HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF TERHADAP PAKAIAN PADA SISWI SMU STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN
PERILAKU KONSUMTIF TERHADAP PAKAIAN
PADA SISWI SMU STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Natalia Kristanti
NIM: 029114139
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Dia sanggup mengubah apa yang tidak mungkin menjadi suatu keajaiban atas keagungan nama-Nya
Dia sanggup memulihkan, memperbaiki dan mendampingi hidupku saat ini sampai selamanya ( stories from Heaven ) Jangnlah cemas, janganlah takut.
Di dalam Tuhan berlimpah rahmat.
Janganlah cemas, janganlah takut.
Serahkan Tuhan. ( Taize : Nada te turbe) Jiwa yang penuh cinta tak akan pernah lelah.
(Taize : El alma)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Karya tulis ini kupersembahkan untuk : W Tuhanku, Yesus Kristus Sang Maha Cinta.
W Ayah R ibuku, Bapak Yohanes Sisworo dan Ibu Maria Theresia Kartini yang dengan tulus memberikan doa dan kasih sayang demi keberhasilanku selama ini dan sampai nanti.
R W Kakak-kakakku; Mba Wati, Mba Sisca Mas Dandi, Mas Heri, terimakasih atas perhatian dan dorongan semangatnya.
W Sahabat, teman R saudara yang selalu setia memberikan dukungan doa dan semangat.
R W Abraham Pinzon, terimakasih atas cinta perhatian yang indah selama ini.
W Semua orang yang menyayangiku. Thank you…..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF TERHADAP PAKAIAN PADA SISWI SMU STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA Natalia Kristanti 0291114139 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan
perilaku konsumtif terhadap pakaian pada siswi SMU Stella Duce 2 Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.
Variabel dalam penelitian ini adalah konsep diri dan perilaku konsumtif.
Kedua variabel diukur dengan menggunakan skala. Koefisien reliabilitas skala konsep diri adalah sebesar 0,936 sedang koefisien reliabilitas skala perilaku konsumtif sebesar 0,963. Validitas skala konsep diri dan skala perilaku konsumtif menggunakan indeks daya beda item≥ 0,30 dan ≥ 0,27.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara konsep
diri dan perilaku konsumtif. Semakin positif konsep dirinya maka semakin rendah perilaku konsumtifnya, sebaliknya apabila konsep dirinya negatif maka perilaku konsumtifnya cenderung tinggi. Hipotesis penelitian dianalisis dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson.
Subyek penelitian ini adalah siswa putri SMU Stella Duce 2 Yogyakarta
yang berjumlah 60 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan korelasi r = 0,562 dengan taraf signifikansi 0,01. Hal ini berarti hipotesis penelitian ini diterima atau ada hubungan negatif antara konsep diri dan perilaku konsumtif.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE CORRELATION OF SELF CONCEPT AND CONSUMTIVE BEHAVIOR ABOUT CLOTHES AT STUDENT of STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA HIGH SCHOOL Natalia Kristanti 029114139 Faculty of Psychology Sanata Dharma University Yogyakarta
The aim of this research was to know the correlation between self concept
and consumptive behavior about clothes at Stella Duce 2 High SchoolYogyakarta. Type of this research was correlation research.
The variables in this research were self concept and consumptive behavior.
Both variables are measured using scale. The reliability coefficient of self concept scale was 0,936, while the reliability coefficient of consumptive behavior scale was 0,963. The validities of self concept and consumptive behavior scale used item differentiability index criteria
≥ 0,30 and ≥ 0,27.
The hypothesis of this research was “there is negative correlation between
self concept and consumptive behavior” which mean, if the self concept was positive, the consumptive behavior would be low. And if the self concept was negative, the consumptive behavior would be high. The hypothesis was analyzed using correlation of Pearson’s Product Moment.
The subject of this research was female student at Stella Duce 2 High
School Yogyakarta, with 60 students as subject. The result of this research showed that the correlation was (r) = 0,562 with significance level of 0,01. It means the hypothesis was accepted or there was negative correlation between self concept and consumptive behavior.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kasih dan segala rahmat dari Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai langkah hidup penulis sehingga saat ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari banyak kendala dan keterbatasan yang mengiringi penulisan skripsi ini, namun dengan bantuan dari banyak pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Sadar akan keterbatasan itu maka penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1 Bpk. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2 Ibu M.L. Anantasari, S.Psi., M. Msi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan dan semangat dalam menyelesaikan penulisan ini.
3 Bpk. Agung Santoso, S.Psi dan Ibu MM. Nimas Eki S., S.Psi selaku dosen
Pembimbing Akademik penulis, terimakasih atas bimbingan dan arahan
yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan di fakultas ini.
4 Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5 Mas Gandung, Mba Nanik dan Pak Giyono yang selalu setia membantu kelancaran pengurusan administrasi kesekretariatan selama penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Mas Muji dan Mas Doni yang selama ini telah membantu kelancaran penulis dan hal praktikum dan kelengkapan bahan bacaan di Fakultas Psikologi Universtas Sanata Dharma, Yogyakarta.
7 Bpk. H.F Rosyid, dosen Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan selaku penulis jurnal Perilaku Konsumtif Berdasarkan Locus Of Control Pada Remaja Putri yang telah memberikan penjelasan.
8 Keluarga besar SMU Stella Duce 2 Yogyakarta.
9 Bapak Yohanes Sisworo & Ibu Maria Theresia Kartini. Terimakasih atas doa, kasih sayang, perhatian, kesabaran dan pengorbanan yang telah diberikan selama ini.
10 Mba Wati, Mba Sisca dan Mas Dandi, Mas Heri. Kasih dan saying kalian sehingga membuat persaudaraan kita menjadi indah. Terimakasih kakak…
11 Sahabat – sahabatku : Lisna, “terimakasih atas persahabatan kita” Mitha,“ apakah pahlawan selalu datang belakangan??” Ntri,“senang berteman dan bekerjasama dengan Anda!!!Ha..ha..ha..” Fista, “kangen ki…Ha..ha..ha..” Thea,“kapan curhat bareng??” Ajeng,“Jeng, aku BISA!!!” Nophek,“thanks, berkat dirimu skalaku laris” Lia(Yak..Yuk….) “apa kabar kau disana?” Trisa, “Cuma kamu yang gak kelihatan dan kedengaran, where are you??”
12 Teman-teman seperjuangan : Joe (si coklat kopi dari Sukabumi) ”Joe, yang namanya Tanti memang gak ada matinya !!!!!!” Rio (si pria
yang cool dari Cilacap) “Rio, Satu langkah telah kita lewati!!!”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lisna (si “Audi”ala Paingan) “ Lisna, aku bangga padamu, kaulah yang pertama diantara kita, tunggulah aksi kami!!!!
13 Teman berbagi cerita : Ucik, “Cik kamu dimana?sukses untukmu!!” Ohaq, “Terimakasih atas kesempatan semalam bersamamu di karaoke, lama-lama bersamamu aku bisa jadi GILA!!!! ” Obet, “Apa kabarmu di ujung sana?sukses yah!!!! ” Tanti (Import), “Haya…Lu olang tuh renyah bangged ha, apalagi kalo Lu olang lagi curhat.. ugh.. top abiz la..”
