UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK BATANG KREMAH (Alternanthera sessilis) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa DAN Bacillus subtilis SECARA IN VITRO - repository perpustakaan

BAB I II TIN NJAUAN P PUSTAKA

2.1 Antim mikroba

  Mi ikroorganism me berpera an sangat penting da alam kehid dupan baik k saat pembentuk kan bahan -bahan kim mia maupu un fisik da ari bumi. Mikroorgan nisme bertanggu ung jawab d dalam meng gurai senya awa-senyaw wa penting y yang dibutu uhkan dalam ke hidupan te ermasuk nit trogren, ka arbon, sulfu ur, hydroge en dan ok ksigen (Brooks e et al. , 201 2). Mikroo organisme j juga dapat t menyebab bkan kerus akan- kerusakan n yang berba ahaya bahka an sampai m menginfeksi i manusia d an menimbu ulkan beberapa penyakit yang dimu ulai dari i infeksi ring gan sampa ai menyeba abkan kematian ( (Pelczar & Chan, 2009 9).

  Mi ikroorgsnism me yang d dianggap m mengganggu u dapat dim musnahkan atau dihambat pertumbuh hannya den ngan cara k kimia maup pun fisik. C Cara fisik yaitu dengan m merubah ke eadaan fisi ik/ sifat y yang meny yebabkan s suatu perub bahan misalnya melakukan n sterilisasi, , pembakar ran maupun n sanitasi.C Cara kimia yaitu suatu subs stansi berup pa padatan, , cairan, ata au gas yan ng dicirikan n oleh komp posisi molekul y yang menim mbulkan sua atu reaksi m misalnya, a lkohol, klo r, iodium, etilen oksida, m maupun seny yawa-senya awa fenolik k yang ber rperan seba agai antimik kroba (Pelczar & & Chan, 200 09).

  An ntimikroba merupakan sifat dari suatu baha an yang dap pat mengga anggu pertumbuh han serta me etabolisme mikroorgan nisme (Pelcz zar & Chan n, 2009).

  Fak ktor-faktor yang mem mpengaruhi kerja antim mikroba ad dalah (Pelcz zar & Chan, 200 09).

  1. entrasi / inte ensitas zat a antimikroba a Konse

  Ma akin banyak k konsentra asi bahan k kimia atau i intensitas s arana fisik yang diberikan n pada mikro oba maka ak kan cepat m membunuh s sel-sel mikr oba tersebu ut.

  2. ah mikroorg ganisme Jumla

  Sem makin sing gkat memb unuh mikr oba jika ju umlah mikr robanya se edikit, namun ji ka jumlah mikrobany a banyak m maka akan membutuhk kan waktu yang relatif leb bih lama.

3. Suhu

  Su uhu mempen ngaruhi kee efektifan sua atu disinfek ktan, dengan n pernyataan n: (1) zat kimia merusak m mikroorganis sme melalui i reaksi-reak ksi kimia da an (2) laju r reaksi kimia dip percepat den ngan pening gkatan suhu . 4. es mikroorg ganisme

  Spesie Ma asing-masin ng mikroor rganisme memiliki k kerentanan yang ber rbeda terhadap antimikro oba. Mikro oba yang berspora akan leb ih sulit u untuk dimusnah hkan. 5. n organik ya ang terkand dung

  Bahan Ba ahan organi ik dapat me embantu m mikroba untu uk melindu ungi dirinya a dari bahan-bah han antimik kroba.

  6. pH mi kroba deng gan ph asam m dapat den ngan mudah h dibunuh p ada suhu re endah dan waktu u yang sing gkat dari pad da mikroba yang hidup p pada pH b asa. Cara kerja a zat antimik kroba (Pelc zar & Chan n, 2009): 1. sakan dindin ng sel

  Kerus Str ruktur dind ding sel da apat dirusak k dengan menghamb at pembent tukan dinding s el maupun m mengubah s setelah sele sai terbentu uk.

  2. bahan perme eabilitas sel l Perub

  Ke erusakan m membran ak kan mengak kibatkan p ertumbuhan n sel mati atau terhamba at.

  3. bahan molek kul protein d dan asam nu ukleat Perub

  Pa da suatu ko ondisi terten ntu juga dap pat mendena aturasikan p protein dan asam nukleat da apat merusa ak sel dan tid dak dapat d diperbaiki ke embali.

