Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

BAB VIII
ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur
bidang

Cipta

Karya

yang

mencakup

empat

sektor

yaitu


pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan,
pengembangan

air

minum,

serta

pengembangan

penyehatan

lingkungan permukiman yang terdiri dari air limbah, persampahan,
dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor
dimulai dari pemetaan isu-isu strategis

yang mempengaruhi,


penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan,
serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan
berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap
program-program

sektoral,

dengan

mempertimbangkan

kriteria

kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan
merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
8.1 Pengembangan Permukiman
8.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Pengembangan pemukiman di Kabupaten Barru terdiri atas 2
(dua) bagian yaitu pengembangan permukiman perkotaan dan
pengembangan permukiman perdesaan

a. Kawasan Perkotaan
Kawasan

perkotaan

adalah

kawasan

yang

kegiatan

utamanya adalah non agraris dan lebih menonjolkan pada
kegiatan pemerintahan, pelayanan jasa sosial dan ekonomi.
Untuk mengatur sistem kota-kota dalam suatu wilayah, dan

FINAL REPORT

VIII-1


Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

pembentukan

deliniasi

kawasan

perkotaan,

diperlukan

penataan terhadap kawasan perkotaan, yang ditujukan untuk:
 Mencapai tata ruang perkotaan yang optimal, serasi, selaras
dan seimbang dalam pengembangan kehidupan manusia
secara luas;
 Meningkatkan fungsi kawasan perkotaan secara serasi dan
seimbang antara perkembangan lingkungan dan nilai-nilai

kehidupan masyarakat;
 Mengatur

pemanfaatan

ruang

guna

meningkatkan

kemakmuran rakyat dan mencegah serta menanggulangi
dampak negatif terhadap lingkungan alam dan lingkungan
sosial.
Konsentrasi utama kawasan perkotaan di Kabupaten
Barru terdapat di Barru sebagai bagian dari Ibukota Kabupaten
Barru dan berfungsi sebagai pusat distribusi utama (Pusat
Pelayanan Utama). Sedangkan konsentrasi wilayah lainnya
terpusat pada kota-kota kecamatan sebagai sub pusat
Pelayanan terhadap sub-sub wilayah pengembangan masingmasing.


Pada

kawasan

perkotaan

diarahkan

pengembangannya untuk berbagai kegiatan perkotaan yang
meliputi;

permukiman

perkotaan,

sarana

dan


prasarana

permukiman (fasilitas sosial dan umum), infrastruktur (jaringan
jalan

dan

angkutan,

air

bersih,

drainase,

air

limbah,

persampahan, listrik dan telekomunikasi, kawasan fungsional

kota (perdagangan/komersil, pemerintahan, jasa/perkantoran,
industri, dan terminal). Kawasan perkotaan pada ibukota
kecamatan agar dapat menyediakan ruang terbuka hijau
minimal 30% dari luas wilayah kotanya.

FINAL REPORT

VIII-2

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

b. Kawasan Pedesaan
Kawasan
kegiatan

pedesaan

utamanya


merupakan
berorentasi

kawasan
pada

dengan
kegiatan

pertanian/agraris, termasuk pengelolaan sumberdaya alam
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi pertanian. Pada kawasan pedesaan
kondisi kepadatan bangunan, penduduk serta prasarana dan
sarana perkotaan yang rendah, dan kurang intensif dalam
pemanfaatan lahan untuk keperluan non agraris. Kawasan
permukiman perdesaan yang terdiri dari sumber daya buatan
seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana
dan sarana perdesaan seperti jalan, irigasi, drainase, prasarana
pengolahan


limbah

cair

maupun

padat

diarahkan

pembangunannya tetap menjaga kelestarian alam.
8.1.2 Isu

Strategis,

Kondisi

Eksisting,


Permasalahan

dan

Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman
a. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan, melalui
peningkatan mutu tenaga pendidik dan kependidikan serta
perbaikan tata kelola pendidikan, dengan mengembangkan
manajemen berbasis sekolah dan teknologi informasi,
dengan sumber pembiayaan dari berbagai pihak
b. Meningkatkan

akses dan

pemerataan

kesehatan

dan

keluarga berencana, melalui peningkatan mutu tenaga
kesehatan dan keluarga berencana serta perbaikan tata
kelola

FINAL REPORT

kesehatan

dan

keluarga

berencana

dengan
VIII-3

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

mengembangkan

layanan

kesehatan

dan

keluarga

berencana yang prima dan berbasis masyarakat yang
didukung oleh fasilitas kesehatan dan keluarga berencana
yang memadai dengan mengoptimalkan berbagai sumber
pembiayaan.
c. Meningkatkan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin
dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya
melalui penajaman dan fasilitasi program yang terintegrasi
lintas sektor pada semua tingkatan pemerintahan dengan
dukungan kelembagaan, regulasi, data yang “up to date” dan
mudah diakses dengan sumber pembiayaan yang memadai
dan “pro poor”
d. Meningkatkan perekonomian masyarakat yang berorientasi
pasar melalui fasilitasi pendampingan usaha oleh tenaga
teknis yang trampil, didukung oleh sistem informasi, regulasi
dan

kelembagaan

dengan

sumber

pembiayaan

dari

pemerintah dan lembaga keuangan
e. Meningkatkan

akses

dan

layanan

kepemudaan,

keolahragaan, dan kebudayaan melalui pengembangan
organisasi pemuda, olahraga, dan seni budaya berprestasi
yang

didukung

oleh

sarana

dan

prasarana,

sistem

pembinaan yang memadai dengan melibatkan sumber
pembiayaan berbagai pihak
f. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pemberian
kesempatan

berpartisipasi

kepada

masyarakat

baik

perempuan maupun laki-laki dalam proses pembangunan
dengan

FINAL REPORT

dukungan

pengembangan

media

partisipasi,

VIII-4

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

jaringan kerjasama dan perbaikan kelembagaan serta
mendorong pembiayaan dari masyarakat .
g. Meningkatkan pelestarian lingkungan hidup dan antisipasi
penanganan bencana melalui pengembangan pembangunan
yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta
mengutamakan pemeliharaan sumberdaya alam, kesiagaan
penanganan bencana yang didukung oleh regulasi, sistem
pengawasan, mitigasi dan adaptasi serta pembiayaan
h. Mempertahankan situasi keamanan yang kondusif melalui
penegakan hukum yang memenuhi rasa keadilan dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, penyelenggaraan
demokrasi yang berkualitas dan menjamin ketenteraman dan
ketertiban yang didukung oleh regulasi dan pengembangan
sistem pengamanan swakarsa serta pembiayaan yang
memadai
i. Meningkatkan infrastruktur ekonomi melalui pengembangan
wilayah strategis cepat tumbuh dan kerjasama daerah
dengan mengembangkan regulasi dan fasilitas dasar bagi
mobilitas

barang,

jasa

dan

manusia,

sistem

moda

transportasi dan perangkat pendukungnya, regulasi dan
media promosi investasi yang didukung oleh pembiayaan
pihak terkait
j.

