d mtk 049767 chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian quasi eksperimen dengan desain sebagai berikut

X1 O1 O2

X2 O1 O2

O1 O2

Keterangan:

X1 = Penerapan model pembelajaran APOS

X2 = Penerapan model pembelajaran M-APOS

O1 = Tes daya matematik

O2 = Tes kreativitas matematik.

Langkah awal pada penelitian ini adalah pemilihan tiga kelas dari enam kelas yang tersedia. Dari kelas yang sudah terpilih, ditentukan secara acak kelas yang pembelajarannya dengan model APOS, M-APOS dan model Ekspositori. Pada penelitian ini mahasiswa yang berada pada ketiga kelas tadi selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kemampuan awal mahasiswa (KAM) yang terdiri dari kemampuan awal rendah, sedang dan atas. Karakteristik dan prosedur penentuan kemampuan awal akan diuraikan pada bagian subyek penelitian.

Untuk keperluan analisa, hasil pengolahan data akan disajikan menggunakan tabel Weinner berikut;


(2)

71

Tabel 3.1

Desain Penelitian Berdasarkan Model Pembelajaran Dan Kemampuan Awal Matematika Dalam Pencapaian Daya Dan Kreativitas Matematik

Mahasiswa Calon Guru

KEMAMPUAN MATEMATIK KEMAMPUAN AWAL MAHASISWA (KAM) KOMPONEN KEMAMPUAN MATEMATIK MODEL PEMBELAJARAN MODEL APOS MODEL M-APOS MODEL EKSPOSITORI DAYA MATEMATIK (DM) TINGGI Pemecahan Masalah Komunikasi Penalaran Koneksi Representasi Rata-Rata Sub SEDANG Pemecahan Masalah Komunikasi Penalaran Koneksi Representasi Rata-Rata Sub RENDAH Pemecahan Masalah Komunikasi Penalaran Koneksi Representasi Rata-Rata Sub Keseluruhan DM Rata-Rata

Total KREATIVITAS MATEMATIK (KM) TINGGI Kelancaran Keluwesan Keaslian Keterincian Rata-Rata Sub SEDANG Kelancaran Keluwesan Keaslian Keterincian Rata-Rata Sub RENDAH Kelancaran Keluwesan Keaslian Keterincian Rata-Rata Sub Keseluruhan KM Rata-Rata


(3)

72

B. Subyek Penelitian

Subyek populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa calon guru Matematika dari suatu LPTK negeri di kota Bandung. Sedangkan yang menjadi subyek sampel adalah mahasiswa calon guru yang mengikuti mata kuliah Struktur Aljabar yang terdiri dari tiga kelas yang dipilih secara acak dari enam kelas yang tersedia di Jurusan Pendidikan Matematika dari suatu LPTK tersebut. Dipilihnya mahasiswa calon guru pada penelitian ini diharapkan pelaksanaan penelitian ini dapat sekaligus memberikan bekal pengalaman dan contoh model pembelajaran kepada mahasiswa calon guru bagaimana melaksanakan suatu proses belajar mengajar yang dapat menumbuhkan daya dan kreativitas matematik.

Jumlah seluruh mahasiswa dari ketiga kelas terdiri dari 158 orang, dengan perincian 56 orang berasal dari kelas APOS, 54 orang berasal dari kelas M-APOS, dan 48 orang berasal kelas Ekspositori. Selanjutnya mahasiswa dari masing-masing kelas dikelompokkan berdasarkan kemampuan awal mahasiswa (KAM) yang terdiri dari level kemampuan atas, sedang dan rendah. Untuk keperluan pengelompokkan KAM digunakan nilai rata-rata UTS dan UAS yang belum ditransfer menjadi nilai huruf (A, B, C dan D) dari mata kuliah yang menjadi prasyarat mata kuliah Struktur Aljabar. Nilai mentah ini dapat mencerminkan kemampuan asli dari mahasiswa, sehingga pada waktu penentuan level kemampuan awal, benar-benar berdasarkan kemampuan dasarnya. Alasan lain diambilnya nilai mata kuliah pendukung sebagai nilai awal penentuan level awal mahasiswa, dikarenakan mata kuliah tersebut menjadi dasar untuk mata kuliah struktur aljabar.

Penentuan level rendah, sedang, dan atas untuk masing-masing kelas ditentukan berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2008) sebagai berikut:


(4)

73

Level atas ≥ x + sd

x - sd ≤ Level sedang < x + sd Level rendah < x - sd.

Nilai x dan sd adalah nilai rata-rata dan stándar deviasi seluruh mahasiswa dari kelas yang sudah terpilih menjadi subyek sampel pada penelitian ini.

Penentuan level awal berdasarkan kriteria di atas menyebabkan jumlah anggota sampel untuk masing level kemampuan awal dan untuk masing-masing model pembelajaran berbeda. Untuk kepentingan penelitian ini jumlah sampel untuk masing-masing level kemampuan awal dan untuk masing-masing model pembelajaran diusahakan sama, oleh karena itu yang menjadi anggota sampel pada penelitian ini dipilih kembali secara acak terhadap subyek sampel yang sudah berada pada kelompok kemampuan awal. Hal lain yang menjadi perhatian pada waktu penentuan anggota sampel adalah terdapatnya beberapa mahasiswa peserta mata kuliah yang mengulang dan mahasiswa yang tidak lengkap mengikuti perkuliahan dan tes akhir. Mahasiswa yang mengulang dan tidak mengikuti tes akhir tidak diikut sertakan dalam pengolahan data. Berdasarkan alasan-alasan tersebut jumlah anggota sampel untuk setiap level dan untuk setiap model pembelajaran disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Jumlah Anggota untuk Setiap Level dan untuk Setiap Model Pembelajaran

Kemampuan Awal Mahasiswa

Model Pembelajaran

Total

APOS M-APOS Ekspositori

Atas 13 13 13 39

Sedang 13 13 13 39

Rendah 12 12 12 36


(5)

74

Dipilihnya mata kuliah Struktur Aljabar sebagai kajian materi dalam penelitian ini dikarenakan mata kuliah Struktur Aljabar merupakan mata kuliah transisi. Beberapa materi pada mata kuliah ini masih menyajikan perhitungan dan masih dapat dilihat aplikasinya pada kehidupan nyata, juga terdapat materi-materi yang harus dibuktikan melalui definisi dan teorema. Selain itu mata kuliah ini dianggap tepat untuk mengembangkan hasil belajar yang ingin dicapai yaitu daya dan kreativitas matematik. Komponen-komponen yang termuat dalam daya dan kreativitas matematika dapat dikembangkan melalui materi pada mata kuliah Struktur Aljabar.

