Pemilihan Bahan and Proses sosial
FAKULTAS
TEKNIK MESIN
KERAPATAN, TITIK LEBUR, EKSPANSI
TERMAL, PANAS SPESIFIK, KONDUKSIVITAS
PANAS (TERMAL), SIFAT LISTRIK MAGNET,
& OPTIK TEKANAN KOROSI
PEMILIHAN BAHAN & PROSES
KELOMPOK 2
TEGUH.S
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KERAPATAN
Kerapatan (ρ) adalah massa persatuan volume pada termperatur
dan tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam
gram per sentimeter kubik ( g/cm³ = g/ml) dan dalam satuan SI
kilogram per meter kubik (kg/m³).
M
ρ = ———
V
Berat jenis adalah perbandingan kerapatan dari suatu zat
terhadap kerapatan air yang ditentukan pada temperature yang
sama. Berat jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi yang
dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus
yang cocok.
ρ zat
d = ———
ρ air
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KERAPATAN
Kerapatan atau rapat biasanya merujuk pada
ukuran seberaba banyak suatu entitas berada
dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu
ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi).
Jenis-jenis kerapatan (di dalam fisika) meliputi:
Rapat massa
◦ Massa jenis, massa per volume
Rapat muatan
Kerapatan partikel (fisika statistik)
teori fungsi kerapatan (mekanika kuantum)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Kerapatan sebagai fungsi
Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu,
melainkan dapat pula merupakan suatu fungsi yang
bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa
tiap satuan volum yang bergantung posisi misalnya
dituliskan sebagai
Dan lain halnya dengan massa untuk obyek dengan rapat
massa homogen yang langsung dapat dihitung:
sedangkan untuk benda dengan rapat massa berupa fungsi,
dalam menghitung massa benda perlu digunakan integral:
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Contoh menghitung massa
Misalnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam
ruang, ingin dihitung berapa massanya, apabila diketahui fungsi
kerapatan massanya yang homogen
maka terlebih dahulu dituliskan
dan dilakukan integrasi
Untuk ukuran yang lain, tinggal diganti batas-batas dari x, y dan
z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka tidak bernilai
konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TITIK LEBUR
Titik lebur dari sebuah benda padat adalah suhu di mana
benda tersebut akan berubah wujud menjadi benda cair.
Ketika dipandang dari sisi yang berlawanan (dari cair
menjadi padat) disebut titik beku.
Pada sebagian besar benda, titik lebur dan titik beku
biasanya sama. Contoh, titik lebur dan titik beku dari "raksa"
adalah 234,32 kelvin (-38,83 °C atau -37,89 °F) Namun,
beberapa subtansi lainnya memiliki temperatur beku
cair yang berbeda. contohnya "agar-agar", mencair pada
suhu 85 °C (185 °F) dan membeku dari suhu 32-40 °C (89,6 104 °F); fenomena ini dikenal sebagai hysteresis.
Beberapa benda lainnya, seperti kaca, dapat mengeras
tanpa mengkristal terlebih dulu; ini disebut amorphous solid
Tidak seperti titik didih, titik lebur tidak begitu terpengaruh
oleh tekanan.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
EKSPANSI TERMAL
Ekspansi termal adalah perubahan dimensi yang terjadi
akibat adanya perubahan temperatur. Perhitungan untuk
mendapatkan koefisien ekspansi termal dilakukan dengan
mengamati perubahan panjang sampel akibat kenaikan
temperatur yang terjadi. Besarnya koefisien ekspansi
termal dipengaruhi oleh pori pada suatu material.
Kehadiran pori akan mereduksi massa material. Semakin
banyak pori akan memperkecil daya hantar panas sehingga
koefisien ekspansi termalnya menjadi lebih kecil.
Karena adanya perbedaan suhu dilaut maka air bergerak
dari suhu yang tinggi ke suhu rendah, dari panas ke dingin.
Serta pengaruh densitas air laut akan semakin besar, maka
akan terbentuknya arus dan akan terbentuk slope (tinggi
muka air) yang berbeda-beda yang menyebabkan
terjadinya arus.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PANAS SPESIFIK
Panas spesifik adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg bahan sebesar 1oC. Pengetahuan tentang
panas spesifik sangat diperlukan untuk perhitungan proses-proses
pemanasan atau pendinginan. Panas spesifik bahan-bahan
pertanian sangat tergantung pada lengas bahan.
Pada suhu kamar, panas spesifik suatu bahan yang mengandung
air dapat dihitung berdasarkan nilai-nilai panas spesifik dari bahan
kering dan airnya.
