Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Batang Pepaya(Carica Papaya Linn.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Pada Plak Gigi

BATANG PEPAYA(Carica papaya Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PADA PLAK GIGI

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi

Oleh: HATMININGDYAH WULANDARI NIM. M3509032 PROGRAM STUDI D3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir EFEK

ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BATANG PEPAYA (Carica papaya Linn.)TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PADA PLAK GIGI adalah hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar apapun disuatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.

Surakarta, Desember 2012

Hatminingdyah Wulandari NIM. M3509032

BATANG PEPAYA (Carica papaya Linn.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PADA PLAK GIGI

Hatminingdyah Wulandari

Jurusan D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

INTISARI

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang sering dikeluhkan dan disebabkan adanya plak gigi.Obat kumur dan pasta gigi dengan bahan kimia sintetik dapat menimbulkan efek samping berupa fluorosis email.Sehingga diperlukan adanya antibakteri alami dari ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.), karena berdasarkan penelitian, ekstrak etanol batang pepaya dapat menghambat beberapa bakteri.

Penelitian ini termasuk penelitian eksploratif dan dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.) terhadap pertumbuhan bakteri pada plak gigi.Bakteri uji yang digunakan adalah hasil isolasi dari plak gigi, kemudian dilakukan pengecatan Gram bakteri, dan diamati morfologinya.Ekstrak batang pepaya diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%.Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi padat dengan seri konsentrasi ekstrak10-100%. Sebagai kontrol, digunakanlarutan CMC-Na 0,1%, etanol 95%, dan Amoksisilin 0,03%.

Hasil isolasi dari plak gigi diperoleh tiga bakteri yaitu Streptobacillus Gram positif, Staphylococcus Gram positif, dan Streptococcus Gram positif.Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol batang pepaya optimum menghambat Streptobacillus pada konsentrasi 100% dengan DDH radikal sebesar 5,46mm, DDH irradikal sebesar 16,78mm. Pada konsentrasi 80% dengan DDH radikal sebesar 2,02mm dan irradikal sebesar 23,09 mm optimum menghambat Staphylococcus, dan pada konsentrasi 90% dengan DDH sebesar 12,85mm menghambat Streptococcus.

Kata kunci : ekstrak batang pepaya, antibakteri, plak gigi.

PAPAYA STEM (Carica papaya Linn.) TROUGH BACTERIAL GROWTH IN DENTAL PLAQUE

Hatminingdyah Wulandari

Department of Pharmacy Faculty of Mathematics and Science

Sebelas Maret University

ABSTRACT

Tooth and mouth disease complained and caused by dental plaque. Mouthwash and toothpaste with synthetic chemical substance have side effect enamel fluorosis. So, a natural antibacterial from ethanol extract of Carica papaya stem because according to research, an ethanol extract of papaya stem can inhibit several bacteria.

This is an explorative research, has a purpose tofind out ethanol extract of Carica papaya stem as an antibacterial with observed growth bacteria at dental plaque. Bacteria test is getting from dental plaqueisolation, those performed Gram staining of bacteria, and then observed the morphology forming. Ethanol extract of Carica papaya stem obtained using maceration method with ethanol 95%. In antibacterial test used diffusion method, usingthe concentrations of extractwere 10 up to 100%andusing control such as CMC-Na 0,1%, ethanol 95% and Amoxicillin 0,03%

From dental plaque bacteria that can be isolated three bacterial; its areStreptobacillus Gram positive, Staphylococcus Gram positive, and Streptococcus Gram positive bacteria. The test results suggest that the antibacterial activity of the ethanol extract of Carica papaya stem can inhibit Streptobacillus in 100% concentration at 5.46 mm of radical clear zone, irradical clear zone at 16.78 mm. In concentration 80% can inhibit Staphylococcus at 2.02 mm of radical clear zone and 23.09 mm ofirradical clear zone, and in concentration 90% was effective inhibitStreptococcus at 12.85 mm of radical clear zone.

Keyword :Carica papaya extract, antibacterial, dental plaque.

Many people live in the past through regrets, many more people live in the future through worries, only very view live in the now, living in the now is the only way to live. What you are doing is never bigger than what God is planning for you. -Mario Teguh-

Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk Bapak dan Ibu. Thank you for everything Mom, Dad there always a great Mom beside a great Dad proud to be your daughter.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul

Etanol Batang Pepaya (Carica papayaLinn.)terhadap Pertumbuhan Bakteri

dengan lancar,sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya D3 Farmasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tugas Akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons), Ph.D, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt., selaku Ketua Program Studi D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Nestri Handayani, M.Si., Apt., selaku dosen Pembimbing Akademik.

4. Estu Retnaningtyas N., STP., M.Si., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir.

5. Bapak Amir, Ibu Sri Sulastri, dan Adik Safitri, yang selalu memberi doa, dukungan, dan motivasi.

yang telah membantu, berbagi ilmu dan semangat selama melakukan penelitian di Laboratorium.

7. Sahabat-sahabat dekat yang selalu mendampingi dalam setiap tangis dan tawa.

8. Teman-teman D3 Farmasi Universitas Sebelas Maret angkatan 2009, yang telah selama tiga tahun menjalani masa perkuliahan yang sangat menyenangkan bersama.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis tulis satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak untuk melengkapi Tugas Akhir ini. Selain itu, penulis juga berharap agar Tugas Akhir ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu kefarmasian.

Surakarta, Desember 2012 Hatminingdyah Wulandari

LAMPIRAN .................................................................................................. 39

Tabel I. Reaksi Dinding Sel Bakteri terhadap Reagen yang Digunakan dalam

Pewarnaan Gram Bakteri.......................................................................... Tabel II. KomposisiPembuatan Seri Konsentrasi Ekstrak Batang Pepaya ....... Tabel III. Hasil Pengecatan Gram BakteriGram Bakteri.................................. Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Batang Pepaya terhadap

Pertumbuhan Streptobacillus, Staphylococcus, dan Streptococcus...

