Makalah Mikrobiologi HUBUNGAN MIKROORGAN

MAKALAH MIKROBIOLOGI
HUBUNGAN ANTARA MIKROORGANISME DENGAN TANAMAN

DISUSUN OLEH:
JERRY TOVA RAMADHAN
141 0401 059

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI/AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2015

I.

PENDAHULUAN

Mikroorganisme adalah organisme uniseluler yang berukuran sangat kecil, (< 1 mm)
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu penglihatan (Kusnadi, et al., 2003).
Faktor fisiko kimia lingkungan, termasuk salinitas mempengaruhi keberadaan
mikroorganisme dimana suatu mikroorganisme memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi
terhadap lingkungannya dalam melangsungkan aktivitas kehidupan meliputi pertumbuhan,

menghasilkan energi dan bereproduksi (Darkuni, 2001).
Mikroorganisme meliputi bakteri, yeast, kapang, jamur, prokariota, protista dan alga
uniseluler. Salah satu habitat mikroorganisme adalah akar tanaman (rhizosfer) (Brock et al.,
1994). Rhizosfer kaya akan eksudat yang dikeluarkan oleh tanaman melalui proses sekresi
akar. Kandungan eksudat antara lain adalah karbohidrat, asam amino, asam organik, enzim
dan senyawa-senyawa lain (Hoagland, et al., 1985; Cheema, et al., 2012). Mikroorganisme
memanfaatkan eksudat melalui proses dekomposisi. Dekomposisi eksudat oleh
mikroorganisme menghasilkan energi dan senyawa prekursor. Senyawa prekursor ini dapat
dimanfaatkan oleh mikroorganisme dan tanaman. Oleh karena itu, keberadaan
mikroorganisme menjadi salah satu parameter produktivitas tanah (Kartasapoetra et al.,
1991). Tanah yang berada dalam kondisi normal mengandung berbagai jenis mikroorganisme
(Schlegel dan Schmidt, 1994).
Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam kehidupan (Darkuni, 2001). Menurut
Schlegel dan Schmidt (1994), mikroorganisme berperan dalam proses fermentasi, misalnya
Aspergillus niger, penghasil antibiotik, vektor dalam genetika modern dan peningkat
kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen. Contoh bakteri pemfiksasi nitrogen adalah
Azotobacter, Clostridium, Rhodospirillum, Nitrosomonas dan Nitrosococcus (Dwidjoseputro,
2005). Selain itu, mikroorganisme juga berperan sebagai dekomposer yang mendekomposisi
bahan organik menjadi materi inorganik sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah,
menyuburkan tanah dan menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan (Rao, 1981).


II.

PEMBAHASAN

Tanaman sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, dan kesuburan tanah tidak hanya
bergantung pada komposisi kimiawinya melainkan juga pada ciri alami mikroorganisme yang
menghuninya. Cabang ilmu yang mempelajari kehidupan dan kegiatan organisme tersebut
dalam tanah disebut Mikrobiologi Tanah. Mikroorganisme yang menghuni tanah dapat
dikelompokkan menjadi bakteri, actinomycetes, jamur, alga, dan protozoa.
1. Bakteri
Bakteri adalah kelompok mikroorganisme dalam tanah yang paling dominan,
mungkin meliputi separuh dari biomassa mikroba di dalam tanah. Macam-macam
bakteri diantaranya adalah:





Bakteri Heterotrof, merupakan bakteri saprofit dan bakteri parasit. Misalnya

adalah bakteri Methanobacterium omelanski adalah bakteri saprofit yang
biasa hidup pada lumpur, dimana bakteri tersebut berperan aktif dalam
mengubah merkuri anorganik menjadi merkuri organik. Bakteri ini berfungi
untuk melarutkan logam berat. Bakteri Pseudomonas cattleyeae adalah
bakteri parasit yang hidup pada tanaman anggrek jenis Cattleya.
Bakteri Autrotrof, merupakan bakteri kemoautrotrof dan bakteri fotoautrotrof.
Misalnya adalah bakteri Metanogenik merupakan bakteri kemoautrotrof yang
hidup di rawa. Dalam metabolismenya bakteri ini menghasilkan metana dari
karbondioksida dan hidrogen. Bakteri Nitrosomonas merupakan bakteri
fotoautrotrof aerob yang mengambil udara dan oksigen bebas dan memiliki
kemampuan untuk memecah gula.

