WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK IND (5)

WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK
INDONESIA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Secara konsepsional, wawasan nusantara (Wawasan) merupakan wawasan nasionalnya bangsa Indonesia.
Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya disebut Wawasan Nusantara, itu merupakan salah
satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasionalnya
bangsa Indonesia dibangun atas pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada
konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara.jadi Wawasan Nusantara
merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.
Untuk mengetahui lebih jauh, penulis mencoba membahasnya dengan sebuah makalah yang berjudul “
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA”
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian, hakikat, dan kedudukan Wawasan Nusantara?
2.

Apa pengertian Geopolitik?

3.


Bagaimana Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia?

4.

Bagaimana Perwujudan Wawasan Nusantara?

1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian, hakikat, dan kedudukan Wawasan Nusantara!
2.

Untuk mengetahui pengertian Geoplitik!

3.

Untuk mengetahui Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia!

4.


Untuk mengetahui Perwujudan Wawasan Nusantara!

1.4 Sasaran Yang Ingin Di Capai
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi pembaca
lainnya serta menambah wawasan dalam bidang karya ilmiah.

BAB II
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
2.1 PENGERTIAN, HAKIKAT, DAN KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA
A. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal dari
kata Wawas(bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara
berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak
antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, ian yaitu benua Asia
dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara”
digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.

a.


Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut :
Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”

b.

Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun
1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”

c.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
B. Hakikat Wawasan Nusantara
Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan
Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah

“persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan kepulauan
nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.
C. Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan visi bangsa yang
bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara adalah
menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula. Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah
satu konsepsi ketatanegaran Republik Indonesia.
2.2. WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
A. Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik
Geopolitik secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yaitu Geo yang berarti bumi dan tidak lepas dari
pengaruh letak serta kondisi geografis bumi yang menjadi wilayah hidup. Geopolitik dimaknai sebagai
penyelenggaraan Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat
tinggal suatu bangsa.
Istilah geopolitik pertama kali diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik (political geography)
yang kemudian diperluas oleh Rudolf Kjellen menjadi geographical politic, disingkat geopolitik.

a.

b.


c.



a.
b.

Teori-Teori Geopolitik :
Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904), berpendapat bahwa negara itu seperti organisme yang hidup.
Pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup
agar dapat tumbuh dengan subur. Makin luas ruang hiduo maka Negara akan semakin bertahan, kuat, dan maju.
Teori ini dikenal sebagai teori organisme atau teori biologis.
Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922), Negara adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang meliputi
bidang geopolitik, ekonomi politik , demo politik social politik, dan krato politik. Negara sebagai organisme yang hidup
dan intelektual harus mampu mempertahankan dan mengembangkan dirinya dengan melakukan ekspansi.
Teori Geopolitik Karl Haushofer (1896-1946), melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan
tentang lebensraum dan paham ekspansionisme. Jika jumlah penduduk suatu wilayah Negara semakin banyak
sehingga tidak sebanding lagi dengan luas wilayah, maka Negara tersebut harus berupaya memperluas wilayahnya
sebagai ruang hidup bagi warga Negara. Untuk mencapai maksud tersebut, Negara harus mengusahakan :

Autarki, yaitu cita-cita untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa
bergantung pada Negara lain.
Wilayah-wilayah yang dikuasai (pan-regional), yaitu:

Pan Amerika sebagai “perserikatan wilayah” dengan Amerika Serikat sebagai pemimpinnya.
Pan Asia Timur, mencakup bagian timur Benua Asia, Australia dan wilayah kepulauan dimana Jepang sebagai
penguasa.
c. Pan Rusia India yang mencakup wilayah Asia Barat, Eropa Timur, dan rusia yang dikuasai Rusia.
d. Pan Eropa Afrika mencakup Eropa Barat , tidak termasuk Inggris dan Rusia dikuasai oleh jerman.
Teori geopolitik Karl Haushofer ini dipraktikkan oleh Nazi Jerman dibawah pimpinan Hittler sehingga menimbulkan
perang dunia dua.

d.

e.

f.

g.






Teori Geopolitik Halford Mackinder (1861-1947), mempunyai konsepsi geopolitik yang lebih strategik, yaitu dengan
penguasaan daerah-daerah ‘jantung’ dunia, sehingga pendapatnya dikenal dengan teori daerah Jantung. Barang
siapa menguasai “daerah jantung” (Eropa Timur dan Rusia) maka ia akan menguasai pulau dunia (Eropa, Asia, dan
Afrika)yang pada akhirnya akan menguasai dunia. Berdasarkan hal ini muncullah konsep Wawasan Benua atau
konsep kekuatan di darat.
Teori Geopolitik Alfred Tayer Mahan (1840-1914),mengembangkan lebih lanjut konsepsi geopolitik dengan
memperhatikan perlunya memamfaatkan serta mempertahankan sumber daya laut termasuk akses ke laut. Sehingga,
tidak hanya pembangunan armada laut saja yang diperlukan, namun lebih luas juga membangun kekuatan
maritim. Berdasarkan hal tersebut, muncul konsep Wawasa Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa
menguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.
Teori Geopolitik Guilio Douhet(1869-1930), William Mitche(1878-1939), Saversky dan JFC Fuller, mempunyai
pendapat lain dibandingkan dengan para pendahulunya. Keduanya melihat kekuatan dirgantara lebih berperan dalam
memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan bahwa membangun armada atau
angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa di Bantu oleh
angkatan lainnya. Disamping itu, angkatan udara dapat menghancurkan musuh di kandang itu sendiri. Berdasarkan
hal ini maka muncullah konsep Wawasan Dirgantara (konsep kekuatan di udara).

Teori Geopolitik Nicholas J.Spijkman (1879-1936), terkenal dengan teori Daerah Batas. Dalam teorinya, ia membagi
dunia dalam empat wilayah :
Pivot area, mencakup wilayah daerah jantung.
Offshore continent land, mencakup wilayah pantai benua Eropa-Asia.
Oceanic Belt, mencakup wilayah pulau di luar Eropa-Asia, Afrika selatan
New World, mencakup wilayah Amerika.
Atas pembagian dunia menladi empat wilayah ini, Spijkman memandang diperlunya kekuatan kombinasi dari
Angkatan-angkatan Perang untuk dapat menguasai wilayah-wilayah yang dimaksud. Pandangannya ini menghasilkan
teori Garis Batas (Rimland) yang dinamakan Wawasan Kombinasi.

B. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia
Paham geopolitik bangsa Indonesia terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara. Bagi bangsa Indonesia,
geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan faktor-faktor geografis wilayah Negara untuk
mencapai tujuan nasionalnya. Untuk Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional
dengan memamfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi
geografis tersebut.
Secara geografis, Indonesia memiliki ciri khas, yakni diapit dua samudra dan dua benua serta terletak dibawah
orbitGeostationary Satellite Orbit (GSO). Dan Indonesia bisa bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia. Wilayah
Negara Indonesia tersebut dituangkan secara yuridis formal dalam Pasal 25A UUD 1945 Amandemen IV. Atas dasar
itulah Indonesia mengembangkan paham geopolitik nasionalnya, yaitu Wawasan Nusantara. Dan secara historis,

wilayah Indonesia sebelumnya adalah wilayah bekas jajahan Belanda yang dulunya disebut Hindia Belanda.
Berdasarkan fakta geografis dan sejarah inilah, wilayah Indonesia beserta apa yang ada di dalamnya
dipandang sebagai satu kesatuan. Pandangan atau Wawasan nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan
Nusantara. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi geopolitik bangsa Indonesia.

2.3. PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA
. Perumusan Wawasan Nusantara
Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam peraturan perundang-undangan, yaitu dalam ketetapan MPR
mengenai GBHN. Secara berturut-turut ketentuan tersebut adalah :
1.
Tap MPR No. IV \ MPR \ 1973
2.

Tap MPR No. IV \ MPR \ 1978

3.

Tap MPR No. II \ MPR \ 1983

4.


Tap MPR No. II \ MPR \ 1988

5.

Tap MPR No. II \ MPR \ 1993

6.

Tap MPR No. II \ MPR \ 1998

Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional
dalam mencapai Tujuan Pembangunan Nasional adalah Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara adalah wawasan
nasional yang bersumber dari pancasila dan UUD 1945.
Hakikat dari wawasan nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan wilayah Indonesia. Cara pandang
bangsa Indonesia tersebut mencakup :
1.
Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
2.


Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi

3.

Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya

4.

Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan

Masing-masing cakupan arti dari Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, Ekonomi,
Sosial Budaya, Pertahanan Keamanan (POLEKSOSBUDHANKAM) tersebut tercantum dalam GBHN.
GBHN terakhir yang memuat rumusan mengenai Wawasan Nusantara adalah GBHN 1998 yaitu dalam Ketetapan
MPR No. II \ MPR \ 1998. Pada GBHN 1999 sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR No. IV \ MPR \ 1999 tidak
lagi ditemukan rumusan mengenai Wawasan Nusantara.
Pada masa sekarang ini, dengan tidak adanya lagi GBHN, rumusan Wawasan Nusantara menjadi tidak ada.
Meski demikian sebagai konsepsi politik ketatanegaraan Republik Indonesia, wilayah Indonesia yang berciri
nusantara kiranya tetap dipertahankan. Hal ini tertuang dalam Pasal 25A UUD 1945 Amandemen IV yang berbunyi
“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dangan Undang-Undang”. Undang-Undang yang mengatur hal ini adalah
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.

. Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
a). Wilayah Daratan
Wilayah daratan adalah daerah dipermukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di dalam tanah di
permukaan bumi.
b). Wilayah Perairan
Wilayah perairan Indonesia meliputi laut territorial, perairan kepulauan, dan peraran pendalaman.
c). Wilayah Udara
Wilayah udara adalah wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan lautan (perairan) negara itu. Seberapa
jauh kedaulatan negara terhadap wilayah udara di atasnya, terdapat beberapa aliran, yaitu :
1) Teori Udara Bebas
2) Teori Negara Berdaulat di Udara

. Unsur Dasar Wawasan Nusantara
Konsepsi Wawasan Nusantara mengandung tiga unsur dasar, yaitu :
a) Wadah (Contour
b) Isi (Content)
c) Tata Laku (Conduct)

. Tujuan dan Mamfaat Wawasan Nusantara
a) Tujuan Wawasan Nusantara
Tujuan Wawasan Nusantara terdiri atas dua :
1. Tujuan ke dalam, yaitu menjamin perwujudan persatuan kesatuan segenap
aspek kehidupan nasional, yaitu
politik, ekonomi, social budaya, pertahanan keamanan.
2. Tujuan ke luar, yaitu terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah, dan ikut serta dalam
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social serta
mengembangkan suatu kerja sama dan saling menghormati.
b)

Mamfaat Wawasan Nusantara

Mamfaat Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut :
Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional.
Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.
Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi sumber daya yang besar bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat.
4. penerapan wawasan nusantara menghasilkan cara pandang tentang keutuhan wilayah nusantara yang perlu
dipertahankan oleh bangsa Indonesia.
5. Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional.
1.
2.
3.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Secara sederhana wawasan nusantara berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara
adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan
bangsa dan kesatuan wilayah. Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional
merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep
Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula. Kedudukan
Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran Republik Indonesia.
Berdasarkan fakta
geografis dan sejarah, wilayah Indonesia beserta apa yang ada di dalamnya dipandang sebagai satu kesatuan.
Pandangan atau Wawasan nasional Indonesia ini dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara sebagai
konsepsi geopolitik bangsa Indonesia.