Meningkatkan

kualitas

kehidupan

beragama

melalui

aktualisasi peran dan fungsi agama sebagai etos kerja, sikap
dan perilaku birokrasi, peserta didik dan masyarakat dengan
mengembangkan regulasi, pembinaan lembaga lembaga
keagamaan, sarana peribadahan yang didukung pembiayaan
dari berbagai pihak

FINAL REPORT

VIII-5

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

k. Meningkatkan kualitas pelayanan umum melalui penerapan
tata kelola pemerintahan yang transparan, akuntabel dan
partisipatif dengan mengembangkan sistem pelayanan yang
terintegrasi, mudah dan murah, regulasi pelayanan yang
berorientasi pelanggan dan aparat yang profesional dengan
pembiayaan dari pihak terkait
Tabel 8.1 Isu-isu Strategis Sektor Pengembangan
Permukiman Skala Kota/Kabupaten
No
1

Isu Strategis
Meningkatkan

akses

dan

pemerataan pendidikan
Meningkatkan

2

Keterangan

pemerataan

akses
kesehatan

dan
dan

keluarga berencana

3

Meningkatkan

pemenuhan

hak-hak

dasar

masyarakat

miskin

dan

penyandang

masalah kesejahteraan sosial
lainnya
Meningkatkan
4

perekonomian

masyarakat yang berorientasi
pasar

5

Meningkatkan

akses

layanan

kepemudaan,

keolahragaan,

dan
dan

kebudayaan
6

Meningkatkan pemberdayaan
masyarakat

FINAL REPORT

VIII-6

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Meningkatkan
7

lingkungan

pelestarian
hidup

antisipasi

dan

penanganan

bencana
Mempertahankan
keamanan
8

melalui

situasi

yang

penegakan

kondusif
hukum

yang memenuhi rasa keadilan
dan menjunjung
9

10

11

Meningkatkan

infrastruktur

ekonomi
Meningkatkan

kualitas

kehidupan beragama
Meningkatkan

kualitas

pelayanan umum

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Permukiman sebagai salah satu komponen pembentuk
kota dengan batas wilayah/kawasan tertentu membentuk
struktur ruang kota. Struktur ruang permukiman perkotaan
terdiri dari beberapa kawasan dengan jumlah penduduk dan
luasan tertentu membentuk satuan lingkungan permukiman
kota yang mempunyai satu pusat pelayanan kota.
Dengan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa dalam perencanaan tata ruang kota, permukiman
diartikan sebagai kesatuan komponen kota yang saling
mendukung membentuk suatu permukiman perkotaaan dan
kawasan perkotaan dengan segala jenis sarana dan prasarana

FINAL REPORT

VIII-7

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

pendukung ekosistem kota. Untuk itu dalam pengembangan
sistem permukiman perkotaan haruslah diciptakan beberapa
kawasan perumahan sebagai satuan lingkungan permukiman
dengan sebaran yang merata agar tingkat pertumbuhan antar
wilayah dapat seimbang dan tetap memperhatikan kondisi
sosial ekonomi penduduk sebagai penghuninya kelak.
Penerapan konsep pengembangan permukiman di
perkotaan khususnya di Kota Barru ditentukan berdasarkan
pertimbangan luas kapling permukiman yang ada. Selain dasar
tersebut, dalam perencanaan permukiman, juga digunakan
konsep pengembangan sistem ratio terbangun dan kawasan
terbuka, yakni maksimal 60 : 40 (60% building coverage, dan
40% ruang terbuka) untuk pembangunan perumahan yang
dilakukan oleh masyarakat secara pribadi dan ratio 1 : 3 : 6
untuk

pembangunan

yang

dilakukan

oleh

para

pengembang/developer.
Salah satu unsur ruang yang memiliki pengaruh
terhadap pembentukan struktur ruang kota adalah perumahan.
Perumahan sebagai kebutuhan dasar manusia, sehingga
penyediaannya perlu dilakukan dengan metode; penetapan
alokasi dan pengadaan permukiman. Melihat struktur sosial
budaya masyarakatnya maka sistem pengadaan terbatas pada
sistem individual.
Penyediaan

perumahan

pada

akhir

perencanaan

sebanyak 2.162 unit dengan 3 (tiga) tipe kapling antara 150 600 m2. Untuk masa datang diperlukan pengembangan
perumahan untuk mengakomodasi kebutuhan rumah yang
disesuaikan dengan standar kebutuhan, tetapi relevansi

FINAL REPORT

VIII-8

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

kebutuhan akan dipengaruhi pula oleh perkembangan internal
kawasan. Pola penyediaan perumahan dengan perbandingan
1:3:6 mencakup jenis tipe, unit dan luas lahan.
Tabel 8.2 Peraturan Daerah/Peraturan
Gubernur/Peraturan Walikota/Bupati/Peraturan Lainnya
terkait pengembangan Permukiman
Perda/Pergub/Perwal/perbup/Peraturan Lainnya
No

Jenis Produk
Pengaturan



No. Tahun

Perihal

Amanat
Kebijakan
Daerah

Tidak Ada Data

Tabel 8.3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Barru Tahun 2014
Jumlah
Lokasi
Jumlah
Luas
Rumah
Jumlah
No
Kawasan
Rumah
Kawasan
Semi
Penduduk
Kumuh
Permanen
Permanen
Kawasan Ling.
Garongkong
dan
Ling.
5,33
Padongko
Mangempang
Kawasan Ling.
Limpo Majang
8,38
dan
Ling.
Sumpang
Kawasan
Lingkungan
5,75
Palanro Laloang
Kawasan
3,90
Lingkungan

FINAL REPORT

VIII-9

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Polejiwa
Tellumpanua
Kawasan
Lingkungan
2,58
Pudee
Takkalasi
Kawasan
5,10
Lingkungan
Ujunge Madello
 Tidak Ada Data

