FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CENGKEH DI INDONESIA TAHUN 1995-2005 SKRIPSI

  

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME

EKSPOR CENGKEH DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

  

Oleh:

Katarina Srihandayani

NIM 051324019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2009

  PERSEMBAHAN Aku persembahkan skripsi ini kepada:

 Hati YESUS yang maha kudus

  

 Kedua orang tuaku Bapak R. Dwinarto dan Ibu M. Sarti

 Kekasihku Laurentius Rio Kurniawan

 Keluargaku (Pakde, Budhe, Mbak Narti Cs, Mas Tri Cs) dan

semua keluargaku yang turut mendukung dan mendoakan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  MOTTO

“Segala Perkara Dapat Kutanggung Di Dalam DIA

Yang Memberi Kekuatan Kepadaku.”

  

(FILIPI 4:13)

“Hanya pada ALLAH saja kiranya aku tenang, sebab

dari pada-Nyalah harapanku.”

  

(MAZMUR 62:6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, terkecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 22 Juli 2009 Penulis,

  Katarina Srihandayani

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Katarina Srihandayani Nomor Mahasiswa : 051324019

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CENGKEH DI INDONESIA TAHUN 1995-2005” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari sya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 22 Juli 2009 Yang menyatakan, Katarina Srihandayani

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR

  Katarina Srihandayani NIM 05134019

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2009 Tujuan penelitian ini untuk: (1) melihat pengaruh harga cengkeh dalam negeri terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia; (2) melihat pengaruh harga cengkeh dunia terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia; (3) melihat pengaruh jumlah produksi terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia; (4) melihat pengaruh konsumsi cengkeh dalam negeri terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia; dan (5) melihat pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia.

  Sumber data merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari Departemen Pertanian, direktorat Jendral Perkebunan, Badan Pusat Statistik serta literatur lain yang mendukung. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linear berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

  Nilai koefisien (R²) diperoleh hasil sebesar 0,975, yang menunjukan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 97,5%, sedangkan sisanya sebesar 2,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis regresi linear berganda menyatakan bahwa variabel independen yaitu, (1) harga cengkeh dalam negeri mempengaruhi volume ekspor cengkeh di Indonesia; (2) harga cengkeh dunia mempengaruhi volume ekspor cengkeh di Indonesia; (3) jumlah produksi cengkeh mempengaruhi volume ekspor cengkeh di Indonesia; (4) konsumsi cengkeh dalam negeri mempengaruhi volume ekspor cengkeh di Indonesia; dan (5) nilai tukar rupiah terhadp dollar Amerika Serikat mempengaruhi volume ekspor cengkeh di Indonesia.

  Dari penelitian ini penulis menyarankan: (1) pemerintah kiranya mengusahakan agar jumlah produksi cengkeh terus meningkat; (2) peneliti selanjutnya kiranya menambah jumlah tahun penelitian; dan (3) peneliti selanjutnya kiranya menambah variabel-variabel independen di luar penelitian ini.

  

ABSTRACT

FACTORS INFLUENCING THE VOLUME OF CLOVE EXPORT

  

IN INDONESIA IN 1995 – 2005

  Katarina Srihandayani 05134019

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2009 The purposes of this research are to know the influence of: (1) domestic clove price towards the volume of clove export in Indonesia; (2) world clove price towards the volume of clove export in Indonesia; (3) number of production towards the volume of clove export in Indonesia; (4) domestic clove consumption towards the volume of clove export in Indonesia; and (5) rupiah exchange towards US Dollar toward the volume of clove export in Indonesia.

  The secondary data gained from various sources. Some of them are gained from Agricultural Department, General Directory of Plantation, Statistical Center Institution and other supporting literatures. This research used multiple regression linear data analysis. The type of this research was descriptive quantitative research.

2 The coefficient value (R ) was 97,5%. It shows the influence of independent

  variable towards dependent variable 97,5%. Meanwhile the residual is 2,5% gained from other factors beyond this research. The conclusion gained from the result of multiple linear regression analysis states that independent variables: (1) domestic clove price influences the volume of clove export in Indonesia, (2) the world clove price influences the volume of clove export in Indonesia; (3) the amount of clove production influences the volume of clove export in Indonesia; (4) the domestic clove consumption influences the volume of clove export in Indonesia; and (5) the exchange rate of rupiah toward US dollar influences the volume of clove export in Indonesia.