  4. hambatan ke erja enzim Pengh

  Te lah diketah hui beberap pa zat kim mia yang m mampu men ngganggu r reaksi biokimia suatu mi ikroorganism me, denga an adanya penghamb batan ini maka metabolis sme juga ak kan tergangg gu sampai m mengakibatk kan kematia an sel. 5. hambatan si intesis asam m nukleat da an protein

  Pengh Ap pabila terja adi ganggua an pada as sam nuklea at dan prot tein maka akan berpengar ruh terhada ap materi g genetik yang g memiliki peran sang gat penting g bagi suatu mik kroorganism me karena ak kan mengak kibatkan ker rusakan tota al pada sel.

2.2 Deskr ripsi Tumbu uhan Krem mah (Altern nanthera ses ssilis)

2.2.1 Klas sifikasi Tum mbuhan Kr remah

  Klas sifikasi tum mbuhan krem mah (Cronqu uist, 1981), yaitu: Divi isio : Magnolio ophyta Clas ssis : Magnolio opsida

  Subc classis : Caryoph hyllidae Ordo o : Caryoph hyllales Fam milia : Amantha aceae Gen nus : Alternan nthera Spec cies : Alternan nthera sessil lis

2.2.2 Mor rfologi Tum mbuhan Kr remah

  Tumbuhah k T kremah mer rupakan tum mbuhan sem mak meraya ap dan mem miliki akar tung gang. Daer rah tumbuh hnya di dat aran rendah h hingga ± ± 1000 m d diatas permukaan n laut (Hey yne, 1987). Batangnya berbentuk s silinder, ma asiv, dan be eruas- ruas. Daun n kremah m merupakan daun majem muk, letak daun berha adapan, mem miliki bangun lo onjong, ujun ng daun run ncing dan p pangkal dau unnya runci ing, tulang daun menyirip, serta mem miliki warn na daun hij jau. Bunga anya juga termasuk b bunga majemuk, berbentuk bulir, terle etak pada k ketiak daun n dan ujun g batang, s setiap bunganya memiliki 5 benang sari, tangk ai sari berb bentuk man ngkok, mah hkota berbentuk k bulu, bu unga berwa arna putih kehijauan n. Termasu uk buah k kotak, bentuknya a kecil, dan n berwarna cokelat. B Bijinya berw warna hitam m, dan mem miliki sistem per rakaran tung ggang berw arna putih k kecoklatan ( (Dishut Jab arprov, 201 10).

  

Gambar r 2.1 Tumbu uhan Krema ah (Alternan nthera sess ilis )

  2.2.3 Eko logi Tumbu uhan Krem mah

  Me enurut pene elitian yang g dilakukan oleh Setyo owati et al. (2010), kr remah merupakan n salah satu u gulma tan naman padi. Penelitian tersebut dil lakukan di lahan persawaha an Kecamat tan Polanha arjo, yang menunjukk kan bahwa kremah tum mbuh pada daera ah yang me miliki kada ar air tinggi serta kelem mbaban tingg gi.

  Se lain hidup dilahan yan ng memilik ki kadar air r tinggi, kre emah juga dapat hidup di d dataran ting ggi. Kremah h memang d dianggap se ebagai gulm ma tanaman padi, tetapi kre emah juga dimanfaatk kan oleh m manusia se ebagai sayu uran serta obat tradisional l (Singhet a al ., 2009). K Kremah ma ampu hidup p mulai dar ri dataran re endah sampai ±1 1000 m di at tas permuka aan laut (He eyne, 1987) ).

  2.2.4 Keg unaan Tum mbuhan Kr remah

  Da alam kehidu upan sehar ri-hari, krem mah biasa digunakan n sebagai b bahan pangan ya aitu sebagai sayur maup pun lalab. S Selain itu, o oleh kebany akan masya arakat Indonesia kremah ju ga dimanfa aatkan seba gai obat pe erut mulas, buang air besar berdarah, dan dapat ju uga digunak kan sebagai i obat pendi ngin kepala a (Heyne, 19 987).

  2.2.5 Kan ndungan Tu umbuhan K Kremah

  Me enurut Sing ghet al. (20 009), daun kremah me emiliki bebe erapa kandu ungan yaitu zat b besi, vitami in A dan se erat pangan n. Vitamin A A dalam tu umbuhan kr remah mampu un ntuk mengo obati penya akit rabun s enja bagi p penderita ra abun senja. Serat yang ada p pada tumbu uhan kremah h terbentuk k karena ada anya selulos sa, hemiselu ulosa, pentosa, p pektin, sert ta beberap a polisakar rida dan li ignin yang g mempeng garuhi tekstur dar ri jenis pang gan nabati ( (Rubatzsky & Yamagu uchi, 1998).

  Me enurut Mar rlina et al. (1994), kan ndungan fit tokimia kre emah yang telah diperiksa menunjukk kan bahwa a kremah diduga m mengandung g senyawa dari golongan steroid/ tri iterpenoid, flavonoid, tanin gala at serta sap ponin, yaitu u dari fraksi eter r serta etil a asetat menu unjukkan ad danya flavo nol dengan n gugus hidr roksil diposisi 3 sebagai gl likosida ser rta diposisi 4’ tersubst titusi denga an adanya g gugus hidroksil. Dari fraksi i lainnya ya aitu fraksi n n-heksana y yang terisol lasi yaitu st teroid yang masi ih diduga se ebagai stigm materol.

  Sa aponin yang g terkandun ng dalam tu umbuhan kr remah meru upakan glik kosida yang term masuk dalam m metabolit t sekunder. Saponin te erdiri dari g gugus gula yang memiliki ikatan den gan aglikon n atau sapo ogenin. Sap ponin ini m memiliki kh hasiat yang sang gat bermanf faat yang bi isa digunak kan sebagai antimikrob ba serta anti ivirus karena sa aponin mem miliki sifat t keduanya a sebagai antimikroba a dan anti ivirus (Mardiana a, 20013).

2.3 Ekstra aksi

  Me enurut Dep pkes RI ( (2000), eks straksi mer rupakan pr roses pena arikan kandungan n kimia ya ang larut pa ada pelarut tertentu se ehingga dap pat terpisah h dari bahan ya ang tidak terlarut. Simplisia yang digu unakan un ntuk diekst traksi mengandu ung senyaw wa aktif yan ng digolong gkan kedala am golonga an minyak a atsiri, alkaloid, f flavonoid da an yang lain nnya. Deng an mengeta ahui senyaw wa aktif yan ng ada pada simp plisia maka akan mudah h menentuk kan pelarut y yang akan d digunakan d dalam ekstraksi.

  Ek kstrak itu se endiri meru upakan sed diaan kental l yang dipe eroleh dari hasil ekstraksi senyawa a aktif dari si implisia de engan pelar rut yang se esuai.Depke es RI (2000) me enyebutkan bahwa ada beberapa m metode ekstr raksi, yaitu.

  1. rasi Maser

  Ma aserasi adal lah proses ekstraksi si implisia me enggunakan n pelarut de engan beberapa kali pengad dukan pada suhu ruang g. 2. olasi

  Perko Per rkolasi ada alah ekstrak ksi dengan pelarut ya ang selalu baru pada suhu ruang yan ng hasil kstr rak yang dip peroleh sam mpai 1-5 kal i bahan.

  3. ks Reflu

  Re efluks adalah h ekstraksi dengan pel larut pada su uhu titik did dihnya, bias sanya dilakukan n pengulang gan 3-5 kali .

  4. let Soxhl

  So xhlet adala ah ekstraksi i dengan p elarut yang g selalu bar ru. Ekstrak ksi ini menggun akan alat khusus seh hingga terja adi ekstrak ksi kontinu dengan ju umlah pelarut ya ang relatif k konstan. 5. sti

  Diges Dig gesti adala ah masera si kinetik dengan p pengadukan n kuntinu pada

  o

  temperatu ur lebih ting ggi sekitar 4 40-50 C.

6. Infus

  o

  Inf fus adalah e ekstraksi de engan pelaru ut air pada temperatur 96-98 C se elama waktu 15 -20 menit.

  7. Dekok De sampai tit

  8. Destil De simplisia terkandun kondensa Minyak a corong pe

2.4 Deskr

  Klas Divi Kela Ordo Fam Gen Spes

  au basil yan m negatif d engan wak kstraksi min asarkan per ir dari ketel n menjadi d an dipisahk

  , 1994), yai bakteri aero miliki ukuran berpasangan pada tempe n segar ma al senyawa diakhiri de enyawa ters ir menggun tu : ob obligat n ± 0,6 x 2 n, namun ka eratur aupun yang engan sebut. nakan yang 2 µm, adang

  alah satu b motil. Mem uk tunggal, b ebih lama p dari bahan anan parsia ntinu yang bersama se ampuran ai

  a (Holt et al. ginosa

  ng bersifat m dalam bentu ktu yang le nyak atsiri ristiwa teka l secara kon destilat air kan dari ca

  monas aerug aeruginosa a adalah sa

  yta mycetes monadales monadaceae monas

  ruginosa aeruginosa aeruginosa

  udomonas a aeruginosa

  2.4.2 Mor

  2.4.1 Klas

  omonas aer eudomonas udomonas a

  k batang ata bakteri Gram h infuse de r. adalah ek ap air berda fase uap ai p campuran roleh denga

  rfologi Pseu Bakteri P.

  sifikasi Pseu isi as o mili nus sies

  ripsi Pseudo sifikasi Pse

  B berbentuk termasuk b k ekok adalah tik didih air lasi uap estilasi uap dengan ua ng denagn asi fase uap atsiri diper emisah.

  : Protophy : Schizom : Pseudom : Pseudom : Pseudom : Pseudom berantai p endek. Bak kteri ini dap at tumbuh d dengan cep at pada ber rbagai medi a dan

  o

  tumbuh de engan baik pada suhu 37-42 C (B Brooks et a al. , 2012). D Dinding sel pada bakteri G Gram negat tif lebih kompleks karena te rdapat mem mbranluar yang melindung gi peptido oglikan. M Membran luar tedi iri dari fosfolipid dan lipopolisak karida dan membrane e sel terdiri i dari dua lapis fosfo olipid (Purw woko, 2007).

  Koloni P. a K aeruginosa berbentuk bundar dan n licin berw warna kehij ijauan yang berf fluoresensi. Bakteri ini i juga serin ng menghas silkan pigm men kebirua an tak berfluores sensi, piosi aninyang b berdifusi ke edalam aga ar, namun ada juga yang menghasil lkan pigme en berfluore esensi, piov verdin yang g berwarna kehijauan pada agar. Pada a kultur, P. aeruginosa a dapat meb bentuk kolo oni yang ber rdeda tergan ntung dari aktivi itas biokimi ia yang dila akukan dan enzim yan ng dihasilka an (Brooks e et al ., 2012).

2.4.3 Gam mbaran Kli inis Pseudo monas aeru uginosa

  Ps eudomonas s aeruginos sa terdapat pada tubuh h orang se ehat dan be ersifat

  saprofit, n namun dapa at menyebab bkan penyak kit pada ko ndisi ketaha anan tubuh yang tidak norm mal (Wurya anti & Mu urnah, 2009 9). Bakteri ini sering ditemukan pada penderita diare mau upun pada penderita gastroenrer ristris sehin ngga bakter ri ini

  6

  tergolong dalam pato ogen enterik k. Pada pen nderita yang g menelan suspensi 10 sel atau lebih h akan men ngeluarkann nya bersam ma feses da alam jangk ka waktu 6 6 hari setelah me engkonsum si makanan n yang meng gandung bak kteri P. aer ruginosa (H Husna, 2007).

2.5 Deskr ripsi Bacillu us subtilis

  2.5.1 Klas sifikasi Bac cillus subtil lis

  Klasifikas si B. subtilis s menurut H Holt et al. (1 1994), yaitu : Kingdom : Bacte eria Kelas : Bacil li Ordo : Bacil llales Famili : Bacil laceae Genus : Bacil llus Species : Bacil llus subtilis

  2.5.2 Mor rfologi Baci illus subtill lis

  B. subtilis B memiliki t tebal dindin ng sekitar 33 nm, y yang terdiri i dari beberapa lapisan pep ptidoglikan dan senyaw wa nonpepti idoglikan (P Purwoko, 2 2009).

  Bakteri da ari genus B Bacillus mer rupakan bak kteri Gram positif yan ng menghas silkan spora yan ng berbentu uk oval, ka dang-kadan ng ada yan g berbentuk k bulat ma aupun silinder. B Bakteri B. subtilis m merupakan bakteri G Gram positi if yang m ampu membentu uk spora. E Endospora d dari setiap spesies dar ri genus Ba acillus mem miliki resistensi tinggi pada a kondisi a atau keadaan n buruk. Se etiap sel ba akteri B. su ubtilis memiliki satu endosp pora, dan s sporulasi ti dak dipeng garuhi oleh suhu, pH, serta salinitas ( (Holt et al. , 1994). Sp pora yang dibentuk o oleh B. sub btilis yaitu spora berbentuk k silindris ya ang tidak m enggembun ng atau mem mbengkak (F Fardiaz, 199 92).

  B. subtiliss memiliki diding sel yang terd diri dari pe eptidoglikan n dan

  B

  senyawa n nonpeptidog glikan. Sen nyawa nonp peptidoglika an yaitu po olisakarida, asam teikoat, tei ikuronat, as sam lipoteko oat, asam m mikolat dan g glikolipid (P Purwoko, 2 2007).

2.5.3 Gam mbaran Kli inis Bacillu s subtilis

  Per rnah dilaku ukan penelit tian terhada ap bakteri pe encemar su usu yang ter rdapat didalamny ya salah sat tumya adal lah Bacillus s subtilis ( Suwito, 20 10). B. su ubtilis berperan s sebagai peru usak makan nan pada ro oti yang me enyebabkan roti menye erabut (Pelczar & & Chan, 200 09).