5 Syaikh Syarafuddin Yahya Al-Imrithi Dan Syaikh Ahmad Abdurrahim Pakar
DAFTARISI
BAHASA
BAHASA ANAK
Kembalinya Tuan Besar
Manfaat Kecerdasan Bahasa Bagi Anak
1
2
BAHASA ARAB
Nazam Imrithi: Cara Cepat Menghafal Tata Bahasa Arab
Nazam Masqshud Syair-Syair Penibahan Kata
Syaikh Syarafuddin Yahya Al-Imrithi Dan Syaikh Ahmad Abdurrahim Pakar
Linguistik Dan Gramatika Bahasa Arab
3
5
6
BAHASA DALAM LAGU
Lirik Dari Keroncong Ke Dangdut
7
BAHASA DAERAH
Bahasa Daerah Bukan Musuh Bahasa Indonesia
Mewajibkan Bahasa Daerah
9
11
BAHASA IBU
Cerdas Bermultibahasa dan Berbahasa Ibu
13
BAHASA INDONESIA-DEIKSIS
Kesaksamaan
14
BAHASA INDONESIA-KAJIAN DAN PENELITIAN
Kunjana Jadi Peneliti Penyaji Terbaik
16
BAHASA INDONESIA-KEMAMPUAN
Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa Rendah
17
BAHASA INDONESIA-LAFAL
Paradoks
19
Politik Sapagodos
21
BAHASA INDONESIA-METAFORA
Metafor Dalam Diplomasi
22
BAHASA INDONESIA-PENYUNTINGAN
Pembaca Terakhir
24
i
BAHASAINDONESIA-SEJARAH DAN KRITIK
Bahasa Dan Ruang Publik
26
BAHASA INGGRIS
Jangan Paksa Anak Berbahasa Inggris
28
BAHASA ISYARAT
Memahami Bahasa Tubuh
;
29
BAHASA JAWA
Bahasa Jawa Berbasis Keluarga
DIY Wajib Berbahasa Jawa Setiap Sabtu
Gunakan Bahasa Jawa Tiap Sabtu
Inkubator Pengebangan Bahasa Jawa
Mangayubagya Hari Khusus Berbahasa Jawa
Pemkot Yogya Canangkan: Setiap Hari Sabtu Gunakan Bahasa Jawa
31
33
34
36
38
40
PNS Wajib Gunakan Bahasa Jawa
41
BAHASA SUNDA
As-Salafiyah Kembangkan Tafsir Berbahasa Sunda
42
BAHASA JAWA-TEMUILMIAH
Seminar Masa Depan Aksara Dan Bahasa Jawa
43
BAHASA UNIVERSAL
Merdeka Berbahasa
44
Merdeka Permainan Bahasa?
46
Teknologi Dalam Dialog Antarbahasa
48
BILINGUALISME
Bilingual Sejak Dini
50
MEMBACA
Membangun Budaya Baca
51
SERANGGA-ENSIKLOPEDI DAN KAMUS
Ensiklopedia Kehidupan Perangi Hama
53
11
SASTRA
CERITA RAKYAT BANTEN
The Legend OfPinang Mountain
54
CERITA RAKYAT RIAU
The Legend Of Senna Island: Folklore From Riau
56
HADIAH SASTRA
Penghargaan Mochtar Lubis Untuk Anda
Rumah Cinta Dapat Penghargaan Sastra 2009
Tokoh Penggerak Sastra 2009
\...58
59
60
KESUSASTRAAN ACEH
Puisi Perahu
61
KESUSASTRAAN BAGDAD
Love In a Tom Land
63
KESUSASTRAAN DALAM FILM
Cerita Dakwah Seperti Apa?
64
Sulih Suara Artis Ternama
65
Terinspirasi Novel Singapura
66
KESUSASTRAAN INDONESIA-BIOGRAFI
Bulan Purnama Rendra
67
'Burung Merak'Itu Pun Terbang
Dan Allah Pun Memanggilnya Pulang
.,70
72
Dua Kuburan,Dua Tanda
73
Dua Sosok Mewakili Rakyat Kecil
75
Mbah Surip, Rendra,Bom,Dan Curhat
76
Hid up Bukanlah Untuk Mengeluh Dan Mengaduh
77
'In Memoriam' Rendra': Tanahku,Hutanku,Kuburanku
Inspirasi Dari Rendra
Kepak Sayap Si Burung Merak
Kesaksian Burung Merak Rendra
Mbah Surip Dan WS Rendra...
Mbah Surip Gendong Rendra
Membaca Jejak WS Rendra
Karena Namanya Tertulis Di Langit
79
81
91
92
Musik Dan Rendra
94
111
83
85
88
90
Peduli Budaya
Perginya Dua Sahabat
Pergi Seorang WS Rendra
Pesona Si Burung Merak
Petai Cina Untuk Bengkel Teater
Rendra(1935—)
Rendra 1935—^2009
Rendra...Karyamu Akan Selalu Abadi
96
98
100
102
104
107
112
115
117
119
Rendra: Keadilan Martabat Dan Peradaban
Rendra,Kesatria-Pendeta
121
123
Rendra Memilih Jalan Sent Yang Terlibat
Rendra,Pahlawan Kebudayaan Itu
Rendra: Saya Sangat Bahagia
Seniman Legendaris
126
128
130
132
Rendra, Chuck Feeney,Dan Kekayaan
Rendra,Ilmu Siiat,Ilmu Surat
Sastra Rendra
133
Selamat Jalan Sampai Jumpa
Selamat Jalan Sang Pemburu
135
139
Setelah JUZ 30
141
Si Burung Merak Tak Akan Lagi Berkepak
*Sihir' Rendra Tak Mungkin Terlupakan
Terbanglah Si Burung Merak
Terbanglah Si Burung Merak
Wangi Kepak Sayap Merak
Willy Yang Mencari Wahyu
WS Rendra Menyusul Kepergian Mbah Surip
143
144
148
150
153
156
159
WS Rendra Pada Protes
161
WS Rendra Meninggal
WS Rendra Si Burung Merak Berpulang
WS Rendra Tutup Usia
WS Rendra Wafat,Kena Serangan Jantung
163
164
165
167
KESUSASTRAAN INDONESIA-DRAMA
Hanya Satu Basiyo
Kang Yoyon Dan Kecanduan Teater
Ruang Teater Multifungsi
169
171
173
KESUSASTRAAN INDONESIA-PUISI
Puisi Fragmen Hidup Seorang Wali Kota
Puisi Menghidupkan Kota
Suryatati tak Sekedar Berpuisi
Tersingkirnya Puisi Dari Industri Buku
iv
174
176
178
179
MANUSKRIP
Penyingkap Rahasia Naskah Kuno
225
PENGARANG
Menulis Novel *'Mas Mantri"
227
SASTRA KEAGAMAAN
Kotagede,Religiusitas Dan Karya
Syair Dalam Sastra Sufistik
228
229
PUISI INDONESIA
Puisi Mengenang Sahabat Kita Rendra
Sajak-Sajak Khrisna Pabhicara: Selembar Surat Untuk Tuhanku
Sajak-sajak Mardi Luhung
Sajak-Sajak Rendra
Sajak-Sajak WS Rendra
231
234
236
239
243
TAMBAHAN
BAHASA
Mendiknas: Ada Kecenderungan Tinggalkan Bahasa Indonesia
VI
247
BAHASA ANAK
KEMBALINYA TUAN BESAR
Wi.eirailiki bi ah hatL
Tiasupan nutrisi"sa&ma dalam
i
tahun, otek bagian
yang.bisa cas-cis-,- : kandungan!
.
- i-keiakbhg
yang berkerabang.
dalam bertutur
"Kecerdasan. bahasa me- "Usia 6-13 tahunlah yang pa
pada saat usia ma-
lling:.efektif,untuk belajar ba. has^ terutama unttik second
-:mang membantu anak mema-
sih dini pastinya hami infonnasi atan instnaksi
menjadi kebah^aan tersen^ri vyang disampaikan," kata Bimbagi setiap brang.tua. Apala^'"^vda'.Romi, begitu dia akrab di}ika mahir dalam berbahasa : pahggil, dalam tdVcshdw di se-'
asing,serasa mendapat anuge- , larsela acara Sm^ Adventure
ysng berlipat. Fenomena - E^a A+ di Mai Taman Angcas-cis-cus dua bahasa me- Vgrek, Jakarta, beberapa waktu
^mang tengah marak dalam : ;'lalu. ■ ';■ ■ ■
'-'yc- ■
■: lan^ge;'' kata BundaRpmi. '
.
S pesialis gizi klinik, DrF ias-
tuti/^itjaksono, S pG(K), ine-
nan^ahkan, nutrisi yang tepat
dan , optimal juga s'arigat .menentpkan perkembangan ke-
cenlasan anak. Untuk "itu, p^a
-Namun, di men^bahkan, . ibu .sebaiknya memperliatikari
; kedok untuk membekali anak^'; alasan
tersebut tak lantas menagar masa depan lebih cerah, : jadi dalih fcuat bag! para orang asupan gizi yang diberlkan keisu persaingan global menjadi tua untuk berbondong-bon- pada buah hati, seperti kaiialasan para brang tua berlom- dong memasukkah si kecil ke dungan karbohidrat, protein
hewani dan nabati, lemak, vi
ba berburu mencari sekolah
masyarakat Iridpnesia. Selaiii
bilingual.
preschool yang merailiki stan-
dar internasional— cuma demi
tamin/mineral, serta nutrisi
lain untuk perkembang^ ke-
T erapo, 10 Agustus 2009
BAHASA ANAK
✓ lyi^mbantu anak memahamj-,
iriformasi atau instruksi yang
disampaikan.
✓ Membantu anak berkomunik^
si.dengan lingkungan/ baik li.san maupun tulisan.
.
✓ Menghindari terjadinya kesa-.
Jahpahaman.
✓ Bisa menikmat! karya bahasa
(membaca buku cerita). . -
✓ Bisa mengikuti.hiburan lisan •
{memahami dongeng,.cerita, ^
- pufsi^ bahkan humor yang "di- '•
sampaikan orang lain). -
.
•iiuam
Tempo, 10 Agustus 2009
BAHASA ARAB
Cara Cepat Menghafal
Tata Bahasa Arab
Setiapsantridipondokpesantren,
terutama salafiyah, pasti
menginginkan bisa cepat belajar
bahasa Arab serta bisa raembaca
kitab kuning (kitab klasik yang
ditulis para ulama mutaqaddimin .
[periods awal Islam zaman labiin]
maupun niutaakhkhirin [terkini]).