Berdasarkan ada atau tidaknya oksigen, bakteri dibedakan menjadi :
 Bakteri aerobik, yaitu bakteri yang dapat berkembang dengan kondisi
beroksigen. Contohnya adalah Nitrosomonas.
 Bakteri anaerobik, yaitu bakteri yang dapat berkembang dengan kondisi tidak
beroksigen. Contohnya adalah Lactobacillus bulgaricus dan Clostridium
tetani.
 Bakteri anaerobik fakultatif, yaitu bakteri yang dapat berkembang dengan
kondisi beroksigen tetapi mampu melakukan fermentasi tanpa adanya oksigen.

Contohnya adalah Staphylococci, Corynebacterium dan Listeria
Berikut ini adalah macam-macam bakteri yang berhubungan dalam pertumbuhan
tanaman :
 Rhizobium
Fungsi rhizobium untuk pertanian dan perkebunan adalah untuk
menyuburkan tanah. Bakteri Rhizobium bisa mengikat Nitrogen dari udara.
Contohnya adalah Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan
akar tanaman kacang-kacangan.
 Azospirillum
Bakteri ini memiliki kemampuan menambah N2 dan menghasilkan fitohormon.
Fitohormon adalah hormon tumbuhan yang berupa senyawa organik yang
dibuat pada suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian lain, yang
dengan konsentrasi rendah menyebabkan suatu dampak fisiologis. Fitohormon
yang dihasilkan berupa auksin, giberelin, sitokinin dan etilen.
 Azotobacter
Bakteri dari famili Azotobacteraceae ini merupakan sebagian besar dari
bakteri pemfiksasi nitrogen yang hidup bebas. Bakteri Azotobacter yang
diinokulasi dari tanah atau biji dengan Azotobacter efektif meningkatkan hasil
tanaman budidaya pada tanah yang dipupuk dengan kandungan bahan organik
yang cukup. Sifat Azotobacter ini dapat menjelaskan pengaruh

menguntungkan yang dapat diamati pada bakteri ini dalam meningkatkan









tingkat perkecambahan biji, pertumbuhan tanaman, tegakan tanaman, dan
pertumbuhan vegetatif.
Nitromonas dan Nitrosococcus
Nitromonas dan Nitrosococcus (bakteri nitrit) mengoksidasi senyawa amonia
menjadi ion nitrit, dapat menyuburkan tanah.
Nitrobacter
Nitrobacter (bakteri nitrat) dapat mengubah Nitrit (NO2) yang bersifat racun
pada tanaman menjadi nitrat yang dibutuhkan oleh akar tanaman.
Clostridium pasteurianum
Jenis bakteri ini mampu memfiksasi N2 (nitrogen bebas dari udara) di atmosfer

ke dalam tanah, yang kemudian N2 ini akan dimanfaatkan oleh tumbuhan
dalam pembentukan protein.
Rhodospirillium rubrum
Jenis bakteri ini mampu memfiksasi N2 di atmosfer ke dalam tanah, yang
kemudian akan dimanfaatkan oleh tumbuhan.

2. Actinomycetes
Actinobacteria atau Actinomycetes adalah organisme tanah yang memiliki sifatsifat yang umum dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga memiliki ciri khas yang
cukup berbeda yang membatasinya menjadi satu kelompok yang jelas berbeda.
Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai fungi (jamur, Mycota) karena ada anggotanya
yang membentuk berkas-berkas mirip hifa serta menghasilkan antibiotik. Ketika
diketahui memiliki sejumlah ciri bakteri (ukurannya kecil dan dapat
diserang virus/bakteriofag), kelompok ini pernah dianggap bukan fungi maupun
bakteri. Baru setelah pengujian DNA dimungkinkan, kelompok ini diketahui sebagai
bakteri.
Kebanyakan Actinobacteria ditemukan di tanah. Sebagian yang lain tinggal di
dalam tumbuhan dan hewan, termasuk beberapa patogen seperti Mycobacterium.
Mereka memainkan peranan yang penting dalam dekomposisi materi organik seperti
selulosa dan kitin. Aktivitas ini menambah cadangan hara di dalam tanah dan
merupakan bagian penting dari pembentukan humus. Kemampuan Actinobacteria