  From this research, the researcher suggests: (1) the government hopefully encourages the volume of clove production increase continuously; (2) the researcher asks to lengthen the amount of research years; and (3) the researcher then hopefully adds independent variable beyond this research.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, rahmat dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

  “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

VOLUME EKSPOR

  

CENGKEH DI INDONESIA TAHUN 1995-2005” dengan lancar. Skripsi ini di

  susun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung penulisan skripsi ini, terutama kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim M. Ed., Ph. D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan juga sebagai dosen pembimbing II serta selaku Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2005 yang telah membimbing dan membantu sampai terselesaikannya skripsi ini.

  3. Bapak Indra Darmawan S. E., M. Si., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan membantu sampai terselesaikannya skripsi ini.

  4. Bapak Y. M. V. Mudayen S. Pd., yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M. Si., selaku pembimbing abstrak dalam bahasa inggris.

  6. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto dan ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti selaku dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi.

  7. Mbak Titin, Mbak Aris dan Pak Wawik yang telah membantu penulis dalam mengurus masalah administrasi selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

  8. Bapak R. Dwinarto dan Ibu M. Sarti selaku orang tua penulis yang telah mendukung dalam material maupun spiritual.

  9. Laurentius Rio Kurniawan yang telah mendukung dengan doa dan cinta (I will love you forever my dear).

  10. Sahabat dan teman-temanku seperjuangan program studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2005 (Primadesta laraningtyas jati, Meri lestari wakerkwa, Kiki

  sugiyanti, Brigitta tidora, Yoani rinda perdani, Florentina ristri, Josephin dian dwi martanti, Veronika andriati, Berlia trio listyawati, Dwi martanti, Nian putriana, Ika kurniawati, Lelly sestyaningrum, Kurnia martikasari, Lesti wulandari, Ludovina maria, Rinto cahyadi, Antonius sudibyo, Ignasius kurniawan, Hendrikus prastokohadi, Andreas raharjo, Ari dwidadi) terima kasih atas bantuan, doa, dukungan dan kebersamaan kalian selama ini.

  11. Mbak Theresia Susanti dan mbak Meldawati Silalahi yang turut membantu penulisan skipsi ini.

  12. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan atau kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

  Yogyakarta, 22 Juli 2009 Penulis,

DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….

  iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………. iv

  MOTTO…………………………………………………………………………

  v

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………… vi HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………….

  vii ABSTRAK……………………………………………………………………... viii

  ABSTRACK……………………………………………………………………

  ix KATA PENGANTAR…………………………………………………………. x

  

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… xiii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………

  xvii DAFTAR KURVA…………………………………………………………….. xvii DAFTAR BAGAN…………………………………………………………….. xviii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… …..

  1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………………....

  1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………...

  5 C. Batasan Masalah…………………………………………………… …..

  6 D. Tujuan Penelitian………………………………………………………..

  6 E. Manfaat Penelitian………………………………………………………

  7 BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………

  9 A. Potensi dan Luas Lahan Cengkeh di Indonesia………………………..

  9 1. Potensi……………………………………………………………...

  9

  2. Luas Lahan…………………………………………………………

  10 B. Jumlah Petani Cengkeh di Indonesia…………………………………..

  12 C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Cengkeh di Indonesia…….

  14 1. Harga Cengkeh Nasional…………………………………………..

  14

  2. Harga Cengkeh Dunia…………………………………………..…

  15

  3. Jumlah Produksi……………………………………………………

  16 4. Konsumsi………………………………………………………….

  18 5. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS…………………………..

  19 D. Penelitian Terdahulu……………………………………………………

  23 E. Kerangka Berpikir……………………………………………………..

  24 F. Hipotesis……………………………………………………………….

  26

  28 BAB III METODE PENELITIAN………………………………………… A. Jenis Penelitian……………………………………………………........

  28 B. Jenis dan Sumber Data ……………………………………………... ..

  28 C. Waktu Penelitian………………………………………………………

  29 D. Variabel Penelitian……………………………………………………

  30 E. Teknik Analisis Data………………………………………………….

  30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………..