Ketika suatu benda melepas panas di sekitarnya, Q < 0 dan ketika
benda benda menyerap panas dari sekitarnya, Q > 0.
Kalor berpindah dari medium bersuhu tinggi ke medium yang
bersuhu lebih rendah, terlihat adanya perbedaan antara suhu awal
dengan suhu akhir dari bahan dan air.
Panas spesifik suatu produk dapat diperkirakan dengan berbagai
metode. Dickerson (1969), melakukan pendugaan panas spesifik
pada produk berkadar air tinggi.
Cp = 1.675 + 0.025 (kadar air, %)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Konduktivitas Termal (Panas)
Konduktivitas termal (Panas) suatu benda adalah
kemampuan suatu benda untuk memindahkan kalor
melalui benda tersebut. Benda yang memiliki konduktivitas
termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang baik
(konduktor termal yang baik). Sebaliknya, benda yang
memiliki konduktivitas termal kecil merupakan penghantar
kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk).
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
SIFAT LISTRIK MAGNET
Magnet atau magnit adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang
berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada
masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak
tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub
selatan (south/S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet
kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat
dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya
tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi
yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair
adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan Internasional (SI)
adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m^2
= 1 tesla, yang memengaruhi satu meter persegi.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
ELEKTROMAGNET
Elektromagnet terbuat dari gulungan kawat yang bertindak
sebagai magnet ketika arus listrik melewatinya tapi berhenti
menjadi magnet ketika tidak diberi arus listrik. Seringkali ,
kumparan melilit inti dari "lunak " bahan ferromagnetic seperti
baja , yang sangat meningkatkan medan magnet yang dihasilkan
oleh kumparan. Keseluruhan kekuatan magnet diukur dengan
momen magnetik atau , sebaliknya, total fluks magnetik yang
dihasilkan . Kekuatan lokal magnet dalam suatu material diukur
dengan magnetisasi nya
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
OPTIK
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan kelakuan dan
sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optik
menerangkan dan diwarnai oleh gejala optik.
Bidang optik biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak,
inframerah dan ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah
gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di
sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari
radiasi elektromagnetik.
Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c =
3x108 m/s. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau
nonconducting) gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v,
yang mana adalah karakteristik dari bahan dan kurang dari
besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan
kecepatan cahaya didalam ruang hampa dengan kecepatan
cahaya di medium adalah indeks bias n bahan sebagai berikut : n
= c/v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KOROSI
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa
sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa
oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe 2O3.nH2O, suatu
zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu
dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KOROSI
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk
ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu
karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai
anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada
definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses
ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi
di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan
bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi
senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada
banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan
oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang
akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TEKANAN
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan
luas (A).
P : Tekanan dengan satuan pascal ( Pressure )
F : Gaya dengan satuan newton ( Force )
A : Luas permukaan dengan satuan m2 ( Area )
Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu
cairan atau gas.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu.
Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama,
maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk
menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada di
dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Akan tetapi pernyataan ini tidak selamanya benar atau terkecuali untuk
uap air, uap air jika tekanan ditingkatkan maka akan terjadi perubahan dari
gas kembali menjadi cair. (dikutip dari wikipedia : kondensasi). Rumus dari
tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau yang
diasah dan permukaannya
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KESIMPULAN
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur
tertentu (ρ) = M/V.
Titik lebur dari sebuah benda padat adalah suhu di mana benda
tersebut akan berubah wujud menjadi benda cair.
Ekspansi termal adalah perubahan dimensi yang terjadi akibat adanya
perubahan temperatur.
Panas spesifik adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 kg bahan sebesar 1oC.
Konduktivitas termal (Panas) adalah kemampuan suatu benda untuk
memindahkan kalor melalui benda tersebut.
Elektromagnet adalah magnet yang terbuat dari gulungan kawat yang
bertindak sebagai magnet ketika arus listrik melewatinya tapi berhenti
menjadi magnet ketika tidak diberi arus listrik.
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan kelakuan dan sifat
cahaya dan interaksi cahaya dengan materi.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per
satuan luas (A) P= F/A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TERIMA KASIH
TEKNIK MESIN
KERAPATAN, TITIK LEBUR, EKSPANSI
TERMAL, PANAS SPESIFIK, KONDUKSIVITAS
PANAS (TERMAL), SIFAT LISTRIK MAGNET,
& OPTIK TEKANAN KOROSI
PEMILIHAN BAHAN & PROSES
KELOMPOK 2
TEGUH.S
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KERAPATAN
Kerapatan (ρ) adalah massa persatuan volume pada termperatur
dan tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam
gram per sentimeter kubik ( g/cm³ = g/ml) dan dalam satuan SI
kilogram per meter kubik (kg/m³).
