Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

BAB VI
PROFIL KABUPATEN BARRU
6.1 Geografis dan Adminitrasi Wilayah

Gambar 6.1 Peta Adminitrasi Kabupaten Barru
Kabupaten Barru merupakan salah satu Kabupaten yang berada
di pesisir Barat Provinsi Sulawesi Selatan terletak antara 4 o 05’ 49o –
4o 47’ Lintang Selatan dan 119o 49” 16o Bujur Timur. Luas wilayah
kurang lebih 1.174,72 Km2. Wilayah Kabupaten Barru terbagi dalam
7 wilayah kecamatan dan 54 desa/kelurahan ini terletak dibagian

FINAL REPORT

VI-1

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru


tengah Provinsi Sulawesi Selatan. Batas wilayah Kabupaten Barru
secara administratif adalah sebagai berikut:
 Sebelah

Utara

Berbatasan

dengan

Kota

Parepare

dan

Kabupaten Sidrap
 Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Soppeng dan
Kabupaten Bone
 Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Pangkajene

Kepulauan
 Sebelah Barat Berbatasan dengan Selat Makassar
Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan
merupakan daerah lintas provinsi yang terletak antara Kota
Makassar dan Kota Pare-Pare. Secara administratif kecamatan
yang ada di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6.1
Pembagian Adminitrasi Kabupaten Barru
No.

Kecamatan

Luas

Presentase

(Km2)

(%)


1

Tanete Riaja

174,29

14,84

2

Tanete Rilau

79,17

6,74

3

Barru


199,32

16,97

4

Soppeng Riaja

78,90

6,71

5

Mallu Setasi

216,58

18,44


6

Pujanating

314,26

26,75

7

Balusu

112,20

9,55

Total

1174,72


100

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka
6.2 Demografi
A. Karakteristik Kependudukan Kabupaten Barru
Populasi (2011)

: 165.947 Jiwa

Populasi (2015)

: 176.973 Jiwa (Proyeksi)

FINAL REPORT

VI-2

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru


Jumlah Kepadatan

: 1.267,52 Jiwa/km

Jenis Kelamin
Laki

: 47,94

%

Perempuan

:

%

52,06

Usia Tengah (Median)


: 35 – 44 Tahun

Lulusan Perguruan Tinggi (S1-S3)

: 5,47

%

Lulusan Pendidikan Dasar (SD-SMA) : 65,46
Upah Minimum Regional

: Rp

%

1. 200.000,-

Gambar 6.2 Grafik Distribusi Usia
Tabel 6.2

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan
Kabupaten Barru Tahun 2012
Luas
No

Kecamatan

Wilayah

%

(km2)

Penduduk

%

Kepadatan

%


(Jiwa/km2)

(Jiwa)

1

Tanete Riaja

174,29

14,48

21.899

13,20

125,65

9,91


2

Tanete Rilau

79,17

6,74

32.763

19,74

413,83

32,65

FINAL REPORT

VI-3

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

3

Barru

199,32

16,97

38.300

23,08

192,15

15,16

4

Soppeng Riaja

78,90

6,72

17.595

10,60

223,00

17,59

5

Mallusetasi

216,58

18,44

25.030

15,08

115,57

9,12

6

Pujananting

314,26

26,75

12.785

7,70

40,68

3,21

7

balusu

112,2

9,55

17.575

10,59

156,64

12,36

1.174,72

100

165.947

100

1.267,53

100

Total

Sumber : Kabupaten Barru Dalam angka
6.3 Topografi
Kabupaten Barru mempunyai ketinggian antara 0 – 1.700 meter
diatas permukaan laut dengan bentuk permukaan sebagian besar daerah
kemiringan, berbukit hingga bergunung-gunung dan sebagian lainnya
merupakan daerah datar hingga landai. Adapun keadaan wilayah
berdasarkan kelerengan dapat disajikan pada tabel 6.3 dibawah ini:
Tabel 6.3
Keadaan Wilayah Berdasarkan Kelerengan
Di Kabupaten Barru
Lereng (%)
Kriteria
Luas (ha) Presentase (%)
0-2