No

Tabel 8.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten Barru Tahun 2014
Kondisi
Lokasi
Tahun
Jumlah
Prasarana
Pengelolaan
RSH
Pembangunan
Penghuni
CK ysng
ada



Tidak Ada Data

Tabel 8.5 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten Barru Tahun 2014
Kondisi
Lokasi
Tahun
Jumlah
Prasarana
No
Pengelolaan
RSH
Pembangunan
Penghuni
CK ysng
ada



Tidak Ada Data

Tabel 8.6 Data Program Pedesaan di Kabupaten Barru Tahun 2014



Data Tidak Ada

FINAL REPORT

VIII-10

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

C. Permasalahan

dan

Tantangan

Pengembangan

Permukiman
-

Permasalahan pengembangan permukiman dianataranya
Masalah

permukiman

terkait

dengan

dinamika

perkembangan kota dan wilayah, serta konflik di dalam
kehidupan

bermasyarakat.

Permasalahan

pembangunan

permukiman di Kabupaten Barru adalah meliputi berbagai
aspek seperti aspek kelembagaan, aspek pendanaan dan
aspek peran serta masyarakat.
Pada

dasarnya

permasalahan

pembangunan

permukiman, khususnya pada pada kawasan perkotaan, lebih
disebabkan oleh aspek pendanaan, baik swasta, maupun
pemerintah. Aspek pendanaan terkait dengan harga lahan
pada

kawasan

perkotaan

yang

sangat

tinggi

serta

ketersediaan lahan yang terbatas. Namun disisi lain aspek
kelembagaan juga cukup berpengaruh terhadap proses
pembangunan

permukiman

di

kawasan

perkotaan.

Kelembagaan ini tentunya terkait dengan perizinan (IMB),
pembebasan lahan serta birokrasi yang cukup panjang.
Kendala-kendala inilah yang dapat menghambat proses
pembangunan

permukiman,

khusunya

pada

kawasan

perkotaan.


Kelembagaan daerah yang menangani bidang keciptakaryaan

masih

lemah

dalam

penyelenggaraan

pembangunan perumahan dan permukiman.


Pelaksanaan

pembangunan

bidang

pperumahan/

permukiman belum optimal, hal ini dipengaruhi oleh faktor
ketersediaan

FINAL REPORT

sumberdaya

amnesia,

organisasi,
VIII-11

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

ketatalaksanaan, serta dukungan prasarana dan sarana
dasar.


Aspek

pembiayaan

pembangunan

perumahan

dan

permukiman, dalam hal ini mengintensifkan pembiayaan
melalui sumber-sumber pembiayaan dari pihak swasta dan
swadaya masyarakat, tentunya didukung oleh APBD
Kabupaten, APBD Provinsi, APBN.


Aspek peran serta masyarakat, lemahnya kesadaran
masyarakat

tentang

pentingnya

partisipasi

sebagai

pendampingan dalam pengembangan permukiman baik
secara individual maupun organisasi masyarakat yang
ada.
Tantangan pengembangan permukiaman diantaranya


Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat



Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana
Strategis Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan
Permukiman.



Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk didalamnya
pencapaian

Program-Program

Pro

Rakyat

(Direktif

Presiden)


Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan
bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan
Permukiman yang masih rendah



Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah
bahwa pembangunan

infrastruktur

permukiman

yang

saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi
dan kabupaten/kota.


FINAL REPORT

Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan
VIII-12

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

RPI2JM bidang Cipta Karya pada Kabupaten Takalar.
Tabel 8.7 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan
Permukiman Kabupaten Barru
Permasalahan
Tantangan
No
Pengembangan
Pengembanagan
Permukiman
Pelaksanaan
pembangunan bidang
pperumahan/
permukiman
belum
optimal,
hal
ini
1 dipengaruhi oleh faktor
ketersediaan
sumberdaya amnesia,
organisasi,
ketatalaksanaan, serta
dukungan
prasarana
dan sarana dasar.
Kelembagaan daerah
yang menangani bidang
kecipta-karyaan masih
dalam
2 lemah
penyelenggaraan
pembangunan
perumahan
dan
permukiman
Aspek
pembiayaan
pembangunan
perumahan
dan
permukiman, dalam hal
ini
mengintensifkan
3 pembiayaan
melalui
sumber-sumber
pembiayaan dari pihak
swasta dan swadaya
masyarakat, tentunya
didukung oleh APBD

FINAL REPORT

Alternatif Solusi

VIII-13

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

4

5

Kabupaten,
APBD
Provinsi, APBN
Aspek
peran
serta
masyarakat, lemahnya
kesadaran masyarakat
tentang
pentingnya
partisipasi
sebagai
pendampingan dalam
pengembangan
permukiman
baik
secara
individual
maupun
organisasi
masyarakat yang ada
Pelaksanaan
pembangunan bidang
pperumahan/
permukiman
belum
optimal,
hal
ini
dipengaruhi oleh faktor
ketersediaan
sumberdaya amnesia,
organisasi,
ketatalaksanaan, serta
dukungan
prasarana
dan sarana dasar.

8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari
identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan
kondisi eksisting dengan
dicapai.

target

kebutuhan

yang

harus

Penerapan konsep pengembangan permukiman di

perkotaan khususnya di Kota Barru ditentukan berdasarkan
pertimbangan luas kapling permukiman yang ada. Selain dasar
tersebut, dalam perencanaan permukiman, juga digunakan
konsep pengembangan sistem ratio terbangun dan kawasan

FINAL REPORT

VIII-14

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

terbuka, yakni maksimal 60 : 40 (60% building coverage, dan 40%
ruang terbuka) untuk pembangunan perumahan yang dilakukan
oleh masyarakat secara pribadi dan ratio 1 : 3 : 6 untuk
pembangunan yang dilakukan oleh para pengembang/developer.
Salah satu unsur ruang yang memiliki pengaruh terhadap
pembentukan struktur ruang kota adalah perumahan. Perumahan
sebagai kebutuhan dasar manusia, sehingga penyediaannya
perlu

dilakukan

pengadaan

dengan

metode;

penetapan

permukiman.