14 Abraham Pinzon, pria yang selalu mengisi hari-hariku dengan cinta.
Terimakasih Mas Abe………
15 Perangkat penunjuang kesuksesan hidupku : blacky (computer), grey lady (printer), tjoengkrik (motor cycle) .
16 Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Terimakasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna, oleh karena itu
penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna menunjang kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca sekalian.Yogyakarta, Maret 2008 Penulis Natalia Kristanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Judul ……………………………………………….. i Halaman Persetujuan ……………………………………………….. ii Halaman Pengesahan ………………………………………………. iii Pernyataan Keaslian Karya ………………………………………... iv Halaman Motto ……………………………………………………… v Halaman Persembahan …………………………………………….. vi Abstrak …………………………………………………………….. vii
Abstract ……………………………………………………………. viii
Kata Pengantar …………………………………………………….. ix Daftar Isi …………………………………………………………… xiiDaftar Lampiran …………………………………………………… xvi
Daftar Tabel ………………………………………………………. xvii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1 A LATAR BELAKANG MASALAH ………………………………... 1 B RUMUSAN MASALAH …………………………………………… 7 C TUJUAN PENELITIAN ……………………………………………. 7 D
MANFAAT PENELITIAN ………………………………………... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………… 9 A KONSEP DIRI 1. Pengertian Konsep Diri ………………………………………… 9
2. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif ………………….. 10
3. Aspek Konsep Diri …………………………………………….. 11
4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ………………. 12 B
PERILAKU KONSUMTIF ………………..………………………. 15
1. Pengertian Perilaku Konsumtif ………………………………… 15
2. Aspek-Aspek Perilaku Konsumtif ……………………………... 17
3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif ………. 18 C
REMAJA ……………………………………………………………. 21
1. Pengertian Remaja …………………………………………….... 21
2.Ciri-ciri Remaja ………………………………………………… 22 D PERILAKU KONSUMTIF REMAJA ……………………………... 24
1. Perilaku Konsumtif Pada Remaja ………………………………. 24
2. Objek Perilaku Konsumsi Remaja …………………………….. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF TERHADAP PAKAIAN PADA SISWI SAMU STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA…………………………………………………... … 27
F. HIPOTESIS …………………………………………………………. 31
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………. 32 A.
JENIS PENELITIAN ……………………………………………….. 32
B.VARIABEL PENELITIAN ………………………………………… 32
C. DEFINISI OPERASIONAL ………………………………………... 32 D.SUBYEK PENELITIAN …………………………………………… 34
E. METODE PENGUMPULAN DATA ……………………………… 35 F.VALIDITAS DAN RELIABILITAS ……………………………… 38
G. METODE ANALISIS DATA ……………………………………… 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………… 41 A. PERSIAPAN PENELITIAN ………………………………………… 41 B.PELAKSANAAN PENELITIAN …………………………………… 44
C. DESKRIPSI SUBYEK ………………………………………………. 44 D.HASIL PENELITIAN ………………………………………………. 45
E. PEMBAHASAN ……………………………………………………. 49PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 56 A SARAN ………………………………………………………………. 56 B
KESIMPULAN ……………………………………………...………. 57
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 59 LAMPIRAN ………………………………………………………………… 62PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. DATA UJI COBA ………………………………………. 63 Lampiran 2. RELIABILITAS SKALA ………………………………… 85 Lampiran 3. DATA PENELITIAN …………………………………….. 94 Lampiran 4. UJI NORMALITAS ……………………………………… 112 Lampiran 5. UJI LINEARITAS …………………………………….... 113 Lampiran 6. UJI HIPOTESIS ………………………………………….. 114 Lampiran 7. SURAT IJIN PENELITIAN DAN KETERANGAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor berdasarkan Kategori Jawaban …………………………….. 36 Tabel 2 Distribusi Item Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba …………… 36 Tabel 3 Skor berdasarkan Kategori Jawaban ……………………………. 37 Tabel 4 Distribusi Item Skala Perilaku Konsumtif Terhadap Pakaian Sebelum Uji Coba ………………………………………………. 38 Tabel 5 Distribusi Item Skala Konsep Diri Setelah Uji Coba …………… 42 Tabel 6 Distribusi Item Skala Perilaku Konsumtif Terhadap Pakaian Setelah Uji Coba ……………………………………………….. 44 Tabel 7 Data Penelitian …………………………………………………. 45 Tabel 8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kolmologorov Smirnov …… 47 Tabel 9 Hasil Perhitungan Uji Linearitas ………………………………. 48 Tabel 10 Tabel Analisis Korelasional ……………………………………. 49PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Dewasa ini berbagai produk ditawarkan kepada konsumen. Berbagai
media masa baik cetak maupun elektronik mulai menampilkan sejumlah informasi tentang suatu produk. Media yang diperuntukkan khusus bagi kalangan tertentu pun didalamnya juga memuat sejumlah informasi tentang suatu produk, khususnya produk pakaian. Sebagai contoh, majalah yang diperuntukkan khusus remaja saat ini didalamnya memuat berbagai iklan tentang produk pakaian. Jenis pakaian yang ditawarkan pun sangat bervariatif, mulai dari pakaian yang mereknya kurang dikenal sampai sangat terkenal. Media televisi dan radio juga tidak kalah menyiarkan berbagai informasi tersebut. Pusat perbelanjaan pun seperti mall, toko dan supermarket pun juga tak luput dari kegiatan iklan dan promosi.
Produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen ini bukan hanya barang yang dapat memuaskan kebutuhan seseorang, tetapi terutama adalah produk yang dapat memuaskan kesenangan konsumen. Lina dan Rosyid (1997) menyebutkan lewat informasi yang diberikan oleh beberapa media secara tidak langsung mengubah kebiasan dan gaya hidup seseorang dalam jangka waktu yang relatif singkat menuju kearah kehidupan mewah dan
cenderung berlebihan yang pada ujungnya akan menimbulkan pola hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konsumtif. Gejala-gejala ini menurut Lina dan Rosyid (1997)
mengindikasikan adanya kecenderungan perilaku konsumtif.Lubis (dalam Lina dan Rosyid,1997) mengartikan perilaku konsumtif sebagai suatu perilaku membeli yang tidak lagi didasarkan pertimbangan yang rasional melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi.Wilkie & Williem (1994) memaparkan hal ini dapat
terjadi karena pembelian tidak lagi didasarkan pada faktor kebutuhan
(wasteful) tetapi sudah pada taraf keinginan yang berlebihanMahendra (2002) menambahkan bahwa perilaku konsumtif ini
berkaitan dengan kecenderungan materialistik, kemewahan dan segala hal
yang dianggap paling mahal dan memberikan prestige tersendiri bagi
seseorang. Orang berusaha untuk memenuhi kesenangan dan keinginan demi gengsi. Orang merasa bangga, percaya diri dan dihargai jika ia telah memilikisesuatu yang mewah, lebih daripada yang lain. Lina dan Rosyid (1997)
menyebutkan ada tiga aspek yang terdapat dalam perilaku konsumtif ini,
diantaranya: aspek impulsive buying, aspek non rational dan aspek wasteful buying.Mangkunegara (1988) menyebutkan bahwa dua faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen diantarnya faktor ekternal dan faktor
internal. Faktor ekternal meliputi kebudayaan, kelas sosial, kelompok
referensi, keluarga. Sedangkan faktor internal meliputi motivasi, harga diri,
pengamatan dan proses belajar, kepribadian dan konsep diri.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Remaja adalah salah satu golongan dalam masyarakat yang tidak lepas
dari pengaruh kegiatan konsumtif ini. Wahyono (dalam Lina dan
Rosyid,1997) mencoba menunjukkan kenyataan bahwa gerakan hidup mewah
atau konsumtif ini salah satunya dilakukan oleh remaja putri. Hadipranata
(dalam Lina dan Rosyid,1997) mengamati bahwa wanita memiliki
kecenderungan lebih besar untuk berperilaku konsumtif dibanding pria. Hal
ini disebabkan karena konsumen wanita cenderung lebih emosional sehingga
cenderung mudah untuk terpengaruh sehingga akhirnya terdorong untuk
berperilaku konsumtif.Campbell (dalam Santrock, 2003) menyebutkan bahwa remaja putri
memiliki perhatian yang penting terhadap kencan, berbelanja dan penampilan
mereka dibandingkan remaja pria. Hal ini diperkuat oleh Kefgen dan Specht
(dalam Lina dan Rosyid,1997) yang mengemukakan bahwa remaja putri
membelanjakan uang hampir dua kali lipat lebih banyak dari pada remaja pria.