  42 A. Analisis Data …………………………………………………………

  42 1. Pengujian Prasyarat Regresi ……………………………………..

  42 a. Pengujian Normalitas………………………………………..

  42

  b. Pengujian Linearitas …………………………………………

  45 2. Pengujian Asumsi Klasik ………………………………………..

  46 a. Uji Multikolinearitas ………………………………………..

  46

  b. Uji Heterokedastisitas ………………………………………

  49

  c. Uji Aoutokorelasi ……………………………………………

  51

  3. Uji Statistik ………………………………………………………

  51 a. Uji F………………………………………………………….

  52

  b. Uji t …………………………………………………………

  53 c. Uji R²………………………………………………………. .

  57 B. Pembahasan …………………………………………………………

  58 BAB V PENUTUP…………………………………………………….

  68 A. Kesimpulan ……………………………………………………..

  68 B. Saran ……………………………………………………………

  70 C. Keterbatasan Penelitian…………………………………………

  71 DAFTAR PUSTAKA

  DAFTAR TABEL

  Tabel II. 1 Persentase luas lahan pertanian untuk cengkebunan………...... 10 Tabel II. 2 Luas lahan cengkeh menurut kepemilikan……………………... 11 Tabel II. 3 Jumlah petani di perkebunan cengkeh menurut propinsi……… 12 Tabel II. 4 Kontribusi produksi cengkeh di daerah-daerah ………………

  13 Tabel II. 5 Fluktuasi harga cengkeh di pasar dunia ……………………...

  16 Tabel II. 6 Perkembangan konsumsi cengkeh di Indonesia……………...

  18 Tabel IV. 1 Descriptive statistic……………………………………………. 42 Tabel IV. 2 Hasil uji normalitas……………………………………………. 43 Tabel IV. 3 Hasil uji linearitas……………………………………………... 45 Tabel IV. 4 Hasil uji multikolinearitas…………………………………….. 46 Tabel IV. 5 Hasil uji heterokedastistisitas…………………………………. 49 Tabel IV. 6 Hasil uji autokorelasi………………………………………….

  51 Tabel IV. 7 Hasil uji F……………………………………………………..

  53 Tabel IV. 8 Hasil analisis uji t……………………………………………..

  54 Tabel IV. 9 Hasil uji R²……………………………………………………

  57 Tabel IV. 10 Harga cengkeh dalam negeri dan ekspor cengkeh…………….

  59 Tabel IV. 11 Harga cengkeh dunia dan ekspor cengkeh……………………. 61 Tabel IV. 12 Jumlah produksi cengkeh dan ekspor cengkeh………………..

  63 Tabel IV. 13 Konsumsi cengkeh dan ekspor cengkeh………………………

  65 Tabel IV. 14 nilai tukar rupiah dan ekspor cengkeh………………………...

  67

DAFTAR KURVA

  Kurva II.1 Kurva penawaran……………………………………………… 17

  DAFTAR BAGAN

  Bagan II. 1 Bagan kerangka berpikir…………………………………… 26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, hal itu dilihat dari besarnya

  sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar. Hal tersebut dapat dilihat pada tahun 2003-2004 yang menunjukan sumbangan sektor pertanian terhadap PDB sebesar 15,68% (Departemen pertanian/Deptan, 2004). Selain itu, sejak dulu Indonesia juga memiliki banyak tanaman, baik tanaman rempah-rempah maupun tanaman non rempah-rempah.

  Kemudian, Indonesia juga banyak mengembangkan jenis tanaman perkebunan yang tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga digunakan sebagai salah satu komoditi ekspor. Salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga digunakan sebagai salah satu komoditi ekspor yaitu cengkeh.

  Cengkeh menjadi salah satu komoditas ekspor yang sangat penting karena cengkeh memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pendapatan negara. Dalam pangsa pasar, nilai ekspor cengkeh menduduki urutan kelima yaitu sebesar US$12,564 ribu setelah kelapa sawit sebesar US$1.500,481 ribu, karet sebesar US$1.228,321 ribu, kakao sebesar US$498,827 ribu, kelapa sebesar US$261,704 ribu (Deptan, 2004).