untuk hidup di lingkungan bernutrisi rendah dan untuk mengonsumsi lognoselulosa
(lignin dan selulosa, zat-zat penyusun kayu, biasanya sukar dicerna kebanyakan
bakteri tanah) menyebabkan Actinobacteria mendominasi kawasan bebatuan karst.
Pemberian pupuk kandang yang kaya selulosa akan meningkatkan populasi
Actinobacteria di tanah. Pemupukan amonium atau nitrat yang terus-menerus
menekan populasi karena Actinobacteria tidak suka pH di bawah 6, sebaliknya,
pengapuran untuk menaikkan pH juga menaikkan populasinya.
Anggota Actinobacteria kebanyakan aerob,tapi beberapa jenis seperti
Actinomyces israelii, dapat tumbuh dalam kondisi anaerob. Tidak seperti Firmicutes,
kelompok utama lain bakteri gram positif, Actinobacteria memiliki DNA dengan GC-

content yang tinggi dan beberapa jenis Actinobacteria memproduksi spora eksternal.
Contoh dari Actinobacteria yang berhubungan dalam pertumbuhan tanaman yaitu
frankia. Frankia adalah actinomycetes yang mampu menambat nitrogen dan dapat
bersimbiosis dengan tanaman. Jenis-jenis Frankia membentuk simbiosis mutualisme
dengan akar tumbuhan sehingga membantu pertumbuhan tanaman.
3. Jamur
Jamur atau cendawan adalah tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga
bersifat heterotrof. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
benang-benang yang disebut hifa. Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang

yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga
dengan cara generatif. Jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa
dan miseliumnya untuk memperoleh makanannya. Setelah itu, menyimpannya dalam
bentuk glikogen. Jamur merupakan konsumen, maka dari itu jamur bergantung pada
substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur
dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan
zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan
tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacangkacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan
berasosiasi dengan banyak organisme.
Segala faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran bakteri dan
actinomycetes juga mempengaruhi penyebaran jamur dalam tanah. Kualitas dan
kuantitas bahan organik yang ada dalam tanah mempunyai pengaruh langsung
terhadap jumlah jamur dalam tanah karena kebanyakan jamur itu nutrisinya
heterotrofik. Jamur dominan pada tanah yang asam karena lingkungan asam tidak
baik untuk bakteri ataupun actinomycetes sehingga jamur dapat memonopoli
pemanfaatan substrat alami dalam tanah. Jamur juga ada dalam tanah yang netral atau
bersifat basa dan beberapa dapat tetap hidup dalam pH diatas 9,0. Tanah yang baik
untuk ditanami mengandung banyak jamur karena jamur bersifat aerobik dan pada

kelembaban tanah yang terlalu tinggi jumlahnya menurun.
Secara umum, jamur diklasifikasikan menjadi
 Phycomycetes, anggota Phycomycetes memiliki miselium yang tidak
bersekat dan bersel satu serta memiliki kantung dan berisi spora yang disebut sporangia.
 Ascomycetes,
 Basidiomycetes
 Fungi Imperfecti

Beberapa contoh dari jamur yang berhubungan dalam pertumbuhan tanaman
yaitu
 Chytrdiomycetes
Merupakan cendawan yang hidup terutama dalam air, beberapa anggota
dapat ditemukan di atas tanah. Ukurannya mikroskopik. Dinding sel
nampak terdiri dari kitin. Di antaranya banyak yang parasit pada ganggang
plankton dan tumbuh-tumbuhan air. Yang mempunyai arti ekonomi
sebagai parasit pada tumbuhan kultur dapat disebut Synchytrium
endobioticum, penyebeb tumor kentang, Rhizophidium pollinis Suatu
parasit pada tepung sari pinus merupakan onyek yang disukai untuk
demonstrasi.
 Oomycetes

Merupakan sekelompok cendawan yang hidup dalam air dan tanah.
Cendawan-cendawan ini aseksual, yang memperkembangkan diri dengan
zoospora, Saprolegnia dan Leptomitus terkenal sebagai cendawan air dan
hidup dalam air. Peronosporales telah meningkatkan hidup di atas tanah.
Cendawan ini parasit obligat yang seluruh perkembangannya berlangsung
dalam tumbuh-tumbuhan. Meskipun demikian cendawan-cendawan ini
masih membentuk zoospora. Termasuk dalam kelompok cendawan ini
parasit-parasit yang apling merugikan: Phytophthora infentans sebagai
penyebab pembusukan daun dan umbi kentang, dan Plasmopara viticola
penyebeb jamur palsu ranting anggur .
 Saproglenia
Saproglenia tersebar luas dan mudah diisolasi dan dikultivasi. Dengan
metode umpan dapat dibuat biak pengkayaan cendawan ini kalau
diletakkan seekor lalat mati dengan sayap dan kakinya direntangkan ke
bawah di atas permukaan air telaga dalam cawan, maka dalam waktu
beberapa hari lalat diliputi oleh hifa dan sporangium. Pembentukan
sporangium dan melenyapnya zoospora dapat mudah diikuti dengan
mikroskop. Yang menarik perhatian ialah bahwa Saprolegnia dan genusgenus serumpun dijumpai diplani. Terjadi dua tahap kerumunan secara
berturut-turut. Zoospora primer yang dikeluarkan oleh sporangium
menjadi kista sesudah tahap berkerumun pertama. Kista-kista ini

mengeluarkan zoospora kedua yang sesudah masa berkerumun kedua
kembali menjadi kista. Baru kemudian kista ini berkecambah dengan suatu
pipa kecambah dan membentuk hifa. Reproduksi seksual terjadi dengan
kontak langsung gametangium dan juga kontak anteridium dengan oogon.
Sebagian besar Saproleginiaceae bersifat hermafrodit atau homotalus.
Kopulasi anteridium dengan oogon terjadi pada benda vegetasi sama.
Oogon berbentuk bulat, memiliki dinding tebal dan mengandung beberapa
telur (oosfer). Anteridium yang lebih kecil dibentuk pada ujung-ujung hifa
dan dalam keadaan matang mengikatkan diri pada oogonium secara





bersendiri atau beberapa buah. Dari anteridium pipa pembuahan didorong
menembus dinding oogon pada oosfer. Hanya satu inti masuk sampai inti
telur dan meleburkan diri dengannya menjadi inti zigot yang diploid.
Setiap pembuahan tiap oosfer meliputi diri dengan dinding tebal dan
menjelma menjadi oospora. Sesudah masa istirahat lama oospora
berkecambah dengan sebuah pipa kecambah; pada pristiwa ini terjadi
pembelahan reduksi. Pembentukan sporangium mengakhiri siklus
perkembangannya.
Zygomycetes.
Nama Zygomycetes (cendawan penghubung) berasal dari jenis
perbanyakan diri seksual. Terutama pembentukan zigospora. Zoenozigot
atau zigospora terjadi oleh peleburan dua gametangium (gametangiogami),
yang menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan atau penghubung
(junani zygos). Zigomiset merupakan kelompok dari Phycomycetes yang
derajat perkembangannya paling tinggi dan beralih ke kehidupan di atas
tanah. Cendawan-cendawan ini terbagi lebih lanjut dalam tiga ordo
Mucorales,
Trichoderma
Jamur ini mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kecepatan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama kemampuannya untuk
menyebabkan produksi perakaran sehat dan meningkatkan angka
kedalaman akar (lebih dalam di bawah permukaan tanah). Akar yang lebih
dalam ini menyebabkan tanaman menjadi lebih resisten terhadap
kekeringan, seperti pada tanaman jagung dan tanaman hias. Trichorderma
sp. merupakan jamur yang paling banyak terdapat di dalam tanah dan
bersifat antagonistik terhadap jamur lain. Selain daya adaptasinya luas,
Trichorderma mempunyai daya antagonis tinggi dan dapat mengeluarkan
racun, sehingga dapat menghambat bahkan mematikam patogen lain.
Mikoparasitisme, jamur Trichoderma merupakan jamur yang bersifat
mikoparasit, artinya jamur ini dapat menghambat pertumbuhan patogen
dengan parasitisme. Mekanisme yang terjadi Trichoderma dapat melilit
hifa mikroba patogen, dan jamur ini juga mengeluarkan enzim yang
mampu merombak dinding sel mikroba patogen, sehingga patogen mati.

4. Alga/Algae
Alga tanah ada di mana-mana di alam asal lembab dan dikenal sinar matahari.
Alga ini tampak dengan mata telanjang dalam bentuk hamparan hijau pada permukaan
tanah. Dalam hal jumlah alga tidak sebanyak jamur, bakteri atau actinomycetes.
Secara morfologi, alga mungkin berselsatu atau berbentuk benang dan termasuk
dalam famili Chiorophyceae (alga hijau) dan Cyanophyceae (alga hijau-biru). Bentuk
lain seperti diatomjuga ada dalam kondisi lingkungan tertentu. Karena adanya klorofil
dalam selnya, alga bersifat fotoautrof dan mengambil karbon dioksida dari
atmosferdan mengeluarkan oksigen. Alga juga diketahui terdapat di bawah permukaan