Datar

26,596

22,64

2-15

Landai

7.043

5,49

15-40

Kemiringan

33.346

28,31

>40

Terjal

50.587

43,06

Sumber: Kabupaten Barru Dalam Angka
Berdasarkan

kemiringan/kelerengan,

keadaan

wilayah

Kabupaten Barru dapat dilihat tabel di bawah ini:

FINAL REPORT

VI-4

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Tabel 6.4
Keadaan Wilayah Berdasarkan Kemiringan
Di Kabupaten Barru
No

Kecamatan

Kemiringan Tanah/Lereng (Ha)
0-2%

2-15%

15-40%

>40%

1

Tanete Riaja

1.230

6631

7580

1988

2

Tanete Rilau

2.425

3021

2171

120

3

Barru

3.179

7642

7441

1670

4

Soppeng Riaja

1.857

3058

2384

591

5

Mallu Setasi

1.557

4740

10.829

4532

6

Pujanating

426

8343

17.398

5259

7

Balusu

2.034

3949

4521

716

Sumber: Badan Pertanahan Kabupaten Barru
Keadaan wilayah Kabupaten Barru berdasarkan ketinggian dari
permukaan laut didominasi oleh lahan yang berada pada ketinggian
100-500 m yakni seluas 52,782 Ha, Ketinggian 0-25 m seluas 26,319
Ha. Dan ketinggian diatas 1500 m seluas 75 Ha. Untuk jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 6.5
Keadaan Wilayah Berdasarkan Ketinggian dari
Permukaan Laut Di Kabupaten Barru
Kemiringan Tanah/Lereng (Ha)
No

Kecamatan

0-25

25-100

100-500

M

m

m

500-

1000-

1000

1500

m

m

> 1500
m

Luas

1

Tanete Riaja

1.108

4540

6055

5187

539

-

17.429

2

Tanete Rilau

3679

2180

2058

-

-

-

7.917

3

Barru

3387

5081

9449

1672

343

-

19.932

4

Soppeng Riaja

3110

1182

2779

819

-

-

7890

FINAL REPORT

VI-5

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Kemiringan Tanah/Lereng (Ha)
No

Kecamatan

5

Mallu Setasi

6

Pujanating

7

Balusu

500-

1000-

1000

1500

m

m

11219

5617

-

-

21658

259

21596

8416

1071

84

31426

1433

5060

1354

81

-

11220

0-25

25-100

100-500

M

m

m

2413

2410

3292

> 1500
m

Sumber: Badan Pertanahan Kabupaten Barru
6.4 Geohidrologi
Air merupakan sumberdaya alam untuk memenuhi hayat hidup
manusia maupun makhluk hidup lainnya. Potensi sumber air di Kabupaten
Barru yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan adalah air hujan, air
permukaan dan aliran sungai atau limpasan.
Sungai merupakan sumber air terbesar di Kabupaten Barru yaitu
Sungai Bojo, Sungai Kupa, Sungai Nepo, Sungai Mamba, Sungai
Ceppaga, Sungai Takkalasi, Sungai Ajakkang, Sungai Palakka, Sungai
Bungi, Sungai Sikapa, Sungai Parempang, Sungai Jalanru, dan diantara
sungai-sungai tersebut terdapat Sungai yang terbesar adalah Sungai
Sikapa yang berhulu di daerah Kecamatan Tanete Riaja yang mengalir
melalui daerah persawahan serta bermuara ke Selat Makassar. Sungaisungai yang ada selain airnya dimanfaatkan untuk keperluan irigasi,
industri, rumah tangga juga sungai-sungai yang ada berpotensi untuk
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan untuk budidaya perikanan
6.5 Geologi
Kabupaten Barru memiliki sifat geologi yaitu seri endapan gunung api
yangmeliputi 32.411 Ha (27,59 % dari total wilayah Kabupaten), dengan
berbagai jenisbatuan penyusunnya. Litologi penyusun geologi
Kabupaten Barru dapat dibagimenjadi 11 kelompok: (1) kompleks ophiolit
Barru; (2) batuan Malihan; (3) kompleksMelange; (4) formasi Balangbaru;