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Juli 2008. Materi Struktur Aljabar I yang menjadi bahan penelitian meliputi; Materi prasyarat (metode pembuktian, himpunan dan pemetaan), pengantar teori grup, sifat-sifat grup, macam-macam grup, grup simetri, subgrup, sifat-sifat subgrup, subgrup normal, relasi ekuivalen, koset, grup faktor, teorema homomorfisma, dan teorema fundamental homomorfisma grup.

Untuk mengamati perkembangan daya dan kreativitas matematika selama pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi terhadap mahasiswa dari ketiga kelas eksperimen. Observasi dilaksanakan oleh beberapa sarjana pendidikan matematika lulusan perguruan tinggi tempat penelitian dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan tujuan karena yang bersangkutan telah memiliki pengalaman melakukan observasi pada suatu proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk mengungkap daya dan kreativitas matematik mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung. Setiap observer melakukan pengamatan terhadap dua


(6)

75

kelompok secara intensif selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

D. Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen Penelitian 1. Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan pada penelitian ini disusun dan dikembangkan oleh peneliti dengan mengacu kepada;

1) Kesesuaian dengan kurikulum Jurusan Pendidikan Matematika yang akan dipakai sebagai tempat penelitian.

2) Kesesuaian dengan metode pembelajaran yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu pembelajaran dengan teori APOS.

3) Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu kemampuan daya dan kreativitas matematik mahasiswa calon guru.

Dengan berpedoman pada ketiga hal tersebut, selanjutnya disusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja komputer (LKK), lembar kerja tugas (LKT) dan lembar kerja diskusi (LKD). Seluruh bahan ajar tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai media pembelajaran selama penelitian berlangsung. Seluruh media pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran A. Buku sumber yang dijadikan acuan dalam penyusunan bahan ajar tersebut adalah;

1) Dubinsky, E & Leron, U. (1994). Learning Abstract Algebra with ISETL. New York: Springer-Verlag.

2) Durbin, J.R. (2005). Modern Algebra An Introduction. (Fifth Edition). New York: John Wiley & Sons. Inc

3) Gallian, J.A. (1998). Contemporary Abstract Algebra (Fourth Edition). New York: Houghton Mifflin Company.


(7)

76

4) Herstein, I.N. (1975). Topics in Algebra. (2nd edition). New York: John Wiley & Sons. Inc

5) Malik, D.S.,et al. (1997). Abstract Algebra. New York: The McGraw-Hill Companies. Inc.

Media lain yang digunakan pada penelitian ini adalah komputer dengan software ISETL. Pelaksanaan pembelajaran dengan media komputer dilaksanakan di laboratorium komputer. Aktivitas di laboratorium komputer dilaksanakan sebelum pertemuan di kelas oleh mahasiswa dari kelas APOS. Pada kelas M-APOS aktivitas tersebut diganti dengan pemberian tugas. Sementara pada kelas Ekspositori pembelajaran langsung dilaksanakan di kelas, tanpa aktivitas pendahuluan. Berikut disajikan peranan dan contoh masing-masing media dalam proses belajar mengajar;

1.1. Lembar Kerja Komputer (LKK)

LKK digunakan oleh mahasiswa model APOS. LKK digunakan sebagai panduan pada fase aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium komputer. Setiap lembar kerja memuat langkah-langkah atau instruksi yang membantu mahasiswa dalam memahami suatu konsep, dan memecahkan masalah-masalah matematik yang disajikan melalui media komputer. Konsep dasar tersebut selanjutnya dikembangkan untuk mendorong tumbuhnya kemampuan daya dan kreativitas matematik mahasiswa. Berikut disajikan contoh LKK.

1. Jalankan lagi instruksi ISETL ”:Apa_tertutup, Apa_assosiatif, Ada_identitas, Ada_invers, dan nama-grup” yang telah andakerjakan pada lembar kerja komputer 3 atau 4. Setelah anda yakin bahwa instruksi di atas dapat bekerja, selanjutnya tuliskan kembali instruksi ISETL berikut pada komputer;


(8)

77

> PR := func(G,o); >> return func (x,y);

>> if ( x in G and y in G ) then >> return ( x .o y );

>> elseif ( x in G and y subset G ) then >> return {( x .o b) : b in y};

>> elseif ( x subset G and y in G ) then >> return {( a .o y ) : a in x };

>> elseif ( x subset G and y subset G ) then >> return {( a .o b ) : a in x, b in y }; >> end;

>> end; >> end;

> oo := PR(G,o); > G := {0..11}; > o := func ( x, y);

>> if ( x in G and y in G ) then >> return ( x + y ) mod 12; >> end;

>> end; > 9 .o 4; > 9 .oo 4; > 9 .oo {0,6}; > {0,6} .oo 9;

> {0,6} .oo {0,2,4,6,8,10};

2. Dari hasil yang muncul di layar komputer, analisa setiap instruksi ISETL tersebut. Selanjutnya kesimpulan apa yang anda peroleh ?

……… ……… ……… ……… ……… …….

3. Gunakan program di atas pada himpunan Z7-{0}, Z8, dan S3 dengan operasi

biner yang sesuai untuk masing-masing himpunan. Tentukan subhimpunan yang anda tentukan sendiri! Apa yang terjadi ? Kesimpulan apa yang dapat anda peroleh dari aktivitas tersebut ?

……… ……… ……… ……… 4. Pilih sembarang subgrup H di S3. Untuk subgrup H tadi periksa apakah H .oo


(9)

78

1. 2. Lembar Kerja Tugas (LKT)

LKT digunakan sebagai media pembelajaran di kelas model M-APOS. LKT berfungsi untuk memandu mahasiswa mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan di kelas. Pada LKT disusun instruksi yang memandu mahasiswa untuk mempelajari konsep yang akan disajikan pada pertemuan di kelas yang mendorong daya dan kreativitas mahasiswa. Berikut disajikan contoh LKT.

Nama : ………

Nim : ……….

Kelompok : ……….

Lembar kerja ini hanya untuk memandu anda dalam mempelajari konsep Grup dan Sifat-Sifatnya. Namun demikian pelajarilah kedua konsep tersebut sebanyak dan seluas-luasnya sehingga anda memiliki pemahaman yang lengkap!