Namun demikian,ternyata belajar bahasa Arab itu
tidaklah mudah. Banyak santri yang akhirnya
'gagal' dalam mempelajari bahasa Arab. Jangankan
untuk bisa membaca kitab kuning, bercakap-cakap
dalam bahasa Arab pun malah tidak bisa.
Tentu saja banyak faktor yang menyebabkannya,
baik masalah internal santri yang bersangkutan
(malas, kurang belajar, dan tidak paham), maupun
faktor eksternal(masalah lingkungan, banyaknya
buku-buku yang harus dibaca, guru yang kurang
cakap dalam mengajarkan,dan lain sebagainya).
Karena itu,jangankan untuk memahami isi kitab
kuning secara keseluruhan, membacanya saja tidak
bisa, termasuk menjelaskan kedudukan masing- ^
masing kalimat. Di mana khabar, xnana mubtada',
yang mana isim,fi'il, ma/'jd, serta bagaimana memberikan harakat pada masing-masing huruf, apa
harakatnya,(fathah, dlcnmnah, kasrah), mana naat,
mana man'ut, mana idlof, maupun mudlo/ilaih, dan
lain sebagainya.
•
Itu semua tidak akan bisa dipahami, manakala
santri malas, kurang belajar, atau enggan mempela
jari secara saksama. Padahal, kitab-kitab yang
membahas semua permasalahan tersebut sangat
banyak.
Antara lain, Matan Ajurumiyah, karya Syaikh
Ibnu Ajurum. Nama lengkapnya adalah Al-Syaikh
BAHASA ARAB
I ama lengkap pengarang Kjtab Nazam
/mr/tft/adalah Yahya bin Syaikh
Badruddin Musa bin Ramadhan bin
_ eUmairah al-lmrithi. Namun, leblh
dikenai dengan nama Syarafuddin al-lmrithy.
Tidak diketehui secara past!tahun kelahirannya.
Namun,bellauwafatpada 890 H/i485riyi.
Begitu juga dengan latar belakang kehldUpannya.takbanyakyangmengetahui.
Namun, berkat karyanya, nama Syarafuddin
Yahya al-lmrithi rrielambung dan dikenai banyak >
umat Isiarh hingga sekarang ini. Selain ahli
dalam bidang ilmu tata bahasa Arab,sebagian
mengenalnya sebagai ahli fikih dan usul fikih
yang meriganut mazhab Syafii.
Di samping A/azam /mrithf, Syaikh Syarafuddin
juga menulis nazam di bidang fikih, di antaranya
kitab al'Taisir, nazam dari kitab Talirir-nya Syaikh
Zakaria al-Anshari, Nihayatu al-Taqrib, nazam
dari kitab Taqrlb-nya Syaikh Abi Syuja' al- ,"
Isfahani, dan Tashil al-Waraqat, nazam dari
kitab IVaraqaf karya Imam al-Haramain.
Tulisan atau karyanya yang lebih banyak ber-
Sementara itu, pengarang A/azam iWaqshi/d,
Syaikh Ahmad bin Abdurrahim al-Thahthawi al-
■ Syafij, dilahirkari di KotaThahtha, Mb'airf.padao.
26 Dzulhlijah 1132 H. la menlnggal dunia pada'
1302 H,dalam usia sekitar 170 tahun.
Semasa hidupnya,Syaikh Ahmad Abdurrahim
pemah belajar
Kedua'tokoh/ini adalah pakar linguistik
(bahasa)damgramatika (tata bahasa)beserta
konjugaslnya (perubahan setiap kata)dalam .
bahasa Arab.'Nazam-nazam yang dikarang
kedua tokoh ini, kini terus bergema di setiap
sudut kamar santri di berbagal pesantren di
Indonesia. Tak hanya itu, kedua nazam ini Juga
dipelajari di berbagal sekolali Islam di luar'
negeri,sepertj Malaysia dan Brunei
Darussalam. ■ sya/dlsarlkan dari Guruku di Pesantren -
Republika, 9 Agustus 2009
BAHASA DALAM LAGU
.1
v;'
%/ 3/ ^ 1
.ii I
Soenjono Dardjowidjojo*
Lirik dari Keroncong
ke Dangdut
Lirik lagu-Iagu Indonasia S6jak kita merdeka sampai kini
mengalami perubahan yang
mencolok. Perubahan macam
kosakata mi sangat dipengaruhi oleh
bergesernya pandangan kita tentang
dunia (Weltanschauung) tempat kita
tinggal.
Jika kita kaji lagu-lagu 1940-an,
akan kita dapati bahwa tema saat itu
terpusat pada beberapa hal: alam,
ng seni pujaan. Lirik ini merambat ke
wujud fisik, tetapi ciuman itu terbatas
pada ujung jari saja dan dalam mimpi.
Setelah belasan tahun merdeka,
pada 1960-an, pandangan masyarakat lebih terfokus pada kehidupan
sehari-hari, khususnya yang berkai-
tan dengan kasih sayang dan cinta.
Tetapi, karena masih jauh dari pen-
garuh globalisasi dan masih kuat- i
tempat/peristiwa bersejarah flo
ra, dan romantika keindahan alam.
nya norma budaya lokal, cara pen-|
gungkapan kasih sayang dilakukan '
secara tidak langsung dan sangat
indahnya negeri, sungai, kota, dan
hmu Kulihat Bulan:
Linknya menggambarkan betapa
tempat rekreasi kita. Perhatikan
link lagu Tirtonadi berikut:
Tirtonadi yang permai, di tepi su
ngai
sungguh indah dan permai nyiur
melambai
Atmosfer perjuangan memuncul-
kan lagu tentang tempat/peristiwa
bersejarah. Perhatikan lirik Halo-
tialo Bandung berikut:
sekarang telah menjadi lautan
api. Mari, bung, rebut kembali
Link lagu saat itu juga tecermin
pada flora yang dianggap indah, mi-
salnya BungaAnggrek,yangmengan-
halus. Perhatikan lirik lagu Di WajaDi wajahmu kulihat bulan...
bersembunyi di sudut kerlingan
Sadarkah tuan kau ditatap insan.
yang haus akan belaian
Di wajahmu kulihat bulan.
menerangi hati gelap rawan
Biarkam daku mencari naungan.
di wajah damai rupawan
Link lagu ini sangat romantis te-
tapi dikemas begitu halus S6hingga tidak ada satti pun kata kasih, sayang,
atau cinta. Kehalusan romantika terletak terutama pada kolokasi kata seperti wajahmu...bulan; haus akan be
ingat padamu
laian; daku mencari naungan.
Aspek lain adalah pendidikan.
Hal ini dipicu oleh munculnya kebutuhan untuk mengisi kemerdekaan
duduk di sampingku
salah muncul: institusi pendidikan
dung pula sedikit romantisisme:
Bunga anggrek mulai timbul, aku
Waktu kita masih kumpul, kau
dengan manusia terdidik. Satu ma-
Pada Aryati kita temukan pera-
terpusat di Jawa. Kebutuhan akan
Dosakah hamba mimpi berkasih
seseorang muncul dalam beberapa
saan cinta dalam bentuk kata cium:
dengan tuan
Ujung jarimu kucium mesra tadi
malam...
Lirik lagu ini sangat romantis dan
disajikan secara halus: dikau mawar
asuhan rembulan, dikau gemila-
bekal hidup dan kasih sayang pada
lagu,seperti Teluk Bayur:
Ku kan mencari ilmu di negeri
or^g/bekal hidup kelak di hari tua
Pendidikan menyebabkan perubah
an sikap dan pandang tentang du
nia, khususnya dalam hubungan pria
8
"dan wanita. Perubahan ini umumnya
mengenai asmara dan cinta, seperti
pada lagu Doa dan Restumu, Tanpamu,dan Hatiku Hatimu.
Sejak 1980-an hingga kini, persentuhan budaya Indonesia dengan budaya Barat telah memberikan pe-
ngaruh. Film dan lagu Barat dengan
segala kelugasannya makin membanjir dan meresap ke aliran darah
budaya Indonesia. Secara pelan tapi
pasti, semua aspek budaya kita telah
kemasukan unsur Barat yang lebih
eksplisit.
Simaklah lagu Kugadaikan Cintaku dengan lirik eksplisit berikut:
Bercanda mesra dengan seorang
pvia, kau cubit, kau peluk, kau cium
Bahwa peluk-cium(yang lebih dari
Aryati) mulai masuk ke lirik lagu
saat itu tampak pula pada lagu se
perti Sepanjang Jalan Kenangan:
Sepanjang jalan kenangan...
kupeluk dirimu mesra
Pertambahan jumlah penduduk
dan kehidupan ekonomi yang ma
kin menekan memunculkan kelom-
pok tenaga kerja para ibu. Pria yang
dikenal sebagai pemicu kehidupan
seleweng memiliki lebih banyak pe-
luang untuk selingkuh. Kaum wani
ta yang kini memiliki kancah per-
gaulan yang lebih luas tidak musta-
hil pula melihat adanya "rumput te-
tangga yang lebih hijau".
Keadaan seperti ini tecermin da-
lam lirik lagu selingkuh Ketahuan:
... saatku melihatmu, kausedang
bermesraan dengan seorang yang
Wo, o,... kamu ketahuan pacaran
lagi dengan dirinya, teman baikku
Sementara itu, budaya yang makin
terbuka ini memunculkan lagu-lagu
dengan lirik yang, menurut norma
lama,tidak layak diungkapkan. Awal
tahun 2000-an, ketika telepon seluler
memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan "si dia"—bahkan sambil duduk di sisi suami atau istri, la-
hirlah lagu SMS dengan lirik:
Bang SMS siapa ini bang...bang
pesannya pake sayang-sayang
Bang nampaknya dari pacar
abang... bang hati ini mulai tak
tenang
Dari lirik ini kita lihat bahwa ma-
suknya teknologi ke masyarakat kita
memieu komponis untuk menciptakan lagu yang sesuai dengan kea
daan masyarakat saat itu.
