S IND 1100956 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Penempatan bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan dalam
kurikulum 2013 menunjukkan betapa pentingnya fungsi bahasa Indonesia itu
sebagai akar jati diri bangsa. Terlebih lagi bahwa secara umum, fungsi bahasa
adalah sebagai sarana untuk berpikir dan menyalurkan buah pikiran. Sehubungan
dengan itu, tidak mengherankan jika bahasa menjadi salah satu penunjang
keberhasilan manusia dalam berbagai aspek kehidupan yang berlandaskan pada
pendalaman pikiran. Di lain pihak, berdasarkan studi yang dilakukan beberapa
organisasi dunia seperti OECD, TIMSS, dan PIRLS, diketahui bahwa hanya 5%
di antara peserta didik Indonesia yang mampu menjawab pertanyaan dari soal-soal
yang membutuhkan pikiran, sementara 95% siswa lainnya justru hanya mampu
menjawab soal-soal lain yang berbasis hafalan. Hal inilah yang menjadi salah satu
landasan para pencetus Kurikulum 2013 untuk mengganti sistem pembelajaran
Bahasa Indonesia menjadi suatu sistem pembelajaran bahasa berbasis teks.
Namun, karena pembelajaran bahasa berbasis teks ini masih begitu baru
dalam penerapannya, pendidik dan peserta didik dihadapkan pada suatu tantangan

berpikir

tingkat

tinggi untuk

mengasah

pemikiran keduanya tentang cara

mengoptimalkan pembelajaran berbasis teks tersebut. Pendidik akan dihadapkan
pada tantangan mengenai cara mengoptimalkan ketercapaian pembelajaran itu
sendiri,

sementara

peserta

pengadaptasian terhadap


didik

akan

dihadapkan

pada

suatu

proses

pola pikir terstruktur dan kritis sehingga proses

pembelajaran berbasis teks ini dapat menjadi suatu jembatan penghubung yang
mudah bagi peserta didik dalam membuka pikiran yang divergen dan meluas.
Atas dasar hal tersebut, diharapkan peserta didik akan mampu diarahkan pada
situasi peningkatan karakter berpikir kritis, pembiasaan mengolah pikiran secara
radial, serta peningkatan dan pengoptimalan kemampuan menulis meluas yang
terstruktur. Hal tersebut tentu saja berlaku dalam semua tataran pembelajaran teks

Nissa Putriza Solihatun,2015
PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

yang ada dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, termasuk di antaranya ialah
pembelajaran teks eksposisi untuk peserta didik jenjang SMA kelas X.
Di dalam pembelajaran menulis teks eksposisi, siswa harus memiliki
kemampuan

penelaahan

mendalam terhadap

suatu persoalan yang hendak

dituangkan ke dalam tulisan. Sementara berdasarkan observasi awal sebelum
penelitian ini dijalankan, fakta di lapangan menunjukkan bukti bahwa dalam

kondisi objektif pelaksanaan pembelajaran ini, peserta didik tidak sepenuhnya
dapat mengekspresikan sisi argumentasi yang ingin diutarakan. Selain itu, terlihat
pula bahwa peserta didik masih kesulitan dalam memaksimalkan sisi kemampuan
komunikasinya akan suatu persepsi atau pandangan-pandangan yang kritis dan
keorisinalitasan pikiran yang dituangkan dalam tulisan, khususnya terhadap topik
yang

dipermasalahkan

di dalam pembelajaran menulis teks eksposisi ini.

Beberapa di antaranya bahkan hanya menuangkan kembali tulisan hasil eksplorasi
dari berbagai sumber tanpa menuangkan secara mendalam persepsi dan
argumentasi dari sisi personal yang asli. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dalam
penelitian ini penulis mencoba menerapkan model Neuro Linguistic Programming
dalam pembelajaran teks eksposisi. NLP (Neuro Linguistic Programming) ialah
suatu studi yang berkaitan dengan cara-cara mengolah bahasa dan pikiran yang
tidak dapat dipisahkan untuk menghasilkan sebuah perilaku optimal dalam
pembelajaran. NLP sendiri merupakan suatu bidang tertentu yang menangani
persoalan mengenai optimalisasi karakter melalui suatu pemprograman pikiran

yang dikendalikan oleh bahasa. Di dalam payung besar yang dikenal sebagai NLP
(Neuro Linguistic Programming) ini dimuat pula metode-metode tertentu yang
lebih spesifik lagi yang dalam praktiknya biasa diterapkan di dalam treatment
NLP itu sendiri.
Elfiky (2000) berasumsi bahwa dewasa ini, NLP menjadi jantung bagi
berbagai pendekatan komunikasi dan perubahan, menjiwai setiap aspek kehidupan
manusia.

