Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang Semester II 2014/2015

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran IPA di SD

  Trianto (2007) mengatakan bahwa “Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup

  ”. Dimyati dan Mujiono (2006) menjelaskan bahwa “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat peserta didik belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar ”.

  Pembelajaran dapat dikatakan sebagai usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan. Didalam suatu pembelajaran pasti terjadi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dengan terencana dengan baik. Kegiatan belajar mengajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa, guru dan bahan ajar yang digunakan untuk tercapainya tujuan yang diharapkan. Dalam situasi kegiatan mengajar dapat berjalan sesuai tujuan yang diharapkan dengan menggunakan metode atau media yang tepat, agar dapat diketahui pengaruh kegiatan belajar mengajar, maka setiap proses dan hasilnya harus dievaluasi. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan beberapa komponen yaitu:

  1. Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencair, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai

  2. Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan pembelajaran, katalisator belajar-mengajar dan peranan lainnya dalam kegiatan pembelajaran.

  3. Perubahan perilaku terjadi pada siswa tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik, dan efektif.

  4. Isi pelajaran adalah segala informasi berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

  5. Metode adalah cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

  6. Media adalah bahan pembelajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa untuk mencapai tujuan.

  7. Evaluasi adalah cara yang digunakan untuk menilai suatu proses dan hasil pembelajaran.

  8. Kurikulum dan silabus.

  Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses kegiatan interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Pembelajaran tidak akan terjadi secara optimal jika belum ada interaksi antara siswa dan guru. Pembelajaran merupakan sistem yang memadukan beberapa komponen pembelajaran, sehingga saling berhubungan, saling melengkapi dan saling bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah tentukan.

  Pembelajaran di SD merupakan suatu proses kegiatan interaksi yang terjadi antara guru dan siswa yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan. IPA merupakan mata pelajaran yang diajarkan di SD. IPA berasal dari kata sains yang berarti alam.

  Menurut Suyoso (1998: 23 ) menjelaskan bahwa “Sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang aktif dan dinamis tiada henti- hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal ”.

  Carin dan Sund (1993) mendefinisikan “IPA sebagai suatu pengetahuan yang sistemtis dan tersusun secara teratur berlaku untuk umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen

  ”. Menurut Abdullah Aly (1998: 18) menjelaskan bahwa “IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain ”.

  IPA merupakan suatu mata pelajaran yang dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap. Pembelajaran IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi IPA tersebut.

  Dari berbagai pengertian Ilmu Pengetahuan Alam dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu mata pelajaran yang memelajari suatu peristiwa tentang alam yang diperoleh melalui metode yang teratur, sistematis, berobjek, dan berlaku secara universal. Dengan belajar IPA siswa dapat mempunyai wawasan tentang pengetahuan, gagasan dan konsep yang ada di alam sekitar, yang diperoleh melalui penyelidikan, penyusunan dan pengalaman dengan serangkaian proses ilmiah antara lain.

  Tujuan pembelajaran IPA menurut Asep Herry Hernawan, dkk (2008: 8-

  28) bahwa “Mata pelajaran IPA berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan ketrampilan, wawasan, dan kesadaran teknologi dalam kaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari- hari”.

  Prinsipnya pembelajaran sains di Sekolah Dasar membekali siswa kemampuan berbagai cara untuk “mengetahui” dan “cara mengerjakan” yang dapat membantu siswa dalam memahami alam sekitar, sedang secara rinci tujuan pembelajaran sains di Sekolah Dasar (Maslichah Asy’ari, 2006: 23) yakni sebagai berikut: 1.

  Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains, teknologi, masyarakat.

  2. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

  3. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  4. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

  5. Menghargai alam sekitar dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan-Nya. Tujuan mata pelajaran IPA adalah digunakan agar siswa memiliki pengetahuan tentang gejala alam, berbagai jenis dan keadaan lingkungan melalui pengamatan yang diliat secara langsung.

  IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memelajari suatu pristiwa tentang alam yang diperoleh melalui metode yang teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal. Tujuan mata pelajaran

  IPA adalah digunakan agar siswa memiliki pengetahuan tentang gejala alam, berbagai jenis dan keadaan lingkungan melalui pengamatan yang dilihat secara langsung.