Kehidupan seksual masyarakat
kita juga berubah signifikan. Meskipun tidak sejauh seperti lagunya Jo
Stafford pada 1950-an, Make Love
to Me, tampak ada lagu kita yang
liriknya vulgar pada Cucak Rowo:
... Manuke-manuke cucak rowo...
cucak rowo dowo buntute
Buntute sing akeh wulune... yen
digoyang ser, ser, aduh enake
Lirik lagu-lagu kita telah mengalami pergeseran filosofis, yang semula tertutup dan berkiblat pada
budaya lokal, menjadi lirik yang menyerap budaya global. Konsekuensi dari perubahan ini membuat lirik
kita lebih eksplisit dan mencakup se
gala macam lorong kehidupan.
kukenal
Tempo, 9 Agustus 2009
bahasa daerah
Bahasa Daerah Bukan
Musuh Bahasa Indonesia
Maiyanto, pemerhati politik bahasa dan pendidikan
p
ada hari-hari pertama masiik- sekolah,Ima,6 tahun, terlihat
amat senang dan nyaman berada
di arena pembelajarannya. Tapi
-■
tidak demikieai halnya dengan
beberapa teman lain yang juga mulai du-
duk di bangku sekolah dasar. Temyata me-
reka topak murung karena tidak diantar
sang rbu. Pentingnya kehadiran sosok ibu,
terutama sosok bahasanya, di sekolah da-
^sudah i^dengimg-dengungkan oleh ba-
dan Pereerikatan Bangsa-Bangsa urusan
pendidikan. S ekarang ini sedang digulirkanpro^amPendidikan untuk Semua
(Education for All) di berbagai negara, ter-
masuk Indonesia. Gferakan UNE S C O ini
dimaksudkan untuk mendorong pening-
katan mutu pendidikan dasar.
Mutu sekolah dasar di Indonesia dinilai
belum baik. Dalam pengamatan UNESCO,
pendidikan Indonesia belum dapat dinikmati oleh semua anak. Pada tahap pendi
dikan dasar itu, masih ada anak-anak
yang mengalami putus sekolah, mengulang
kelas, atau ulang pelajaran. Padahal mere-
ka belum tentu anak yang bodoh. Kega-
galan pendidikan tersebut akibat salah
urus. Ini urusan bahasa pendidikan (bukan
pendidikan bahasa).
ngam masalah pentingnya bahasa ibu se-
bagai pengantar pendidikan. J ustru, urus
an pemberdayaan bahasa ibu itu sering
berahh atau berbelok ka masalah pdesta-
rian bahasa ibu lawat pambakuan bahasa.
Isu bahasa ibu sudah dikaburkan; dike-
luarkan dan intipersoalan yang sesung
guhnya manunggu solusi sagara.
Dalam sebuah seminar (intamasional)
"Bahasa dan Pendidikan Anak Bangsa",
yang digalar pada puncak acara Haixlik-
nas 2009 di Bandung baru-baru ini, ma
salah pendidikan berbasis bahasa ibu
sampat akan diangkat. Di sana, Chaedar
Alwasilah tidak mambarikan fatwa stra-
tagi pemberdayaan bahasa ibu di sekolah,
tatapi justru meramalkan kamatian baha
sa. Dalam kartas kaija "Pamartahanan
Bahasa Ibu dan Pendidikan Nasional",
pakar bahasa dan pendidikan itu dangan
tagas manunjukkan bahwa "pasaing tar-
dakat (bahasa daarah/bahasa ibu) adalah
musuh dalam salimut, yakni bahasa Indo
nesia".
Bahasa Indonasia bukanlah musuh ba
hasa daerah, karana bahasa Indonasia
"bukan lawan bahasa daerah". Itu perkataan bijak M. Tabrani (1938), yang sabalumnya turut "mambidani lahimya"
S esungguhnya tidaklah terlalu rumit
urusan bahasa pendidikan dasar. Persoal-
bahasa Indonasia dalam S umpah Pamuda 1928. S airing dangan manguatnya ji-
peroleh anak dari hngkungan rumah demi
daulatan tanah dan air Indonesia, bahasa
annya hanya berkisar bagaimana meningkatkan daya guna bahasa yang sudah di-
kemudahan pencapaian tujuan pendidik
wa kabangsaan (nasionalisma) sarta ke-
Indonasia dipastikan sudah barkembang
an: misalnya untuk membuka mata anak
pasat: makin manyabar mandakati baha
baea dan menulis serta berhitung. Untuk
Ungkapan parmusuhan yang diarahkan
pada bahasa daerah dan bahasa Indonasia
agar segera melek aksara; kompeten mem-
itulah sangat panting pemberdayaan baha
sa rumah atau bahasa anak, atau yang lebih popular dangan sabutan "bahasa ibu"
itu.
Dikaburfcan
Indonasia tampak balum sarius mana-
sa daerah.
bisa manciptakan karesahan hati masyara-
kat {social unrest). Katika parmusuhan itu
diciptakan di duma pendidikan anak, pen
didikan tidak akan barhasil guna: tidak
manguatkan bangunan jiwa kabangsaan di
kalangan anak bangsa, melainkan memI
partabal bantuk sikap primordial yang se- |
10
karang sudah mulai berlebihan.
Semangat primordial makin bergairah
apabila penanganan masalah bahasa ibu
itu ditempuh lewat upaya standardisasi/pembakuan bahasa di setiap daerah.
Bahasa Indonesia tidak hanya hidup da
lam alam pembakuan bahasa.Bahasa In
donesia juga hidup subur di luar arena
Bayangkan saja kalau daerah-daerah In
donesia yang dikabarkan sebagai wilayah
penuturan bahasa ibu yang berbeda-beda
ini masing-masing berlomba-lomba mem-
sa baku. Bahasa Indonesia pun bei^erak
melokal; mendekati dan—^bahkan—menyerupai bahasa daerah. Secara natural,
mereka membentuk bahasa ibu bagi anak-
bentuk dialek baku/standar. Wilayah Indo
anak Indonesia.
Ini contoh menarik. Di sebuah sekolah
nesia sudah siap terbelah-belah menjadi
442 daerah penuturan bahasa yang tidak
dalam satu semangat berbahasa ibu Indo
nesia
Pada puncak acara perayaan Hardiknas
2009 tersebut, Mahsun juga membelokkan
isu bahasa ibu ke alam gagasan yang sulit
dan rumit untuk dimengerti oleh para
praktisi pendidikan anak Indonesia. Da
lam makalah "Beberapa Persoalan dalam
Upaya Menjadikan Bahasa Ibu sebagai
Bahasa Pengantar Pendidikan di Indone
sia",ia membuat guru dan pamong yang
belajar serta praktisi pendidikan lainnya
kabur melihat pentingnya bahasa ibu se
bagai bahasa pendidikan dasan'
TidaMah bijak kalau masalah bahasa
ibu itu dibelokkan ke isu pembakuan ba
hasa dan pendidikan bahasa baku. Sesungguhnya,ketiadaan dialek baku di se
tiap daer^ tidak perlu dijadikan persoal
an untuk menyelenggarakan pendidikan
berbasis bahasa ibu. Bahasa ibu bukanlah
dialek baku.
mal.
pembakuan bahasa dan pendidikan baha
(di Kalimantan Selatan), untuk menanam-
kan nilai budaya bersih, anak-anak diminta membaca petunjuk tertulis di halaman
sekolah: Pilihi ratik, buang kawadahnya.
Petunjuk tertulis itu berupa bahasa Banjar. Sebut saja secara lengkap:itu adalah
bahasa Indonesia Banjar, bahasa Indonesia
dengan wama kearifan lokal.
Untuk pendidikan dasar keberaksaraan
(baca dan tulis), bahasa Indonesia lokal seperti dalam bentuk bahasa Banjar tersebut
akan lebih efektif bagi anak-anak sekolah.
Pada tahap awal perkembangan kognitifnya, anak-anak tidak perlu disuguhi bentuk-bentuk bahasa baku yang tak mungkin diperoleh di rumah sebagai bahasa
pertama atau bahasa ibunya.
Semasa balita,Ima di rumah juga tidak
pemah mendengar ibunya bertanya de
ngan bahasa baku seperti ini: Anakku,
mau menyiisu ibul Sang ibu bertanya da
lam bentuk lain. Nenen, ya Nak? Nak, netek, ya? Tidak tabu untuk menghadirkan
sosok bahasa ibu di sekolah dasar. Malah-
Kearifan lokal
Bahasa ibu yang perlu segara hadir di
sekolah dasar ini bolehlah dikatakan ber-
bentuk kearifan lokal, karena bentuk ba
hasa ibu hidup di tingkat lokal sebagai ba
hasa informal di sekitar rumah (keluarga).
Sebagaimana keyakinan masyarakat ba
hasa di dunia Barat,sosok bahasa ibu bu
kanlah bentuk bahasa yang dibakukan.
Bahasa itu bahasa non-baku atau nonfor-
an, badan dunia UNESCO(PBB)sudah
menganjiirkannya.
Janganlah heran kalau melihat ibu-ibu
rela ikut hadir di arena pembelajaran se
kolah untuk mengawah karier pendidikan
anak mereka. Dengan kehadiran sosok ibu,
terutama sosok bahasa ibu sebagai sarana
bahasa pembelajaran, anak-anak akan
merasa nyaman di sekolah. Mereka merasa
seperti di rumah!•
Koran Tempo, 6 Agustus 2009
11
BAHASA DAERAH
I5AHASA
ANDRE MOLLER
Mewajibkan Bahasa Daerah
Seperti diberitakan sejumlali media massa belum lama ini,
Sultan Hamengku Buwono X bertekad mewajibkan setiap
pegawai di lin^omgan Pemerintah Provinsi Dae^ Istimewa Yogyakarta serta kabupaten/kota berbahasa jW saban
Sabtu dalam aktivitas keija. Alasannya tak lain selain mencoba
melestarikan bahasa dan budaya Jawa yang dinUai banyak
dipengaruhi bahasa dan budaya nir-Jawa. Niat ini barangkali
patut diacungi jempol, tetapi tak susah juga melihat awan gelap
yang mengancam kecerahan lan^t sehubungan dengannya.
Perbolehkan saya mengajukan beberapa renungan berhubungan dengan gagasan itu. Pada tahun 1998,saya termasuk
mahasiswa yang menduduki kantor gubemur di Yogyakarta
guna memperlancar jalan Sultan kepada jabatan yang beliau
pegang sampai sekarang. Maka, renungan saya ini sekadar
renungan belaka.
Pertama,sehatkah bila bahasa daerah dipaksakan kepada
pegawai pemerintahan dari atas? Bukankah kein^nan ber-
bicara dalam bahasa tertentu harus muncul dari keinginan si
penutur sendiri?
Kedua, bagaimana peluang orang asal luar Jawa (atau malah
dari luar Yogya saja) bekeija di lingkungan pemerintahan DIY?
Bukankah seharusnya jabatan pemerintahan terbuka bagi se
tiap warga negara Indonesia, meski tak bisa bertutur dalam
bahasa Jawa? Benarkah kemampuan dalam bahasa daerah
tertentu akan menentukan siapa yang layak mendapatkan pekeijaan?
