Acara (4) Acara (4) Acara (4) Acara (4)

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR ILMU TANAH
ACARA 4
PENGAMATAN TANAH DENGAN INDRA

Oleh :
NAMA

: Sri Wahyuni

NIM

: A1A116036

ROMBONGAN :16

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2017


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
dan hewan, danmempunyai tiga dimensi ruang, yaitu panjang, lebar dan
kedalaman.Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar
daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat
mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
Dalam dunia pertanian, tanah mempunyai peranan yang penting, tanah
sangat dibutuhkan tanaman. Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang
sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk
yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang
tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu.
Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Tanah
dalam pertanian mempunyai peranan sebagai media tumbuh tanaman dalam hal
tempat akar memenuhi cadangan makanan, cadangan nutrisi (hara) baik yang
berupa ion-ion organik maupun anorganik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah,

tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah dan lain-lain (Forth,1988).
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan
di lapang. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi,
dan akumulasi bahan- bahan yang terjadi, misalnya kandungan bahan organik
yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tekstur
mencerminkan ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah sedangkan struktur tanah
merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah
hingga partikel sekunder yang membentuk agregat.
B. Tujuan
1. Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku
Munsell soil color chart.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling nyata dan paling mudah
untuk ditemukan. Pada umumnya, bahan organik memberi warna kelam pada
tanah, artinya jika tanah asalnya berwarna kuning dan kecoklatan, kandungan
bahan organik menyebabkan tanah cenderung berwarna hitam atau kecoklatan.
Semakin stabil bahan organik, semakin tua warnanya. Semakin segar tanahnya,
semakin cerah warnanya. Humus yang stabil berwarna hitam (Darmawijaya,
1997).

Tanah dengan tekstur kasar seperti pasir tahan terhadap erosi karena
butiran-butiran yang besar tersebut memerlukan lebih banyak tenaga untuk
mengangkut. Tanah dengan tekstur halus seperti liat tahan terhadap erosi karena
adanya daya kohesi yang kuat dari liat tersebut sehingga gumpalan-gumpalannya
sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap erosi adalah debu dan
pasir yang sangat halus. Oleh karena itu, makin tinggi kandungan debu dalam
tanah, maka tanah menjadi makin peka terhadap erosi (Singer, 2006).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (proporsi) dari komposisi fraksifraksi penyusun tanah. Fraksi tersebut antara lain fraksi pasir (sand), fraksi debu
(silt), dan fraksi lempung (clay) (Bailey, 1984).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan
keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain
membentuk agregat. (Handayani dan Sudarminto, 2002). Umumnya tanah yang
dikehendaki tanaman adalah tanah yang berstruktur remah dengan perbandingan
bahan padat dan pori seimbang (Kohnke, 1968). Di lapangan struktur tanah
sendiri dideskripsikan menurut tipe, kelas, dan gradasi. Tipe, indikator bentuk dan
susunan ped, yaitu bulat, lempeng, balok, dan prisma. Kelas, indikator bentuk
struktur yang terbentuk dari ped-ped penyusunnya. Gradasi, indikator derajat
agregasi, atau perkembangan struktur yang dibagi menjadi tanpa struktur, lemah,
sedang, dan kuat (Hanafiah, 2005).


III.METODE PRAKTIKUM
A.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku Munsell Soil Color
Chart, penggaris. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah
entisol.
B.Prosedur Kerja
B.1. Prosedur kerja warna tanah
1. Diambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya (permukaannya
tidak mengkilap).
2. Dimasukan kedalam lubang kertas buku Munsell Soil Color Cart.
3. Dicatat notasi warna (HUE, VALUE, CHROMA ) dan nama warna.
B.2. Prosedur kerja tekstur tanah
1. Diambil sebonkah tanah kira-kira sebesar kelereng.
2. Dibasahi dengan air hingga tanah dapat ditekan.
3. Tanah dipijit kemudian dibuat benang dan dirasakan kasar halusnnya.
Jika :
a. Berbentuk benang mudah dan membentuk pita pang maka besar
kemungkinan teksturnya liat.
b. Mudah patah, kemungkinan tekstur tananhnnya lempung berliat.
c. Tidak berbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa

lemmbut dan licin, berarti lempung berdebu jika kasar lempung berpasir.

B.3. Prosedur kerja struktur tanah
1. Diambil sebongkah tanah dari horisonn tanah.
2. Dipecahkan dengan cara ditekan dengan jari atau dijatuhkan dari
ketinggian tertentu, hingga bongkahan tanah pecah secara alami.
3. Pecahan tersebut menjadi agrerat mikro yang merupakan kelas struktur
tanah.
B.4. Prosedur Kerja konsistensi tanah
1. Diamati dengan cara dipijit dengan ibujari dan telunjuk contoh tanah
dalam berbagai kandungan air
2. Diamati dalam kondisi kering, lembab, dan basah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B.Pembahasan
warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna
tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh
perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik,

warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan
organik umumnya rendah.oleh karena itu manfaat mengetahui warna tanah sangat
penting demi menyuburkan tanaman.(Hardjowigeno,1992)
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling nyata dan paling mudah
untuk ditemukan. Pada umumnya, bahan organik memberi warna kelam pada
tanah, artinya jika tanah asalnya berwarna kuning dan kecoklatan, kandungan
bahan organik menyebabkan tanah cenderung berwarna hitam atau kecoklatan.
Semakin stabil bahan organik, semakin tua warnanya. Semakin segar tanahnya,
semakin cerah warnanya. Humus yang stabil berwarna hitam (Darmawijaya,
1997).
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan
keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain
membentuk agregat. (Handayani dan Sudarminto, 2002).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (proporsi) dari komposisi fraksifraksi penyusun tanah. Fraksi tersebut antara lain fraksi pasir (sand), fraksi debu
(silt), dan fraksi lempung (clay) (Bailey, 1984)

Konsistensi merupakan sesuatu yang berhubungan langsung dengan
tekstur dan
keteguhan (firmness) tanah dan seringkali dihubungkan dengan kekuatannya.
Secara

konvensional, konsistensi kekuatan tanah sangat lunak ( very soft), lunak (soft),
medium
stiff(medium firm), kaku (stiff/firm), sangat kaku (very stiff), dan keras (hard).
Istilah-istilah ini sangatlah relatif dan dapat memiliki pengertian yang berbedabeda tergantung dari penelitinya. Untuk lebih seragam dalam pemakaian praktis,
selan-jutnya konsistensi adalah keadaan tanah yang berhubungan dengan
kekuatannya (Made Dodiek, 2008)
Tanah ultisol adalah tanah yang memiliki pH rendah kejenuhan Al tinggi,
kemungkinan besar juga Fe dan Mn aktif tinggi .Lempung beraktivitas rendah
(LAC) bermuatan terubahkan (variable charge). Ultisol memiliki daya semat
terhadap fosfat kuat.
Kejenuhan basa rendah, kadar Cu rendah dalam tanah yang berasal dari bahan
induk masam (feksil) atau batuan pasir, sedang kadar Zn biasanya cukup namun
cenderung
terilluviasi dalam horison B (Aubert & Pinta, 1977) ,( Krauskopf, 1979).

Vertisol adalah tanah hitam dan subur, dapat terbentuk dari berbagai
macam bahan induk tanah, mineral liatnya
didominasi oleh smektit, dan mempunyai sifat yang retak-retak bila kering.
Enam profil tanah Vertisol dari lokasi
dan bahan induk berbeda, yang terdiri dari 32 contoh tanah telah dianalisis

sifat kimia dan komposisi mineralnya.(Prasetyo,2007)
Tanah Entisol merupakan tanah yang relatif kurang menguntungkan untuk
pertumbuhan tanaman, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan
produktivitasnyadengan jalan pemupukan.Tanah ini mempunyai konsistensilepaslepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap erosi dan kandungan hara
tersediakan rendah.Potensi tanah yang berasal dari abu vulkan ini kaya akan hara
tetapi belum tersedia, pelapukan akan dipercepat bila terdapat cukup aktivitas
bahan organik sebagai penyedia asam-asam organik.(Sri N,2003).

Inceptisol merupakan tanah yang ter- sebar luas di Indonesia terutama di
daerah perairan yang rentan terhadap pencemaran akibat tumpahan minyak atau
oli.Tanah Inceptisol yang mengandung jenis mineral liat termasuk tanah pertanian
utama di Indonesia karena mempunyai sebaran yang sangat luas. Luasannya
sekitar 70,52 juta ha atau 37,5%(Junaidi, 2013).
Pada praktikum warna tanah dan tekstur tanah kami menentukan dari jenis
tanah Entisol, Andisol, Ultisol, Vertisol, dan Inseptisol.Dan di peroleh hasil pada
tanah Entisol memiliki notasi warna 10 YR 4/3 yaitu dengan warna Dakk Brown,
dan memiliki tekstur Lempung liat berdebu.Pada tanah Andisol diperoleh notasi
warna 7 YR ¾ yaitu warna Dark Brown dan memiliki tekstur tanah lempung
berliat.Pada tanah Ultisol memiliki notasi warna 5 YR 4/6 dengan warna
Yellowish Red dan memiliki tekstur liat. Pada tanah Vertisol memiliki notasi

warna 5 YR 3/1 dengan warna Very Dark grey dan memiliki tekstur liat.Pada
tanah Inseptisol memiliki notasi warna 10 YR 4/6 dengan warna Dark Yellowish
Brown dan memiliki tekstur lempung berliat.
Pada pengamatan struktur tanah diperoleh hasil pada tanah Entisol
memiliki tipe remah, kelas sangat kasar dan derajat struktur lemah. Pada tanah
Andisol memiliki tipe remah, kelas halus, dan derajat struktur lemah.Pada tanah
Ultisol memiliki tipe remah, kelas kasar, dan drajat struktur cukupan.Pada tanah
Vertisol memiliki tipe kersai, kelas sangat kasar, dan derajat struktur kuat. Dan
pada tanah Inseptisol memiiki tipe kersai, kelas sangat kasar, dan derajat struktur
cukupan.
Pada pengamatan konsistensi tanah diperoleh hasil pada tanah Entisol
memiliki konsistensi pada tanah basah kelekatannya agak lekat, keliatannya agak
plastis , konsistensi lembabbnya sangat teguh, dan konsistensi keringnya keras.
Pada tanah Andisol memiliki konsistensi pad tanah basah kelekatannya agak lekat,
keliatannya agak plastis, konsistensi lembabnya lepas dan konsistensi keringnya
lepas. Pada tanah Ultisol memiliki konsistensi pada tanah basah kelekatannya
agak lekat, konsistensi lembabnya gembur dan konsistensi keringnya keras. Pada
tanah Vertisol memiliki konsistensi pada tanah basah dengan kelekatannya lekat,
keliatannya agak lekat, konsistensi lembabnya sangat teguh, dan konsistensi


keringnya sangat keras.Pada tanah Inseptisol memiliki konsistensi pada tanah
basah kelekatannya agak lekat, keliatannya tidak plastis, konsistensi lembabnya
teguh, dan konsistensi keringnya agak keras.
Praktikum ini ada yang sesuai dengan literatur dan ada juga yang tidak itu
disebabkan praktikum ini menggunakan dengan alat indra dan alat indra setiap
orang itu merasakan rasa yang berbeda.

V.KESMPULAN
A.Simpulan
1. Pengamatan jenis suatu tanah dapat ditentukan dari 4 cara yaitu Warna
tanah, Tekstur Tanah, Struktur Tanah dan Konsistensi.
2. Setiap jenis tanah memiliki warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah dan
konsistensi tanah yang berbeda tergantung sifat-sifat tanah yang dimiliki
tanah masing masing.
3. Pengamata tanah dengan indra tidak akan tepat sama dengan literatur
karena setiap alat indra memiliki perasa yang berbeda.
B.Saran
Pada praktikum ini di anjurkan ketelitian karena praktikum ini menggunakan alat
indra.


DAFTAR PUSTAKA

Aubert,H. & M Pinta. 1977.Trace elements in soil. Dev.Soil Sci.7.Elsevier
Scientific publ. Co. Amsterdam.ix+395 h
Bailey, H. 1984. Kuliah Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Ilmu Tanah,
Palembang.Darmawijaya, M. Isa. 1997. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Dodiek Made, & Wirya Ardana.2008. Korelasi Kekuatan Geser Undrained Tanah
Lempung Dari Uji Unconfined Compression Dan Uji Laboratory Vane
Shear (Studi Pada Remolded Clay).Jurnal Ilmiah Teknik Sipil.Vol:12. No :
2
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana
Perkasa.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Handayani, S. dan B. H. Sunarminto. 2002. Kajian struktur tanah lapis olah: I.
pengaruh pembasahan dan pelarutan selektif terhadap agihan ukuran
agregat dan dispersitas agregat. Agrosainsvol:16 Hal :10-17.

Junaidi. 2013. Penggunaan Bakteri Pseudomonas Fluorescens Dan Pupuk

Kandang Dalam Bioremediasi Inceptisol Tercemar Hidrokarbon. Jurnal
konsevasi sumber daya lahan. Vol : 1 No: 1

Kohnke, H. 1986. Soil Physics. Tata Mc Graw Hill Rubl Co.Ltd, New Delhi.
Nuryani Sri H Utami& Suci Handayani.2003.Sifat Kimia Entisol Pada Sistem
Pertanian Organik.Ilmu Pertanian Vol: 10 No: 2
Purba A. 2013. Evaluasi Kesesuaian Lahan Pada Tanah Entisol Di Kecamatan
Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan UntukTanaman Kopi
Arabika (Coffea Arabica).Jurnal Agroekoteknologi.Vol: 2 No : 1

Prastyo.B.H.2007.Perbedaan Sifat-Sifat Tanah Vertisol Dari Berbagai
Bahan IndukDifferentiation In Properties Of Vertisol From Various
Parent Materials.Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia.Vol : 1 no :9
Singer, M. J. 2006. Soils an Introduction. Pearson Education, Inc., United State
of America.

Dokumen yang terkait

KATEGORI PESAN YANG MUNCUL PADA ACARA PARODI POLITIK DI TELEVISI (Analisis Isi Acara News Dot Com di Metro TV Tanggal 11 Pebruari Pukul 21.30)

0 37 2

PENGARUH DAYA TARIK REALITY SHOW MASIHKAH KAU MENCINTAIKU TERHADAP PENDAPAT MASYARAKAT TENTANG SIKAP TERBUKA PADA PASANGAN (Studi Pada Pemirsa Acara Televisi reality show Kelurahan Tukang kayu RT/RW 02/05, Kecamatan Banyuwangi, Kota Banyuwangi)

0 67 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN PROGRAM ACARA CHATZONE(Studi Terhadap Manajemen Program Acara di Stasiun Televisi Lokal Agropolitan Televisi Kota Batu)

0 39 2

MANAJEMEN SIARAN PADA VOICE OF AMERICA (VOA) INDONESIA (Studi Tentang Pengolahan dan Penyebaran Program Acara Radio dan Televisi Oleh VOA Indonesia)

3 48 23

MANAJEMEN STRATEGI RADIO LOKAL SEBAGAI MEDIA HIBURAN (Studi Komparatif pada Acara Musik Puterin Doong (PD) di Romansa FM dan Six To Nine di Gress FM di Ponorogo)

0 61 21

Strategi Komunikasi Prudent Radio 102,8 Fm Dalam Produksi Program Siaran Acara Prudent Hits 10

2 31 115

Konstruksi Makna Mengaji Dalam Program Acara Magrib Mengaji di Radio MQ FM Bandung ( Studi Fenomenologi Konstruksi Makna Mengaji Dalam Program Acara Magrib Mengaji Bagi Pendengar di Radio MQ FM Bandung di Komplek Purnawirawan TNI-AU ( PEPABRI ) di Kabupat

3 88 162

Perancangan Media Bumper Acara Telivisi Di PT. Esa Visual Padjadjaran Tivi

0 7 20

Antiremed Kelas 12 Matematika (4)

4 115 8