M
ρ = ———
V
Berat jenis adalah perbandingan kerapatan dari suatu zat
terhadap kerapatan air yang ditentukan pada temperature yang
sama. Berat jenis merupakan bilangan murni tanpa dimensi yang
dapat diubah menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus
yang cocok.
ρ zat
d = ———
ρ air
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KERAPATAN
Kerapatan atau rapat biasanya merujuk pada
ukuran seberaba banyak suatu entitas berada
dalam suatu jumlah yang tetap dalam suatu
ruang (biasanya dalam ruang tiga dimensi).
Jenis-jenis kerapatan (di dalam fisika) meliputi:
Rapat massa
◦ Massa jenis, massa per volume
Rapat muatan
Kerapatan partikel (fisika statistik)
teori fungsi kerapatan (mekanika kuantum)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Kerapatan sebagai fungsi
Kerapatan tidak mutlak berwujud suatu nilai tertentu,
melainkan dapat pula merupakan suatu fungsi yang
bergantung posisi atau pun waktu. Suatu kerapatan massa
tiap satuan volum yang bergantung posisi misalnya
dituliskan sebagai
Dan lain halnya dengan massa untuk obyek dengan rapat
massa homogen yang langsung dapat dihitung:
sedangkan untuk benda dengan rapat massa berupa fungsi,
dalam menghitung massa benda perlu digunakan integral:
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Contoh menghitung massa
Misalnya terdapat suatu kubus dengan ukuran 1 x 1 x 1 dalam
ruang, ingin dihitung berapa massanya, apabila diketahui fungsi
kerapatan massanya yang homogen
maka terlebih dahulu dituliskan
dan dilakukan integrasi
Untuk ukuran yang lain, tinggal diganti batas-batas dari x, y dan
z. Jika obyek tidak homogen rapat massanya, maka tidak bernilai
konstan c seperti di atas, melainkan fungsi dari x, y dan z.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TITIK LEBUR
Titik lebur dari sebuah benda padat adalah suhu di mana
benda tersebut akan berubah wujud menjadi benda cair.
Ketika dipandang dari sisi yang berlawanan (dari cair
menjadi padat) disebut titik beku.
Pada sebagian besar benda, titik lebur dan titik beku
biasanya sama. Contoh, titik lebur dan titik beku dari "raksa"
adalah 234,32 kelvin (-38,83 °C atau -37,89 °F) Namun,
beberapa subtansi lainnya memiliki temperatur beku
cair yang berbeda. contohnya "agar-agar", mencair pada
suhu 85 °C (185 °F) dan membeku dari suhu 32-40 °C (89,6 104 °F); fenomena ini dikenal sebagai hysteresis.
Beberapa benda lainnya, seperti kaca, dapat mengeras
tanpa mengkristal terlebih dulu; ini disebut amorphous solid
Tidak seperti titik didih, titik lebur tidak begitu terpengaruh
oleh tekanan.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
EKSPANSI TERMAL
Ekspansi termal adalah perubahan dimensi yang terjadi
akibat adanya perubahan temperatur. Perhitungan untuk
mendapatkan koefisien ekspansi termal dilakukan dengan
mengamati perubahan panjang sampel akibat kenaikan
temperatur yang terjadi. Besarnya koefisien ekspansi
termal dipengaruhi oleh pori pada suatu material.
Kehadiran pori akan mereduksi massa material. Semakin
banyak pori akan memperkecil daya hantar panas sehingga
koefisien ekspansi termalnya menjadi lebih kecil.
Karena adanya perbedaan suhu dilaut maka air bergerak
dari suhu yang tinggi ke suhu rendah, dari panas ke dingin.
Serta pengaruh densitas air laut akan semakin besar, maka
akan terbentuknya arus dan akan terbentuk slope (tinggi
muka air) yang berbeda-beda yang menyebabkan
terjadinya arus.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PANAS SPESIFIK
Panas spesifik adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg bahan sebesar 1oC. Pengetahuan tentang
panas spesifik sangat diperlukan untuk perhitungan proses-proses
pemanasan atau pendinginan. Panas spesifik bahan-bahan
pertanian sangat tergantung pada lengas bahan.
Pada suhu kamar, panas spesifik suatu bahan yang mengandung
air dapat dihitung berdasarkan nilai-nilai panas spesifik dari bahan
kering dan airnya.
Ketika suatu benda melepas panas di sekitarnya, Q < 0 dan ketika
benda benda menyerap panas dari sekitarnya, Q > 0.
Kalor berpindah dari medium bersuhu tinggi ke medium yang
bersuhu lebih rendah, terlihat adanya perbedaan antara suhu awal
dengan suhu akhir dari bahan dan air.
Panas spesifik suatu produk dapat diperkirakan dengan berbagai
metode. Dickerson (1969), melakukan pendugaan panas spesifik
pada produk berkadar air tinggi.
Cp = 1.675 + 0.025 (kadar air, %)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
Konduktivitas Termal (Panas)
Konduktivitas termal (Panas) suatu benda adalah
kemampuan suatu benda untuk memindahkan kalor
melalui benda tersebut. Benda yang memiliki konduktivitas
termal (k) besar merupakan penghantar kalor yang baik
(konduktor termal yang baik). Sebaliknya, benda yang
memiliki konduktivitas termal kecil merupakan penghantar
kalor yang buruk (konduktor termal yang buruk).
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
SIFAT LISTRIK MAGNET
Magnet atau magnit adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan
magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang
berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada
masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak
tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub
selatan (south/S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet
kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat
dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya
tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi
yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair
adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan Internasional (SI)
adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik adalah weber. 1 weber/m^2
= 1 tesla, yang memengaruhi satu meter persegi.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
ELEKTROMAGNET
Elektromagnet terbuat dari gulungan kawat yang bertindak
sebagai magnet ketika arus listrik melewatinya tapi berhenti
menjadi magnet ketika tidak diberi arus listrik. Seringkali ,
kumparan melilit inti dari "lunak " bahan ferromagnetic seperti
baja , yang sangat meningkatkan medan magnet yang dihasilkan
oleh kumparan. Keseluruhan kekuatan magnet diukur dengan
momen magnetik atau , sebaliknya, total fluks magnetik yang
dihasilkan . Kekuatan lokal magnet dalam suatu material diukur
dengan magnetisasi nya
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
OPTIK
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan kelakuan dan
sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optik
menerangkan dan diwarnai oleh gejala optik.
Bidang optik biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak,
inframerah dan ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah
gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di
sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari
radiasi elektromagnetik.
Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c =
3x108 m/s. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau
nonconducting) gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v,
yang mana adalah karakteristik dari bahan dan kurang dari
besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan
kecepatan cahaya didalam ruang hampa dengan kecepatan
cahaya di medium adalah indeks bias n bahan sebagai berikut : n
= c/v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KOROSI
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa
sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim
adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa
oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe 2O3.nH2O, suatu
zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu
dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu
yang bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KOROSI
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk
ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu
karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai
anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada
berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada
definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses
ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi
di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan
bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi
senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui
kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada
banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan
oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektrode lainnya yang
akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TEKANAN
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan
luas (A).
P : Tekanan dengan satuan pascal ( Pressure )
F : Gaya dengan satuan newton ( Force )
A : Luas permukaan dengan satuan m2 ( Area )
Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu
cairan atau gas.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu.
Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama,
maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk
menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada di
dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Akan tetapi pernyataan ini tidak selamanya benar atau terkecuali untuk
uap air, uap air jika tekanan ditingkatkan maka akan terjadi perubahan dari
gas kembali menjadi cair. (dikutip dari wikipedia : kondensasi). Rumus dari
tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau yang
diasah dan permukaannya
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KESIMPULAN
Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada temperatur
tertentu (ρ) = M/V.
Titik lebur dari sebuah benda padat adalah suhu di mana benda
tersebut akan berubah wujud menjadi benda cair.
Ekspansi termal adalah perubahan dimensi yang terjadi akibat adanya
perubahan temperatur.
Panas spesifik adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan
suhu 1 kg bahan sebesar 1oC.
Konduktivitas termal (Panas) adalah kemampuan suatu benda untuk
memindahkan kalor melalui benda tersebut.
Elektromagnet adalah magnet yang terbuat dari gulungan kawat yang
bertindak sebagai magnet ketika arus listrik melewatinya tapi berhenti
menjadi magnet ketika tidak diberi arus listrik.
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan kelakuan dan sifat
cahaya dan interaksi cahaya dengan materi.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks
antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per
satuan luas (A) P= F/A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TERIMA KASIH