tanah dan di luar jangka sinar matahari. Walaupun demikian, jumlahnya tidaklah
sebanyak alga yang ada di permukaan dan mekanisme kelestariannya juga tidak
terlalu jelas. Beberapa dari alga hijau yang umumnya terdapat ditanah india termasuk
dalam genus Chlorella, Chalmydomonas, Chlorochytrium, Chlorococcum,
Protosiphon dan Oedogonium.
Alga hijau-biru mengandung sebuah pigmen yang dikenal sebagai fikosianin
selain klorofil yang memberi warna khusus hijau-biru ke organisme-organisme
tersebut. Alga hijau-biru yang dominan di tanah india termasuk genus Chroococcus,
Aphanocapsa, Lyngbya, Oscillatoria, Phornidium,Microcoleus, Cylindrospermum,
Anabaena, Nostoc, Scytonema dan Fischerella.
Beberapa alga hijau-biru memiliki sel-sel khusus yang dikenal sebagai heterosista
yang terlibat dalam fiksasi nitrogen. Tanah sawah padi yang tergenang air
memberikan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan alga hijau-biru tertentu dan
peranan alga demikian itu dalam fiksasi nitrogen dibahas di bagian lain dari buku ini.
Beberapa contoh dari algae yang berhubungan dalam pertumbuhan tanaman
yaitu:
 Nostoc commune,
Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh
subur dan memfiksasi N2 dari udara sehingga dapat membantu penyediaan
nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi.
 Anabaena azollae
Anabaena azollae dan anabaena cycadae bersimbiosis dengan Azolla
pinnata dan Cycas rumphii. Simbiosis Anabaena azollae dengan Azolla
pinnata sebagai alternatif pupuk Urea, karena simbiosis ini dapat
meningkatkan kadar Nitrogen di lahan persawahan. Hidup bersimbiosis
dengan Azolla pinnata (Paku air). Paku ini dapat memfiksasi nitrogen (N2)
di udara dan mengubah menjadi amoniak (NH3) yang tersedia bagi
tanaman.
5. Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, protozoa
adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan
Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai
sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya
berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami
kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa.
Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa
adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa.

Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat
dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh
bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa
dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena
dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena
tidak dapat membentuk badan buah.
Protozoa hidup dalam tanah dengan memakan bakteri dari genus-genus
Aerobacterum, Bacillus, Eschericia, Micrococus, dan Pseudomonas yang dicernanya
didalam protoplasmanya. Protozoa lebih menyukai spesies bakteri tertentu untuk
nutrisinya. Sesungguhnya, kultur Aerobacter disarankan sebagai makanan dasar untuk
pemisah dan perbiakan protozoa tanah. Apabila makanan dasar (bakteri) berkurang
jumlahnya dalam tanah, protozoa mensista (membentuk sista) agar dapat lestari
melawan pengaruh berbahaya dari temperatur yang tinggi, kekeringan, penggunaan
pestisida, dan sebagainya.
Protozoa banyak di jumpai pada lapisan batas tanah dan jumlahnya langsung
bergantung pada populasi bakteri. Penggunaan bahan pupuk organik meningkatkan
jumlah protozoa tanah yang merupakan pencerminan adanya peningkatan jumlah
bakteri karena pemakaian bahan organik. Karena studi yang belum banyak dilakukan
mengenai protozoa tanah, kita sulit menentukan pengaruh fakrtor-faktor khusus
seperti pH dan temperatur terhadap populasi protozoa dalam tanah. Walaupun
demikian telah jelas Bahwa protozoa itu banyak sekali dalam tanah dan fungsi
utamanya adalah mengatur jumlah bakteri. Tidak diketahui pengaruh asosiatif antara
protozoa dengan mikroorganisme tanah lainnya karena alasan yang sederhana yaitu
masih sangat sedikit peneliti yang tertrik pada bidang ini, mungkin karena pemisahan
dan perbanyakan protozoa tanah melibatkan prosedur yang sangat banyak menyita
waktu.
Mikroorganisme berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara dan juga sebagai
sumber bahan organik tanah untuk tanaman. Mikroorganisme sangat nyata peranannya dalam
hal mendekomposisi bahan organik pada tanaman tingkat tinggi. Dalam proses dekomposisi,
sisa tumbuhan dihancurkan atau dirombak menjadi unsur yang dapat digunakan tanaman
untuk tumbuh. Peranan yang lain dari mikroorganisme adalah menguraikan bahan kimia yang
sulit di serap menjadi bentuk yang mudah di serap tanaman. Mikroorganisme ternyata
mengeluarkan suatu jenis zat yang berfungsi untuk memperlancar penyaluran hara dan air
dari akar ke daun.
Beberapa interaksi/hubungan yang terjadi antara mikroba atau mikroorganisme dengan
tumbuhan, diantaranya:
 Simbiosis antara bakteri dengan tumbuhan, misalnya hubungan antara bakteri
Rhizobium
leguminosarum
dengan
akar
kacang-kacangan
(Fabaceae/Leguminosae).