Melihat

struktur

alokasi

sosial

dan

budaya

masyarakatnya maka sistem pengadaan terbatas pada sistem
individual.
Penyediaan perumahan pada akhir perencanaan sebanyak
2.162 unit dengan 3 (tiga) tipe kapling antara 150 - 600 m2. Untuk
masa datang diperlukan pengembangan perumahan untuk
mengakomodasi kebutuhan rumah yang disesuaikan dengan
standar kebutuhan, tetapi relevansi kebutuhan akan dipengaruhi
pula oleh perkembangan internal kawasan. Pola penyediaan
perumahan dengan perbandingan

No

Tabel 8.8 Perkiraan Kebutuhan Program
Pengembangan Permukiman di Perkotaan
Untuk 5 Tahun
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Unit
Ket
Uraian
1
ll
lll
lV
V
Jumlah Penduduk

1

Kepadatan
Pendududk

FINAL REPORT

VIII-15

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Proyeksi
Persebaran
Penduduk

2

Proyeksi
Perseaan
Pendududk Miskin
Sasaran
Penurunan
Kawasan Kumuh

3

Kebutuhan
Rusunawa

4

Kebutuhan RSH

5

Kebutuhan

6

Pengembanagan
Permukiman
Baru
Sumber : RUTR Kota Barru, 2003-2013

No

1

Tabel 8.9 Perkiraan Kebutuhan Program
Pengembangan Permukiman di Pedesaan yang
membutuhkan penanganan Untuk 5 Tahun
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Unit
Uraian
l
ll
lll
lV
V

Ket

Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Pendududk
Proyeksi
Persebaran
Penduduk

FINAL REPORT

VIII-16

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

2
3

4
5

6

7

8

Proyeksi
Perseaan
Pendududk
Miskin
Desa Potensial
Agropolitan
Desa Potensial
Untuk
Minapolitan
Kawasan
Rawan
Bencana
Kawasan
Perbatasan
Kawasan
Permukiman
Pulau-pulau
Kecil
Desa Kategori
Miskin
Kawasan
Dengan
Komoditas
Unggulan


Tidak Ada Data

8.1.4 Program – Program Sektor Pengembangan Permukiman
A. Program Kerja
Kegiatan

pengembangan

permukiman

terdiri

dari

pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan

FINAL REPORT

VIII-17

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Kawasan Perkotaan
Konsentrasi utama kawasan perkotaan di Kabupaten
Barru terdapat di Barru sebagai bagian dari Ibukota
Kabupaten Barru dan berfungsi sebagai pusat distribusi
utama (Pusat Pelayanan Utama). Sedangkan konsentrasi
wilayah lainnya terpusat pada kota-kota kecamatan sebagai
sub

pusat

Pelayanan

terhadap

sub-sub

wilayah

pengembangan masing-masing. Pada kawasan perkotaan
diarahkan

pengembangannya

untuk

berbagai

kegiatan

perkotaan yang meliputi; permukiman perkotaan, sarana dan
prasarana

permukiman

(fasilitas

sosial

dan

umum),

infrastruktur (jaringan jalan dan angkutan, air bersih,
drainase,

air

limbah,

telekomunikasi,

persampahan,

kawasan

(perdagangan/komersil,

listrik

fungsional

pemerintahan,

dan
kota

jasa/perkantoran,

industri, dan terminal). Kawasan perkotaan pada ibukota
kecamatan agar dapat menyediakan ruang terbuka hijau
minimal 30% dari luas wilayah kotanya.
Kawasan Perdesaan
Pada kawasan pedesaan kondisi kepadatan bangunan,
penduduk serta prasarana dan sarana perkotaan yang
rendah, dan kurang intensif dalam pemanfaatan lahan untuk
keperluan non agraris. Kawasan permukiman perdesaan yang
terdiri dari sumber daya buatan seperti perumahan, fasilitas
sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana perdesaan
seperti jalan, irigasi, drainase, prasarana pengolahan limbah
cair

maupun

padat

diarahkan

pembangunannya

tetap

menjaga kelestarian alam.

FINAL REPORT

VIII-18

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

B. Usulan Program
Usulan

Program

Permukiman

dan

Kegiatan

Pengembangan

Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan

untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan
kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.
Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu
dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota.
Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam
RPI2JM dibutuhkan

suatu

kriteria

untuk

menentukan

prioritasi dari tahun pertama hingga kelima.
Tabel 8.10 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur
Permukiman Kabupaten/Kota
Program/
Kegiatan

Volume/
Satuan

Biaya
(Rp)

Lokasi

1

Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan

-

0

Garonggkong dan
Manggempang

2

Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan

-

0

Ling. Limpomajang dan
Lingk. S. Binangae

-

0

-

0

-

0

No

3
4
5
6

7

8

Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan
Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan
Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan
Kumuh
Pendampingan Penyusunan
Perencanaan Penataan
Bangunan Kws. Pusaka di Kws.
Garongkong Kab. Barru
Pendampingan Penyusunan
Perencanaan Penataan
Bangunan Kws. Pusaka di Kws.
Agrowisata Kec. Tanete Riaja
Kab. Barru

FINAL REPORT

1

Kriteria
Kesiapan

Kawasan Lingk. Palanro
Lalolang
Lingk. Polijiwa
Tellumpanua
Lingk. PudeE Takkalasi
Kec. Barru

1

435000

Kawasan Gorongkong

1

435000

Kecamatan Tanete Rilau

VIII-19

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

9

10

11

12
13
14
15
16

Penyelenggaraan Penataan
Bangunan Kawasan Pusaka di
Kws. Kota Barru Kab. Barru
Pendampingan Penyelenggaraan
Penataan Bangunan Kawasan
Pusaka di Kws. Kota Barru Kab.
Barru
Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Kws.
Garongkon-Mangempang
Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan
Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan
Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan
Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan
Pembangunan/Peningkatan Jalan
Lingkungan dan aluran Air Hujan

1

4785000

Kawasan Kota Barru

1

150000

Kawasan Kota Barru

1

2223000

Kecamatan Barru

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

Lingkungan
Limpomajang dan Lingk.
S. Binangae
Kawasan Lingkungan
Palanro Lalolang
Lingkungan Polijiwa
Tellumpanua
Lingkungan Pudee
Takkalasi
Lingkungan Ujunge
Madello

C. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah
didorong untuk terus meningkatkan alokasinya pada sektor
tersebut

serta

mencari alternatif sumber pembiayaan dari

masyarakat dan swasta (KPS, CSR).
Tabel 8.11 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan
Permukiman Kabupaten/Kota
N
O

1

2

Program/
Kegiatan
Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran
Air Hujan
Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran

FINAL REPORT

APBN

APBD
Prov

APBD
Kab/kota

Masya
rakat

Swa
sta

CSR

TOTAL

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

VIII-20

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Air Hujan

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran
Air Hujan
Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran
Air Hujan
Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran
Air Hujan
Kumuh
Pendampingan
Penyusunan
Perencanaan
Penataan Bangunan
Kws. Pusaka di Kws.
Garongkong Kab.
Barru
Pendampingan
Penyusunan
Perencanaan
Penataan Bangunan
Kws. Pusaka di Kws.
Agrowisata Kec.
Tanete Riaja Kab.
Barru
Penyelenggaraan
Penataan Bangunan
Kawasan Pusaka di
Kws. Kota Barru Kab.
Barru
Pendampingan
Penyelenggaraan
Penataan Bangunan
Kawasan Pusaka di
Kws. Kota Barru Kab.
Barru
Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh
Kws. Garongkon-

FINAL REPORT

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2.500.000

-

1.800,000

-

-

-

-

435,000

0

0

0

0

0

0

435,000

0

0

0

0

0

0

4,785,000

0

0

0

0

0

0

150,000

0

0

0

0

0

0

2,223,000

-

1,200,000

-

-

-

-

VIII-21

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Mangempang

12

13

14

15

16

Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran
Air Hujan
Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran
Air Hujan
Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran
Air Hujan
Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran
Air Hujan
Pembangunan/Pening
katan Jalan
Lingkungan dan aluran
Air Hujan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

8.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PBL
Penataan bangunan dan lingkungan merupakan bahagian tak
terpisahkan dalam strategi pembangunan permukiman dan
infrastruktur perkotaan Kota Barru, yang memerlukan penataan
bangunan dan lingkungan dalam hal:
a. Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi
Kawasan
Penyusunan rencana tindak penataan dan revitalisasi kawasan
yang dimaksud antara lain;
 Penataan dan revitalisasi kawasan bersejarah makam
Pajung Tenri Leleang dan Masjid Tua Lalabata

FINAL REPORT

VIII-22

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

 Penataan dan revitalisasi kawasan wisata Pantai Awerange
dan Taman Laut Mallusetasi.
b. Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Permukiman
Tradisionil
Penyusunan

rencana

tindak

penanganan

permukiman

diarahkan pada kawasan yang teridentifikasi sebagai kawasan
tradisionil

yang

memerlukan

penataan

dan

peremajaan

kawasan.
c. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Penyediaan ruang terbuka hijau di Kota Barru hingga saat ini
masih

memerlukan

peningkatan.

Ruang

terbuka

hijau

diperlukan sebagai penyanggah keberlangsungan kota, antara
lain berupa taman kota dan lain-lain bentuk penghijauan kota.
d. Aksesibilitas Bangunan Gedung
Aksesibilitas bangunan gedung untuk Kota Barru hingga saat
ini memerlukan penanganan oleh karena kondisi bangunan
yang ada, baik bangunan pemerintah, swasta maupun
permukiman penduduk diidentifikasi memerlukan penangan
(kepadatan bangunan tinggi). Aksesibilitas bangunan gedung
tersebut diselenggarakan untuk mencegah bahaya kebakaran
kota dan menilai kelayakan bangunan yang ada, baik ditinjau
dari segi fungsi maupun pada estetika lingkungan.
8.2.2 Isu

Strategis,

Kondisi

Eksisting,

Permasalahan, dan

Tantangan
A. Isu Strategis

FINAL REPORT

VIII-23

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Rencana

penataan

bangunan

dan

lingkungan

di

Kabupaten Barru meliputi kawasan pusat perdagangan dan
transportasi, kawasan industri dan pertanian, kawasan pusat
permukiman, kawasan bersejarah dan pariwisata dan kawasan
pusat pemerintahan. Dengan adanya rencana penataan
bangunan dan lingkungan (PBL) pada kawasan tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi pelayanan dan
mendorong

peningkatan

jasa

di

sektor

perdagangan

transportasi dan pariwisata.

No
1.

2.

3.

Tabel 8.12 Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten/Kota
Isu Strategis sektor
Kegiatan Sektor PBL
Penataan Lingkungan
Permukiman

a.

Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan
Rumah Negara
Pemberdayaan Komunitas
dalam
Penanggulangan Kemiskinan

a.

b. dst

b. dst
a.
b. dst

B. Kondisi Eksisting
Kondisi fisik bangunan dan lingkungan menunjukkan
diantaranya:
 Timbulnya degradasi lingkungan lingkungan dan bangunan
pada kawasan permukiman
 Selanjutnya Kawasan permukiman yang mengalami banjir
setiap musim hujan disebabkan oleh tertutupnya muara
dengan pasir pada beberapa “sungai tadah hujan” yang

FINAL REPORT

VIII-24

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

airnya melimpah kearah kedua sisi sungai pada kawasan
permukiman;
 Infrastruktur jalan yang kurang memadai dan sempit
sehingga menyulitkan aksesibilitas di dalam kawasan dan
kurang mendukung sirkulasi aktivitas masyarakat dan
ekonominya;
 Daya tarik pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berada
di

sepanjang

Jalan

Trans

Sulawesi

menimbulkan

berdampak spasial sehingg memerlukan solusi ruang
terhadap arus lalu lintas padat;
Tabel 8.13 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan
Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan
Walikota/Peraturan Bupati/Peraturan Lainnya

No

Jenis Produk Pengaturan



Nomor &
Tahun

Amanat

Tentang

Tidak Ada Data
Tabel 8.14 Penataan Lingkungan Permukiman

Kawasan
Tradisioal/Berseja
rah
Nama
Dukung
Kawas
an
an
Infrastru
ktur CK



RTH
Lokasi/N
ama
RtTH

Luas
RTH

Pemenuhan SPM

% Luas
RTH

Keters
ediaa
n IMB

%
IM
B

HS
BGN

Penanganan Kebakaran

Instasi

Prasarana
Kebakaran

Tidak Ada Data

FINAL REPORT

VIII-25

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

C. Permasalahan dan Tantangan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan
terdapat

beberapa

permasalahan

dan

tantangan

yang

dihadapi, antara lain:
a. Penataan Lingkungan Permukiman
1) Masih

kurang

diperhatikannya

kebutuhan

sarana

sistem proteksi kebakaran.
2) Belum

siapnya

landasan

hukum

dan

landasan

operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan
pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan
infrastruktur

guna

pengembangan

lingkungan

permukiman.
3) Menurunnya
degradasi

fungsi

kawasan

dan

terjadi

kawasan kegiatan ekonomi utama kota,

kawasan tradisional bersejarah serta heritage.
4) Masih

rendahnya

pembangunan

dukungan

lingkungan

pemda

permukiman

dalam
yang

diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran
daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam
rangka pemenuhan SPM.
b. Penyelenggaraan

Bangunan

Gedung

dan

Rumah

bangunan

gedung

Negara.

1) Masih
yang

adanya

kelembagaan

belum berfungsi efektif dan efisien dalam

pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara.

2) Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota
metropolitan,

FINAL REPORT

besar,

sedang,

kecil

di

seluruh
VIII-26

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Indonesia.

3) Meningkatnya kebutuhan

NSPM

terutama

yang

berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan
bangunan

gedung

(keselamatan,

kesehatan,

kenyamanan dan kemudahan).

4) Kurang

ditegakkannya

keamanan

aturan

keselamatan,

dan kenyamanan Bangunan Gedung

termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.

5) Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak
yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian.

6) Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan
Gedung

di

daerah

serta

rendahnya

kualitas

pelayanan publik dan perijinan.

7) Banyaknya
belum

Bangunan
memenuhi

Gedung

Negara

persyaratan

yang

keselamatan,

keamanan dan kenyamanan.

8) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah
Negara kurang tertib dan efisien.

9) Masih

banyaknya

aset

negara

yang

tidak

teradministrasikan dengan baik.
c. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka
Hijau:
1) Masih

kurang

diperhatikannya

kebutuhan

sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana olah raga.
d. Kapasitas Kelembagaan Daerah
a. Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM
pelaksana

dalam

pembinaan

penyelenggaraan

bangunan gedung termasuk pengawasan.

FINAL REPORT

VIII-27

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

b. Masih

adanya

tuntutan

reformasi

peraturan

perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan
otonomi dan desentralisasi.
c. Masih

perlunya

peningkatan

dan

pemantapan

kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam
fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.
Tabel 8.15 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan
Bangunan dan Lingkungan
No

Permasalahan
yang
dihadapi

Aspek PBL

Tantangan
Pengembanga
n

Alternatif
Solusi

I.

Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1

Aspek Teknis

2

Aspek Kelembagaan

3

Aspek Pembiayaan

4

Aspek Peran Serta
Masyarakat / Swasta

1)
2)

5

Aspek
Lingkungan
Permukiman

1)
2)

II.

Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1

Aspek Teknis

1)
2)

2

Aspek Kelembagaan

1)
2)

3

Aspek Pembiayaan

4

Aspek Peran Serta
Masyarakat/ Swasta

1)
2)
1)
2)

5

Aspek
Lingkungan
Permukiman

1)
2)

FINAL REPORT

1)
2)
1)
2)
1)
2)

VIII-28

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

III.

Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1

Aspek Teknis

2

Aspek Kelembagaan

3

Aspek Pembiayaan

4

Aspek Peran Serta
Masyarakat / Swasta

1)
2)

5

Aspek
Lingkungan
Permukiman

1)
2)



1)
2)
1)
2)
1)
2)

Tidak Ada Data

8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL
oleh Kabupaten Barru, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas
DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8
Tahun 2010,

Pada Permen PU No.8 tahun 2010, dijabarkan

kegiatan dari Direktorat PBL meliputi:
A. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Dengan

kegiatan

yang

terkait

adalah

penyusunan

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana
Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), pembangunan
prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional
dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
(SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di
perkotaan.
. Tabel 8.16 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No

Jenis Pelayanan Dasar

FINAL REPORT

Standar Pelayanan
Minimal

Waktu
PenVIII-29

Ket

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Indikator

Penataan
Bangunan
VI.
dan
Lingkungan

Nilai

Izin
Mendirikan
Bangunan
(IMB)

15. Terlayaninya
masyarakat dalam
pengurusan IMB
di
kabupaten/
kota.

Harga
Standar
Bangunan
Gedung
Negara
(HSBGN)

16.
Tersedianya
pedoman Harga
Standar
Bangunan
Gedung Negara di
kabupaten/kota.

100
%

100%

capaian

2014

Dinas
yang
membid
angi
Perijina
n (IMB).

2014

Dinas
yang
membid
angi
Pekerja
an
Umum.

23.
Penyediaan
VIII.

Penataan

Ruang

Ruang

Terbuka Hijau
(RTH) Publik

Dinas/S

Tersedianya

KPD

luasan RTH publik

yang

sebesar 20% dari

25%

2014

membid

luas wilayah kota/

angi

kawasan

Penata

perkotaan.
B. Penataan

an

Lingkungan

Permukiman

Tradisional/

Bersejarah
Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Permukiman
Tradisionilb.

Penyusunan

rencana

tindak

penanganan

permukiman diarahkan pada kawasan yang teridentifikasi
sebagai kawasan tradisionil yang memerlukan penataan dan
peremajaan kawasan.
C. Kegiatan

Pemberdayaan

Komunitas

dalam

Penanggulangan Kemiskinan

FINAL REPORT

VIII-30

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Meningkatkan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat
miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
lainnya melalui penajaman dan fasilitasi program yang
terintegrasi lintas sektor pada semua tingkatan pemerintahan
dengan dukungan kelembagaan, regulasi, data yang “up to
date” dan mudah diakses dengan sumber pembiayaan yang
memadai dan “pro poor”
Berdasarkan strategi tersebut di atas, maka kebijakan
pembangunan jangka menengah daerah yang terkait dengan
penanggulangan kemiskinan dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial diarahkan pada (1) menurunkan jumlah
penduduk miskin, kedalaman kemiskinan dan kerentanan
untuk miskin bagi kelompok yang berpotensi miskin dan (2)
meningkatkan jumlah penyandang masalah kesejahteraan
sosial

yang

tertangani

mulai

penampungan

sesuai

tingkat

keparahan

pemberdayaan

hingga
masalah

kesejahteraan sosial yang disandang.
Tabel 8.17 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan
Lingkungan

No

Uraian

Satuan

Tahun
I

Kebutuhan
Tahun Tahun Tahun Tahun
II
III
IV
V

I

Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1.

Ruang Terbuka
Hijau (RTH)

M2

2.

Ruang Terbuka

M2

3.

PSD

unit

4.

PS Lingkungan

unit

FINAL REPORT

VIII-31

Ket

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

5.
6.
7.

HSBGN

laporan

Pelatihan Teknis
Tenaga Pendata
HSBGN
lainnya

II

laporan

Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1.

Bangunan Fungsi
Hunian

unit

2.

Bangunan Fungsi
Keagamaan

unit

3.

Bangunan Fungsi
Usaha

unit

4.

Bangunan Fungsi
Sosial Budaya

unit

5.

Bangunan Fungsi
Khusus

unit

6.

Bintek
Pembangunan
Gedung Negara

7.

lainnya

III.

Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1.
2.

laporan

P2KP
lainnya



Tidak Ada Data

8.2.4 Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan
Bangunan dan Lingkungan
Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri
dari:

FINAL REPORT

VIII-32

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

1. Melakukan penataan bangunan agar dapat memberi nilai
tambah fisik, ekonomi dan sosial.
2. penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan
arsitektur perkotaan dan pelestarian arsitektur bangunan
gedung yang dilindungi dan dilestarikan untuk menunjang
kearifan budaya lokal.
3. Pengembangan permukiman masyarakat agar produktif
dan berjatidiri.
8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan PBL
Usulan Program dan kegiatan di Kabupaten Barru berisi
muatan-muata sebagai berikut:


Potensi arsitektur berupa karya ruang publik dan bangunanbangunan yang memiliki nilai estetika tersendiri/spesifik;



Adanya

core

area

dan

public

space

pada

kawasan

perencanaanyang potensial sebagai pengembangan bentukbentuk fisik yang mencerminkan citra kawasan;


Rencana penataan bangunan dan lingkungan ini mengacu
pada :



Kontribusi budaya dan aktivitas eksisting terhadap urban
design (disain kota);



Kontribusi eksisting berupa fisik dasar kawasan dan elemenelemen desain kawasan lain yang terdapat di dalamnya;



Urban amenity (kepentingan umum);



Kualitas estetika dan tampilan;



Keutuhan struktur ruang secara makro;



Kriteria non fisik yang meliputi nilai sosial budaya, konservasi
lingkungan dan investasi.

FINAL REPORT

VIII-33

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Tabel 8.18 Usulan Program Kegiatan Pengembangan PBL
Kabupaten Barru

APBN

N
o

Rincian Kegiatan

Lokasi

Vol

Satuan
Rupiah
Murni

PH
LN

Sumber Pembiayaan
AP
BD
B
APBD
DA
U
Kab
K
Pr
M
/kota
ov
D
.

KP
S/
Sw
ast
a

Masy
arak
at

CS
R

1

Sarana
Prasarana
Penanggulangan
Bahaya Kebakaran

Garonggkong
dan
Manggempang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

Sarana
Prasarana
Penanggulangan
Bahaya Kebakaran

Ling.
Limpomajang
dan Lingk. S.
Binangae

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

Sarana
Prasarana
Penanggulangan
Bahaya Kebakaran

Kawasan Lingk.
Palanro
Lalolang

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Sarana
Prasarana
Penanggulangan
Bahaya Kebakaran

Lingk. Polijiwa
Tellumpanua

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

Sarana
Prasarana
Penanggulangan
Bahaya Kebakaran

Lingk. PudeE
Takkalasi

0

0

0

0

0

0

0

0

0

FINAL REPORT

VIII-34

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

6

Jaringan
Lingkungan

Jalan

Kecamatan
Barru

1

Paket

850,000

-

-

-

2,100,0
00

-

-

-

-

7

Rencana
Revitalisasi
Garongkong
Barru

Tindak
Kws
Kec.

Kecamatan
Barru

1

Paket

850,000

-

-

-

322,000

-

-

-

-

8

Pemb. PSD Revit.
Kws Kota Barru

Kecamatan
Barru

1

Paket

850,000

0

0

0

0

0

0

0

0

9

Sarana
Prasarana
Penanggulangan
Bahaya Kebakaran

Lingkungan
Limpomajang
dan Lingk. S.
Binangae

1

Kaw.

-

-

-

-

-

-

-

10

Sarana
Prasarana
Penanggulangan
Bahaya Kebakaran

Lingkungan
Polijiwa
Tellumpanua

1

Kaw.

-

-

-

-

-

-

-

-

8.3 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
8.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan
merencanakan,

melaksanakan

konstruksi,

mengelola,

memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi
sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik
negara (BUMN)/ badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi,
badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang
melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan
air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran
serta

masyarakat

pemeliharaan,

dalam

perlindungan

pengelolaan
sumber

air

SPAM
baku,

berupa
penertiban

sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.
Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam
pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:
VIII-35

FINAL REPORT

-

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru



Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Pada pasal 40 mengamanatan bahwa pemenuhan kebutuhan
air baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan
pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Untuk
pengembangan sistem

penyediaan

air

minum

menjadi

tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.


Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Program Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025
Perundangan ini mengamanatkan bahwa kondisi sarana dan
prasarana masih rendah aksesibilitas, kualitas, maupun
cakupan pelayanan.



Peraturan

Pemerintah

No.

16

Tahun

2005

tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Bahwa

Pengembangan

SPAM

adalah

kegiatan

yang

bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan
sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen,
keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan
yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum
kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
Peraturan tersebut juga menyebutkan asas penyelenggaraan
pengembangan
keseimbangan,
keserasian,

SPAM,

yaitu

kemanfaatan

keberlanjutan,

asas

umum,

keadilan,

kelestarian,

keterpaduan
kemandirian,

dan
serta

transparansi dan akuntabilitas.


Peraturan

Menteri

20/PRT/M/2006

tentang

Pekerjaan
Kebijakan

Umum
dan

No.
Strategi

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan

FINAL REPORT

ini

mengamanatkan

bahwa

dalam

rangka
VIII-36

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

peningkatan

pelayanan/

penyediaan

air

minum

perlu

dilakukan pengembangan SPAM yang bertujuan untuk
membangun, memperluas, dan/atau meningkatkan sistem
fisik dan non fisik daam kesatuan yang utuh untuk
melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat
menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera.


Peraturan

Menteri

Pekerjaan

Umum

No.

14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Peraturan ini

menjelaskan bahwa tersedianya akses air

minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum
dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
terlindungi

dengan

kebutuhan

pokok

minimal

60

liter/orang/hari.
Adapula yang menjadi ruang lingkup dalam peyediaan air
minum ( SPAM) ini adalah
 Peran kabupaten/kota dalam pengembangan wilayah
 Rencana pembangunan kabupaten/kota
 Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi kabupaten/kota
bersangkutan, seperti struktur dan marfologi tanah, tipografi
dan sebaginya.
 Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
 Dalam penyusunan RPJIM harus memperhatikan Rencana
Induk Sistem Pengembangan air minum.
 Logical Frework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi
pengelolaan air minum.