10

22

26

31

Gambar 1. Tanaman Pepaya ............................................................................. Gambar 2.

......................................................

Gambar 3. Biakan Bakteri dari Plak Gigi ........................................................ Gambar 4. Hasil pengecatan Gram Bakteri .................................................. Gambar 5. Pertumbuhan Koloni Pada Media Diferensial............................... Gambar 6.Pengecatan Streptobacillus........................................................... Gambar 7. Koloni Streptobacillus................................................................... Gambar 8.Pengecatan Staphylococcus

...........................................

Gambar 9. Koloni Staphylococcus .............................................................. Gambar 10.Pengecatan Streptococcus............................................................ Gambar 11. Koloni Streptococcus................................................................... Gambar 12. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Batang Pepaya terhadap

Pertumbuhan

Streptobacillus,

Staphylococcus, dan Streptococcus ......................................................................................

15

26

27

28

28

28

29

29

29

29

33

Lampiran 1.Alur Cara Kerja Preparasi dan Ekstraksi Batang Pepaya .......... 40 Lampiran 2. Alur Cara Kerja Pengambilan Apusan Plak Gigi dan Isolasi

Bakteri .............................................................

Lampiran 3.Alur Cara Kerja Pengecatan Gram Bakteri ............................... 42 Lampiran 4.Alur Cara Kerja Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol

Batang Pepaya terhadap Bakteri Hasil Isolasi dari Plak Gigi.. .................................................................................... 43

Lampiran 5. Hasil Determinasi Tanaman Pepaya......................................... 44 Lampiran 6. Seri Konsentrasi Ekstrak Etanol Batang Pepaya ...................... 45

Lampiran 7. Pindahan Biakan Koloni Bakteri pada Plak Gigi ..................... 46 Lampiran 8. Hasil Pengecatan Gram Bakteri dari Plak Gigi ........................ 47 Lampiran 9. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Batang Pepaya

(Carica papaya Linn.) terhadap Streptobacillus Gram Positif 49

Lampiran 10. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Batang

Pepaya (Carica papaya Linn.) terhadapStaphylococcus Gram Positif ............................................................................. 50

Lampiran 11. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Batang

Pepaya (Carica papaya Linn.) terhadap Streptococcus Gram Positif ....................................................................................... 51

: Natrium Carboxymetilcellulose

DDH

: Diameter Daya Hambat

LAF

: Laminar Air Flow

MHA

: Muller Hinton Agar

NA

: Nutrient Agar

NB

: Nutrient Broth

NaCl

: Natrium Clorida

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia (Anonim, 2010).Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan,sehingga memicu munculnya penyakit gigi dan mulut yang lain seperti karies (lubang gigi), kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), dan periodontitis (radang pada jaringan penyangga gigi). Pembentukan plak tidak dapat dihindari sehingga mengurangi akumulasi plak adalah hal yang sangat penting untuk mencegah terbentuknya panyakit gigi dan mulut.

Pembentukan plak dapat dikontrol dengan penggunaan obat kumur dan juga menyikat gigi. Tetapi penggunaan obat kumur memiliki beberapa kekurangan antara lain diskolorisasi gigi dan lidah, gangguan pengecapan setiap kali setelah berkumur, dan relatif mahal (Soeherwin, dkk., 2000). Sedangkan kandungan flourida pada pasta gigi selama kurun waktu tertentu dan jumlah besar memiliki efek samping fluorosis email yaitu email gigi yang berbintik-bintik. Email gigi menjadi rapuh dengan warna cokelat kehitaman yang irreversible karena telah mengenai jaringan keras gigi(Paine et al., 2001 dalam Asari, 2012). Oleh karena itu, penggunaan bahan obat tradisional lebih dipilih karena harganya relatif murah dan mudah didapatkan.Selain itu, obat tradisional memiliki efek

obat kimia. Batang pepaya merupakan salah satu contoh bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Oladimeji et al. (2007), ekstrak etanol batang pepaya memiliki aktivitas antibakteri secara in vitro terhadap bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Klebsiella pneumonia dengan metode difusi padat cakram berdiameter 6 mm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar 1,5% dan 3% ekstrak etanol batang pepaya sudah mampu menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilisdengan zona hambat sebesar masing-masing 13,0 mm dan 14,0 mm, Staphylococcus aureus dengan zona hambat sebesar 14,0 mm dan 15,0 mm, Escherichia coli dengan zona hambat sebesar 11,5 mm dan 12,0 mm, Salmonella typhi dengan zona hambat sebesar 12,0 mm dan 13, 0 mm, dan Klebsiella pneumonia zona hambat sebesar 11,0 mm dan 11,5 mm (Oladimeji et al., 2007).Hasil uji fitokimia pada batang pepaya mengandung senyawa metabolit sekunder saponin, antrakuinon, alkaloid, tanin, flavonoid.Diduga adanya senyawa saponin dan antrakuinon adalah senyawa yang beraktivitas sebagai antibakteri (Oladimeji et, 1999, Setyawan, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk untuk melihat bagaimana bentuk sel, susunan sel, dan sifat Gram dari bakteri yang diisolasi dari plak gigi, mengetahui apakah ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri yang terdapat pada plak gigi, dan berapa konsentrasi optimum dalam menghambat pertumbuhannya.

1. Bagaimana sifat Gram, bentuk, dan susunan sel dari bakteri pada plak gigi?

2. Apakah ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri pada plak gigi?

3. Berapa konsentrasi optimum ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri pada plak gigi?

C. Tujuan

1. Mengetahui sifat Gram, bentuk, dan susunan sel dari bakteri pada plak gigi.

2. Mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.) terhadap bakteri pada plak gigi.

3. Mengetahui konsentrasi optimum ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.) yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri pada plak gigi.

D. Manfaat

1. Dapat memberi informasi tentang manfaat ekstrak batang papaya (Carica papaya Linn.) terhadap bakteri pada plak gigi.

2. Dapat memberikan gambaran tentang pemanfaatan ekstrak batang papaya (Carica papaya Linn.) sebagai bahan antiseptik mulut seperti obat kumur atau pasta gigi.

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pepaya

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae Subkingdom

Divisio : Magnoliophyta Kelas

: Magnoliopsida

Subkelas : Dilenidae Ordo

: Violales

Familia : Caricaceae Genus

: Carica

Spesies : Carica papaya (Steenis, 1992).

Gambar 1. Tanaman Pepaya (Anonim, 2011).

b. Deskripsi Tanaman

Pepaya merupakan semak berbentuk pohon dengan batang lurus, bulat silindris, di bagian atas bercabang atau tidak bercabang, sebelah dalam berupa spons dan berongga, di luar terdapat tanda bekas daun yang banyak, tinggi 2,5 10 meter. Daun berjejal pada ujung batang dan ujung cabang, tangkai daun bulat silindris, berongga, panjang 71 82 cm, helaian daun bulat telur, bertulang daun menjari, bercangap menjari, ujung runcing, pangkal berbentuk Pepaya merupakan semak berbentuk pohon dengan batang lurus, bulat silindris, di bagian atas bercabang atau tidak bercabang, sebelah dalam berupa spons dan berongga, di luar terdapat tanda bekas daun yang banyak, tinggi 2,5 10 meter. Daun berjejal pada ujung batang dan ujung cabang, tangkai daun bulat silindris, berongga, panjang 71 82 cm, helaian daun bulat telur, bertulang daun menjari, bercangap menjari, ujung runcing, pangkal berbentuk

Sinonim: Pepaya (Indonesia) dan Kates (Jawa).

c. Kandungan Kimia dan Khasiat

Menurut (Krishna et al.,2008), kandungan beserta khasiat tanaman pepaya adalah sebagai berikut:

1) Daun

Mengandung alkaloid carpain, pseudocarpain dan dehydrocarpain I dan II, choline, carposide, vitamin C, dan E. Penggunaannya sebagai antibakteri, asma, beri-beri dan demam serta membalut luka. Daun pepaya muda digunakan sebagai sayuran.

2) Buah

Buah pepaya mengandung protein, lemak, serat, karbohidrat, mineral, tiamin, riboflavin, niasin, karoten, vitamin C, dan komponen - glukosida, dan karpain.Buah pepaya masak penggunaannya sebagai diuretik, karminatif, disentri, diare, dan ekspektoran.Sedangkan untuk buah mentah penggunaannya sebagai laksatif, diuretik, dan antibakteri.

3) Biji

Biji pepaya mengandung asam lemak, protein kasar, serat kasar dan minyak pepaya.Selain itu terkandung juga karpain, benzylisothiocyanate,

-sitosterol, karikin dan enzim mirosin.

Batang pepaya mengandungsaponin, antrakuinon, alkaloid, tanin, flavonoid(Oladimeji et, 1999, Setyawan, 2009).Getah pada batang pepaya mengandung asam amino dan alkaloid, biasa digunakan digunakan sebagai obat demam, keracunan, bengkak, dan kurap (Oladimeji et al., 2007).

2. Plak Gigi

Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Plak gigi memegang peranan penting dalam suatu proses karies dan inflamasi pada jaringan lunak gigi (Panjaitan, 1997).

Komposisi plak gigi adalah mikroorganisme.Lebih dari 500 spesies bakteri ditemukan di dalam plak gigi. Bakteri bentuk bulat Gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus salivarius, Actinomyces viscosus dan beberapa strain lainnya (Daliemunthe, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya plak gigi:

a. Lingkungan fisik, meliputi anatomi gigi dan posisi gigi, anatomi jaringan sekitar gigi, struktur permukaan gigi, gesekan oleh makanan dan jaringan sekitar, tindakan kebersihan mulut.

b. Hadirnya nutrisi yang meliputi makanan, cairan gusi, sisa epitel dan leukosit, saliva.

Dari faktor-faktor tersebut salah satu faktor yang terpenting adalah tindakan kebersihan mulut (Sriyono, 2005).

akumulasi plak pada gigi dengan cara semua plak gigi terangkat, jumlah plak gigi bekurang sampai di bawah batas ancaman terjadinya penyakit akibat plak gigi dan patogenesitas plak gigi hilang. Ada dua cara untuk mengontrol plak gigi yaitu secara mekanis dan kimiawi. Cara mekanis dilakukan dengan cara menyikat gigi sedangkan cara kimiawi dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yang pada umumnya dikombinasikan dalam bentuk sediaan pasta gigi dan obat kumur (Addy, 1986, Haake et al., 2002).

3. Bakteri

Bakteri adalah organisme uniseluler yang tidak memiliki klorofil, sel bakteri mirip dengan sel tumbuhan atau hewan terdiri atas sitoplasma dan dinding sel. Bakteri berkembang biak dengan cara pembelahan diri, dan karena ukuran yang renik ini bakteri hanya akan tampak dengan mikroskop (Dwijoseputro, 1994). Bentuk dan ukuran bakteri bervariasi ukuran berkisar 0,4 2 µ m (Pelczar dan Chan, 1988). Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi, biokimia dan perwarnaan (bakeri Gram positif dan bakteri Gram negatif).

Bakteri dapat didefinisikan secara morfologi yaitu dengan mempelajari bentuk, ukuran dan susuan sel. Bentuk dasar bakteri, yaitu bulat (tunggal: coccus, jamak: cocci), batang atau silinder tunggal: bacillus, jamak: bacilli), dan spiral yaitu berbentuk melingkar-lingkar atau batang melengkung (Pratiwi , 2008).

Berdasarkan pewarnaan Gram, bakteri dibedakan menjadi bakteri Gram positif dan Gram negatif.

Bakteri Gram negatif terdiri dari dinding sel yang mengandung satu atau beberapa lapis peptidoglikan tipis dan membran luar, membran dalam dan membran sitoplasma.

b. Bakteri Gram Positif Bakteri Gram positif terdiri dinding sel yang mengandung banyak lapisan peptidoglikan dengan membentuk struktur tebal dan kaku, membran dalam, membran sitoplasma (Pratiwi, 2008).

