FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

  

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

PADI DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

  

Oleh:

Primadesta Laraningtyas Jati

051324014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

  

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI INDONESIA TAHUN 1995-2005 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Oleh: Primadesta Laraningtyas Jati 051324014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 30 Januari 2010 Penulis,

  Primadesta Laraningtyas Jati

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

  Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Primadesta Laraningtyas Jati NIM : 051324014 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI NDONESIA TAHUN 1995- 2005” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian saya buat pernyataan ini dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 30 Januari 2010 Yang menyatakan Primadesta Laraningtyas Jati

  

MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan  bertekunlah dalam doa!!!  (Roma 12:12)    Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis­habisnya rahmat­Nya  (Rat 3:22)    Jangan takut, sebab Allah menyertai engkau, jangan bimbang, sebab  Aku ini Allahmu, Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong  engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan  kananKu yang  membawa kemenangan.  (Yes 41:10)    Mintalaah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan  mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena  setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari,  mendapat dan setiap orang yang yang mengetok, baginya pintu  dibukakan.  (Mat 7:7­8) 

  

Halaman Persembahan 

    Karyaku ini kupersembahkan kepada: 

  Ibuku yang selalu mensupport aku,,, sehingga aku bisa…..  Kedua adikku: Rosa & Puput… 

  Bapak, Simbah‐Simbok, Lik dan Bulik, serta sepupu‐sepupuku….  Terima kasih buat segala doa dan perhatian kalian, terlebih selama  penyusunan skripsi ini…. 

  God Bless You All… 

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Theresia sehingga atas kehenda-Nyalah penyusunan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

  

PADI TAHUN 1995-2005” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun

  untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari beberapa pihak, penyusunan skripsi ini kurang berjalan lancar. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis sangat ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Theresia buat rahmat dan kasih-Nya yang telah dianugerahkan.

  2. Bapak Drs. T. sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dari seminar penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini.

  4. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi sekaligus Dosen Pembimbing I yang dengan seksama memberikan arahan dan waktu untuk membimbing sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan baik.

  5. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto selaku dosen tamu yang memberikan saran dan arahan dengan sabar dalam skripsi ini.

  6. Seluruh Dosen yang sudah berbagi ilmu: Pak Yoni, Pak Markiswo, Bu Wigati, Pak Joko, Bu Rishe, Pak Singo, Pak Banyu, Pak Herry Mardjo, Pak Supriyanto, Pak Masidjo (Alm), Bu Pri, Bu Lucia, Pak Rio, Romo Spillane, Pak Adimassana, Bu Indah, Bu Cornel, Bu Prem, Pak Pur dan semua dosen yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  7. Mbak Titin yang selalu membantu dan melayani selama menjalankan pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi. Maaf ya mbak ngrepoti terus…

  8. Keluargaku: Ibuku (Bu Mer), Bapak, adik2ku: Ocaiyo & Puput makasih ya buat support, doa, pengorbanan dan perjuangan kalian selama ini. Aku bahagia mempunyai keluarga yang sempurna ini.

  9. Mbah Jarwanto, Mbah Wiro Kakung, Dik Tetra & Dik Dania terima kasih doa kalian dari atas sana.

  10. Seluruh Keluarga besarku: Simbah Putri, Simbok, Mbokde Sup-Pakde Dal, Le Ano-Bulik Mar, Om Agus-Le Atin, Le Wah-Bek Tun, Le Man- Bulik Rin, Le Min-Bulik Sisca, Le Ratno-Le Tri atas doa dan semangatnya. Sepupuku : Mbak Rini-Yuni, Anna-Nandya, Panji-Bayu, Eko-Ari-Aldi-Rahma, Ryan-Dimas, Dion, Jihan atas senyum, keramahan dan kehangatannya.

  11. Teman2 seangkatanku yang udah lulus duluan: Rinda dan Jose (makasih ya udah mau jadi teman terbaik dan selalu berbagi serta melakukan hal2 yang menyenangkan bersama, sekarang aku nyusul kalian ki….), Katrin yang dulu selalu tak repotin terus…. Bu Dosen Nia, Lelly, Andri, Ika dan

  Lesti yang selalu bareng-bareng dari awal walo kalian lebih dulu meninggalkanku gpp…akhirnya aku bisa…Hehe…

  12. Temen2 seperjuanganku : Mery, Kiki, Ita, Tina, Rinto, Ignatius, Anton, Jojo, Bambang, Ari, Munayen, Lia, Hendri, Bina, Dwi makasih ya mau nemenin nunggu dosen kalo lagi mau bimbingan. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua kawan….

  13. Mas Whisnu yang rela mengorbankan judulnya buat aku, mas aku lulus duluan ne… Kapan kamu nyusul???? Ayo skripsimu cepet digarap ra mung golek duit wae…

  14. Buat temen2 yang udah mau berbagi canda tawa denganku: Temen2 mahasiswa Tutor dari Mimika, Pegunungan Bintang dan Kutai Timur (Sieki, Obeth, Ari, Theo, Dola dan semuanya), Temen2 Tentor: Citra, Zhu, Rinda, Lia, Tresno dan Rini. Temen2 angkatan 2006: Penti, Momon, Jalu, Ditya, Aan semuanya deh…. Mas Hendra, Mbak Yus, Mbak Kresen, Mbak Melda, Mbak Santi, Mbak Neni, Mas Istadi, Mas Yosti, Sigit, Mbak Kristin, Mbak Is… Makasih ya makasih…

  15. Teman dan Sahabatku kalo di rumah : Mbak Endri (makasih ya mbak en…udah nemenin di saat susah senangku, terlebih saat2 pentingku dapat gelar Sarjana pokok’e sukses terus buat kamu), Mas Antok, Mbak Esti, Amat, Sidik, Jugil, Mas Wawan, Eta, Aan, Dani, Bethet dan siapapun yang pernah ngajak aku maen (hehe…) Makasih ya udah mau tak repotin, terima kasih buat petemanan kita selama ini, semoga kita bisa menjadi teman selamanya….

  16. Sahabat2ku kalo pas koor : Ratna, Gonel, Yudi “kakak”, Baud, Mei, Evan, Sus, Mas Wawan, Mas Reny, Mas Teguh, Mbak Elin, Sunu, Arum, Mbak Yana, Brigitta, Om Agus, Febry, LehoR, Gendruk, Davit, Bowo, Pandu, Gondrong, Daniel, Ucup pokoke Mudika Ignatius, Perpetoa Choir, Cornelis, Dirgantara kabeh yang ga bisa disebutin satu-satu. Makasih ya aku diajakin latihan koor, senengnya bisa mengenal dan belajar banyak dari dan dengan kalian… 17. Ibu2 Lingkungan Theodorus yang selalu mendoakan dan mensupport saya.

  18. Teman2 PPL Plus (Mas Whisnu, Mbak Tanti, Mbak Vitri, Acong, Pandu, Mbak Dwi, Dion, Bowo dan Wahyu, Heny serta Lelly) thanks buat doa dan smangatnya…

  19. Buat “dia” yang dikirimkan Tuhan padaku….. Buat mereka yang sudah datang dan pergi mengisi hidupku… Makasih ya buat suka-duka yang pernah kalian berikan padaku….

  20. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih buat doa dan bantuannya selama ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  

Halaman Judul …………………………………………………………... i

Lembar Persetujuan …………………………………………………….. ii

Lembar Pengesahan …………………………………………………….. iii

Pernyataan Keaslian Karya ……………………………………………. iv

Pernyataan Persetujuan Publikasi …………………………………….. v

Motto ……………………………………………………………………. vi

Persembahan ……………………………………………………………... vii

Kata Pengantar ………………………………………………………….. viii

Daftar Isi …………………………………………………………………. x

Daftar Tabel ……………………………………………………………... xii

Abstrak ………………………………………………………………….. xiv

Abstract ………………………………………………………………….. xv

  

BAB I PENDAHULUAN………………………………...………….…… 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… 1 B. Batasan Masalah…………………………………………………… 5 C. Rumusan Masalah………………………………………..………... 6 D. Tujuan Penelitian……………………………………………….….. 6 E. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………….. 8

A. Deskripsi Teori……………………………………….……………. 8

  1. Sejarah Pertanian Dunia……………………………………….. 8

  2. Sejarah Pertanian di Indonesia………………………………… 9

  3. Pengertian Pertanian…………………………………………… 11

  4. Kebijakan Perberasan Nasional……………………………….. 12

  5. Arti Penting Tanaman Padi……………………………..……… 15

  6. Manfaat Padi Bagi Kehidupan Manusia……………………….. 16

  7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi…………….. 16

  a. Iklim ………………………………………………………... 16 1) Curah Hujan…………………………………………… 17 2) Temperatur (Suhu)……………………………………… 17 3) Tinggi Tempat…………………………………………… 17 4) Sinar Matahari…………………………………………… 18 5) Angin ……………………………………………………. 18 6) Musim …………………………………………………… 18

  b. Pupuk………………………………………………………… 19

  c. Luas Areal Tanam (Sawah) ..……………………………….. 24

  d. Petani ……………………………………………………….. 25

  B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan……………………………… 26

  C. Kerangka Berpikir…………………………………………………… 27

  D. Hipotesis …………………………………………………………… 30

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………… 31 A. Jenis Penelitian…………………………………………………….. 31 B. Jenis Data dan Sumber Data……………………………………….. 31 C. Waktu Penelitian…………………………………………………… 33

  D. Variabel Penelitian…………………………………………………. 33

  E. Teknik Analisis Data……………………………………………….. 34

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………… 45 A. Analisis Data ………………………………………………………. 45

  1. Pengujian Prasyarat Regresi …………………………………… 45

  a. Pengujian Normalitas ……………………………………… 45

  b. Pengujian Linearitas ………………………………………. 48

  2. Pengujian Asumsi Klasik ……………………………………… 49

  a. Uji Multikolinearitas ………………………………………. 49

  b. Uji Heterokedastisitas ……………………………………… 51

  c. Uji Autokorelasi …………………………………………… 53

  3. Uji Statistik ……………………………………………………. 53

  a. Uji F ……………………………………………………….. 54

  b. Uji T ……………………………………………………….. 55

  2

  c. Uji R ………………………………………………………. 58

  B. Pembahasan ………………………………………………………... 59

  

BAB V PENUTUP………………………………………………………... 70

A. Kesimpulan ………………………………………………………... 70 B. Saran ………………………………………………………………. 71 DAFTAR PUSTAKA

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I.1 Luas sawah irigasi ……………………………………………... 3 Tabel II.1 Sumbangan sektor pertanian terhadap PDB …………………... 12 Tabel IV.1 Descriptive statistic ………………………………………….. 45 Tabel IV.2 Hasil uji normalitas …………………………………………… 46 Tabel IV.3 Hasil uji linearitas ……………………………………………. 48 Tabel IV.4 Hasil uji multikolinearitas ……………………………………. 49 Tabel IV.5 Hasil uji hetesrokedastisitas ………………………………… 51 Tabel IV.6 Hasil uji autokorelasi …………………………………………. 53 Tabel IV.7 Hasil uji F ……………………………………………………. 55 Tabel IV.8 Hasil uji t …………………………………………………….. 56 Tabel IV.9 Hasil uji R

  2

  …………………………………………………… 58 Tabel IV.10 Luas areal tanam dan produksi padi ………………………… 59 Tabel IV.11 Jumlah petani dan Produksi padi ……………………………. 61 Tabel IV.12 Curah hujan dan produksi padi ………………………………. 64 Tabel IV.13 Konsumsi pupuk urea dan produksi padi……………………. 65 Tabel IV. 14 Konsumsi pupuk NPK dan produksi padi…………………… 67

  

ABSTRAK

  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI

  INDONESIA TAHUN 1995-2005 Primadesta Laraningtyas Jati

  Universitas Sanata Dharma 2010

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh luas sawah terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005, 2) pengaruh jumlah petani terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005, 3) pengaruh curah hujan terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005, 4) pengaruh penggunaan pupuk urea terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005 dan 5) pengaruh penggunaan pupuk NPK terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dari data dokumentasi arsip-arsip dalam bentuk time series. Sumber data diperoleh dari: Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Bank Indonesia serta literatur lain yang mendukung. Metode yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah menggunakan model regresi linear berganda.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) variabel luas areal tanam mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005, 2) variabel jumlah petani tidak mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005, 3) variabel banyaknya curah hujan mempengaruhi produksi padi di Indonesia, 4) variabel penggunaan pupuk urea dan 5) variabel penggunaan pupuk npk mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005. Nilai koefisien

  2

  determinasi (R ) sebesar 0.940 ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 94%, sedangkan sisanya 6% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

  

ABSTRACT

  FACTORS THAT INFLUENCE PADDY PRODUCTION IN INDONESIA IN 1995-2005

  Primadesta Laraningtyas Jati Sanata Dharma University

  2010 The purpose of this research is to know: 1) the influence of large planting paddy area towards paddy production in Indonesia in 1995-2005, 2) the influence of the numbers of farmers towards paddy production in Indonesia in 1995-2005, 3) the influence of rainfall towards paddy production in Indonesia in 1995-2005, 4) the influence of Urea fertilizer used towards paddy production in 1995-2005 and 5) the influence of NPK fertilizer used towards paddy production in 1995- 2005.

  The technique to collect data in this research come from files data in time series. The data resource comes from: Statistic Centre Board, The Association of Indonesian Fertilizer Producers and Indonesian Bank. The method used to analyze this data of research is double regression linear model.

  The results of this research are: 1) the variable of the large planting paddy influences paddy production in Indonesia in 1995-2005, 2) the variable of the number of farmers doesn’t influence paddy production in Indonesia in 1995-2005, 3) the variable of rainfall influences paddy production in Indonesia in 1995-2005, 4) the variable of Urea fertilizer use influences paddy production in Indonesia in 1995-2005 and 5) the variable of NPK fertilizer use influences paddy production

  2

  in Indonesia in 1995-2005. The value of determination coefficient (R ) is as big as 0.940, it shows the influence of independent variable influences 94% dependent variable, while 6% is influenced by another variable outside this research.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian di negara Indonesia merupakan salah satu sektor

  yang cukup tangguh, karena pada tahun 1984 sampai dengan 1995 negara ini mampu mencapai swasembada pangan. Namun demikian, peranan sektor pertanian dalam usaha menggerakkan perekonomian selalu ditempatkan sebagai sektor penunjang industri dan diposisikan dalam menyediakan bahan pangan serta bahan baku industri yang berharga murah.

  Sektor pertanian pada saat ini menjadi sorotan karena beberapa alasan. Pertama, pertanian merupakan sektor yang bertanggung jawab menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, sehingga eksistensinya mutlak diperlukan.

  Kedua, sektor pertanian ikut menyediakan bahan-bahan baku bagi sektor industri sehingga proses produksi dapat terus berlangsung. Ketiga, sektor pertanian turut memberi kontribusi meningkatkan devisa negara melalui komoditasnya yang dapat diekspor. Keempat, pertanian merupakan sektor yang menyediakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja pedesaan. Mengingat pentingnya sektor pertanian, sudah seharusnya jika usaha pengembangan sektor tersebut khususnya masyarakat petani diprioritaskan penanganannya (Marshus, B. Y, 1995).

  Kebutuhan bahan pangan akan terus meningkat dalam jumlah dan keragaman mutunya seiring dengan perkembangan populasi serta kualitas hidup masyarakat. Disamping itu, sumberdaya bahan (dan perairan) sebagai basis kegiatan sektor pertanian semakin terdesak oleh kegiatan ekonomi lainnya, termasuk permukiman dan transportasi. Selain masalah lahan, produksi komoditas pangan juga mengalami masalah dan tantangan dalam bidang teknologi, SDM, kegiatan hulu dan hilir, kesejahteraan masyarakat baik produsen maupun konsumen, sistem pasar domestik hingga global.

  Guna meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan taraf hidup petani berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah, yang dimulai dari tahun 1967-1978, di mana sektor pertanian tumbuh sekitar 3,39 persen. Usaha-usaha tersebut antara lain adalah melalui 3 kebijakan yang ditepakan, yaitu: intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi (Arifin, 2004:5).

  Intensifikasi merupakan kegiatan meningkatkan produksi pertanian melalui penggunaan teknologi biologi dan kimia, yaitu pupuk, benih unggul, pestisida, dan herbisida serta penggunan teknologi mekanis seperti traktorisasi dan kombinasi manajemen air irigasi dan drainase. Ekstentifikasi adalah perluasan areal yang mengkonversi lahan tidak produktif menjadi areal persawahan dan pertanian lain. Sedangkan yang dimaksud diversifikasi ialah penganekaragaman usaha pertanian untuk menambah pendapatan rumah tangga petani.

  Namun, usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani serta mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup mengalami kendala kemampuan produksi pangan yang semakin terbatas. Kendala-kendala tersebut meliputi: konversi lahan pertanian, semakin langkanya ketersediaan sumberdaya air untuk pertanian, dan global

  warming . Permasalahan yang pertama adalah konversi lahan pertanian ke

  lahan non pertanian, terutama lahan pertanian di Jawa. Berdasarkan data dari BPS selama periode 1990-1995, jumlah lahan pertanian subur di Jawa yang berubah fungsi mencapai 70.360 hektar (ha), sedangkan berdasarkan survei Bank Dunia menyebutkan 3.4 juta ha lahan beririgasi untuk padi di Jawa sudah dialihfungsikan. Permasalahan kedua yaitu semakin langkanya sumberdaya air untuk pertanian, karena persaingan dengan aktivitas ekonomi lainnya, disamping rendahnya efisiensi manajemen pemanfaatan air dan kepedulian terhadap lingkungan. Karena menurunnya anggaran dana sejak pertengahan tahun 1980-an membuat jaringan irigasi merosot. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, luas sawah dan lahan irigasi di wilayah Indonesia mengalami penurunan. Berikut ini adalah tabel luas sawah irigasi sederhana di Pulau Jawa dan di Indonesia:

  Tabel I.1 Luas sawah irigasi di Pulau Jawa dan di Indonesia Tahun Jawa (Ha) Luar Jawa (Ha) Indonesia (Ha) 2000 656.381 1.018.930 1.675.248

  2001 642.222 998.669 1.640.891 2002 615.389 971.564 1.586.953 2003 606.360 1.151.912 1.758.280 2004 423.148 906.716 1.329.864

  Sumber : Data Penting Padi, 2007

  Permasalahan ketiga adalah Global warming atau pemanasan global, yaitu naiknya suhu di permukaan bumi karena adanya efek rumah kaca dan hal ini akan mengakibatkan suhu di permukaan bumi semakin meningkat, cuaca yang selalu berubah-ubah, dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Cuaca yang selalu berubah-ubah sangat tidak bagus untuk kondisi pertanian, khususnya tamanan padi.

  Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah berhawa panas dan mengandung banyak uap air, atau padi dapat hidup dengan baik di daerah beriklim panas yang lembab. Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang cukup baik, rata-rata 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. Curah hujan yang baik akan membawa dampak positif dalam pengairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi (Prasetyo, 2002: 46).

  Tanaman padi memerlukan unsur makanan (hara) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk mencukupi unsur hara tersebut tanaman memerlukan pupuk. Penggunaan pupuk buatan pabrik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan upaya peningkatan produksi pangan (Suryana, 2003:254). Ada berbagai macam pupuk buatan pabrik yang dapat digunakan petani, diantaranya adalah Urea dan NPK. Pupuk urea baik digunakan karena karena banyak mengandung butir hijau daun yang penting dalam proses fotosintesa, dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan dan cabang) dan menambah kandungan protein hasil panen. Sedangkan pupuk NPK digunakan untuk menggemburkan tanah, membantu daya tahan tanaman terhadap serangan hama, memperkokoh akar, dan memperbanyak malai.

  Sumberdaya manusia (SDM) adalah salah satu faktor produksi yang penting dalam proses produksi. Tanpa SDM tidak akan ada proses produksi, karena SDM adalah pelaku produksi itu sendiri. Dalam bidang pertanian, petani adalah pelaku utama produksi padi. Mereka bekerja dari sebelum proses produksi (menyiapkan lahan) sampai produksi berakhir (panen). Selain itu, petani juga mengetahui cara bercocok tanam yang baik dan benar.

  Tanah adalah faktor kunci dalam pertanian, karena tanah merupakan wahana tumbuhnya berbagai tanaman. Untuk menanam padi diperlukan suatu areal yang disebut sawah. Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, dapat ditanami padi dan palawija / tanaman pangan lainnya (Pustaka Deptan, 2002). Areal tanam yang luas akan menghasilkan padi yang lebih banyak, disamping dibantu dengan menggunakan teknologi pertanian dan cara bercocok tanam yang baik dan benar.

  Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi padi di Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR

  YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI INDONESIA TAHUN 1995-2005”.

B. Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini, dibatasi luas areal tanam (luas sawah) mempengaruhi produksi padi di Indonesia, banyaknya petani mempengaruhi produksi padi di

  Indonesia, curah hujan mempengaruhi produksi padi di Indonesia, penggunaan pupuk urea mempengaruhi produksi padi di Indonesia, penggunaan pupuk NPK mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

C. Rumusan Masalah

  1. Apakah luas areal tanam (sawah) mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005?

  2. Apakah jumlah petani mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005?

  3. Apakah curah hujan mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005?

  4. Apakah penggunaan Urea mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005?

  5. Apakah penggunaan NPK mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005? D.

   Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui pengaruh luas areal tanam (sawah) terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

  2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah petani terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

  3. Untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

  4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Urea terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

  5. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan NPK terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan dan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di Indonesia.

  2. Bagi Akademis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah bahan bacaan dan pengetahuan dalam bidang pertanian.

  3. Bagi Umum Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai pertanian khususnya dalam hal yang berkaitan dengan produksi padi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

  1. Sejarah Pertanian Dunia Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang.

  Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum kuno seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen, di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan pangan.

  Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.

  Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun (Sejarah Pertanian, 2000).

2. Sejarah Pertanian di Indonesia

  Menurut Geertz (1974:51), ada dua sistem pertanian yang berkembang di Nusantara sebelum kolonialisme, yakni sistem perladangan dan sistem persawahan. Ketika orang-orang Belanda datang, sistem pertanian di Nusantara telah relatif terbentuk. Pusat persawahan ada di pedalaman Jawa, sementara semakin ke barat, timur dan utara jumlah sawah sawah semakin sedikit. Kedatangan bangsa Belanda adalah untuk mencari produk pertanian, khususnya di Jawa yang dapat dijual di pasaran dunia. Namun karena Belanda belum pernah berhasil mengembangkan ekonomi ekspor barang pabrik dan Belanda ingin mengembangkan perdagangan dunia maka, Belanda berusaha merangsang pasaran yang luas untuk barang-barang pertanian Indonesia yang laku di pasaran dunia. Mereka menerapkan stuktur ekonomi dualistik untuk rakyat pribumi. Dalam sistem dualistik ini nampak pada sektor ekspor dan sektor domestik. Pada sektor ekspor terdapat kapitalisme administratif, yaitu suatu sistem di mana pemegang modal (orang-orang Belanda) yang mengatur harga penjualan dan upah, mengontrol output serta mendiktekan proses produksi. Sedangkan dalam sektor domestik yang terdiri dari pertanian unit keluarga, industri kecil dan perdagangan domestik berskala kecil. Para petani pribumi yang semula mengusahakan padi dan bahan makanan pokok harus mengganti tanamannya menjadi tamanan perkebunan yang sedang naik harganya di pasaran dunia. Tanah pertanian subsisten pangan semakin mengecil dan akibatnya produksi pangan semakin mengecil jumlahnya.

  Proses kemerosotan usaha tani subsiten ini terus berlanjut pada periode tanam paksa hingga Indonesia merdeka. Ketika dilaksanakan sistem tanam paksa, pemerintahan kolonial Hindia Belanda merancang politik-ekonomi. Dengan cara seperti itu, mereka dapat menghasilkan produk dan pemesaran tanaman ekspor. Upaya meningkatkan akses rakyat terhadap sumber-sumber agraria melalui UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) tahun 1960 merupakan cara radikal dengan memberi peluang berkembangnya usaha tani skala kecil milik rakyat. Hal ini dikarenakan pada UUPA No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang bersangkutan dengan ketentuan Landreform, yaitu ketentuan mengenai luas maksimum-minimum hak tanah dan pembagian tanah kepada petani tak bertanah. Sejak pelaksanaannya, 24 September 1960 para petani mempunyai kekuatan hukum untuk memperjuangkan haknya atas tanah, melakukan pembagian hasil yang adil dan mengolah tanahnya demi kemakmuran.

  Setelah pemerintahan Orde Lama runtuh, diterapkan upaya radikal reforma agraria dengan disahkan dan diterapkanya berbagai undang-undang seperti UU Penanaman Modal Asing, UU Pertambangan dan UU Kehutanan semakin memerosotkan akses rakyat terhadap sumber-sumber agraria yang menjadi alat produksi paling penting bagi usaha tani tanaman pangan rakyat. Bersamaan dengan itu pemerintah Orde Baru juga mengembangkan kebijakan sentralisasi pengelolaan desa yang dilakukan dengan melakukan pengaturan-pengaturan berkaitan dengan kedudukan desa yang berarti merampas otonomi desa (Witoro, 2008).

3. Pengertian Pertanian

  Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumberdaya tumbuhan dan hewan. (Wikipedia, 2000). Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani.

  Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi.

  Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

  Berikut ini adalah tabel sumbangan sektor pertanian terhadap PDB di Indonesia dibandingkan dengan sektor lainnya:

  Tabel II.1 Sumbangan Sektor Pertanian Indonesia terhadap PDB Sumbangan terhadap PDB Berdasarkan Lapangan Usaha

  Industri Listrik, Gas Pertani Pertamban

  Tahun Keuangan Pengolah dan Air an gan

  (%) an Bersih (%) (%)

  (%) (%) 2003 4,63 5,58 5,60 3,32 18,60 2004 4,68 28,23 3,74 6,46 17,72 2005 7,72 45,89 11,13 12,82 5,28 2006 15,10 16,62 10,68 15,63 7,52 Sumber : Bank Indonesia, 2003.

4. Kebijakan Perberasan Nasional

  Berdasarkan data Susenas beras menjadi bahan pangan pokok 95% penduduk Indonesia dan menyumbang konsumsi energi dan protein lebih dari 55%. Konsumsi perkapita beras penduduk Indonesia terus meningkat, misalnya antara tahun 1971-2004 meningkat dari sekitar 105 menjadi 128 kg/kapita/tahun. Usaha tani padi juga memberikan kesempatan kerja dan pendapatan bagi jutaan rumah tangga pedesaan. Pada tahun 2002, sekitar 23 juta dari total 52 juta keluarga di Indonesia terlibat proses budidaya padi.

  Kebijakan perberasan, khusunya peningkatan produksi padi telah dilakukan sejak awal Indonesia merdeka. Ada tiga tonggak kebijakan perberasan nasional, yakni era Orde Lama (1945-1965), Orde Baru (1966-1998) dan liberalisasi perdagangan (1998-sekarang). Pertama pada jaman Orde Lama (1945-1965), pemerintahan jaman Soekarno ini berusaha mewujudkan swasembada pangan khususnya beras dengan membentuk Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE), dengan mengembangkan program kelompok tani, prasarana pertanian, penyuluhan teknologi Panca Usaha Tani serta menyediakan bibit unggul, pupuk dan pestisida. Upaya penting yang dilakukan saat itu adalah kebijakan agraria yang terwujud dalam Undang-Undang Pokok Agraria No.5 tahun 1960, UU No.56 tahun tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian dan UU Perjanjian Bagi Hasil No.2 tahun 1960 dengan cara merombak struktur agraria kolonial dengan cara mencegah terjadinya kesenjangan akses tanah. Program yang cukup berhasil saat itu, yakni program Swa Sembada Bahan Makanan pada tahun 1963/4 yang diwujudkan melalui penyelenggaraan pusat-pusat intensifikasi yang juga menjadi pusat bimbingan Koperasi Produksi Pertanian. Program DEMAS (Demonstrasi Massal) ini dianggap sukses sehingga diperluas 15 kali lipat. Setelah diambil alih oleh KOTOE pada Agustus 1965, program itu disebut BIMAS (Bimbingan Massal) Nasional dan diperluas menjadi 150.000 hektar lahan di pulau Jawa dan luar Jawa (Witoro, 2008).

  Kedua, pada Orde Baru mereka melanjutkan program BIMAS Nasional, namun mereka mengganti menjadi BIMAS Gotong Royong.