Remaja putri pada usia antara 16 sampai 19 tahun cenderung membelanjakan
uang lebih banyak untuk keperluan menunjang penampilan diri. Kefgen dan
Specht (dalam Lina dan Rosyid,1997) menyebutkan produk pakaian adalah
produk yang sangat banyak diminati oleh remaja putri dibanding produk yang
lain karena dengan pakaian dapat meningkatkan penampilan diri mereka.Hurlock (1980) menyebutkan salah satu cara untuk mengangkat diri
remaja sendiri adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk
pakaian dan barang-barang lainnya yang mudah terlihat. Anggraini (2001)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka memiliki keingian untuk selalu tampil menarik. Gunarsa (1986)
menambahkan salah satu tujuan remaja berpenampilan menarik adalah karena
ingin menarik perhatian dari lawan jenisnya. Remaja ingin menunjukkan
penampilan dirinya yang superior agar diperhatikan dan diakui eksistensinyaLoudan dan Bitta (1984) juga menyebutkan bahwa pada dasarnya
remaja adalah kelompok yang berorientasi konsumtif, karena kelompok ini
suka mencoba hal-hal yang baru. Remaja akan cenderung meniru mode-mode
yang baru. Monks, dkk (1995) menambahkan konsumen remaja mempunyai
keinginan membeli yang tinggi, sebab pada umumnya remaja memiliki
karakteristik tersendiri dalam hal berpakaian, berdandan, gaya, potongan
rambut dan kesenangan akan musik. Tanpa disadari hal tersebut mendorong
seseorang untuk membeli dan membeli terus sehingga menyebabkan remaja
akhirnya terjerat dalam perilaku konsumtif.Hasil penelitan yang dilakukan oleh Harter (dalam Santrock, 2003)
menunjukkan bahwa penampilan fisik secara konsisten berkorelasi paling kuat
dengan rasa percaya diri secara umum, dan setelah itu baru berkorelasi
dengan penerimaan sosial dari teman sebayanya. Lord & Eccles (dalam
Santrock, 2003) juga menambahkan adanya suatu penelitian tentang hubungan
antara konsep diri remaja dan ketertarikan fisik dimana ini merupakan faktor
terkuat untuk meramalkan rasa percaya diri keseluruhan dari remaja.Gunarsa (1986) menyebutkan remaja mengalami berbagai macam
perubahan fisiknya. Perbedaan antara harapan dan kenyataan akan keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menerima keadaan fisiknya. Remaja bukan hanya sulit untuk menerima
keadaan fisiknya atas perubahannya fisiknya, penampilan juga bisa menjadi
sumber kesulitan. Penampilan yang tidak sesuai dengan penampilan yang
diidamkan akan membuat dirinya kecewa dan bisa merintangi usaha untuk
memperluas ruang gerak pergaulannya.Hurlock (1980) memaparkan bahwa hanya sedikit remaja yang merasa
puas pada kondisi mereka dan akan memikirkan cara untuk dapat
memperbaiki penampilan mereka. Anggraini (2001) menambahkan bahwa
remaja yang kurang bisa menerima keadaan dirinya sendiri sebagaimana
adanya akan cenderung mengkonsumsi produk pakaian bermerek sebagai
sarana menutupi kekurangan kondisi fisik. Gunarsa (1986) menyebutkan nama
dan pakaian mempunyai pengaruh yang cukup penting bagi perkembangan
konsep diri seorang remaja. Kita dapat menilai atau mempunyai gambaran
mengenai bagaimana remaja itu melihat dirinya sendiri melalui cara
berpakaiannya.Anggraini (2001) menerangkan bahwa setiap orang memilik konsep
diri yang berbeda, termasuk remaja. Remaja yang memiliki konsep diri yang
positif akan dapat menerima keadaan dirinya sendiri sebagaimana adanya,
memiliki harapan yang realistik dan memiliki kepercayaan diri. Remaja yang
memiliki konsep diri yang positif akan cenderung tampil seadanya tanpa perlu
memakai produk-produk yang sedang manjadi trend atau pun yang mewah.