Teknik-teknik

dan strategi NLP dipakai untuk keperluan terapi,

manajemen, pendidikan, kesehatan, dan penjualan. Peran terbesar NLP adalah
membantu manusia berkomunikasi dengan baik dengan diri mereka sendiri,
Nissa Putriza Solihatun,2015
PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3


mengurangi ketakutan tanpa alasan, mengontrol emosi negatif dan kecemasan
(Elfiky, 2000, hlm.12). Sejalan dengan pernyataan tersebut, NLP merupakan suatu
model perlakuan yang berkaitan dengan pengolahan atau pemprograman bahasa
dalam otak yang tujuannya untuk memengaruhi dunia di luarnya dan memberikan
dampak yang lebih baik terhadap perilaku personal dalam segi emosional maupun
perilaku berbahasanya. Oleh sebab itu, bagi dunia pendidikan dan pembelajaran,
beberapa pakar mengisyaratkan bahwa NLP dapat dijadikan sebagai salah satu
metode yang tepat guna dalam proses mengoptimalkan hasil pembelajaran serta
mengoptimalkan hasil dari komunikasi yang terjadi antara pendidik dan peserta
didiknya. Adapun hasil-hasil yang diharapkan itu berupa pandangan positif,
motivasi, dan kekuatan berpikir untuk menciptakan suatu ruang perilaku yang
terberdayakan dalam kehidupan sehari-hari. NLP sendiri dapat dilakukan oleh
guru manapun dalam pembelajaran apapun.
Terkait dengan penelitian ini, beberapa peneliti lain pun telah mencoba
menerapkan Neuro Linguistic Programming sebagai suatu model pembelajaran
khususnya

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.


Peneliti pertama

adalah

Wikanengsih (2012) untuk disertasinya yang berjudul “Model Pembelajaran
Pemrograman Otak Melalui Bahasa (Neuro Linguistic Programming) Berorientasi
Karakter untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Persuasi Siswa SMP”. Hasil
dari tahap II penelitian ini menunjukkan beberapa hal penting sebgaai berikut: 1)
meningkatnya minat dan motivasi siswa; 2) kemampuan menulis siswa kelompok
eksperimen meningkat; 3) terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan
kemampuan menulis

siswa; 4) terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi

dengan kemampuan

menulis; 5) terdapat perkembangan nilai-nilai karakter

komunikatif, toleran, kerja keras, dan kreatif.
Selanjutnya,


penelitian

lain

dilakukan

oleh

Tjandra

(2011)

untuk

skripsinya yang berjudul “Penerapan NLP (Neuro Linguistic Programming)
dalam Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi”. Simpulan dari penelitian ini di
antaranya 1) kemampuan menulis karangan ekposisi siswa kelas X SMKN 3
Bandung setelah penerapan NLP cukup tinggi; 2) terdapat perbedaan yang
Nissa Putriza Solihatun,2015

PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

signifikan antara kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMKN 3
Bandung sebelum dan sesudah penerapan NLP; 3) sebagian besar siswa
memberikan respons yang positif terhadap penerapan NLP dalam pembelajaran
menulis karangan eksposisi.
Meskipun kedua penelitian tersebut memiliki cara yang berbeda dalam
proses penelitiannya, keduanya sama-sama menunjukkan keberhasilan dengan
diterapkannya Neuro Linguistic Programming dalam pembelajaran menulis
khususnya menulis karangan persuasi dan eksposisi dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Dengan demikian, dalam penelitian yang berjudul “Penggunaan Neuro
Linguistic Programming dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi” ini,
peneliti menerapkan metode atau model yang sama, tetapi dengan tahap-tahap
atau proses yang berbeda dari penelitian yang dilakukan sebelumnya. Hal ini
berlandaskan pada asumsi bahwa NLP sendiri merupakan suatu studi yang di
dalamnya memuat metode-metode yang lebih spesifik lagi untuk menyelesaikan

persoalan-persoalan terkait hubungan kebahasaan dan otak (pikiran), serta
pemrograman dari keduanya.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang
menjadi sorotan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1) Kurikulum

2013

mengharapkan

siswa

untuk

dapat

produktif


dalam

menghasilkan macam-macam teks sesuai pembelajaran berbasis teks yang
diberlakukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2) Peserta didik membutuhkan metode-metode atau model pembelajaran lain
yang tepat dan sesuai dalam pembelajaran teks tertentu selain metode-metode
yang

ditawarkan dan telah ditetapkan sebagai metode pilihan dalam

pembelajaran oleh Kurikulum 2013.
3) Pemahaman untuk menulis teks eksposisi memerlukan suatu model atau
metode yang dapat memfokuskan peserta didik pada detail keseluruhan isi
tulisan seperti mengolah muatan-muatan kebahasaan serta meramu sudut
Nissa Putriza Solihatun,2015
PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

pandang atau cara berpikir kritis, radial, dan meluas dalam menghadapi suatu
persoalan.

C. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah kemampuan menulis peserta didik kelas eksperimen dalam
menulis teks eksposisi sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model Neuro Linguistic Programming?
2) Bagaimanakah kemampuan menulis peserta didik

kelas kontrol dalam

menulis teks eksposisi sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran lain (Think Pair Share)?
3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan peserta didik
di kelas eksperimen sebelum dan sesudah diterapkannya model Neuro
Linguistic Programming dengan kemampuan peserta didik di kelas kontrol
sebelum dan sesudah diterapkannya model lain (Think Pair Share)?

D. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
Neuro

Linguistic Programming dalam pembelajaran menulis teks eksposisi,

sedangkan tujuan khusus yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan:
1) kemampuan menulis peserta didik kelas eksperimen dalam menulis teks
eksposisi sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
model Neuro Linguistic Programming;
2) kemampuan menulis peserta didik kelas kontrol dalam menulis teks eksposisi
sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran lain (Think Pair Share);
3) terdapat atau tidaknya perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan
menulis teks eksposisi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dari
peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Bandung.
Nissa Putriza Solihatun,2015
PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini ialah sebagai berikut.
1) Manfaat secara teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan perkembangan pada
teori

Neuro

Linguistic

Programming

secara

keumuman

dan

dapat

mengembangkan penggunaan Neuro Linguistic Programming dalam proses
pembelajaran menulis, khususnya keterampilan menulis yang memerlukan
pemikiran mendalam berupa pengolahan hasil gagasan seperti pada penulisan
teks eksposisi.
2) Manfaat secara praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi
peneliti sebagai calon pendidik. Selain itu, juga melatih kemampuan dan
keterampilan dalam memilih, menentukan, dan menerapkan model atau
metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan.
b. Bagi Pendidik
Penelitian ini dapat menambah referensi dalam hal menerapkan model
pembelajaran

khususnya

penggunaan

Neuro

Linguistic

Programming,

sehingga diharapkan mampu meningkatkan kualitas belajar dan pembelajaran
di kelas.
c. Bagi Peserta Didik
Peserta didik memeroleh pengalaman belajar yang baru, sehingga
diharapkan

muncul peningkatan dalam kemampuan keterampilan dalam

pembelajaran.
pembelajaran

Secara
bahasa

umum,
Indonesia,

yakni

keterampilan

mengolah

pikiran

berbahasa

dalam

secara aktif dalam

menerima materi, membangun motivasi, dan kenyamanan memeroleh timbal
balik atas proses pengajaran bersama pendidik. Adapun secara khusus, yakni
keterampilan peserta didik dalam menulis teks eksposisi yang baik sesuai
dengan harapan capaian kurikulum 2013. Capaian tersebut ialah menjadikan
Nissa Putriza Solihatun,2015
PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

peserta didik

mahir dalam keterampilan menulis. Terlebih lagi bahwa

keterampilan menulis teks eksposisi memerlukan pemikiran tingkat tinggi
serta pendalaman materi atas suatu persoalan yang dibahas.

d. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap
penerapan

Neuro-Linguistic Programming

dalam pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya pembelajaran menulis teks eksposisi.

F. Definisi Operasional
Berikut adalah definisi operasional dari muatan-muatan atau variabel
penelitian ini.
1) NLP ialah sebuah ilmu yang berbicara tentang bagaimana sistem otak dan
bahasa dapat saling memengaruhi, dan bagaimana cara mengoptimalkan
peran keduanya sehingga pengaruhnya dapat memprogram perilaku yang
tercerminkan pada personal yang diberikan perlakuan olehnya, baik dari segi
perilaku emosional secara umum maupun perilaku berpikir dan perilaku
berbahasanya. Pada dasarnya, NLP itu sendiri dapat disebut sebagai suatu
terapi melalui bahasa yang salah satu fungsinya ialah untuk memaksimalkan
komunikasi antarpelaku (pendidik dan peserta didik) serta perilaku berbahasa
dan berpikir yang lebih baik dari personal itu sendiri. Lebih khususnya, NLP
memungkinkan pribadi pemakai bahasa dapat menemukan penelaahan pikiran
yang

mendalam

sehingga

dari

penelaahan

pikiran

tersebut

mampu

menentukan sudut pandang atas suatu esensi penggunaan bahasanya untuk
memengaruhi perilakunya. Dalam hal ini ialah perilaku belajar, komunikasi
dalam belajar, timbal balik pembelajaran, keterpahaman dan kemampuan
merealisasikan pikirannya ke dalam tulisan.
2) Model Neuro-Linguistic Programming dalam pembelajaran adalah suatu pola
dari langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran yang dirancang sebagai
Nissa Putriza Solihatun,2015
PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

upaya memaksimalkan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik yang
bertujuan untuk menanamkan kondisi mental yang termotivasi dan siap dalam
penyerapan materi. Khususnya dalam pembelajaran menulis teks eksposisi,
penggunaan NLP langsung dikonsentrasikan pada proses treatment atas
pendalaman ide (gagasan) tulisan

melalui sudut pandang pemikiran dan

penelaahan

suatu

mendalam

terhadap

kasus,

isu,

persoalan,

atau

permasalahan yang sengaja dibahas dan diuraikan secara mendalam.
3) Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh beberapa unsur yang
salah satunya terkait dengan pengutaraan argumentasi-argumentasi yang
berdasar pada persoalan dan fakta. Pengolahan argumentasi dalam teks
eksposisi didasarkan pada sudut pandang penulis atas suatu kondisi faktual
dari persoalan/permasalahan tertentu yang terjadi di lapangan.

Nissa Putriza Solihatun,2015
PENERAPAN MODEL NEURO-LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS EKSPOSISI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu