PENDAMPINGAN PEMBUATAN ANEKA OLAHAN RUMP

PENDAMPINGAN PEMBUATAN ANEKA OLAHAN RUMPUT LAUT SEBAGAI
UPAYA PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KEPULAUAN SAPEKEN
SUMENEP
Nurwidodo1, Abdulkadir Rahardjanto2, Husamah3, Mas’odi4
1

Universitas Muhammadiyah Malang
Universitas Muhammadiyah Malang
3
Universitas Muhammadiyah Malang
4
STKIP PGRI Sumenep
Alamat Korespondensi: Jl. Raya Tlogomas 246 Malang, Telp/Fax. 0341-464318
E-mail: 1)nurwidodo88@yahoo.com, 2)rahardjanto@gmail.com, 3)usya_bio@umm.ac.id,
4)mas’odi@stkippgrisumenep.ac.id,
2

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pendampingan pembuatan aneka olahan
rumput laut sebagai upaya penguatan ekonomi masyarakat kepulauan Sapeken Kabupaten Sumenep,
sebagai wujud implementasi program pengabdian IbW-CSR Petani Rumput Laut Kepulauan

Sapeken Kabupaten Sumenep Tahun II (2017). Metode pelaksanaan kegiatan IbW-CSR ini mengacu
kepada analisis situasi program-program yang disepakati bersama dengan mitra berupa diskusi,
sosialiasi, workshop, dan praktik langsung. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan
apa yang diharapkan pada bagian pendahuluan dan uraian hasil dan pembahasan maka dapat
dismpulkan bahwa wujud implementasi kegiatan IbW-CSR tahun II berupa pendampingan
pembuatan aneka olahan rumput laut sebagai upaya penguatan ekonomi masyarakat, yaitu 1)
sosialisasi kegiatan IbW-CSR ke Muspika Sapeken, Pemda Sumenep, dan tokoh-tokoh masyarakat;2
) koordinasi dengan mitra; 3) persiapan dan pelaksanaan pelatihan pembuatan olahan rumput laut;
4) komunikasi penggalian informasi dan pengurusan izin nomor P-IRT ; 5) kunjungan ke lokasi
budidaya di pulau Sadulang, analisis situasi dan potensi serta kompetensi masyarakat untuk
mengolah rumput laut; 6) pendampingan masyarakat mitra melalui pengadaan alat pembuatan
tepung dan sarana produksi ; 7) pendampingan teknik pengemasan olahan rumput laut, pengadaan
alat/bahan produksi, dan pameran produk ; dan 8) penjajakan awal kerjasama dengan koperasi dan
pengenalan produk ke pasar/konsumen. Kegiatan telah dilaksanakan dengan sukses dan sesuai
rencana.
Kata kunci: aneka olahan, potensi daerah, rumput laut, Sapeken sejahtera.
1. PENDAHULUAN
Kecamatan (Kepulauan) Sapeken merupakan kecamatan terjauh dan paling timur (terluar) dari
Kabupaten Sumenep [1, 2, 3]. Akses menuju Kepulauan Sapeken cukup sulit akibat faktor geografis
dan sarana penunjang transportasi belum memadai [4], sehingga menyebabkan kecamatan ini

semakin terisolir, mengalami kesenjangan, dan jauh tertinggal dari kecamatan lainnya, khususnya
dari Sumenep daratan. Sebenarnya Kepulauan Sapeken memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA)
berbasis bahari/kelautan yang cukup besar dan sangat potensial untuk dikembangkan [5,6], salah
satunya adalah budidaya rumput laut [7].
Sepuluh tahun terakhir mulai banyak bermunculan masyarakat di Kepulauan Sapeken yang
membudidayakan rumput laut. Kondisi ini hampir merata di setiap pulau. Namun di beberapa pulau
lain, misalnya Pagerungan Kecil dan Pagerungan Besar, 5 tahun terakhir justru tidak ditemukan lagi
pembudidaya rumput laut. Beberapa pulau seperti Sadulang Besar, Sepanjang, dan Sasiil,
masyarakatnya masih ada yang bertahan membudidayakan rumput laut hingga saat ini, dan umumnya
sebagai usaha keluarga. Budidaya dilakukan secara tradisional, dimana hasil rumput laut dijual dalam
bentuk basah ataupun kering, tanpa pengolahan lebih lanjut sehingga harga jual relatif rendah [1,8].

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017

Menyikapi kondisi tersebut, maka perlu upaya pendampingan masyarakat untuk mengatasi
masalahh yang mereka hadapi. Aktualisasi peran perguruan tinggi terutama pada aspek tridharma
bidang pengabdian kepada masyarakat memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
pembangunan dan mempengaruhi perubahan-perubahan dalam masyarakat. Peran dan fungsi
perguruan tinggi juga dapat diwujudkan melalui upaya membangun proses pembelajaran dalam
masyarakat secara luas untuk mendorong terciptanya transformasi sosial [9], termasuk dalam bidang

kelautan [10].
Sehubungan dengan itu, dilaksanakan program pengabdian IbW-CSR Petani Rumput Laut
Kepulauan Sapeken Kabupaten Sumenep. Pada tahun I (2016) Tim IbW-CSR telah melakukan
berbagai kegiatan, yaitu (a) pemetaan/kajian potensi budidaya dan aspek SDM masyarakat, (b)
penyediaan sarana dan prasarana budidaya, penyediaan bibit, dan pelaksanaan budidaya rumput laut,
(c) sosialisasi program dengan pejabat terkait (desa dan dusun) dan pembentukan kelompok
masyarakat (POKMAS) bernama Sapeken Sejahtera, (d) sosialisasi dan pelatihan terkait dengan
budidaya rumput laut, (e) sosialisasi dan pencanangan gerakan sadar gizi pelajar kepulauan berbasis
sumberdaya laut dan hasil olahannya khususnya rumput laut, (f) observasi ke daerah budidaya, (g)
pendampingan penguatan semangat berbudidaya, dan (h) uji kandungan rumput laut kepulauan [11].
Rekomendasi tahun I adalah perlunya pendampingan masyarakat dalam hal pembuatan
berbagai olahan rumput laut, penggunaan teknologi, dan pengemasan bahkan bila perlu pengurusan
izin ke pihak terkait yaitu izin Pangan Industri Rumah Tangga/P-IRT [11]. Hal ini juga sejalan
dengan kajian Nurwidodo et al [8] serta Astutik & Santoso [12] bahwa secara umum petani rumput
laut di Kepulauan Sapeken memiliki pengetahuan yang rendah sehingga menyebabkan kurangnya
kreasi dan inovasi dalam mengelola hasil panen/pasca panen yang sesuai dengan permintaan pasar.
Menurut Nurwidodo et al [13] pula bahwa khusus untuk Kepulauan Sapeken, terkait dengan rumput
laut memang terjadi perubahan budaya kerja, sehingga hal ini memerlukan pendampingan khusus.
Sehubungan dengan hal tersebut, artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan
pendampingan pembuatan aneka olahan rumput laut sebagai upaya penguatan ekonomi masyarakat

kepulauan Sapeken Kabupaten Sumenep, sebagai wujud implementasi program pengabdian IbWCSR Petani Rumput Laut Kepulauan Sapeken Kabupaten Sumenep Tahun II (2017).
2. METODE
Metode pelaksanaan kegiatan IbW-CSR ini mengacu kepada analisis situasi programprogram yang disepakati bersama dengan mitra yaitu Kangean Energy Indonesia (KEI) Ltd dan
Kelompok Masyarakat (POKMAS) “Sapeken Sejahtera”, sebagaimana diuraikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Metode Pelaksanaan IbW-CSR Kecamatan Sapeken Sumenep Tahun II (2017)

Tahun

II
(tahun
kedua)

Program/Kegiatan Selama tahun II dan uraian langkah
solusi atas persoalan yang disepakati
1. Perluasan Implementasi Paradigma Budidaya Rumput
Laut (perluasan cakupan kelompok dan perluasan
areal/lahan tanam).
2. Memfasilitasi petani mitra untuk menjadi anggota koperasi
nelayan yang telah ada
3. Pengenalan dan implementasi berbagai usaha diversifikasi

pembuatan aneka olahan rumput laut
4. Penyediaan dan pendampingan penggunaan teknologi
tepat guna dalam penanganan/pengolahan rumput laut
pasca panen (pembuatan tempung dan pembuatan adonan)
5. Pengembangan program dengan memfasilitasi pengurusan
P-IRT dan uji pemasaran

Metode Pelaksanaan
Diskusi, sosialisasi,
workshop, praktek langsung
Diskusi, sosialisasi,
workshop, praktek langsung
Diskusi, sosialisasi,
workshop, praktek langsung
Pengadaan alat, pelatihan dan
pendampingan
Praktek langsung

Khalayak sasaran dalam pengabdian ini adalah masyarakat di dua desa di Kecamatan Sapeken
yaitu Desa Pagerungan Kecil dan Desa Sadulang. Bahan dan alat yang digunakan adalah perangkat

peralatan untuk budidaya rumput laut, alat dan bahan untuk pembuatan dan pengemasan aneka
2

SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

olahan rumput laut, dan alat untuk pengemasan olahan rumput laut. Secara khusus tim juga
membuatkan 1 paket alat untuk penepung dan pengolah rumput laut yang terdiri dari 8 unit. Alatalat lain yang digunakan dalam pengabdian adalah alat ujicoba resep, buku resep, sarana transportasi
kunjung lapang, media presentasi, sampel makanan olahan rumput laut, notebook untuk mencatat
kegiatan dan kamera untuk dokumentasi.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau kunjung langsung ke lokasi
pengabdian, melakukan diskusi dan sosialisasi serta workshop yang didokumentasikan melalui
catatan-catatan, pengarsipan sampel produk-produk yang digunakan dan dihasilkan, serta melalui
dokumentasi kamera. Data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun kegiatan yang telah dilakukan dalam pengabdian IbW-CSR Petani Rumput Laut
Kepulauan Sapeken Kabupaten Sumenep, khususnya yang berkaitan dengan tema publikasi ini
adalah sebagai berikut.
3.1 Sosialisasi Kegiatan IbW-CSR ke Muspika Sapeken, Pemda Sumenep, dan Tokoh-tokoh
Masyarakat
Sosialisasi Kegiatan IbW-CSR dilaksanakan atas undangan dari PT Kangean Energy

Indonesia (KEI ltd). Tim IbW-CSR yang diwakili oleh Bapak Husamah, M.Pd., melaksanakan
sosialisasi dan presentasi kegiatan sesuai dengan rancangan dalam proposal. Tim diberikan waktu
(sebagai pembicara secara panel) pada acara Sosialisasi Industri Hulu Migas kepada para stakeholder
yang diselenggarakn di Trawas Mojokerto oleh SKK Migas-KEI ltd. Adapun dokumentasi kegiatan
tersebut disajikan pada Gambar 1.

(b)

(a)

(c)

(d)

Gambar 1. Sosialisasi Kegiatan IbW-CSR ke Muspika Sapeken, Pemda Sumenep, dan Tokoh-tokoh
Masyarakat (Keterangan: (a) perwakilan tim-duduk di tengah- sebelum menjadi pemateri,
bersama perwakilan KEI dan camat Sapeken; (b) perwakilan tim-nomor dua dari kanan pada
barisan depan-bersama peserta; (c) berfoto bersama Camat, Kapolsek, Danramil, dan Tim KEI-

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017


nomor satu dari kanan; dan (d) Perwakilan berdiskusi dengan tokoh masyarakat dan perwakilan
Pemda Sumenep-nomor 1 dari kanan.

Peserta kegiatan sosialisasi tersebut berjumlah 40an orang yang terdiri dari Camat Sapeken,
MUSPIKA, para Kepala Desa se-Kecamatan Sapeken atau yang mewakili, Tim KEI, warga dan
tokoh masyarakat se-Kecamatan Sapeken, dan Penggagas Koperasi di Sapeken. Hasil kegiatan
tersebut adalah adanya dukungan dari semua agar IbW-CSR dapat berhasil, sehingga potensi-potensi
daerah Kepulauan Sapeken dapat diangkat ke level yang lebih tinggi yang pada ujungnya akan
mendorong kesejahteraan masyarakat.
3.2 Koordinasi dengan Mitra
Tim melakukan koordinasi dengan Mitra yaitu Kangean Energy Indonesia (KEI ltd). Kegiatan
ini dilaksanakan di Kantor Perwakilan KEI Surabaya. Kegiatan diikuti oleh Ketua Tim Pengabdian
(Bapak Drs. Nurwidodo, M.Kes), Anggota Tim Pengabdian (Husamah, S.Pd., M.Pd dan Bapak Dr.,
Abdulkadir Rahardjanto, M.Si.), Bapak Hanip Suprapto (Manager Public Government Affair KEI
ltd), dan Bapak Syarip Hidayatullah (Community Development KEI perwakilan Surabaya). Adapun
dokumentasi kegiatan tersebut disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Koordinasi dengan mitra (dilaksanakan di Kantor KEI ltd Perwakilan Surabaya)


Tim memaparkan target luaran dan metode pelaksanaan pengabdian di tahun II. Tim
mengingatkan pula bahwa sebagaimana dalam komitmen saat menyusun proposal tahun II, pihak
KEI ltd setuju menyalurkan bantuan kepada nelayan/petani rumput laut Kepulauan Sapeken
khususnya desa Pagerungan Kecil, sehingga mereka memiliki alternatif penghasilan dan kegiatan di
saat tidak mengurusi rumput laut. Berdasarkan koordinasi tersebut, hasil yang dicapai adalah KEI ltd
menyatakan bahwa mereka akan segera menyalurkan bantuan dalam bentuk subsidi biaya pengadaan
alat penepung rumput laut. Kegiatan ini juga menghasilkan adanya kesamaan persepsi tentang
kegiatan yang dilakukan bersama, kontribusi dan peran masing-masing, dan masukan dari KEI
kepada tim berdasarkan pengalaman pemberdayaan masyarakat (khususnya terkait kultur
masyarakat setempat).
3.3 Persiapan dan Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Olahan Rumput Laut
Kegiatan ini dimulai dengan persiapan yang dilakukan sejak bulan Juli 2017. Tim menyusun
dan menggandakan buku saku "31 Resep Olahan Rumput Laut". Buku ini dibagikan ke peserta atau
kepada nelayan. Buku resep ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat umum,
khususnya masyarakat mitra program pengabdian IbW-CSR di Kepulauan Sapeken Kabupaten
Sumenep. Tentunya dengan resep ini, diharapkan masyarakat dapat berkreasi membuat berbagai
olahan rumput laut sehingga dapat meningkatkan nilai tambah dan kemanfaatan rumput laut, bahkan
dalam level yang layak dijual secara besar-besaran. Dengan demikian, kedepannya masyarakat akan
semakin kreatif, produktif, dan sejahtera. Adapun Cover dan Daftar Isi buku resep, sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 3.

4

SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Gambar 3. Cover dan Daftar Isi buku resep

Pada saat pelaksanaan kegiatan tim memberikan sampel-sampel dodol dan manisan rumput
laut, sehingga peserta mengetahui secara jelas standar dodol yang dijual di pasaran. Tim juga
memberikan contoh tepung rumput laut atau karagenan yang dapat diolah mejadi aneka olahan.
Sebelum melakukan pelatihan kepada ibu-ibu nelayan, terlebih dahulu tim melakukan pelatihan
kepada 5 orang nelayan/petani yang menjadi perwakilan, atau yang menjadi koordinator nelayan
(Perwakilan POKMAS “Sapeken Sejahtera”). Beberapa resep diujicobakan untuk memperoleh
komposisi yang tepat. Pelatihan dilaksanakan di rumah kordinator POKMAS “Sapeken Sejatera”
Pagerungan Kecil, Bapak Husni Mubarak, dimana bukti kegiatan tersebut ditunjukkan pada Gambar
4. Selanjutnya Kegiatan dilaksanakan di Pulau Pagerungan Kecil, diikuti oleh 30 peserta; bertempat
di MTs Al-Barkah Pulau Pagerungan Kecil Sapeken Sumenep. Bukti kegiatan tersebut disajikan pada
Gambar 5.

Gambar 4. Ujicoba (testing) berbagai resep pembuatan olahan rumput laut di desa Pagerungan Kecil
kecamatan Sapeken kabupaten Sumenep (di rumah koordinator nelayan/petani rumput laut,

bapak Husni Mubarak)

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017

Gambar 5. Pelatihan pembuatan olahan rumput laut di desa Pagerungan Kecil kecamatan Sapeken kabupaten
Sumenep.

3.4 Komunikasi Penggalian Informasi dan Pengurusan Izin Nomor P-IRT
Perwakilan tim, yaitu Bapak Mas'odi, M.Pd. (anggota dari STKIP PGRI Sumenep) melakukan
penggalian informasi dna konsultasi mengenai syarat-syarat/mekanisme pengajuan Sertifkat Pangan
Industri Rumah Tangga (P-IRT) ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep. Dalam diskusi bersama
dengan staf/petugas Dinkes Sumenep, didapatkan informasi bahwa pengusul harus mengisi blanko
usulan dan memastikan semua persyaratan terpenuhi. Disarankan bahwa perlu dikumpulkan
beberapa orang pembuat olahan rumput laut/produk hasil laut untuk kemudian diberikan pelatihan
oleh Dinkes. Dalam hal ini dapat pula bekerjasama dengan Disperindag dalam hal pendampingan
produksi, pengemasan, dan pemasaran. Selain itu, berdasarkan diskusi bersama dengan staf/tim dari
KEI ltd di STKIP PGRI Sumenep dilakukan kunjungan ke Disperindag Kabupaten Sumenep.
Hasil kegiatan tersebut adalah didapatkannya informasi bahwa untuk mendapatkan Sertifikat
PIRT pemohon dpaat datang saja langsung ke Dinas Kesehatan Kabupaten dimana tempat produksi
berdomisili dengan membawa dokumen-dokumen yang diperlukan, yait (1) Fotokopi KTP
penanggung jawab; (2) Pas foto 3X4 sebanyak 2 lembar; (3) Surat keterangan domisili usaha dari
kantor camat. (4) Denah lokasi atau bangunan tempat produksi. (5) Sertifikasi penyuluhan pangan
dari penanggung jawab.
Dijelaskan pula bahwa Dinkes Sumenep umumnya mengadakan kegiatan penyuluhan 3 bulan
sekali sekalian menunggu pendaftar lainnya. Jika waktu ini terlalu lama kita bisa mencari teman,
minimal 15 orang dan meminta Dinas Kesehatan melangsungkan penyuluhan secara kolektif.
Berdasarkan hasil konsultasi dan komunikasi bahwa Tim KEI Ltd bersama dengan tim IbW akan
segera melaksanakan pelatihan dengan mengundang perwakilan Disperindag dan Dinkes Sumenep.
Dana berasal dari sharing 2 pihak. Tahun 2018, Disperindag Kabupaten Sumenep juga berjanji akan
membantu mendanai kegiatan-kegiatan di daerah pengabdian IbW berkaitan dengan produksi dan
pemasaran olahan hasil laut sehingga dapat dipasarkan sebagai icon Sumenep (Kepulauan). Bukti
Kegiatan tersebut ditunjukkan pada Gambar 5.

6

SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Gambar 6. Tim IbW-CSR, Bapak Mas’odi melakukan Komunikasi dan Penggalian Informasi terkait P-IRT
dengan petugas di Dinkes Sumenep

Atas dasar informasi pada pertemuan sebagaimana pada Gambar 6 tersebut, tim kembali
mendatangi Dinkes untuk berkonsultasi terkait izin P-IRT. Tim juga telah melengkapi berbagai
persyaratan pengajuan P-IRT. Tim ditemui oleh Kabid Jaminan dan Sarana Kesehatan Dinkes
Sumenep, Ibu dr. Erliyati, M.Kes dan staf yang mengurusi perizinan yaitu Bapak Saiful Bahri.
Berdasarkan pertemuan tersebut, didapatkan hasil bahwa berdasarkan amanat Bupati Sumenep,
Dinkes akan memberikan kemudahan dalam perizinan P-IRT sebagai upaya mensukseskan program
1000 IRT yang dicanangkan Bupati. Tim harus segera memberikan sampel makanan dan
mengirimkan mitra binaan untuk berkonsultasi dan mendapatkan pelatihan singkat di Dinas
Kesehatan. Adapun pelatihan secara lengkap akan dilaksanakan setelah kuota peserta terpenuhi.
Bukti kegiatan tersebut ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Tim IbW-CSR, melakukan Komunikasi dan pengajuan izin P-IRT dengan Kabid Jaminan dan
Sarana Kesehatan Dinkes Sumenep, Ibu dr. Erliyati, M.Kes dan staf Dinkes Sumenep Bapak
Syaiful Bahri.

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017

Beberapa minggu berikutnya, Dnas Kesehatan Kabupaten Sumenep mengeluarkan SK P-IRT
dimana beberapa produk yang dihasilkan mitra (POKMAS Sapeken Sejahtera) telah dapat dipasang
nomor P-IRTnya, yaitu tepung rumput laut, stick rumput laut, manisan rumput laut, dodol rumput
laut, wingko rumput laut, ceker rumput laut, dan bakso ikan rumput laut.
Tim juga telah mencoba mendapatkan informasi awal terkait pengajuan atau pengurusan label
Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI). Tim telah berkunjung ke Kantor MUI Jawa Timur.
Berdasarkan diskusi maka pengajuan akan diusahakan dilakukan pada tahun III (2018). Bukti
kegiatan ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Tim IbW-CSR, melakukan penggalian informasi sertifikasi halal MUI

3.5 Kunjungan ke Lokasi Budidaya di Pulau Sadulang, Analisis Situasi dan Potensi Serta
Kompetensi Masyarakat Untuk Mengolah Rumput Laut
Tim melakukan koordinasi dengan ketua POKMAS Sapeken Sejahtera yang menjadi mitra,
yaitu Bapak Husni Mubarak. Kelompok ini pada Tahun I menjadi pilot project warga Pagerungan
Kecil yang memulai budidaya rumput laut. Karena kondisi dan suasana budidaya yang lebih
mendukung, maka mereka membudidaya di Pulau Sadulang Besar (15 menit perjalanan laut dari
Pulau Pagerungan Kecil). Masyarakat Sadulang Besar pun semakin banyak yang bertahan
membudidayakan rumput laut.
Hasil kunjungan ini adalah didapatkan informasi bahwa masyarakat masih terus
membudidayakan rumput laut, namun hanya menjual dalam bentuk basah dan kering. Tidak ada
pengolahan pasca panen, misalnya diolah dalan bentuk berbagai makanan/jajanan sehingga
petani/nelayan akan mendapatkan hasil yang lebih secara ekonomi. Hal yang sangat positif dari
kegiatan ini adalah adanya pelibatan lebih banyak tenaga kerja, baik untuk mengikat rumput laut ke
tali panjang, memasang tiang, dan memanen. Tenaga kerja khusus untuk menali dan memanen adalah
ibu-ibu rumah tangga, sehingga akan membantu menambah penghasilan bagi keluarga. Tim juga ikut
melakukan pemeriksaan tali (line) satu persatu, membersihkan ganggang dan hewan pengganggu,
memasang pelampung, dan membenahi tali yang putus. Di gubuk juga terlihat tempat penjemuran
rumput laut dan peralartan budidaya. Bukti kegiatan tersebut disajikan pada Gambar 9.

8

SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

(b)

(a)

(c)

(d)

(e)

(f)

Gambar 9. Tim IbW-CSR, melakukan kunjungan ke lokasi budidaya rumput laut di Pulau Sadulang Besar,
sebagai upaya analisis situasi dan potensi serta kompetensi masyarakat untuk mengolah rumput
laut (Keterangan: (a) petani rumput laut menaikan rumput laut kering ke perahu untuk dijual; (b)
dan (c) tim menunjukkan rumput laut yang sedang dijemur; (d) tim belajar cara menali rumput
laut kepada ibu-ibu yang bekerja; (e) dan (f) tim melakukan wawancara dengan ibu-ibu yang
membantu menali/mengikat bibit rumput laut.

3.6 Pendampingan Masyarakat Mitra Melalui Pengadaan Alat Pembuatan Tepung Dan
Sarana Produksi
Salah satu kendala masyarakat dalam mengolah rumput laut menjadi berbagai olahan adalah
proses yang sangat panjang, rumput laut jika diolah masih berbau amis, dan tidak memiliki alat untuk
mengolah. Berdasarkan hasil diskusi dengan ketua kelompok, mitra (KEI Ltd), dan tim maka
disepakati perlu penyediaan mesin/alat pembuat tepung karagenan. Berdasarkan hasil survey maka
ditemukan satu bengkel/CV yang selama ini dapat membuat berbagai alat yang relatif lebih murah
dengan kualitas yang baik. Maka, tim telah memesan alat pembuat tepung karagenan ke CV Karya
Brawijaya seharga Rp. 80 juta (belum termasuk PPH). Biaya pemesanan alat ditanggung bersama
dengan KEI ltd (dibagi dua). Dokumentasi kegiatan disajikan pada Gambar 10.
Dalam kegiatan ini, tim juga memberikan bantuan biaya pembangunan fondasi bangunan
dimana nantinya tempat ini menjadi tempat produksi, dan tempat alat, serta memberikan bantuan
modal usaha (pembenahan alat-alat budidaya rumput laut, pembuatan gudang/bilik sederhana). Bukti
kegiatan ini ditunjukkan pada Gambar 11.

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017

(a)

(c)

(e)

(b)

(d)

(f)

Gambar 10. Pengadaan alat penepung dan pengolah rumput laut (Keterangan Gambar (a) dan (b) diskusi
dengan perwakilan bengkel terkait gambaran alat yang akan dibuat; (c) penjelasan terkait
perkembangan alat oleh tim kepada perwakilan KEI ltd; (d), (e) dan (f) kunjungan bersama dengan
mitra untuk melihat perkembangan pembuatan alat di bengkel CV Karya Brawijaya.

Gambar 11. Tim IbW berfoto bersama perwakilan POKMAS Sapeken Sejahtera dengan latar bangunan
tempat yang akan digunakan sebagai pusat produksi aneka olahan rumput laut dan tempat alat.

10

SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

Setelah alat jadi/selesai, tim mengundang perwakilan POKMAS Sapeken Sejahtera untuk
belajar teknik penggunaan alat penepung rumput laut sampai mahir. Bukti kegiatan ini ditunjukkan
pada Gambar 12.

Gambar 12. Ketua dan Perwakilan POKMAS Sapeken Sejahtera melakukan ujicoba dan belajar pemakaian
alat pengolah rumput laut (penepung dan pembuat adona olahan rumput laut).

Setelah alat jadi/selesai dan telah dicoba oleh POKMAS serta telah diyakini bahwa alat dapat
bekerja sesuai harapan, selanjutnya dilakukan serah terima alat. Pada saat kegiatan ini diadakan
penjelasan mengenai alat, penandatanganan berita acara dan penjelasan mengenai prospek kegiatan
IbW-CSR kepada perwakilan DPPM UMM, KEI ltd, dan POKMAS Sapeken Sejahtera. Bukti
kegiatan ditunjukkan pada Gambar 13.
Adapun alat yang diberikan berjumlah 1 paket yang terdiri dari 8 unit berupa bak pembilas,
bejana masak, blender, alat pengaduk, spinner, oven 6 rak, bak perendam, dan alat penepung
(dissmill). Dengan adanya alat tersebut diharapkan POKMAS mampu menghasilkan aneka olahan
rumput laut sehingga secara ekomi masyarakat petani rumput laut akan lebih berdaya secara
ekonomi. Daerah kepulauan Sapeken pun akan memiliki aneka produk unggulan.

(a)

(c)

(b)

(d)
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017

(e)

(g)

(f)

(h)

Gambar 13. Acara serah terima peralatan secara simbolis (Keterangan: (a) ramah tamah dan diskusi yang
dihadiri oleh Tim IbW-CSR; tim KEI ltd, POKMAS Sapeken Sejahtera; Direktur dan Wakil
Direktur DPPM UMM; (b) penyerahan secara simbolis alat dari KEI ke tim IbW; (c) foto bersama;
(d) penyerahan alat dari tim IbW ke POKMAS; (e) penandatangan berita acara oleh ketua Tim
IbW-CSR; (f) penandatangan berita acara oleh manajer KEI; (g) penandatangan berita acara oleh
POKMAS; dan (h) penandatangan berita acara oleh Wakil Direktur DPPM UMM.

3.7 Pendampingan Teknik Pengemasan Olahan Rumput Laut, Pengadaan Alat/Bahan
Produksi, dan Pameran Produk
Kegiatan dilaksanakan di Pulau Pagerungan Kecil Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep.
Setelah sebelumnya melakukan pendampingan bagaimana pembuatan aneka olahan rumput laut,
selanjutnya tim melakukan pendampingan pengemasan rumput laut sesuai dengan standar. Tim
menyiapkan beberapa jenis kemasan, bahan-bahan pembuatan aneka olahan, penyediaan alat
pres/sealing machine, penyediaan hand sealer, dan peralatan-peralan pendukung lainnya. Tim juga
membantu membuatkan logo/maskot produk dan membantu desain kemasan. Adapun bukti kegiatan
ini ditujukkan pada Gambar 14.

Gambar 13. Logo/maskot dan contoh produk aneka olahan rumput laut yang diproduksi oleh POKMAS
Sapeken Sejahteran.

12

SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

3.8 Penjajakan awal kerjasama dengan koperasi dan pengenalan produk ke pasar/konsumen
Tim telah melakukan lobbying dan diskusi awal dengan ketua dan pengurus koperasi yang
baru berdiri di kepulauan dan koperasi ini masih belum berjalan maksimal karena masalah sumber
daya dan kompetensi. Dengan kegiatan ini diharapkan pada tahun 2018 atau tahun III produk-produk
yang dihasilkan dapat dipasarkan dan atau dikelola melalui koperasi. Anggota POKMAS pun akan
menjadi anggota aktif koperasi. Hal ini akan bermanfaat dalam memperkuat usaha, dan menjadi
jaminan keberlanjutan usaha. Bukti kegiatan ini disajikan pada Gambar 14.
Selanjutnya dilakukan pula pengenalan produk ke pasar/konsumen. Kegiatan dilaksanakan
berupa mengikutkan produk dalam pameran yang dilaksanakan oleh Pemprov Jawa Timur. Di AJtim
Expo Produk-produk tersebut dipajang menjadi bagian kegiatan CSR SKK MIgas-KEI ltd.
Berdasarkan informasi tim KEI, produk-produk tersebut cukup menarik minat konsumen. Beberapa
produk dibeli dan lansung dikonsumsi oleh pengunjung stand. Bukti kegiatan tersebut disajikan pada
Gambar 15.

Gambar 14. Penjajakan awal kerjasama dengan koperasi

Gambar 15. Produk aneka olahan rumput laut diikutkan dalam pameran di Jatim Expo Surabaya

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017

4. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang diharapkan pada bagian pendahuluan dan uraian hasil dan
pembahasan maka dapat dismpulkan bahwa wujud implementasi kegiatan IbW-CSR tahun II berupa
pendampingan pembuatan aneka olahan rumput laut sebagai upaya penguatan ekonomi masyarakat,
yaitu 1) sosialisasi kegiatan IbW-CSR ke Muspika Sapeken, Pemda Sumenep, dan tokoh-tokoh
masyarakat;2 ) koordinasi dengan mitra; 3) persiapan dan pelaksanaan pelatihan pembuatan olahan
rumput laut; 4) komunikasi penggalian informasi dan pengurusan izin nomor p-irt ; 5) kunjungan ke
lokasi budidaya di pulau Sadulang, analisis situasi dan potensi serta kompetensi masyarakat untuk
mengolah rumput laut; 6) pendampingan masyarakat mitra melalui pengadaan alat pembuatan tepung
dan sarana produksi ; 7) pendampingan teknik pengemasan olahan rumput laut, pengadaan alat/bahan
produksi, dan pameran produk ; dan 8) penjajakan awal kerjasama dengan koperasi dan pengenalan
produk ke pasar/konsumen. Kegiatan telah dilaksanakan dengan sukses dan sesuai rencana.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Tim IbW-CSR menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kemenristek
Dikti yang telah mendanai kegiatan ini baik pada tahun I, II dan III. Terima kasih pula kepada Direksi
Kangean Energy Indonesia (KEI ltd) yang berada di bawah koordinasi SKK-Migas, yang berkenan
menjadi mitra khususnya Manager Public Government Affair, tim Community Development
perwakilan Surabaya, dan manajer Community Development di lapangan offshore pagerungan yang
telah memberikan berbagai fasilitas, data, kemudahan, dan bantuan dana pengadaan alat pengolahan
rumput laut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kangean Energy Indonesia. 2013. Pemetaan sosial di sekitar wilayah operasi lapangan gas Pagerungan.
Bogor: Kangean Energy Indonesia Ltd dan Fakultas Ekologi Manusia IPB.
[2] Satriyati, E. dan Rahayu, D. 2010. Upaya pengentasan kemiskinan di Madura sebagai model pengembangan
tanggung jawab sosial. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 23(2):119-129.
[3] Suprajaka, Suryandari, R. Y. dan Subagio, H. 2012. “Metro island” sebuah konsep baru dalam pengelolaan
sumber marin: Kes Pulau Sapeken, Indonesia. Malaysia Journal of Society and Space, 8(4):105 -118).
[4] Alfaqih, I. 2014. Implementasi Bantuan Langsung Masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM)-Mandiri di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep. Skripsi
tidak diterbitkan. Surabaya: FISIP UPN Veteran Jawa Timur.
[5] Romadhon, A. 2012. Penilaian Keberlanjutan Ekosistem Pulau Kecil Melalui Pendekatan Socio Ecological
System dalam Menentukan Kapasitas Ekosistem di Pulau Sapeken, Madura. Prosiding Seminar
Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi, Fakultas Pertanian, UTM.
[6] Romadhon, A., Yulianda, F., Bengen, D. G. & Adrianto, L. 2013. Perencanaan Pembangunan Gugus Pulau
Sapeken Secara Berkelanjutan: Penilaian Daya Dukung Kawasan Bagi Pengembangan Wisata. TATA
LOKA. 15(3): 218-234.
[7] Hidayah, Z. 2012. Model Aplikasi Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh dalam Pendugaan
Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Kerang Mutiara di Kepulauan Kangean Madura. Prosiding
Seminar Nasional Tahunan IX Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, Universitas Gadjah Mada, 14
Juli 2012.
[8] Nurwidodo, Rahardjanto, A., Husamah, Mas’odi, & Mufrihah, A. 2017. Potensi, Kendala, dan Strategi
Pengembangan Budidaya Rumput Laut Berbasis Kolaborasi di Daerah Kepulauan Sapeken Kabupaten
Sumenep. PROSIDING SEMINAR NASIONAL III TAHUN 2017. Diselenggarakan oleh Prodi
Pendidikan Biologi-FKIP dengan PSLK Universitas Muhammadiyah Malang, tanggal 29 April 2017.
[9] Hudha, A. M. Husamah & Hadi S. 2011. Pendampingan pengembangan perangkat pembelajaran
laboratorium untuk menunjang pelaksanaan bagi guru IPA Biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang.
Jurnal Dedikasi, 8, 43-51.

14

SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

[10] Baskoro, M. S. & Nugroho, T. 2011. Peran Perguruan Tinggi dalam Mengakselerasi Pembangunan
Kelautan dan Perikanan dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir dan Nelayan. Seminar
Nasional Perikanan dan Kelautan FAPERIKA UR.
[11] Nurwidodo, Rahardjanto, A., Husamah, Mas’odi, & Mufrihah, A. 2016. Laporan Akhir Program IbWCSR Petani Rumput Laut Kepulauan Sapeken Kabupaten Sumenep. Malang: DPPM-UMM.
[12] Astutik, Y. dan Santoso, E. B. 2013. Prioritas Wilayah Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan di
Kabupaten Sumenep. Jurnal Teknik POMITS. 2(1):C20-C24.
[13] Nurwidodo, Rahardjanto, A., Husamah, Mas’odi, & Mufrihah, A. 2016. Proposal Program IbW-CSR
Petani Rumput Laut Kepulauan Sapeken Kabupaten Sumenep Tahun II. Malang: DPPM-UMM.

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017