FINAL REPORT

VIII-37

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

 Keterpaduan pengelolaan air minum dengan pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM) dilaksanakan pada

setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurangkurangnya dilaksanakan pada setiap perencanaan, baik dalam
penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan
teknik.
 Memperhatikan perundangan dan peraturan serta pedoman
dan petunjuk yang tersedia
8.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan
A. Isu Strategis
Cakupan pelayanan air minum dengan perpipaan maupun non
perpipaan rendah, sehingga diperlukan pembangunan jaringan
sistem air minum baru dalam rangka menambah jumlah
masyarakat yang mendapat pelayan air minum dalam rangka
peningkatan

kesejahteraan

masyarakat,

diantaranya

Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air Minum di Ibukota
Kecamatan (IKK), Pembangunan jaringan sistem Penyediaan Air
Minum

di

Kawasan

MBR,

Pembangunan

jaringan

sistem

Penyediaan Air Minum Perdesaan.
B. Kondisi Eksisting
Cakupan pelayanan air minum pada daerah perkotaan di
Kabupaten Barru baru mencapai 72,59%, yang meliputi sistem
perpipaan sebanyak 39,9% dan sistem non perpipaan yang
terlindungi

sebanyak

60,1%.

Diperkirakan

masih

terdapat

masyarakat miskin diperkotaan yang belum terlayani air minum

FINAL REPORT

VIII-38

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

baik dengan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan
yang terlindungi sebanyak 17.716 jiwa (50,5%).
Cakupan pelayanan air minum pada daerah perdesaan di
Kabupaten Barru mencapai 44,4% dari seluruh penduduk
perdesaan, yang meliputi sistem perpipaan 32,2% dan sistem non
perpipaan yang terlindungi 37,5%. Di Kabupaten Barru masih
terdapat IKK rawan air minum sebanyak 2 IKK, dan desa rawan
air minum sebanyak 34 desa.
C. Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan utama yang dihadapi untuk peningkatan daerah
pelayanan dalam hal ini pengembangan jaringan pipa Distribusi
yang masih kurang, pipa distribusi dan pipa sambungan rumah
yang sudah cukup tua, aksesoris dan pengatur tekanan air yang
sudah banyak tidak berfungsi sehingga tekanan air pada daerah
pelayanan

tertentu

kurang

memuaskan

khususnya

daerah

pelayanan Kota Barru.
Dan ada pun permasalahan yang ada pada daerah pelayanan
IKK (Ibukota Kecamatan) antara lain :
a. IKK Pekkae
Melihat dari perkembangan jumlah penduduk dan jumlah
sambungan

yang

ada

hanya

20

L/dt

maka

terjadi

pengurangan kapasitas sesuai dengan jumlah pelanggan
yang

ada

sehingga

PDAM

IKK.

Pekkae

memerlukan

tambahan kapasitas Produksi air untuk memenuhi Suplai Air
Distribusi pada daerah pelayanan.
b. IKK Mangkoso
Pada sumber Air Baku IKK. Mangkoso lebih dari cukup untuk
memenuhi pelanggan yang jumlahnya sekitar 239 Unit

FINAL REPORT

VIII-39

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Sambungan Rumah, dan permasalahannya adalah rusaknya
Sarana Sumur dan Bak reservoar yang sudah tidak layak
pakai lagi sehingga Produksi Air yang ada Sangat keruh dan
keterbatasan waktu operasional.
c. IKK Palanro
Saat ini telah ada penambahan Kapasitas dari 10 L/dt menjadi
50 L/dt Namun yang terpakai nantinya Tahap I (pertama) 25 L/dt
untuk memenuhi kebutuhan jumlah pelanggan yang ada sekarang
ini, yang menjadi permasalahan adalah tidak sebandingnya
jumlah Kapasitas dengan Sarana Eksistem jaringan pipa yang ada
di samping ukuran pipa lama yang masih kecil dan adanya
rencana pelayanan yang Belum terjangkau jaringan pipa.
8.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
A. Analisis Kondisi Pelayanan
Melihat kondisi ketersediaan air minum di Kabupaten Barru
masih belum mampu melayani kebutuhan masyarakat secara
optimal, hal ini disebabkan kapasitas produksi yang memang
tidak cukup untuk memenuhi masyarakat kota disamping
kualitas produksi air yang masih perlu ditingkatkan.
B. Analisis Kebutuhan Air
Untuk memenuhi kebutuhan warga kota mengenai air
bersih, seiring dengan semakin meningkatnya usaha sosial
ekonomi masyarakat, seperti semakin tumbuhnya perhotelan
dan perumahan dan lain-lain maka tentu akan diikuti dengan
semakin meningkatnya tingkat kebutuhan air bersih. Oleh
karena itu dengan kondisi sekarang ini saja sudah menunjukkan
kekurang mampuan pihak PDAM dalam memberikan pelayanan

FINAL REPORT

VIII-40

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

kepada masyarakat, sehingga pencarian sumber air baku yang
baru dan memenuhi kualitas menjadi suatu kebutuhan.
C. Analisis Sistem Prasarana dan Sarana Air Minum
Pemerintah dan masyarakat perlu mencari sumber air baku yang
lain baik bentukya dari mata air yang disalurkan melalui jaringan
pipa maupun sumur bor dan sumur gali. Satu hal yang harus
dipertimbangkan dalam melakukan penyediaan air dengan
sumur bor adalah masuknya air asin ke lingkungan permukiman
yang dapat menyebabkan asinnya sumur yang ada.
8.3.4 Program-program dan Kriteria Penyiapan, Serta Skema
Kebijakan Pendanaan Pengembangn SPAM
A. Program-Program Pengembangan SPAM
1. Program Prioritas Sektor Air Minum
Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah
Pusat

dan

diharapkan

adanya

sharing

kegiatan

dari

Pemerintah Daerah untuk menunjang kegiatan tersebut antara
lain sebagai berikut :
1) Program SPAM IKK
Kriteria Program SPAM IKK adalah :


Sasaran : IKK yang belum memiliki SPAM



Kegiatan :
 Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi
dan unit distribusi utama)
 Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target
Sambungan Rumah (SR) total



Indika