nilai tukar, maupun tingkat inflasi.
c. Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan
mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada, seperti tingkat pendidikan masyarakat,
tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial, kondisi lingkungan kerja.
d. Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis
dan mendukung efisiensi proses bisnis, seperti aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi,
automatisasi, kecepatan transfer teknologi.

2.4. Analisis Porter’s Five Forces

Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan di mana bisnis
perusahaan berada. Akibatnya faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti
ancaman-ancaman dan kekuatan- kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan
itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Michael E.Porter mengemukakan konsep Competitive
Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima

Kekuatan Bersaing[11,12,13].

2.5. Analisis Portofolio Aplikasi Mcfarlan (Portofolio Aplikasi)
Portofolio Aplikasi Mcfarlan digunakan untuk menilai kontribusi SI/TI secara keseluruhan dan
efeknya terhadap kesuksesan bisnis. Portofolio aplikasi adalah cara untuk membawa bersama sistem
informasi yang telah ada, direncanakan dan potensial untuk kemudian menilai kontribusi bisnisnya,
umumnya berupa matrik dua-kali-dua, yang merupakan metode sangat popular untuk menjelaskan
dampak dari variabel yang tidak berkaitan, namun saling mempengaruhi.[3]
3. Hasil dan Pembahasan

3.1. Hasil Analisis Lingkungan Eksternal Organisasi
Analisis lingkungan eksternal organisasi merupakan analisis terhadap faktor-faktor eksternal
yang mempengaruhi kegiatan bisnis organisasi baik yang mendatangkan dan memperbesar peluang
organisasi, maupun ancaman bagi organisasi. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis Five Force Models dan analisis PEST.
a. Analisis Five Force Models
Analisis Five Force Models ini digunakan untuk mengkaji posisi PT. Global Arta Borneo
dibandingkan dengan kekuatan eksternal yang mempengaruhi jalannya proses bisnis pada PT. Global
Arta Borneo. Di bawah ini adalah paparan analisis Five Force Models, yaitu :
1. Pesaing Industri ( Rivalry)

Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya PT. Global Arta Borneo menghadapi persaingan dengan
industri-industri yang sejenis. Pesaing utama dari PT. Global Arta Borneo adalah PT. Pertamina
Tbk yang sudah lama berdiri, mempunyai brand yang bagus dan sudah menggunakan fasilitas IT
yang modern. Pesaing utama yang lain adalah PT Petronas Niaga Indonesia dan perusahaan
industri perminyakan lainnya yang terdaftar dan telah mempunyai fasilitas pengolahan minyak,
produk yang dihasilkan cenderung banyak, tidak hanya Marine Gas Oil (MGO) dan Marine Fuel
Oil (MFO).
2. Ancaman Produk Pengganti (Threat of subtitutes)
Ancaman produk pengganti bagi PT. Global Arta Borneo adalah Bahan bakar hayati atau Biofuel,
merupakan setiap bahan bakar baik padatan, cair maupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan
organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari
limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Biofuel dapat menjadi ancaman karena
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di
atmosfer. Hal lain yang menjadi pertimbangan yaitu Mobil berbahan bakar listrik atau sinar
matahari yang tidak menggunakan bahan bakar kimia, seperti Solar, dll.
3. Kekuatan Pembeli ( Buyer Power )
Yang dikategorikan sebagai pembeli/pengguna jasa bagi PT. Global Arta Borneo adalah
beberapa perusahaan lokal yang tersebar di berbagai kota dan telah melakukan kerjasama serta
masyakat umum. Meningkatnya pendapatan dan jumlah masyarakat kelas menengah menambah
jumlah konsumen yang bersedia memakai merek asing yang sering dianggap lebih berkualitas.


Copyright © 2017 – ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved | 109

ISSN cetak 2087-1716
ISSN online 2548-7779

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 Agustus 2017
4. Kekuatan Pemasok (Supplier Power)
Kekuatan pemasok utama PT. Global Arta Borneo adalah PT. Shell. Selain itu ada pemasok lain
seperti peraturan pemerintah yang mengatur tentang regulasi penentuan harga jual bahan bakar
sesuai dengan Permen No 4 tahun 2015 [14].
5. Ancaman pendatang baru (Threat of new entrants and entry barriers)
Munculnya perusahaan baru yang memiliki produk penjualan yang sama dengan PT. Global Arta
Borneo dan bahkan mempunyai link dan kerjasama (MOU) dengan luar negeri menjadi
ancaman/kompetitor yang luar biasa dan harus diwaspadai oleh PT. Global Arta Borneo.

Gambar 3. Porter’s Five Forces PT. Global Arta Borneo
b. Analisis PEST
Selain menggunakan analisis Lima Daya Porter untuk mengetahui faktor faktor eksternal
perusahaan yang berdampak pada proses bisnis perusahaan, digunakan juga analisis PEST untuk

lebih menggali faktor-faktor eksternal lainnya. Faktor-faktor itu meliputi:
1. Faktor Politik
Pengaruh politik yang paling banyak dirasakan pengaruhnya oleh perusahaan adalah dengan
adanya Izin usaha perdagangan yang dikeularkan oleh Menteri Energi dan Sumber daya Mineral
pada tahun 2007 dengan kode izin usaha 05.NW.03.17.00.012 yang hanya berlaku selama 10
tahun yang berarti berakhir pada tahun 2017 dan harus dilakukan perpanjangan/pembaharuan.
Selain itu pengaruh politik lainnya adalah semua produk yang ada dihasilkan PT. Global Arta
Borneo harus terstandarisasi berdasarkan kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral No:
28.K/10/DJM.T/2016 tentang perubahan kedua atas Keputusan Direktur Jendral Minyak Dan Gas
Bumi Nomor 3675.K/24/DJM/2006.
2. Faktor Ekonomi
Efek dari keadaan perekonomian di Indonesia dibedakan menjadi dua yaitu saat keadaan
perekonomian dalam dan luar negeri baik dan atau sebaliknya. Aspek yang paling dirasakan
adalah fluktuasi nilai tukar rupiah karena semua aktivitasi impor dilakukan dengan menggunakan
Kurs Dollar. Di sisi lain regulasi pada pembayaran pajak juga menjadi pengurang pendapatan
bagi perusahaan. Pajak yang tinggi akan mengakibatkan perusahaan membatasi pembelian
jumlah impor solar.

3. Faktor Sosial
Dalam rangka menjaga hubungan dengan lingkungan sekitar Pelabuhan dan Terminal PT. Global

Arta Borneo telah melakukan kegiatan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan ( UPL) untuk penerimaan penimbunan dan distribusi BBM dari Ditjen
MIGAS dengan No Dokumen 10097/18.05/DMT/2007.

4. Faktor Teknologi

Copyright © 2017 – ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved | 110

ISSN cetak 2087-1716
ISSN online 2548-7779

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 Agustus 2017
Adanya Teknologi berbasis IT berpengaruh pada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
Teknologi informasi yang bagus untuk saat ini adalah yang bisa diakses dimana saja dan kapan
saja. Teknologi yang memungkinkan hal tersebut yaitu teknologi berbasis web dan online. Oleh
karena itu, salah satu teknologi informasi yang dapat digunakan oleh PT. Global Arta Borneo
dalam menjalankan fungsi bisnis adalah Semi-Manual.
Tabel 1. Identifikasi Solusi Berdasarkan Analisis PEST
Faktor PEST
Kebutuhan Informasi
Solusi SI
Politik
Standarisasi BBM
SI Penjamin Mutu
Ekonomi
Informasi pembelian dan SI SCM
pengadaan barang
Sosial
Rencana Kegiatan CSR
SI CSR
Teknologi
Teknologi penjualan online SI Penjualan

3.2. Hasil Analisis Lingkungan Internal Organisasi
a. Analisis Value Chain
Analisis Value Chain PT. Global Arta Borneo dilakukan berdasarkan teori Michael Porter. Analisis
Value Chain ini memberikan kerangka untuk mengidentifikasi dan menginventarisasikan area-area
fungsi bisnis. Area bisnis utama PT. Global Arta Borneo mengacu proses bisnis organisasi yaitu Input,
Proses dan Output. Hasil analisis Value Chain PT. Global Arta Borneo dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 2. Identifikasi Solusi SI berdasarkan Value Chain
Value Chain
Kegiatan
Unit Kerja
Solusi SI
Inbound Logistic

Penerimaan Bahan Baku

Head Distribusi
Head Operasional

SI SCM

Operation

Kegiatan Produksi Bahan Bakar
Minyak

Head Operasional

Bukan Solusi
SI

Outbund Logistic

Agen retail

Head Marketing

SI CRM

Marketing

Kegiatan Sosialisasi dan Promosi

Head Marketing

SI CRM

Servicing

Pelayanan Masyarakat dan Mitra
Kerja

Head Marketing

SI CRM

Firm Infrastructure

Unit Keuangan, Floating
Storage,Tanker, Land Craft Tanker,
Oil Barge Mobile,Tugboat dan
Mobil Tanki

Unit finance &
Accounting, Head
Operasional
danHead Distribusi

SI Keuangan,
SI Sarana
Prasarana, SI
CRM

Human Resource
Management

Head Admin (penempatan,
perekrutan, pembinaan,
pengembangan serta
pemberhentian karyawan)

Head Admin

SI
Kepegawaian

Technology
Development

Jaringan Internet dan Wifi

Head Admin

Bukan Solisi SI

Procurement

Bahan Baku dan pengadaan
sarana prasarana

Head admin dan
Head Operasional

SI sarana dan
prasarana

b. Analisis CSF
Analisis CSF melibatkan manajemen senior dalam mengembangkan strategi sistem informasi. Karena
CSF secara keseluruhan telah berakar pada bisnis dan memberikan komitmen bagi manajemen
puncak dalam menggunakan sistem informasi, yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan
perusahaan melalui area bisnis yang kritis. Adapun hasil analisis CSF PT. Global Arta Borneo sebagai
berikut.

Copyright © 2017 – ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved | 111

ISSN cetak 2087-1716
ISSN online 2548-7779

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 Agustus 2017
Tabel 3. Matrik Kebutuhan Informasi Bagian Head Marketing PT. Global Arta Borneo

Tujuan Head
Marketing
Membuat program
sosialisasi,
melakukan
penyusunan MoU,
menyediakan
semua
informasi
yang
dibutuhkan
oleh
pelanggan
dan bertanggung
jawab
dalam
penerimaan
konsumen baru.
Riset
kepada
masyarakat untuk
mendukung
kebijaksanaan
pemerintah

Faktor Penentu
(Critical Sucess
Factor)
Membuat program
sosialisasi
dan
promosi PT. Global
Arta Borneo

Merencanakan dan
membuat rencana
kegiatan
penerimaan
konsumen baru

Melakukan seluruh
kegiatan penelitian
( survei )

KPI (Key
Performance
Indicator)

Value
Chain

Kebutuhan
Informasi

Marketing

Data
lokasi
tujuan,
Data
Mitra
kerja/konsumen

Proses penerimaan
konsumen potensial
baru berjalan sesuai
kebijakan
dan
pedoman
yang
ditetapkan
perusahaan

Inbound
Logistic

Data konsumen
potensial baru,
SOP
penerimaan
konsumen/mitra
kerja baru.

Penelitian
(survei)
yang
dilakukan
sesuai roadmap dan
kebijakan
survei
yang
dibuat
perusahaan

Marketing

Pelaksanaan
program sosialisasi &
promosi
berjalan
sesuai rencana

Data
lokasi
tujuan,
Data
Mitra
kerja/konsumen

Tabel 4. Matrik Kebutuhan Informasi Bagian Head Operasional & Safety PT. Global Arta Borneo

Tujuan Head
Operasional & Safety

Memberikan
pelayanan kepada
karyawan
melalui
program-program
pelatihan
dan
pengembangan
produk.

Melaksanakan
kegiatan
yang
berkaitan
dengan
keamanan
dan
keselamatan proses
produksi.

Faktor Penentu
(Critical Sucess
Factor)

KPI (Key Performance
Indicator)

Merencanakan dan
menyelenggarakan
kegiatan programprogram pelatihan
dan
pengembangan
terkait
aspek
produk.

Proses
kegiatan
dan
programprogram pelatihan
yang berada di
Bagian Marketing

Evaluasi
seluruh
kegiatan
operasional
perusahaan

Monitoring terhadap
operasional
perusahaan
dilakukan
sesuai
pedoman

Melaksanakan
kegiatan
yang
berkaitan dengan
keamanan
dan
keselamatan
proses produksi.

Melaksanakan
kegiatan
keamanan
dan keselamatan.

Value Chain

Kebutuhan
Informasi

Operation

Jadwal
kegiatan
produksi,
Jenis program
pelatihan

Operation

Informasi
perubahan
jadwal
produksi

Servicing
dan Human
Resource
Management

Data
karyawan dan
SOP
yang
diterapkan
perusahaan

Copyright © 2017 – ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved | 112

ISSN cetak 2087-1716
ISSN online 2548-7779

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 Agustus 2017
Tabel 5. Matrik Kebutuhan Informasi Bagian Head Distribusi PT. Global Arta Borneo

Tujuan Head
Distribusi

Memberikan
layanan distribusi
yang
berkualitas
kepada Organisasi/
masyarakat

Mendukung proses
kegiatan distribusi
Bahan Bakar

Faktor Penentu
(Critical Sucess
Factor)

KPI (Key Performance
Indicator)

Value Chain

Kebutuhan
Informasi

Merencanakan dan
menyelenggarakan
seluruh
kegiatan
disribusi
Bahan
Bakar Minyak

Proses
kegiatan
distribusi
Bahan
Bakar
berjalan
sesuai target yang
ditentukan
PT.
Global Arta Borneo.

Operation

Jadwal
kegiatan
distribusi,
Rencana target
yang
akan
dicapai

Evaluasi
seluruh
kegiatan Distribusi
Bahan Bakar

Monitoring terhadap
seluruh
kegiatan
distribusi
Bahan
Bakar
dilakukan
sesuai pedoman

Operation

Data karyawan,
data kegiatan
distribusi

Menyelenggarakan
proses
penyusunan
distribusi
Bahan
Bakar PT. Global
Arta Borneo.

Proses
penyusunan
distribusi Bahan Bakar
berjalan sesuai standar
pedoman yang baku

Firm
Infrastructure

Informasi SOP
setiap unit kerja
Sesuai
Kebijakan
Perusahaan

a.

Analisis Kondisi IS/IT Internal
Data yang diperoleh wawancara dipetakan sesuai fungsinya masing-masing menggunakan
matriks Mc Farlan’s Strategic Grid guna mengetahui prioritas pengembangan sumber daya yang akan
diterapkan di PT. Global Arta borneo. Pemetaan dilakukan pada empat kuadran yaitu strategic, high
potential, key operation, dan support [3]. Dari hasil pemetaan yang dapat dilihat pada Gambar 3 maka
diperoleh portofolio Perencanaan Pengembangan Sumber Daya IS/IT.

Gambar 3. Kategori Aplikasi Portofolio Mendatang PT. Global Arta Borneo
Berdasarkan hasil analisis diatas Adapun waktu yang direncanakan dalam kurun waktu 4 tahun
(2017-2021). Berikut jadwal implementasi yang akan direncanakan berdasarkan wawancara dengan
para Direktur Finance & Admin serta Direktur Operastional, Logisti & Marketing PT. Global Arta
Borneo:

Copyright © 2017 – ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved | 113

ISSN cetak 2087-1716
ISSN online 2548-7779

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 Agustus 2017
Tabel 6. Roadmap Perencanaan Pengembangan SI/TI
No

Rencana Kegiatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

SI CRM
SI CSR
SI Penjamin Mutu
SI Penerimaan konsumen Baru
SI Penjualan
SI Sarana dan Prasarana
SI Keuangan
SI Kepegawaian
SI K3
SI SCM

Tahun
2017

Tahun
2018

Tahun
2019

Tahun
2020

Tahun
2021

4. Kesimpulan dan saran
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, peneliti memberikan rekomendasi
kepada PT. Global Arta Borneo yaitu terdapat 10 strategi Rencana kegiatan diantaranya SI CRM, SI
CSR, SI Penjamin Mutu, SI Penerimaan Konsumen Baru, SI Penjualan, SI Sarana dan Prasarana, SI
Keuangan, SI kepegawaian, SI K3 dan SI SCM yang akan diimplementasikan selama 5 tahun untuk
menunjang proses bisnis PT. Global Arta Borneo yang dapat memiliki keunggulan, kompetitif dan
meningkatkan daya saing.

4.2. Saran
Berikut adalah saran agar penelitian berikutnya yang akan melakukan penelitian yang sama, agar
mendapatkan hasil yang lebih baik:
1. Pada penelitian ini fokusnya hanya pada arsitektur Bisnis perusahaan, untuk penelitian yang
akan datang bisa dilakukan pada arsitektur infrastruktur, informasi, aplikasi dan tata kelola IT.
2. Agar lebih spesifik lagi bisa dilakukan analisis kelayakan investasi atas perencanaan strategis
SI/TI serta membuat analisis perencanaan biaya.
3. Pada penelitian yang akan datang bisa dilakukan pengujian efektifitas penerapan IT/SI sebelum
yang sesudah impementasi masterplan.
4. Mengkombinasikan berbagai alat analisis seperti Generic Strategic Michael Porter berupa fokus
strategi cost leadership, Differentiation, Cost Focus, Differentation Focus serta Stuck in The
Middle.

Daftar Pustaka
[1] Esson Sihombing. 2014. Future Business Analysis and Mapping Dalam Perancangan IS/IT
Strategic Planning Pada PTRH. Thesis UNIKOM
[2] Banjarmasin Post. ASN Puskesmas Seruyan Ditangkap Gelapkan Rp 3 Miliar Uang Penjualan
Solar PT Global Arta Borneo. Diakses dari https://goo.gl/jvi5fL pada tanggal 3 April 2017 Jam
17.00 WIB.
[3] Ward, John, Peppard, Joe. 2002. Strategic Planning For Information System. 3rd Edition. John
Willey & Sons, Buffins Lane, Chichester. E-BOOK diakses dari https://goo.gl/7yY5PR pada
tanggal 3 April 2017 Jam 09.00 WIB.
[4] Hardjanto, Kurnia. 2015. Strategic Planning of Information Systems at Department of Agriculture,
Animal Husbandry and Fisheries Magelang with Ward and Peppard Framework. Jurnal Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Vol. 4 No.2, Desember 2015 : 88 – 99
[5] Setiawan Awan dan Ilman Benie. 2012. Perencanaan Strategik Sistem Informasi pada
Perusahaan Penerbitan dengan Metode Ward and Preppard: Studi Kasus pada Penerbit
Rekayasa Sains Bandung. Jurnal Manajemen Teknologi. Volume 11 Number 3 2012
[6] Wulandari, Dewi Ayu Nur. 2014. Perencanaan Strategis SI/TI Dengan Menggunakan Metodologi
Tozer Pada BMT Salsabila Jakarta. Jurnal Sistem Informasi stmik Antar Bangsa. Vol. III No.2
Agustus 2014

Copyright © 2017 – ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved | 114

ISSN cetak 2087-1716
ISSN online 2548-7779

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 2 Agustus 2017
[7] Guldentops, E., Van Grembergen, W., & De Haes, S. 2002. Control and governance maturity
survey: establishing a reference benchmark and a self-assessment tool. Information Systems
Control Journal, 6, 32-32.
[8] Masniah. 2015. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Apotek Mutiara Insani Martapura
kalimantan selatan. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Volume 7 No 4
2015
[9] Haron, Haryani dan Zolkarnain, Zulfadhli Naim. 2013. A Situational Analysis of Strategic
Information System Planning in the Context of a Malaysian SME. 3rd International Conference on
Research and Innovation in Information Systems.
[10] Fahana, Jefree., Utami, Ema dan Amborowati, Armadyah. 2016. Perencanaan Strategis Sistem
Informasi Untuk Pengelolaan Kepemimpinan Di Sekolah Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
Jurnal Ilmiah DASI Vol. 17 No. 2 Juni 2016 ISSN: 1411-3201
[11] Husain Umar. 2005. Manajemen Riset dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pusat: Jakarta
[12] Masniah. 2015. Perencanaan Strategis Sistem Informasi Apotek Mutiara Insani Martapura
kalimantan selatan. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Volume 7 No 4
2015
[13] Kusuma, Erwin Arry. 2016. Perencanaan Strategis Sistem Informasi PT. Anugerah Aulia Alam
Raya Pengembang Perumahan Banjarbaru Kalimantan Selatan. Jurnal Evolusi Volume 4 Nomor
1 – 2016
[14] Departemen ESDM. Peraturan Mentri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No 4
Tahun 2015 Tentang Perhitungan Harga Jual Eceran bahan Bakar Minyak.

Copyright © 2017 – ILKOM Jurnal Ilmiah -- All rights reserved | 115