Ketiga, tidakkah orang yang tak bisa berbahasa Jawa akan
kesulitan jika hendak mengurus sesuatu di sebuah kantor
pemerintahan pada han Sabtu? Niscaya, para pegawai tak wajib
berbahasa Jawa jika kelihatan lawan bicaranya tak bisa me-
mahaminya,tetapi tetap akan menin^alkan perasaan tak sedap
kepada si pendatang.
Keempal, mengapa ketentuan baru ini hanya berlaku untuk
bahasa lisan? ^akah tulisan yang men^unal^ aksara Jawa
dinilai terlampau sulit, repot, dan menyusahkan? Kalau ya,
pasti perasaan si pendatang yang tak bisa berbahasa Jawa
secara lisan bisa dimengerti.
Kelima, mengapa bahasa yang dijadikan patokan kebudayaan
Jawa yang harus dilestarikan? Uhtuk memperluas program
pelestarian ini, saya mengusulkan Senin sebagai hari wajib
makari gudeg, Selasa hari wajib pakai blangkon, Rabu hari wajib
pakai nada dering karawitan, Kamis hari wajib naik andong ke
kantor, dan Jumat hari wajib mengenakan kaos dagadu (kalau
ini tidak dinilai kurang ry'owd).
12
Keenam,daripada satu hari per min^ men^unakan bahasa Jawa, bukankah lebih baik bemiat menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar pada setiap hari
keq'a? Ini tentu termasi^ pidato dan lain sebagainya yang
berasal dari para petinggi, termasuk gubernur. •
Saya tak bisa mendukung gagasan Sultan dengan sepenuhnya. Meski begitu, saya memahami kekhawatirannya dan
menjunjung tin^ niatnya. Di satu sisi, Yogyakarta merupakan
jantung budaya dan bahasa Jawa (maaf, Solo). Namun,di sisi
lain, kota pelajar ini juga merupakan semacam Indonesia mini
dengan pendatang dari setiap penjuru nusantara. Keseimbangan ini jelas tak mudah dijaga, tetapi saya kira yang paling baik
mengemban tugas ini ad^ah masyarakat(termasuk para pen
datang) Yogya
ANDRE MOLLER
Pmyusun Kamus Swedia-Indonesia
Kompas, 21 Aguatus 2009
BAHASA IBU
'bukubaru
Cerdas Bermultibaliasa
dan Berbaliasa Ibu
^ Judul:
Anak-anak Multibahasa; Pengalaman
Para Ibu Membesarkan Anak dalam Banyak
donesia
MemGlihara Bahasa In-
♦ CeSarr'
Indonesia
MHIB^
♦ Penulis: Santi Dharmaputra dkk
♦ Tebal; xvli + 222 halaman
^^8
Mei-eka pernah dan masih bermuldm di luar neeeri, me-
nu^ilun peng^aman mengajarkan multibahasa dan tetap melam bamii (bahasa
di rumah)
dan sotusab.
SaS?
h mmontas
^nak-anak.
Strategi
yang dipakaiantara
Sotusab (satu orang tua satu bahasa)diterapkan keluarea Santi
yaiigora.,gPe™cisdanhidupberpi„dah-pi„drneS
menggunak^
bahasa ibu Ondonesia dan Perancis) dalam berUntuk menghindari kebingungan
anak-anak, secara konsisten dan berkesinambungan mereka
^h^ii,
an^ mereka
mampu berbicara
dalamdi rumah.
bahasa
ShS'"a?aT
p'bukimmasing-masing
hanya ketika
Indonesia, Perancis, Inggris, dan Jerman.
bah^"
^"Seniukakananakbeberapa
teori dari
multlbahasa. saran membesarkan
multibahasa,
danahliberbagai
kegiatan penunjang pengembangan kemampuan berbah^a
anak.(Rl^s/LITBANG KOMPAS)
oeroanasa
Korapas, 30 Agustus 2009
14
BAHASA INDONBSIA-DEIKSIS
BAHASA
KURNIA JR
Kesaksamaan
Ketika mengomentari perkembangan mutakhir ihwal te-
rorisme di Indonesia, Sidney Jones lebih-kurang berkata
begini di televisi,"... mereka bergerak dalam kelompok
yang jumlahnya kecil...."
Yang saya Imtip dari kalimat pengamat bidang intelijen dan
terorisme di Indonesia itu merupakan bentuk kekeliruan yang
khas di kalangan penutur asli bahasa Indonesia. Padahal,se-
bagai orang asing ia lumayan fasih dan tertib tata bahasa ketika
bercakap bahasa Indonesia Seyogianya ia mengatakan kelom
pok kecil atau kelompok yang anggotanya sedikit sebab konteksnya adalah kuantitas di dalam satuan yang disebut ke
lompok itu. Klausa yang berbimyi kelompok yangjumlahnya
kecil mengandung kekacauan makna la tidak mengacu kepada
kuantitas ekstemal atau di luar satuan kelompok yang di-
sebutkan, tetapi juga tidak mengacu kepada kuantitas internal
kelompok atau anggota kelompok
Apabila terbit isu mengenai pengeboman atau terorisme di
Bumi Nusantara,Sidney Jones kerap diwawancara oleh wartawan televisi dan bahasa Indonesianya cukup bagus. Boleh
jadi, dalam kasus ini sang aktivis terbawa oleh kebiasaan
sebagian penullur asli yang kurang peka pada kesaksamaan
ketika mengungkapkan kuantitas dalam percakapan sehari-hari.
Biasanya, memang,lawan bicara paham,informasinya juga
sampai. Dengan demikian,lama-kelamaan tidak lagi menjadi
kebutuhan bahwa kesaksamaan pada aspek kuantitas sangat
vital, sekalipun dalam percakapan informal, agar tidak membawa kekeliruan itu ke dalam ragam formal.
Kasus yang juga kerap teijadi berkenaan dengan istilah
pasukan. Saat saya menulis kolom ini, di layar televisi muncul
tulisan berikut:/'Polda Sulut kerahkan 3 ribu pasukan amankan
Sail Bunaken." Berdasarkan "kebiasaan bahasa" kita mafhmn
bahwa Kepolisian Daerah Sulawesi Utara mengerahkan tiga
ribu personelnya untuk mengamankan acara tersebut. Padahal,
secara intrinsik, kaliniatnya menginformasikan bahwa yang
dikerahkan adalah tiga ribu pasukan yang entah beranggotakan
berapa personal.
Tidak jarang pula dalam obrolan santai sopir taksi dengan
penumpangnya sesekali muncul pertanyaan dari si penumpang:
"Sekarang taksi ini jumlah armadanya berapa, Pak?"
Seperti juga Daniel Lev, R William Liddle, John McGlynn
dan Iain-lain yang bukan penutur asli namun sangat fasih
berbahasa Indonesia, para indonesianis di berbagai bidang rata-rata menguasai dan menerapkan bahasa Indonesia menurut
ragam baku tetapi lentur. Secara umum mereka menjaga betul
struktur kalimat yang diucapkan maupvm dituliskan. Mereka
tertib tatkala menerapkan bahasa Indonesia secara lisan, apalagi secara tertulis.
15
Ketika berbicara di ruang kuliah atau kepada wartawan,
seakan-akan tampak di dahi mereka suatu poia pragmatis tata
bahasa 3^g jelas, lugas, dan tegas. Tidak ada keragu-raguan
dalam diksi maupun sintaksis. Mungkin secara berkelakar kita
bisa memaklumi bahwa mereka belajar bahasa Indonesia sekolahan. Itu bukan kelemahan, melainkan sebaliknya. Mereka
turut menopang pertnmbuhan bahasa ini di tengah penuturnya, meski dalam interaksi keseharian saling pengaruh dari
kedua arah tentu dapat teijadi. Itu hal yang wajar.
KURNIAJR
•
Pengarang
Kompas, 28 Agustus 2009
16
BAHASA INDONESIA-KAJIAN DAN PENELITIAN
A V
-- W
^/
Penetiti Penyaji Terbaik
KETEKUNAN dsm kegemaran membaca
buku yang sudah dilakiikan selama puluhan
tahun oleh Dr R Ku£\iana Rahardi MHum ter-
nyata menghasilkan prestasi yang cukup gemilang. Pasalnya hasil penelitian dengan judnl
'Ksgian Kesatuan Pragmatik Satuan Lingual
dak langsung mendatangkan kekuatan
tersendiri bagi Kunjana untuk aktif daleim
bidang penelitian. Bahkan sejak 10 tahun terakhir, suami dari Agiistina Reni Suwandari
SPd itu telah menghasilksm lebih dari 470
Imperatif dalam Bahasa Indonesia'itu telah
menghantarkan dosen t.etap dlASMI Santa
karya Umiah yang beberapa di antaranya diwpjudkan dalam bentuk buku. Sampai
akhimya menghmitarkan Kunjana menjadi
terbaik dalam seminar penelitian fundamental
yang diselen^arakan oleh Direktur Penelitian
pesaing dari sejumlah universitas terkemuka
Mariat^ebutterpilih ineiqadi peneliti penyaji
dan Pengabdian pada Mai^arakat dari 3D Juli
sampai1Agustus lalu di Jakarta.
."Tferus terang dari Tii Dharma Perguruan
Tinggi(PT) yang ada(pengajaran, penelitian
dan pengalxhan pada masyarakat), bidang pe
nelitian termasuk yang paling lemah. Persoalan itu mimcul karena dosen lebih sibuk mengajar daripada melakukan penelitian. Adanya
anggapan bahwa meneliti sulit karena berkait-
an dengan dimensiilmiah yang universal seiing
mei^jadi alasan yang menjadikan dosen raguragu melakukan penelitian," kata ayah dari 2
putra kelahiran 13 Oktpber 1966 pada KR.
Kuiqana mengatakan, penelitian adalah
salah satu bentuk TVi Dharma PT yang hams
dilakukan seorang dosen. Karena,selain tugas
pokok sebagai dosen juga dituntut meng
hasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi ma^arakat. Rasa tanggung jawab untuk melak-
sanakan TH Dharma PT dengan baik secara ti-
satu-satunjra peneliti dan penulis buku dari sebuah akademi yang berhasil menyingkirkan
ddam ajang cukup beigengsi yang diselen^-
rakan oleh Depdiknas.