  Selain itu, cengkeh banyak digunakan oleh bangsa-bangsa seperti Eropa dan Asia. Di Eropa dan Asia cengkeh digunakan sebagai bumbu masak dan obat, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Selain itu, cengkeh juga digunakan sebagai bahan rokok kretek serta sebagai bahan dupa di Cina dan Jepang. Sebagai komoditas ekspor, jumlah produksi dan konsumsi cengkeh juga mengalami naik turun seperti halnya komoditas ekspor yang lain.

  Dalam hal produksi, selama periode 1995-1997 Indonesia menunjukkan penurunan yaitu dari 90.007 ton menjadi 72.685 ton, kemudian meningkat pada tahun 1998 menjadi 76.471 ton. Namun kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2000 dan 2006 menjadi sebesar 59.479 ton dan 59.878 ton kemudian meningkat lagi pada tahun 2002 menjadi 79.009 ton.

  Sedangkan dalam hal konsumsi, konsumsi cengkeh di Indonesia dibedakan atas konsumsi rumah tangga dan konsumsi industri pengolahan.

  Industri pengolahan yang menggunakan cengkeh terutama adalah industri rokok kretek. Perkembangan konsumsi cengkeh selama periode tahun 1970- 2005 meskipun berfluktuasi namun cenderung meningkat dengan rata-rata kenaikan sebesar 11,19% per tahun. Hal ini kemungkinan besar terkait dengan terjadinya pertumbuhan jumlah pelaku usaha industri rokok kretek di

  Volume ekspor cengkeh Indonesia sejak tahun 1970 sampai dengan tahun 1997 sangat kecil dan stabil pada kisaran rata-rata 632,96 ribu ton per tahun. Namun, karena tingginya kebutuhan akan cengkeh untuk industri rokok kretek menyebabkan Indonesia harus mengimpor cengkeh, sehingga volume impor cengkeh lebih besar dibandingkan volume ekspornya yaitu mencapai puncaknya pada tahun 1975 sebesar 28,95 ribu ton. Untuk meningkatkan volume ekspor cengkeh yang sangat kecil tersebut, pemerintah melakukan usaha peningkatan jumlah produksi cengkeh yang kemudian berdampak pada melimpahnya hasil produksi cengkeh mulai tahun 1988, dan membawa akibat dimana volume ekspor cengkeh melebihi volume impornya. Pada saat panen besar dalam negeri, ekspor cengkeh meningkat seperti yang terjadi pada tahun 1998 dan tahun 2003. Volume ekspor tertinggi di Indonesia terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar 20.157 ton (Ditjenbun, 2004).

  Adanya ekspor cengkeh tersebut pasti tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, jumlah produksi, harga cengkeh nasional, harga cengkeh dunia dan konsumsi. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mempengaruhi ekspor karena tinggi rendahnya kurs atau nilai tukar ikut menentukan berapa uang rupiah yang akan diterima kalau seseorang menjual barang atau jasa ke luar negeri (ekspor) dan kalau mau membeli barang dari luar negeri. Dengan demikian jelas bahwa tinggi rendahnya nilai tukar rupiah

  Faktor selanjutnya yang mempengaruhi ekspor adalah jumlah produksi. Ekspor terjadi apabila suatu negara mampu menghasilkan berbagai barang dan jasa yang melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam negeri dan mengekspor kelebihannya. Jadi, jumlah produksi juga sangat berpengaruh sekali terhadap ekspor.

  Faktor lain yang mempengaruhi ekspor cengkeh yaitu harga cengkeh nasional, harga cengkeh dunia, dan konsumsi. Harga cengkeh nasional mempengaruhi ekspor cengkeh karena apabila harga di dalam negeri lebih rendah dari harga di pasar internasional, maka produsen akan cenderung memproduksi untuk kebutuhan ekspor karena mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Namun ketika harga di dalam negeri lebih tinggi dibanding harga di pasar internasional, maka hal ini akan mendorong impor karena membeli lebih murah daripada memproduksi sendiri (Gilarso, 2002).