4. Pewarnaan Gram Bakteri

Pewarnaan bakteri pada dasarnya adalah prosedur mewarnai bakteri dengan menggunakan zat warna yang dapat menonjolkan struktur tertentu dari bakteri yang akan diamati. Sebelum bakteri dapat diwarnai, bakteri tersebut harus terlebih dahulu difiksasi agar terikat atau menempel pada kaca objek.Tanpa adanya fiksasi, maka pemberian zat warna pada bakteri yang dilanjutkan denganprosedur pencucian zat warna dengan air mengalir dapat menyebabkan bakteri ikut tercuci.

Perbedaan warna antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif disebabkan oleh adanya perbedaan struktur pada dinding selnya. Dinding bakteri Gram positif mengandung lapisan peptidoglikan yang tebal, sedangkan dinding bakteri Gram negatif memiliki tiga lapisan yaitu peptidoglikan yang tipis di lapisan dalam, lipopolisakarida dan lipoprotein di lapisan luar (Irianto, 2002).

Reaksi dinding sel bakteri terhadap reagen yang digunakan dalam pewarnaan Gram adalah sebagai berikut (Irianto, 2001):

Pewarnaan Gram Bakteri No

Reagen

Reaksi Bakteri

Gram Positif

Gram Negatif

1 Kristal Violet Sel berwarna ungu

Sel berwarna ungu 2

Larutan iodium

Kompleks

kristal violet-

iodium terbentuk di dalam sel, sel tetap berwarna ungu

Kompleks kristal violet- iodium terbentuk di dalam sel, sel tetap berwarna ungu

dehidrasi, pori-pori menciut, komplek

kristal

violet-

iodium tak dapat keluar dari sel, sel tetap berwarna ungu

Lipid

terekstraksi dari

dinding

sel, pori-pori mengembang,

kompleks kristal violet-iodium keluar dari sel, sel menjadi tak berwarna

4 Safranin

Sel tak terpengaruhi, tetap berwarna ungu

Sel menyerap zat pewarna safranin, menjadi berwarna merah

5. Antibakteri

Antibakteri adalah senyawa atau zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Antibakteri harus bersifat toksisitas selektif, artinya suatu obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang (Ganiswarna S,G., 1995).

Berdasarkan sifat toksisitas selektif, antibakteri terbagi menjadi 2, yaitu bakteriostatik (menghambat prtumbuhan bakteri) dan bekterisidal (membunuh bakteri). Kadar minimal yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dikenal sebagai kadar hambat minimal (KHM), sedangkan kadar minimal yang diperlukan untuk membunuh bakteri disebut dengan kadar bunuh minimal (KBM) (Jawetz et al., 2007).

a. Penghambatan sintesis dinding sel Antibakteri ini bekerja pada dinding sel. Oleh karena tekanan osmotik dalam sel bakteri lebih tinggi daripada diluar sel maka kerusakan dinding sel bakteri akan menyebabkan terjadinya lisis.

b. Penghambatan fungsi membran sel Sitoplasma semua sel hidup dibatasi oleh selaput sitoplasma, yang bekerja sebagai penghalang dengan permeabilitas selekif, melakukan fungsi pengangkutan aktif, dan dengan demikian mengendalikan susunan dalam dari sel. Bila integritas fungsi selaput sitoplasma terganggu, makromolekuler dan ion akan lolos dari sel, dan terjadilah kerusakan atau kematian sel.

c. Penghambatan sintesis protein Antibakteri ini bekerja dengan mengganggu sintesis protein yang dilakukan oleh mRNA dan tRNA yang berlangsung di ribosom.

d. Penghambatan sintesis asam nukleat Antibakteri ini bekerja menghambat sintesis RNA bakteri atau DNA bakteri (Jawetz et al., 2007).

6. Uji aktivitas Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri antara lain:

a. Metode Difusi Metode difusi dapat dilakukan 3 cara yaitu metode silinder, lubang dan cakram kertas. Metode silinder yaitu meletakkan beberapa silinder yang terbuat dari gelas atau besi tahan karat di atas media agar yang telah diinokulasi

atas media agar, diisi dengan larutan yang akan diuji dan diinkubasi. Setelah diinkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling silinder.Metode lubang yaitu membuat lubang pada agar padat yang telah diinokulasi dengan bakteri. Jumlah dan letak lubang disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemudian lubang diisi dengan larutan yang akan diuji. Metode cakram kertas yaitu meletakkan cakram kertas yang telah direndam larutan uji di atas media padat yang telah diinokulasi dengan bakteri (Kusmiyati, 2007).

Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan mengukur zona hambat yang berwarna bening.Makin besar zona hambatan, makin besar aktivitas antibakteri isolat tersebut(Jawetz et al., 2007).

Macam-macam zona hambat:

1) Zona Radikal

Merupakan suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri tersebut diukur dengan menggunakan diameter zona radikal tersebut.

2) Zona Irrradikal

Merupakan suatu daerah di sekitar disk dimanaterlihat pertumbuhan yang kurang subur dibanding dengan daerah di luar pengaruh antibakteri tersebut (Pelczar et al., 1988). Menurut Davis dan Stout (1971) bila diameter daerah hambatan 5 mm

atau kurang maka aktivitas penghambatannya dikategorikan lemah, 5-10 mm atau kurang maka aktivitas penghambatannya dikategorikan lemah, 5-10 mm

b. Metode Dilusi Metode kuantitatif untuk mengukur kepekaan dari agen antibakteri yaitu dengan tes Minimal Inhibitory Concenctration (MIC), dimana menentukan konsentrasi terrendah dari agen antibakteri yang akan menghambat pertumbuhan secara in vitro. Dalam tes MIC, sebuah seri pengenceran dari satu agen antibakteri disiapkan dalam broth. Setelah 24 jam diinkubasi dengan temperatur 37ºC, dilusi tertinggi dimana tidak ada pertumbuhan yang terlihat dicatat sebagai MIC (Anonim, 1993).

7. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Anonim, 1995).

Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain maserasi, perkolasi, Soxhletasi, dan infundasi. Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan dan penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna (Ansel, 1989).

Maserasi merupakan proses paling tepat untuk simplisia yang sudah halus dan memungkinkan direndam hingga meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zatnya akan larut (Ansel, 1989). Pada umumnya maserasi dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkaan

Metode ini memiliki keuntungan yaitu cara pengerjaan yang mudah, alat yang digunakan sederhana, cocok untuk bahan yang tidak tahan pemanasan namun pelarut yang digunakan dalam jumlah banyak. Sedangan kerugiannya yaitu diperlukan waktu pengerjaan yang lama dan hasil penyariannya kurang sempurna (Anonim, 1986).Maserasi dilakukan dengan serbuk ditempatkan lalu ditambah pelarut dan ditutup rapat, isinya diaduk berulang-ulang kemudian disaring. Proses ini dilakukan pada temperatur kamar selama tiga hari (Ansel, 1989).

B. Kerangka Pemikiran

Plak gigi merupakan penyebab penyakit gigi dan mulut yang pembentukannya dapat dikontrol dengan obat kumur dan menggosok gigi, tetapi memiliki kekurangan dan efek samping, sehingga diperlukan adanya penggunaan bahan obat tradisional dengan efek samping yang rendah.

Batang pepaya (Carica papaya Linn.) merupakan salah satu bagian tumbuhan yang memiliki khasiat antibakteri dengan diketahui pada penelitian sebelumnya bahwa ekstrak batang pepaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Klebsiella pneumonia.Batang pepaya mengandung senyawa saponin dan antrakuinon yang berperan dalam aktivitas antibakteri.

Penelitian ini akan dilakukan dengan mengisolasi bakteri dari plak gigi, membuat ekstrak batang pepaya dengan cara maserasi menggunakan etanol 95%, kemudian ekstrak batang pepaya dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri hasil isolasi dari plak gigi.

Gambar 2. Alur Kerangka Pemikiran.

C. Keterangan Empiris

Tanaman pepaya (Carica papaya Linn.) dapat digunakan sebagai obat tradisonal.Secara empiris, getah pada batang pepaya dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri, obat demam, keracunan, bengkak, dan kurap.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Oladimeji dkk. (2007), ekstrak etanol batang pepaya memiliki aktivitas antibakteri secara in vitro terhadap bakteri Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi, dan Klebsiella pneumonia (Oladimeji dkk., 2007). Hasil

Antibakteri Alternatif

Aktivitas Antibakteri Metode Difusi Padat

Pewarnaan Gram Bakteri

Bakteri Gram

Positif

Bakteri Gram Negatif

Isolasi Bakteri Apusan Plak Gigi

Plak Gigi

Simplisia

Ekstrak Etanol Batang Pepaya(Carica papaya Linn.)

Maserasi dengan

Etanol 95%

Batang Pepaya (Carica

papaya Linn.)

diduga memiliki aktivitas antibakteri.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kategori Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif laboratorium dengan melakukan isolasi bakteri dari apusan plak gigi, mengamati sifat morfologinya dengan melakukan pengecatan Gram bakteri, dan menguji aktivitas antibakteri ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.) terhadap isolasi bakteri tersebut dengan menggunakan metode difusi padat.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan di Laboratorium Biologi Pusat Sub Lab Mikrobiologi UNS dan Labroratorium Teknologi Farmasi FMIPA UNS.

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan untuk untuk membuat ekstrak batang pepaya adalah timbangan analit(Mettler Toledo ® ), toples kaca, pengaduk kayu, kain flanel, gelas beker(Pyrex ® ), corong kaca, gelas ukur(Pyrex ® ), labu ukur(Pyrex ® ), alat penggiling, ayakan nomor 40 dan 60, batang pengaduk, cawan porselen, rotary evaporator (Bibby RE 200 ® ), waterbath, eksikator.

Alat untuk preparasi alat dan pembuatan media adalah erlenmeyer (Pyrex ® ), gelas ukur (Pyrex ® ), batang pengaduk, timbangan analit (Mettler Toledo ® ),

autoklaf(Sturdy ® ),

(LAF)cabinet (Labconco ® ),oven(Memmert ® ).

adalah flakon, cotton bud steril, handscoon, masker, bunsen burner, jarum ose, inkubator (P-Selecta ® ), cawan petri, tabung reaksi(Pyrex ® ), Laminar Air Flow (LAF)cabinet (Labconco ® ), rak tabung reaksi, kertas label, jarum ose, object glass, degglass ,pipet tetes, gelas beker(Pyrex ® ), spidol, mikroskop (Olympus CX-21 ® ).

Alat yang digunakan dalam pengecatan Gram bakteri adalah kertas label, spidol,handscoon, masker, jarum ose, object glass, degglass, tabung reaksi (Pyrex ® ), pipet tetes, bunsen burner, mikroskop(Olympus CX-21 ® ).

Alat yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri adalah shaker (IKA Labortechnik ® ), erlenmeyer (Pyrex ® ), flakon, rak tabung reaksi, tabung reaksi(Pyrex ® ), cawan petri, jarum ose, yellow tip, mikro pipet, bunsen burner , gelas ukur, pelubang gabus, autoklaf (Sturdy ® ), Laminar Air Flow (LAF) cabinet(Labconco ® ), inkubator suhu 4°C (J.P. SELECTA Hotcold M ® ), inkubator suhu 37°C (J.P. SELECTA Hotcold M ®) , jangka sorong.

2. Bahan

Bahan utama yang digunakan adalah batang pepaya (Carica papaya Linn.) dengan bahan penyari etanol 95% untuk ekstraksi. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri dari apusan plak gigi yang diambil dari pasien oleh Dokter Gigi di Medical Centre (MC) UNS.