"Saya kira asalkan seorsmg dosen bisa
kreatif dan mau menulis dengan baik, kesempatan untuk bisa berprestasi dan mendapatkan penghargaan dari pemerintah terbuka
lebar. Buktinya dari hasil kreativitas tersebut
saya bisa mendapatkan hibah penuhs buku
ajar Du
BAHASA
BAHASA ANAK
Kembalinya Tuan Besar
Manfaat Kecerdasan Bahasa Bagi Anak
1
2
BAHASA ARAB
Nazam Imrithi: Cara Cepat Menghafal Tata Bahasa Arab
Nazam Masqshud Syair-Syair Penibahan Kata
Syaikh Syarafuddin Yahya Al-Imrithi Dan Syaikh Ahmad Abdurrahim Pakar
Linguistik Dan Gramatika Bahasa Arab
3
5
6
BAHASA DALAM LAGU
Lirik Dari Keroncong Ke Dangdut
7
BAHASA DAERAH
Bahasa Daerah Bukan Musuh Bahasa Indonesia
Mewajibkan Bahasa Daerah
9
11
BAHASA IBU
Cerdas Bermultibahasa dan Berbahasa Ibu
13
BAHASA INDONESIA-DEIKSIS
Kesaksamaan
14
BAHASA INDONESIA-KAJIAN DAN PENELITIAN
Kunjana Jadi Peneliti Penyaji Terbaik
16
BAHASA INDONESIA-KEMAMPUAN
Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa Rendah
17
BAHASA INDONESIA-LAFAL
Paradoks
19
Politik Sapagodos
21
BAHASA INDONESIA-METAFORA
Metafor Dalam Diplomasi
22
BAHASA INDONESIA-PENYUNTINGAN
Pembaca Terakhir
24
i
BAHASAINDONESIA-SEJARAH DAN KRITIK
Bahasa Dan Ruang Publik
26
BAHASA INGGRIS
Jangan Paksa Anak Berbahasa Inggris
28
BAHASA ISYARAT
Memahami Bahasa Tubuh
;
29
BAHASA JAWA
Bahasa Jawa Berbasis Keluarga
DIY Wajib Berbahasa Jawa Setiap Sabtu
Gunakan Bahasa Jawa Tiap Sabtu
Inkubator Pengebangan Bahasa Jawa
Mangayubagya Hari Khusus Berbahasa Jawa
Pemkot Yogya Canangkan: Setiap Hari Sabtu Gunakan Bahasa Jawa
31
33
34
36
38
40
PNS Wajib Gunakan Bahasa Jawa
41
BAHASA SUNDA
As-Salafiyah Kembangkan Tafsir Berbahasa Sunda
42
BAHASA JAWA-TEMUILMIAH
Seminar Masa Depan Aksara Dan Bahasa Jawa
43
BAHASA UNIVERSAL
Merdeka Berbahasa
44
Merdeka Permainan Bahasa?
46
Teknologi Dalam Dialog Antarbahasa
48
BILINGUALISME
Bilingual Sejak Dini
50
MEMBACA
Membangun Budaya Baca
51
SERANGGA-ENSIKLOPEDI DAN KAMUS
Ensiklopedia Kehidupan Perangi Hama
53
11
SASTRA
CERITA RAKYAT BANTEN
The Legend OfPinang Mountain
54
CERITA RAKYAT RIAU
The Legend Of Senna Island: Folklore From Riau
56
HADIAH SASTRA
Penghargaan Mochtar Lubis Untuk Anda
Rumah Cinta Dapat Penghargaan Sastra 2009
Tokoh Penggerak Sastra 2009
\...58
59
60
KESUSASTRAAN ACEH
Puisi Perahu
61
KESUSASTRAAN BAGDAD
Love In a Tom Land
63
KESUSASTRAAN DALAM FILM
Cerita Dakwah Seperti Apa?
64
Sulih Suara Artis Ternama
65
Terinspirasi Novel Singapura
66
KESUSASTRAAN INDONESIA-BIOGRAFI
Bulan Purnama Rendra
67
'Burung Merak'Itu Pun Terbang
Dan Allah Pun Memanggilnya Pulang
.,70
72
Dua Kuburan,Dua Tanda
73
Dua Sosok Mewakili Rakyat Kecil
75
Mbah Surip, Rendra,Bom,Dan Curhat
76
Hid up Bukanlah Untuk Mengeluh Dan Mengaduh
77
'In Memoriam' Rendra': Tanahku,Hutanku,Kuburanku
Inspirasi Dari Rendra
Kepak Sayap Si Burung Merak
Kesaksian Burung Merak Rendra
Mbah Surip Dan WS Rendra...
Mbah Surip Gendong Rendra
Membaca Jejak WS Rendra
Karena Namanya Tertulis Di Langit
79
81
91
92
Musik Dan Rendra
94
111
83
85
88
90
Peduli Budaya
Perginya Dua Sahabat
Pergi Seorang WS Rendra
Pesona Si Burung Merak
Petai Cina Untuk Bengkel Teater
Rendra(1935—)
Rendra 1935—^2009
Rendra...Karyamu Akan Selalu Abadi
96
98
100
102
104
107
112
115
117
119
Rendra: Keadilan Martabat Dan Peradaban
Rendra,Kesatria-Pendeta
121
123
Rendra Memilih Jalan Sent Yang Terlibat
Rendra,Pahlawan Kebudayaan Itu
Rendra: Saya Sangat Bahagia
Seniman Legendaris
126
128
130
132
Rendra, Chuck Feeney,Dan Kekayaan
Rendra,Ilmu Siiat,Ilmu Surat
Sastra Rendra
133
Selamat Jalan Sampai Jumpa
Selamat Jalan Sang Pemburu
135
139
Setelah JUZ 30
141
Si Burung Merak Tak Akan Lagi Berkepak
*Sihir' Rendra Tak Mungkin Terlupakan
Terbanglah Si Burung Merak
Terbanglah Si Burung Merak
Wangi Kepak Sayap Merak
Willy Yang Mencari Wahyu
WS Rendra Menyusul Kepergian Mbah Surip
143
144
148
150
153
156
159
WS Rendra Pada Protes
161
WS Rendra Meninggal
WS Rendra Si Burung Merak Berpulang
WS Rendra Tutup Usia
WS Rendra Wafat,Kena Serangan Jantung
163
164
165
167
KESUSASTRAAN INDONESIA-DRAMA
Hanya Satu Basiyo
Kang Yoyon Dan Kecanduan Teater
Ruang Teater Multifungsi
169
171
173
KESUSASTRAAN INDONESIA-PUISI
Puisi Fragmen Hidup Seorang Wali Kota
Puisi Menghidupkan Kota
Suryatati tak Sekedar Berpuisi
Tersingkirnya Puisi Dari Industri Buku
iv
174
176
178
179
MANUSKRIP
Penyingkap Rahasia Naskah Kuno
225
PENGARANG
Menulis Novel *'Mas Mantri"
227
SASTRA KEAGAMAAN
Kotagede,Religiusitas Dan Karya
Syair Dalam Sastra Sufistik
228
229
PUISI INDONESIA
Puisi Mengenang Sahabat Kita Rendra
Sajak-Sajak Khrisna Pabhicara: Selembar Surat Untuk Tuhanku
Sajak-sajak Mardi Luhung
Sajak-Sajak Rendra
Sajak-Sajak WS Rendra
231
234
236
239
243
TAMBAHAN
BAHASA
Mendiknas: Ada Kecenderungan Tinggalkan Bahasa Indonesia
VI
247
BAHASA ANAK
KEMBALINYA TUAN BESAR
Wi.eirailiki bi ah hatL
Tiasupan nutrisi"sa&ma dalam
i
tahun, otek bagian
yang.bisa cas-cis-,- : kandungan!
.
- i-keiakbhg
yang berkerabang.
dalam bertutur
"Kecerdasan. bahasa me- "Usia 6-13 tahunlah yang pa
pada saat usia ma-
lling:.efektif,untuk belajar ba. has^ terutama unttik second
-:mang membantu anak mema-
sih dini pastinya hami infonnasi atan instnaksi
menjadi kebah^aan tersen^ri vyang disampaikan," kata Bimbagi setiap brang.tua. Apala^'"^vda'.Romi, begitu dia akrab di}ika mahir dalam berbahasa : pahggil, dalam tdVcshdw di se-'
asing,serasa mendapat anuge- , larsela acara Sm^ Adventure
ysng berlipat. Fenomena - E^a A+ di Mai Taman Angcas-cis-cus dua bahasa me- Vgrek, Jakarta, beberapa waktu
^mang tengah marak dalam : ;'lalu. ■ ';■ ■ ■
'-'yc- ■
■: lan^ge;'' kata BundaRpmi. '
.
S pesialis gizi klinik, DrF ias-
tuti/^itjaksono, S pG(K), ine-
nan^ahkan, nutrisi yang tepat
dan , optimal juga s'arigat .menentpkan perkembangan ke-
cenlasan anak. Untuk "itu, p^a
-Namun, di men^bahkan, . ibu .sebaiknya memperliatikari
; kedok untuk membekali anak^'; alasan
tersebut tak lantas menagar masa depan lebih cerah, : jadi dalih fcuat bag! para orang asupan gizi yang diberlkan keisu persaingan global menjadi tua untuk berbondong-bon- pada buah hati, seperti kaiialasan para brang tua berlom- dong memasukkah si kecil ke dungan karbohidrat, protein
hewani dan nabati, lemak, vi
ba berburu mencari sekolah
masyarakat Iridpnesia. Selaiii
bilingual.
preschool yang merailiki stan-
dar internasional— cuma demi
tamin/mineral, serta nutrisi
lain untuk perkembang^ ke-
T erapo, 10 Agustus 2009
BAHASA ANAK
✓ lyi^mbantu anak memahamj-,
iriformasi atau instruksi yang
disampaikan.
✓ Membantu anak berkomunik^
si.dengan lingkungan/ baik li.san maupun tulisan.
.
✓ Menghindari terjadinya kesa-.
Jahpahaman.
✓ Bisa menikmat! karya bahasa
(membaca buku cerita). . -
✓ Bisa mengikuti.hiburan lisan •
{memahami dongeng,.cerita, ^
- pufsi^ bahkan humor yang "di- '•
sampaikan orang lain). -
.
•iiuam
Tempo, 10 Agustus 2009
BAHASA ARAB
Cara Cepat Menghafal
Tata Bahasa Arab
Setiapsantridipondokpesantren,
terutama salafiyah, pasti
menginginkan bisa cepat belajar
bahasa Arab serta bisa raembaca
kitab kuning (kitab klasik yang
ditulis para ulama mutaqaddimin .
[periods awal Islam zaman labiin]
maupun niutaakhkhirin [terkini]).
Namun demikian,ternyata belajar bahasa Arab itu
tidaklah mudah. Banyak santri yang akhirnya
'gagal' dalam mempelajari bahasa Arab. Jangankan
untuk bisa membaca kitab kuning, bercakap-cakap
dalam bahasa Arab pun malah tidak bisa.
Tentu saja banyak faktor yang menyebabkannya,
baik masalah internal santri yang bersangkutan
(malas, kurang belajar, dan tidak paham), maupun
faktor eksternal(masalah lingkungan, banyaknya
buku-buku yang harus dibaca, guru yang kurang
cakap dalam mengajarkan,dan lain sebagainya).
Karena itu,jangankan untuk memahami isi kitab
kuning secara keseluruhan, membacanya saja tidak
bisa, termasuk menjelaskan kedudukan masing- ^
masing kalimat. Di mana khabar, xnana mubtada',
yang mana isim,fi'il, ma/'jd, serta bagaimana memberikan harakat pada masing-masing huruf, apa
harakatnya,(fathah, dlcnmnah, kasrah), mana naat,
mana man'ut, mana idlof, maupun mudlo/ilaih, dan
lain sebagainya.
•
Itu semua tidak akan bisa dipahami, manakala
santri malas, kurang belajar, atau enggan mempela
jari secara saksama. Padahal, kitab-kitab yang
membahas semua permasalahan tersebut sangat
banyak.
Antara lain, Matan Ajurumiyah, karya Syaikh
Ibnu Ajurum. Nama lengkapnya adalah Al-Syaikh
BAHASA ARAB
I ama lengkap pengarang Kjtab Nazam
/mr/tft/adalah Yahya bin Syaikh
Badruddin Musa bin Ramadhan bin
_ eUmairah al-lmrithi. Namun, leblh
dikenai dengan nama Syarafuddin al-lmrithy.
Tidak diketehui secara past!tahun kelahirannya.
Namun,bellauwafatpada 890 H/i485riyi.
Begitu juga dengan latar belakang kehldUpannya.takbanyakyangmengetahui.
Namun, berkat karyanya, nama Syarafuddin
Yahya al-lmrithi rrielambung dan dikenai banyak >
umat Isiarh hingga sekarang ini. Selain ahli
dalam bidang ilmu tata bahasa Arab,sebagian
mengenalnya sebagai ahli fikih dan usul fikih
yang meriganut mazhab Syafii.
Di samping A/azam /mrithf, Syaikh Syarafuddin
juga menulis nazam di bidang fikih, di antaranya
kitab al'Taisir, nazam dari kitab Talirir-nya Syaikh
Zakaria al-Anshari, Nihayatu al-Taqrib, nazam
dari kitab Taqrlb-nya Syaikh Abi Syuja' al- ,"
Isfahani, dan Tashil al-Waraqat, nazam dari
kitab IVaraqaf karya Imam al-Haramain.
Tulisan atau karyanya yang lebih banyak ber-
Sementara itu, pengarang A/azam iWaqshi/d,
Syaikh Ahmad bin Abdurrahim al-Thahthawi al-
■ Syafij, dilahirkari di KotaThahtha, Mb'airf.padao.
26 Dzulhlijah 1132 H. la menlnggal dunia pada'
1302 H,dalam usia sekitar 170 tahun.
Semasa hidupnya,Syaikh Ahmad Abdurrahim
pemah belajar
Kedua'tokoh/ini adalah pakar linguistik
(bahasa)damgramatika (tata bahasa)beserta
konjugaslnya (perubahan setiap kata)dalam .
bahasa Arab.'Nazam-nazam yang dikarang
kedua tokoh ini, kini terus bergema di setiap
sudut kamar santri di berbagal pesantren di
Indonesia. Tak hanya itu, kedua nazam ini Juga
dipelajari di berbagal sekolali Islam di luar'
negeri,sepertj Malaysia dan Brunei
Darussalam. ■ sya/dlsarlkan dari Guruku di Pesantren -
Republika, 9 Agustus 2009
BAHASA DALAM LAGU
.1
v;'
%/ 3/ ^ 1
.ii I
Soenjono Dardjowidjojo*
Lirik dari Keroncong
ke Dangdut
Lirik lagu-Iagu Indonasia S6jak kita merdeka sampai kini
mengalami perubahan yang
mencolok. Perubahan macam
kosakata mi sangat dipengaruhi oleh
bergesernya pandangan kita tentang
dunia (Weltanschauung) tempat kita
tinggal.
Jika kita kaji lagu-lagu 1940-an,
akan kita dapati bahwa tema saat itu
terpusat pada beberapa hal: alam,
ng seni pujaan. Lirik ini merambat ke
wujud fisik, tetapi ciuman itu terbatas
pada ujung jari saja dan dalam mimpi.
Setelah belasan tahun merdeka,
pada 1960-an, pandangan masyarakat lebih terfokus pada kehidupan
sehari-hari, khususnya yang berkai-
tan dengan kasih sayang dan cinta.
Tetapi, karena masih jauh dari pen-
garuh globalisasi dan masih kuat- i
tempat/peristiwa bersejarah flo
ra, dan romantika keindahan alam.
nya norma budaya lokal, cara pen-|
gungkapan kasih sayang dilakukan '
secara tidak langsung dan sangat
indahnya negeri, sungai, kota, dan
hmu Kulihat Bulan:
Linknya menggambarkan betapa
tempat rekreasi kita. Perhatikan
link lagu Tirtonadi berikut:
Tirtonadi yang permai, di tepi su
ngai
sungguh indah dan permai nyiur
melambai
Atmosfer perjuangan memuncul-
kan lagu tentang tempat/peristiwa
bersejarah. Perhatikan lirik Halo-
tialo Bandung berikut:
sekarang telah menjadi lautan
api. Mari, bung, rebut kembali
Link lagu saat itu juga tecermin
pada flora yang dianggap indah, mi-
salnya BungaAnggrek,yangmengan-
halus. Perhatikan lirik lagu Di WajaDi wajahmu kulihat bulan...
bersembunyi di sudut kerlingan
Sadarkah tuan kau ditatap insan.
yang haus akan belaian
Di wajahmu kulihat bulan.
menerangi hati gelap rawan
Biarkam daku mencari naungan.
di wajah damai rupawan
Link lagu ini sangat romantis te-
tapi dikemas begitu halus S6hingga tidak ada satti pun kata kasih, sayang,
atau cinta. Kehalusan romantika terletak terutama pada kolokasi kata seperti wajahmu...bulan; haus akan be
ingat padamu
laian; daku mencari naungan.
Aspek lain adalah pendidikan.
Hal ini dipicu oleh munculnya kebutuhan untuk mengisi kemerdekaan
duduk di sampingku
salah muncul: institusi pendidikan
dung pula sedikit romantisisme:
Bunga anggrek mulai timbul, aku
Waktu kita masih kumpul, kau
dengan manusia terdidik. Satu ma-
Pada Aryati kita temukan pera-
terpusat di Jawa. Kebutuhan akan
Dosakah hamba mimpi berkasih
seseorang muncul dalam beberapa
saan cinta dalam bentuk kata cium:
dengan tuan
Ujung jarimu kucium mesra tadi
malam...
Lirik lagu ini sangat romantis dan
disajikan secara halus: dikau mawar
asuhan rembulan, dikau gemila-
bekal hidup dan kasih sayang pada
lagu,seperti Teluk Bayur:
Ku kan mencari ilmu di negeri
or^g/bekal hidup kelak di hari tua
Pendidikan menyebabkan perubah
an sikap dan pandang tentang du
nia, khususnya dalam hubungan pria
8
"dan wanita. Perubahan ini umumnya
mengenai asmara dan cinta, seperti
pada lagu Doa dan Restumu, Tanpamu,dan Hatiku Hatimu.
Sejak 1980-an hingga kini, persentuhan budaya Indonesia dengan budaya Barat telah memberikan pe-
ngaruh. Film dan lagu Barat dengan
segala kelugasannya makin membanjir dan meresap ke aliran darah
budaya Indonesia. Secara pelan tapi
pasti, semua aspek budaya kita telah
kemasukan unsur Barat yang lebih
eksplisit.
Simaklah lagu Kugadaikan Cintaku dengan lirik eksplisit berikut:
Bercanda mesra dengan seorang
pvia, kau cubit, kau peluk, kau cium
Bahwa peluk-cium(yang lebih dari
Aryati) mulai masuk ke lirik lagu
saat itu tampak pula pada lagu se
perti Sepanjang Jalan Kenangan:
Sepanjang jalan kenangan...
kupeluk dirimu mesra
Pertambahan jumlah penduduk
dan kehidupan ekonomi yang ma
kin menekan memunculkan kelom-
pok tenaga kerja para ibu. Pria yang
dikenal sebagai pemicu kehidupan
seleweng memiliki lebih banyak pe-
luang untuk selingkuh. Kaum wani
ta yang kini memiliki kancah per-
gaulan yang lebih luas tidak musta-
hil pula melihat adanya "rumput te-
tangga yang lebih hijau".
Keadaan seperti ini tecermin da-
lam lirik lagu selingkuh Ketahuan:
... saatku melihatmu, kausedang
bermesraan dengan seorang yang
Wo, o,... kamu ketahuan pacaran
lagi dengan dirinya, teman baikku
Sementara itu, budaya yang makin
terbuka ini memunculkan lagu-lagu
dengan lirik yang, menurut norma
lama,tidak layak diungkapkan. Awal
tahun 2000-an, ketika telepon seluler
memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan "si dia"—bahkan sambil duduk di sisi suami atau istri, la-
hirlah lagu SMS dengan lirik:
Bang SMS siapa ini bang...bang
pesannya pake sayang-sayang
Bang nampaknya dari pacar
abang... bang hati ini mulai tak
tenang
Dari lirik ini kita lihat bahwa ma-
suknya teknologi ke masyarakat kita
memieu komponis untuk menciptakan lagu yang sesuai dengan kea
daan masyarakat saat itu.