1. Suatu himpunan G dengan operasi biner “o” disebut grup jika dan hanya jika ……… Sajikan contoh dan bukan ontoh dari grup

……… 2. Perhatikan tabel berikut :

Coba amati tabel di atas, selanjutnya apa yang dapat anda jelaskan dari tabel itu berkaitan dengan konsep yang anda peroleh pada soal 1.

+4 0 1 2 3

0 0 1 2 3

1 1 2 3 0

2 2 3 0 1


(10)

79

3. Diketahui G = { A, B, C, D} dengan A =       1 0 0 1

, B =       1 0 0 1

, C =

      −1 0 0 1

dan D =       − − 1 0 0 1

. Jika operasi biner pada G adalah perkalian matriks.

a. Sajikan perkalian seluruh elemen di G pada suatu tabel Cayley ! b. Apakah G dengan operasi perkalian matriks merupakan suatu grup ? c. Analisa apakah G merupakan grup komutatif ?

4. Jika H=

=





1

,

,

,

,

b

c

d

R

ad

bc

a

d

c

b

a

dengan R himpunan bilangan

real. Operasi biner pada H adalah perkalian matriks. Analisa apakah H dengan operasi perkalian merupakan suatu grup? Apakah H grup komutatif ?

5. a. Berdasarkan hasil jawaban soal nomor 3a, tentukan (A-1)-1 = ……, (B-1)-1 = ……, (C-1)-1 = ….. dan (D-1)-1 = ……..

Apa yang dapat anda simpulkan ?. Lakukan hal yang sama untuk setiap elemen yang ada pada soal nomor 2.

b. Misalkan (D,o) adalah suatu grup dengan D sembarang himpunan tidak kosong, untuk elemen-elemen a dan b di D apakah (aob)-1 = a-1 o b-1, untuk setiap a, b ∈ D?. Apakah pernyataan tersebut berlaku secara umum ? Jika “tidak” apa penyebabnya ?

1.3. Lembar Kerja Diskusi (LKD)

LKD digunakan oleh mahasiswa dari kelas APOS, M-APOS dan Ekspositori. LKD digunakan sebagai panduan pada waktu melakukan kegiatan pada fase diskusi di kelas. LKD berisi soal-soal yang mendorong pemahaman dan pengembangan daya dan kreativitas matematik. Berikut disajikan contoh LKD.


(11)

80

Nama Kelompok :………. Anggota Kelompok :………. ...……….. .... ………

Transformasikan pengetahuan yang anda telah pelajari pada lembar tugas I untuk menjawab soal-soal pada lembar kerja berikut!

1. Diketahui S = {w, x, y, z } dan operasi “*” yang memenuhi sifat assosiatif dengan w*w = y ; w*z = x; x*w = z; x*x = w dan z* z = w.

Lengkapi operasi biner * untuk seluruh pasangan elemen pada himpunan S sedemikian sehingga * merupakan operasi biner yang memenuhi sifat komutatif, memiliki elemen identitas, dan setiap elemen memiliki elemen invers.

2. Pilih suatu himpunan bilangan diantara himpunan-himpunan bilangan Z, Q, dan

R, selanjutnya tentukan operasi “ * “ untuk elemen-elemen pada himpunan yang telah anda pilih.dan definisikan tersebut !.

a. Defnisi : a * b = ……. .. ∀a, b ∈ ……

b. Apakah opersi “ * “ yang anda definisikan memenuhi sifat ketertutupan, sifat assosiatif, memiliki elemen identitas, dan setiap elemennya memiliki invers? Apakah operasi * yang anda definisikan memenuhi sifat komutatif ? Analisa operasi yang anda pilih secara cermat !

c. Kesimpulan apa yang dapat anda tarik dari soal 2a dan 2b.

3. Andaikan S = { s | s adalah bilangan real yang lebih besar dari 1}. Operasi biner * pada S didefinisikan dengan;


(12)

81

Analisa apakah S dengan operasi biner * memenuhi sifat ketertutupan, memenuhi sifat assosiatif, memiliki elemen identitas, dan setiap elemen di S memuat elemen invers?.

2. Instrumen Evaluasi

Instrumen evaluasi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tes daya matematik, tes kreativitas matematik, dan pedoman observasi. Untuk mengetahui pengetahuan materi Struktur Aljabar sebelum penelitian dilaksanakan dilakukan tes pengetahuan awal. Sedangkan untuk melihat pencapaian daya dan kreativitas matematik mahasiswa dilakukan tes akhir pada akhir eksperimen. Untuk keperluan ini disusun dua perangkat tes. Kedua tes yang disusun adalah tes yang berbentuk essay. Alasan dipilihnya tes essay adalah karena tes ini memiliki keunggulan dalam mengungkap logika berfikir mahasiswa dan kemampuan kreatif mahasiswa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2008) yang menyatakan bahwa soal uraian memiliki kebaikan sebagai berikut; relatif mudah untuk disiapkan dan disusun, tidak memberikan kesempatan untuk berspekulasi atau untung-untungan, mendorong siswa untuk berani mengungkapkan pendapat serta menyusun jawaban dalam bentuk kalimat yang bagus, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri, dan dapat diketahui sejauhmana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan. Hal ini didukung oleh Ruseffendi (1991) sebagai berikut “…tes uraian memiliki keunggulan untuk menimbulkan sifat kreatif siswa dan hanya siswa yang menguasai materi yang bisa menungkapkan jawaban yang baik dan benar”.


(13)

82

Tes meliputi aspek-aspek yang mengungkap daya dan kreativitas matematik seperti pemecahan masalah, komunikasi, penalaran, koneksi, dan representasi mahasiswa calon guru. Instrumen yang dikembangkan terlebih dahulu di validasi isi dan mukanya oleh beberapa ahli yang mengetahui materi dan mengajar mata kuliah struktur aljabar.

Tabel 3.3 Indikator Daya Matematik

Kemampuan

Matematik Variabel Indikator

Daya Matematik

Pemecahan Masalah

Mahasiswa dapat;

merumuskan persoalan, menggunakan berbagai macam strategi dalam

menyelesaikan permasalahan,

menerjemahkan hasil yang diperoleh, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.

Komunikasi

Mahasiswa dapat;

menyajikan ide-ide matematika secara tulisan dalam bentuk simbol, tabel, atau gambar; kemampuan memahami, menerjemahkan dan mengevaluasi ide-ide yang disajikan secara tertulis; dan kemampuan menggunakan, simbol, dan struktur matematika dalam pembentukan model.

Penalaran

Mahasiswa dapat;

mengenali bentuk, data, ataupun simbol untuk menyusun suatu konjektur;

mengembangkan argumen dalam

menyelesaikan persoalan, menimbang suatu validitas, dan menganalisa sifat dan struktur secara umum.

Koneksi

Mahasiswa dapat;

mengenali konsep yang ekuivalen,

mengaitkan suatu topik atau prosedur dengan topik atau prosedur lain, baik di dalam matematik ataupun dengan ilmu yang lain. Representasi

Mahasiswa dapat;

menyajikan informasi, data, tabel, dan model matematik ke dalam bentuk atau model matematik yang lain.


(14)

83

Berdasarkan kriteria-kriteria yang tercantum pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 disusun masing – masing seperangkat tes yang mengukur kemampuan daya dan kreativitas matematik.

Tabel 3.4 Indikator Kreativitas Matematik Kemampuan

Matematik Variabel Indikator

Kreativitas Matematik

Kelancaran

Mahasiswa dapat ;

mengemukakan gagasan yang bermakna secara cepat dan beragam pada saat

menghadapi permasalahan matematika yang diberikan.

Keluwesan

Mahasiswa dapat;

menyajikan gagasan yang tidak lazim (berbeda) terhadap permasalahan matematika yang diberikan Keaslian

Mahasiswa dapat;

menghasilkan suatu gagasan matematika yang bersifat baru dan inovatif.

Keterincian

Mahasiswa dapat;

mengembangkan, memperluas, dan mengurai suatu ide matematik ke dalam sub-subnya.

Uji validasi dilakukan oleh enam orang validator. Keenam validator tersebut memiliki keahlian dan pengalaman dalam mengajar mata kuliah Struktur Aljabar. Keenam validator tersebut terdiri dari dua orang doktor (lulusan dari ITB dan dari Universitas Utrecht Belanda), dua orang lulusan S2 Matematika (satu dari ITB dan satu dari UGM), satu orang lulusan S2 Pendidikan Matematika (UNM) dan satu orang lulusan S1 (UPI).

Keenam validator diminta pertimbangannya untuk memvalidasi instrumen tes daya dan kreativitas matematik dari segi isi dan muka, yaitu validitas yang berkaitan dengan kesesuian soal dengan tujuan yang ingin diukur, kesesuaian soal dengan kriteria daya dan kreativitas matematik, dan kesesuaian soal dengan materi yang diajarkan untuk mahasiswa calon guru.


(15)

84

Hasil validasi isi dan muka dari keenam validator disajkan pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.7.

Tabel 3.5 Data Hasil Pertimbangan Validitas Isi Tes Daya dan Kreativitas Matematik

Kemampuan Rinician No Soal V1 V2 V3 V4 V5 V6

Daya Matematik

Pemecahan Masalah 5 1 1 1 0 1 1

Komunikasi 1a 1 1 1 1 1 1

3a 1 1 1 1 1 1

Penalaran

2a 1 1 1 1 1 1

2b 1 1 1 1 1 1

2c 1 1 1 0 1 1

Koneksi 1b 1 1 1 1 1 1

3b 1 1 1 1 1 1

Representasi

4a 1 1 1 0 1 0

4b 1 1 1 1 1 1

4c 1 1 1 1 1 1

Kreatvitas Matematik

Kelancaran

1a 1 1 1 1 1 1

3a 1 1 1 1 1 1

3b 1 1 1 1 1 1

Keluwesan 1b 1 0 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1

Keaslian 1c 1 0 1 1 1 1

3c 1 1 1 1 1 1

Keterincian 4 1 1 1 0 1 1

Data hasil validasi para pakar di atas selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik Q-Cochran, diperoleh hasil sebagai berikut;

Hasil perhitungan Q-Cochran validitas isi daya dan kreativitas matematik, sebagai berikut;

Tabel 3.6 Uji Cochran’s Q Hasil Pertimbangan Mengenai Validitas Isi Tes Daya dan Kreativitas Matematik

N 6.000

Cochran's Q 14.538a

df 18.000

Asymp. Sig. 0.693

Ho : Para penimbang menilai tes secara seragam Ho diterima jika nilai sig > 0,05


(16)

85

Nilai signifikansi untuk uji Q-Cochran adalah 0,693. Nilai ini lebih besar dari 0,05 yang menyebabkan hipotesis nol diterima. Artinya bahwa keenam validitator menimbang validitas isi tes daya dan kreativitas secara seragam.

Adapun hasil pertimbangan para valididator untuk validitas muka untuk tes daya dan kreativitas matematik adalah sebagai berikut;

Tabel 3.7 Data Hasil Pertimbangan Validitas Muka Tes Daya dan Kreativitas Matematik

Kemampuan Rinician No Soal V1 V2 V3 V4 V5 V6

Daya Matematik

Pemecahan Masalah 5 1 1 1 0 1 1

Komunikasi 1a 1 1 1 1 1 1

3a 1 1 1 1 1 1

Penalaran

2a 1 1 1 0 1 1

2b 1 1 1 1 1 1

2c 1 1 1 0 1 1

Koneksi 1b 1 1 1 1 1 1

3b 1 1 1 1 1 1

Representasi

4a 1 1 1 0 1 0

4b 1 1 1 1 1 1

4c 1 1 1 0 1 1

Kreatvitas Matematik

Kelancaran

1a 1 1 1 1 1 1

3a 1 1 1 1 1 1

3b 1 1 1 1 1 1

Kelenturan 1b 1 0 1 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1

Keaslian 1c 1 0 1 1 1 1

3c 1 1 1 1 1 1

Keterincian 4 1 1 1 0 1 1

Hasil perhitungan Q-Cochran validitas muka daya dan kreativitas matematik, sebagai berikut;

Tabel 3.8 Uji Cochran’s Q Hasil Pertimbangan Mengenai Validitas Muka Tes Daya dan Kreativitas Matematik

N 6.000

Cochran's Q 7.888a

df 18.000

Asymp. Sig. 0,980

Nilai signifikansi uji Q-Cochran untuk validitas muka adalah 0,980 Nilai tersebut lebih dari 0,05, akibatnya hipotesis nol diterima, artinya bahwa keenam


(17)

86

validitator menimbang validitas muka tes daya dan kreativitas adalah seragam. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa validitas isi dan validitas muka dari tes daya dan kreativitas sudah baik.