  Dalam pembelajaran IPA guru menuntut siswa untuk tidak hanya belajar dari buku, melainkan dituntut untuk belajar mengembangkan kemampuan dirinya. Melatih keterampilan siswa untuk berfikir secara kreatif dan kritis untuk mengembangkan daya cipta dan mengembangkan minat belajar siswa. Belajar IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memecahkan permasalahan pendekatan yang dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

  Prinsip utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menurut Hery Kresnadi dan Leo Sutrisno dalam Pembelajaran IPA yang Meyenangkan yaitu:

  1. Pemahaman tentang dunia di sekitar melalui pengalaman baik secara inderawi maupun noninderawi.

  2. Pengetahuan perlu diungkap selama proses pembelajaran.

  3. Pengetahuan pengalaman pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuan, pengetahuan yang dimiliki.

  4. Pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambang dan relasi dengan konsep yang lain.

  5. Ilmu Pengetahuan Alam atas produk, proses dan prosedur. Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah

  Dasar menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006) meliputi aspek-aspek berikut:

  1. Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

  2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas.

  3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet listrik, cahaya dan pesawat sederhana.

  4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Pembelajaran IPA di SD merupakan pembelajaran yang di ajarkan di

  SD, yang diharapkan dengan belajar IPA siswa akan dapat memperoleh pengalaman secara langsung mata pelajaran IPA yang diajarkan karena

  IPA merupakan mata pelajaran yang dapat dipelajari dalam kehidupan sekitar. Dengan belajar IPA dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, penting kecakapan hidup karena pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Belajar

  IPA juga dapat memperoleh berbagai fakta fenomena, konsep suatu produk.

2.1.2 Hasil Belajar IPA

  Menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977 mengungkapkan bahwa “Belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu ”.

  Nana Su djana (2008) berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perub ahan pada diri seseorang”.

  Perubahan itu sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan, kecakapan; dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

  Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baik melalui tahap latian dan juga pengalaman untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Perubahan tingkah laku yang dilakukan akan mengalami perubahan karena belajar dapat menyangkut berbagai aspek seperti pengetahuan sikap dan keterampilan.

  Perubahan tingkah laku yang dilakukan setelah belajar akan dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh.

  Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) menjelaskan bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak m engajar”.

  Oemar Hamalik (2006) mengatakan bahwa ”Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti”.

  Menurut Nana Su djana (2009: 3) mendefinisikan “Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik ”.

  Berdasarkan pendapat beberapa ahli tentang hasil belajar, hasil belajar dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dari sisi guru hasil belajar merupakan tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

  Menutut Benjamin Bloom (1956) hasil belajar diklasifikasi dalam aspek ranah kognitif, ranah efektif dan ranah psikomotoris:

1. Aspek kognitif

  Aspek kognitif diukur dari pemahaman konsep yang terkait dengan pengetahuan yang dilakukan, bisa diukur melalui tes tertulis yang relevan dengan materi pembelajaran yang terkait. Aspek kognitif berupa pengetahuan dan keterampilan intelektual yang meliputi: pengamatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. Klasifikasi tujuan kognitif oleh Bloom domain kognitif terdiri atas enam bagian sebagai berikut: a.

  Ingatan

  Dengan kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar.

  b.

  Pemahaman Kemampuan memahami makna materi pembelajaran yang diajarkan.

  c.

  Penerapan Kemampuan menggunakan atau menerapkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan aturan, prinsip.

  d.

  Analisis Kemampuan menguraikan materi pembelakaran kedalam komponen-komponen atau faktor penyebab dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.

  e.

  Sintesis Kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur dan bentuk baru.

  f.

  Evaluasi Kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.

2. Aspek Afektif

  Aspek afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Klasifikasi tujuan afektif terbagi dalam lima kategori sebagai berikut: penerimaan, pemberian respon, penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi.

3. Aspek Psikomotor

  Aspek psikomotor ditunjukkan pada keterampilan dalam merangkai alat keterampilan kerja dan ketelitian dalam mendapatkan hasil. Aspek keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai teknik praktikum. Aspek ini menitikberatkan pada unjuk kerja siswa. Klasifikasi tujuan psikomotor terbagi dalam lima kategori sebagai berikut: peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan. Ketiga aspek tersebut merupakan aspek cakupan penilaian yang ada dalam hasil belajar IPA. Nawawi (1991:127) membedakan hasil belajar menjadi tiga macam yaitu: a.

  Hasil belajar yang berupa kemampuan, keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.

  b.

  Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.

  c.

  Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku. Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.

  Sugihartono, dkk. (2007: 76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut: a.

  Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

  b.

  Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Hasil belajar adalah suatu kemampuan berupa penguasaan pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku yang telah dicapai siswa setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dilihat dari dengan cara tes maupun non tes, bisa juga melalui ulangan, tugas dan sebagainya. Hasil belajar IPA merupakan kemampuan yang mencakup kognitif afektif, dan psikomotorik yang diperoleh seseorang setelah seseorang melakukan kegiatan belajar yang dapat dilihat dari aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis diperoleh dari test. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Pelaksanan model pembelajaran ini membiasakan siswa dengan belajar nyaman dan menyenangkan.

2.2.3 Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Di Sekolah Dasar

  Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang di pelajari di SD yang diberikan kepada siswa sejak kelas I sampai dengan kelas VI. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas III pada mata pelajaran IPA, maka di bawah ini peneliti sampaikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas III.

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

  

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas III Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Energi dan Perubahannya

  4. Memahami berbagai cara gerak

  4.2 Mendeskripsikan hasil benda, hubungannya dengan pengamatan tentang pengaruh energi dan sumber energy. energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari.

  4.3 Mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya.

  Materi pembelajaran IPA Kelas III SD yang dipakai dalam penelitian ini adalah energi dan perubahannya. Energi merupakan suatu kemampuan untuk melakukan kerja (usaha). Misalnya saat selesai berolahraga atau bermain pasti tubuhmu terasa lelah, hal itu terjadi karena energi atau tenaga yang berada di dalam tubuhmu sudah digunakan untuk melakukan suatu kegiatan. Setelah melakukan olehraga pasti tubuh akan lelah, dan tubuh akan merasa lapar dan haus. Untuk membuat tubuh menjadi berenergi kembali tubuh masukan energi dari luar untuk mengganti energi yang telah digunakan itu. Untuk memulihkannya, kondisi tubuh diharuskan untuk beristirahat dan diimbangi makan dan minum yang cukup agar tubuhmu menjadi segar lagi. Di dalam energi terdapat macam-macam bentuk energi yaitu: 1.

  Energi Panas Energi panas adalah energi yang dihasilkan dari panas suatu benda.

  Energi panas berasal dari benda yang memiliki suhu tinggi. Contoh benda yang memiliki suhu tinggi adalah matahari dan api. Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Misalnya, panas matahari digunakan untuk mengeringkan pakaian, panas pada setrika digunakan untuk melicinkan pakaian, dan panas dari api kompor dapat digunakan untuk memasak.

  2. Energi Cahaya Energi cahaya adalah energi yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

  Misalnya, energi cahaya yang dipancarkan oleh matahari, bintang, api, dan lampu. Cahaya matahari dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk membuat makanan melalui fotosintesis serta untuk menerangi bumi dan segala isinya di saat siang hari. Di malam hari, kita memerlukan energi cahaya untuk menerangi ruangan. Energi tersebut berasal dari lampu yang dinyalakan.

  3. Energi Gerak Energi gerak disebut juga energi kinetik. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda yang sedang bergerak. Contohnya, air yang mengalir, angin, orang yang berlari, kereta yang berjalan, dan roda yang berputar.

  4. Energi Listrik Energi listrik adalah energi yang timbul karena adanya arus listrik.

  Alat yang dapat menghasilkan energi listrik disebut sumber listrik. Contoh sumber listrik, antara lain, baterai, generator, dan aki. Beberapa alat listrik seperti kipas angin, setrika listrik, pompa air listrik, dan lampu listrik. Alat-alat tersebut dapat berfungsi karena adanya energi listrik.

5. Energi Bunyi

  Energi bunyi adalah energi yang ditimbulkan oleh benda yang menghasilkan bunyi. Energi bunyi dapat diketahui melalui telinga senar gitar yang dipetik dapat menimbulkan bunyi karena bergetar, kita dapat mengeluarkan suara karena pita suara yang terletak di dalam tenggorokan kita bergetar. Makin kuat getarannya, makin besar pula energi bunyi yang dihasilkan oleh pita suara.

6. Energi Kimia Energi kimia adalah energi yang dikeluarkan dari hasil reaksi kimia.

  Energi kimia banyak terdapat dalam bahan makanan dan bahan bakar. Sumber energi adalah benda yang dapat memberikan energi pada benda lain untuk melakukan suatu kegiatan. Contoh sumber-sumber energi yang terdapat di sekitar kita, antara lain: 1.

  Makanan Makanan yang kita makan sehari-hari berasal dari tumbuhan dan hewan. Tumbuhan memperoleh energi dari matahari. Hewan memeroleh energi dari tumbuhan dan hewan lain yang dimakan. Sebagai sumber energi, makanan berfungsi antara lain untuk: menggerakkan organ-organ tubuh, memenuhi keperluan hidup, dan mempertahankan kelangsungan hidup.

  2. Minyak Bumi dan Gas Alam Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan bakar untuk kendaraan dan berbagai mesin berasal dari minyak bumi. Saat melakukan pengeboran minyak bumi, adakalanya mengenai lapisan gas yang disebut gas bumi atau gas alam. Gas alam digunakan untuk menggerakkan mesin uap di pabrik-pabrik dan sebagai bahan bakar kompor gas.

  2. Baterai Di dalam baterai terdapat zat kimia yang dapat menghasilkan energi kimia. Saat baterai digunakan, energi kimia tersebut berubah besar, ada pula yang kecil. Baterai merupakan sumber energi yang sangat praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Namun, energi listrik yang dihasilkan baterai tidak begitu besar.

  3. Energi Listrik Energi listrik digunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari.

  Mulai untuk menyalakan lampu penerangan sampai untuk menghidupkan alat-alat listrik lainnya. Misalnya, kipas angin, radio, televisi, lemari es, setrika, komputer, dan kompor listrik.

  4. Matahari Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi kehidupan di bumi.

  Matahari memancarkan cahaya dan panas. Dalam kehidupan sehari- hari, manusia memerlukan energi matahari, antara lain, untuk: menghangatkan tubuh, mengeringkan pakaian, mengeringkan bahan makanan, seperti ikan, kerupuk, kopi yang baru dipetik, padi yang baru dipanen, membuat garam, bahkan kini energi matahari juga digunakan untuk membangkitkan energi listrik.

  5. Air Air biasanya mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Aliran air dapat menghasilkan energi. Contohnya, air terjun.

  Energi yang berasal dari aliran air terjun dapat digunakan untuk memutar turbin pada pusat pembangkit energi listrik. Putaran yang dihasilkan turbin dapat menggerakkan generator listrik sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Pembangkit listrik tenaga air dikenal dengan singkatan PLTA.

  6. Angin Angin adalah udara yang bergerak. Angin menyimpan energi. Jadi, angin juga termasuk sumber energi. Manusia telah memanfaatkan energi angin sejak dahulu. Misalnya, untuk menggerakkan perahu dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik, tetapi masih terbatas pada negara-negara tertentu. Manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat lepas dari kebutuhan akan energi. Semua aktivitas yang dilakukan selalu membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan berasal dari sumber energi. Tanpa adanya energi, makhluk hidup akan mati.Tujuan penggunaan sumber energi, antara lain, sebagai berikut: 1.

  Menghasilkan Penerangan Untuk menerangi rumah dan lingkungan sekitar di waktu malam, masyarakat di daerah yang belum terjangkau jaringan listrik umumnya menggunakan lampu minyak. Sedangkan, untuk daerah yang sudah terjangkau jaringan listrik, masyarakatnya menggunakan lampu listrik untuk menerangi rumah dan lingkungan sekitarnya.

  2. Menghasilkan Panas atau Dingin Energi panas dapat berasal dari matahari, api, atau listrik. Pada daerah dingin, orang membuat pakaian dari bahan yang tebal dan menciptakan pemanas ruangan agar tidak kedinginan. Sebaliknya, orang-orang yang tinggal di daerah panas memerlukan pendingin ruangan.

  3. Menggerakkan Suatu Benda Tujuan penggunaan energi untuk mengerakan suatu benda dapat dicontohkan dengan mobil. Mobil dan kendaraan bermotor menggunakan energi gerak. Energi gerak tersebut, umumnya diperoleh dari bahan bakar bensin atau solar sehingga kendaraan dapat berjalan. Nelayan yang mempunyai perahu layar, memanfaatkan energi gerak yang berasal dari angin saat akan melaut. Energi gerak tersebut digunakan untuk menggerakkan perahu layarnya.

  Di alam ini tersedia banyak sumber energi. Berbagai macam sumber energi itu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber energi yang dapat diperbarui dan sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Contoh sumber energi yang dapat diperbarui, antara lain baterai, makanan, air, angin, dan matahari. Contoh sumber energi yang tidak dapat diperbarui, antara lain, minyak bumi, gas alam, batu bara, dan barang-barang tambang lain.

  Sumber energi yang tidak dapat diperbarui adalah sumber energi yang apabila sudah habis terpakai, tidak dapat dibentuk lagi dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu, manusia selalu berusahan dengan segala kepandaiannya untuk dapat menemukan sumber energi baru.

  Agar sumber energi yang telah disediakan oleh alam ini tidak cepat habis, maka perlu digalakkan tindakan penghematan energi sedini mungkin. Usaha untuk menghemat energi yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

  1. Menggunakan alat-alat listrik yang hemat energi.

  2. Mematikan alat-alat listrik bila tidak digunakan.

  3. Kamar kosong tidak perlu diberi penerangan.

  4. Menggunakan kendaraan yang hemat bahan bakar.

  5. Mematikan keran air apabila selesai digunakan.

  6. Menggunakan air secukupnya saat mencuci pakaian.

  7. Menggunakan kompor yang hemat energi. Energi merupakan sesuatu yang penting dibutuhkan oleh manusia. Manusia tidak akan hidup tanpa adanya bantuan energi. Tidak hanya energi yang dibutuhkan untuk tubuh namun juga energi suatu benda (sumber energi) yang membantu kita melakukan aktiftas sehari-hari. Sumber energi merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehingga kita wajib menjaga, mengelola dan menghemat penggunaan

2.2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture

  Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan cara siswa belajar dalam berkelompok. Menurut Slavin dalam Isjoni (2009: 15

  ) mengatakan bahwa “Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelomp ok heterogen”. Arif Rohman (2009: 186) menjelaskan “Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok ”.

  Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa “Model pembelajaran

  cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok ”.

  Roger dan David Johson dalam Suprijono (2009: 58), mengatakan bahwa “tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif

  ”. Dikatakan pembelajaran kooperatif jika model pembelajaran yang dilakukanberkelompok menekankan saling ketergantungan dan juga adanya pertanggung jawaban anggota kelompok.

  Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan tanggung jawab siswa dalam belajar bersama dengan cara berkelompok. Dengan model pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk bekerja sama dengan sesama anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

  Roger dan David (Agus Suprijono, 2009: 58) mengatakan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur dalam model pembelajaran harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: a.

  Saling ketergantungan positif

  Unsur saling ketergantungan dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggung jawaban kelompok. Pertama pertanggung jawaban kolompok dilakukan dengan mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua menjamin semua anggota kelompok secara individu dapat mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.

  b.

  Tanggung jawab perseorangan Pertanggung jawaban perseorangan dilihat dari keberhasilan kelompok. Tanggung jawab perseorangan digunakan untuk menjamin semua anggota kelompok yang melaksanakan tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar bersama yaitu dengan melaksanakan belajar kelompok bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.

  c.

  Interaksi promotif Pada interaksi promotif ini merupakan interaksi yang terjadi saling menghasilkan ketergantungan positif dengan cara saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, saling mengingatkan, saling membantu serta menigkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

  d.

  Komunikasi antar anggota Komunikasi antar anggota berhubungan dengan keterampilan sosial yaitu untuk mengkoordinasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan bersama dengan cara siswa saling mengenal dan mempercayai, saling menerima dan saling mendukung, mampu berkomunikasi secara kurat dan tidak ambisius, dan mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

  e.

  Pemrosesan kelompok Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektifitas untuk mencapai tujuan kelompok. Melalui pemrosesan kelompok dapat membagi dan mengurutkan dari urutan tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan anggota kelompok. Siapa diantara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Ada dua tingkat pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang dilaksanakan dalam bentuk kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen untuk mengukur tingkat keberhasilan individu dalam berkerja dalam kelompok agar semua anggota dapat saling membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif digunakan untuk menciptakan suatu keberhasilan kelompoknya yang ditentukan oleh kerjasama individu itu sendiri.

  Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Muslimin Ibrahim (2000) yaitu: a.

  Hasil Belajar Akademik Dalam belajar kooperatif mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Dalam model pembelajaran koopertif ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.

  b.

  Penerimaan Terhadap Perubahan Individu

  Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidak mampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.

  c.

  Pengembangan Keterampilan Sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pada tanggung jawab, saling ketergantungan, tatap muka, komunikasi dan evaluasi proses kelompok materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal.

  Hamdani (2010: 89) menjelaskan bahwa “Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis”.

  Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture memiliki ciri pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Dalam proses pembelajarannya penggunaan media gambar dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif dan menemukan sendiri dengan bantuan guru materi yang dipelajari. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar yang disajikan atau diberikan menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.

  Johnson & Johnson (1994), prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:

  1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

  2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

  3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

  4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

  5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

  6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan model pembelajaran menggunakan media gambar yang melatih siswa untuk berfikir logis untuk melihat sudut pandang siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

  Menurut Agus Suprijono (2009:125) model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture mempunyai langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1.

  Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Dalam langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apa yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan.

  Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian kompetensi untuk menggukur tingkat keberhasilan siswa dalam mencapainya.

  2. Menyajikan materi sebagai pengantar

  Penyajian materi sebagai pengantar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses pembelajaran, guru memberikan momentum awal pembelajaran untuk memperoleh tujauan yang diharapkan. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Dengan cara guru dapat memberikan motivasi kepada siswa yang selama ini belum siap dalam memulai proses pembelajaran. Dengan pemberian motivasi dalam pembelajaran diharapkan siswa telah siap untuk memperoleh pembelajaran.

  3. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.

  Dalam penyajian materi yang terkait, guru mengajak siswa untuk lebih aktif dengan ikut terlibat dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru. Dengan menggunakan gambar dalam proses pembelajaran kita akan menghemat energi dan juga siswa akan lebih tertarik dan mudah memahami materi yang diajarkan.

  4. Guru menunjukkan atau memanggil siswa secara bergantian untuk mengidentifikasi gambar-gambar.

  Dalam tahap ini guru menunjukkan atau memanggil siswa secara bergantian untuk memasang gambar-gambar secara berurutan dan logis. Guru juga harus dapat melakukan inovasi, dengan menunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa tertekan. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.

  5. Guru meminta siswa (kelompok) untuk mengelompokan gambar- gambar menjadi kelompok yang logis.

  Dalam tahap ini guru meminta siswa untuk melakukan pekerjaan gambar yang diberikan oleh guru dan mengelompokkan secara logis sesuai dengan perintah yang guru berikan.

  6. Guru menanyakan alasan berdasarkan materi yang telah diberikan.

  Dalam tahap ini guru menanyakan alasan siswa dalam menggurutkan gambar yang telah diberikan. Siswa dilatih untuk mengemukan alasan atau pendapat tentang urutan gambar tersebut.

  7. Dari alasan tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan konsep kompetensi yang ingin dicapai.

  Dalam tahap ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada siswa mengenahi hal yang ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan, menjelaskan dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan.

  8. Kesimpulan/rangkuman.

  Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman. Apabila siswa belum mengerti hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam pengamatan gambar tersebut guru memberikan penguatan kembali tentang gambar tersebut.

  Pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, diharapkan model pembelajaran ini dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab dan kerja sama siswa dalam pemberian tugas yang diberikan oleh guru dengan media gambar. Dengan model pembelajaran ini siswa akan lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan siswa akan bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran tipe picture and picture yang dikemukakan Istarani (2011: 8) diantaranya kelebihan dari model pembelajaran tipe picture and picture adalah sebagai berikut:

  1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.

  2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

  3. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

  4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

  5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Sedangkan kelemahan model pembelajaran tipe picture and picture adalah sebagai berikut:

  1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan materi pelajaran.

  2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki.

  3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.

  4. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan. Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture lebih mengfokuskan siswa untuk lebih cepat menangkap materi pembelajaran, daya tangkap pemikiran siswa dalam menganalisis gambar lebih meningkat dan dengan belajar secara berkelompok siswa akan lebih tanggung jawab.

  Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan model pembelajaran dengan cara berkelompok. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture proses pembelajaran diharapkan siswa nantinya mampu lebih fokus untuk mengikuti pelajaran dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran dengan dibuat berkelompok dengan media gambar sebagai alat bantu dalam menyajikan materi pembelajaran akan menjadikan pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga siswa lebih tertarik mengikuti.

