BAB V – KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM 1509240906Bab V Aspek Pembiayaan

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021

BAB V – KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,
diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung
jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/ Kota terus
didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas
lingkungan permukiman di daerah meningkat. Disamping membangun prasarana baru,
pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian,
pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.
Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai
pembangunan infrastruktur permukiman.Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan
pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan
Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal.
Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan
untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah.
Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkahlangkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPIJM bidang Cipta Karya pada dasarnya
bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan
bidang Cipta Karya,
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor
swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,
c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

V-1

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam
peraturan dan perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah:
Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal

ini,

Pemerintah

Daerah

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan

yang

menjadi

kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah

didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan
digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan
terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU
dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan
DAK digunakan untuk mendanai kegiatankhusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar
prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum,
kriteria khusus, dan kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota:
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan
wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan,
termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat
wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan
ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama
diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan
prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.


Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

V-2

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah:
Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga
Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan
pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat.
Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a) total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun
sebelumnya;
b) memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c) persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d) tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pemerintah;
e) pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010):
Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan
infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan
usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana
persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011):
Struktur APBD terdiri dari:
a) Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
b) Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c) Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian
sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang
Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a) Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses
pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di
kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman


Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

V-3

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan
pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals
(MDGs) yang mempertimbangkan:
- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
- Tingkat kerawanan air minum.
b) Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
berpenghasilan

rendah

di


perkotaan

yang

diselenggara-kan

melalui

proses

pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria
teknis:
- kerawanan sanitasi;
- cakupan pelayanan sanitasi.
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenanangan Pemerintah dan
Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,
Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana

Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang
diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPIJM bidang infrastruktur ke-PU-an yang
telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan
urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan
wilayah dan pengembangan lintas sektor.

Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber
dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPIJM bidan Cipta Karya
meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di
tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan
Sanitasi.
2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya
yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman
dengan skala provinsi/regional.

Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

V-4


Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur
permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS),
maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana
yang telah ada. Oleh karena itu, danadana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara
terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan
pelayanan bidang Cipta Karya.

5.1.

Potensi Pendanaan APBD
Bagian ini berisikan potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya


pada APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman
di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan
bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total
belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan
infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada.
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas
dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi APBD
terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama
dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

V-5

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai Tahun 2017 - 2021

Tabel 5.1. Matriks Potensi Pendanaan APBD Kota Dumai (Dalam Ribuan Rupiah)

REALISASI

SEKTOR

PROYEKSI

TAHUN 2012

TAHUN 2013

TAHUN 2014

TAHUN 2015

TAHUN 2016

TAHUN 2017

TAHUN 2018

TAHUN 2019

TAHUN 2020

TAHUN 2021

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

Pengembangan
Kawasan
Permukiman (PKP)

10,214,225

20,842,894

18,669,367

25,171,155

4,696,390

27,661,499

30,398,228

33,405,720

36,710,761

40,342,792

Penataan Bangunan
Lingkungan (PBL)

dan

2,532,446

Pengembangan SPAM

4.272,711

2,965,042

4,135,000

6,124,620

2,858,903

2,495,000

1,976,621

1,643,559

1,366,618

1,136,342

Pengembangan PLP

18,126,019

47,618,018

49,677,252

6,752,000

6,016,000

24,434,000

30,475,000

29,192,000

31,907,920

34,876,519

Total Belanja APBD
Bidang Cipta Karya

28, 340,224

71,452,954

72,481,619

38,047,775

16,103,739

54,590,499

62,849,849

64,241,279

69,985,299

76,355,653

1,395,354,175

1,611,276,707

3,308,251,305

3,820,182,978

Total Belanja APBD

1,046,437,057 1,365,234,514

1,860,611,931 2,148,530,258 2,481,002,187 2,864,922,114

Sumber : DPA Kota Dumai 2012 – 2016 dan Analisis, 2016

Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

IV - 6

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021

Gambar 5.1. Grafik Realisasi Pendanaan APBD Kota Dumai Bidang Cipta Karya Tahun 2012 - 2016

Gambar 5.2. Grafik Proyeksi Potensi Pendanaan APBD Kota Dumai Bidang Cipta Karya 2017 - 2021

Dapat dilihat pada grafik di atas bahwa untuk pendanaan dibidang Cipta Karya APBD
Kota Dumai lebih banyak ke sektor Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) untuk

Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

IV - 7

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
penuntasan kawasan kumuh dan pembangunan infrastruktur permukiman dan juga di sektor
Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) untuk kegiatan air limbah domestik, persampahan,
dan drainase lingkungan.

Gambar 5.3. Grafik Persentase Perbandingan Belanja APBD Bidang Cipta Karya dengan Total Belanja
APBD Kota Dumai

Dari diagram di atas terlihat proporsi belanja APBD Kota Dumai untuk pembangunan di
Bidang Cipta Karya masih rendah hanya kurang dari 10 % dari keseluruhan total belanja.
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk
Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB
ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang
Cipta Karya.

5.2.

Potensi Pendanaan APBN
Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda,

Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada
daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya
menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan
peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada

Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

IV - 8

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya
dan realisasinya di daerah tersebut.

NO

TAHUN (dalam ribu rupiah)

SEKTOR

2012

2013

2014

2015

2016

3,272,500

3,009,656

1,105,385

13,092,876

12,374,459

1

Pengembangan Permukiman

2

Penyehatan Lingkungan Permukiman

-

-

60,000

3,420,903

2,530,946

3

Penataan Bangunan dan Lingkungan

3,272,500

-

150,154

-

-

4

Air Minum

-

-

1,320,000

-

-

6,545,000

3,009,656

1,315,539

16,512,779

14,905,405

JUMLAH

Sumber : e-monitoring online 2012 - 2016

Realisasi pendanaan melalui dana APBN Bidang Cipta Karya di Kota Dumai terus
mengalami penurunan. Trend nmenurunnya pendanaan dari sumber APBN ini disebabkan oleh
kurang aktifnya Satgas RPIJM Kota Dumai dalam menyiapkan readiness criteria sebagai syarat
pengusulan kegiatan APBN Bidang Cipta Karya.
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk
mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui
penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah
tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai
prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air
minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan
dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi
digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase)
yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang
diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria
Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga
bisa dianalisis perkembangannya.

Tabel 5.2. Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir
(Dalam Ribu Rupiah)
SEKTOR

TAHUN 2011

TAHUN 2012

TAHUN 2013

TAHUN 2014

TAHUN 2015

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

IV - 9

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
DAK Air Minum

-

-

-

-

4,282,320

DAK Sanitasi

-

-

-

-

767,490

Total

-

-

-

-

5,049,810

5.3.

Alternatif Sumber Pendanaan
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk

menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah
(profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan
bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan
dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah
dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari
perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur
Cipta Karya.
Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di bidang Cipta
Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan, aspek operasi dan aspek sumber daya
manusia. Khusus untuk PDAM, indikator tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui
apakah perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit. PDAM Kota Dumai
dinyatakan sakit berdasarkan hasil audit dari BPP-SPAM tahun 2014.
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah,
maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya
melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi

Costrecovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery.
Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang
Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta PermenPPN
No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR
tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Tabel 5.3. Matriks Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta
Karya Melalui KPS/CSR
No.

AM
PBL

Nama Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

(1)

(2)
-

Biaya Kegiatan
(Dalam Juta
Rupiah)
(3)
-

Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Kelayakan
Finansial
(4)
-

Keterangan

(5)
-

IV - 10

Rencana Terpadu dan Program Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM) Kota Dumai
Tahun 2017 - 2021
No.
Nama Kegiatan

1

(1)
Bangkim
PLP
Tangki Septik Individu

2

Tangki Septik Komunal

3
4

Truk Tinja
Tempat Sampah

D

5

Gerobak Sampah

6
7
8
9

Mobil Pick Up
Alat Angkut Ke TPA
Alat Angkut Ke TPA
Alat Angkut ke TPA

5.4.

Deskripsi Kegiatan
(2)
-

Biaya Kegiatan
(Dalam Juta
Rupiah)
(3)
-

Pembangunan Tangki Septik On Site
Individu
Pembangunan On Site Komunal
(Tangki Septik Komunal)
Pengadaan 1 Unit Truk Tinja
Pengadaan Tempat Sampah terpilah
ditempat fasum / fasos
Pengadaan Gerobak Sampah
bermotor Roda 3
Pengadaan Mobil Pick Up Sampah
Pengadaan Truk Sampah 3 Unit
Pengadaan Kontainer 15 Unit
Pengadaan Armroll 4 unit

Kelayakan
Finansial
(4)
-

Keterangan

(5)
-

3,000
1,000
750
2,000

Tahun 2018
5000 Unit
berlokasi di 7
Kecamatan

450

15 Unit

440
2,100
1,950
3,000

2 Unit

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk

memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM,
maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan
bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Adapun strategi peningkatan investasi
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya meliputi:
1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran;
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan
bidang Cipta Karya;
5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman
yang sudah ada;
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

Bab V – Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

IV - 11