Pada format validasi peneliti menyajikan kolom untuk para validator untuk memberikan saran dan perbaikan terhadap tes yang telah disusun. Berikut saran-saran yang disampaikan oleh keenam validitator.

o Operasi di Zn sebaiknya dimunculkan (Z8, +), (Z7, +).

o Soal-soal yang disajikan sudah sesuai dengan indikator yang diberikan hanya saja perlu penyajian soal yang lebih terlihat perbedaan dari masing-masing indikator yang diberikan.

o Perlu lebih rinci mengenai perbedaan antara kelenturan dan keaslian. Apa perbedaan gagasan yang tidak lazim dan gagasan yang bersifat baru?. Hal ini perlu diperjelas dalam soal.

o Tidak membagi soal-soal kreativitas berdasarkan karakteristiknya, dengan anggapan bahwa dalam proses kreativitas seluruh atau beberapa karakteritik itu harus terjadi. Sehingga karakteritik tersebut digunakan untuk menilai setiap soal yang beraitan dengan kreativitas.

Berdasarkan saran-saran tersebut selanjutnya soal tes diperbaiki. Soal tes awal dan tes akhir disajikan pada lampiran A.

Setelah dilakukan uji validitas isi dan muka, dan revisi terhadap soal berdasarkan masukan dari para validator, selanjutnya dilakukan uji coba soal daya matematik dan kreativitas matematik terhadap 47 orang mahasiswa yang telah mendapat mata kuliah Struktur Aljabar. Hasil statistik uji Reliabilitas instrumen dengan menggunakan statistik Cronbach – Alpha adalah 0,76. Nilai ini tergolong baik jika mengacu pada kriteria yang dikemukakan oleh Kaplan dan Saccuzzo (dalam


(18)

87

Suryadi: 2005). Koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,7 sampai 0,8 tergolong cukup baik untuk sebuah instrumen penelitian. Oleh karena itu instrumen penelitian ini sudah cukup baik untuk digunakan pada penelitian.

3. Pemberian Skor Daya dan Kreativitas Matematik

Kriteria penilaian hasil tes daya dan kreativitas matematik mahasiswa menggunakan kriteria seperti yang disajikan pada Tabel 3.9 dan Tabel 3.10.

Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Hasil Tes Daya Matematika Mahasiswa

Daya

Matematika Reaksi Terhadap Soal Skor

Pemecahan Masalah

Tidak mampu menyusun rencana pemecahan sama sekali 1 Mampu menyusun rencana pemecahan masalah tetapi

tidak dapat menerapkannnya dalam menyelesaikan persoalan

2 Mampu menyusun rencana pemecahan masalah dan

menerapkannya dengan benar 3

Komunikasi

Tidak mampu menyajikan, memahami dan mengevaluasi ide-ide yang ada dalam soal dalam bentuk lain 1 Mampu menyajikan, memahami dan mengevaluasi

ide-ide yang ada dalam soal dalam bentuk lain tetapi belum tepat.

2 Mampu menyajikan, memahami dan mengevaluasi

ide-ide yang ada dalam soal dalam bentuk lain dengan benar dan tepat

3

Penalaran

Tidak mampu mengembangkan argumen, penalaran secara spasial dan proporsional dalam menyusun suatu konjektur.

1 Mampu mengembangkan argumen, penalaran secara spasial dan proporsional dalam menyusun suatu konjektur tetapi tidak benar dalam mengaplikasikannya

2 Mampu mengembangkan argumen, penalaran secara spasial dan proporsional dalam menyusun suatu konjektur secara benar dalam pengaplikasiannya

3

Koneksi

Tidak mampu mengenali penyajian yang ekuivalen, dan tidak mampu mengaitkan suatu prosedur di dalam atau antar topik

1 Mampu mengenali penyajian yang ekuivalen, dan tidak

mampu mengaitkan suatu prosedur di dalam atau antar topik tetapi tidak bisa menerapkannya untuk

menyelesaikan suatu soal.

2 Mampu mengenali penyajian yang ekuivalen, dan tidak


(19)

88

topik dan bisa menerapkannya untuk menyelesaikan suatu soal.

Representasi

Tidak ada representasi 1

Ada representasi tapi salah 2

Mampu menyajikan ide-ide matematik dalam bentuk lain

dan benar. 3

Tabel 3.10 Kriteria penilaian Hasil Tes Kreatif Mahasiswa

Kemampuan Kreatif

Reaksi Terhadap Soal Skor

Kelancaran

Tidak memberikan ide-ide yang diharapkan untuk

menyelesaikan soal 1

Memberikan ide-ide yang relevan tetapi penyelesaian

soal salah. 2

Memberikan ide-ide yang relevan terhadap

penyelesaian soal dan penyelesaian soal sesuai dengan yang diharapkan

3

Keluwesan

Memberikan ide-ide yang tidak beragam dan salah 1 Memberikan ide=ide yang beragam dengan hasil yang

salah 2

Memberikan ide-ide yang beragam dengan hasil yang

benar 3

Keaslian

Memberikan jawaban yang tidak rinci dengan hasil

yang salah 1

Memberikan jawaban yang rinci dengan hasil yang

salah 2

Memberikan jawaban yang rinci dengan hasil benar 3

Keterincian

Tidak memberikan pengembangan terhadap jawaban

yang diberikan 1

Memberikan pengembangan terhadap jawaban yang

diberikan dengan hasil yang salah. 2 Memberikan pengembangan terhadap jawaban yang

diberikan dan hasilnya benar. 3

E. Kegiatan Pembelajaran

Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat keefektipan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan model APOS, dan M-APOS dalam mengembangkan kemampuan daya dan kreativitas matematik. Sebagai pembanding untuk kedua model pembelajaran tersebut disajikan model pembelajaran Eskpositori. Secara garis besar kedua kelas yang pembelajarannya


(20)

89

menggunakan model APOS dan M-APOS menggunakan kerangka dasar dari teori APOS, yaitu pembelajaran yang memanfaatkan siklus ADL untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

1. Pembelajaran dengan Model APOS

Implementasi pembelajaran berdasarkan teori APOS dilaksanakan melalui pembelajaran berdasarkan siklus ADL. Siklus pembelajaran ini menjadi ciri khas pembelajaran berdasarkan teori APOS. Pembelajaran diawali dengan aktivitas, yaitu suatu kegiatan pendahuluan yang dilakukan pada setiap awal pertemuan kelas yang dilaksanakan dilaboratorium komputer. Aktivitas ini meliputi kegiatan untuk mengkonstruksi ide-ide matematika yang berkaitan dengan suatu konsep dengan bantuan software ISETL. Kegiatan serupa dilaksanakan di kelas M-APOS, namun pada kelas ini aktivitas di laboratorium komputer diganti dengan pemberian tugas untuk mempelajari materi.

Kegiatan pendahuluan mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah untuk menyiapkan mahasiswa dalam melaksanakan pertemuan di kelas, untuk membantu mahasiswa mengkonstruksi pemahamannya atas suatu konsep, untuk menggali ide-ide matematika atas suatu konsep berkaitan dengan ide-ide yang telah mereka peroleh sebelumnya dan melatih mahasiswa untuk memecahkan suatu persoalan.

Pelaksanaan pembelajaran secara umum di kelas APOS dapat diuraikan sebagai berikut; mahasiswa dikelompokan secara tetap selama mengikuti perkuliahan. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang. Proses belajar mengajar dilaksanakan selama 2 kali dalam seminggu, terdiri dari satu kali di laboratorium komputer selama 150 menit dan satu kali pertemuan di kelas selama 150 menit. Di laboratorium komputer mahasiswa dipandu lembar kerja mahasiswa


(21)

90

(LKM) yang berisi instruksi untuk mengkonstruksi suatu konsep dalam bahasa ISETL, konsep yang disusun tersebut berkaitan dengan suatu konsep yang belum diajarkan di kelas. Lembar kerja ini akan berisi masalah-masalah yang harus dipecahkan sekaligus sebagai instrumen untuk melihat proses daya dan kreativitas mahasiswa. Tujuan mengerjakan lembaran kerja untuk memberikan stimulus dan pengalaman yang mengarah pada konstruksi suatu konsep. Hasil yang diperoleh selama melakukan aktifitas di laboratorium akan didiskusikan di kelas.

Kemampuan kreativitas dan daya matematik yang ingin digali pada penelitian ini sebagian akan diungkap pada kegiatan aktivitas. Seperti telah disebutkan sebelumnya, aktivitas di laboratorium mahasiswa dimotivasi untuk mengerahkan segala kemampuannya untuk menyusun, mengingat dan mengungkapkan ide-ide mereka yang berkaitan dengan suatu konsep. Dengan demikian jika biasanya proses kreativitas matematika diungkap melalui problem solving biasa, maka pada penelitian ini problem solving dilaksanakan pada waktu kegiatan aktifitas di laboratorium komputer. Problem solving yang disajikan terdiri dari berbagai persoalan untuk menyusun suatu program komputer yang berkaitan dengan suatu konsep. Disamping itu aktivitas di laboratorium menstimulus mahasiswa dalam mendorong daya matematik.

Selanjutnya daya matematik digali fase diskusi kelas dan pada fase latihan soal. Yang digunakan untuk panduan pelaksanaan pembelajaran pada fase dikusi kelas, adalah hasil yang diperoleh mahasiswa pada kegiatan di laboratorium dan SAP mata kuliah Struktur Aljabar. Pada kegiatan ini mahasiswa akan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan segala temuan yang diperoleh di laboratorium. Dengan kegiatan pembelajaran seperti ini diharapkan mahasiswa akan lebih mudah untuk menyerap dan memahami segala seuatu atau fenomena yang dijelaskan oleh


(22)

91

temannya dengan gaya bahasa dan pendekatan komunikasi dari mahasiswa lain. Dari sisi mahasiswa yang menjelaskan, hal ini merupakan kesempatan untuk menggali, mengkomunikasikan dan menguji pengetahuan atau pemahaman yang telah diperolehnya. Kegiatan inipun memungkinkan mahasiswa tersebut memperoleh pengetahuan secara tidak langsung dari aktifitas saat berargumentasi dengan temannya yang mendapat kesulitan.

Mekanisme yang elegan dalam berdiskusi dikembangkan secara terarah. Kesempatan mengungkapkan pendapat, dalam suasana keilmuan dan saling menghargai dengan jiwa kedewasaan, sehingga diharapkan pada saat diskusi ini potensi komunikasi, penalaran dan kemampuan koneksi mahasiswa dapat tergali. Sementara itu pengajar berperan sebagai fasilitator supaya pelaksanaan diskusi berjalan dengan tepat dan membantu mengarahkan agar konsep yang didiskusikan benar. Disamping itu dosen membantu mahasiswa jika terjadi kebuntuan pada diskusi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mahasiswa menemukan solusi yang diharapkan.

Fase latihan soal dimanfaatkan untuk menggali kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, penalaran dan koneksi mahasiswa baik secara lisan maupun tulisan.

Rangkuman mengenai proses pembelajaran berdasarkan teori APOS dengan menggunakan siklus ADL dalam meningkatkan kemampuan daya dan kreativitas matematik, disajikan pada Tabel 3.11.


(23)

92

Tabel 3.11. Kegiatan Pembelajaran Teori APOS dengan Siklus ADL dan Kemampuan Matematika yang Ingin Dicapai

No Kegiatan Pembelajaran

Kemampuan yang

Diungkap Tempat

1 Aktivitas

Kreativitas dan

Pemecahan Masalah

Dilaksanakan di laboratorium dengan

menggunakan LKK sebagai lembar panduan

2 Diskusi Kelas

Kemampuan Daya Matematik dan

Kreatvitas

Dilaksanakan di kelas, dengan metode pembelajaran diskusi kelas dengan panduan

LKD 3 Latihan Soal

Kemampuan Kreativitas, dan Daya

Matematik.

Dilaksanakan di laboratorium, di kelas atau

di luar (di rumah)

4 EVALUASI

2. Pembelajaran dengan Model M-APOS

Implementasi pembelajaran berdasarkan model M-APOS adalah sebagai berikut; mahasiswa dikelompokkan, masing-masing kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang. Dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan model M-APOS pertama-tama mahasiswa diarahkan untuk membaca dan mengerjakan beberapa soal berkaitan dengan materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya, Aktivitas ini dapat dilaksanakan secara individu atau secarbekerja dala berkelompok. Tujuan pemberian tugas ini adalah untuk mempersiapkan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, memicu kemampuan daya dan kreativitas dalam memecahkan masalah yang diberikan.

Untuk memantau mahasiswa apakah mereka mengerjakan tugas yang diberikan, maka sebelum perkuliahan dimulai diadakan tes tertulis atau tes lisan kurang lebih 10 menit. Jika tes tulisan yang dilakukan, maka hasil tes tersebut


(24)

93

langsung direspon/periksa saat itu dengan memilih lembar jawaban mahasiswa secara random. Sedangkan jika tes lisan yang dilaksanakan, maka tes itu dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada beberapa orang mahasiswa yang dipilih secara random. Dari kedua hasil tes ini dapat diketahui tingkat kesiapan dan penguasaan konsep mahasiswa terhadap konsep yang akan dipelajari.

Berdasarkan informasi dari tes lisan atau tes tulisan dapat diketahui kekurangan atau kesalahan konsep yang mungkin terjadi terhadap mereka pelajari berdasarkan pemberian tugas yang telah diberikan sebelumnya. Sehingga dapat dilakukan diskusi untuk membahas kesalahan konsep yang timbul.

Selanjutnya dengan seting diskusi kelas, mahasiswa mengerjakan LKD yang berisi suatu konsep yang dikerjakan dalam jangka waktu tertentu. Setelah mahasiswa selesai mengerjakan LKD tersebut, mahasiswa diberi kesempatan untuk menyajikan hasil pekerjaannya. Pada kegiatan ini ditunjuk beberapa orang mahasiswa yang mewakili kelompoknya. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mengungkap kemampuan penalaran dan komunikasi mahasiswa. Dengan kegiatan pembelajaran seperti ini diharapkan mahasiswa akan lebih mudah untuk menyerap dan memahami sesuatu hal atau fenomena yang dijelaskan oleh temannya dengan gaya bahasa dan pendekatan komunikasi dari mahasiswa lain.. Dari sisi mahasiswa yang menjelaskan, hal ini merupakan kesempatan untuk menggali, mengkomunikasikan dan menguji pengetahuan atau pemahaman yang telah diperolehnya. Kegiatan inipun memungkinkan mahasiswa tersebut memperoleh pengetahuan secara tidak langsung dari aktivitas saat berargumentasi dengan temannya yang mendapat kesulitan.

Peran dosen pada pembelajaran yang berdasarkan model M-APOS adalah sebagai fasilitator yang membantu mengarahkan diskusi supaya dicapai pemahaman


(25)

94

suatu konsep yang benar, disamping itu dosen membantu mahasiswa jika terjadi kebuntuan pada diskusi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mahasiswa menemukan solusi yang diharapkan.

Rangkuman mengenai proses pembelajaran berdasarkan model APOS dan M-APOS dengan menggunakan siklus ADL dalam meningkatkan kemampuan daya dan kreativitas matematik, disajikan pada diagram alur berikut.

Gambar 3.1 Diagram Kegiatan Pembelajaran Model APOS dan M-APOS dengan Siklus ADL dan Masing-Masing Aktivitas

3. Pembelajaran dengan Model Ekspositori

Pada kelas pembanding, yaitu pada kelas model eskpositori, implementasi pembelajaran dilaksanakan tanpa aktivitas pendahuluan, sehingga proses pembelajaran langsung dilaksanakan di kelas dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut; pertama-tama dosen memberikan kuliah dengan metode ceramah, setelah itu mahasiswa mengerjakan LKD dalam waktu tertentu. Untuk melihat hasil kerja mahasiswa pada waktu mengerjakan LKD, dosen memberikan kesempatan kepada beberapa mahasiswa untuk mempresentasikannya di depan kelas. Pada aktivitas ini

Menyusun Instruksi ISETL di Laboratorium Komputer (LKK)

Mengerjakan Tugas di Rumah (LKT)


(26)

95

terjadi diskusi antara mahasiswa dengan dosen atau antara mahasiswa dengan mahasiswa.


(1)

90

(LKM) yang berisi instruksi untuk mengkonstruksi suatu konsep dalam bahasa ISETL, konsep yang disusun tersebut berkaitan dengan suatu konsep yang belum diajarkan di kelas. Lembar kerja ini akan berisi masalah-masalah yang harus dipecahkan sekaligus sebagai instrumen untuk melihat proses daya dan kreativitas mahasiswa. Tujuan mengerjakan lembaran kerja untuk memberikan stimulus dan pengalaman yang mengarah pada konstruksi suatu konsep. Hasil yang diperoleh selama melakukan aktifitas di laboratorium akan didiskusikan di kelas.

Kemampuan kreativitas dan daya matematik yang ingin digali pada penelitian ini sebagian akan diungkap pada kegiatan aktivitas. Seperti telah disebutkan sebelumnya, aktivitas di laboratorium mahasiswa dimotivasi untuk mengerahkan segala kemampuannya untuk menyusun, mengingat dan mengungkapkan ide-ide mereka yang berkaitan dengan suatu konsep. Dengan demikian jika biasanya proses kreativitas matematika diungkap melalui problem solving biasa, maka pada penelitian ini problem solving dilaksanakan pada waktu

kegiatan aktifitas di laboratorium komputer. Problem solving yang disajikan terdiri dari berbagai persoalan untuk menyusun suatu program komputer yang berkaitan dengan suatu konsep. Disamping itu aktivitas di laboratorium menstimulus mahasiswa dalam mendorong daya matematik.

Selanjutnya daya matematik digali fase diskusi kelas dan pada fase latihan soal. Yang digunakan untuk panduan pelaksanaan pembelajaran pada fase dikusi

kelas, adalah hasil yang diperoleh mahasiswa pada kegiatan di laboratorium dan SAP mata kuliah Struktur Aljabar. Pada kegiatan ini mahasiswa akan memiliki kebebasan untuk mengungkapkan segala temuan yang diperoleh di laboratorium. Dengan kegiatan pembelajaran seperti ini diharapkan mahasiswa akan lebih mudah untuk menyerap dan memahami segala seuatu atau fenomena yang dijelaskan oleh


(2)

91

temannya dengan gaya bahasa dan pendekatan komunikasi dari mahasiswa lain. Dari sisi mahasiswa yang menjelaskan, hal ini merupakan kesempatan untuk menggali, mengkomunikasikan dan menguji pengetahuan atau pemahaman yang telah diperolehnya. Kegiatan inipun memungkinkan mahasiswa tersebut memperoleh pengetahuan secara tidak langsung dari aktifitas saat berargumentasi dengan temannya yang mendapat kesulitan.

Mekanisme yang elegan dalam berdiskusi dikembangkan secara terarah. Kesempatan mengungkapkan pendapat, dalam suasana keilmuan dan saling menghargai dengan jiwa kedewasaan, sehingga diharapkan pada saat diskusi ini potensi komunikasi, penalaran dan kemampuan koneksi mahasiswa dapat tergali. Sementara itu pengajar berperan sebagai fasilitator supaya pelaksanaan diskusi berjalan dengan tepat dan membantu mengarahkan agar konsep yang didiskusikan benar. Disamping itu dosen membantu mahasiswa jika terjadi kebuntuan pada diskusi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mahasiswa menemukan solusi yang diharapkan.

Fase latihan soal dimanfaatkan untuk menggali kemampuan pemecahan masalah, komunikasi, penalaran dan koneksi mahasiswa baik secara lisan maupun tulisan.

Rangkuman mengenai proses pembelajaran berdasarkan teori APOS dengan menggunakan siklus ADL dalam meningkatkan kemampuan daya dan kreativitas matematik, disajikan pada Tabel 3.11.


(3)

92

Tabel 3.11. Kegiatan Pembelajaran Teori APOS dengan Siklus ADL dan Kemampuan Matematika yang Ingin Dicapai

No Kegiatan Pembelajaran

Kemampuan yang

Diungkap Tempat

1 Aktivitas

Kreativitas dan Pemecahan Masalah Dilaksanakan di laboratorium dengan menggunakan LKK sebagai lembar panduan

2 Diskusi Kelas

Kemampuan Daya Matematik dan

Kreatvitas

Dilaksanakan di kelas, dengan metode pembelajaran diskusi kelas dengan panduan

LKD 3 Latihan Soal

Kemampuan Kreativitas, dan Daya

Matematik.

Dilaksanakan di laboratorium, di kelas atau

di luar (di rumah)

4 EVALUASI

2. Pembelajaran dengan Model M-APOS

Implementasi pembelajaran berdasarkan model M-APOS adalah sebagai berikut; mahasiswa dikelompokkan, masing-masing kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang. Dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan model M-APOS pertama-tama mahasiswa diarahkan untuk membaca dan mengerjakan beberapa soal berkaitan dengan materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya, Aktivitas ini dapat dilaksanakan secara individu atau secarbekerja dala berkelompok. Tujuan pemberian tugas ini adalah untuk mempersiapkan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, memicu kemampuan daya dan kreativitas dalam memecahkan masalah yang diberikan.

Untuk memantau mahasiswa apakah mereka mengerjakan tugas yang diberikan, maka sebelum perkuliahan dimulai diadakan tes tertulis atau tes lisan kurang lebih 10 menit. Jika tes tulisan yang dilakukan, maka hasil tes tersebut


(4)

93

langsung direspon/periksa saat itu dengan memilih lembar jawaban mahasiswa secara random. Sedangkan jika tes lisan yang dilaksanakan, maka tes itu dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada beberapa orang mahasiswa yang dipilih secara random. Dari kedua hasil tes ini dapat diketahui tingkat kesiapan dan penguasaan konsep mahasiswa terhadap konsep yang akan dipelajari.

Berdasarkan informasi dari tes lisan atau tes tulisan dapat diketahui kekurangan atau kesalahan konsep yang mungkin terjadi terhadap mereka pelajari berdasarkan pemberian tugas yang telah diberikan sebelumnya. Sehingga dapat dilakukan diskusi untuk membahas kesalahan konsep yang timbul.

Selanjutnya dengan seting diskusi kelas, mahasiswa mengerjakan LKD yang berisi suatu konsep yang dikerjakan dalam jangka waktu tertentu. Setelah mahasiswa selesai mengerjakan LKD tersebut, mahasiswa diberi kesempatan untuk menyajikan hasil pekerjaannya. Pada kegiatan ini ditunjuk beberapa orang mahasiswa yang mewakili kelompoknya. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mengungkap kemampuan penalaran dan komunikasi mahasiswa. Dengan kegiatan pembelajaran seperti ini diharapkan mahasiswa akan lebih mudah untuk menyerap dan memahami sesuatu hal atau fenomena yang dijelaskan oleh temannya dengan gaya bahasa dan pendekatan komunikasi dari mahasiswa lain.. Dari sisi mahasiswa yang menjelaskan, hal ini merupakan kesempatan untuk menggali, mengkomunikasikan dan menguji pengetahuan atau pemahaman yang telah diperolehnya. Kegiatan inipun memungkinkan mahasiswa tersebut memperoleh pengetahuan secara tidak langsung dari aktivitas saat berargumentasi dengan temannya yang mendapat kesulitan.

Peran dosen pada pembelajaran yang berdasarkan model M-APOS adalah sebagai fasilitator yang membantu mengarahkan diskusi supaya dicapai pemahaman


(5)

94

suatu konsep yang benar, disamping itu dosen membantu mahasiswa jika terjadi kebuntuan pada diskusi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong mahasiswa menemukan solusi yang diharapkan.

Rangkuman mengenai proses pembelajaran berdasarkan model APOS dan M-APOS dengan menggunakan siklus ADL dalam meningkatkan kemampuan daya dan kreativitas matematik, disajikan pada diagram alur berikut.

Gambar 3.1 Diagram Kegiatan Pembelajaran Model APOS dan M-APOS dengan Siklus ADL dan Masing-Masing Aktivitas

3. Pembelajaran dengan Model Ekspositori

Pada kelas pembanding, yaitu pada kelas model eskpositori, implementasi pembelajaran dilaksanakan tanpa aktivitas pendahuluan, sehingga proses pembelajaran langsung dilaksanakan di kelas dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut; pertama-tama dosen memberikan kuliah dengan metode ceramah, setelah itu mahasiswa mengerjakan LKD dalam waktu tertentu. Untuk melihat hasil kerja mahasiswa pada waktu mengerjakan LKD, dosen memberikan kesempatan kepada beberapa mahasiswa untuk mempresentasikannya di depan kelas. Pada aktivitas ini

Menyusun Instruksi ISETL di Laboratorium Komputer (LKK)

Mengerjakan Tugas di Rumah (LKT)


(6)

95

terjadi diskusi antara mahasiswa dengan dosen atau antara mahasiswa dengan mahasiswa.