  Seperti halnya harga cengkeh nasional, harga cengkeh dunia juga mempengaruhi ekspor cengkeh. Apabila harga cengkeh di luar negeri lebih tinggi daripada di dalam negeri, maka produsen cengkeh akan cenderung mengekspor cengkeh tersebut daripada dijual di dalam negeri. Seperti pada tahun 1987-1994 harga cengkeh dunia mengalami kenaikan sehingga Indonesia giat melakukan ekspor (Ditjenbun, 2004).

  Konsumsi mempengaruhi ekspor karena apabila jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi di dalam negeri sudah cukup dan terjadi kelebihan, lebih untuk di konsumsi di dalam negeri. Seperti halnya pada cengkeh, apabila masyarakat dalam negeri (Indonesia) sudah cukup dalam mengonsumsi cengkeh tersebut dan terjadi kelebihan, maka Indonesia akan memilih mengekspor cengkeh tersebut ke luar negeri.

  Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan membahas lebih lanjut tentang “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME

  EKSPOR CENGKEH DI INDONESIA TAHUN 1995-2005”.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana pengaruh harga cengkeh nasional (dalam negeri) terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005?

  2. Bagaimana pengaruh harga cengkeh dunia (luar negeri) terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005?

  3. Bagaimana pengaruh jumlah produksi cengkeh terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005?

  4. Bagaimana pengaruh konsumsi cengkeh dalam negeri terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005?

  5. Bagaimana nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat mempengaruhi volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005?

  C. Batasan Masalah

  Dalam penelitian ini, dibatasi dalam harga cengkeh dalam negeri mempengaruhi volume ekspor cengkeh, harga cengkeh luar negeri mempengaruhi volume ekspor cengkeh, jumlah produksi cengkeh mempengaruhi volume ekspor cengkeh, konsumsi cengkeh mempengaruhi volume ekspor cengkeh, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat mempengaruhi volume ekspor cengkeh tahun 1995-2005.

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh harga cengkeh nasional (dalam negeri) terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005.

  2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh harga cengkeh dunia (luar negeri) terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005.

  3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh jumlah produksi cengkeh terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005.

  4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh konsumsi cengkeh dalam negeri terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005.

  5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat terhadap volume ekspor cengkeh di Indonesia tahun 1995-2005.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat yang cukup berarti bagi pihak-pihak antara lain:

  1. Bagi Pemerintah Dapat memberikan pertimbangan kepada pemerintah untuk dapat mengambil kebijakan yang tepat ketika akan melakukan kebijakan yang menyangkut ekspor cengkeh dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup.

  2. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor cengkeh, serta alat untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor cengkeh.

  3. Bagi ilmu Pengetahuan Sebagai pertimbangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan ekspor cengkeh, serta sebagai tambahan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor cengkeh dalam hubungannya dengan pengembangan ekspor cengkeh dan upaya untuk meningkatkan pendapatan negara.

  4. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini dapat menambah referensi koleksi perpustakaan

  Dharma serta pihak-pihak yang membutuhkan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor cengkeh di Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Potensi dan Luas Lahan Perkebunan Cengkeh di Indonesia

1. Potensi

  Indonesia memiliki potensi yang besar untuk ditanami tanaman, baik tanaman perkebunan maupun tanaman non perkebunan. Salah satu tanaman perkebunan yang sangat berpotensi di Indonesia adalah cengkeh. Potensi dan prospek pengembangan cengkeh di Indonesia mengacu pada pohon industri cengkeh. Potensi tersebut berada di daerah-daerah di Indonesia yang memang sudah menjadi pusat perkembangan cengkeh.

  Berikut ini adalah peta yang menunjukkan daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk ditanami cengkeh.

  Daerah-daerah tersebut yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimanatan Barat, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Irian Barat, Papua dan Maluku

  Gambar II. 1 Peta Daerah Potensi Cengkeh di Indonesia Sumber: Ditjenbun, 2004.

2. Luas Lahan Luas lahan pertanian cengkeh di Indonesia cukup luas.

  Namun berdasarkan pengamatan departemen perkebunan Republik Indonesia, pada tahun 1990-2000 luas lahan yang digunakan untuk perkebunan cengkeh sedikit menurun tetapi tetap berkisar 2% dari total luas lahan pertanian Indonesia.