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

  Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Henny Kiswanti pada tahun 2013 dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe Picture and Picture Pada Siswa Kelas II SD Negeri Bawen 05. Penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Hasil dari penelitian tindakan ini yaitu dilihat dari kondisi awal hasil belajar IPA dengan rata-rata hanya mencapai 62. Pada siklus I nilai rata-rata naik menjadi 68, dan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 76. Dengan demikian hasil belajar IPA siswa kelas II SD N Bawen 05 dengan menggunakan model pembelajara kooperatif tipe picture and picture mengalami peningkatan.

  Hasil penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Nuraini Saleh yang berjudul Penerapan Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD N 27 Pontianak Tenggara Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.

  Hasil tersebut ditunjukan dengan hasil belajar IPA pada siswa yang telah mencapai KKM yaitu 65. Dari penelitian tersebut rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 70,76% dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata ketuntasan mencapai 75,30 %. Dengan demikian hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N 27 dengan menggunakan pembelajaran picture and picture mengalamai peningkatan.

  Penelitian di atas relevan dengan penelitian ini karena memiliki kesamaan yang merujuk pada penelitian PTK (penelitian tindakan kelas) dan juga penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang untuk meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran picture and picture. Peneliti menerapkan model pembelajaran picture and picture dalam pembelajaran yang bentuk kelompok. Dengan pembelajaran yang berbentuk kelompok siswa diminta untuk mengelompokkan gambar secara berkelompok. Sehingga diharapkan pembelajaran yang nanti akan dilakukan dapat menarik perhatian siswa dan juga memudahkan siswa untuk menerima materi.

2.3 Kerangka Pikir

  Kondisi awal siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang dianggap sulit untuk dimengerti. Pembelajaran IPA yang dianggap sulit karena model dan strategi pembelajaran yang guru gunakan masih sering menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran cenderung monoton dan tidak menarik sehingga membuat siswa mudah bosan dan tidak memperhatikan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa rendah.

  Salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA perlu adanya penelitian yang menarik dan menyenangkan agar pembelajaran IPA lebih bisa dipahami. Model pembelajaran yang sesuai adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Dengan model pembelajaran itu siswa akan lebih termotivasi untuk lebih giat belajar karena model ini menggunakan gambar sebagai alat bantu menyajikan materi pembelajaran yang akan diajarkan.

  Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam pembelajaran

  IPA lebih membiasakan siswa untuk belajar secara berkelompok dengan membiasakan diri untuk bekerja sama dan juga bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and

  picture ini pembelajaran akan berlangsung nyaman dan menyenangkan dengan memberi peluang kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar. belajar yang lebih bermakna sehingga mereka dapat memperoleh informasi dan menyimpannya dalam memori jangka panjang mereka. Hal ini secara tidak langsung berdampak terhadap hasil belajar siswa.

  Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam pembelajaran IPA dapat lebih menarik perhatian siswa selama proses belajar, karena pembelajaran kooperatif tipe picture and picture memungkinkan siswa untuk belajar yang menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar, sehingga mampu membangkitkan interaksi- interaksi yang membangkitkan siswa untuk belajar lebih giat.

  Ini berarti pula dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

  

picture and picture dalam pembelajaran IPA dengan berbantuan media gambar

  akan memperjelas materi yang disajikan guru dan dapat mempermudah membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang dipelajarinya karena dalam pembelajaran IPA ini siswa dituntut untuk lebih aktif sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture diharapkan pembelajaran lebih menyenangkan, sehingga siswa lebih aktif, suasana kondisi di dalam kelas terasa aktif dan hidup sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan uraian diatas, maka secara sistematis dapat digambarkan skema kerangka berfikir pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

4. Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi.

  Guru meminta siswa (kelompok) untuk menggelompokan gambar-gambar menjadi kelompok yang logis.

  Siklus II Meningkat secara signifikan hasil belajar

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Energi Kelas IV Sekolah Dasar

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Energi Kelas IV Sekolah Dasar

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Modul IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Energi Kelas IV Sekolah Dasar

0 0 89

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tanduk Kabupaten Boyolali Se

0 0 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1

0 1 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar S

0 1 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tanduk Kabupa

0 1 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tanduk Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Menerapkan Model Make A Match Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Tanduk Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 71

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang S

0 0 6