3.2. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi pembaca
lainnya serta menambah wawasan dalam bidang karya ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fauzi, Pancasila, Tinjauan Konteks Sejarah, Filsafat Ideologi Nasional dan Ketatanegaraan Republik Indonesia ,
Malang:PT. Danar Jaya Brawijaya University Press, 2003.

WILAYAH SEBAGAI RUANG HIDUP
WILAYAH SEBAGAI RUANG HIDUP

Menurut Ir. Soekarno di hadapan Sidang BPUPKI (Setneg, tt 66), orang dan tempat tdak dapat dipisahkan. Oleh
karena itu, setelah membangsa orang menyatakan tempat tnggalnya sebagai negara, selanjutnya pengertan negara
tdak hanya wiilayah tempat tnggal, namun diartkan lebih luas (telah dibahas pada Bab III). Karena orang dan tempat
tnggal tdak dapat dipisahkan, perebutan ruang menjadi hal yang menimbulkan konlik antar antar manusia hingga
kini. Untuk dapat mempertahankan ruang hidupnya bangsa harus mempunyai kesatuan cara pandang yang dikenal
sebagai wiawiasan nasional. Ilmuwian politk dan militer menyebutnya sebagai geopolitk.

Konsep wiawiasan nasional setap bangsa berbeda. Hal ini berkaitan erat dengan profl diri bangsa (sejarah,
pandangan hidup, ideologi, budaya) dan geograf. Kedua unsur pokok inilah yang harus diperhatkan dalam
pembuatan konsepsi geopolitk bangsa dan negara.

Untuk dapat melaksanakan wiawiasannya bangsa perlu menyusun konsep geostra-tegi. Strategi sendiri merupakan
bagian dari politk, hal ini sepert diungkapkan dalam teori para panglima perang. Clauswiitz menyatakan “Perang
merupakan kelanjutan dari politk, sedangkan strategi adalah ilmu/seni untuk memenangkan perang. Oleh
karenanya membahas geopolitk tdak lepas membahas geostrategi.

Konsep wiawiasan kebangsaan tentang wiilayah mulai dikembangkan sebagai ilmu pada akhir abad XIX dan awial abad
XX. Konsepsi ini dikenal sebagai geopolitk, yang pada mulanya membahas geograf dari segi politk negara (state).
Selanjutnya berkem-bang konsep politk (dalam art distribusi kekuatan) pada hamparan geograf negara, sehingga
tdaklah berlebihan bahwia geopolitk sebagai ilmu “barul dicurigai sebagai upaya pembenaran pada kosepsi ruang
(Sunardi. 2004t 157). Oleh karena itu dalam membahas masalah wiawiasan nasional, disamping membahas sejarah
terjadinya konsep wiawiasan nasional perlu membahas pula teori geopolitk serta implementasinya pada negara kita.

Sebelum membahas masalah geopolitk (suatu negara) perlu mendalami ciri khusus negara berdasarkan bentuk
geomorfologinya, yaitu pada konstalasi wiilayah secara utuh (darat, laut dan udara) dan perilaku manusia
menghadapi tantangan berdasarkan bentuk geografnya. Negara (dalam art wiilayah) dapat dibedakant (1) Dikelilingi
daratan (land lock country); (2) Berbatasan dengan laut, yang dapat dibedakant (a) negara pulau (oceanic
archipelago), (b) negara pantai (coastal archipelago), (c) Negara kepulauan (archipelago).

Menurut regim hukum laut lama, laut menjadi pemisah dari pulau-pulau. Akibat ketentuan ini, negara Indonesia dan
banyak negara nasional baru (pasca Perang Dunia II) menjadi tdak utuh. Oleh karena itu sejak 1957 Pemerintah
Republik Indonesia memperju-angkan agar asas kepulauan diperbaharui dan baru berhasil tahun 1982. Perjuangan
berkat dukungan negara-negara nasional baru yang memiliki wiilayah gugusan pulau. Kini pengertan asas Negara
kepulauan, adalah (UNCLOS 1982, pasal 46)t

a. “Negara Kepulauanl berart suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat
mencakup pulau-pulau lain.

b. “kepulauanl berart suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan dianta-ranya dan lain-lain wiujud
alamiah yang hubungannya satu sama lainnya demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan dan wiujud alamiah

lainnya itu merupakan suatu kesatuan geograf, ekonomi dan politk yang hakiki, atau secara historis dianggap
sebagai demikian.

Geopolitk Indonesia dinamakan Wawiasan Nusantara, dengan alasant (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah negara kepulauan (Setneg RI, tt 66); (2) Berada diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua lautan
(Lautan India dan Lautan Pasifk) sehingga tepatlah bila dinamakan Nusantara (nusa diantara air); (3) Keunikan
lainnya adalah bahwia wiilayah nusantara berada di Garis Khatulistwia dan diliwiat oleh Geo Statonary Satelite Orbit
(GSO).

Untuk melaksanakan konsepsi Wawiasan Nusantara, disusun konsepsi geostrategi yang diberi nama Ketahanan
Nasional. Dalam konsepsi ini bangsa Indonesia menguta-makan pembangunan kekuatan sosial sebagai prioritas
utama dan pembangunan kekuatan fsik prioritas selanjutnya (Lemhannas 1980t 227). Kekuatan sosial yang terbina
dengan baik secara persuasif akan mampu mengajak masyarakat untuk membangun kekuatan fsik untuk
kesejahteraan dan keamanan negara dan bangsa.

Asal istilah Geopolitik
Istilah geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel (1844-1904) sebagai ilmu bumi politik.
Istilah ini kembangkan dan diperluas oleh sarjana ilmu politik Swedia, Rudolf Kjellen (184-1922) dan Karl
Haushofer (1986-1964) dari Jerman menjadi Geographical Politic dan disingkat geopolitik.
Geopolitk yaitu sistem politk atau peraturan-peraturan dalam wiujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang
didorong oleh aspirasi nasional geografk (kepentngan yang ttk beratnya terletak pada pertmbangan geograf,
wiilayah atau teritorial dalam art luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak
langsung atau tdak langsung kepada sistem politk suatu negara.
Salah satu pedoman bangsa Indonesia, adalah wiawiasan nasional yang berpijak pada wiujud wiilayah nusantara,
sehingga disebut Wawiasan Nusantara. Oleh karena itu wiawiasan nusantara adalah geopolitk Indonesia. Hal ini
dipahami berdasarkan pengertan bahwia dalam wiawiasan nusantara konsepsi geopolitk Indonesia yaitu unsur ruang,
yang kini berkembang tdak saja secara fsik geografs, melainkan dalam pengertan secara keseluruhannya
(Suradinata; Sumiarnot 2005).

Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala politik dari aspek geografi. Arti geopolitik
secara harfiah adalah geo asal dari geografi dan politik artinya pemerintahan jadi geopolitik
artinya cara menyelenggarakan suatu pemerintahan yang disesuaikan / ditentukan oleh kondisi /
konfigurasi geografinya (contoh NKRI memilih Negara Kesatuan karena kondisi/konfigurasi
geografinya berupa Negara Kepulauan). Beberapa teori Geopolitik menurut Para ahli
1.
Frederick
Ratzel
(Teori
Ruang
;
1897)
Ratsel menyatakan bahwa negara dalam hal-hal tertentu dapat disamakan dengan organism, yaitu
mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua atau lebih antara lahir, tumbuh, berkembang,
mencapai puncak, surut dan mati. Inti ajaran Ratzel adalah teori ruang yang ditempati oleh
kelompok-kelompok politik (negara-negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme baik
di
bidang
gagasan,
perutusan
maupun
produk.
Untuk membuktikan keunggulan yakni negara harus mengambil dan menguasai satuan-satuan
politik yang berkaitan terutama yang bernilai strategis dan ekonomis. Ratzel memprediksi bahwa
pada akhirnya di dunia ini hanya tinggal negara unggul bisa bertahan hidup dan menjamin

kelangsungan hidupnya. Pertumbuhan negara dapat dianalogikan (disamakan/mirip) dengan
pertumbuhan organisme (mahluk hidup) yang memerlukan ruang hidup, melalui proses,lahir,
tumbuh,berkembang, mempertahankan hidup tetapi dapat juga menyusut dan mati.
Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti kekuatan.
Makin luas potensi ruang makin memungkinkan kelompok politik itu tumbuh (teori ruang). Suatu
bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya
bangsa yang unggul yang dapat bertahan hidup terus dan langgeng. Semakin tinggi budaya bangsa
semakin besar kebutuhan atau dukungan sumber daya alam. Apabila tidak terpenuhi maka bangsa
tsb akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam diluar wilayahnya (ekspansi).
2.
Rudolf
Kjellen
(Teori
Kekuatan)
Kjellen mengembangkan teori ruang Ratzel dengan menganggap bahwa negara sebagai organism
dirumuskan ke dalam sistem politik/pemerintahan melalui 5 pembidangan yaitu : (a) kratopolitik
(politik pemerintahan), (b) Ekono-politik, (c) Sosiopolitik, (d) Demopolitik dan (e) Geopolitik. Inti
ajaran Kjellen adalah tiap negara di samping berupaya untuk menjaga kelangsungan hidupnya,
juga mewajibkan bangsanya untuk berswasembada mengembangkan kekuatan nasionalnya secara
terusa menerus. Dampak pengembangan kekuatan nasional memberikan dua arti penting, (a) Ke
dalam : Menumbuhkan kesatuan dan persatuan yang harmonis dan (b) Ke luar : Dalam
pemekaran wilayah dapat memperoleh batas-batas yang jelas dengan negara-negara di sekitarnya.
Kjellen memprediksi bahwa pergulatan antara kekuatan kontinental (darat) dengan kekuatan
maritime (laut) pada akhirnya akan dimenangkan oleh kekuatan kontinentak sekaligus menguasai
pengawasan
di
laut.
Negara sebagai satuan biologi, suatu organisme hidup. Untuk mencapai tujuan negara, hanya
dimungkinkan dengan jalan memperoleh ruang (wilayah) yang cukup luas agar memungkinkan
pengembangan secara bebas kemampuan dan kekuatan rakyatnya. Negara merupakan suatu
sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang-bidang: geopolitik,ekonomipolitik,
demopolitik,sosialpolitik dan kratopolitik. Negara tidak harus bergantung pada sumber
pembekalan luar, tetapi harus mampu swasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan
dan teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasional.
3.
Karl
Houshoffer
(Teori
Ekspansionisme
:
1896-1946)
Karl Houshoffer mengajarkan faham geopolitik sebagai ajaran ekspansionisme dalam bentuk
politik geografi yang menitikberatkan pada soal-soal strategi perbatasan, ruang hidup bangsa dan
tekana rasial, ekonomi dan sosial sebagai faktor yang mengharuskan pembagian baru kekayaan
dunia. Inti faham geopolitik Houshoffer pada dasarnya adalah penyempurnaan teori Kjellen,
yaitu : (a) Kekuasaan imperium daratan pada akhirnya menguasai imperium lautan (b) Akan
timbul negara-negara besar di Eropa, Asia dan Afrika. Prediksi Houshoffer tersebut, dalam banyak
hal telah mendorong lahirnya Nazi Jerman di bawah Hitler yang bersemboyan Jerman Raya di
atas semua Negar,a sedangkan di Asia lahir chauvinisme Jepang dengan semboyan Hako I Chiu
yaitu menjadikan Jepang sebagai pemimpin Asia, cahaya Asia dan pelopor Asia (Tiga A).
Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman dibawah kekuasan Aldof Hitler, juga
dikembangkan ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan
fasisme. Pokok– pokok teori Haushofer ini pada dasarnyamenganut teori Kjellen, yaitu sebagai
berikut
:

Kekuasan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasan imperium maritim
untuk
menguasai
pengawasan
dilaut.
Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai Eropa, Afrika, dan Asia barat (Jerman dan
Italia)
serta
Jepang
di
Asia
timur
raya.
Geopulitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan pada soal strategi perbatasan. Geopolitik
adalah landasan bagi tindakan politik dalam perjuangan kelangsungan hidup untuk mendapatkan
ruang hidup (wilayah).
4.
Sir
Harold
Mackinder
(Wawasan
Benua)
Mackinder merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan wawasan benua sebagai
konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyatakan bahwa “barang siapa menguasai
daerah jantung (haertland) yaitu Eropa-Asia akan dapat menguasai pulau-pulau dunia dan
akhirnya akan menjadi penguasa dunia.
Teori ahli Geopolitik ini menganut “konsep kekuatan”. Ia mencetuskan wawasan benua yaitu
konsep kekuatan di darat.Ajarannya menyatakan ; barang siapa dapat mengusai “daerah jantung”,
yaitu Eropa dan Asia, akan dapat menguasai “pulau dunia” yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya
dapat mengusai dunia.
5. Sir Walter Raleigh dan Alfred Thayer Mahan (Wawasan Bahari)
Teori Raleigh dan Mahan pada dasarnya adalah teori kekuatan lautan/bahari. Mereka mengatakan
bahwa siapa yang menguasai lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia, yang berarti
menguasai kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat menguasai dunia. Barang siapa
menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai
“kekayaan dunia” sehinga pada akhirnya menguasai dunia.
6.
W.
Michel
dan
John
Frederick
Charles
Fuller
(Wawasan
Dirgantara)
Mitchel dan Fuller berpendapat bahwa kekuatan udara merupakan kekuatan yang paling
menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki dirgantara adalah pengembangan
kekuatan di udara, memiliki daya tangkis yang andal dari berbagai ancaman lawan dalam tempo
cepat, dasyat dan dampaknya sangat mengerikan lawan sehingga tidak ada kesempatan bagi lawan
untuk bergerak. Kekuatan di udara justru yang paling menentukan. Kekuatan di udara
mempunyai daya tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan
penghancuran dikandang lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak menyerang.
7.
Nocholas
J.
Spykman
(Teori
Daerah
Batas/Rimland)
Teori Spykman juga disebut Wawasan Kombinasi, yaitu teori menghubungkan kekuatan darat,
laut dan udara, yang dalam pelaksanaannya disesuikan kondisi dan kebutuhan. Nocholas
mengatakan bahwa siapa yang mampu mengkombinasi kekuatan darat, laut dan udara akan
menguasai daerah batas antar bangsa secara permanen dan abadi. Teori daerah batas (rimland)
yaitu teori wawasan kombinasi,yang menggabungkan kekuatan darat, laut, udara dan dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.
2.