Bahan yang digunakan dalam pengambilan apusan, kultur, dan isolasi bakteri uji antara lain alkohol 70%, cotton bud steril, larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%), cat gram A (kristal violet), cat gram B (lugol atau iodin), cat

(Nutriebt Agar) (Merck ® ), media agar darah. Bahan yang digunakan pada isolasi dan uji aktivitas antibakteri yaitu ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.), NB (Nutrient Broth) (Merck ® ), media MHA (Muller Hinton Agar) (Merck ® ), suspensi CMC-Na 0,1 %, antibiotik spektrum luas (Amoksisilin 0,03%), etanol 95%, akuades, kapas.

D. Cara Kerja

1. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman pepaya (Carica papaya Linn.) dilakukan di Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Setia Budi Surakarta.

2. Preparasi dan Ekstraksi

Batang pepaya dicuci bersih di bawah air mengalir, dipotong tipis, dijemur di bawah matahari dengan ditutup kain warna hitam, simplisia batang pepaya kering diserbuk dengan menggunakan mesin penggiling.

Metode penyarian yang digunakan adalah maserasi, yaitu serbuk simplisia batang pepaya sebanyak 1 kg dimasukkan dalam toples kaca dan ditambahkan etanol 95% hingga terendam selama 3 hari tanpa diganti pelarutnya sambil sesekali diaduk. Maserat yang didapat disaring dengan menggunakan kain flanel.Filtrat

yang

didapat

dipisahkan pelarutnya

dengan rotary

evaporator .Setelah itu dipekatkan dengan menggunakan waterbath sampai didapatkan ekstrak kental, ekstrak ditimbang dan disimpan dalam

Lampiran 1.

3. Pengujian Aktivitas Antibakteri Ekstrak Batang Pepaya

a. Penyiapan Alat

Alat yang akandigunakan dalam uji aktivitas antibakteri disterilisasi

b. Pembuatan Media

Media NA dibuat dengan cara melarutkan 2 gram NA dalam 100ml akuades. Media NB dibuat dengan cara melarutkan 0,8 gram NB dalam 100 ml akuades. Media MHA dibuat dengan cara melarutkan 38 gram bubuk media MHA dilarutkan dalam 1 liter akuades. Pembuatan semua media dilakukan dengan memanaskan akuades di atas penangas dan kemudian dicampur dengan serbuk media.Selanjutnyamedia disterilisasi menggunakan autoklaf selama 15

menit pada suhu 121 0 Cdan tekanan 1 atm.

c. Pengambilan Apusan Plak Gigi dan Isolasi Bakteri

Plak gigi diambil dari pasien secara aseptis. Plak diambil dengan cara mengusap plak gigi menggunakan cotton bud steril, dilarutkan ke dalam NaCl fisiologis steril, dikultur pada media NA dengan metode streak dan kemudian diinkub gigi dan isolasi bakteri dapat dilihat pada Lampiran 2.

d. Pengecatan Gram Bakteri

Object glass yang bersih diteteskan 1 tetes akuades di daerah bulatan berdiameter ± 1cm, kemudian diambil 1 ose biakan bakteri diletakkan di daerah

atas nyala api hingga noda akuades mengering. Preparat ditetesi cat gram A dan dibiarkan 1-3 menit, cat gram A dibuang, dicuci di bawah air mengalir dan dikeringkan. Preparat digenangi cat gram B dan dibiarkan selama 1 menit kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Object glass dimiringkan dan ditetesi cat gram C selama 30 detik atau hingga warna hilang, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. Preparat digenangi cat gram D dan dibiarkan selama 2 menit kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan.Preparat diamati di bawah mikroskop untuk mengetahui jenis Gram pada bakteri yaitu berwarna ungu untuk bakteri Gram positif dan merah untuk bakteri Gram negatif.Diagram alir pengecatan Gram dapat dilihat pada Lampiran 3.

e. Pembuatan Stok Bakteri

Bakteri hasil pemisahan koloni dan pengecatan Gram, diambil tiap koloni tunggal untuk dibuat stok bakteri dengan cara menanam 1 ose bakteri pada media NA miring dalam tabung reaksi. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu

f. Pembuatan Suspensi Bakteri

Dari stok bakteri diambil 1-2 ose dicampurkan ke dalam 25 ml media NB untuk kemudian diinkubasi selama 24 jam.

0,05 gram CMC-Na dilarutkan ke dalam 50 ml akuades dan kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 0 Cdan tekanan 1 atm.

h. Pembuatan Seri Konsentrasi Ekstrak Etanol Batang Pepaya

Ekstrak etanol dibuat konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% dengan cara melarutkan sejumlah ekstrak batang pepaya ke dalam suspensi CMC-Na sampai volume 3 ml. Adapun komposisinya adalah sebagai berikut:

Tabel II. KomposisiPembuatan Seri Konsentrasi EkstrakBatang Pepaya

Konsentrasi (%)

(b/v)

Ekstrak Batang Pepaya

(gram)

CMC-Na 0,1% (mL)

i. Pembuatan Larutan Kontrol

Kontrol yang digunakan pada uji aktivitas antibakteri ini terdiri atas kontrol larutan CMC-Na 0,1%, kontrol etanol 95 %, dan kontrol antibiotik Amoksisilin 0,03 %.

j. Uji Aktivitas Antibakteri

Uji aktivitasantibakteri dilakukan dengan metode difusi padat dengan langkah sebagai berikut: Uji aktivitasantibakteri dilakukan dengan metode difusi padat dengan langkah sebagai berikut:

2) Suspensi bakteri diambil 1% dari volume total MHA dan dicampurkan ke dalam media MHA yang bersuhu ±40°C kemudian dihomogenkan.

3) Media dituangke dalam cawan petri sebanyak 15 ml dan dibiarkan memadat.

4) Membuat lubang sumuran dengan menggunakan pelubang gabus dengan diameter lubang sebesar 6 mm.