  Berikut ini adalah tabel presentase luas lahan pertanian untuk cengkeh tahun 1990-2000.

  Tabel II. 1 Presentase luas lahan pertanian untuk cengkeh tahun 1990-2000 Tahun % Lahan Cengkeh terhadap total luas lahan pertanian 1990 2,05 1991 2,54 1992 2,24 1993 2,12 1994 2,29

  Tahun % Lahan Cengkeh terhadap total luas lahan pertanian 1995 2,22 1996 2,01 1997 2,03 1998 2,03 1999 1,98 2000 1,90

  Sumber: Departemen Perkebunan, 2004.

  Sedangkan berdasarkan kepemilikannya, sebagian besar lahan cengkeh dimiliki oleh petani kecil dan sedikit sekali yang dimiliki oleh swasta dan pemerintah. Pada tahun 2000, lebih dari 90% lahan cengkeh dimiliki oleh petani kecil. Sebagian besar lahan yang diperuntukkan bagi penanam cengkeh 81,6% terdapat di tiga pulau yaitu di pulau Sulawesi seluas 33,8%, Jawa seluas 32,5%, dan Sumatera seluas 15,3% (Ditjenbun, 2004).

  Berikut ini adalah tabel luas lahan cengkeh menurut kepemilikan tahun 1992-2000.

  Tabel II. 2 Luas lahan cengkeh menurut kepemilikan tahun 1990-2000 Tahun Lahan (Ha) Petani Kecil Pemerintah Swasta Total 1992 592.446 3.086 12.244 608.350 1993 556.496 2.307 12.143 571.047 1994 520.012 2.221 9.756 534.376 1995 491.563 504 10.420 501.823 1996 479.379 1.914 8.068 491.713 1997 447.549 1.928 7.048 457.542 1998 419.827 1.860 7.048 428.735 1999 420.850 1.860 7.048 429.758 2000 420.975 1.860 7.048 429.883 Sumber: Departemen Perkebunan, 2004.

B. Jumlah Petani Cengkeh di Indonesia

  Karena jumlah luas lahan pertanian cengkeh di Indonesia cukup luas, maka tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah petani cengkeh di Indonesia juga cukup banyak. Menurut departemen pertanian tahun 2004, jumlah petani cengkeh pada tahun 1999 adalah sebanyak 1.198.900 orang atau 3,1% (1,3% dari sektor formal) dari total petani di sektor pertanian. Lebih dari separuh petani cengkeh bekerja di dua propinsi yaitu Jawa Tengah 394.464 orang (32,9%) dan Jawa Barat 240.122 orang (20%). Sedangkan pada tahun 2002 menunjukkan bahwa jumlah petani cengkeh pada tahun 2002 adalah sebesar 1.480.000 orang atau meningkat sebesar 23,5% dari periode 1999.

  Berikut ini adalah data jumlah petani di perkebunan cengkeh menurut propinsi di Indonesia Tahun 1999.

  Tabel II. 3 Jumlah petani di perkebunan cengkeh menurut propinsi di Indonesia Tahun 1999 No Propinsi Jumlah petani (orang) (%)

  1 Jawa Tengah 394.464 32,9

  2 Jawa Barat 240.122 20,0

  3 Sulawesi Tenggara 87.093 7,3

  4 Bali 72.088 6,0

  5 Sulawesi Selatan 63.919 5,3

  6 Maluku 47.377 4,0

  7 Aceh 46.624 3,9

  8 Jawa Timur 38.582 3,2

  9 Sulawesi Tengah 33.260 2,8

  10 Lampung 31.140 2,6

  11 Nusa Tenggara Timur 30.506 2,5

  No Propinsi Jumlah petani (orang) (%)

  13 Bengkulu 23.850 2,0

  14 Lain-lain 60.688 5,1 Total 1.198.856 100 Sumber: Departemen Pertanian, 2004.

  Dari beberapa daerah produsen cengkeh yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung,

  Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimanatan Barat, Kalimantan Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi

  ,

  Selatan, Maluku Utara, Irian Barat, Papua dan Maluku setiap daerah tersebut memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap produksi cengkeh. Dari daerah-daerah tersebut, yang memberikan kontribusi terbesar untuk produksi cengkeh yaitu Sulawesi selatan sebesar 16,36%, peringkat kedua Sulawesi utara sebesar 12,74% dan peringkat ketiga diduduki oleh Sulawesi tengah sebesar 12,32% (Deptan. 2004)

  Berikut ini adalah data persentase kontribusi produksi cengkeh di daerah-daerah produsen cengkeh di Indonesia tahun 2001-2005.