Simbiosis fungi dengan tumbuhan, mikroorganisme berupa Mikoriza (fungsi akar)
dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu ektomikoriza yang umumnya
berada di daerah dingin dan berhubungan dengan tanaman khusus dan semaksemak, dan Endomikoriza yang merupakan hubungan dari hila fungi yang masuk
ke korteks dan tumbuh dalam sel lalu membentuk lilitan sehingga timbul
pembengkakan.
 Hubungan antara inang parasit.
Terjadinya interaksi antara mikroba dan tumbuhan biasanya terjadi dua bagian. Area
tersebut yaitu:
 Bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah dengan mikroba udara atau
yang biasanya disebut dengan phyllosphere (filosfir). Mikroba yang berinteraksi dapat
berupa mikroorganisme yang mengganggu tanaman namun juga dapat
menguntungkan. Mikroba ini dapat ditemukan pada permukaan tanaman misalnya
pada daun, batang, kulit. Contoh mikroba ini yaitu kelompok bakteri, fungi, yeast.
 Bagian tanaman yang berada dalam tanah dengan mikroba tanah. Dan area yang
menjadi tempat interaksi antara tanaman dan mikroorganisme tanah dikenal dengan
nama rizosfir (rhizozphere). Rizosfir merupakan ekologi yang sangat kecil namun
termasuk sistem yang lebih sibuk dan lebih cepat untuk perpindahan nutrisi dan juga
termasuk dalam lingkungan yang lebih kompetitif daripada lingkungan sekitarnya.
Beberapa peranan mikroba untuk tanaman dan daerah sekitarnya, misalnya mikroba
rizosfir. Mikroba ini mempunyai beberapa pengaruh sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman, diantaranya:
 Dapat mempengaruhi sifat kimia dan fisik sekitar rizosfir.
 Mempengaruhi pH tanah.
 Kandungan unsur hara lebih tinggi.
 Mikroba dalam rizosfir yang berkelompok dapat berfungsi sebagai pengusir patogen.


III. PENUTUP
Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
- Mikroorganisme adalah organisme uniseluler berukuran sangat kecil, (< 1 mm)
sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantu penglihatan.
- Mikroorganisme yang terdapat dalam tanah antara lain sebagai berikut:
 Bakteri
 Actinomycetes
 Jamur
 Alga
 Protozoa
- Tanaman sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah, dan kesuburan tanah tidak
hanya bergantung pada komposisi kimiawinya melainkan juga pada ciri alami
mikroorganisme yang menghuninya.

DAFTAR PUSTAKA
Aidia, M.J. 2011. Rhizobakteria.
(http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/09/rhizobakteria.html) Diunduh tanggal 16
September 2015
Anonim. 2010. Pengaruh Bakteri Pada Pertumbuhan Tanaman.
(http://satopepelakan.blogspot.com/2010/12/pengaruh-bakteri-padapertumbuhan.html) Diunduh tanggal 16 September 2015
Cheema, Zahid A, et al. 2012. Allelopathy: Current Trends and Future Applications. UK:
Springer Heidelberg New York Dordrecht London.
Darkuni, M.N. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang:
Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Kusnadi, et al. 2003. Common Textbook Mikrobiologi. Bandung: Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA-UPI Bandung.
Rao, D.R., C.B. Chawan & S.R. Pulusani. 1981. Influence Of Milk And Thermophillus Milk
On Plasma Cholesterol Level And Hepatic Cholesterogenesis In Rats. Journal Food
Science Vol.46.
Schlegel, H.G. & K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Warino, Joko. 2015. Interaksi Antara Mikroba Dengan Tanaman.
(http://jokowarino.id/interaksi-antara-mikroba-dengan-tanaman/) Diunduh tanggal 11
September 2015
Yanti, Dwi Fitri. 2013. Hubungan Mikroorganisme Dengan Tanaman.
(http://dwifitriyanti11.blogspot.co.id/2013/07/hubungan-mikroorganisme-dengantanaman.html) Diunduh tanggal 11 September 2015