Kehidupan seksual masyarakat
kita juga berubah signifikan. Meskipun tidak sejauh seperti lagunya Jo
Stafford pada 1950-an, Make Love
to Me, tampak ada lagu kita yang
liriknya vulgar pada Cucak Rowo:
... Manuke-manuke cucak rowo...
cucak rowo dowo buntute
Buntute sing akeh wulune... yen
digoyang ser, ser, aduh enake
Lirik lagu-lagu kita telah mengalami pergeseran filosofis, yang semula tertutup dan berkiblat pada
budaya lokal, menjadi lirik yang menyerap budaya global. Konsekuensi dari perubahan ini membuat lirik
kita lebih eksplisit dan mencakup se
gala macam lorong kehidupan.
kukenal
Tempo, 9 Agustus 2009
bahasa daerah
Bahasa Daerah Bukan
Musuh Bahasa Indonesia
Maiyanto, pemerhati politik bahasa dan pendidikan
p
ada hari-hari pertama masiik- sekolah,Ima,6 tahun, terlihat
amat senang dan nyaman berada
di arena pembelajarannya. Tapi
-■
tidak demikieai halnya dengan
beberapa teman lain yang juga mulai du-
duk di bangku sekolah dasar. Temyata me-
reka topak murung karena tidak diantar
sang rbu. Pentingnya kehadiran sosok ibu,
terutama sosok bahasanya, di sekolah da-
^sudah i^dengimg-dengungkan oleh ba-
dan Pereerikatan Bangsa-Bangsa urusan
pendidikan. S ekarang ini sedang digulirkanpro^amPendidikan untuk Semua
(Education for All) di berbagai negara, ter-
masuk Indonesia. Gferakan UNE S C O ini
dimaksudkan untuk mendorong pening-
katan mutu pendidikan dasar.
Mutu sekolah dasar di Indonesia dinilai
belum baik. Dalam pengamatan UNESCO,
pendidikan Indonesia belum dapat dinikmati oleh semua anak. Pada tahap pendi
dikan dasar itu, masih ada anak-anak
yang mengalami putus sekolah, mengulang
kelas, atau ulang pelajaran. Padahal mere-
ka belum tentu anak yang bodoh. Kega-
galan pendidikan tersebut akibat salah
urus. Ini urusan bahasa pendidikan (bukan
pendidikan bahasa).
ngam masalah pentingnya bahasa ibu se-
bagai pengantar pendidikan. J ustru, urus
an pemberdayaan bahasa ibu itu sering
berahh atau berbelok ka masalah pdesta-
rian bahasa ibu lawat pambakuan bahasa.
Isu bahasa ibu sudah dikaburkan; dike-
luarkan dan intipersoalan yang sesung
guhnya manunggu solusi sagara.
Dalam sebuah seminar (intamasional)
"Bahasa dan Pendidikan Anak Bangsa",
yang digalar pada puncak acara Haixlik-
nas 2009 di Bandung baru-baru ini, ma
salah pendidikan berbasis bahasa ibu
sampat akan diangkat. Di sana, Chaedar
Alwasilah tidak mambarikan fatwa stra-
tagi pemberdayaan bahasa ibu di sekolah,
tatapi justru meramalkan kamatian baha
sa. Dalam kartas kaija "Pamartahanan
Bahasa Ibu dan Pendidikan Nasional",
pakar bahasa dan pendidikan itu dangan
tagas manunjukkan bahwa "pasaing tar-
dakat (bahasa daarah/bahasa ibu) adalah
musuh dalam salimut, yakni bahasa Indo
nesia".
Bahasa Indonasia bukanlah musuh ba
hasa daerah, karana bahasa Indonasia
"bukan lawan bahasa daerah". Itu perkataan bijak M. Tabrani (1938), yang sabalumnya turut "mambidani lahimya"
S esungguhnya tidaklah terlalu rumit
urusan bahasa pendidikan dasar. Persoal-
bahasa Indonasia dalam S umpah Pamuda 1928. S airing dangan manguatnya ji-
peroleh anak dari hngkungan rumah demi
daulatan tanah dan air Indonesia, bahasa
annya hanya berkisar bagaimana meningkatkan daya guna bahasa yang sudah di-
kemudahan pencapaian tujuan pendidik
wa kabangsaan (nasionalisma) sarta ke-
Indonasia dipastikan sudah barkembang
an: misalnya untuk membuka mata anak
pasat: makin manyabar mandakati baha
baea dan menulis serta berhitung. Untuk
Ungkapan parmusuhan yang diarahkan
pada bahasa daerah dan bahasa Indonasia
agar segera melek aksara; kompeten mem-
itulah sangat panting pemberdayaan baha
sa rumah atau bahasa anak, atau yang lebih popular dangan sabutan "bahasa ibu"
itu.
Dikaburfcan
Indonasia tampak balum sarius mana-
sa daerah.
bisa manciptakan karesahan hati masyara-
kat {social unrest). Katika parmusuhan itu
diciptakan di duma pendidikan anak, pen
didikan tidak akan barhasil guna: tidak
manguatkan bangunan jiwa kabangsaan di
kalangan anak bangsa, melainkan memI
partabal bantuk sikap primordial yang se- |
10
karang sudah mulai berlebihan.
Semangat primordial makin bergairah
apabila penanganan masalah bahasa ibu
itu ditempuh lewat upaya standardisasi/pembakuan bahasa di setiap daerah.
Bahasa Indonesia tidak hanya hidup da
lam alam pembakuan bahasa.Bahasa In
donesia juga hidup subur di luar arena
Bayangkan saja kalau daerah-daerah In
donesia yang dikabarkan sebagai wilayah
penuturan bahasa ibu yang berbeda-beda
ini masing-masing berlomba-lomba mem-
sa baku. Bahasa Indonesia pun bei^erak
melokal; mendekati dan—^bahkan—menyerupai bahasa daerah. Secara natural,
mereka membentuk bahasa ibu bagi anak-
bentuk dialek baku/standar. Wilayah Indo
anak Indonesia.
Ini contoh menarik. Di sebuah sekolah
nesia sudah siap terbelah-belah menjadi
442 daerah penuturan bahasa yang tidak
dalam satu semangat berbahasa ibu Indo
nesia
Pada puncak acara perayaan Hardiknas
2009 tersebut, Mahsun juga membelokkan
isu bahasa ibu ke alam gagasan yang sulit
dan rumit untuk dimengerti oleh para
praktisi pendidikan anak Indonesia. Da
lam makalah "Beberapa Persoalan dalam
Upaya Menjadikan Bahasa Ibu sebagai
Bahasa Pengantar Pendidikan di Indone
sia",ia membuat guru dan pamong yang
belajar serta praktisi pendidikan lainnya
kabur melihat pentingnya bahasa ibu se
bagai bahasa pendidikan dasan'
TidaMah bijak kalau masalah bahasa
ibu itu dibelokkan ke isu pembakuan ba
hasa dan pendidikan bahasa baku. Sesungguhnya,ketiadaan dialek baku di se
tiap daer^ tidak perlu dijadikan persoal
an untuk menyelenggarakan pendidikan
berbasis bahasa ibu. Bahasa ibu bukanlah
dialek baku.
mal.
pembakuan bahasa dan pendidikan baha
(di Kalimantan Selatan), untuk menanam-
kan nilai budaya bersih, anak-anak diminta membaca petunjuk tertulis di halaman
sekolah: Pilihi ratik, buang kawadahnya.
Petunjuk tertulis itu berupa bahasa Banjar. Sebut saja secara lengkap:itu adalah
bahasa Indonesia Banjar, bahasa Indonesia
dengan wama kearifan lokal.
Untuk pendidikan dasar keberaksaraan
(baca dan tulis), bahasa Indonesia lokal seperti dalam bentuk bahasa Banjar tersebut
akan lebih efektif bagi anak-anak sekolah.
Pada tahap awal perkembangan kognitifnya, anak-anak tidak perlu disuguhi bentuk-bentuk bahasa baku yang tak mungkin diperoleh di rumah sebagai bahasa
pertama atau bahasa ibunya.
Semasa balita,Ima di rumah juga tidak
pemah mendengar ibunya bertanya de
ngan bahasa baku seperti ini: Anakku,
mau menyiisu ibul Sang ibu bertanya da
lam bentuk lain. Nenen, ya Nak? Nak, netek, ya? Tidak tabu untuk menghadirkan
sosok bahasa ibu di sekolah dasar. Malah-
Kearifan lokal
Bahasa ibu yang perlu segara hadir di
sekolah dasar ini bolehlah dikatakan ber-
bentuk kearifan lokal, karena bentuk ba
hasa ibu hidup di tingkat lokal sebagai ba
hasa informal di sekitar rumah (keluarga).
Sebagaimana keyakinan masyarakat ba
hasa di dunia Barat,sosok bahasa ibu bu
kanlah bentuk bahasa yang dibakukan.
Bahasa itu bahasa non-baku atau nonfor-
an, badan dunia UNESCO(PBB)sudah
menganjiirkannya.
Janganlah heran kalau melihat ibu-ibu
rela ikut hadir di arena pembelajaran se
kolah untuk mengawah karier pendidikan
anak mereka. Dengan kehadiran sosok ibu,
terutama sosok bahasa ibu sebagai sarana
bahasa pembelajaran, anak-anak akan
merasa nyaman di sekolah. Mereka merasa
seperti di rumah!•
Koran Tempo, 6 Agustus 2009
11
BAHASA DAERAH
I5AHASA
ANDRE MOLLER
Mewajibkan Bahasa Daerah
Seperti diberitakan sejumlali media massa belum lama ini,
Sultan Hamengku Buwono X bertekad mewajibkan setiap
pegawai di lin^omgan Pemerintah Provinsi Dae^ Istimewa Yogyakarta serta kabupaten/kota berbahasa jW saban
Sabtu dalam aktivitas keija. Alasannya tak lain selain mencoba
melestarikan bahasa dan budaya Jawa yang dinUai banyak
dipengaruhi bahasa dan budaya nir-Jawa. Niat ini barangkali
patut diacungi jempol, tetapi tak susah juga melihat awan gelap
yang mengancam kecerahan lan^t sehubungan dengannya.
Perbolehkan saya mengajukan beberapa renungan berhubungan dengan gagasan itu. Pada tahun 1998,saya termasuk
mahasiswa yang menduduki kantor gubemur di Yogyakarta
guna memperlancar jalan Sultan kepada jabatan yang beliau
pegang sampai sekarang. Maka, renungan saya ini sekadar
renungan belaka.
Pertama,sehatkah bila bahasa daerah dipaksakan kepada
pegawai pemerintahan dari atas? Bukankah kein^nan ber-
bicara dalam bahasa tertentu harus muncul dari keinginan si
penutur sendiri?
Kedua, bagaimana peluang orang asal luar Jawa (atau malah
dari luar Yogya saja) bekeija di lingkungan pemerintahan DIY?
Bukankah seharusnya jabatan pemerintahan terbuka bagi se
tiap warga negara Indonesia, meski tak bisa bertutur dalam
bahasa Jawa? Benarkah kemampuan dalam bahasa daerah
tertentu akan menentukan siapa yang layak mendapatkan pekeijaan?
Ketiga, tidakkah orang yang tak bisa berbahasa Jawa akan
kesulitan jika hendak mengurus sesuatu di sebuah kantor
pemerintahan pada han Sabtu? Niscaya, para pegawai tak wajib
berbahasa Jawa jika kelihatan lawan bicaranya tak bisa me-
mahaminya,tetapi tetap akan menin^alkan perasaan tak sedap
kepada si pendatang.
Keempal, mengapa ketentuan baru ini hanya berlaku untuk
bahasa lisan? ^akah tulisan yang men^unal^ aksara Jawa
dinilai terlampau sulit, repot, dan menyusahkan? Kalau ya,
pasti perasaan si pendatang yang tak bisa berbahasa Jawa
secara lisan bisa dimengerti.
Kelima, mengapa bahasa yang dijadikan patokan kebudayaan
Jawa yang harus dilestarikan? Uhtuk memperluas program
pelestarian ini, saya mengusulkan Senin sebagai hari wajib
makari gudeg, Selasa hari wajib pakai blangkon, Rabu hari wajib
pakai nada dering karawitan, Kamis hari wajib naik andong ke
kantor, dan Jumat hari wajib mengenakan kaos dagadu (kalau
ini tidak dinilai kurang ry'owd).
12
Keenam,daripada satu hari per min^ men^unakan bahasa Jawa, bukankah lebih baik bemiat menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar pada setiap hari
keq'a? Ini tentu termasi^ pidato dan lain sebagainya yang
berasal dari para petinggi, termasuk gubernur. •
Saya tak bisa mendukung gagasan Sultan dengan sepenuhnya. Meski begitu, saya memahami kekhawatirannya dan
menjunjung tin^ niatnya. Di satu sisi, Yogyakarta merupakan
jantung budaya dan bahasa Jawa (maaf, Solo). Namun,di sisi
lain, kota pelajar ini juga merupakan semacam Indonesia mini
dengan pendatang dari setiap penjuru nusantara. Keseimbangan ini jelas tak mudah dijaga, tetapi saya kira yang paling baik
mengemban tugas ini ad^ah masyarakat(termasuk para pen
datang) Yogya
ANDRE MOLLER
Pmyusun Kamus Swedia-Indonesia
Kompas, 21 Aguatus 2009
BAHASA IBU
'bukubaru
Cerdas Bermultibaliasa
dan Berbaliasa Ibu
^ Judul:
Anak-anak Multibahasa; Pengalaman
Para Ibu Membesarkan Anak dalam Banyak
donesia
MemGlihara Bahasa In-
♦ CeSarr'
Indonesia
MHIB^
♦ Penulis: Santi Dharmaputra dkk
♦ Tebal; xvli + 222 halaman
^^8
Mei-eka pernah dan masih bermuldm di luar neeeri, me-
nu^ilun peng^aman mengajarkan multibahasa dan tetap melam bamii (bahasa
di rumah)
dan sotusab.
SaS?
h mmontas
^nak-anak.
Strategi
yang dipakaiantara
Sotusab (satu orang tua satu bahasa)diterapkan keluarea Santi
yaiigora.,gPe™cisdanhidupberpi„dah-pi„drneS
menggunak^
bahasa ibu Ondonesia dan Perancis) dalam berUntuk menghindari kebingungan
anak-anak, secara konsisten dan berkesinambungan mereka
^h^ii,
an^ mereka
mampu berbicara
dalamdi rumah.
bahasa
ShS'"a?aT
p'bukimmasing-masing
hanya ketika
Indonesia, Perancis, Inggris, dan Jerman.
bah^"
^"Seniukakananakbeberapa
teori dari
multlbahasa. saran membesarkan
multibahasa,
danahliberbagai
kegiatan penunjang pengembangan kemampuan berbah^a
anak.(Rl^s/LITBANG KOMPAS)
oeroanasa
Korapas, 30 Agustus 2009
14
BAHASA INDONBSIA-DEIKSIS
BAHASA
KURNIA JR
Kesaksamaan
Ketika mengomentari perkembangan mutakhir ihwal te-
rorisme di Indonesia, Sidney Jones lebih-kurang berkata
begini di televisi,"... mereka bergerak dalam kelompok
yang jumlahnya kecil...."
Yang saya Imtip dari kalimat pengamat bidang intelijen dan
terorisme di Indonesia itu merupakan bentuk kekeliruan yang
khas di kalangan penutur asli bahasa Indonesia. Padahal,se-
bagai orang asing ia lumayan fasih dan tertib tata bahasa ketika
bercakap bahasa Indonesia Seyogianya ia mengatakan kelom
pok kecil atau kelompok yang anggotanya sedikit sebab konteksnya adalah kuantitas di dalam satuan yang disebut ke
lompok itu. Klausa yang berbimyi kelompok yangjumlahnya
kecil mengandung kekacauan makna la tidak mengacu kepada
kuantitas ekstemal atau di luar satuan kelompok yang di-
sebutkan, tetapi juga tidak mengacu kepada kuantitas internal
kelompok atau anggota kelompok
Apabila terbit isu mengenai pengeboman atau terorisme di
Bumi Nusantara,Sidney Jones kerap diwawancara oleh wartawan televisi dan bahasa Indonesianya cukup bagus. Boleh
jadi, dalam kasus ini sang aktivis terbawa oleh kebiasaan
sebagian penullur asli yang kurang peka pada kesaksamaan
ketika mengungkapkan kuantitas dalam percakapan sehari-hari.
Biasanya, memang,lawan bicara paham,informasinya juga
sampai. Dengan demikian,lama-kelamaan tidak lagi menjadi
kebutuhan bahwa kesaksamaan pada aspek kuantitas sangat
vital, sekalipun dalam percakapan informal, agar tidak membawa kekeliruan itu ke dalam ragam formal.
Kasus yang juga kerap teijadi berkenaan dengan istilah
pasukan. Saat saya menulis kolom ini, di layar televisi muncul
tulisan berikut:/'Polda Sulut kerahkan 3 ribu pasukan amankan
Sail Bunaken." Berdasarkan "kebiasaan bahasa" kita mafhmn
bahwa Kepolisian Daerah Sulawesi Utara mengerahkan tiga
ribu personelnya untuk mengamankan acara tersebut. Padahal,
secara intrinsik, kaliniatnya menginformasikan bahwa yang
dikerahkan adalah tiga ribu pasukan yang entah beranggotakan
berapa personal.
Tidak jarang pula dalam obrolan santai sopir taksi dengan
penumpangnya sesekali muncul pertanyaan dari si penumpang:
"Sekarang taksi ini jumlah armadanya berapa, Pak?"
Seperti juga Daniel Lev, R William Liddle, John McGlynn
dan Iain-lain yang bukan penutur asli namun sangat fasih
berbahasa Indonesia, para indonesianis di berbagai bidang rata-rata menguasai dan menerapkan bahasa Indonesia menurut
ragam baku tetapi lentur. Secara umum mereka menjaga betul
struktur kalimat yang diucapkan maupvm dituliskan. Mereka
tertib tatkala menerapkan bahasa Indonesia secara lisan, apalagi secara tertulis.
15
Ketika berbicara di ruang kuliah atau kepada wartawan,
seakan-akan tampak di dahi mereka suatu poia pragmatis tata
bahasa 3^g jelas, lugas, dan tegas. Tidak ada keragu-raguan
dalam diksi maupun sintaksis. Mungkin secara berkelakar kita
bisa memaklumi bahwa mereka belajar bahasa Indonesia sekolahan. Itu bukan kelemahan, melainkan sebaliknya. Mereka
turut menopang pertnmbuhan bahasa ini di tengah penuturnya, meski dalam interaksi keseharian saling pengaruh dari
kedua arah tentu dapat teijadi. Itu hal yang wajar.
KURNIAJR
•
Pengarang
Kompas, 28 Agustus 2009
16
BAHASA INDONESIA-KAJIAN DAN PENELITIAN
A V
-- W
^/
Penetiti Penyaji Terbaik
KETEKUNAN dsm kegemaran membaca
buku yang sudah dilakiikan selama puluhan
tahun oleh Dr R Ku£\iana Rahardi MHum ter-
nyata menghasilkan prestasi yang cukup gemilang. Pasalnya hasil penelitian dengan judnl
'Ksgian Kesatuan Pragmatik Satuan Lingual
dak langsung mendatangkan kekuatan
tersendiri bagi Kunjana untuk aktif daleim
bidang penelitian. Bahkan sejak 10 tahun terakhir, suami dari Agiistina Reni Suwandari
SPd itu telah menghasilksm lebih dari 470
Imperatif dalam Bahasa Indonesia'itu telah
menghantarkan dosen t.etap dlASMI Santa
karya Umiah yang beberapa di antaranya diwpjudkan dalam bentuk buku. Sampai
akhimya menghmitarkan Kunjana menjadi
terbaik dalam seminar penelitian fundamental
yang diselen^arakan oleh Direktur Penelitian
pesaing dari sejumlah universitas terkemuka
Mariat^ebutterpilih ineiqadi peneliti penyaji
dan Pengabdian pada Mai^arakat dari 3D Juli
sampai1Agustus lalu di Jakarta.
."Tferus terang dari Tii Dharma Perguruan
Tinggi(PT) yang ada(pengajaran, penelitian
dan pengalxhan pada masyarakat), bidang pe
nelitian termasuk yang paling lemah. Persoalan itu mimcul karena dosen lebih sibuk mengajar daripada melakukan penelitian. Adanya
anggapan bahwa meneliti sulit karena berkait-
an dengan dimensiilmiah yang universal seiing
mei^jadi alasan yang menjadikan dosen raguragu melakukan penelitian," kata ayah dari 2
putra kelahiran 13 Oktpber 1966 pada KR.
Kuiqana mengatakan, penelitian adalah
salah satu bentuk TVi Dharma PT yang hams
dilakukan seorang dosen. Karena,selain tugas
pokok sebagai dosen juga dituntut meng
hasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi ma^arakat. Rasa tanggung jawab untuk melak-
sanakan TH Dharma PT dengan baik secara ti-
satu-satunjra peneliti dan penulis buku dari sebuah akademi yang berhasil menyingkirkan
ddam ajang cukup beigengsi yang diselen^-
rakan oleh Depdiknas.
"Saya kira asalkan seorsmg dosen bisa
kreatif dan mau menulis dengan baik, kesempatan untuk bisa berprestasi dan mendapatkan penghargaan dari pemerintah terbuka
lebar. Buktinya dari hasil kreativitas tersebut
saya bisa mendapatkan hibah penuhs buku
ajar Du