  Tabel II. 4 Kontribusi produksi cengkeh di daerah-daerah produsen cengkeh di Indonesia tahun 2001-2005 No Daerah Produksi Cengkeh (%)

  1 Sulawesi selatan 16,36

  2 Jawa barat 7,35

  3 Sulawesi utara 12,74

  4 Jawa tengah 6,92

  No Daerah Produksi Cengkeh (%)

  5 Sulawesi tengah 12,32

  6 Bali 5,79

  7 Jawa timur 9,16

  8 Maluku utara 3,72

  9 Maluku 9,00

  10 Lainnya 16,65

  Total 100 Sumber: Departemen pertanian, 2004.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Cengkeh di Indonesia

1. Harga Cengkeh Nasional (Dalam Negeri)

  Tentang harga cengkeh nasional, Deptan (2004) menyatakan sebagai berikut:

  Pada periode 1987-1991 harga cengkeh di pasar domestik masih stabil pada kisaran rata-rata Rp5.900,00/Kg. Dengan adanya peningkatan luas areal akibat dampak ekstensifikasi program swasembada cengkeh, produksi cengkeh dalam negeri cukup sehingga pemerintah mengambil kebijakan pengendalian harga dengan cara membentuk Badan Penyangga Pemasaran Cengkeh (BPPC) pada tahun 1992. Melalui BPPC ini, ditetapkan bahwa harga pembelian cengkeh dari tingkat petani adalah sebesar Rp2000,00/Kg sampai Rp3.500,00/Kg. Harga ini dianggap terlalu rendah bagi petani sehingga menurunkan motivasi para petani cengkeh untuk meningkatkan produksinya.

  Di lain pihak, kebutuhan cengkeh untuk industri rokok kretek justru semakin meningkat yang disertai dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, sehingga pada tahun 1997 harga cengkeh mulai bergerak naik.

  Tinggi rendahnya harga barang di dalam negeri akan mempengaruhi jumlah barang yang di ekspor. Apabila harga di dalam negeri tinggi, maka pemerintah atau produen akan cenderung menjual di dalam negeri, namun sebaliknya apabila harga di dalam negeri rendah maka mereka akan cenderung melakukan ekspor.

2. Harga Cengkeh Dunia

  Indonesia merupakan produsen cengkeh terbesar di dunia, selain Madagaskar dan Tanzania. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase pangsa pasar yang dimiliki oleh Indonesia yaitu sebesar 63,0%, sedangkan pangsa pasar yang dimiliki oleh Madagaskar adalah sebesar 19,7% dan Tanzania sebesar 12,6%. Karena pangsa pasar cengkeh yang dimiliki oleh Indonesia lebih besar dibandingkan negara-negara lain, oleh karena itu Indonesia dapat mempengaruhi fluktuasi harga cengkeh dunia.

  Tentang harga cengkeh dunia, Deptan (2004) menyatakan sebagai berikut:

  Harga cengkeh dunia mengalami fluktuasi dan menunjukkan trend naik pada tahun 1987-1994 yang disebabkan pasokan cengkeh dari Indonesia menurun. Pada tahun 1996 terjadi penurunan harga yang drastis hingga mencapai US$ 0,21/Kg. Tetapi seiring dengan pergerakan harga di dalam negeri (Indonesia), terjadi kenaikan harga di pasar dunia karena harga minyak cengkeh di pasar dunia sangat ditentukan oleh harga bunga cengkeh di dalam negeri.

  Harga cengkeh dunia juga berhubungan dengan ekspor cengkeh, apabila harga cengkeh dunia meningkat maka ekspornya juga cenderung meningkat. Berikut ini adalah data fluktuasi harga cengkeh di pasar dunia dari tahun 1987-1994.