Wilujeng (1988) menyebutkan, dari hasil penelitiannya bahwa konsep diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berhubungan negatif dengan sikap konsumtif dimana apabila semakin positif
konsep dirinya maka akan semakin rendah sikap konsumtifnya.Konsep diri menurut Rakhmat (1998) adalah suatu gambaran
bagaimana kita mengamati dan menilai diri kita. Berzonsky (1981)
menyebutkan bahwa untuk mengerti konsep diri yang dimiliki seseorang maka
kita dapat melihatnya lewat penilaian orang lain terhada dirinya. Penilaian
konsep diri tersebut meliputi beberapa aspek, diantaranya: aspek fisik, aspek
psikis, aspek sosial dan aspek moral. Adler (1985) menyebutkan bahwa orang
yang memilki konsep diri yang positif cenderung akan menerima segala
sesuatu yang ada pada dirinya. Konsep diri menurut Rakhmat (1998) dibentuk
lewat beberapa faktor diantaranya oleh orang lain. Sullivan (dalam Rakhmat,
1980) menjelaskan bila kita diterima, dihormati, dan disenangi karena
keadaaan diri kita maka kita akan cenderung bersikap menghormati dan
menerima diri kita. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap pembentukan
konsep diri adalah kelompok rujukan.Penelitian ini berbeda dari penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya oleh Wilujeng (1988). Subyek penelitian kali ini hanya terdiri dari
remaja putri saja dan objek perilaku konsumtifnya adalah pakaian. Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Wilujeng (1988) tidak berfokus pada satu jenis
kelamin dan tidak memilih salah satu objek pun. Pakaian pada penelitian kali
ini dipilih sebagai objek perilaku konsumtif karena Anggraeni (2001)
menyebutkan pakaian merupakan hal yang paling penting bagi remaja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian tentang konsep diri dan perilaku konsumtif ini akan dilakukan di SMU Stella Duce 2 Yogyakarta. SMU Stella Duce 2 yang kesemua siswinya masuk dalam kategori remaja ini adalah salah satu sekolah non-koedukasi. Hasil penelitian Wiswi (2005) menyebutkan bahwa siswi yang bersekolah di SMU non-koedukasi cenderung bertingkah laku sama atau berperilaku sesuai dengan kelompok sehingga mereka cenderung meniru apa yang dilakukan atau digunakan oleh anggota kelompoknya. Menurut Mangkunegara (1988) kelompok ini memberikan pengaruh dalam melakukan perilaku konsumtif.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dilihat bahwa ada sebuah fenomena dimana remaja putri cenderung berperilaku konsumtif terhadap pakaian. Remaja mengenakan pakaian guna menutupi kekurangan yang ada pada dirinya namun remaja yang memiliki konsep diri positif akan dapat menerima keadaan dirinya sendiri sebagaimana adanya dan memiliki kepercayaan diri. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara konsep diri dan perilaku konsumtif terhadap pakaian pada siswi SMU Stella Duce 2 Yogyakarta.
B Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka masalah yang dapat dirumuskan adalah :
Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif terhadap pakaian pada siswi SMU Stella Duce 2 Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif terhadap pakaian pada siswi SMU
Stella Duce 2 Yogyakarta.
D Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman tentang konsep diri dan perilaku konsumtif terhadap pakaian pada siswi SMU STELLA DUCE II Yogyakarta sehingga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu psikologi .
2. Manfaat Praktis Bagi siswi SMU Stella Duce 2 Yogyakarta Hasil penelitian ini ingin menunjukkan adanya hubungan antara konsep diri dan perilaku konsumtif terhadap pakaian. Para siswi diharapkan mampu melihat konsep dirinya sebagai gambaran tentang dirinya sendiri. Dengan melihat gambaran dirinya diharapkan mampu selektif dan realistis terhadap segala kebutuhan, terutama akan kebutuhan yang mendukung penampilan fisiknya sehingga dapat meminimalisir perilaku konsumtif terhadap pakaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A KONSEP DIRI
1. Pengertian Konsep Diri
Chaplin (2002) mengartikan konsep diri sebagai evaluasi diri terhadap diri sendiri dan penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan. Rakhmat (1998) menambahkan konsep diri sebagai suatu gambaran bagaimana kita mengamati dan menilai diri kita. William (Rakhmat,1998) menyebutkan konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita. Persepsi tentang diri kita ini dapat bersifat psikologis, sosial dan fisik. Konsep diri bukanlah hanya sekedar gambaran tentang diri kita tetapi juga meliputi penilaian terhadap diri kita sendiri.
Grinder (1978) menyebutkan konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Persepsi tersebut meliputi cara pandang dirinya terhadap fisik, jenis kelamin, kognisi sosial, pekerjaan, motivasi, tujuan maupun emosi. Persepsi itu dibentuk dari kesimpulan atas pengalamannya. Berzonsky (1981) mendefiniskan konsep diri sebagai konsep yang diketahui dan dipahami mengenai dirinya sendiri.
Menurut Agustiani (2006) konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri yang dibentuk melalui pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengalaman. Fitts (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan bahwa konsep diri adalah aspek penting dalam diri seseorang karena konsep diri merupakan kerangka acuan dalam berintraksi dengan lingkungan. Ia menambahkan konsep diri dapat berpengaruh terhadap tingkah laku
seseorang, karena tampilan tingkah laku berkaitan dengan gagasan tentang
dirinya sendiri.Banyak pengertian yang menerangkan tentang konsep diri, namun berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya konsep diri diartikan sebagai gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, terhadap keadaan fisik, psikologis, jenis kelamin, kognisi sosial, pekerjaan, motivasi, tujuan dan emosi yang merupakan hasil dari penilaian terhadap dirinya dan dari hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan orang lain.
2. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif
Adler, dkk (1985) menyebutkan beberapa elemen konsep diri yang positif. Elemen tersebut diantaranya rasa aman, yaitu bentuk kepercayaan yang kuat akan suatu perbuatan dan nilai yang dimiliki seseorang, kepercayaan ini berhubungan dengan kepercayaan yang relatif kebal terhadap penilaian orang lain; penerimaan diri, yaitu penerimaan akan
segala sesuatu yang ada pada dirinya; harga diri yang tinggi tidak nervous,
tidak inferior dan memiliki rasa percaya diri yang kuat.Hamache (dalam Rakhmat, 1998) menambahkan orang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai perasaan sama dengan orang lain sebagai manusia tidak tinggi ataupun tidak rendah walaupun terdapat perbedaan, sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting dan bernilai bagi orang lain, cenderung menolak orang lain untuk mendominasinya.
Hari (2006) menyebutkan konsep diri yang negatif pada dasarnya merupakan kebalikan dari elemen konsep diri yang positif, yaitu: adanya perasaan tidak aman yang timbul karena kurang adanya rasa percaya diri sehingga selalu mengkhawatirkan penilaian orang lain terhadap keadaan dirinya. Elemen lain yang menggambarkan konsep diri yang negatif adalah kurangnya rasa penerimaan diri , seseorang tidak dapat menerima segala sesuatu yang ada pada dirinya, bersifat kaku, tertutup; serta harga diri yang rendah.
Dari beberapa gambaran konsep diri diatas, dapat dikatakan bahwa orang yang memiliki konsep diri yang positif cenderung mempunyai sifat percaya diri, memiliki rasa aman, mampu untuk menerimaan segala sesuatu yang ada pada diri, dan memiliki harga diri yang tinggi.
Sedangkan orang dengan konsep diri negatif cenderung memiliki sifat tidak percaya diri, kurang dapat memerima dirinya, pesimis, harga diri rendah dan memiliki perasaan tidak aman.
3. Aspek Konsep Diri
Berzonsky (1981) menyebutkan untuk mengetahui konsep diri seseorang maka dapat dilihat lewat penilaian terhadap dirinya. Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Aspek fisik, aspek ini meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya seperti tubuh, pakaian serta benda-benda yang dimilikinya.
b. Aspek psikis, aspek ini meliputi pikiran, perasaan dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.
c. Aspek sosial, aspek ini meliputi bagaimana peranan sosial yang diperankan oleh individu dan penilaian individu terhadap peranannya tersebut.
d. Aspek moral, aspek ini meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta arah bagi kehidupan seseorang.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Anastasia (2004) mengemukakan tentang beberapa hal yang dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri remaja, diantaranya: a. Usia kematangan Remaja yang secara fisik matang lebih awal akan diperlakukan seperti orang yang hampir dewasa sehingga konsep dirinya lebih menyenangkan.
b. Hubungan Keluarga Melalui hubungan yang erat dengan keluarga akan membuat lebih mudah bagi remaja untuk mengembangkan pola kepribadiannya melalui identifikasi dengan anggota keluarga tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Penampilan Diri Pada remaja keadaan fisik akan menjadi sangat penting. Cacat fisik merupakan sumber yang memalukan dan menimbulkan perasaan rendah diri. Sebaliknya daya tarik fisik akan memberikan penilaian yang menyenangkan bagi dirinya.
d. Teman Sebaya Teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan tentang konsep teman-teman terhadap dirinya. Kedua, remaja berada dalam tekanan untuk mengembangklan ciri kepribadiannya yang diakui oleh kelompok.
Menurut Rakhmat (1998) ada dua faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri, yaitu: a. Orang lain Ia menyebutkan sebelum kita mengenal tentang diri kita maka kita harus mengenal orang lain terlebih dahulu. Sullivan (dalam Rakhmat, 1998) menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati dan disenangi karena keadaan diri kita, maka kita akan cenderung bersikap demikian terhadap diri kita sendiri.
b.
Kelompok Rujukan Kelompok rujukan adalah kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melihat kelompok, orang akan cenderung mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompok.
Pudjijogyanti (1985) menyebutkan ada 4 hal yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, diantaranya : a. Citra diri
Citra diri ini terbentuk melalui sebuah refleksi dan tanggapan individu
mengenai keadaan fisiknya. Citra fisik ini mencakup keadaan fisik secara keseluruhan, misalnya, kulit tubuh, bentuk tubuh dansebagainya. Penilaian positif akan kondisi fisiknya baik itu berasal dari
dirinya sendiri maupun orang lain akan sangat membantu perkembangan konsep diri kearah yang positif.b. Jenis kelamin Perbedaan jenis kelamin dapat dilihat dari kondisi biologisnya.
Perbedaan peran kedua jenis kelamin menimbulkan adanya perbedaan
dalam memberi perlakuan. Penelitian Douvan & Adelson (dalam Pudjijogyanti, 1985) menyebutkan bahwa konsep diri laki-laki dipengaruhi oleh prestasinya sedangkan konsep diri perempuan dipengaruhi oleh daya tarik dan popularitasnya.c. Perilaku orang tua Pembetukan konsep diri tentunya tidak lepas dari peran keluarga
sebagai lingkungan yang paling terdekat, karena lingkungan keluarga
adalah lingkungan yang pertama kali menanggapi perilaku individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Studi yang dilakukan Coopersmith (Burns, dalam Pudjijogyanti, 1985) menyebutkan bahwa kondisi keluarga yang buruk dapat menyebabkan konsep diri akan cenderung rendah.
d. Faktor sosial Konsep diri dapat pula dipengaruhi oleh interaksi antar individu dan lingkungan sekitarnya. Individu yang memiliki status sosial yang tinggi akan cenderung memiliki konsep diri yang positif dibandingkan dengan individu yang berstatus sosial yang rendah hal ini terjadi karena konsep diri seseorang dipengaruhi oleh persepsi orang lain terhadap individu.
Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi terbetuknya konsep diri maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan dari konsep diri dipengaruhi oleh citra diri yang mencakup penampilan diri, kondisi fisik, jenis kelamin, perilaku orang tua, faktor sosial yang mencakup interaksi individu dengan lingkungannya.
B PERILAKU KONSUMTIF 1. Pengertian Perilaku Konsumtif Banyak tokoh yang mencoba menjelaskan tentang pengertian perilaku konsumtif. Luodon and Bitta (1984) menyebutkan perilaku konsumtif adalah perilaku konsumsi yang dilakukan dengan tidak rasional. Gilarso (1985) menambahkan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memanfaatkan sesuatu tidak dengan pemikiran, tidak pula dengan
pertimbangan rasional maupun tidak dengan rencana. Orang cenderung
membeli, memiliki dan memanfaatkan sesuatu karena keinginan dan
bukan karena kebutuhan.Wilkie & Williem (1994) menjelaskan bahwa perilaku konsumtif
adalah perilaku konsumsi yang bersifat wasteful. Wasteful dapat berarti
tidak bernilai kebutuhan. Banyak orang cenderung membeli, memiliki dan
memanfaatkan sesuatu yang sifatnya tidak bernilai kebutuhan. Orang
cenderung hanya memuaskan keinginan dan kesenangannya dalam
melakukan tindakan konsumsi.