FINAL REPORT

VI-6

Luas

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

(5) formasi Mallawa; (6) formasi Tonasa; (7)formasi Camba; (8)
anggota batuan gunung api Camba; (9) anggota batu gampingformasi
Camba; (10) batu gamping formasi Walanae dan (11) endapan alluvium
Adapun jenis tanah di Kabupaten Barru dapat diklasifikasikan menjadi 4 (
Empat ) Bagian yang tersebar di beberapa Kecamatan yaitu :
1. Jenis Tanah Aluvial Muda, dari bahan induk Aluvium, tekstur beraneka
ragam dengan kesuburan sedang hingga tinggi. Penyebaran jenis
tanah ini di daerah daratan Aluvial Sungai, daratan Aluvial Pantai
dan di daerah cekungan (depresi). Jenis tanah ini meliputi 12,48
persen dari luas wilayah Kabupaten Barru dan terdapat di Kecamatan
Tanete Riaja.
2. Jenis tanah Litosol merupakan tanah mineral dari bahan induk
batuan beku atau batuan sedimen keras, solum dangkal, tekstur
beraneka dan umumnya berpasir. Jenis tanah Litosol didapati
umumnya di wilayah dengan tofografi berbukit,

pegunungan.

Di

Kabupaten Barru jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Tanete
Rilau dan Tanete Riaja yang meliputi 24,72 persen dari luas wilayah
Kabupaten Barru.
3. Jenis tanah Regosol meliputi 38,20 persen dari luas wilayah Kabupaten
Barru dan tersebar di seluruh kecamatan. Jenis tanah ini masih muda
dengan tekstur pantai, kesuburan sedang berasal dari bahan induk
vulkanis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng volkan
muda dan di daerah beting pantai atau gumuk– gumuk pasir.
4.

Jenis
kapur

tanah

Mediteran

berasal

dari

bahan

induk

batuan

keras (Limestone) dan Tufa Vulkanis bersifat basa. Tekstur

umumnya lempung permeabilitas

sedang

dan

peka

erosi.

Di

Kabupaten Barru jenis tanah mediteran ini meliputi 24,60 persen
terdapat di semua kecamatan kecuali di Kecamatan Tanete Rilau.

FINAL REPORT

VI-7

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

6.6 Klimatologi
Tipe

Iklim

dengan

Metode

Zone

Agroklimatologi

yang

berdasarkan pada bulan basah (curah hujan lebih dari 200 mm/bulan)
dan bulan kering (curah hujan kurang dari 100 mm/bulan) di
Kabupaten Barru terdapat seluas 71,79 persen Wilayah (84.340 Ha )
dengan Tipe Iklim C yakni mempunyai bulan basah berturut-turut 5 –
6 bulan ( Oktober sampai dengan Maret ) dan bulan kering berturutturut kurang dari 2 bulan (April sampai dengan September).
6.7 Sosial dan Ekonomi
6.7.1 Sosial
A. Pendidikan
Jumlah fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Barru
saat ini telah tersebar diseluruh wilayah 7 kecamatan, mulai dari
tingkat SD/MI, SMP/MTsN, dan SMA/MA .
Jumlah Keseluruhan Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Barru
adalah 300, dengan perincian 225 SD/MI, 44 SMP/MTsN dan 31
SMA/MA. Sementara untuk jumlah fasilitas pendidikan terbesar
untuk tiap kecamatan, diurutan pertama adalah kecamatan Tanete
Rilau dengan 20, 66 %, disusul kecamatan barru 16,66 %,
kecamatan tanete riaja 16, 66 %, Kecamatan Balusu 11,66 %,
Kecamatan

Tanete

Rilau

11,33

dan

terakhir

Kecamatan

Pujananting 10 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :

FINAL REPORT

VI-8

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Tabel 6.6
Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Barru
Jumlah Sarana Pendidikan
No

Kecamatan

Umum

Agama

SD

SLTP

SMA

SMK

MI

MTs

MA

1

Barru

35

4

2

3

4

1

1

2

Tanete Rilau

37

4

1

2

11

4

3

3

Soppeng Riaja

21

5

2

-

1

3

2

4

Mallusetasi

26

4

1

1

4

1

-

5

Balusu

22

5

1

-

2

2

3

6

Tanete Riaja

32

4

1

-

4

3

3

7

Pujananting

25

4

-

-

1

-

-

JUMLAH

198

30

8

5

27

14

12

Sumber : Kabupaten Barru Dalam Angka
B. Kesehatan
Perkembangan

hasil-hasil

pembangunan

pada

bidang

urusan kesehatan meliputi rasio posyandu per satuan balita,
rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk, rasio
rumah sakit per satuan penduduk, rasio dokter per satuan
penduduk, rasio tenaga medis per satuan penduduk, cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani, cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan,

cakupan

desa/kelurahan

Universal

Child

Immunization (UCI), cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan, cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit TBC BTA, cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit DBD, cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin, cakupan kunjungan bayi, cakupan
puskesmas dan cakupan pembantu puskesmas.

FINAL REPORT

VI-9

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Capaian posyandu per satuan balita mengalami peningkatan
dari 1,76 pada tahun 2010 menjadi 1,91 pada tahun 2011,
capaian puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
dipertahankan sebesar 0,026 pada tahun 2010 dan tahun 2011,
capaian Rumah Sakit per satuan penduduk mengalami
peningkatan dari 0,001 pada tahun 2010 menjadi 0,006 tahun
2011,

capaian

dokter

per

satuan

penduduk

mengalami

peningkatan dari 0,023 pada tahun 2010 menjadi 0,126 pada
tahun 2011, capaian tenaga medis per satuan penduduk
mengalami peningkatan dari 0,032 pada tahun 2010 menjadi
0,175 pada tahun 2011.
6.7.2Ekonomi
Potensi ekonomi pendukung pembangunan Kabupaten Barru
bertumpu pada kegiatan sektor pertanian, pertambangan dan
penggalian, industri pengolahan dan jasa. Dari data permintaan dan
penempatan

tenaga

kerja

menurut

sektor

Lapangan

Kerja

Penduduk di Kabupaten Barru tahun 2009 menyatakan bahwa
penduduk yang digunakan pada sektor pertanian jumlahnya jauh
lebih besar dibandingkan dengan sektor lapangan pekerjaan
dibidang lainnya. Sedangkan masyarakat sebagai petani dan
pengolah

lahan

perkebunan

serta

perikanan/tambak

masih

menduduki tingkat yang lebih tinggi. Pegawai Negeri Sipil berada
pada urutan kedua dan pengusaha jasa, toko, pedagang, angkutan
dan sebagainya menduduki jumlah yang paling sedikit.
A. Kondisi Perekonomian Daerah

FINAL REPORT

Pertanian

: 3,00%

Listrik, Gas dan Air Bersih

: 7,87%

Bangunan

: 3,40 %

Industri Pengolahan

: 4,16 %

Keuangan

: 14,74%
VI-10

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

Pengangkutan dan Komunikas i

: 4,49%

Jasa - Jasa

: 8,24%

Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pertambangan dan Penggalian

:2,67 %
: 10,03%

Gambar 6.3 Grafik Distribusi Kegiatan Ekonomi
Kabupaten Barru
B. Keuangan Daerah

NO
1

Tabel 6.7
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Barru Tahun 2012
PENDAPATAN
JUMLAH (Rp)
Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Lalu

2

Bagian Pendapatan Asli Daerah

23.238.687.482

3

Bagian Dana Perimbangan

424.320.642.229

4

Bagian Pinjaman Daerah

5

Lain – Lain Penerimaan yang sah

61.910.153.800

TOTAL

509.469.483.511

PENGELUARAN

-

JUMLAH (Rp)

1

Belanja Rutin

330.619.492.770

2

Belanja Pembangunan

167.122.992.512

TOTAL

497.742.485.282

FINAL REPORT

VI-11

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

6.8 Infrastruktur Permukiman
6.8.1 Air Bersih
A. Rencana Sistem Jaringan Air Minum
Rencana pengembangan sistem jaringan air minum di
Kabupaten Barru adalah sebagai berikut:


Mengoptimalkan Sungai Jampue dan sungai-sungai
lainnya sebagai sumber air baku Kabupaten Barru;



Mengembangkan dan meningkatkan saluran perpipaan air
baku;



Mengembangkan dan meningkatkan instalasi air minum
dan reservoir;



Mengembangkan dan meningkatkan jaringan distribusi
PAM secara merata di kawasan-kawasan perkotaan
Kabupaten Barru;



Mensuplay air minum masyarakat pada daerah-daerah
dataran tinggi dengan sistem water supply selanjutnya
secara

grafitasi

didistribusi

ke

kawasan-kawasan

permukiman;


Sambungan langsung melalui pipa transmisi dari sumber
air minum ke pusat penyediaan air minum (PAM)
setempat, dan melalui pipa distribusi disambungkan
langsung ke rumah-rumah dan fasiltas umum serta
fasilitas sosial;



Penyesediaaan kran-kran umum pada kawasan-kawasan
permukiman padat; dan



Sambungan langsung dari PAM perdesaan dengan
sumber-sumber air baku dari mata air di pegunungan.

FINAL REPORT

VI-12

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

6.8.2 Persampahan
Kabupaten Barru memiliki Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
(TPA) untuk menampung seluruh sampah yang berasal dari kota
Barru dan sekitarnya, lokasi TPA beraa di TPA Padang Loang
Kelurahan Coppo, Kecamatan Barru dengan luas TPA 5 Ha dan
hanya digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Barru. TPA Padang
Loang mulai beroperasi pada tahun 1995 dan diperkirakan masa
layak TPA ± 25 tahun. Namun pada tahun 2009 di TPA Padang
Loang dilakukan perluasan untuk melaksanakan sistem operasional
TPA menjadi Sanitary Landfill yang dulunya menggunakan open
dumping plus sebagaimana yang diamanatkan dalam UndangUndang Nomor 18 tahun 2008 Tentang Penggelolaan Sampah
yang dijabarkan dalam Peraturan Kabupaten Barru Nomor 02
Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Kebersihan. Saat ini perluasan
TPA Padang Loang masih dalam Proses pengerjaan. Rencananya
luas TPA Padang Loang adalah 20 Ha dan menggunakan sistem
Sanitary Landfil.
Cakupan pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Barru
adalah kota Barru dan daerah disekitarnya. Volume sampah yang
dihasilkan per hari adalah 37.450.4 m3, dengan volume terangkut
25.907.6 m3 atau sekitar 72%.Pemerintah Daerah menarik Retribusi
untuk penanganan persampahan di Kota Barru yang sistem
pembayarannya melalui tagihan listrik. Dimana penarikan retribusi
tidak didasarkan atas jenis bangunan atau besarnya tegangan
listrik.
Program pemerintah tentang persampahan atau limbah padat ini
sangat gencar sekali baik di tingkat pusat sampai ke tingkat desa
bahkan sampai ke level masyarakat bawah, tindakan nyata adalah
penyediaaan tong sampah pada tempat-tempat tertentu sehingga
masyarakat bisa membuang sampah pada tempatnya. Untuk di
lokasi

FINAL REPORT

Perumahan

biasanya

masyarakat

menyediakan

atau
VI-13

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

membuat sendiri tempat pembuangan sampah, atau menggunakan
jasa penangkutan sampah untuk membuang sampah ke tempat
pembuangan

sampah.

Pemerintah

menyediakan

tempat

penampungan sementara sampah, baik sampah kaleng, plastik,
dan lain sebagainya diangkut dengan menggunakan gerobak,
motor roda tiga dan truk sampah kemudian dibawa ketempat
pengolahan atau pembuangan akhir yang disediakan oleh Pemkab
Barru bertempat di Padang Loang.
Sampah padat yang dihasilkan oleh Rumah tangga warga atau
tempat sampah, kemudian dengan menggunakan gerobak sampah
diangkut ke TPS yang telah disediakan oleh Pemkab Barru.
Pengumpul bahan-bahan bekas ini tidak hanya dilakukan oleh
kaum pria saja, kaum wanita juga ikut serta dalam mengumpulkan
barang barang bekas ini, sehingga peran serta kaum hawa juga
sangat berperan penting, dimana pekerjaan mengumpul sampah
dan barang bekas ini menurut pandangan mereka mereka bisa
mendatangkan rezeki dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Penanganan limbah padat/persampahan di Kabupaten Barru
sudah menjangkau beberapa wilayah di sekitar ibu kota kabupaten
yaitu kota Barru Volume sampah yang dihasilkan di kota Barru pada
tahun 2010 sebanyak 37.450.4 m 3. Dari volume sampah sebanyak
itu, sekitar 25.907.6 m3 diangkut ke TPA yang berada di Dusun
Bontolai, Kelurahan Coppo, Kecamatan Barru. Sedangkan sisanya
yaitu sebesar 11.542,8 M3 di kelola sendiri oleh masyarakat dengan
dipilah untuk dimanfaatkan kembali, dibakar maupun ada juga yang
dibuang di sungai.
6.8.3 Sanitasi dan Air limbah
Rencana pengembangan sistem jaringan sanitasi di Kabupaten
Barru meliputi:

FINAL REPORT

VI-14

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru


Limbah cair rumah tangga, dengan sistem pengelolaan on site
sanitation oleh masing-masing rumah tangga/kegiatan di
tersebar di tiap kecamatan, dan communal sanitation pada
wilayah-wilayah padat penduduk di Kecamatan Barru;



Limbah cair rumah sakit dengan menyediakan fasilitas dan
peralatan pengelolaan limbah cair sendiri dan melakukan
pengelolaan

secara

baik,

melakukan

dan

monitoring

pengawasan terhadap limbah cairnya ke badan air, dan
pengolahan dan pemisahan limbah toksin dan non toksin.


Limbah cair industri pada kawasan industri mengikuti standar
baku pengelolaan limbah kawasan industri.

6.8.4 Drainase
Sistem drainase di Kabupaten Barru memanfaatkan topografi
yang cukup terjal dan berbukit-bukit. Dengan kondisi seperti itu, air
hujan yang jatuh dapat mengalir dengan lancar menuju 9 sungai
yang ada di Kabupaten Barru. Selain itu kondisi tanah di wilayah ini
yang sebagian berupa karst menyebabkan air hujan mudah
terserap ke dalam tanah melalui pori-pori maupun celah di dalam
tanah.
Data eksisting drainase di Kabupaten Barru masih sangat
terbatas (hanya untuk wilayah Kota Barru). Dari data tersebut
panjang drainase mikro di wilayah Kabupaten Barru sepanjang ±
34,84 km, yang terdiri dari saluran primer sepanjang ±27,45 km dan
saluran sekunder ± 12,92 km.
Dari kondisi topografi wilayah yang berbukit dan kemiringan
lahan yang sangat besar, maka masalah drainase wilayah bukan
menjadi

masalah

utama.

Kawasan

Barru

berusaha

mempertahankan limpasan air hujan dengan memperbanyak
tampungan – tampungan atau tandon. Air ini akan dapat
dimanfaatkan pada musim kemarau.Sedangkan saluran drainase

FINAL REPORT

VI-15

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2JM) Kabupaten Barru

yang ada di Kabupaten Barru kebanyakan memiliki tipe konstruksi
saluran berupa saluran pasangan batu. Dimana dimensi saluran
yang ada lebar bawah antara 30 – 40 cm, lebar atas antara 40 – 60
cm, serta kedalaman (H) sekitar 50 cm.

FINAL REPORT

VI-16