Pemahaman

Dasar

Geopolitik

GEOPOLITIK berasal dari dua kata, yaitu “geo” dan “politik“. Maka, Membicarakan pengertian geopolitik, tidak terlepas dari pembahasan
mengenai masalah geografi danpolitik. “Geo” artinya Bumi/ Planet Bumi. Menurut Preston E. James, geografimempersoalkan tata
ruang, yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang di permukaan Bumi. Dengan demikian geografi bersangkut-paut dengan interrelasi
antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Sedangkan politik, selalu berhubungan dengan kekuasaanatau pemerintahan.
Dalam studi Hubungan Internasional, geopolitik merupakan suatu kajian yang melihat masalah/ hubungan internasional dari sudut
pandang ruang atau geosentrik. Konteksteritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup
wilayah, dan hirarki aktor: dari nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau lokal.
Dari beberapa pengertian di atas, pengertian geopolitik dapat lebih disederhanakan lagi.Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji
masalah-masalah geografi, sejarah dan ilmu sosial, dengan merujuk kepada percaturan politik internasional.
Geopolitik mengkaji makna strategis dan politis suatu wilayah geografi, yang mencakup lokasi, luas serta sumber daya alam wilayah
tersebut. Geopolitik mempunyai 4 unsur pembangun, yaitu keadaan geografis, politik dan strategi, hubungan timbal balik antara geografi
dan politik, serta unsur kebijaksanaan.
Negara tidak akan pernah mencapai persamaan yang sempurna dalam segala hal. Keadaan suatu negara akan selalu sejalan dengan
kondisi dari kawasan geografis yang mereka tempati. Hal yang paling utama dalam mempengaruhi keadaan suatu negara adalah kawasan
yang berada di sekitar negara itu sendiri, atau dengan kata lain, negara-negara yang berada di sekitar (negara tetangga) memiliki
pengaruh yang besar terhadap penyelenggaraan suatu negara.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa terdapat dua golongan negara, yaitu golongan negara “determinis” dan golongan negara
“posibilitis”. Determinis berarti semua hal yang bersifat politis secara mutlak tergantung dari keadaan Bumi/posisi geografisnya. Negara
determinis adalah negara yang berada di antara dua negara raksasa/adikuasa, sehingga, secara langsung maupun tidak langsung,
terpengaruh oleh kebijakan politik luar negeri dua negara raksasa itu.
Sebenarnya, faktor keberadaan dua negara raksasa, bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi keadaan suatu negara yang
berada diantaranya. Faktor lain seperti faktor ideologi, politik, sosial, budaya dan militer, juga merupakan faktor yang mempengaruhi.
Hanya saja, karena besarnya kekuasaan dua negara besar tersebut, maka keberadaannya menjadi faktor yang begitu dominan dalam
mempengaruhi keadaan negara yang bersangkutan.
Golongan negara yang kedua adalah golongan negara posibilitis. Golongan ini merupakan kebalikan dari golongan determinis. Negara ini
tidak mendapatkan dampak yang terlalu besar dari keberadaan negara raksasa, karena letak geografisnya tidaklah berdekatan dengan
negara raksasa. Sehingga, faktor yang cukup dominan dalam mempengaruhi keadaan negara ini adalah faktor-faktor seperti ideologi,
politik, sosial, budaya dan militer, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Tentunya, keberadaan negara-negara lain di sekitar kawasan
tersebut juga turut menjadi faktor yang berpengaruh, hanya saja tidak terlalu dominan.
Geopolitik, dibutuhkan oleh setiap negara di dunia, untuk memperkuat posisinya terhadap negara lain, untuk memperoleh kedudukan
yang penting di antara masyarakat bangsa-bangsa, atau secara lebih tegas lagi, untuk menempatkan diri pada posisi yang sejajar di
antara negara-negara raksasa.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan geografi suatu negara sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam
penyelenggaraan negara yang bersangkutan, seperti pengambilan keputusan, kebijakan politik luar negeri, hubungan perdagangan dll.
Maka dari itu, muncullah organisasi-organisasi internasional yang berdasarkan pada keberadaannya dalam suatu kawasan,
seperti ASEAN, Masyarakat Ekonomi Eropa, The Shanghai Six dll. Komunitas-komunitas internasional ini berperan dalam hal kerjasama
kawasan, penyelesaian masalah bersama, usaha penciptaan perdamaian dunia, dll.
Hal ini berkaitan langsung dengan peranan-peranan geopolitik. Adapun peranan-peranan tersebut adalah:

1.
2.
3.
4.
5.

Berusaha menghubungkan kekuasaan negara dengan potensi alam yang tersedia;
Menghubungkan kebijaksanaan suatu pemerintahan dengan situasi dan kondisi alam;
Menentukan bentuk dan corak politik luar dan dalam negeri;
Menggariskan pokok-pokok haluan negara, misalnya pembangunan;
Berusaha untuk meningkatkan posisi dan kedudukan suatu negara berdasarkan teori negara sebagai organisme, dan teori-teori
geopolitik lainnya;

6. Membenarkan tindakan-tindakan ekspansi yang dijalankan oleh suatu negara.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18