5) Memasukkan 25µ L seri konsentrasi ekstrak ke dalam masing-masing lubang, kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Sebagai kontrol digunakan masing-masing 25µ L kontrol etanol 95%, CMC-Na, dan antibiotikAmoksisilin 0,03%.

6) Mengukur diameter daya hambat dengan replikasi sebanyak 2 kali tiap lubang dengan 3 kali pengukuran menggunakan jangka sorong, kemudian nilainya dirata-rata.

Diagram alir pengujian aktivitas antibakteri dapat dilihat pada Lampiran 4.

4. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini ada dua yaitu bakteri hasil isolasi dari plak gigi beserta sifat Gram, bentuk, dan susunan selnya.Data kedua berupa diameter daya hambat pertumbuhan dari masing-masing bakteri uji terhadap seri konsentrasi ekstrak etanol batang pepaya (Carica papaya Linn.).Makin besar diameter daya hambat menunjukkan bahwa ekstrak etanol batang pepaya(Carica papaya Linn.) memiliki aktivitas antibakteri yang semakin kuat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan dan Determinasi Tanaman

Batang pepaya diambil dari perkebunan pepaya di Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali, kemudiandilakukan determinasi tanaman di Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Setia Budi Surakarta untuk memastikan kebenaran sampel tanaman pepaya dengan mencocokkan ciri-ciri morfologis yang ada pada batang pepaya (Carica papaya Linn.) terhadap acuan pustaka bahwa jenis tanaman yang diteliti adalah benar Carica papayaLinn., sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemilihan bahan sampel.Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 5.

B. Ekstraksi Batang Pepaya

Sebanyak 10,5kg batang pepaya disortasi basah, yaitu memisahkan batang pepaya dari pengotor-pengotor, kemudian dicuci di bawah air mengalir, diiris tipis, dikeringkan, dan dijemur di bawah sinar matahari secara tidak langsung yaitu dengan ditutup kain hitam. Hal tersebut dilakukan agar pemanasan lebih maksimal, cepat, dan juga menghindari terjadinya kerusakan bahan karena sinar UV. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air sehingga pertumbuhan jamur dan mikroorganisme dapat dicegah, menghentikan reaksi enzimatis, serta mencegah terjadinya perubahan kimiawi dalam sel. Selanjutnya simplisia diserbuk dengan cara digiling. Pembuatan serbuk bertujuan memperluas permukaan simplisia sehingga kontak antara permukaan simplisia dengan cairan

1,4kg. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi.Serbuk simplisia sebanyak 1kg dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol 95% selama 3 hari dengan sesekali diaduk agar kontak antara pelarut dan serbuk simplisia terjadi lebih optimal. Pengadukan dapat membantu kontak pelarut dengan rongga sel tumbuhan, sehingga senyawa-senyawa yang terkandung didalamnya dapat ditarik keluar oleh pelarut (Darwis, 2000).Etanol merupakan pelarut yang tidak selektif, sehingga dengan menggunakan etanol diharapkan metabolit sekunder yang ada di dalam simplisia sebagian besar terambil.Etanol merupakan pelarut universal yang baik untuk ekstraksi semua golongan senyawa metabolit sekunder (Kristanti, 2008). Penggunaan konsentrasi 95% berdasarkan penelitian Oladimeji et al., (2007) bahwa ekstrak batang pepaya dengan pelarut etanol 95% dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri.

Hasil maserasi disaring menggunakan kain flanel dan diuapkan pelarutnya menggunakan rotary evaporator dan dipekatkan di atas waterbath sehingga didapatkan ekstrak kental sebanyak 52,34 gram berupa pasta lengket, berbau khas, dan berwarna hijau kehitaman. Ekstrak yang didapat disimpan di eksikator.

C. Pengambilan Apusan Plak Gigi, Kultur, dan Isolasi Bakteri

Pengambilan apusan plak dari gigi pasien dilakukan dengan bantuan Dokter Gigi di Medical Centre UNS. Plak yang didapat kemudian dilarutkan dalam larutan NaCl fisiologis (NaCl 0,9%) yang bertujuan untuk menumbuhkan dan mengaktifkan bakteri yang terdapat pada plak gigi. Suspensi plak ini

. Hasil inkubasi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Biakan Bakteri dari Plak Gigi. Keterangan : a, b, c, d, e, f, g adalah Koloni yang Diambil untuk Dibuat Kultur Lanjutan pada Media yang Terpisah.

Dari kultur bakteri di atas, dilakukan pengamatan terhadap bentuk dan warna koloninya, kemudian dipindahkan dan dibiakkan menjadi 7 kultur terpisah pada media NA. Selanjutnya, untuk mengetahui bentuk sel dan sifat Gram dari koloni yang telah dipisah, dilakukan pengecatan Gram. Hasil pengecatan Gram dari 7 kultur bakteri tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel III. Hasil Pengecatan Gram Bakteri

Tabung

Hasil Pengecatan

Bentuk sel

Susunan Sel

Sifat Gram

Bulat Bulat

Bergerombol Berderet

2 Bulat Bulat

Bergerombol Berderet

3 Bulat Bulat

Bergerombol Berderet

Bulat Bulat

Bergerombol Berderet

5 Bulat

Berderet

6 Bulat Batang

Berderet Berderet

7 Bulat

Berderet

Streptococcus , bakteri bentuk bulat bergerombol adalah Staphylococcus, dan bakteri bentuk batang berderet adalah Streptobacillus.

Gambar 4.Hasil Pengecatan Gram Bakteri.

Keterangan:

a. Dua jenis bakteri yaitu Streptococcus danStaphylococcus. b. Dua jenis bakteri yaitu Streptobacillus dan Streptococcus.

c. Satu jenis bakteri yaitu Streptobacillus.

Koloni yang masih bercampur dilakukan pemisahan untuk mendapatkan koloni tunggal dengan menggunakan media agar darah dan NA.Media agar darah adalah media diferensial yang digunakan untuk membedakan Streptococcus dan Staphylococcus .Di mana menurut Jawetz et al (2005), Streptococcus mempunyai sifat spesifik mampu menghemolisa darah sehingga pada media agar ini pertumbuhan bakteri dapat diamati yaitu dengan adanya zona bening di sekitar pertumbuhan koloni bakteri.Sedangkan Staphylococcus bentuk bulatbergerombol tidak memiliki kemampuan untuk menghemolisa darah.

Campuran bakteri Streptobacillus dengan Streptococcus dipisahkan menggunakan media NA, karena pada media ini Streptobacillus menunjukkan bentuk dan warna koloni yang spesifikdengan tepian yang berombak seperti ditunjukkan pada Gambar 5.

(a)

(b)

Gambar 5.Pertumbuhan (a) Koloni pada Media Agar Darah (Streptococcus dan Staphylococcus) dan (b) Pertumbuhan Koloni pada Media NA (Streptobacillus dan Streptococcus).

Setelah didapatkan koloni tunggal kemudian dibuat stok bakteri pada an morfologi bakteri dari hasil isolasi adalah sebagai berikut:

1. Bakteri Streptobacillus.

Gambar

6. Pengecatan

StreptobacillusPerbesaran 1000x

Gambar 7. Koloni Streptobacillus

Bentuk dan susunan sel

: Batang dan berderet

Bentuk koloni

: Bulat dengan tepian bergelombang

Warna koloni

: Krem keputihan

Hasil Pengecatan

: Ungu ( sifat Gram positif).

Gambar 8. Pengecatan Staphylococcus

Perbesaran 1000x

Gambar 9. Koloni Staphylococcus

Bentuk dan susunan sel

: Bulat dan bergerombol

Bentuk koloni

: Bulat dengan tepian rata

Warna koloni

: Krem keputihan

Hasil Pengecatan

: Ungu (sifat Gram positif).

3. Bakteri Streptococcus.

Perbesaran 1000x

Gambar 11. Koloni Streptococcus.

Bentuk dan susunan sel

: Bulat dan berderet

Bentuk koloni

: Bulat dengan tepian rata

Warna koloni

: Putih kekuningan

Hasil Pengecatan

: Ungu (sifat Gram positif).

yaitu Gram positif dan Gram negatif.Prinsip dari pengecatan Gram adalah kemampuan dinding sel bakteri mengikat zat warna yang didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri.Pada bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal dan kandungan lemak yang tipis, sementara pada dinding sel bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis dan lapisan lemak yang tebal (Beveridge, 1999).

Terdapat 4 tahap pewarnaan Gram yaitu pertama, pemberian pewarnaan dasar kristal violet, semua sel akan berwarna ungu. Kedua, pemberian warna penguat yaitu iodium, terbentuk komplek kristal violet-iodium sehingga sel tetap berwarna ungu. Ketiga, pemberian pencuci warna dasar yaitu alkohol, untuk Gram positif dinding sel mengalami dehidrasi, pori-pori menciut, komplek kristal violet- iodium tak dapat keluar dari sel, sel tetap berwarna ungu, sedangkan bakteri Gram negatif lipid terekstraksi dari dinding sel, pori-pori mengembang, kompleks kristal violet-iodium keluar dari sel, sel menjadi tak berwarna. Keempat, pemberian pewarna pembanding untuk menggantikan warna dasar dengan diberikan safranin. Gram positif tidak terwarna karena tetap mempertahankan warna ungu, Gram negatif akan menyerap zat pewarna sehingga berwarna merah (Irianto, 2001).

D. Uji Aktivitas Antibakteri

Ekstrak etanol batang pepaya dibuat seri konsentrasi 10-100% dengan melarutkannya ke dalam suspensi CMC-Na 0,1 % sampai volume 3 mL. Ekstrak etanol mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut air, maka diperlukan suspending agent agar didapatkan suatu suspensi yang baik yaitu dengan menambahkan Ekstrak etanol batang pepaya dibuat seri konsentrasi 10-100% dengan melarutkannya ke dalam suspensi CMC-Na 0,1 % sampai volume 3 mL. Ekstrak etanol mempunyai sifat sukar larut dalam pelarut air, maka diperlukan suspending agent agar didapatkan suatu suspensi yang baik yaitu dengan menambahkan

Bakteri dari stok dibuat suspensi dengan cara mengkulturkan bakteri ke dalam media NB yang selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 aktivitas antibateri dilakukan menggunakan metode difusi agar dalam media MHA terhadap bakteri hasil isolasi yaitu Streptobacillus, Staphylococcus, dan Streptococcus .Uji aktivitas antibakteri menghasilkan daerah hambatan di sekitar sumuran yang menunjukkan ada tidaknya aktivitas antibakteri dari masing-masing konsentrasi ekstrak.Kuat lemahnya aktivitas ini dapat dilihat dari diameter daerah hambatan seperti yang tercantum pada tabel IV.

Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Batang Pepaya terhadap Pertumbuhan

Streptobacillus, Staphylococcus, dan Streptococcus.

Konsentrasi (%b/v)

Diameter Daya Hambat (mm)

Irradikal Radikal

Larutan Kontrol

CMC-Na 0,1 %

- Etanol 95%

- Amoksisilin 0,03%

7,17

3,29

33,89

Keterangan :

Staphylococcus, dan Streptococcus yang diambil dari plak gigi.Ekstrak batang pepaya menghasilkan dua zona hambatan yaitu radikal dan irradikal terhadap pertumbuhan Streptobacillus dan Staphylococcus sedangkan hanya satu daerah hambatan pada Streptococcus yaitu radikal.Zona radikal yaitu suatu daerah di sekitar sumuran di mana sama sekali tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri dengan ditandai adanya zona bening. Zona irradikal yaitu suatu daerah di sekitar sumuran terlihat pertumbuhan yang kurang subur dibanding dengan daerah di luar pengaruh ekstrak tersebutdan tidak terbentuk zona bening.Potensi antibakteri diukur dengan mengukur diameter dari zona radikal (Anonim, 1993).