  Tabel II. 5 Fluktuasi harga cengkeh di pasar dunia dari tahun 1987-1994 Tahun Harga Cengkeh Dunia (US$/Kg) 1987 1,66 1988 1,66 1989 1,56 1990 1,84 1991 2,07 1992

  1.46 1993 1,58 1994 2,86 Sumber: Depertemen Pertanian, 2004.

3. Jumlah Produksi

  Tentang produksi, Gilarso (2002:83) menyatakan sebagai berikut:

  Produksi adalah mencakup setiap usaha manusia menghasilkan barang dan/atau yang secara langsung atau tidak langsung berguna untuk memenuhi suatu kebutuhan manusia. Definisi diatas dapat diringkas menjadi: production creates utility, produksi menghasilkan sesuatu yang (langsung atau tak langsung) berguna, yaitu mampu memenuhi suatu kebutuhan manusia.

  Dengan adanya jumlah produksi yang dihasilkan tersebut, maka akan menentukan harga barang yang ditawarkan. Gilarso (2002:116) menyatakan bahwa “pada umumnya para penjual mau

  menjual lebih banyak pada harga tinggi daripada pada harga

  rendah”. Apabila jumlah produksi meningkat, maka ekspor akan cenderung meningkat.

  Kurva II. 1 Kurva penawaran barang X ( Sumber: Gilarso, 2002:117)

  Kurva di atas mengilustrasikan penawaran terhadap barang X, yang menunjukan semakin tinggi harga jual, semakin banyak pula jumlah barang yang dijual atau ditawarkan. Pada harga jual sebesar Rp5.000 produsen atau penjual akan menjual barang X sebanyak 1 unit, pada harga yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp10.000 produsen akan menjual sebanyak 6 unit, pada harga yang lebih tinggi lagi yaitu Rp15.000 dan Rp20.000 produsen akan menjual sebanyak 9 dan 11 unit, dan pada harga tertinggi yaitu sebesar Rp25.000 produsen akan menjual 12 unit.

4. Konsumsi

  Pada dasarnya konsumsi adalah kegiatan menghabiskan nilai guna barang dan jasa. Gilarso (2002:404) menyatakan bahwa “konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa yang langsung

  dapat memenuhi kebutuhan manusia. Juga dipakai untuk pengeluaran masyarakat (para konsumen) untuk membeli barang/jasa konsumsi”

  Konsumsi dapat mempengaruhi ekspor maupun impor, hal tersebut dikarenakan konsumsi merupakan permintaan masyarakat.

  Permintaan ini akan secara langsung mempengaruhi penawaran yang dihasilkan oleh produsen. Jika permintaan banyak sedangkan penawaran barang tersebut terbatas maka mendorong impor untuk memenuhi seluruh permintaan, tetapi jika permintaan dalam negeri terbatas sedangkan jumlah penawaran barang tersebut banyak, maka lebihnya dari permintaan tersebut akan diekspor.

  Berikut ini data perkembangan konsumsi atau data tentang kebutuhan cengkeh di Indonesia tahun 1980-2005.

  Tabel II. 6 Perkembangan konsumsi cengkeh di Indonesia tahun 1980-1994 Tahun Konsumsi (Ton) 1980 43.793 1981 43.793 1982 40.726 1983 41.490 1984 47.306

  Tahun Konsumsi (Ton) 1985 54.644 1986 50.999 1987 71.162 1988 78.662 1989 55.155 1990 65.815 1991 79.138 1992 72.336 1993 66.671 1994 77.712

  Sumber: Depertemen Pertanian, 2004.

5. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat

  Perubahan nilai tukar berpengaruh terhadap ekspor dan impor. Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar.

  Apabila transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta asing akan berubah sesuai dengan perubahan permintaan dan penawaran secara langsung akan mempengaruhi nilai ekspor dan impor, hal ini terjadi karena di dalam nilai kurs. Selain hal di atas juga dipengaruhi oleh perubahan dan permintaan valuta asing.

  Berdasarkan uraian di atas, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dapat dibedakan menjadi dua: