BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - BAB IV V

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Peserta didik yang menjadi subyek penelitian ini adalah peserta didik yang

  memiliki prilaku merokok di sekolah, diambil dari data kelas IX MTs Al-Khairiyah Kaliawi, tahun ajaran 2017-2018.Dokumentasi penelitian menunjukan bahwa peserta didik yang memiliki perilaku merokok sebanyak 6 peserta didik.

  Bentuk prilaku merokok yang sering dilakukan diketahui misalnya peserta didik tidak masuk kelas, meninggaklan kelas sebelum mata pelajaran selesai pada saat itulah kesempatan peserta didik merokok.

  Berdasarkan masalah yang dialami peserta didik tersebut, maka guru bimbingan dan konseling berperan untuk mengatasi perilaku merokok yang kurang baik dan akan berdampak pada kesehatan tubuh. Berdasarkan hasil wawancara peneliti ditemukan 6 peserta didik tersebut mengalami peneurunan setelah dilakukannya konseling oleh guru bimbingan dan konseling. Di MTs Al-Khairiyah Kaliawi, guru-guru telah memberikan layanan konseling kepada peserta didik yang layanan konseling dilaksanakan dengan bekerjasama penuh dengan guru-guru lain, dengan menghimpun data peserta didik yang melakukan perilaku merokok dan memberikan pemahaman kepada peserta didik agar bersikap yang baik dalam berperilaku.

  Sebagaimana yang telah adiketahui bahwa MTs Al-Khairiyah Kaliawi banyak berkumpulnya peserta didik yang berbeda-beda antara lain cara bertingkahlaku, cara bergaul, cara berteman.Agar tidak terjadi kesalahan dalam berprilaku dilingkungan sekolah antara peserta didik, maka daripada itu para guru bimbingan konseling MTs Al-Khairiyah Kaliawi perlu memberikan layanan konseling kelompok dengan Teknik

  

rational emotive behavior therapy secara khusu bagi peserta didik yang memiliki

perilaku merokok.

a. Identifikasi Peserta Didik

  Langkah pertama yang dilakukan oleh guru BK dalam mengatasi perilaku merokok oleh peserta didik di sekolah adalah dengan cara melakukan identifikasi peserta didik. Pengiidentifikasian peserta didik dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling yakni dengan cara melihat absensi dan buku catatan masalah peserta didik mengenai perilaku merokok dan wawancara kepada peserta didik. Dengan cara ini guru BK dapat mengetahui perilaku merokok yang dilakukan oleh peserta didik di lingkunagnan sekolah. Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan oleh guru BK terhadap peserta didik, dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor penyebab perilaku

  

b.Layanan Konseling Kelompok dengan Teknik Rational Emotive Behavior

Therapy

  Setelah melakukan identifikasi terhadap peserta didik maka langkah selanjutnya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi perilaku merokok peserta didik adalah dengan memberikan layanan konseling kelompok dengan rational emotive behavior therapy.Pada saat peroses pelaksanaan layanan konseling kelompok, guru bimbingan dan konseliang sudah mempersiapkan dan melaksanakan langkah-langkah peroses konseling kelompok sesuai dengan teori yang seharusnya. Dimana langkah-langkah tersebut, dapat dikelompokan lagi berdsasarkan tahapannya.Yaitu tahap awal, tahap peralihan, tahap kegiatan, tahap pengakhiran sebagai berikut:

  1. Rapport, menerima kehadiran anggota kelompok secara terbuka, mengucapkan salam, menayakan kabar, dan ucapan terimakasih atas kesediaan menjadi responden.

  2. Memimpin doa.

  3. Rational strategi dalam hal ini pemimpin kelompok menjelaskan mengenai Teknik rational emotive behavior therapy dan tujuan dari teknik rational emotive behavior therapy .

4. Structuring,pemimpin kelompok menjelaskan menhgenai struktur

  pelaksanaan jelasnya konseling kelompok, asas-asas serta kesepakatan

  5. Pemimpin kelompok mengadakan perkenalan, dimulai dari menyebutkan nama dan identitas diri dihadapkan anggota kelompok lainnya.

  6. Pemimpin kelompok dan anggota kelompok menlakukan janji konseling

  dengan menyebutkan masing-masing nama anggota kelompok secara bersamaan.

  7. Pemimpin kelompok menjelaskan topik yang aakn dibahas, adapun topik yang dibahas meliputi perilaku merokok diharapkan semua anggota kelompok mengungkapkan masalah-masalh yang etrkait topik permasalahan yang dihadapi.

  8. Pimpinan kelompok mengungkapkan bahwa kegiatan akan diakhiri, pimpinan dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil kegiatan, membahas kegiatan lanjutan, dan mengemukakan perasaan harapan.

B. Transkip Wawancara dan Analisi Hasil Wawancara

  Langkah-langkah berikutnya dari hasil penelitian adalah mengolah data dan menganalisis data yang diperoleh dari observasi, wawncara dan dokumentasi yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian dilapangan.

  Setelah penulis mempersiapkan semua instrument pengumpulan data yang berupa observasi, wawancara dan dokumentasi kepada responden dari guru bimbingan dan konseling serta peserta didik yang menjadi sasaran di MTs Al- Khairiyah Kaliawi. Sesuai dari rencana guru bimbingan dan konseling MTs Al-Khairiyah Kaliawi serta peserta didik yang telah di konseling, dalam anrtian yang sudah pernah diberikan konseling disekolah tersebut. Jawaban langsung dari hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling MTs Al-Khairiyah Kaliawi, yang menjadi tempat wawancara bagi penulis dan peserta didik di MTs Al-Khairiyah Kaliawi.

  Berikut hasil interview penulis dengan guru bimbingan dan konseliang MTs Al-Khairiyah Kaliawi yaitu ibu Yulianti serta peserta didik di MTs Al-Khairiyah Kaliawi:

  1. Bagaimana guru BK melaksanakan konseling kelompok melalui pemilihan tingkah laku yang akan diubah dengan nmelakukan analisis ABC dan langkah- langkah seperti apa yang ditempuh dalam memnberikan pemahaman dalam mengatasi perilaku merokok kepada peserta didik melalui konseling kelompok dengan teknik rational emotive behavior therapy ?

  Sebagai guru BK disini yang pertama itu adalah mencari permasalahan perilaku merokok peserta didik, konselor mengidentifikasi masalah peserta didik yaitu dengan mengumpulkan peserta didik untuk diberikjan penanganan khusus yaitu konseling kelompok dengan pendekatan rational emotive

  behavior therapy . Yang menghubungkan antara peserta didik yang melakukan

  merokok dan minat belajar. Dan langkahnyabagi peserta didik yang melakukan perilaku merokok tersebut adalah berkolaborasi dengan wali kelas.Setelah itu mengevaluasi serta menindak lanjuti dalam proses konseling kelompok kepada peserta didik tersebut yang melakukan perilaku merokok. Hal ini juga dipertegas oleh peserta didik itu sendiri yang mengungkapkan bahwa perilaku merokok dalam sekolah sering ia lakukan karena bosan di dalam kelas.

  Simpulan wawancara Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa guru BK menganalisis data peserta didik yang terutama memberikan penanganan secara khusus yaitu konseling kelompok dengan pendekatan rational emotive behavior

  therapy dengan peserta didik yang melakukan perilaku membolos langkah yang

  dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling bagi peserta didik yang melakukan perilaku merokok guru bimbingan dan konseling berkolaborasi dengan wali kelas.

  2. Bagaimana ibu sebagai guru BK menetukan data awal untuk merubah tingkah laku peserta didik yang merokok, serta sejauhmana kerjasama guru BK dengan pihak sekolah dalam memberikan penanganan untuk mengatasi perilaku merokok yang kurang baik dalam meningkatkan kedisiplinan belajar?

  Dengan mengetahui faktor penyebabnya, guru BK sedikit tahu bagaimana kondisi permasalahan peserta didik, guru BK langsung mengambilk tindakan preventif dan pengobatan.Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, pencagahan tidak harus dilakukan dengan memberikan hukuman dan peserta didik yang melakukan merokok dilingkungan sekolah . Dan hal tersebut juga ada kerjasama dengan personel sekolah antara lain dengan satpan, wali kelas,untuk pembionaan dan pemahaman kepada peserta didik tentang bahaya nya prilaku merokok. Dan juga bisa diberikan pembinaan kedisiplinan oleh personel sekolah yaitu kepala sekolah dan wakil kepala kesiswaan melalui layanan informasi yakni pada waktu upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari senin diberikan sebelumnya peserta didik masuk kedalam kelas untyuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

  Kesimpulan wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui guru BK lebih menekankan memberi nasihat dan memberikan pendekatan serta arahan serta pembinaan yang baik dalam menangani permasalahan peserta didik yang memiliki prilaku merokok.

  3. Bagaimana ibu sebagai guru BK memberikan jenis penguatan yang diterapkan mengenai permasalahan perilaku merokok dan apakah ada jam khusu bagi guru BK di MTs Al-Khairiyah Kaliawi dalam memberikan layanan bimbingan konseling di kelas kepada peserta didik?

  Cara memberikan penguatan disini yaitu jika peserta didik tidak melakukan merokok lagi, konselor menrikan kata-kata verbal atau pujian dalam menangani permasalahan konselai yang tidak melakukan prilaku merokok. melakukan perilaku merokok dan sebaliknya jika peserta didik yang melakukan perilaku merokok kontrak perilaku sesuai dnegan perjanjian. Pada sat itu juga guru BK memberikan pembinaan tenatang kedisiplinan sebagai peserta didik, bahwa merokok adalah melanggar tata tertib sekolah, guru BK juga memberitahukan pengetahuan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari.

  4. Apasaja reinforcement yang ibu berikan kepada peserta didik agar tidak melakukan perilaku merokok dan peran apa yang seharusnya dilakukan guru bimbingan konseling agar peserta didik dapat mengurangi perilaku merokok?

  Iya, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya diaman peserta idik diberikan penguatan (reinforcement) dengan kata-kata pujian dan hadiah seperti halnya kontrak perilaku yang telah disepakati. Maka dari situ pesertadidik bisa berfikir kembali jika ia melakukan perilaku merokok tersebut maka akan mendapatkan ganjaran yang ia tulis sendiri di dalam kontrak perilaku. Dan hal ini juga dipertegas oleh wali kelas , bahwa peserta didik yang merokok diberikan ganjaran atau hukuman. Di dalam kasus ini guru bimbingan dan konseling sangat penting perannya terutama memberikan penanganan kepada peserta didik yang melakuakn perilaku merokok agar perilaku tersebut bisa dikurangi, dalam bentuk layanan bimbingan konseling kelompok.Dengan itu diharapkan peserta didik yang ber prilaku merokok dapat diatasi sesuai yang diharapkan. Iya, saya selalu mengevaluasi pelaksanaan layanan konseling kelompok yang telah dilaksanakan, agar kendala yang ada bisa diminimalisir pada waktu yang akan dating dan diharapkan berkurangnya atau tidak adalagi peserta didik yang merokok di lingkunagn sekolah.

  Dari hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling diatas, bahwa setelah melaksanakan pelayanan konseling kelompok dalam menagtasia perilaku merokok selalu mengevaluasi kembali agar kendala-kendala yang ada bisa diminimalisir pada waktu yang akan dating dengan harapan dapat berkurangnya perilaku meroakok atau tidak adalagi peserta dididk yang merokok dilingkungan sekolahan.

  6. Apakah sejauh ini ada penurunan dan mengurangnya perilaku merokok peserta didik yang ibu lihat setelah diberikan penanganan melalui konseling kelompok? Sejauh ini kita dapat lihat penurunan dan berkurangnya perilaku merokok peserta didik itu pasti ada, namun sebagaina kecil peserta didik ,memang belum terlihat begitu signifikan perubahannya., tetapi setidaknya dengan diberikannya layanan konseling kelompok ini maka peserta didik sedikit banayak nya dapat mengetahui, bahaya, dampak dan akibat yang akan didapatkan jika merokok terutamanya dampak pada kesehatan tubuh.

  Kesimpulan wawancara: Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa terdapat penurunan perilaku merokok, namun sebagain kecuil peserta didik memang belum terlihat begitu signifikan adanya perubahan dalam perkembangannya.

  

1.Gambaran Perilaku Merokok yang Dialami Oleh Peserta Didik Setelah Proses

Layanan Konseling Kelompok a.Konseli BD

  Perilaku merokok yang dialami oleh BD setelah dilakukan proses layanan konseling yaitu sudah mengalami penurunan perilaku merokok dilingkunagn sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara kepada guru BK,wali kelas, danteman satu kelas juga menunjukan bahwa BD sudah mengalami perubahan mengenai perilaku merokok.Peruabahan perilaku tersebut adalah konseli sudah aktif dikelas setiap hari selalu bersama teman-temann ya dan tidak merokok.Hasil dari dokumentasi berupa absensi peserta didik juga menunjukan bahwa konseli saat ini sudah benar-benar mengalami peneurunan perilaku merokok. b.Konseli MS

  Perilaku merokok yang dialami oleh BD setelah dilakukan proses layanan konseling yaitu sudah mengalami penurunan perilaku merokok dilingkungan sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru BK,wali kelas, dan teman satu kelas juga menunjukan bahwa BD sudah mengalami perubahan bmengenai absensi peserta didik juga menunjukan bahwa konseli saat ini sudah benar-benar mengalami penurunan perilaku merokok. c.Konseli AD

  Perilaku merokok yang dialami oleh AD setelah dilakukan proses layanan konseling yaitu sudah mengalami penurunan perilaku merokok dilingkunagn sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara kepada guru BK,wali kelas, danteman satu kelas juga menunjukan bahwa AD sudah mengalami perubahan mengenai perilaku merokok.Peruabahan perilaku tersebut adalah konseli sudah aktif dikelas setiap hari selalu bersama teman-temann ya dan tidak merokok.Hasil dari dokumentasi berupa absensi peserta didik juga menunjukan bahwa konseli saat ini sudah benar-benar mengalami penurunan perilaku merokok. d.Konseli AS

  Perilaku merokok yang dialami oleh AS setelah dilakukan proses layanan konseling yaitu sudah mengalami penurunan perilaku merokok dilingkunagn sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara kepada guru BK,wali kelas, danteman satu kelas juga menunjukan bahwa AS sudah mengalami perubahan mengenai perilaku merokok.Peruabahan perilaku tersebut adalah konseli sudah aktif dikelas setiap hari selalu bersama teman-temann ya dan tidak merokok.Hasil dari dokumentasi berupa absensi e.Konseli RE Perilaku merokok yang dialami oleh RE setelah dilakukan proses layanan konseling yaitu sudah mengalami penurunan perilaku merokok dilingkunagn sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara kepada guru BK,wali kelas, danteman satu kelas juga menunjukan bahwa RE sudah mengalami perubahan mengenai perilaku merokok.Peruabahan perilaku tersebut adalah konseli sudah aktif dikelas setiap hari selalu bersama teman-temann ya dan tidak merokok.Hasil dari dokumentasi berupa absensi peserta didik juga menunjukan bahwa konseli saat ini sudah benar-benar mengalami penurunan perilaku merokok. f.Konseli AZ

  Perilaku merokok yang dialami oleh AZ setelah dilakukan proses layanan konseling yaitu sudah mengalami penurunan perilaku merokok dilingkunagn sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara kepada guru BK,wali kelas, danteman satu kelas juga menunjukan bahwa AZ sudah mengalami perubahan mengenai perilaku merokok.Peruabahan perilaku tersebut adalah konseli sudah aktif dikelas setiap hari selalu bersama teman-temann ya dan tidak merokok.Hasil dari dokumentasi berupa absensi peserta didik juga menunjukan bahwa konseli saat ini sudah benar-benar mengalami penurunan perilaku merokok.

  C.Pembahasan

1.Analisis Data Hasil Observasi

  Hal-hal peneliti observasi dalam penelitian skripsi ini adalah:

  1. Mengamati proses pelaksanaan kegiatan atau mekanisme kerja bimbingan dan konseling dalam mengatasi perilaku merokok pada 6 peserta didik kelas IX MTs Al-Khairiyah Kaliawi tahun ajaran 2017-2018. Hasil Pengamatan: Pelaksanaan dan mekanisme kerja bimbingan dan konseling adalah:

  a. Mekanisme kerja secara umum adalah tenaga ahli atau instansi lain-kepala sekolah—komite-guru-wali kelas-guru BK-peserta didik sedangkan secara khusus mekanisme kerja guru bimbingan dan konseling yaitu guru piket-wali kelas-guru BK – peserta didik.

  b. Mekanisme kerja gurubimbingan dan konseling dalam mengenai masalah peserta didik maka akan di informasikan kepada wali kelas tersebut, kemudian wali kelas melaporkan kepada guru bimbingan dan konseling secara khusus untuk permasalahan peserta didik yang merokok.Maka wali kelas akan mengidentifikasi dan mengumpulkan data dari peserta didik yang ada dalam kelas tersebut setelah data tersebuty lengkap maka wali kelas maka walikelas melaporkan kepada guru bimbingan dan konseling untuk di tindak permasalahan peserta didik tersebut agar permasalahannya yang sedang di

  2.Mengamati pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan Teknik rational

  

emotive behavior therapy oleh guru bimbingan dan konseling dalam

  mengurangi perilaku merokok.Ke 6(enam) peserta didik kelas IX MTs Al- Khairiyah Kaliawi, tahun ajaran 2017-2018.

  Hasil Pengamatan: Pelaksanaan konseling kelompok dengan menggunakan pendekatan

  

rational emotive behavior therapysudah diterapkan dengan maksimal kepada

  peserta didik yang ber prilaku merokok. Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan layan konseliang kelompok sesuai dengan teknik dalam konsleing yang sudah ada.

  Pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik rational emotive

  

behavior therapydilaksanakan sebanyak 7 sesi konseling diamana pada

pertemuan pertama guru BK membina raport yang baik kepada 6 peserta didik.

  Pada tahap ini sangat penting karena ketika hubungan antara konselor dan konseli terjalin dengan baik maka akan menunjang keberhasilan dalam peroses konseling, dalam pelaksanaannya guru BK MTs Al-Khairiyah Kaliawi sudah baik dalam membina pendekatan pada ke 6 peserta didik dimulai dari guru BK menanyakan pertanyaan netral terlebih dahulu agar peserta didik tidak tegang dan merasa nyaman.

  Pada sesi ke 2 guru bimbingan dan konseloing memfokuskan yaitu guru digunakan pada konseling tersebut yaitu asas kerahasiaan dimana semua permasalahan yang mereka samnpaikan akan dijaga kerahasiaannya dan menggunakan asas keterbukaan dimana mereka diminta terbuka dalam menceritakan permasalahan yang dialami, guru BK dalam pelaksanaannya sudah baik, karena peserta dididk sudah mau mengungkapkan permasalahannya yang menyebabkan mereka merokok di lingkungan sekolah.

  Kemudian pada sesi ke 3 yaitu guru BK merumuskan kesepakatan yang akan di sepakati. Yaitu guru BK mengajak peserta didik merumuskan prilaku yang akandirubah atau dicapai.Dalam konseling ini, peserta didik ingin mengubah perilaku merokok ,selanjutnya merumuskan keepakatan hadiah yang akan mereka terima jika mereka tidak merokok dan merumuskan hukuman yanga akan di dapatkanapabila mereka merokok.

  Pada pelaksanaan konseling di sesi ke 4,5,6 guru BK memberikan treatmen berupa penguatan konseling kelompok dengan meberikan motivasi dan materi mengenai bahayanya berprilaku merokok.

  Selanjutnya pada sesi ke 7 ,guru BK melakukan evaluasi dan terminasi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana sasarna tercapai, apakah proses konseling dapat membantu peserta ddiidk atau tidak setelah itu guru BK dan peserta didik menyimpulkan semua kegiatan yang sudah di lalui dalam proses konseling.

  Hasil pengamatan sarana penunjang dalam ruang bimbingan dan konseling yang ada di MTs Al-Khairiyah Kaliawi adalah 4 pasang meja kursi guru BK , satu set kursi tamu, terdapat ruang khusus untuk melakukan layanan konsleing kelompok, kemudian lemari untuk menyimpan data peserta didik dan 3 kipas angin.

  Kesimpulan: Berdasarkan hasil observasi di ketahui bahwa sarana penunjang layanan BK di MTs Al-Khairiyah Kaliawi secara umum sudah cukup menunjang dan lengkap .Hal ini khusunya karena ruangan guru BK tidak tercampur dengan ruangan guru, staf dan personil sekolah lainnya.

  Berdasarkan uraian analisis dari hasil observasi diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

  1. Pelaksanaan konseling kelompok dengan menggunakan pendekatan rational

  emotive behavior therapy bertujuan untuk mengatasi prilaku merokok

  sudah berjalan cukup baik, dalam proses pelaksanaannya guru BK langkah pertama yang dilakukan yaitu merekap absensi peserta didik yang sering merokok.

  2. Dalam penanganan kasus perilaku merokok ini,guru BK memanggil peserta didik untuk di adakannya layanan konseling kelompok dengan menggunakan teknik rational emotive behavior therapy dalam pelaksanaannya dari awal sampai akhir guru BK sudah baik yaitu guru BK merumuskan rencana yang akan dicapai atau perilaku yang akan di rubah. Pada sesi konseling ke empat,ke lima, keenam konseling memberikan penguatan berupa motivasi dan materi sembari mengamati perubahan perilaku peserta didik dan sesi konseling terakhir guru BK melakukan evaluasi dan terminasi selama proses konseling.

  Sarana dan prasarana cukup menunjang untuk melakukan program bimbingan dan konseling dalam layana konseling kelompok Teknik rational emotive behavior

  

therapy di MTs Al-Khairiyah Kaliawi karena memiliki ruangan konseling khusus

  dalam pelaksanaannya sehingganya akan berjalan maksimal dan konseli merasa

  

  Untuk memperkuat pengolahan data wawancara dan observasi dari guru BK, penulis juga akan menguraikan hasi wawancara dengan peserta didik secara keseluruhan yang telah menjadi responden.Keenam peserta didik tersebut adalah peserta didik yang pernah diberikan konseling eklompok oleh guru bimbingan dan konseling.

  Hasil wawancara dari keenam peserta didik tersebut yang telah sebagai berikut:

  1. Apakah adik pernah diberikan layanan konseling kelompok dengan teknik

  rational emotive behavior therapy khususnya tentang mengatasi perilaku

  merokok di sekolah?

  Hasil Wawancara: Dari keenam peserta didik yang telah diwawancarai oleh penulis mereka menjawab “iya pernah”.Dengan hasil wawancara, pernah diberikan penanganan dalam mengatasi perilaku merokok khusunya tentang kedisiplinan menaati tata tertib sekolah oleh guru BK dalam sesi layanan konseling kelompok dan pada sat guru BK masuk ke dalam kelas.

  2. Apakah adik pernah diberikan penangana tentang perilaku merokok dalam kedisiplinan tata tertib sekolah oleh guru bimbingan dan konseling melaui layanan konseling kelompok?

  Hasil Wawancara: Dari keenam peserta didik yang di wawancarai menjawab”pernah”.Dengan hasil wawancara, pernah diberikan penangnan tersebut agar kami harus rajin dalam belajar di sekolah serta disiplin dengan menaati peraturan sekolah.

  3. Apakah adik merasakan manfaat setelah diberikan layan konseling kelompok oleh guru bimbingan dan konseling tentang prilaku merokok? Hasil Wawancara: Dari keenam peserta didik yang di wawancarai menjawab”ada manfaatnya” , karena setelah kami diberikan penanganan oleh guru BK kami mengurangi merokok di sekolah, tidak meninggalkan pelajaran din kelas sebelum jam selesai.

  4. Selama ini apakah ada penurunan dalam diri adik sendiri yang adik rasakan setelah adik diberikan penanganan-penanganan tentang perilaku merokok oleh guru bimbingan konseling? Hasil Wawancara: Dari keenam peserta didik yang di wawancarai menjawab”sudah ada perkembangan dan penurunan dalam melakukan perilaku merokok”.Setelah diberikan penanganan dan menuruti apa nasehat guru BK tersebut, yang tadinya kami sering merokok dan meninggalkan jam pelajarndi kelas, sekarang kami dapat memahami dan mengerti pentingnya belajar dna pentingnya

  

  Berdasarkan hasil uraian wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan keenam peserta didik tersebut yang menajdi reponden penulis dapat diketahui bahwa , memang benar pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan teknik rational emotive behavior therapy telah diberikan oleh guru dalam mengatasi prilaku merokok peserta didik.Dari prosesnya tersebut terdapat penurunan dan pengurangan tentang perilaku merokok disekolah yang melanggar tata tertib sekolah. Kesimpulan dari pemabahasan ini melalui layanan konseling kelompok dengan teknik rational emotive behavior therapy dalam mengatasi prilaku merokok peserta didik tersebut adalah bahwa peserta ddiik tersebutsudah mulai menunjukan sikap yang baik.

  Berdasarkan instrument observasi guru bimbingan dan konseling MTs Al- Khairiyah Kaliawi, yang peneliti amati diketahui bahwa guru bimbingan dan konseling telah berusaha melaksanakan program kerja bimbingan dan konseling sesuai dengan program layanan bimbingandan konseling yang telah di rancang. Salah satunya adalah konseling kelompok dengan teknik rational emotive behaviotr

  

therapy dalam mengatasi perilaku merokok peserta didik MTs Al-Khairiyah

Kaliawi.

  Namun dari hasil penelitian ini data yang di dapati dari wawancara dan observasi yang dilakukan di MTs Al-Khairiyah Kaliawi, penulis menganalisis bahwa subyek penelitian pada penelitian ini adalah 6 peserta didik yang merokok pada kelas IX di MTs Al-Khairiyah Kaliawi.

  Sesuai dengan permasalahan ke 6 peserta didik tersebut, guru BK menggunakan teknik rational emotive behavior therapy.Pada pelaksanaan layanan konseling kelompok dengan teknik tersebut, guru BK sudah mempersiapkan langkah-langkah dalam peroses konseling yang seseai dengan toeri yang seharusnya.Dimana dalam pelaksanaannya mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: Langkah-langkah dalam konseling kelompok teeknik REBT yaitu sebagai berikut:

  1. Persiapan, meliputi kesiapan fisik dan psikis konselor, temapat dan lingkungan, perlengkapan ,pemahaman klien dan waktu.

  2. Rapport yaitu menjalin hubungan yang baik antara konselor dan konseli sejak permulaan, proses, sampai konseling berakhir yang ditandai dengan adanya rasa aman, hangat, percaya dan saling menghargai.

  3. Pendekatan masalah, diamana konselor memberikan motivasi kepada klien agar bersedia menceritakan masalahnya.

  4. Pengungkapan, konselor mengadakan pengungkapan untuk mendapatkan kejelasan tentang ini permasalahan yang dihadapi oleh konseli.

  5. Dignostik adalah langkah untuk menetapkan latar belakang atau faktor penyebab timbulnya masalah yang dialami konseli.

  6. Prognosa adalah langkah dimana konselor dank lien menyusun perencanaan pemberian bantuan atau pemecahan masalah yang dialami konseli.

  7. Tritmen merupakan realisasi dari langkah prognosa.Atas dasar kesepakatan Bersama dalam mengatasi masalah.

  8. Evaluasi dan tindak lanjut, langkah untuk mengetahui keberjhasilan dan efektifitas konseling yang telah diberikan. Berdasarkan hasil yang di capai maka konselor melakukan tindak lanjut secara lebih tepat

   Dalam pelaksanaannya guru bimbingan dan konseling MTs Al-Khairiyah

  Kaliawi sudah sesuai dengan teori dan prosedur dalam melakukan konseling kelompok yaitu dalam proses konseling guru bimbingan dan konseling pertama sudah sudah siap secara fisik dan psikis, menyiapkan tempat yang nyaman untuk proses layanan konseling mengondisikan lingkungan sekitar dan sudah menyiapkan perlengkapan yang di butuhkan, pada langkah kedua konseling individu guru bimbingan dan konseling sudah baik dalam rapport yaitu menjalin hubungan pribadi yang bai kantar konselor dan konseli sejak permulaan proses, sampai konseling berakhir.

  Konseli tersebut merasa nyaman melakukan layanan konseling setelah itu pada tahapan ketiga konselor sudah mulai melakukan pendekatan masalah yang dialami oleh konseli .Pada tahapan keenam ini konseli menceritakan permasalahannya kepada konselor

  Selanjutnya pada tahapan keeempat konselor biasanya melakukan pengungkapan untuk mendapatkan kejelasan tentang inti masalah klien dengan mendalam yaitu dengan mengenali perilaku merokok konseli dan mengadakan kesepakatan bersama dalam menentukan masalah inti dan masalah sampingan dalam tahapan ini konseli sudah mulai memahami tentang permasalahan dirinya, lalu tahapan kelima guru bimbingan dan konseling tersebut mengikuti prosedur dalam konseling kelompok yaitu diaginastic dimana pada tahap ini konselor berusaha mecari factor yang melatar belakangi permasalahan yang dialami konseli.

  Kemudian pada tahapan konseling kelompok ke enam konselor melakukan

  

progrnosa yaitu konselor merancang rencana pemberian bantuan yang akan di

  berikan untuk membantu permasalahan yang di alami konseli, pada tahap ke tujug konselor memberikan treatment pada konseli yaitu penerapan dari rencana pemberian bantuan di tahap sebelumnya (pada tahap keenam), dalam penerapannya khusus guru BK memberikan treatment teknik rational emotive behavior therapy pada sesi ke tiga karena pada sesi ini di rasa waktu yang tepat, pada tahapan konseling kelompok terakhir yaitu evaluasi dan tindak lanjut, langkah untyk

  Sesuai dengan masalah di dalam perilaku keenam peserta diduk tersebut, disini guru BK mengggunakan layanan konseling kelompok dengan pertemuan tiga kali selama satu minggu. Guru BK melakukan penanganan dengan cara memberikan reward , punishman dan dorongan terhadap keenam peserta didik.

  Pada pelaksanaan layanan konseling kelompok teknik rational emotive behavior ini, guru BK sudah menyiapkan langkah-langkah proses konseling sesuai dengan teori yang seharusnya dimana ada tahap awal ,tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengekhiran.Untuk keenam peserta didik tersebut, selama selama diberi konseling secara kelompok sebanayak 8 kali oleh guru BK, kini peserta didik sudah ada perubahan serta penurunan.

  Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa melalui layanan konseling kelompok dengan teknik rational emotive behaviordapat mengatasi perilaku merokok oleh peserta didik.Meskipun dari keenam peserta didik tersebut sudah banyak mengalami perubahan yang lebih baik, namun giri BK tetap harus memberikan pembinaan dan penanganan yang lebih lagi terhadap peserta didik tersebut agar perilaku merokok tidak diulanagi lagi dan diharapkan peserta didik menjadi lebih baik lagi baik dalam menjaga kesehatan, maupun lingkungan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan

  disimpulkan hasil penelitian.Pelaksanaan Layan Konseling Kelompok Melalui Teknik Rational Emotive Behavior Dalam Mengatasi Perilaku Merokok Peserta Didik Kelas IX Di MTs Al-Khairiyah Kaliawi sudah berjalan dengan baik.

  Dalam penelitian ini terdapat enam peserta didik yaitu MD,AD,AS,RE,ZA dan MS yang menjadi fokus penelitian agar dapat mengubah perilaku lamanya yaitu merokok di lingkungan sekolah.Pada pelaksanaannya guru BK diMTs Al-Khairiyah Kaliawi, pelaksanaan konseling kelompok tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik rational emotive behavior dilaksanakan sebanyak tujuh sesi konseling.

  Pada sesi pertama guru BK membina rapport, selanjutnya sesi konseling kedua guru BK melakukan assesmet, setelah itu pada sesi ke tiga,empat,lima enam guru BK memberikan perubahan dan treatmen yang berupa penguatan konseling kelompok yang berupa motivasi serta memberikan kontrak prilaku yang sudah melakukan evaluasi dan terminasi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauhmana sasaran tercapai.

  B.Saran

  Setelah penulis menyimpulkan pembahasan dalam isi skripsi ini maupun dari hasil penelitian dan hasil dari analisis data maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

  Pihak MTs Al-Khairiyah Kaliawi (kepala sekolah) hendaknya menambah lagi jam kepada guru bimbingan dan konseling untuk masuk kedalam kelas, tujuan untuk lebih mengoptimalkan pengaplikasian kinerja guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaannya untuk memberikan penanganannya dan pemahaman tentang perilaku merokok kepada peserta didik.

  Untuk guru bimbingan dan konseling hendaknya terus meningkatkan kinerjanya dalam memberikan penanganan perilaku merokok kepada peserta didik dan memberikan reward yang sesuai dalam memberikan layanan konseling kelompok agar tercapainya belajar mengajar dengan baik yang dapat peserta didik terapkan di dalam lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.

  Bagi peerta didik, hendaknya bias memahami pentingnya belajar untuk masa depan dan mengerti tentang menjaga kesehatan baik kesehatan diri sendiri maupun oranglain dengan cara menjauhi asap rokok.

  Peneliti selanjutnya, hendak meningkatkan lagi penanganan perilaku merokok